Anda di halaman 1dari 77

1

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyusun laporan kegiatan ini.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Seniman, Budayawan dan Pekerja
Seni, serta seluruh Pengurus Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan
Kawasan yang berkomitmen untuk meningkatkan danmengembangkan Seni
dan Budaya khususnya di daerah Garut. Kami menyadari bahwakegiatan ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan baik moril maupun
materildari berbagai pihak.

Adapun kekurangan yang terdapat dalam penyusunan pengajuan


kegiatan ini tentunya menjadi kelemahan kami. Oleh karena itu segala kritik
maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kelak
dapat menyusun pengajuan kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat.

Garut, Desember 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

B. Tujuan Kegiatan ..................................................................................................................... 5

C. Output yang Dicapai ..................................................................................................................... 5

D. Bentuk Kegiatan ..................................................................................................................... 5

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu, Tempat & Tema Kegiatan ....................................................................................... 6

B. Peserta Kegiatan .................................................................................... 6

C. Moderator & Pemateri .................................................................................... 6

D. Ngawangkong Budaya Garut

1. Pemajuan Kebudayaan .................................................................................... 6

2. Sejarah Kebudayaan Garut .................................................................................... 12

3. Budaya Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan ...................................................... 22

BAB III DOKUMENTASI KEGIATAN .................................................................................. 27

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 34

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Notulensi Kegiatan .................................................................................. 36

2. Daftar Hadir Peserta .................................................................................. 61

3 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabudayaan merupakan bagian dari kebiasaan yang tidak lepas dari


kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena Kabudayaan itu lahir, tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan masyarakat. Begitu pula Kabudayaan sebagai
kreativitas dari jiwa manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan. Menurut
Sumardjo (2000:45) bahwa“Kabudayaan merupakan suatu wujud yang terindera
dan karya seni yang merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat,
didengar (visual, audio, dan audio-visual),seperti lukisan, musik dan teater.

Kabudayaan dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan


nenek moyang, sejak dulu Kabudayaan sudah membudaya kebiasaan turun
temurun yang diwariskan kepada generasi muda sampai sekarang. Di era
globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang semakin berubah, tidak hanya
pengembangan dari bidang teknologi tetapi juga pengembangan dari bidang
budaya. Oleh sebab itu, penting bagi kita bersama-sama untuk mempertahankan
dan menjaga serta memelihara kebudayaan yang telah di wariskan oleh para
leluhur agar kebudayaan tetap ada sampai saat ini.

Kebudayaan yang berada di Indonesia mempunyai kebudayaan masing-


masing dan ciri khas tersendiri diantaranya seperti rumah adat, pakaian adat,
upacara adat, seni tari tradisional, seni rupa tradisional, suku bangsa, bahasa
Daerah dan yang lainnya. Keanekaragaman budaya yang ada merupakan bukti
bahwa Indonesia kaya akan budayanya, salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat
merupakan Provinsi yang memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan
budaya masyarakatnya, mulai dari adat istidat, Kabudayaan, acara ritual dan lain-
lain. Semua itu membuktikan bahwa Jawa Barat merupakan Provinsi yang sangat
mengedepankan budaya. Salah satu budaya yangmasih tetap dilestarikan adalah
Kabudayaan tradisional.

Garut memiliki beragam warisan Kabudayaan tradisional, keberagaman


warisan seni dan budaya ini yang harus kita lestarikan kepada lingkungan
masyarakat agar mengerti dan memahami warisan leluhur. Di tengah keadaan
4 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
masyarakat yang sudah semakin modern sehingga tidak terlalu memperhatikan
hal-hal yang berbau mistis, munculah sebuah ide dari seorang seniman untuk lebih
menghidupkan kembaliKabudayaan tradisional dengan memberikan karya baru
pada Kabudayaan tradisional agar lebih berkembang dan tidak akan pernah
terlupakan, maka disini perlu adanya pewarisan yang baik agar Kabudayaan tetap
ada dan berkembang. Pewarisan dalam konteksKabudayaan tradisonal merupakan
suatu kegiatan, perbuatan, atau cara mewariskan budaya di dalam sebuah
kelompok masyarakat, yaitu dengan proses penerusan, pengoperan, kekayaan
budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya untuk dirawat dan dijaga, karena
pewarisan sangat berperan penting dalam mengembangkan dan melestarikan
Kabudayaan agar tetap bertahan dan lebih maju kedepannya. Objek Pemajuan
Kebudayaan akan bertahan secara turun temurun apabila di dalamnya terdapat
sistem pewarisan yang baik dan didukung oleh pewarisnya termasuk oleh
lingkungan masyarakat yang membangun.

