Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN WETON PERKAWINAN

BERDASARKAN KALENDER JAWA TERHADAP PERKAWINAN


ADAT JAWA DI KOTA KEDIRI JAWA TIMUR

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk pemenuhan tugas Semester 2 Kelas A4 pada


Matakuliah Hukum Adat

Dosen Pengampu : Khayatudin, S.H.,M.Hum.

Oleh Kelompok 7 :

Aprilianto Mardiansyah (22120000158)


Aga Rosa Dewi Puspitasari (22120000163)
Friska Yunicha Putri (22120000168)
Nurliana Nabila Ersa P. (22120000170)

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Islam Kadiri
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
“Implementasi Perhitungan Weton Perkawinan Berdasarkan Kalender Jawa
terhadap Perkawinan Adat Jawa di Kota Kediri Jawa Timur” pada matakuliah
Hukum Adat program studi Ilmu Hukum.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengisi nilai di
semester 2 pada matakuliah Hukum Adat, dan sebagai penambah wawasan bagi
pembaca dan penulis, terutama bagi masyarakat suku jawa di Kota Kediri Jawa
Timur.

Tentunya penulis menyadari akan banyak kekurangan dalam penulisan


karya tulis ilmiah ini dan menerima segala kritik dan saran pembangunan untuk
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Pak Khayat selaku dosen pengajar yang membantu untuk
menyelesaikan karya tulis ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih
terhadap orangtua kami yang selalu mendoakan kemudahan bagi kami

Kediri, 25 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah dan Fokus Penelitian........................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................4
1.4.1 Manfaat atau Kegunaan Teoritis................................................................4
1.4.2 Manfaat atau Kegunaan Praktis.................................................................5
1.5 Daftar Istilah.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Sistem perhitungan weton diterapkan dalam perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri, Jawa Timur.................................................................................................7
2.2 Relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum
adat yang ada di Kota Kediri................................................................................10
2.3 Pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap sistem perhitungan
weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.............................................13
2.4 Persepsi dan pengalaman masyarakat terkait praktik perhitungan weton dalam
perkawinan adat Jawa di Kota Kediri...................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.2 Kesimpulan.....................................................................................................18
3.3 Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai dan Pasaran Weton............................................................................8


Tabel 1.2 Pasaran dan Watak Weton..........................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberagaman budaya di Indonesia, termasuk adanya keberagaman dalam


sistem perkawinan, menjadi salah satu aspek penting dalam menjaga kelestarian
dan identitas budaya setiap daerah. Kota Kediri di Jawa Timur, merupakan salah
satu kota di Indonesia yang kaya akan tradisi dan budaya Jawa, termasuk dalam
pelaksanaan perkawinan adat Jawa. Perhitungan weton berdasarkan kalender Jawa
menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri. Hukum adat, sebagai sistem hukum yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat secara turun-temurun, memiliki peran penting dalam pelaksanaan
perkawinan adat Jawa di Kota Kediri. Peran hukum adat dalam implementasi
perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa perlu dikaji lebih lanjut guna
memahami relasinya dan memastikan keberlangsungan tradisi dan budaya Jawa di
Kota Kediri.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat relasi antara hukum adat dan
implementasi perhitungan weton dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri. Penelitian ini akan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang
praktik hukum adat dan perhitungan weton dalam konteks perkawinan adat Jawa di
Kota Kediri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat, pemangku kepentingan, dan pemerintah dalam menjaga dan
melestarikan tradisi dan budaya Jawa di Kota Kediri. Penelitian ini juga dapat
memberikan pemahaman tentang pentingnya peran hukum adat dalam menjaga
keberlanjutan dan identitas budaya suatu daerah.

Masyarakat Jawa Kediri memiliki hubungan yang erat dengan tradisi dan
budaya Jawa, termasuk dalam pelaksanaan perkawinan adat. Nilai-nilai adat dan
kearifan lokal menjadi panduan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Jawa
Kediri, termasuk dalam perkawinan adat. Perhitungan weton berdasarkan kalender
Jawa dianggap sebagai elemen penting dalam memilih tanggal perkawinan yang
dianggap baik dan memberikan keberuntungan. Implementasi perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Hukum adat Jawa Kediri menjadi
landasan dalam menjaga tata cara dan nilai-nilai tradisional dalam pelaksanaan
perkawinan adat.

