Anda di halaman 1dari 36

Penguatan Pendidikan Karakter

Dra. Arba’iyah Yusuf, MA


Ketua Majelis Dikdasmen PWM
Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Jawa Timur
Tim PPK Kemendikbud RI
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya
Disampaikan pada Pelatihan PPK
FAKTA

KENAPA SISWA LEBIH SERING MENYONTEK SAAT ULANGAN?


KARENA DI DALAM PENDIDIKAN, NILAI LEBIH DIHARGAI DARI PADA
KEJUJURAN
(Tulisan Pelajar)

BERPRESTASI ITU PENTING


JUJUR LEBIH UTAMA (pesan Mendikbud pada UNBK 2017)
LATAR BELAKANG

KECENDERUNGAN URGENSI PENGUATAN


DEFINISI PPK
GLOBAL PENDIDIKAN KARAKTER

• BERLANGSUNGNYA • PEMBANGUNAN SDM GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH


REVOLUSI DIGITAL SEBAGAI FONDASI UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER
PEMBANGUNAN BANGSA SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH
HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK),
• PERUBAHAN PERADABAN • GENERASI EMAS 2045 YANG OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH
MASYARAKAT DIBEKALI KETERAMPILAN RAGA (KINESTETIK) DENGAN
ABAD 21 DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK DAN
• KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH,
• SEMAKIN TEGASNYA MENGHADAPI KONDISI
FENOMENA ABAD KREATIF DEGRADASI MORAL, ETIKA, KELUARGA, DAN MASYARAKAT YANG
DAN BUDI PEKERTI MERUPAKAN BAGIAN DARI GERAKAN
NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM)
KARAKTER
CIRI KHAS SESEORANG ATAU SEKOLOMPOK ORANG YANG
MENGACU PADA SERANGKAIAN SIKAP, PERILAKU, MOTIVASI
DAN KETERAMPILAN SEBAGAI MANIFESTASI DARI NILAI,
KEMAMPUAN, KAPASITAS MORAL, DAN KETEGARAN DALAM
MENGHADAPI KESULITAN DAN TANTANGAN.

KARAKTER MENGANDUNG NILAI-NILAI YANG KHAS BAIK


(TAHU NILAI KEBAIKAN, MAU BERBUAT BAIK, NYATA
BERKEHIDUPAN BAIK DAN BERDAMPAK BAIK TERHADAP
LINGKUNGAN) YANG TERPATERI DALAM DIRI DAN
TERJEWANTAHKAN DALAM PERILAKU.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

PROSES PEMBENTUKAN, TRANFORMASI, TRANSMISI,


DAN MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK DIDIK AGAR
BERPIKIR BAIK, BERHATI BAIK, BERPERILAKU BAIK
SESUAI DENGAN FALSAFAH HIDUP PANCASILA.

BERFUNGSI MEMILAH BUDAYA BANGSA SENDIRI DAN


MENYARING BUDAYA LAIN YANG TIDAK SESUAI
DENGAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER
BANGSA YANG BERMARTABAT.
TUJUAN

a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter
sebagai poros utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman
satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia

b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di
masa depan dengan keterampilan abad 21

c. Mengembalikan pendidikan karakter melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)

d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, komite
sekolah, pengawas, dan dinas) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter

e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah

f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM).

6
Rasional
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

b. Agenda Nawacita No. 8


Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian
dari revolusi mental.

c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.

d. RPJMN 2015-2019
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-
nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
mata pelajaran”

e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045


yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.

f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.

7
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS

Pasal 3 ayat (1)


Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Pasal 3 ayat (2)


Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Sikap Spiritual
Esa
berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis
Sikap Sosial
serta bertanggung jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif

.... memanusiakan manusia ......


Jalur-Jalur Pendidikan Menurut UU No 20
Tahun 2003 tentang SISDIKNAS

Pasal 13 ayat (1)

Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal,


nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya.
Tantangan Pendidikan

a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis


melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)

b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak


antara sekolah, orang tua dan masyarakat

d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan
lokal bangsa

e. Terbatasnya pendampingan orang tua


Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya

f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur


Keterbatasan prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai,
dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.

