a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter
sebagai poros utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman
satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia
b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di
masa depan dengan keterampilan abad 21
c. Mengembalikan pendidikan karakter melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, komite
sekolah, pengawas, dan dinas) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter
e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM).
6
Rasional
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d. RPJMN 2015-2019
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-
nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
mata pelajaran”
7
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan
lokal bangsa
11
DATA DAN FAKTA
Lingkungan Politik dan Lingkungan Ideologi, Sosbud,
Lingkungan Demografi Hankam, dan Teknologi
Ekonomi
• Populasi 237,64 juta jiwa (BPS, 2010). • Peringkat Indeks Daya Saing Global: 41 • Kekerasan, 1000 kasus sepanjang Tahun
• Jumlah etnis di Indonesia 1340 etnik dari Sabang dari 138 Negara (WEF, 2016) 2016 (KPAI)
sampai Merauke (BPPB, 2016). • Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, • Intoleransi, Radikalisme/Terorisme
• Jumlah sekolah 297.368, Guru 3.439.794, Siswa peringkat ke-88 (Transparency • Separatisme
49.186.235 (PDSPK, 2016). International, 2015), naik dari tahun • Narkoba/Perang Candu, 5,1 juta
• Jumlah siswa TK 4.495.432, SLB 118.079, SD 2014 yang berada di peringkat 107 pengguna, 15.000 meninggal setiap tahun
25.885.053, SMP 10.040.277, SMA 4.312.407 dan • Penduduk miskin 10,86% sebesar 28,01 (BNN, 2016)
SMK 4.334.987 (PDSPK, 2016). juta jiwa (BPS, 2016), turun dari tahun
• Jumlah bahasa daerah 646 dan suku bangsa 1.340 • Pornografi dan Cyber Crime, 1.111 kasus
2015 yang berjumlah 11,22% sebesar tahun 2011-2015 (KPAI), 767 ribu situs
kelompok etnik (BPPB, 2017). 28,59 juta jiwa. Pornografi diblokir Kemenkominfo selama
• Indeks Pembangunan Manusia: 110 (UNDP, 2015) • Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8% - tahun 2016
• Keberagaman kondisi sekolah 5,18% (BBC, 2016) • Penyimpangan Seksual, 119 komunitas
Akreditasi A B C Belum • Indeks Kebahagiaan: survei BPS tahun LGBT di Indonesia (UNDP, 2014)
2014 sebesar 68,28 pada skala 0-100, • Krisis Kepribadian Bangsa dan
SD 15,5% 50,2% 15,5% 18,9% Indeks Kebahagiaan Dunia peringkat 79 Melemahnya Kehidupan Berbangsa dan
dari 157 negara (PBB, 2016). Bernegara
SMP 25,3% 32,5% 11,9% 30,3%
4
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN
Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Membangun pendidikan kewarganegaraan
(sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara dan budi pekerti)
Penataan kembali kurikulum pendidikan
nasional
Mengevaluasi model penyeragaman dalam
sistem pendidikan nasional
Jaminan hidup yang memadai bagi para guru
khususnya di daerah terpencil
Memperbesar akses warga miskin untuk
mendapatkan pendidikan
“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
13
IMPLEMENTASI KONSEP PPK
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS KELUARAN
1. Struktur Program Integrasi dalam mata pelajaran Pembentukan individu yang memiliki
Jenjang dan Kelas Optimalisasi muatan lokal karakter (Generasi Emas 2045) dengan
Ekosistem Sekolah Manajemen kelas dibekali keterampilan abad 21
Penguatan kapasitas guru
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
HASIL
BUDAYA SEKOLAH
2. Struktur Kurikulum Olah pikir: Individu yang memiliki
Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko- keunggulan akademis sebagai hasil
sekolah
kurikuler pembelajaran dan pembelajar sepanjang
Keteladanan pendidik
PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler hayat
Ekosistem sekolah
PPK melalui kegiatan non-kurikuler Olah hati: Individu yang memiliki
Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
kerohanian mendalam, beriman dan
3. Struktur Kegiatan PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT bertakwa
Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di Orang tua Olah rasa dan karsa: Individu yang
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi Komite Sekolah memiliki integritas moral, rasa
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara Dunia usaha berkesenian dan berkebudayaan
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah Akademisi, pegiat pendidikan Olah raga: Individu yang sehat dan
raga) Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra mampu berpartisipasi aktif sebagai
Pemerintah & Pemda warga negara
PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemenkopolhukam, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab
14
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Struktur Program
Jenjang dan Kelas
Ekosistem Sekolah
Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-kurikuler
PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan
Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
Integrasi dalam mata pelajaran
Optimalisasi muatan lokal
Manajemen kelas
Pemilihan dan penggunaan metode inovatif
Penilaian autentik
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH
Visi, Nilai-Nilai (Core Values), Branding Sekolah
Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
Keteladanan pendidik
Ekosistem sekolah
Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
Mobilisasi
Komite Sekolah Mediasi Pengawasan
Sumber Daya
Advokasi ABK/
Akademisi/Pegiat Kelompok
Partisipasi Literasi Program Inovasi
Pendidikan Marjinal
HASIL
Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat
Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa
Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian
dan berkebudayaan
Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga
negara
SISTEM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
INTRA
KURIKULER
Olah Olah
Raga Pikir
(Literasi)
ESKTRA
(Kinestetika) Character
KO -KURIKULER
KURIKULER
1 2 3
Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan Penguatan Nilai-Nilai Karakter Membangun Generasi Emas 2045
dengan Intrakurikuler, dengan dibekali Keterampilan
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Abad 21
Nonkurikuler di Sekolah
Input: Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan dengan Intrakurikuler,
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Nonkurikuler di Sekolah
1. Intra-kurikuler:
• Seluruh Mata Pelajaran.