Hukum adat Jawa Kediri memiliki peran penting dalam mengatur dan
menjaga kesucian, keabsahan, serta proses pelaksanaan perkawinan adat Jawa di
Kota Kediri. Implementasi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota
Kediri merupakan bagian dari penerapan hukum adat yang diakui dan dijalankan
oleh masyarakat setempat. Keberadaan hukum adat dalam perkawinan adat Jawa
Kediri memberikan jaminan dan kepercayaan kepada masyarakat terkait keabsahan
dan keberkahan perkawinan yang dilakukan. Penerapan hukum adat dalam
perkawinan adat Jawa juga melibatkan peran para tetua adat, pemuka agama, dan
tokoh masyarakat dalam mengawasi dan memastikan pelaksanaan perkawinan adat
sesuai dengan tata cara yang berlaku.

Implementasi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota


Kediri dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penentuan waktu
pelaksanaan perkawinan dan keputusan terkait prosesi perkawinan. Kepercayaan
masyarakat terhadap perhitungan weton sebagai acuan dalam memilih hari
perkawinan juga dapat memberikan dampak pada industri pernikahan dan jasa
terkait di Kota Kediri. Pengaruh hukum adat dan implementasi perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri juga dapat memengaruhi pola pikir dan
perilaku masyarakat terkait pelaksanaan perkawinan. Dampak sosial dan budaya
dari implementasi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri
perlu dikaji untuk memahami peran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Meskipun perhitungan weton memiliki nilai historis dan budaya yang kuat,
tantangan dalam menjaga dan mempertahankan tradisi ini tetap ada, terutama di era
modern yang serba canggih dan global. Adanya perubahan sosial, teknologi, dan
lingkungan mempengaruhi cara pandang dan praktik masyarakat terkait perkawinan
adat Jawa serta implementasi perhitungan weton. Perubahan tren, gaya hidup, dan
pola pikir dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri. Oleh karena itu, kajian mengenai
relasi hukum adat terhadap implementasi perhitungan weton dalam perkawinan
adat Jawa di Kota Kediri menjadi penting guna mengantisipasi tantangan dan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam menjaga kelestarian dan keaslian perkawinan adat
Jawa serta memperkuat relasi antara hukum adat dengan perhitungan weton dalam
konteks perkawinan adat di Kota Kediri, Jawa Timur.. Oleh sebab itu, peneliti akan
mencoba melakukan sebuah penjelasan, untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
“Implementasi Perhitungan Weton Perkawinan Berdasarkan Kalender Jawa
terhadap Perkawinan Adat Jawa di Kota Kediri Jawa Timur”.

1.2 Perumusan Masalah dan Fokus Penelitian

Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan kegiatan


penting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Untuk memberikan
kemudahan bagi penulis dalam membatasi permasalahan yang akan ditelitinya.
Dengan adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah
dan terfokus pada permasalahan tersebut. Sehingga akan tercapai tujuan dan
sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan beberapa
masalah yang menjadi pokok penelitian ini.

1. Bagaimana sistem perhitungan weton diterapkan dalam perkawinan adat Jawa di


Kota Kediri, Jawa Timur?

2. Bagaimana relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan


hukum adat yang ada di Kota Kediri?

3. Bagaimana pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap sistem


perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri?
4. Bagaimana persepsi dan pengalaman masyarakat terkait praktik perhitungan
weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah


penulis kemukakan di depan. Adapun tujuan kepenulisan oleh kelompok penulis
terhadap penyusunan makalah ini dengan judul “Implementasi Perhitungan Weton
Perkawinan Berdasarkan Kalender Jawa terhadap Perkawinan Adat Jawa di Kota
Kediri Jawa Timur” ,peneliti merumuskan beberapa jawaban atas rumusan masalah
yang di kemukakan kelompok penulis tersebut.

1. Mengetahui sistem perhitungan weton diterapkan dalam perkawinan adat Jawa di


Kota Kediri, Jawa Timur;

2. Mengetahui relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan


hukum adat yang ada di Kota Kediri;

3. Mengetahui pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap sistem


perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri;

4. Mengetahui persepsi dan pengalaman masyarakat terkait praktik perhitungan


weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoritis maupun


manfaat secara praktis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh
kelompok peneliti. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat atau Kegunaan Teoritis

a. Sebagai karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi


kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun
bagi masyarakat pada umumnya;
b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala
pengetahuan, khususnya mengenai pantangan dalam pernikahan adat Jawa
di Kota Kediri Jawa Timur sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia,
yang secara langsung telah menyentuh kehidupan sosial budaya dan
ekonomi masyarakat sekitarnya;

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian


berikutnya yang sejenis.

