ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana budaya sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai
pancasila di era kewarganegaraan digital. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan. Sumber data di dapat dari dokumen yang sesuai dengan variabel berupa surat kabar, buku,
prasasti, majalah, agenda dan sebagainya selanjutnya data yang didapat dianalisis dan digeneralisasikan
dengan menggunakan kajian teori yang relevan. Hasil penelitian kewarganegaraan digital sebagai praktik
dalam berprilaku saling menghormati dan toleran terhadap orang lain dengan meningkatkan pengawasan
dari masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan yang dituangkan kedalam budaya sekolah.
Kata kunci: budaya sekolah; nilai-nilai pancasila; kewarganegaraan digital
ABSTRACT
The purpose of this study is to study how school culture applies the values of Pancasila in the era of digital citizenship.
The data collection technique used is library research. Sources of data can be obtained from documents that correspond to
variables consisting of newspapers, books, inscriptions, magazines, agendas and further data obtained and generalized
using relevant theoretical studies. The results of digital citizenship research as practices in behaving mutually respectful
and tolerant of others by increasing surveillance from the community. This is in accordance with the values contained in
Pancasila, namely the value of God, the value of assessment, the value of unity, the value of society, and the value of justice
as outlined in the school culture.
Keywords: school culture, implementation, Pancasila values, digital citizenship
Copyright ©2018Universitas Ahmad Dahlan, All Right Reserved
http://journal.uad.ac.id/index.php/citizenship
Dwi Anggi Wulandari. Budaya sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di era kewarganegaraan digital
Implementasi nilai-nilai Pancasila dapat kita Dalam artikel ini penulis menjelaskan budaya
jumpai dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. pancasila di era kewarganegaraan digital. Artikel
Khusus di dalam dunia pendidikan nilai-nilai ini ditulis dengan berbagai literasi sebagai acuan
Pancasila banyak di terapkan di lingkungan dan bahan pustaka.
sekolah. Sekolah merupakan tempat belajar dan
mengajar bagi peserta didik. Menurut Kompri METODE
(2015, hal. 28) sekolah merupakan organisasi yang
dirancang untuk memberikan kontribusi Metode yang digunakan dalam artikel ini
peningkatan kualitas hidup masyarakat serta menggunakan jenis penelitian library research
mampu mendidik peserta didik secara optimal. (penelitian kepustakaan). Sumber data di dapat
Peran sekolah selain untuk mempersiapkan peserta dari dokumen yang sesuai dengan variabel berupa
didik di dalam kehidupannya, sekolah merupakan surat kabar, buku, prasasti, majalah, agenda dan
cerminan dari kehidupan masyarakat yang tidak sebagainya selanjutnya data yang didapat
terlepas dari kenyataan-kenyataan di dalam dianalisis dan digeneralisasikan dengan
masyarakat, sebagai evaluator kondisi masyarakat, menggunakan kajian teori yang relevan (Mahmud,
dan sebagai lingkungan pengganti keluarga dan 2011).
pendidik. Setiap sekolah memiliki aturannya dan
budaya sekolah masing-masing dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
melaksanakan tugas belajar dan mengajar.
Budaya sekolah bersifat dinamis dimana
Budaya sekolah merupakan nilai-nilai,
nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi serta kebiasaan-
kepercayaan, dan tindakan sebagai hasil dari
kebiasaan yang ada dalam kondisi sekolah
keputusan dan kesepakatan bersama yang
merupakan gabungan dari seluruh warga sekolah
dituangkan menjadi komitmen seluruh anggota
yang memiliki latar belakang kehidupan sosial
untuk dilaksanakan dengan konsisten dan
yang berbeda serta berinteraksi secara
konsekuen. Budaya sekolah identik sebagai ciri
berkelanjutan dengan membentuk sistem nilai
khas atau karakteristik sekolah melalui nilai, sikap,
yang menjadi milik bersama di sekolah. Menurut
kebiasaan, dan tindakan yang ditunjukan oleh
Zamroni (2013), pentingnya sekolah mempunyai
seluruh warga sekolah yang membentuk kesatuan
budaya. Sekolah sebagai suatu organisasi harus
dari sistem sekolah (Komariah & Triatna, 2016,
memiliki: 1) kemampuan untuk hidup,
hal. 102). Budaya sekolah secara tidak langsung
beradaptasi, tumbuh berkembang dengan berbagai
membatu menerapakan nilai-nilai yang
lingkungan yang ada dan 2) integrasi internal yang
terkandung dalam Pancasila pada saat ini dimana
memungkinkan sekolah untuk menghasilkan
teknologi semakin berkembang.
