MAKALAH HUKUM ADAT Kel 7
MAKALAH HUKUM ADAT Kel 7
MAKALAH
Oleh Kelompok 7 :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
“Implementasi Perhitungan Weton Perkawinan Berdasarkan Kalender Jawa
terhadap Perkawinan Adat Jawa di Kota Kediri Jawa Timur” pada matakuliah
Hukum Adat program studi Ilmu Hukum.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengisi nilai di
semester 2 pada matakuliah Hukum Adat, dan sebagai penambah wawasan bagi
pembaca dan penulis, terutama bagi masyarakat suku jawa di Kota Kediri Jawa
Timur.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah dan Fokus Penelitian........................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................4
1.4.1 Manfaat atau Kegunaan Teoritis................................................................4
1.4.2 Manfaat atau Kegunaan Praktis.................................................................5
1.5 Daftar Istilah.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Sistem perhitungan weton diterapkan dalam perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri, Jawa Timur.................................................................................................7
2.2 Relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum
adat yang ada di Kota Kediri................................................................................10
2.3 Pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap sistem perhitungan
weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.............................................13
2.4 Persepsi dan pengalaman masyarakat terkait praktik perhitungan weton dalam
perkawinan adat Jawa di Kota Kediri...................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.2 Kesimpulan.....................................................................................................18
3.3 Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
DAFTAR TABEL
Penelitian ini bertujuan untuk melihat relasi antara hukum adat dan
implementasi perhitungan weton dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri. Penelitian ini akan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang
praktik hukum adat dan perhitungan weton dalam konteks perkawinan adat Jawa di
Kota Kediri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat, pemangku kepentingan, dan pemerintah dalam menjaga dan
melestarikan tradisi dan budaya Jawa di Kota Kediri. Penelitian ini juga dapat
memberikan pemahaman tentang pentingnya peran hukum adat dalam menjaga
keberlanjutan dan identitas budaya suatu daerah.
Masyarakat Jawa Kediri memiliki hubungan yang erat dengan tradisi dan
budaya Jawa, termasuk dalam pelaksanaan perkawinan adat. Nilai-nilai adat dan
kearifan lokal menjadi panduan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Jawa
Kediri, termasuk dalam perkawinan adat. Perhitungan weton berdasarkan kalender
Jawa dianggap sebagai elemen penting dalam memilih tanggal perkawinan yang
dianggap baik dan memberikan keberuntungan. Implementasi perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Hukum adat Jawa Kediri menjadi
landasan dalam menjaga tata cara dan nilai-nilai tradisional dalam pelaksanaan
perkawinan adat.
Hukum adat Jawa Kediri memiliki peran penting dalam mengatur dan
menjaga kesucian, keabsahan, serta proses pelaksanaan perkawinan adat Jawa di
Kota Kediri. Implementasi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri merupakan bagian dari penerapan hukum adat yang diakui dan dijalankan
oleh masyarakat setempat. Keberadaan hukum adat dalam perkawinan adat Jawa
Kediri memberikan jaminan dan kepercayaan kepada masyarakat terkait keabsahan
dan keberkahan perkawinan yang dilakukan. Penerapan hukum adat dalam
perkawinan adat Jawa juga melibatkan peran para tetua adat, pemuka agama, dan
tokoh masyarakat dalam mengawasi dan memastikan pelaksanaan perkawinan adat
sesuai dengan tata cara yang berlaku.
