Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH GEOGRAFI

BUDAYA TRADISIONAL SEBAGAI POTENSI


WISATA DAN EKONOMI KREATIF

Kelas : XI IPS 4
Nama-Nama Kelompok 4 :
ketua : Fernando Kobesi
Sekretaris : Martavina Wonggor
Anggota : Nadine P. Marani
: Ramiyana
Jhon Sikirit
Abraham C. Pola

SMA NEGERI 2 MANOKWARI


TAHUN 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Tujuan Penulisan..........................................................................
C. Metode Penulisan.........................................................................

BAB II MATERI.............................................................................................
A. Budaya Tradisional Sebagai Potensi Wisata dan Ekonomi
Kreatif..........................................................................................
B. Upaya Pelestarian........................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................


A. Kesimpulan
B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Saat ini ekonomi kreatif dan sektor pariwisata sedang digalakkan untuk
meningkatksn pendapatan daerah. Semakin banyak inovasi dan eksplorasi
dalam bidang kebudayaan akan meningkatkan minat para wisatawan.
Keanekaragaman budaya daerah yang ada di Indonesia, sudah seharusnya
untuk disyukuri dan dijaga agar tetap lestari. Keanekaragaman budaya tersebut
merupakan sebuah potensi yang mesti diolah lebih lanjut.
Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Perbedaan
kebudayaan itu akan menghasilkan hasil cipta budaya yang beranekaragam
yang berpotensi diberdayakan sebagai potensi dalam perekonomian, baik
penciptaan ekonomi kreatif maupun bidang pariwisata.

B. Tujuan Penulisan
a. Untuk memenuhi mata pelajaran geografi serta manambah pengetahuan
dan wawasan kami pada mata pelajaran geografi untuk mendapatkan nilai
akhir/rapor.
b. Lebih memahami budaya tradisional Indonesia sebagai potensi wisata dan
ekonomi kreatif
c. Mampu mengidentifikasi kebudayaan yang pemanfaatannya dalam bidang
ekonomi kreatif dan sektor wisata

C. Metode penulisan
Kami menggunakan buku-buku studi pustaka dan referensi-referensi yaitu
buku paket SMA dan buku LKS Geografi yang dapat menunjang penulisan
makalah ini. Dengan menggunakan buku-buku dan referensi supaya makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
BAB II

Budaya Tradisional Sebagai Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif

1. Potensi Wisata Budaya


Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan
pemerintah daerah. Sementara itu, menurut UNESCO (2009), pariwisata adalah
aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal
semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah,
melainkan hanya bersenang-senang, memenuhi ingin tahu, dan menghabiskan
waktu senggang atau waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya.
Potensi wisata budaya meliputi bangunan dan tempat bersejarah, museum,
serta pagelaran/festival budaya. Dalam kaitannya dengan potensi wisata, ada dua
hal pokok yang menjadi tumpuan, antara lain:
a. Novelty seeking, yaitu motivasi pada pencarian terhadap objek dan daya
tarik yang unik dan baru, atau pencarian/eksplorasi terhadap lokasi baru
yang lebih menantang untuk jenis atraksi wisata yang diamati.
b. Quality seeking, yaitu motivasi pada pencariaan terhadap bentuk-bentuk
objek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai manfaat yang
berarti bagi wisatawan, nilai pengayaan (enriching), nilai tantangan atau
petualangan, serta nilai pengetahuan/wawasan baru.