B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Sawala Budaya Garut adalah sebagai berikut :
1. Ngbrol & diskusi seputar Budaya Garut
2. Menjelaskan Undang-undang no 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan

3. Memeberikan Pemahaman kepadaya pegiat budaya dan masyarakat luas


tentang objek pemauan kebudayaan

4. Mendorong anak muda agar terlibat dalam pelestarian objek pemajuan kebudayaan
yang ada di Kabupaten Garut.

C. Output Yang Dicapai


Output yang akan dicapai dari kegiatan sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan
adalah sebagai berikut
1. Ada kegiatan Obrolan & diskusi para pelaku kebudayaan dan masyarakat di
Kabupaten Garut
2. Mengedukasi masyarakat agar memiliki pengetahuan hingga tumbuh
kepedulian untukturut serta melestarikan objek Pemajuan Kebudayaan yang
ada di Kabupaten Garut.
D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan berbentuk obrolan, diskusi serta pementasan kesenian Garut, dengan
target peserta 200 orang yang terdiri dari pegiat kebudayaan dan masyarakat umum.
5 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu, Tempat & Tema Kegiatan


Kegiatan Sawala Budaya Garut ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Desember 2023
Tempat : Edu Wisata Gunung Guntur Kabupaten Garut
Tema Kegiatan : Ngawangkong Budaya Garut
(Penguatan Budaya Melalui Kearifan Lokal & Ekonomi Kreatif Daerah)

B. Peserta Kegiatan
Kegiatan Sawala Budaya Garut ini dihadiri oleh 200 orang Peserta yang terdiri dari
pegiat budaya, Pelajar/ mahasiswa serta masyarakat umum.

C. Pemateri & Moderator


Kegiatan Sawala Budaya Garut ini dipandu oleh seorang Mederator, sambutan dari
Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset &
Teknologi & diisi oleh 2 orang Pemateri, dengan rincian sebagai berikut :
Moderator : Bapak Dasep Badrusalam, S.ST
Sambutan : Bapak Yudi (Direktorat Pelindungan Kebudayaan)
Pemateri 1 : Abah Muhali (Budayawan Garut)
Pemateri 2 : Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si. (Pegiat Kebudayaan)

D. Ngawangkong Budaya Garut


1. Sambutan : Objek Pemajuan Kebudayaan
Pemateri : Bapak Yudi (Direktorat Pelindungan Kebudayaan)
Ringkasan obrolan :
Adat dan kebudayaan merupakan serangkaian tradisi, norma, nilai-nilai, serta
praktik-praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi di suatu masyarakat atau
komunitas. Keduanya memiliki perbedaan namun juga saling terkait. Adat
Merupakan seperangkat norma, aturan, dan tata cara yang telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari suatu kelompok masyarakat. Ini mencakup adat istiadat
dalam pernikahan, upacara adat, sistem kekerabatan, serta norma-norma sosial
yang mengatur perilaku sehari-hari. Sedangkan kebudayaan Merangkum
keseluruhan cara hidup suatu masyarakat, mencakup segala aspek kehidupan
6 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
mereka seperti bahasa, seni, agama, makanan, arsitektur, serta sistem kepercayaan
dan nilai-nilai yang memengaruhi cara berpikir dan bertindak.
Adat serta kebudayaan hendaknya senantiasa terus dilestarikan agar senantiasa
nilai-nilai luhur budaya terus terjaga dari generasi ke generasi yang tidak lekang
oleh perkembangan zaman. Berdasarkan Undang Undang NO. 5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan, terdapat sepuluh objek pemajuan kebudayaan
(OPK) yang senantiasa harus dijaga dan dilestarikan, meliputi: 1) Tradisi lisan; 2)
Manuskrip; 3) Adat istiadat; 4) Ritus; 5) Pengetahuan tradisional; 6) Teknologi
tradisional; 7) Seni; 8) Bahasa; 9) Permainan rakyat; dan 10) Olahraga tradisional.
Pemajuan Kebudayaan yang dimaksud merupakan upaya Pemerintah Indonesia
yang bekerjasama dengan segenap elemen masyarakat untuk meningkatkan
ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia
melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