2. Ko-Kurikuler:
• Studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman
budaya, madrasah diniyyah, komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
• Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Olah Raga, dsb.
4. Non-Kurikuler:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah, Membaca Buku, Berdoa
Bersama, Membersihkan Lingkungan, Latihan Memimpin di Kelas
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Variasi Metode Pembelajaran:
Metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning)
Metode pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
Religius Metode pembelajaran melalui penemuan/
Jujur
pencarian/penelitian (inquiry/discovery learning)
Dsb
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
(Etika)
Mandiri Religius
Olah Hati Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
(Kinestetika) (Literasi) Cinta Tanah Air Integritas Nasionalis
Olah
Raga
Olah
Pikir
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Nilai
Cinta Damai Utama
Gemar Membaca
(Estetika) Peduli Lingkungan
Olah Karsa Peduli Sosial Gotong Mandiri
Tanggung Jawab Royong
*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah21
Nilai-nilai Karakter
INTERCONNECTED
Olah Hati
Olah
Olah Raga
Pikir
Olah Karsa
Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa ingin tahu
Semangat
Kebangsaan
Cinta tanah air
Menghargai prestasi
Bersahabat/komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Gemar Menulis
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung jawab
Dan Lain Lain
Sumber: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010
Nasionalis
Mandiri
Nilai Religius
Utama
Gotong Integritas
Royong
OUTPUT: GENERASI EMAS 2045
YANG DIBEKALI KETERAMPILAN ABAD 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa
1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks
Menghargai religiusitas dan Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai Persatuan Indonesia dengan
keberagaman (Yayasan Sultan mandiri, kerja keras dan gotong mencintai dan menghormati
Iskandar Muda, Medan) royong. keberagaman budaya di Indonesia.
Upacara
Ujian bendera setiap
sebagai hari Senin di
pembiasaan sekolah menjadi
nilai-nilai salah satu
integritas. aktualisasi
nilai-nilai
nasionalisme.
Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara, Tempo
27
MANFAAT DAN IMPLIKASI
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing 1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah dan partisipasi
siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, masyarakat
kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar 2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan
sekolah dengan pengawasan guru non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan
komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains,
serta keagamaan
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan 3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala
kewajiban jam mengajar Guru sebagai inspirator PPK Sekolah/Guru dan pelatihan secara berkelanjutan
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong 4. Dukungan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite
sekolah dan partisipasi masyarakat Sekolah dalam penyiapan prasarana/sarana belajar (misal:
pengadaan buku, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi
(lima) hari infrastruktur dan keberagaman kultural daerah/wilayah
6. Mengembalikan evaluasi pembelajaran siswa menjadi hak dan 6. Kajian Pelaksanaan moratorium Ujian Nasional (UN)
wewenang guru baik secara pribadi maupun kolektif
7. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat 7. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik
pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya yang transparan dan akuntabel
28
KONSEP PELATIHAN PPK Isi Modul Pelatihan Fasilitator:
1. Penguatan Konsep PPK
Fasilitator 2. Manajemen Pelatihan
3. Praktek Adaptasi Pelatihan
4. Peer Training
380 Guru SD
542 Kepala SD dan SMP 42 Pengawas
dan SMP SD dan SMP
6000 Calon GGD
Implementasi
Mandiri dan Bertahap
Uji Coba 2 Tahun 2017 Tahun 2018
Sekolah Rintisan SD dan SMP SD dan SMP
Tahun 2016 dari 34 Provinsi dari 34 Provinsi
SD dan SMP dari 34 Jumlah = 9.830 sekolah Jumlah = 90.000 sekolah
Provinsi
Jumlah = 542 Sekolah
Dukungan Daerah
Kota Malang Kab. Bandung
Kab. Banyuwangi Kab. Purwakarta
Kab. Siak Kab. Pemalang
Kab. Lamongan Kab. Bantaeng
Prov. NTB (6 Kabupaten)
KONKLUSI
32
REKOMENDASI
Terima Kasih
foto: anakbersinar.com