Anda di halaman 1dari 9

Nilai-Nilai Budaya Menguatkan Pendidikan Karakter

Kamelia Amiruddin
Email: Kameliaamr127@gmail.com
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UniversitasLambungMangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Nilai yang terkandung dalam budaya tidak terlepas pada tradisi yang ada. Nilai
adalah sebuah sikap, pendirian atau cara yang diberi nilai tinggi oleh seseorang, sebuah
suku, kelompok atau bangsa. Pentingnya transformasi nilai-nilai budaya sebagai salah satu
sarana untuk membangun karakter bangsa. Pengembangan pendidikan berbasis karakter
dan budaya bangsa perlu menjadi program nasional. Dalam pendidikan, pembentukan
karakter dan budaya bangsa pada peserta didik tidak harus masuk kurikulum. Kebudayaan
dan pendidikan memiliki hubungan timbal balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan
dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus
dengan jalan pendidikan. Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran
masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan
kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Nilai-nilai yang ditumbuh kembangkan
dalam diri peserta didik berupa nilai-nilai dasar yang disepakati secara nasional. Nilai-nilai
yang dimaksudkan di antaranya adalah kejujuran, dapat dipercaya, kebersamaan, toleransi,
tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain.

Kata kunci: Nilai-nilai, Budaya, Pendidikan Karakter

1
PENDAHULUAN
Perkembangan kearifan lokal dalam setiap daerah berbeda-beda dan dapat
mempengaruhi kebudayaan masyarakat disekitarnya (Susanto, 2021:322). Pada dasarnya
budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, melalui proses difusi unsur-unsur
budaya merupakan hasil antara lain perpindahan bangsa-bangsa yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain di muka bumi, unsur-unsur budaya yang dibawanya juga tersebar
luas (Susanto, 2020:8). Penyebaran unsur budaya juga dapat terjadi tanpa adanya
pergerakan kelompok manusia atau bangsa, tetapi karena unsur budaya tersebut sengaja
dibawa oleh individu tertentu dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial
kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi masyarakat
terhadap budaya. Eksistensi budaya dan keragaman nilai-nilai luhur kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sarana dalam membangun karakter warga
negara, baik yang berhubungan dengan karakter privat maupun karakter publik. Pada
hakikatnya fungsi kebudayaan untuk menginterpretasikan kegiatan masyarakat, untuk
memakai kesenian dalam kehidupan masyarakat dengan memfokuskan pada sistem budaya
seperti kepercayaan, pengetahuan, serta nilai moral (Mansyur, 2016:85 dalam Miftahul
Jannah, 2021:64)
Keberadaan suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya
bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang
bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Keanekaragaman budaya merupakan inti
dari multikulturalisme, sehingga membangun konsep pendidikan multikulturalisme harus
dimulai dari membangun persepsi positif terhadap keragaman budaya bangsa (Susanto,
2017:125). Menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan setiap bangsa. Dengan
menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia
menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa lain. Salah satu upaya menjadikan
Indonesia di hormati melalui Pendidikan. Pendidikan merupakan usaha masyarakat dan
bangsa dalam mempersiapkan generasi muda untuk keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa ke arah yang lebih baik di masa depan nanti. Keberlangsungan itu
ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.
Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik

2
mengembangkan potensi dirinya (Syarif & Rahmat, 2018 dalam D.Muchtar & A. Suryani,
2019:51), dengan melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai untuk
menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang
bermartabat.
Dunia pendidikan harus berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia
terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan, baik lokal, regional,
nasional maupun internasional. Penggunaan kurikulum yang cenderung tidak efektif
biasanya dalam penerapan pembelajaran lebih membosankan (Ersis Warmansyah Abbas,
dkk., 2022:3). Untuk membangun pendidikan yang berkarakter maka diperlukan kurikulum
agar mampu mengakomodir dalam setiap pendidikan, dalam kurikulum harus memuat
karakter dan budaya bangsa maupun lokal (Susanto, 2021:172). Pendidikan yang berbasis
karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan
metodologi ke arah pembentukan karakter anak bangsa pada peserta didiknya melalui
kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Kerangka pengembangan karakter
dan budaya bangsa melalui pembelajaran di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat
penting. Sebagai agen perubahan, pendidik diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat,
dan watak serta jiwa mandiri, tanggung jawab, dan cakap dalam kehidupan kepada peserta
didiknya. Di samping itu, karakter tersebut juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik
karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien,
kreatif, inovatif, produktif serta mandiri.
Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya mempersiapkan warga negara untuk
memiliki dan merefleksikan seperangkat pengetahuan, nilai, dan tatanan kehidupan yang
dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat secara luas. Konsep tersebut bermakna bahwa
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari upaya memperkaya nilai-nilai pedagogik yang
menjadi ajaran moral dalam praktik pendidikan (Rochgiyanti, 2017:272). Pendidikan saat
ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan peserta didik. Jika
peserta didik sudah mencapai nilai atau lulus dengan nilai akademik pendidikan dianggap
sudah berhasil. Maka dari itu pemgembangan karakter dalam pendidikan dapat ditempuh
dengan cara mentransformasi nilai-nial budaya sebagai salah satu sarana untuk membangun

3
karakter bangsa. Pentingnya transformasi nilai-nilai budaya sebagai salah satu sarana untuk
membangun karakter bangsa. Pengembangan pendidikan berbasis karakter dan budaya
bangsa perlu menjadi program nasional. Dalam pendidikan, pembentukan karakter dan
budaya bangsa pada peserta didik tidak harus masuk kurikulum. Nilai-nilai yang ditumbuh
kembangkan dalam diri peserta didik berupa nilai-nilai dasar yang disepakati secara
nasional. Nilai-nilai yang dimaksudkan di antaranya adalah kejujuran, dapat dipercaya,
kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain (Imam Suyino,
2012:2).

Nilai-nilai Budaya
Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Budaya tersebut
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Nilai yang terkandung dalam budaya tidak
terlepas pada tradisi yang ada. Menurut Soekanto (1990:181) dalam Rochgiyanti
(2018:515) tradisi adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang di dalam bentuk yang
sama. Nilai adalah sebuah sikap, pendirian atau cara yang diberi nilai tinggi oleh seseorang,
sebuah suku, kelompok atau bangsa. Nilai juga dimaknai sebagai keyakinan mengenaicara
bertingkah laku yang bersumber pada sistem nilai seseorang, bahkan masyarakat, tentang
apa yang patut dilakukan dan dijadikan sebagai prinsip dalam hidupnya (Mulyana, 2004:11;
Alfan, 2013: 60 dalam Syaharuddi, 2020:13). Nilai budaya merupakan tingkat yang paling
abstrak dari adat. Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsep, yang hidup dalam
alam pikiran sebagian warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat
bernilai dalam hidup (Istiqomah, 2017:2). karena itu sistem nilai budaya biasanya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem mengenai tata laku manusia lain
yang tingkatnya lebih konkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma,
semuanya juga berpedoman pada sistem nilai budaya itu sendiri (Koentjaraningrat, 2008
dalam Istiqomah, 2017:2).

Nilai-nilai budaya pada hakekatnya menjadi ide-ide tentang apa yang baik, benar,
dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang bagaimana mengkonseptualisasikan
nilai-nilai. Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan tertanam dalam

4
suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat, yang telah mengakar
pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu
yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi. Sehingga hal inilah yang menjadi nilai-nilai budaya akan
terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang tampak sebagai
acuan pokok moto dalam lingkungan sosial. Fungisi dalam nilai budaya itu sendiri sebagai
salah satu pedoman bagi perilaku masyarakat, sebagai pendorong munculnya pola berpikir
masyarakat dan sebagai sunmber tatanan dalam berperilaku, misalnya hukum adat dari
kebiasaan, aturan mengenai kesopanan dan selain sebagainya.