7 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


8 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
9 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
10 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
11 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
2. Obrolan 1 : Sejarah Kebudayaan Garut
Pemateri : Abah Muhali (Budayawan Garut)
Ringkasan Materi :
Masyarakat Garut sangat bangga akan warisan budaya mereka dan berusaha untuk
menjaga serta mempertahankan keberadaannya. Beberapa tradisi budaya Garut
yang terkenal antara lain:

a) Adu Ketangkasan Domba (Adu Domba) : Menurut legenda, sejarah domba


Garut dimulai pada masa pemerintahan Bupati Suryakanta Legawa sekitar tahun
1815-1829. Ia sering mengunjungi temannya di perguruan yang bernama Haji
Saleh, yang memiliki banyak domba. Salah satu domba milik Haji Saleh, yang
dikenal sebagai si Lenjang, diminta oleh bupati untuk dikawinkan dengan domba
yang ada di pendopo kabupaten yang bernama si Dewa. Anak dari si Dewa dan si
Lenjang, yang bernama si Toblo, kemudian berkembang biak dan menghasilkan
keturunan domba Garut hingga saat ini. Selain pertarungan dua domba jantan,
ada juga kontes fisik domba. Postur dan bentuk tubuh domba diinilai sedemikian
rupa. Termasuk bentuk dan ukuran tanduk mereka. Hal ini menghasilkan motto
yang terkenal tentang domba Garut, yaitu "Tandang di Lapang, Gandang di
Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang". Seni ini melibatkan kontes
dalam memilih bibit domba Garut terbaik sebagai raja dan ratu bibit.
b) Wayang Golek : Wayang Golek adalah sebuah seni pertunjukan boneka kayu
yang sudah ada sejak abad ke-16 di Garut. Boneka wayang golek Garut ini dibuat
dengan ciri khas kain batik dan berbagai aksesoris khas Garut seperti ikat kepala,
kain sarung, serta pernak-pernik tradisional lainnya.
c) Ngarot : Ngarot adalah sebuah tradisi bersih desa atau lingkungan di Garut yang
dilakukan dengan cara membersihkan saluran irigasi, got, dan sungai. Tradisi ini
biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat pada bulan-bulan tertentu
sebelum musim tanam tiba.
d) Tari Topeng Cirebon : Tari Topeng Cirebon adalah tarian tradisional daerah
Garut yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat dan cerita
rakyat. Tarian ini dimainkan oleh beberapa penari yang mengenakan topeng dan
pakaian adat Garut.
e) Tari Jaipong : Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari daerah Garut dan
menjadi populer di seluruh Indonesia. Tari Jaipong merupakan tarian yang
menggabungkan unsur-unsur musik tradisional dan modern.
12 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
f) Karinding : Karinding adalah alat musik tradisional khas Garut yang terbuat dari
bambu. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup dan dapat menghasilkan
suara yang unik.
g) Ngopi Pisan : Ngopi Pisan adalah sebuah tradisi minum kopi yang telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Garut. Kebanyakan warga Garut meminum
kopi dengan cara diseduh dengan kain kecil yang disebut "kain sarong".
h) Tradisi Nyaneut : Nyaneut itu kebiasaan minum teh (ngeteh) pagi-pagi banget
sembari ngobrol dengan petani lain ngobrolin pertanian dan perkebunan.

Semua tradisi budaya ini memiliki keunikan, keindahan serta nilai filosofi tersendiri,
sehingga tidak heran jika menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang
berkunjung ke Garut.

