Anda di halaman 1dari 4

Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan

Indonesia dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan Pariwisata

NAMA ANGGOTA:
Dival Akbar Purnama
Faisal Hakim
Fedycha Tyas Widadarni
Inggit Irawati
Muhammad Fahlevi Charis Nawawi
Niswah Khoirun Nazillah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
SMA NEGERI 1 KLARI
Jl. Kosambi, Klari Telp. (0267) 431593 Faksimili: 0267431593
Website: smanoneklari.sch.id
e-mail: smanoneklari@gmail.com
1. Produk Budaya
Produk Budaya adalah karya intelektual, artistic, dan praktik individu atau kelompok uang
memiliki makna tertentu yang didasari oleh keyakinan, sikap, gagasan, dan nilai budaya
dalam tradisi lokal tertentu.

Produk budaya dapat berupa kreasi budaya yang berwujud (tangible) atau kreasi budaya
tertentu yang tak berwujud (intagible)

a. Produk budaya yang berwujud antara lain lukisan, seni, lembar literatur, dan batik.
b. Produk budaya yang tak berwujud antara lain cerita rakyat, musik, bahasa, adat ritual.
Beberapa kebudayaan Indonesia yang memiliki nilai jual yaitu:
a. Kesenian tradisional, contohnya loncat batu (Pulau Nias), Reog Ponorogo (Ponorogo)’
b. Tarian tradisional, contohnya tari kecak (Pulau Bali), tari saman (Nangroe Aceh
Darussalam).
c. Alat musik tradisional, contohnya Angklung (Jawa Barat), Sasando (Nusa Tenggara).
d. Rumah tradisional, contohnya Rumah Baileo (Maluku), Rumah Joglo (Jawa tengah).

2. Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif


a. Ekonomi Kreatif
Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), ekonomi kreatif
adalah upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan
iklim perrekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan.

b. Industri Kreatif
Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia, industri kreatif adalah industri yang
berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk
menciptaksn kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Ada 14 (empat belas) sebsektor industri kreatif yaitu:

a. Periklanan h. arsitektur
b. Penerbitan dan percetakan i. desain
c. TV dan radio j. fashion
d. film k. kerajinan
e. video dan fotografi l. pasar barang seni
f. musik m. permainan interaktif
g. seni pertunjukan n. komputer dan perangkat lunak.

3. Kepariwisataan
a. Pariwisata
Menurut UURI No. 10 Tahun 2009, Tentang kepariwisataan, pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

b. Wisata
Merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara.

c. Daya Tarik Wisata


Merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

d. Pariwisata Budaya
Merupakan pariwisata yang berdasarkan pada mosaik tempat, tradisi, kesenian,
upacara-upacara, dan pengalaman yang memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan
masyarakat, yang merefleksikan keanekaragaman dan identitas masyarakat atau bangsa
yang bersangkutan.
e. Pengembangan Destinasi Wisata Budaya
Untuk itu, menurut rencana strategis pengambangan destinasi dan industri pariwisata
kementerian pariwisata tahun 2015-2019, pengembangan destinasi wisata budaya
mencakup hal-hal berikut:

a. Bidang pengembangan wisata sejarah dan religi.


b. Bidang pengembangan wisata tradisi dan seni budaya.
c. Bidang pengembangan wisata kuliner dan spa.
d. Bidang pengembangan wisata pedesaan dan perkotaan.

4. Faktor yang Memengaruhi Pengembangan Wisata


Dalam mengembangkan pariwisata berwawasan budaya, ada beberapa faktor yang harus
menjadi perhatian. Faktor tersebut adalah:

a. Attraction (Daya Tarik)


Atraksi adalah produk utama daerah tujuan wisata. Attraction mencakup hal-hal
yang dapat dilihat dan yang dapat dilakukan wisatawan ketika berada di daerah tujuan
wisata.

b. Accesibility (Aksesibilitas)
Aksesibilitas adalah sarana dan prasarana untuk menuju daerah tujuan wisata.
Ketersediaan sarana transportasi dan rambu petunjuk jalan merupakan faktor penting bagi
daerah tujuan wisata untuk dapat dijangkau oleh banyak wisatawan.

c. Amenities (Fasilitas)
Amenities adalah segala fasilitas yang bisa memenuhi kebutuhan wisatawan ketika
berada di daerah tujuan wisata. Kebutuhan yang di perlukan wisatawan adalah toilet
umum, rest area, area parkir, rumah sakit, restoran/tempat makan, dan sarana ibadah.

d. Ancillary (Kelembagaan)
Ancillary merupakan ketersediaan organisasi yang mengurus daerah tujuan wisata.
Ini menjadi penting karena ketika semua faktor yang lain terpenuhi tetapi tidak ada yang
mengatur, maka semua fasilitas dan atraksi yang dikembangkan lama-kelamaan akan
terbengkalai.

Anda mungkin juga menyukai