Nilai-nilai budaya dalam pendidikan karakter


Karakter adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, dan perilaku yang
terbentuk dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan
pendidikan. Sedangkan pendidikan karakter adalah proses transfer informasi yang bertujuan
membentuk pribadi yang memiliki sikap dan prilaku yang baik, transfer informasi tersebut
dapat terjadi dari pendidikan informal (keluarga), pendidikan non formal (masyarakat), dan
pendidikan formal (sekolah).

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan


budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan merupakan proses dari
pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia
dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara
penuh dan mengembangkan budaya. Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan
timbal balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan.
Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus
belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan kehidupan yang berubah-ubah
dan semakin berat.
Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk
terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan kehidupan yang berubah-
ubah dan semakin berat. Selain itu pendidikan memberikan jawaban dan solusi atas

5
penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat sesuai dengan tata nilai dan
sistem yang berlaku di dalamnya. pembelajaran karakter merupakan ciri dari
multikulturalisme. Untuk mengaktifkan budaya dalam memberdayakan jati diri bangsa,
peserta didik harus dibimbing untuk melakukan reinterpretasi terhadap nilai-nilai
multikultural dalam berbangsa dan bernegara (Johan Arifin, 2017:147). Pendidikan tanpa
nilai-nilai budaya bagaikan bertepuk sebelah tangan. Pendidikan tanpa orientasi nilai-nilai
adalah omong kosong yang mustahil. Karena itulah, tak berlebihan apabila pendidikan
sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
(Gunawan, 2000 dalam Marsono, 2019:52). nilai-nilai budaya dalam pengertiannya yang
luas harus ada dalam proses pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai budaya.
Nilai-nilai yang ditanamkan melalui karakter memang seharusnya diambilkan dari
nilai-nilai luhur yang ada pada masing-masing kearifan lokal sebagai basis dari
pendidikan karakter. Nilai-nilainya seperti nilai toleransi, sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan ras, suku, agama, etnis, pendapat yang berbeda. Nilai kejujuran,
dalam budaya kita nilai kejujuran sangatlah dijunjung tinggi karena itu dalam sebuah
pendidikan sangatlah penting untuk menerapkan kejujuran. Nilai sopan santun, dalam
memperkuat pendidikan karakter nilai sopan santun sangat dikedepankan. hal ini bertujuan
guna menjadikan pribadi siswa ke arah yang jauh lebih baik yakni dengan pendidikan budi
pekerti yang nantinya dapat dicerminkan dalam etika, perbuatan secara nyata yakni tingkah
laku yang mulia. Kemudian nilai kerjasama, menanamkan nilai kerjasama dalam diri
peserta didik ditujukan agar mampu bekerjasama baik dalam kelompok maupun ditempat
lain (dalam ranah positif). Membangun nilai kerjasama dilingkungan pendidikan menjadi
salah satu upaya dalam pembelajaran peserta didik. Serta nilai sosial, yang merupakan nilai
dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk oleh masyarakat (Muhammad Fitri, 2021:162).