13 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


14 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
15 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
16 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
17 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
18 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
19 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
20 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
21 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
3. Obrolan 2 : Budaya Sebagai Sumber Pengetahuan
Pemateri : Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si. (Pegiat Budaya)
Ringkasan obrolan :
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa. Salah satu
bentuk dari keberagaman yang ada di Indonesia adalah dengan adanya
keberagaman budaya. Keberagaman budaya ini juga menjadi salah satu kekayaan
dan juga identitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Salah satu manfaat dari
adanya keberagaman budaya di Indonesia adalah menjadi sumber pengetahuan
dunia. Hal ini dikarenakan keberagaman budaya bisa menjadi suatu hal yang
dipelajari oleh bukan hanya masyarakat dalam negeri, namun juga bagi masyarakat
internasional. Maka dari itu, keberagaman budaya bisa meningkatkan wawasan dari
masyarakat internasional.

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya keberagaman budaya di Indonesia:

1. Menjadi pengetahuan dunia: keberagaman budaya daerah yang ada di


Indonesia ini bisa dipelajari oleh masyarakat internasional dan bisa
meningkatkan wawasan dari masyarakat internasional akan adanya suatu
budaya.
2. Meningkatkan solidaritas bangsa: dengan adanya keberagaman budaya yang
sudah dianggap menjadi salah satu kekayaan bangsa akan membuat setiap warga
negara Indonesia berusaha untuk melindungi dan juga menjaga kekayaan budaya
ini.
3. Menjadi identitas bangsa: seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa
keberagaman budaya yang ada di Indonesia ini sudah menjadi salah satu
identitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bahkan, ada beberapa budaya
daerah yang ada di Indonesia yang sudah diakui oleh dunia internasional, seperti
kerajinan batik yang menjadi salah satu dari warisan dunia.
4. Meningkatkan daya tarik wisata: adanya budaya daerah yang ada di Indonesia
ini bisa menjadi nilai jual dari daya tarik wisata yang ada di Indonesia. Budaya
daerah bisa menjadi salah satu alasan dari para wisatawan asing untuk
berkunjung ke Indonesia dan melihat kekayaan budaya daerah yang ada di
Indonesia.

22 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


23 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
24 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
25 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
26 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
BAB III
DOKUMENTASI KEGIATAN

Prosesi nyambut Tamu

Peserta Kegiatan
27 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
Peserta Kegiatan

Peserta Kegiatan

28 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


MC & Moderator
(Bapak Dasep Badrusalam, S.ST)

Sambutan Direktorat Pelindungan Kebudayaan


(Bapak Yudi)

29 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Pemateri 1 Budayawan Garut
(Abah Muhali)

Pemateri 2 Pegiat Kebudayaan


(Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si.)

30 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Para Pemateri Sawala Budaya Kabupaten Garut

Para Pemateri Sawala Budaya Kabupaten Garut

31 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Pentas Seni Budaya Garut

Pentas Seni Budaya Garut

32 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Pentas Seni Budaya Garut

Pentas Seni Budaya Garut

33 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


BAB IV
PENUTUP

Demikianlah kami sampaikan, laporan kegiatan Sawala Budaya Garut


(Ngawangkong Budaya Garut) ini kami buat, semoga dapat menjadi sebuah
langkah awal dalam rangka pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan di
Kabupaten Garut khususnya.

Tentunya dalam pembuatan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran serta masukan kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Atas perhatian serta kerjasama dari berbagai pihak, kami ucapkan terimaksih.

Garut, Desember 2023

Penyusun

34 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


LAMPIRAN 1
NOTULENSI KEGIATAN

Kegiatan Sawala Budaya Garut


Nama Rapat (Kegiatan) :
(Ngawangkong Budaya Garut)
Hari, Tanggal : Kamis, 07 Desember 2023
Pukul : 16.00 – 19.00 WIB
Tempat : Edu Wisata Gunung Guntur Kabupaten Garut
MC & Moderator : Dasep Badruzaman, S. ST

Pencatat/Notulis : Aceng Aziz Ahmad Mustopa

Peserta Rapat : Terlampir Daftar Hadir

Penguatan Budaya Melalui Kearifan Lokal & Ekonomi Kreatif


Persoalan yang dibahas :
Daerah

Sambutan dari MC & Prosesi Nyambut Tamu dari Team


Kesenian Jaipong atas kedatangan Tim Direktorat
Pembukaan :
Pelindungan Kebudayaan, Para Pegiat Budaya Kabupaten
Garut beserta Peserta kegiatan Sawala Budaya

Kegiatan dibuka oleh MC pada pukul 16.00 Wib


Disampaikan susunan agenda kegiatan Sawala Budaya Garut .Kegiatan dimulai dengan
pembacaan ayat suci Al-Quran, shalawat, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya.