Meskipun perhitungan weton memiliki nilai historis dan budaya yang kuat,
tantangan dalam menjaga dan mempertahankan tradisi ini tetap ada, terutama di era
modern yang serba canggih dan global. Adanya perubahan sosial, teknologi, dan
lingkungan mempengaruhi cara pandang dan praktik masyarakat terkait perkawinan
adat Jawa serta implementasi perhitungan weton. Perubahan tren, gaya hidup, dan
pola pikir dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri. Oleh karena itu, kajian mengenai
relasi hukum adat terhadap implementasi perhitungan weton dalam perkawinan
adat Jawa di Kota Kediri menjadi penting guna mengantisipasi tantangan dan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam menjaga kelestarian dan keaslian perkawinan adat
Jawa serta memperkuat relasi antara hukum adat dengan perhitungan weton dalam
konteks perkawinan adat di Kota Kediri, Jawa Timur.. Oleh sebab itu, peneliti akan
mencoba melakukan sebuah penjelasan, untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
“Implementasi Perhitungan Weton Perkawinan Berdasarkan Kalender Jawa
terhadap Perkawinan Adat Jawa di Kota Kediri Jawa Timur”.
Daftar istilah merupakan suatu penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam kata-
kata kunci yang ada pada judul penelitian (Maryadi dkk, 2010:11). Adapun istilah-
istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Pernikahan :Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;
3. Adat Jawa : Suatu kebiasaan dalam masyarakat Jawa yang telah menjadi tradisi
turun-temurun;
4. Perspektif : Sudut pandang, pandangan;
Tradisi pernikahan adat Jawa memiliki salah satu adat yaitu penentuan hari
kelahiran. Penentuan hari kelahiran ini penting karena dianggap dapat menentukan
hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan. Salah satu cara untuk
menentukan hari baik tersebut adalah dengan melakukan perhitungan weton.
Perhitungan weton ini dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing hari
kelahiran dari kedua calon mempelai. Setelah itu, hasil dari perhitungan weton
tersebut digunakan untuk menentukan kecocokan antara kedua calon
mempelai.Perhitungan weton dalam pernikahan adat Jawa memiliki makna yang
penting bagi masyarakat Jawa. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat
Jawa yang mempercayai dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam
pernikahan. Salah satu contoh dari masyarakat yang masih mempercayai tradisi
perhitungan weton adalah masyarakat Desa Semampir Kecamatan Kota, Kota
Kediri. Selain itu, perhitungan weton juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
suatu perkawinan, khususnya pada masyarakat desa Sukapura. Konsep hitungan
kelahiran dalam pernikahan Jawa Islam Tengger sangat dipengaruhi oleh tradisi
perhitungan weton.1 Oleh karena itu, perhitungan weton menjadi salah satu syarat
penting dalam perkawinan menurut adat Jawa yang juga dilihat dari perspektif
hukum Islam. Perhitungan weton dalam pernikahan adat Jawa juga dilakukan untuk
mencari hari joyo atau hari baik yang dimiliki oleh pengantin pria dan pengantin
wanita.2 Hal ini bertujuan agar pernikahan dapat berlangsung dengan lancar dan
membawa keberuntungan bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, perhitungan
weton menjadi salah satu tradisi penting dalam pernikahan adat Jawa. 3 Dalam
1
Andika Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat
Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ),” Jurnal Budaya FIB UB 3,
no. 1 Agustus (2022): 44–54.
2
Umi Shofi’atun, “PERHITUNGAN WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA (Studi Kasus Pada
Desa Kendalrejo Kecamatan Bagor Nganjuk),” Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam
Dan Tasawuf 7, no. 2 (2022), https://doi.org/10.53429/spiritualis.v7i2.347.
3
Khairul Fahmi Harahap, Amar Adly, and Watni Marpaung, “Perhitungan Weton Sebagai Penentu
Hari Pernikahan Dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten Deli Serdang (Ditinjau Dalam
perhitungan weton, terdapat lima hari kelahiran dalam pasaran Jawa yaitu Legi,
Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Setiap hari kelahiran memiliki makna dan
interpretasi yang berbeda-beda. Misalnya, jika hasil perhitungan weton adalah 8,
maka artinya pasangan tersebut akan memiliki pernikahan yang harmonis dan
damai. Namun, jika hasil perhitungan weton adalah 6, 14, 22, atau 30, maka artinya
pasangan tersebut mungkin akan sering mengalami pertengkaran atau cekcok dalam
pernikahan
HARI PASARAN
Ahad 5 Legi 5
Senin 4 Pahing 9
Selasa 3 Pon 7
Rabu 7 Wage 4
Kamis 8 Kliwon 8
Jumat 6
Persfektif ‘Urf Dan Sosiologi Hukum),” Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial
Islam 9, no. 02 (2021).
