Anda di halaman 1dari 15

Pemikiran khd yang

dapat

diimplementasikan

pada konteks lokal

sosial budaya

Diskusi Kelompok B1
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Fasilitator :
Cece Sutia

Pengajar Praktik :
Restu Resminda
Anggota kelompok kami

1. Budi arifin
2. dwi reza suazian
3. Slamet al matra
4. irfan rifani
5. yani
6. nia kusmiati
7. dea adelina dzakiyyah
Diskusi Keompok kami...
Apa kekuatan konteks sosio-

kultural di daerah yang sejalan

dengan pemikiran khd?


Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga

dapat mencapai titik keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya.
Pendidik ibarat petani yang menanam padi
Pendidikan berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh

kembang anak
Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak

terpisahkan. Untuk mencapai kebudayaan yang dicita-citakan

pondasi utama adalah pendidikan.


Agar kehidupan bisa bahagia dan tentram kita bersama

dengan masyarakat lainnya tentu memiliki nilai-nilai

kehidupan yang selalu dijaga dan dilestarikan. Nilai! -

nilai ini terwujud dalam bagaimana cara kita biasanya

menjalankan kehidupan baik dalam masyarakat,

dengan keluarga, ataupun dengan peserta didik. Nilai-

nilai atau kebiasaan hidup di daerah kita inilah

kemudian dinamakan dengan konteks sosio -kultural.


Konteks sosio-kultural di daerah

kecamatan garut kota yang sejalan

dengan pemikiran khd


FILOSOFI KHD KONTEKS DAERAH
Dalam melakukan pembaharuan
Penanaman karakter sebagai masyarakat

yang terpadu, hendaknya selalu


sunda yang memiliki adat ketimuran yang

diingat bahwa segala kepentingan


kuat serta beriman dan

menumbuhkembangkan kembali rasa cinta

peserta didik, baik mengenai hidup

terhadap budaya-budaya daerah melalui

diri pribadinya maupun hidup

kegiatan terintegrasi dalam pembelajaran

kemasyarakatannya jangan

maupun kurikuler, seperti : gerakan senyum,

sampai meninggalkan segala


sapa, dan salam, gerakan embun pagi,

kepentingan yang berhubungan


kegiatan shalat dluha berjama'ah, operasi

dengan kodrat keadaan, baik pada


bersih, ekskul aksara sunda, pupu, dan

alam maupun zaman. karawitan, bela diri, dan melukis batik.


Di daerah kami secara konteks sosial kultural teraktulisasi dalam

kegiatan berikut ini :

Embun

Pagi

Shalat Dluha

Berjama'ah
Di daerah kami secara konteks sosial kultural teraktulisasi dalam

kegiatan berikut ini :

Karawitan

Ekskul

Aksara Sunda
Di daerah kami secara konteks sosial kultural teraktulisasi dalam

kegiatan berikut ini :

Operasi

Bersih

Ekskul Pupuh
Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran khd

RELIGI NASIONALISME

GOTONG
BUDI
TANGGUNG

KEJUJURAN

ROYONG PEKERTI JAWAB


Bagaimana pemikiran khd dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai

luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan

karakter murid sebagai individu dan anggota masyarakat pada konteks

lokal sosial budaya di daerah?

1. Nilai Moral : Kegiatan embun pagi merupakan cerminan sikap yang

menunjukkan karakter baik terutama sikap hormat seorang yang usia lebih

muda kepada yang lebih tua.


2. Nilai Religi : kegiatan shalat dluha berjama'ah merupakan salah satu sikap yang

mencerminak ketakwaan kepasa Tuhan YME


3. Nilai Budaya : Ekskul Pupu, Aksara Sunda, Karawitan, Pencak silat merupakan

kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Sunda sehingga perlu dilestarikan.


4. Nilai Edukasi : Beberapa kegiatan tersebut mengandung nilai pendidikan yang

bermanfaat bagi peserta didik.


Bagaimana pemikiran khd dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai

luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan

karakter murid sebagai individu dan anggota masyarakat pada konteks

lokal sosial budaya di daerah?

Kegiatan-kegiatan tersebut sangat relevan dengan pemikiran KHD jika

dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah yang

akan menjadi sebuah penguatan karakter terhadap peserta didik sebagai

individu dan sebagai warga masyarakat dalam membentuk sikap positif

dan lakunya, sehingga dengan pendidikan yang holistik dan seimbang

akan menyimpulkan kesempurnaan budi pekerti yang membawa peserta

didik pada kebijaksanaan. Karakter luhur suatu daerah menjadikan

sebuah budaya dalam tumbuh kembangnya peserta didik secara

seimbang dalam menghadapi kodrat zaman.


Suatu kekuatan pemikiran khd yang menebalkan laku

murid di kelas atau sekolah sesuai dengan konteks lokal

sosial budaya di daerah yang dapat diterapkan


Dari sekian banyak pemikiran KHD kelompok kami menyepakati

satu pemikiran KHD yang mempunyai kekuatan untuk menebalkan

laku murid di kelas yaitu pemikiran tentang " PENDIDIKAN ADALAH

MENUNTUN" . Menuntun siswa sesuai kodratnya tanpa paksaan

dengan diwujudkan dalam Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo

Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Dengan menebalkan tingkah laku

sesuai konteksnya diharapkan mampu membentuk karakter siswa

dan menghindari munculnya jiwa-jiwa negatif.


Terima kasih

Salam bahagia

Anda mungkin juga menyukai