35 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Sambutan Panitia
Aceng Zaki (Ketua Pelaksana Kegiatan Sawala Budaya)
Kami selaku Panitia Kegiatan Sawala Budaya Garut, mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara sawala budaya ini, terutama kepada
Kementrian Kebudayaan semoga kegiatan ini bias menjadi sebuah langkah awal dalam
rangka mengidupkan, mensosialisasikan hingga melakukan pengembangan dan pelestarian
kebudayaan Sunda khususnya di Kabupaten Garut.

Sesi Obrolan 1 Sambutan


Bapak Yudi (Direktorat Pelindungan Kebudayaan)
Saya ucapkan salam silaturahmi & salam budaya kepada semua pegiatan budaya khususnya
di Kabupaten Garut. Semoga kegiatan sawala ini bisa menjadi sebuah moment untuk
melestarikan kebudayaan di Kabupaten Garut, yang begitu kaya akan budaya. Harapannya,,
semoga beragam kebudayaan yang ada di Kabupaten Garut ini dapat senantiasa dapat
dilestarikan, dikembangkan, hingga dapat menjadi sebuah potensi yang mengangkat daerah
Kabupaten Garut.. Aspek perlindungan serta pelestarian diperlukan sejak dini,bahwa anak-
anak kita sd,smp,sma bahkan anak remaja pun tidak ada perbedaan untuk melestarikan
budaya ini. Aspek pendidikan disini sangat luar biasa,kita tahu bahwa kesenian dari daerah
semakin tergerus oleh budaya-budaya dari luar,namun kita jangan sampai lupa demgan
kebudayaan kita sendiri.kita harus tatap mempertahankan keasrian budaya juga hendaknya
selalu digemakan untuk mengangkat nilai-nilai luhur budaya Sunda.
Adat dan kebudayaan merupakan serangkaian tradisi, norma, nilai-nilai, serta praktik-
praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi di suatu masyarakat atau komunitas.
Keduanya memiliki perbedaan namun juga saling terkait. Adat Merupakan
seperangkat norma, aturan, dan tata cara yang telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari suatu kelompok masyarakat. Ini mencakup adat istiadat dalam pernikahan,
upacara adat, sistem kekerabatan, serta norma-norma sosial yang mengatur perilaku
sehari-hari. Sedangkan kebudayaan Merangkum keseluruhan cara hidup suatu
masyarakat, mencakup segala aspek kehidupan mereka seperti bahasa, seni, agama,
makanan, arsitektur, serta sistem kepercayaan dan nilai-nilai yang memengaruhi cara
berpikir dan bertindak. Pentingnya adat dan kebudayaan terletak pada fungsi mereka
dalam membentuk identitas suatu kelompok manusia. Mereka menjadi dasar bagi
individu-individu dalam komunitas untuk merasakan rasa memiliki, memahami asal-
usul mereka, serta memberikan kerangka sosial dan normatif dalam berinteraksi.

36 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Meskipun terpisah, adat dan kebudayaan seringkali saling terkait. Adat adalah bagian
dari kebudayaan yang merujuk pada norma-norma tertentu yang diikuti oleh suatu
komunitas. Sementara kebudayaan mencakup lebih dari sekadar adat istiadat,
melibatkan semua aspek kehidupan masyarakat.
Adat serta kebudayaan hendaknya senantiasa terus dilestarikan agar senantiasa nilai-
nilai luhur budaya terus terjaga dari generasi ke generasi yang tidak lekang oleh
perkembangan zaman. Berdasarkan Undang Undang NO. 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan, terdapat sepuluh objek pemajuan kebudayaan (OPK) yang
senantiasa harus dijaga dan dilestarikan, meliputi: 1) Tradisi lisan; 2) Manuskrip; 3) Adat
istiadat; 4) Ritus; 5) Pengetahuan tradisional; 6) Teknologi tradisional; 7) Seni; 8) Bahasa; 9)
Permainan rakyat; dan 10) Olahraga tradisional. Pemajuan Kebudayaan yang dimaksud
merupakan upaya Pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan segenap elemen
masyarakat untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia
di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Pembinaan Kebudayaan.