Sabtu 9
Pengaruh hari dan pasaran lainnya manusia terhadap perilaku dan sifat pribadi
seseorang. Berikut watak manusia beserta pasaranya.
Pasaran Watak
Pahing Berpikir cerdas, tidak mudah terpengaruh, tidak suka bergaul dan suka
pamrih terhadap orang lain.
Pon Pikiran cerdas, tidak boros, cerewet, dan jika dia marah berbahaya.
Legi Sopan Santun, keras kepala, disukai banyak orang, dan suka memberi.
Kliwon Mudah tersinggung perasaannya, pintar mencari rejeki, cerdas, suka
menelong.
Wage Tidak mudah terpengaruh, keras hati dan tidak banyak bicara.
2.2 Relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum
adat yang ada di Kota Kediri
4
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
Jawa yang juga dilihat dari perspektif hukum Islam. 5 Hal ini menunjukkan bahwa
perhitungan weton masih dianggap penting dalam perkawinan adat Jawa dan diakui
oleh hukum adat yang ada di daerah tersebut.Selain itu, perhitungan weton juga
memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu perkawinan, khususnya pada
masyarakat desa Semampir. Konsep hitungan kelahiran dalam pernikahan Jawa
Islam di Semampir sangat dipengaruhi oleh tradisi perhitungan weton.6 Oleh karena
itu, perhitungan weton menjadi salah satu syarat penting dalam perkawinan
menurut adat Jawa yang juga dilihat dari perspektif hukum Islam.Namun, di sisi
lain, ada juga yang berpendapat bahwa perhitungan weton dalam perkawinan adat
Jawa tidak memiliki relevansi yang kuat dengan hukum adat yang ada di Kota
Kediri. Hal ini terlihat dari kurangnya regulasi yang mengatur tentang perhitungan
weton dalam hukum adat di Kota Kediri. Selain itu, perhitungan weton juga tidak
diakui oleh hukum positif yang berlaku di Indonesia.Meskipun begitu, perhitungan
weton masih dianggap penting oleh masyarakat Jawa dalam perkawinan adat
mereka. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Jawa yang mempercayai
dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam pernikahan
Oleh karena itu, perhitungan weton masih menjadi bagian dari budaya dan
tradisi masyarakat Jawa di Kota Kediri.Dalam kesimpulannya, relevansi
perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum adat yang ada di
Kota Kediri masih menjadi perdebatan. Meskipun beberapa sumber menyatakan
bahwa perhitungan weton memiliki relevansi yang kuat dengan hukum adat yang
ada di daerah tersebut, namun di sisi lain ada juga yang berpendapat sebaliknya.
Meskipun begitu, perhitungan weton masih dianggap penting oleh masyarakat Jawa
dalam perkawinan adat mereka dan menjadi bagian dari budaya dan tradisi
masyarakat Jawa di Kota Kediri.
5
Meliana Ayu Safitri and Adriana Mustafa, “Tradisi Perhitungan Weton Dalam Pernikahan
Masyarakat Jawa Di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum Adat Dan Hukum Islam,”
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 2021, 156–67,
https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16391.
6
Safitri and Mustafa.
perhitungan weton dapat mempengaruhi hukum adat dalam perkawinan di Kota
Kediri:
1. Menjadi salah satu syarat penting dalam perkawinan menurut adat Jawa
7
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
8
Simamora.
9
Simamora.