Pengembangan wisata warisan budaya, menurut Maryani (2000). Menyatakan


bahwa produk wisata budaya terdiri atas atraksi dan benda peninggalan dengan
rincian sebagai berikut.
a. Archaeological, historical, and cultural sites yang termasuk ke dalam situs
budaya, sejarah dan arkeologi adalah monument nasional dan budaya,
bangunan peribadatan bersejarah contohnya gereja, masjid, kuiil
(klenteng), bangunan (Gedung) bersejarah, daerah dan kota, dan berbagai
tempat penyelenggaraan kegiatan bersejarah lain.
b. Distinctive cultural pstterns, pola kebudayaan, tradisi dan gaya hidup yang
tidak biasa (yang berbeda dengan yang dimiliki oleh para wisatawan).
c. Art and handicrafts, yang termasuk di dalamnya yaitu tarian, music dan
drama, dan seni melukis, memahat, hal tersebut dapat menjadi suatu
atraksi yang sangat menarik bagi para wisatawan terutama jika dikemas
dengan baik.
d. Museum and other cultural fasilities, yang termasuk didalamnya yaitu
museum bersejarah dan fasilitas kebudayaan lainnya seperti barang antik
dan galeri.
Konsep kegiatan wisata memuat tiga faktor. Adapun konsep kegiatan wisata
sebagai berikut.
a. Something to see berkaitan dengan atraksi yang tersedia di daerah tujuan
wisata.
b. Something to do berkaitan dengan aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di
daerah wisata.
c. Something to buy berkaitan dengan sesuatu yang dapat dijual dalam bentuk
souvenir khas di daerah wisata.
Saat ini banyak budaya nasional yang dikembangkan untuk sektor wisata.
Contohnya, pemerintah Nusa Tenggara Timur memprogramkan monumen
Sasando di Rote sebagai cagar budaya. Monumen Sasando didirikan sebagai
upaya melestarikan sasando sebagai alat musik tradisional khas Nusa Tenggara
Timur. Upaya tersebut dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.
Pengembangan budaya nasional untuk pengembangan sektor wisata,
memberikan dampak positif di lingkup lokal, regional, hingga nasional. Dampak
positif pengembangan budaya nasional untuk kegiatan wisata sebagai berikut.
a. Terbukanya lapangan kerja di sekitar objek wisata sehingga mengurangi
jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
b. Kontribusi sektor pariwisata terhadap jumlah pendapatan asli daerah (PAD)
meningkat.
c. Menekan kesenjangan antarwilayah karena perbedaan potensi sumber daya
alam.

2. Potensi Ekonomi Kreatif


Dalam perkembangannya, keanekaragaman budaya daerah di Indonesia
merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam bidang ekonomi, dalam hal ini
disebut ekonomi kreatif. Potensi ekonomi kreatif yang dikembangkan merupakan
bagian dari pariwisata kreatif. Menurut Marjuka (2012), dalam priatmono (2012),
pariwisata kreatif adalah sebuah pengalaman berwisata yang memberikan peluang
kepada wisatawan untuk mengembangkan potensi kreatifnya. Pariwisata kreatif
mempunyai karakteristik antara lain.
a. Tema berhubungan dengan budaya lokal yang mencakup antara lain aktivitas
budaya masyarakat, makanan, alam dan kesenian.
b. Bersifat informal/tidak kaku dan fleksibel.
c. Bersifat hand on yang melibatkan pengunjung untuk belajar secara interaktif.
d. Peserta dibatasi pada kelompok kecil atau personal.
e. Kegiatan dilakukakn di tempat pengajar atau tempat kerja/bengkel, bukan di
ruang seminar mewah.
f. Memperbolehkan pengunjung mengekplorasi kreativitas mereka sehingga
kurikulum pengajaran tidak dibatasi secara ketat/fleksibel.
g. Mendukung pariwisata berkelanjutan dengan adanya pasar (market) bagi
peningkatan kemampuan/skill tradisional suatu komunitas, serta dapat
memanfaatkan prasarana dan sarana yang sudah ada.
h. Mendekatkan diri pada komunitas lokal, termasuk pengajar/instruktur dan
masyarakat di sekitarnya.
Ekonomi kreatif merupakan sebuah aktivitas yang memiliki nilai ekonomis
dengan cara memanfaatkan kemampuan dan kreatifitas pribadi setiap individu
maupun kelompok yang menciptakan kreasi baru sebagai sebuah inovasi maupun
hasil perbaikan dan karya sebelumnya.
Ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan di Indonesia antara lain di bidang
musik, seni pertunjukan, kerajinan, pasar barang seni, arsitek, desain, fashion,
serta film, video dan fotografi.
a. Musik
Musik merupakan sebuah karya seni yang mudah diterima setiap orang dan
berlaku universal pada semua jenjang usia.
b. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan merupakan representatif dari kebudayaan daerah seperti
tarian tradisinal, drama dan upacara-upacara kebudayaan.
c. Kerajinan
Kerajinan merupakan benda hasil kebudayaan suatu daerah.
d. Pasar Barang Seni
Pasar barang seni merupakan pasar yang berisi barang-barang, unik dan
memiliki nilai estetika seni yang tinggi sebagai komoditi jualnya.
e. Arsitektur
Arsitektur adalah jasa desain bangunan dan konservasi bangunan yang khas
dari sebuah daerah yang memiliki nilai seni kebudayaan dan ciri suatu daerah.
f. Desain
Desain dalam kegiatan kreatif terkait desain grafis, desain interior, dan desain
industri.
g. Fashion
Fashion merupakan hasil kreasi desain pada pakaian, desain aksesoris mode,
produksi pakaian dan aksesorisnya, kain batik, kain songket dan kain tenun ikat
merupakan bahan baku kain yang menghasilkan produk fashion yang bernilai
ekonomis tinggi dan tetap melestarikan nilai kebuadayaan.
h. Film, Video dan Fotografi
Jenis industri ini menghasilkan kreasi produk film, video dan jasa fotografi.