37 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


38 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
39 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
40 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
41 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
Sesi Obrolan 2
Bapak Irman Meilandi (Direktur Eksekutif BP2DK)
Tema : Budaya Sebagai Sumber Pengetahuan
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa. Salah satu bentuk dari
keberagaman yang ada di Indonesia adalah dengan adanya keberagaman budaya.
Keberagaman budaya ini juga menjadi salah satu kekayaan dan juga identitas yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Salah satu manfaat dari adanya keberagaman budaya di Indonesia
adalah menjadi sumber pengetahuan dunia. Hal ini dikarenakan keberagaman budaya bisa
menjadi suatu hal yang dipelajari oleh bukan hanya masyarakat dalam negeri, namun juga
bagi masyarakat internasional. Maka dari itu, keberagaman budaya bisa meningkatkan
wawasan dari masyarakat internasional.
Berikut adalah beberapa bentuk dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia:

1. Lagu daerah
2. Tari daerah
3. Rumah adat

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya keberagaman budaya di Indonesia:

5. Menjadi pengetahuan dunia: keberagaman budaya daerah yang ada di Indonesia ini
bisa dipelajari oleh masyarakat internasional dan bisa meningkatkan wawasan dari
masyarakat internasional akan adanya suatu budaya.
6. Meningkatkan solidaritas bangsa: dengan adanya keberagaman budaya yang sudah
dianggap menjadi salah satu kekayaan bangsa akan membuat setiap warga negara
Indonesia berusaha untuk melindungi dan juga menjaga kekayaan budaya ini.
7. Menjadi identitas bangsa: seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa keberagaman
budaya yang ada di Indonesia ini sudah menjadi salah satu identitas yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Bahkan, ada beberapa budaya daerah yang ada di Indonesia yang
sudah diakui oleh dunia internasional, seperti kerajinan batik yang menjadi salah satu
dari warisan dunia.
8. Meningkatkan daya tarik wisata: adanya budaya daerah yang ada di Indonesia ini bisa
menjadi nilai jual dari daya tarik wisata yang ada di Indonesia. Budaya daerah bisa
menjadi salah satu alasan dari para wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia dan
melihat kekayaan budaya daerah yang ada di Indonesia.

42 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


43 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
44 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
45 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
46 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
Sesi Obrolan 3
Abah Muhali (Budayawan Garut)
Tema : Ragam Kebudayaan Garut

Nama Garut diyakini oleh sebagai orang sebagai singkatan, mulai dari Garuda Utama yang
diartikan sebagai poros Indonesia hingga 'Gagah Rongkah Unggul Tarung' atau yang bila
diartikan secara harfiah berarti gagah luar biasa dan unggul dalam pertarungan.

Masyarakat Garut sangat bangga akan warisan budaya mereka dan berusaha untuk menjaga
serta mempertahankan keberadaannya. Beberapa tradisi budaya Garut yang terkenal antara
lain Adu ketangkasan domba (adu domba), Wayang Golek, Tari Topeng Cirebon, Tari
Jaipong, Karinding, dan Ngopi Pisan, tradisi Nyaneut. Semua tradisi budaya ini memiliki
keunikan dan keindahan tersendiri, sehingga tidak heran jika menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan yang berkunjung ke Garut. Berikut beberapa tradisi budaya Garut yang
menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung di Kabupaten Garut:

a) Adu Ketangkasan Domba (Adu Domba) : Menurut legenda, sejarah domba Garut
dimulai pada masa pemerintahan Bupati Suryakanta Legawa sekitar tahun 1815-1829.
Ia sering mengunjungi temannya di perguruan yang bernama Haji Saleh, yang memiliki
banyak domba. Salah satu domba milik Haji Saleh, yang dikenal sebagai si Lenjang,
diminta oleh bupati untuk dikawinkan dengan domba yang ada di pendopo kabupaten
yang bernama si Dewa. Anak dari si Dewa dan si Lenjang, yang bernama si Toblo,
kemudian berkembang biak dan menghasilkan keturunan domba Garut hingga saat ini.
Selain pertarungan dua domba jantan, ada juga kontes fisik domba. Postur dan bentuk
tubuh domba diinilai sedemikian rupa. Termasuk bentuk dan ukuran tanduk
mereka. Hal ini menghasilkan motto yang terkenal tentang domba Garut, yaitu
"Tandang di Lapang, Gandang di Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang".
Seni ini melibatkan kontes dalam memilih bibit domba Garut terbaik sebagai raja dan
ratu bibit.