Perhitungan weton juga dapat mempengaruhi hukum adat dalam
menentukan konsep hitungan kelahiran. Konsep hitungan kelahiran dalam
pernikahan Jawa Islam Tengger sangat dipengaruhi oleh tradisi perhitungan
weton.10 Oleh karena itu, hukum adat dalam perkawinan di Kota Kediri juga
mengakui pentingnya konsep hitungan kelahiran dalam menentukan hari baik atau
hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan.
10
Simamora.
perhitungan weton dan lebih memilih untuk mengikuti kalender internasional dalam
menentukan hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan11;
Perkembangan teknologi dan media sosial juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap sistem perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.
Dalam era digital ini, informasi tentang perhitungan weton dapat dengan mudah
ditemukan di internet dan media sosial. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih
mudah untuk mempelajari dan memahami sistem perhitungan weton. Namun, di
sisi lain, pengaruh teknologi dan media sosial juga dapat menyebabkan masyarakat
semakin terpengaruh oleh budaya asing dan mengabaikan tradisi perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa12;
4. Pengaruh agama
11
Dwi Arini Zubaidah, “Penentuan Kesepadanan Pasangan Pernikahan Berdasarkan Perhitungan
Weton,” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi 2, no. 2 (2019),
https://doi.org/10.24090/volksgeist.v2i2.2907.
12
Zainun Nafi’ah, “PERAN TRADISI PERHITUNGAN WETON PERKAWINAN DITINJAU
DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Dusun Lemah Jungkur, Desa Keniten,
Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri),” Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat 18, no. 1 (2022),
https://doi.org/10.23971/jsam.v18i1.4224.
13
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
menyebabkan tradisi perhitungan weton semakin terpinggirkan dan kurang
diperhatikan oleh masyarakat14.
14
Wandansari, “Aktulialisasi Nilai-Nilai Tradisi Budaya Daerah Sebagai Kearifan Lokal Untuk
Memantapkan Jatidiri Bangsa,” Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia, 2015, 1–7.
menyebutnya “wong kuno” sangat mereka patuhi sebab pengalaman
tersebut sudah dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Karena hidup ini
berputar maka prinsip ati-ati lan waspodo (hati-hati dan waspada) harus
tetap dipegang teguh. Perhitungan weton sebenarnya bagian dari ikhtiar saja
akan tetapi harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyesalan di
kemudian hari”;
2. M. Miptahudin Umur 50 Tahun Tokoh Masyarakat Balowerti,Kota Kediri
mengungkapkan bahwa Perhitungan weton kedua calon mempelai
sebenarnya dipercayai oleh kedua orang tua masing-masing dari calon
pengantin. Sebab bila salah satu dari pihak ada yang tidak mempercayai
dikhawatirkan akan ada hal-hal yang tidak diingkan akan terjadi dikemudian
hari yang menyebabkan pihak tersebut saling menyalahkan satu sama lain
bila terjadi hal-hal yang tidak diingkan oleh anak mereka nantinya. Pihak
yang tidak mempercayai akan perhitungan weton seharusnya saling
menghargai pihak yang percaya terhadap perhitungan weton. Sebenarnya
kita tidak terlepas adanya pengaruh lingkungan dimana kita tinggal. Iya
ikuti saja tradisi yang ada sejauh tidak bertentangan dengan syara.