individu yang memiliki sifat positif. Budaya
Pengaruh globalisasi saat ini telah sekolah harus memiliki pola asumsi dasar yang
memberikan banyak warna pada kehidupan mendalam, kebiasaan, sejarah sekolah, dan cara
masyarakat dengan adanya kemajuan teknologi. dalam menyelesaikan masalah di sekolah.
Kemajuan teknologi tidak dapat dipisahkan dalam
Budaya sekolah mencerminkan sikap dan
budaya dan peradaban manusia. Kemajuan
perilaku yang berkembang di lingkungan sekolah
teknologi memberikan dampak negatif dan positif.
serta berfungsi dalam membangun karakter atau
Dampak negatif berupa perilaku manusia yang
pribadi peserta didik di era kewarganegaraan
menyimpang dari nilai-nilai, norma, dan moral.
digital tanpa melupakan nilai-nilai Pancasila.
Perlunya pengarahan kepada peserta didik akan
Menurut Sudrajat (2011), terdapat tiga budaya
kewarganegaraan digital. Kewarganegaraan
yang perlu dikembangkan di sekolah yaitu kultur
digital untuk memperluas pemahaman tentang
akademik, kultur sosial budaya, dan kultur
pentingnya kewarganegaraan global yang efektif
demokratis yang menjadi prioritas dalam
berupa akses yang adil, kesadaran global,
lingkungan sekolah. Pertama, kultur akademik
pemahaman budaya, dan penggunaan teknologi
memiliki ciri pada setiap keputusan dan kebijakan
yang aman, sehat, legal, etis dan bertanggung
didukung atas dasar akademik yang kuat merujuk
jawab kedalam dasar-dasar permodelan dan
pada teori dan dasar hukum yang teruji. Warga
mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum
sekolah selalu menggunakan teori dalam berpikit
(Armfield & Blocher, 2019). Guru memiliki peran
bertindak serta bersikap dalam aktivitas sehari-hari
penting dalam menjelaskan peranan
dengan memiliki ciri-ciri bersifat kritis, analitis,
kewarganegaraan digital pada peserta didik agar
kreatif, objektif, terbuka dalam menerima kritik,
tidak menyalah gunakan kemajuan teknologi.
disiplin waktu, dinamis, dan berorientasi pada
Menurut Mulyasa (2008), guru merupakan
masa depan. Kedua, kultur sosial budaya ada pada
komponen yang berpengaruh terhadap proses serta
pengembangan sekolah dalam memelihara, dan
hasil pendidikan yang berkualitas.
14
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
mengembangkan budaya yang positif dalam komputer atau dampak sosial dari teknologi
membangun serta menerapkan kehidupan sosial komputer (Moor, 1985).
yang harmonis antar warga sekolah. Sekolah
Menurut Ribble (2015), kewarganegaraan
menjadi benteng pertahanan dari arus globalisasi
digital merupakan panduan yang dimediasi untuk
serta serangan budaya asing seperti budaya
mengarahkan tindakan atau perilaku manusia
hedonisme, materialisme, dan individualisme.
sehingga semua dapat mengambil manfaat dalam
Kultur sosial merupakan suatu sikap manusia
masyarakat digital. Selanjutnya menurut Ohler
dalam berinteraksi satu dengan lainnya dalam
(Ohler, 2012), kewarganegaraan digital
kelompok. Sedangkan kultur budaya merupakan
merupakan pendidikan karakter di era digital.