2. Wayang Golek : Wayang Golek adalah sebuah seni pertunjukan boneka kayu yang
sudah ada sejak abad ke-16 di Garut. Boneka wayang golek Garut ini dibuat dengan ciri
khas kain batik dan berbagai aksesoris khas Garut seperti ikat kepala, kain sarung, serta
pernak-pernik tradisional lainnya.
3. Ngarot : Ngarot adalah sebuah tradisi bersih desa atau lingkungan di Garut yang
dilakukan dengan cara membersihkan saluran irigasi, got, dan sungai. Tradisi ini

47 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat pada bulan-bulan tertentu sebelum musim
tanam tiba.

4. Tari Topeng Cirebon : Tari Topeng Cirebon adalah tarian tradisional daerah Garut
yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat dan cerita rakyat. Tarian ini
dimainkan oleh beberapa penari yang mengenakan topeng dan pakaian adat Garut.
5. Tari Jaipong : Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari daerah Garut dan menjadi
populer di seluruh Indonesia. Tari Jaipong merupakan tarian yang menggabungkan
unsur-unsur musik tradisional dan modern.

5. Karinding : Karinding adalah alat musik tradisional khas Garut yang terbuat dari
bambu. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup dan dapat menghasilkan suara yang
unik.

6. Ngopi Pisan : Ngopi Pisan adalah sebuah tradisi minum kopi yang telah menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat Garut. Kebanyakan warga Garut meminum kopi dengan
cara diseduh dengan kain kecil yang disebut "kain sarong".
7. Tradisi Nyaneut : Nyaneut itu kebiasaan minum teh (ngeteh) pagi-pagi banget sembari
ngobrol dengan petani lain ngobrolin pertanian dan perkebunan.

Itulah beberapa tradisi budaya Garut yang kaya dan unik. Budaya Garut yang masih dijaga
dan dilestarikan oleh masyarakat Garut, menjadi bukti bahwa tradisi budaya tersebut
memiliki nilai yang penting dan perlu dilestarikan.

48 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


49 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
50 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
51 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
52 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
53 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
54 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
55 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
56 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
Acara Pertunjukan & Pentas Kesenian Khas Garut
1. Pentas Jaipong

2. Pencak Silat

57 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka terdapat saran-saran yang diajukan
sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah, dalam Objek Pemajuan Kebudayaan
Khususnya di Kabupaten Garut, diantaranya :
1. Pentingya sebuah usaha dalam rangka penyelamatan Kebudayaan Garut dalam rangka
melestarikan tradisi serta kearifan lokal
2. Memanfaatkan peluang dari kebijakan tentang objek pemajuan kebudayaan;
3. Melakukan digitalisasi budaya, agar budaya serta tradisi yang ada tidak mudah tergerus
oleh perkembangan zaman serta dalam rangka mempopulerkan budaya Sunda khususnya
Kabupaten Garut agar dikenal masyarakat luas bahkan bias menjadi daya Tarik wisata.
4. Melakukan regenerasi kepada generasi muda dalam rangka pelestarian budaya Sunda
khususnya di Kabupaten Garut.

58 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


DOKUMENTASI KEGIATAN

Prosesi nyambut Tamu Peserta Kegiatan

Peserta Kegiatan Peserta Kegiatan

MC & Moderator Pentas Seni Budaya Garut

59 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


Pentas Seni Budaya Garut Pentas Seni Budaya Garut

Pemateri 2 Pegiat Kebudayaan Pemateri 1 Budayawan Garut


(Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si.) (Abah Muhali)

Para Pemateri Sawala Budaya Para Pemateri Sawala Budaya

60 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


LAMPIRAN 2
DAFTAR HADIR PESERTA

61 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)


62 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
63 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
17
64 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
65 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
66 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
67 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
68 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
69 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
70 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
71 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
72 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
73 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
74 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
75 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
76 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)
77 | Sawala Budaya Garut (Ngawangkong Budaya Garut)

Anda mungkin juga menyukai