Sebenarnya yang paling utama dalam pernikahan ialah cinta bila sudah
saling mencintai dari masing-masing calon kedua mempelai harus sholat
istikharah untuk melihat apakah berakibat buruk atau baik dari akibat
pernikahannya nanti”;
3. Seorang tokoh Masyarakat lainnya yaitu Bapak Mahmuri mengemukakan
bahwa orang tua dulu menggunakan perhitungan weton ya kita ikuti saja
daripada dimarahi, berbicara mengenai tradisi memang tidak bisa
dipisahkan oleh masyarakat Jawa karena warisan nenek moyang konon
katanya kalau tidak dilakukan nantinya bakal menimbulkan perkelahian
karena keadaan ekonomi, adapula sampai bercerai”;
4. Harun Umur 72 Tahun Sesepuh di Desa Cenggini : “Beliau mengatakan
bahwa diharuskan adanya perhitungan weton mutlak dilaksanakan karena
apabila tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan kedua calon
mempelai nantinya contohnya seperti sulit mendapatkan rejeki, kecelakaan,
perceraian dan sakit-sakitan adapula salah satu dari mereka akan meninggal
duluan dan sebagainya. Perhitungan weton dalam pernikahan masyarakat
Jawa merupakan peninggalan dari para leluhur dan tetap kali terbukti
kebenaranya, oleh karenanya itu jangan diabaikan atau diremehkan. Beliau
menyadari anak muda sekarang tidak percaya akan adanya hal tersebut
(perhitungan weton) karena anak-anak sekarang bersikap rasional dan
pragmatis yang disebut dengan hal sembrono. Beliau mempunyai resep
apabila pernikahan tersebut terpaksa dilakukan meski perhitungan weton
dari kedua calon mempelai tersebut tidak cocok perhitungan weton dan
neptunya dan untuk menangkal bala yang mungkin terjadi yaitu dengan
selamatan”;
5. Pak RT dan sesepuh Bandar Kidul Gang 9 Kota Kediri berpendapat bahwa
Weton adalah ilmu yang diajarkan orang tua/terdahulu yaitu hitungan hari ,
hari selalu ada hitunganya dan pasarannya. Didaerah bandar kidul gang 9,
selalu ada kegiatan bancak an nah bancak an itu dihitung dari weton
kelahiran, weton untuk menentukan tanggal pernikahan yang bagus , untuk
hitungan kematian karena setiap ada yang meninggal akan ada acara tahlil 3
harian , 7 harian , 40 harian , 100 harian ,dan 1000 harian semua itu
dilaksanakan harus sesuai hitungan hari kematian, hitungan hari yang bagus
untuk buka usaha agar rezeki banyak mengalir karna hitungan weton nya
bagus. menurut kepercayaan orang² disini yang tidak menghitung weton ,
contohnya "weton melaksanakan pernikahan tidak dihitung dan ternyata jika
dihitung tidak jodoh suatu saat bisa cerai;
6. Menurut Bu Pur, salah seorang tokoh masyarakat desa Doko di Kabupaten
Kediri, memberikan pandangan bahwa weton merupakan hitungan hari lahir
dan pasaran jawanya. Untuk selalu diingat karena weton berguna untuk
pernikahan, khitanan, mencari rezeki, membangun rumah, membuka usaha,
bahkan saat orang sudah meninggal weton masih digunakan untuk
menentukan hari slametan atau tahlilan. Dalam masyarakat Desa Doko,
akibat pelanggaran perhitungan weton, aka nada masalah sulit dalam
pernikahannya. Tapi, sebenarnya jika tidak dikaitkan weton masalah dalam
pernikahan tetap ada. Narasumber sangat mempercayai weton, apalagi
untuk pernikahan anaknya yang akan menikah, Bu Pur hanya bisa
menasehati menurut adat jawa yang telah beliau pahami selama ini.
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
3.3 Saran
Berikut adalah beberapa poin saran terkait perhitungan weton dalam perkawinan
adat Jawa di Kota Kediri:
Harahap, Khairul Fahmi, Amar Adly, and Watni Marpaung. “Perhitungan Weton
Sebagai Penentu Hari Pernikahan Dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten
Deli Serdang (Ditinjau Dalam Persfektif ‘Urf Dan Sosiologi Hukum).” Al-
Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial Islam 9, no. 02 (2021).
Safitri, Meliana Ayu, and Adriana Mustafa. “Tradisi Perhitungan Weton Dalam
Pernikahan Masyarakat Jawa Di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum
Adat Dan Hukum Islam.” Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan
Mazhab Dan Hukum, 2021, 156–67.
https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16391.
Simamora, Andika. “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi
Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian
Antropolinguistik ).” Jurnal Budaya FIB UB 3, no. 1 Agustus (2022): 44–54.