1.4.2 Manfaat atau Kegunaan Praktis

a. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah


satu masukan dan kerangka acuan yang sangat berharga bagi para
pengambil keputusan, terutama dalam pengelolaan dan pelestarian
pernikahan adat Jawa di Kota Kediri Jawa Timur;

b. Sebagai calon pendidik, pengetahuan dan pengalaman selama


mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik
pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya.

1.5 Daftar Istilah

Daftar istilah merupakan suatu penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam kata-
kata kunci yang ada pada judul penelitian (Maryadi dkk, 2010:11). Adapun istilah-
istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pantangan : segala hal (perbuatan) yang dipantangkan menurut adat atau


kepercayaan;

2. Pernikahan :Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

3. Adat Jawa : Suatu kebiasaan dalam masyarakat Jawa yang telah menjadi tradisi
turun-temurun;
4. Perspektif : Sudut pandang, pandangan;

5. Tokoh masyarakat : Seseorang yang memegang peranan penting dalam suatu


bidang atau aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem perhitungan weton diterapkan dalam perkawinan adat Jawa di


Kota Kediri, Jawa Timur

Tradisi pernikahan adat Jawa memiliki salah satu adat yaitu penentuan hari
kelahiran. Penentuan hari kelahiran ini penting karena dianggap dapat menentukan
hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan. Salah satu cara untuk
menentukan hari baik tersebut adalah dengan melakukan perhitungan weton.
Perhitungan weton ini dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing hari
kelahiran dari kedua calon mempelai. Setelah itu, hasil dari perhitungan weton
tersebut digunakan untuk menentukan kecocokan antara kedua calon
mempelai.Perhitungan weton dalam pernikahan adat Jawa memiliki makna yang
penting bagi masyarakat Jawa. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat
Jawa yang mempercayai dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam
pernikahan. Salah satu contoh dari masyarakat yang masih mempercayai tradisi
perhitungan weton adalah masyarakat Desa Semampir Kecamatan Kota, Kota
Kediri. Selain itu, perhitungan weton juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
suatu perkawinan, khususnya pada masyarakat desa Sukapura. Konsep hitungan
kelahiran dalam pernikahan Jawa Islam Tengger sangat dipengaruhi oleh tradisi
perhitungan weton.1 Oleh karena itu, perhitungan weton menjadi salah satu syarat
penting dalam perkawinan menurut adat Jawa yang juga dilihat dari perspektif
hukum Islam. Perhitungan weton dalam pernikahan adat Jawa juga dilakukan untuk
mencari hari joyo atau hari baik yang dimiliki oleh pengantin pria dan pengantin
wanita.2 Hal ini bertujuan agar pernikahan dapat berlangsung dengan lancar dan
membawa keberuntungan bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, perhitungan
weton menjadi salah satu tradisi penting dalam pernikahan adat Jawa. 3 Dalam
1
Andika Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat
Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ),” Jurnal Budaya FIB UB 3,
no. 1 Agustus (2022): 44–54.
2
Umi Shofi’atun, “PERHITUNGAN WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA (Studi Kasus Pada
Desa Kendalrejo Kecamatan Bagor Nganjuk),” Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam
Dan Tasawuf 7, no. 2 (2022), https://doi.org/10.53429/spiritualis.v7i2.347.
3
Khairul Fahmi Harahap, Amar Adly, and Watni Marpaung, “Perhitungan Weton Sebagai Penentu
Hari Pernikahan Dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten Deli Serdang (Ditinjau Dalam
perhitungan weton, terdapat lima hari kelahiran dalam pasaran Jawa yaitu Legi,
Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Setiap hari kelahiran memiliki makna dan
interpretasi yang berbeda-beda. Misalnya, jika hasil perhitungan weton adalah 8,
maka artinya pasangan tersebut akan memiliki pernikahan yang harmonis dan
damai. Namun, jika hasil perhitungan weton adalah 6, 14, 22, atau 30, maka artinya
pasangan tersebut mungkin akan sering mengalami pertengkaran atau cekcok dalam
pernikahan

Dalam kesimpulannya, perhitungan weton merupakan tradisi penting dalam


pernikahan adat Jawa. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Jawa yang
mempercayai dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam pernikahan.
Perhitungan weton dilakukan untuk mencari hari joyo atau hari baik yang dimiliki
oleh pengantin pria dan pengantin wanita. Setiap hasil perhitungan weton memiliki
makna dan interpretasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perhitungan weton
menjadi salah satu syarat penting dalam perkawinan menurut adat Jawa.