11
DATA DAN FAKTA
Lingkungan Politik dan Lingkungan Ideologi, Sosbud,
Lingkungan Demografi Hankam, dan Teknologi
Ekonomi

• Populasi 237,64 juta jiwa (BPS, 2010). • Peringkat Indeks Daya Saing Global: 41 • Kekerasan, 1000 kasus sepanjang Tahun
• Jumlah etnis di Indonesia 1340 etnik dari Sabang dari 138 Negara (WEF, 2016) 2016 (KPAI)
sampai Merauke (BPPB, 2016). • Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, • Intoleransi, Radikalisme/Terorisme
• Jumlah sekolah 297.368, Guru 3.439.794, Siswa peringkat ke-88 (Transparency • Separatisme
49.186.235 (PDSPK, 2016). International, 2015), naik dari tahun • Narkoba/Perang Candu, 5,1 juta
• Jumlah siswa TK 4.495.432, SLB 118.079, SD 2014 yang berada di peringkat 107 pengguna, 15.000 meninggal setiap tahun
25.885.053, SMP 10.040.277, SMA 4.312.407 dan • Penduduk miskin 10,86% sebesar 28,01 (BNN, 2016)
SMK 4.334.987 (PDSPK, 2016). juta jiwa (BPS, 2016), turun dari tahun
• Jumlah bahasa daerah 646 dan suku bangsa 1.340 • Pornografi dan Cyber Crime, 1.111 kasus
2015 yang berjumlah 11,22% sebesar tahun 2011-2015 (KPAI), 767 ribu situs
kelompok etnik (BPPB, 2017). 28,59 juta jiwa. Pornografi diblokir Kemenkominfo selama
• Indeks Pembangunan Manusia: 110 (UNDP, 2015) • Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8% - tahun 2016
• Keberagaman kondisi sekolah 5,18% (BBC, 2016) • Penyimpangan Seksual, 119 komunitas
Akreditasi A B C Belum • Indeks Kebahagiaan: survei BPS tahun LGBT di Indonesia (UNDP, 2014)
2014 sebesar 68,28 pada skala 0-100, • Krisis Kepribadian Bangsa dan
SD 15,5% 50,2% 15,5% 18,9% Indeks Kebahagiaan Dunia peringkat 79 Melemahnya Kehidupan Berbangsa dan
dari 157 negara (PBB, 2016). Bernegara
SMP 25,3% 32,5% 11,9% 30,3%
4
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
 Membangun pendidikan kewarganegaraan
(sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara dan budi pekerti)
 Penataan kembali kurikulum pendidikan
nasional
 Mengevaluasi model penyeragaman dalam
sistem pendidikan nasional
 Jaminan hidup yang memadai bagi para guru
khususnya di daerah terpencil
 Memperbesar akses warga miskin untuk
mendapatkan pendidikan

“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
13
IMPLEMENTASI KONSEP PPK
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS KELUARAN
1. Struktur Program  Integrasi dalam mata pelajaran Pembentukan individu yang memiliki
 Jenjang dan Kelas  Optimalisasi muatan lokal karakter (Generasi Emas 2045) dengan
 Ekosistem Sekolah  Manajemen kelas dibekali keterampilan abad 21
 Penguatan kapasitas guru
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
HASIL
BUDAYA SEKOLAH
2. Struktur Kurikulum  Olah pikir: Individu yang memiliki
 Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
 PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko- keunggulan akademis sebagai hasil
sekolah
kurikuler pembelajaran dan pembelajar sepanjang
 Keteladanan pendidik
 PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler hayat
 Ekosistem sekolah
 PPK melalui kegiatan non-kurikuler  Olah hati: Individu yang memiliki
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
kerohanian mendalam, beriman dan
3. Struktur Kegiatan PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT bertakwa
 Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di  Orang tua  Olah rasa dan karsa: Individu yang
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi  Komite Sekolah memiliki integritas moral, rasa
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara  Dunia usaha berkesenian dan berkebudayaan
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah  Akademisi, pegiat pendidikan  Olah raga: Individu yang sehat dan
raga)  Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra mampu berpartisipasi aktif sebagai
 Pemerintah & Pemda warga negara

PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemenkopolhukam, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab

14
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

1. Struktur Program
Jenjang dan Kelas
Ekosistem Sekolah
Penguatan kapasitas guru

2. Struktur Kurikulum
PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-kurikuler
PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
PPK melalui kegiatan non-kurikuler

3. Struktur Kegiatan
Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
 Integrasi dalam mata pelajaran
 Optimalisasi muatan lokal
 Manajemen kelas
 Pemilihan dan penggunaan metode inovatif
 Penilaian autentik
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH
 Visi, Nilai-Nilai (Core Values), Branding Sekolah
 Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
 Keteladanan pendidik
 Ekosistem sekolah
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT


 Orang tua
 Komite Sekolah
 Dunia usaha
 Akademisi, pegiat pendidikan
 Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra
 Pemerintah & Pemda
PELIBATAN PUBLIK
Berbagi
Orang Tua Komunikasi Komitmen Konsisten Finansial
Pengetahuan

Mobilisasi
Komite Sekolah Mediasi Pengawasan
Sumber Daya

Dunia Usaha CSR Sumber Belajar Media Massa

Advokasi ABK/
Akademisi/Pegiat Kelompok
Partisipasi Literasi Program Inovasi
Pendidikan Marjinal

Pelaku Seni & Komunitas


Sumber Belajar Taman Budaya Sanggar Seni Museum
Budaya Bahasa

Pemerintah & Kolaborasi Kolaborasi Kemdagri Kemenkes, Kemenkopolhuka Pemprov/Kota/Ka


Pemda sumber daya: Sumber Daya Kemenag Kemenhan m, TNI/Polri b
KELUARAN
Pembentukan individu yang memiliki karakter (Generasi Emas 2045) dengan
dibekali keterampilan abad 21

HASIL
Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat
Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa
Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian
dan berkebudayaan
Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga
negara
SISTEM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Input Process Output


Olah Hati
NON (Etika)
KURIKULER

INTRA
KURIKULER
Olah Olah
Raga Pikir
(Literasi)
ESKTRA
(Kinestetika) Character
KO -KURIKULER
KURIKULER

MASYARAKAT Olah Karsa


(Estetika)

1 2 3
Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan Penguatan Nilai-Nilai Karakter Membangun Generasi Emas 2045
dengan Intrakurikuler, dengan dibekali Keterampilan
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Abad 21
Nonkurikuler di Sekolah
Input: Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan dengan Intrakurikuler,
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Nonkurikuler di Sekolah

1. Intra-kurikuler:
• Seluruh Mata Pelajaran.
2. Ko-Kurikuler:
• Studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman
budaya, madrasah diniyyah, komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
• Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Olah Raga, dsb.
4. Non-Kurikuler:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah, Membaca Buku, Berdoa
Bersama, Membersihkan Lingkungan, Latihan Memimpin di Kelas
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Variasi Metode Pembelajaran:
 Metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning)
 Metode pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
Religius  Metode pembelajaran melalui penemuan/
Jujur 
pencarian/penelitian (inquiry/discovery learning)
Dsb
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
(Etika)
Mandiri Religius
Olah Hati Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
(Kinestetika) (Literasi) Cinta Tanah Air Integritas Nasionalis
Olah
Raga
Olah
Pikir
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Nilai
Cinta Damai Utama
Gemar Membaca
(Estetika) Peduli Lingkungan
Olah Karsa Peduli Sosial Gotong Mandiri
Tanggung Jawab Royong

Filosofi Pendidikan Karakter (dan lain-lain)


Ki Hajar Dewantara Kristalisasi Nilai-Nilai

*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah21
Nilai-nilai Karakter
INTERCONNECTED

Olah Hati

Olah
Olah Raga
Pikir

Olah Karsa
Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa ingin tahu
Semangat
Kebangsaan
Cinta tanah air
Menghargai prestasi
Bersahabat/komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Gemar Menulis
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung jawab
Dan Lain Lain
Sumber: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010
Nasionalis