Globalisasi ditandai oleh gerakan gelombang keempat yaitu era ekonomi kreatif
Pada era ini suatu komoditas dihargai berdasarkan kreativitas dan inovasi
sehingga mendorong terciptanya ekonomi kreatif. Komoditas yang memiliki daya
saing dan memiliki kompetitif lebih mampu menarik minat masyarakat global
dibandingkan suatu komoditas yang bersifat konvensional. Kreativitas yang
diciptakan mampu memberikan nilai tambah barang produksi yang menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Dengan mengangkat nilai-nilai yang terkandung pada budaya lokal, suatu
negara dapat menghasilkan berbagai jenis produk kreatif yang dapat menjadi
alternatif pilihan para konsumen global. Kearifan lokal yang bersinergi dengan
kebudayaan lokal akn menghasilkan suatu produk budaya baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik dan mengandung nilai-nilai kehidupan bersosial serta berbudaya,
Contoh pemanfaatan kebudayaan dalam bidang ekonomi kreatif yaitu batik dan
songket.
3. Upaya Pelestarian Budaya Indonesia
Interaksi pada era global menjadi pintu masuk bagi beragamnya budaya asing
ke Indonesia. Budaya yang masuk ke Indonesia telah melalui serangkaian proses
penyaringan. Hanya budaya yang sesuai identitas dan karakteristik bangsa
Indonesia yang dapat diterima bangsa Indonesia. Berkembangnya budaya asing di
Indonesia patut diwaspadai. Ada kemungkinan budaya asing dapat memberikan
pengaruh buruk bagi jati diri bangsa Indonesia. Pengaruh buruk budaya asing bagi
bangsa Indonesia antara lain:
a. Memudarnya budaya bangsa;
b. Menjamurnya perilaku konsumtif dan hedonis; serta
c. Munculnya gejala westernisasi (kebarat-baratan).

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya nasional sebagai


berikut.
a. Mengajarkan kebudayaan Indonesia kepada generasi muda.
b. Mengadakan pertunjukan atau pameran kebudayaan agar eksistensi
kebudayaan tetap terjaga.
c. Memperkenalkan budaya Indonesia kepada khayalak umum, baik dalam negeri
maupun luar negeri.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Budaya nasional merupakan warisan nenek moyang bagi bangsa Indonesia
yang harus dilestarikan. Budaya nasional mengandung makna dan filosofi tinggi
yang memberikan pemahaman pada kehidupan masa kini mengenai nilai sosial
dan nilai budaya yang berkembang pada masa lampau. Jika budaya nasional
tersisihkan kehadiran budaya asing, Indonesia tidak memiliki identitas di lingkup
global. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus menjaga dan
melestarikan budaya nasional agar kebudayaan Indonesia tidak hilang. Patut kita
syukuri kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena bangsa Indonesia telah diberikan
keanekaragaman budaya yang melimpah.

B. Saran
Kita sebagai generasi muda harus dapat ikut serta memperkenalkan
kebudayaan daerah kepada masyarakat. Ikut mempelajari kebudayaan daerah
seperti tari-tarian daerah, lagu daerah, dan alat musik daerah. Pemerintah pusat
dan daerah harus lebih bersinergi memperhatikan budaya nasional untuk generasi
yang akan datang agar kebudayaan Indonesia tidak hilang begitu saja. Pemerintah
dan masyarakat lebih bekerja sama dalam bidang ekonomi kreatif dan sektor
wisata supaya kebudayaan Indonesia dapat dikenal oleh wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.

DAFTAR PUSTAKA

Geografi. Edisi Revisi 2016. CV Arya Duta.

Geografi. Kurikulum 2013 . Intan Pariwara.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

UNESCO (2009). Tentang Pariwisata.

Marjuka (2012), dalam priatmono (2012).

Anda mungkin juga menyukai