Pada zaman dahulu, sistem pemerataan perekonomian masyarakat dengan


sistem buka pasar pada lima titik tempat yang mengikuti arah angin (Timur,
Selatan, Barat, Utara dan Tengah). Pasar Legi berada di Timur, pasar Paing berada
di Selatan, pasar Pon di Barat, pasar Wage di Utara dan pasar Kliwon berada di
tengah kota. Pasar ini dibuka secara bergantian mengikuti siklus pasaran Jawa
(pancawara). Di bawah ini waktu-waktu dan hari pasaran:

Tabel 1.1 Nilai dan Pasaran Weton

HARI PASARAN
Ahad 5 Legi 5
Senin 4 Pahing 9
Selasa 3 Pon 7
Rabu 7 Wage 4
Kamis 8 Kliwon 8
Jumat 6

Persfektif ‘Urf Dan Sosiologi Hukum),” Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial
Islam 9, no. 02 (2021).
Sabtu 9

Pengaruh hari dan pasaran lainnya manusia terhadap perilaku dan sifat pribadi
seseorang. Berikut watak manusia beserta pasaranya.

Tabel 1.2 Pasaran dan Watak Weton

Pasaran Watak
Pahing Berpikir cerdas, tidak mudah terpengaruh, tidak suka bergaul dan suka
pamrih terhadap orang lain.
Pon Pikiran cerdas, tidak boros, cerewet, dan jika dia marah berbahaya.
Legi Sopan Santun, keras kepala, disukai banyak orang, dan suka memberi.
Kliwon Mudah tersinggung perasaannya, pintar mencari rejeki, cerdas, suka
menelong.
Wage Tidak mudah terpengaruh, keras hati dan tidak banyak bicara.

Sistem perhitungan weton adalah suatu sistem yang digunakan dalam


perkawinan adat Jawa di Kota Kediri, Jawa Timur untuk menentukan kesesuaian
pasangan. Dalam sistem ini, weton mengacu pada hubungan antara hari kelahiran
seseorang dengan lima elemen dalam alam semesta. Tujuan dari penggunaan sistem
weton adalah untuk memastikan kecocokan pasangan yang akan menikah. Dalam
proses perkawinan adat Jawa di Kota Kediri, langkah-langkah berikut dilakukan
untuk menerapkan sistem perhitungan weton:

1. Mengidentifikasi weton pasangan: Pertama-tama, weton pasangan


calon pengantin ditentukan berdasarkan hari kelahiran mereka. Setiap
individu memiliki weton yang unik;
2. Mengevaluasi kesesuaian weton: Weton pasangan kemudian
dibandingkan untuk melihat sejauh mana kesesuaian antara keduanya.
Terdapat aturan dan kepercayaan yang berhubungan dengan kesesuaian
weton, seperti keselarasan elemen-elemen tertentu;
3. Konsultasi dengan ahli: Dalam beberapa kasus, pasangan calon
pengantin dapat mengonsultasikan weton mereka dengan seorang ahli
atau dukun Jawa. Ahli ini akan memberikan panduan dan saran
berdasarkan weton pasangan, serta memberikan pemahaman tentang
makna weton dan dampaknya dalam pernikahan;
4. Menentukan tanggal pernikahan: Setelah mempertimbangkan
kesesuaian weton pasangan dan menerima nasihat dari ahli, keluarga
dan pasangan calon pengantin akan memutuskan tanggal pernikahan
yang dianggap paling baik berdasarkan weton mereka. Tujuan utama
adalah mencapai keharmonisan dan keberuntungan dalam pernikahan.