Mandiri
Nilai Religius
Utama
Gotong Integritas
Royong
OUTPUT: GENERASI EMAS 2045
YANG DIBEKALI KETERAMPILAN ABAD 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa

1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks

• Religius • Literasi baca tulis • Berpikir kritis


• Nasionalis • Literasi berhitung • Kreativitas
• Mandiri • Literasi sains • Komunikasi
• Integritas • Literasi teknologi • Kolaborasi
• Gotong royong informasi dan
komunikasi
• Toleransi
• Literasi finansial
• Tanggungjawab
• Literasi budaya dan
• Kreatif
kewarganegaraan
• Peduli lingkungan

Sumber: Kemendikbud 2016


SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Penguatan Nilai Utama:
Waktu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya,
Lagu Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi.

Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan PPK


Kegiatan Belajar – Mengajar bersama orang tua:
Waktu Interaksi dengan
Belajar* orang tua dan
lingkungan /
sesama
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian,
Bahasa, Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah 26
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK

Menghargai religiusitas dan Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai Persatuan Indonesia dengan
keberagaman (Yayasan Sultan mandiri, kerja keras dan gotong mencintai dan menghormati
Iskandar Muda, Medan) royong. keberagaman budaya di Indonesia.

Upacara
Ujian bendera setiap
sebagai hari Senin di
pembiasaan sekolah menjadi
nilai-nilai salah satu
integritas. aktualisasi
nilai-nilai
nasionalisme.
Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara, Tempo
27
MANFAAT DAN IMPLIKASI
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing 1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah dan partisipasi
siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, masyarakat
kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar 2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan
sekolah dengan pengawasan guru non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan
komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains,
serta keagamaan
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan 3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala
kewajiban jam mengajar Guru sebagai inspirator PPK Sekolah/Guru dan pelatihan secara berkelanjutan

4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong 4. Dukungan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite
sekolah dan partisipasi masyarakat Sekolah dalam penyiapan prasarana/sarana belajar (misal:
pengadaan buku, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi
(lima) hari infrastruktur dan keberagaman kultural daerah/wilayah

6. Mengembalikan evaluasi pembelajaran siswa menjadi hak dan 6. Kajian Pelaksanaan moratorium Ujian Nasional (UN)
wewenang guru baik secara pribadi maupun kolektif

7. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat 7. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik
pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya yang transparan dan akuntabel

28
KONSEP PELATIHAN PPK Isi Modul Pelatihan Fasilitator:
1. Penguatan Konsep PPK
Fasilitator 2. Manajemen Pelatihan
3. Praktek Adaptasi Pelatihan
4. Peer Training

Implementasi nilai 4 Dimensi Pengembangan


pengembangan kapasitas pelaku PPK Isi Modul PPK
GNRM
1. Kebijakan & Konsep
 Religius Dasar PPK
 Nasionalis  Olah raga  Kepala Sekolah
2. Kepemimpinan dan
 Olah pikir  Guru
Tujuan PPK  Mandiri  Komite Sekolah Manajemen Sekolah
 Gotong royong  Olah rasa  Orang tua
 Olah hati 3. PPK Berbasis Kelas
 Integritas 4. PPK Berbasis
Budaya Sekolah
5. PPK Berbasis
Masyarakat
6. Assesment, Monitor
 Pelatihan langsung (on site)
dan Evaluasi PPK
 Pendampingan langsung
7. Desain Rencana
 Penyediaan sumber-sumber pelatihan di Metode Pelatihan
Tindak Lanjut (RTL)
dunia maya, modul pelatihan, video
pembelajaran, dll (dalam jaringan/daring)
Sosialisasi Tahun 2016 – Sudah dilakukan

380 Guru SD
542 Kepala SD dan SMP 42 Pengawas
dan SMP SD dan SMP
6000 Calon GGD

42 Komite 42 Kepala Dinas


Sekolah Pendidikan

*Pemilihan sekolah rintisan mempertimbangkan keberagaman sekolah dari perkotaan, sub-perkotaan,


sampai daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal)
PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK

Implementasi
Mandiri dan Bertahap
Uji Coba 2 Tahun 2017 Tahun 2018
Sekolah Rintisan SD dan SMP SD dan SMP
Tahun 2016 dari 34 Provinsi dari 34 Provinsi
SD dan SMP dari 34 Jumlah = 9.830 sekolah Jumlah = 90.000 sekolah
Provinsi
Jumlah = 542 Sekolah
Dukungan Daerah
 Kota Malang  Kab. Bandung
 Kab. Banyuwangi  Kab. Purwakarta
 Kab. Siak  Kab. Pemalang
 Kab. Lamongan  Kab. Bantaeng
 Prov. NTB (6 Kabupaten)
KONKLUSI

1. Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan


Terwujudnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fondasi utama dari pembangunan karakter bangsa dan merupakan
transformasi dari penanaman nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan, utamanya melalui aspek keteladanan Kepala Sekolah,
Guru, Orang Tua, dan seluruh figur penyelenggara pendidikan serta tokoh-tokoh masyarakat.

2. Pembangunan Karakter merupakan Kewajiban Bersama


Terselenggaranya pembangunan karakter bangsa sebagai kewajiban seluruh Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah,
Perguruan Tinggi, Pelaku Bisnis dan masyarakat/ komunitas, agar segenap sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan seluas-
luasnya untuk kepentingan pendidikan karakter.

3. Dukungan Komitmen dan Regulasi Gerakan PPK


Terwujudnya komitmen dan dukungan regulasi terkait dengan: a) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai Manager;
b) Revitalisasi kewajiban 8 jam guru di sekolah; c) Implementasi Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
sebagai badan gotong royong dan partisipasi masyarakat; d) Kegiatan pembelajaran 5 hari; e) Penguatan dan perluasan kegiatan
di sekolah dan luar sekolah (seni budaya, keagamaan, ekstra dan kokurikuler, literasi).

4. Memperhatikan Keberagaman dan Tingkat Kesenjangan


Tercapainya tahapan pelaksanaan PPK sesuai dengan keberagaman dan tingkat kesenjangan setiap satuan pendidikan yaitu di
perkotaan, sub-perkotaan, sampai daerah 3T dengan mempertimbangkan keterbatasan prasarana dan sarana sekolah, serta
aksesibilitas ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut).

32
REKOMENDASI

• Mengembangkan MODEL KOLABORATIF atau MODEL


INTEGRATIF sesuai dengan potensi sekolah dan
ekosisitem yang dimiliki
• Dukungan dan Keteladanan Kepala Sekolah dan Guru
• Komitmen dan konsistensi Pimpinan Pemda
• Sistem Rentang Kendali Pelaksanaan PPK
• Pemberian penghargaan dan penegakan sanksi
• Kolaborasi ekosistem pendidikan dan pelibatan publik
• Referensi praktik-praktik baik di sekolah
STRATEGI UMUM

• Memantapkan organisasi Sekolah sebagai Satuan


Pendidikan : branding sekolah, menyatukan berbagai
jalur pendidikan
• Memperkuat Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah
• Memperkuat Kompetensi Guru dalam Pembelajaran di
kelas (PPK berbasis Kelas)
• Memperkuat Komite Sekolah dan Masyarakat (komite,
alumni, masyarakat, orang tua, dll)
Guru yang baik bagaikan petani.
Mereka menyiapkan bahan
dan lahan belajar di kelas,
memelihara bibit penerus bangsa,
menyirami mereka dengan ilmu,
dan memupuk jiwa mereka
dengan karakter yang luhur.
Guru yang ikhlas adalah petani
yang mencetak peradaban.

Ahmad Fuadi, Sastrawan


Kuatkan Karakter Bangsa
Raihlah Kebahagiaan...
Menuju Generasi Emas 2045

Terima Kasih
foto: anakbersinar.com

Anda mungkin juga menyukai