gabungan yang kompleks dari pengetahuan, seni,
Kewarganegaraan digital sebagai praktik dalam
hukum, kepercayaan, moral, adat serta kebiasaan
berprilaku saling menghormati dan toleran
yang ada dari turun temurun. Ketiga, kultur
terhadap orang lain dengan meningkatkan
demokratis yang menampilkan kehidupan yang
pengawasan dari masyarakat sipil lainnya (Jones &
mengakomodasi perbedaan untuk bersama
Mitchell, 2016). Kategori kewarganegaraan digital
membangun kemajuan bangsa. Kultur demokratis
dengan mengatur tiga dimensi yaitu menghormati
tercermin dalam mengambil dan menghargai
diri sendiri dan orang lain, mendidik diri sendiri
keputusan warga sekolah serta mengetahui hak
saat terhubung dengan orang lain, dan melindungi
dan kewajiban masing-masing baik diri sendiri,
diri sendiri dan orang lain (Ribble & Miller, 2013).
bangsa dan negara.
Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui bahwa
Budaya sekolah yang ada menjadi pondasi kewarganegaraan digital penting untuk di terapkan
bagi peserta didik dan warga sekolah dalam dalam pendidikan di sekolah guna mengurangi
pembentukan karakter. Berdasarkan dampak negatif dari kemajuan teknologi. Budaya
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang sekolah menjadi pondasi dasar untuk membentuk
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai
Pendidikan Formal, PPK dilaksanakan dengan pancasila dan pembelajaran mengenai
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kewarganegaraan digital.
pendidikan karakter. Nilai-nilai yang dimaksud
merupakan perwujudan dari lima nilai utama yang KESIMPULAN
saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas yang Kecanggihan teknologi pada era globalisasi
terintegrasi dalam kurikulum. Selanjutnya tidak dapat dihindari dari dampak positif dan
penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan negatif. Dampak negatif dari penggunaan
fungsi kemitraan tripusat pendidikan (sekolah, teknologi pada saat ini dapat diminimalisir dengan
keluarga, dan masyarakat) dilaksanakan dengan adaya pendidikan kewarganegaraan digital yang
pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan dapat diterapkan di sekolah yang secara tidak
masyarakat. langsung diimplementasikan dalam budaya
sekolah tanpa meninggalkan nilai-nilai Pancasila
Pancasila tidak hanya mengandung nilai-nilai
yang luhur. Kewarganegaraan digital merupakan
budaya bangsa akan tetapi sumber hukum dasar
pendidikan karakter di era digital (Ohler, 2012).
nasional, dan merupakan perwujudan dari cita-cita
Pendidikan karakter di era digital dilaksanakan
dalam semua aspek kehidupan nasional. Nilai-
dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-
nilai Pancasila terdapat dalam pendidikan karakter
nilai yang dimaksud merupakan perwujudan dari
yang ada pada budaya sekolah. Budaya sekolah
lima nilai utama yang saling berkaitan yaitu
secara tidak langsung telah mengimplementasikan
religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter di
royong, dan integritas berdasarkan Permendikbud
sekolah. Menurut Asrori (2016), mengintegrasikan
Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan
nilai Pancasila dalam sekolah berbasis budaya
Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan
dapat mengasumsikan pendekatan fenomenologis
Formal. Kewarganegaraan digital sebagai praktik
dalam konteks peserta didik sebagai wadah dengan
dalam berprilaku saling menghormati dan toleran
potensinya dan perlu diisi materi agar peserta didik
terhadap orang lain dengan meningkatkan
tidak gagal. Perkembangan zaman khususnya
pengawasan dari masyarakat sipil lainnya (Jones
dalam bidang teknologi memberikan dampak
dan Mitchell, 2015). Hal tersebut sesuai dengan
positif serta negatif pada masyarakat negara di
nilai-nilai yang ada dalam Pancasila yaitu nilai
dunia. Meminimalisir dampak negatif yang akan
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
ditimbulkan dari hal tersebut perlunya
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan yang
pengetahuan tentang kewarganegaraan digital bagi
dituangkan kedalam budaya sekolah.
peserta didik. Kewarganegaraan digital berawal
dari adanya keprihatinan yang telah ada sejak
lama terhadap etika dalam menggunakan
15
Dwi Anggi Wulandari. Budaya sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di era kewarganegaraan digital
16