6
SIMPULAN
Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Budaya tersebut
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Nilai yang terkandung dalam budaya tidak
terlepas pada tradisi yang ada. Nilai adalah sebuah sikap, pendirian atau cara yang diberi
nilai tinggi oleh seseorang, sebuah suku, kelompok atau bangsa. Nilai juga dimaknai
sebagai keyakinan mengenaicara bertingkah laku yang bersumber pada sistem nilai
seseorang, bahkan masyarakat, tentang apa yang patut dilakukan dan dijadikan sebagai
prinsip dalam hidupnya. Nilai-nilai budaya pada hakekatnya menjadi ide-ide tentang apa
yang baik, benar, dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang bagaimana
mengkonseptualisasikan nilai-nilai. Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati
dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat,
yang telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan
karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan
tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Pendidikan karakter adalah proses transfer informasi yang bertujuan membentuk
pribadi yang memiliki sikap dan prilaku yang baik, transfer informasi tersebut dapat terjadi
dari pendidikan informal (keluarga), pendidikan non formal (masyarakat), dan pendidikan
formal (sekolah). Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran
masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan
kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Selain itu pendidikan memberikan
jawaban dan solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat sesuai
dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya. Pendidikan tanpa nilai-nilai budaya
bagaikan bertepuk sebelah tangan. Pendidikan tanpa orientasi nilai-nilai adalah omong
kosong yang mustahil. Karena itulah, tak berlebihan apabila pendidikan sebagai proses
sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. nilai-nilai budaya
dalam pengertiannya yang luas harus ada dalam proses pendidikan. Dengan kata lain,
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai budaya.

7
REFERENSI

Abbas, E. W., Syaharuddin, S., Mutiani, M., Susanto, H., &Jumriani, J. (2022).
STRENGTHENING HISTORICAL THINKING SKILLS THROUGH
TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSES MODEL IN THE LESSON OF
HISTORY. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 18(1).

Fitri, M., & Susanto, H. (2022).NILAI SOSIAL RELIGI TRADISI MANOPENG PADA
MASYARAKAT BANYIUR. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran
Sejarah, 7(2), 161-169.

Jannah, M., Effendi, R., & Susanto, H. (2021). KESENIAN TRADISIONAL MASUK
KIRI MASYARAKAT BUGIS PAGATAN KECAMATAN KUSAN HILIR
KABUPATEN TANAH BUMBU. Prabayaksa: Journal of History Education, 1(2),
64-70.

Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., &Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION
IN TABALONG REGENCY.

Susanto, H., Subiyakto, B., &Khairullah, M. (2021). ANJIR SERAPAT SEBAGAI JALUR
EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN ALIRAN SUNGAI SEJAK ERA
KOLONIAL. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan
Pengajarannya, 15(2), 321-330.

Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H. (2019). Nilai Budaya Manyambang
Masyarakat Desa Lok Baintan Dalam Sebagai Sumber Belajar IPS.

Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan karakter menurut


kemendikbud. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 50-57.

Suyitno, I. (2012). Pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa berwawasan


kearifan lokal. Jurnal pendidikan karakter, 3(1).

8
Istiqomah, E., & Setyobudihono, S. (2017). Nilai Budaya Masyarakat Banjar Kalimantan
Selatan: Studi Indigenous. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 5(1), 1-6.

Marsono, M. (2019). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Budaya di Era Milenial.


In Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya (Vol. 1, No. 1).

Syahputra, M. C. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Budaya Nengah


Nyappur. Jurnal PAI Raden Fatah, 2(1), 1-10. Hal. 2-3

Arifin, J., & Susanto, H. (2017, November).The Internalization of Multiculturalism Values


through Literature Learning. In 1st International Conference on Social Sciences
Education-" Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 167-169). Atlantis Press.

Rochgiyanti, M., & Susanto, H. (2017, November). Transformation of Wetland Local


Wisdom Values on Activities of Swamp Buffalo Breeding in Social Science Learning
Practice. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 272-276). Atlantis Press.

Susanto, H. (2017, November). Perception on Cultural Diversity and Multiculturalism


Education. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017). Atlantis Press.

Rochgiyanti, R., & Susanto, H. (2018, April). Tradisi pemeliharaan kerbau kalang di
wilayah lahan basah Desa Tabatan Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito
Kuala.In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 3, No. 2).

Susanto, H., & Fathurrahman, H. A. (2021, February). Migration and Adaptation of the
Loksado Dayak Tribe (Historical Study of Dayak Loksado Community in
Pelantingan Village). In The 2nd International Conference on Social Sciences
Education (ICSSE 2020) (pp. 5-10). Atlantis Press.

Anda mungkin juga menyukai