Meskipun sistem perhitungan weton memiliki peran penting dalam


perkawinan adat Jawa di Kota Kediri, penting untuk diingat bahwa keputusan akhir
mengenai tanggal pernikahan dan kesesuaian pasangan tidak semata-mata
bergantung pada weton. Faktor-faktor lain seperti keputusan keluarga, tradisi adat,
dan preferensi individu juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam
perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.

2.2 Relevansi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum
adat yang ada di Kota Kediri

Perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri, Jawa


Timur, merupakan salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat
Jawa. Perhitungan weton dilakukan dengan tujuan untuk mencari hari joyo atau hari
baik yang dimiliki oleh pengantin pria dan pengantin wanita 4. Namun, relevansi
perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum adat yang ada di
Kota Kediri masih menjadi perdebatan.Beberapa sumber menyatakan bahwa
perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa memiliki relevansi yang kuat
dengan hukum adat yang ada di Kota Kediri. Salah satu contoh adalah dalam studi
kasus di Desa Semampir Kecamatan Kota di Kota Kediri, di mana perhitungan
weton dianggap sebagai salah satu syarat penting dalam perkawinan menurut adat

4
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
Jawa yang juga dilihat dari perspektif hukum Islam. 5 Hal ini menunjukkan bahwa
perhitungan weton masih dianggap penting dalam perkawinan adat Jawa dan diakui
oleh hukum adat yang ada di daerah tersebut.Selain itu, perhitungan weton juga
memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu perkawinan, khususnya pada
masyarakat desa Semampir. Konsep hitungan kelahiran dalam pernikahan Jawa
Islam di Semampir sangat dipengaruhi oleh tradisi perhitungan weton.6 Oleh karena
itu, perhitungan weton menjadi salah satu syarat penting dalam perkawinan
menurut adat Jawa yang juga dilihat dari perspektif hukum Islam.Namun, di sisi
lain, ada juga yang berpendapat bahwa perhitungan weton dalam perkawinan adat
Jawa tidak memiliki relevansi yang kuat dengan hukum adat yang ada di Kota
Kediri. Hal ini terlihat dari kurangnya regulasi yang mengatur tentang perhitungan
weton dalam hukum adat di Kota Kediri. Selain itu, perhitungan weton juga tidak
diakui oleh hukum positif yang berlaku di Indonesia.Meskipun begitu, perhitungan
weton masih dianggap penting oleh masyarakat Jawa dalam perkawinan adat
mereka. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Jawa yang mempercayai
dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam pernikahan

Oleh karena itu, perhitungan weton masih menjadi bagian dari budaya dan
tradisi masyarakat Jawa di Kota Kediri.Dalam kesimpulannya, relevansi
perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa dengan hukum adat yang ada di
Kota Kediri masih menjadi perdebatan. Meskipun beberapa sumber menyatakan
bahwa perhitungan weton memiliki relevansi yang kuat dengan hukum adat yang
ada di daerah tersebut, namun di sisi lain ada juga yang berpendapat sebaliknya.
Meskipun begitu, perhitungan weton masih dianggap penting oleh masyarakat Jawa
dalam perkawinan adat mereka dan menjadi bagian dari budaya dan tradisi
masyarakat Jawa di Kota Kediri.

Perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri dapat


mempengaruhi hukum adat dalam beberapa hal. Berikut adalah beberapa cara

5
Meliana Ayu Safitri and Adriana Mustafa, “Tradisi Perhitungan Weton Dalam Pernikahan
Masyarakat Jawa Di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum Adat Dan Hukum Islam,”
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 2021, 156–67,
https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16391.
6
Safitri and Mustafa.
perhitungan weton dapat mempengaruhi hukum adat dalam perkawinan di Kota
Kediri:

1. Menjadi salah satu syarat penting dalam perkawinan menurut adat Jawa

Perhitungan weton dianggap sebagai salah satu syarat penting dalam


perkawinan menurut adat Jawa. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat
Jawa yang mempercayai dan mengikuti tradisi perhitungan weton dalam
pernikahan7. Oleh karena itu, hukum adat dalam perkawinan di Kota Kediri juga
mengakui pentingnya perhitungan weton dalam menentukan hari baik atau hari
joyo untuk berlangsungnya pernikahan;

2. Menentukan hari kelahiran

Perhitungan weton juga dapat mempengaruhi hukum adat dalam


menentukan hari kelahiran. Dalam adat Jawa, penentuan hari kelahiran sangat
penting karena dianggap dapat menentukan hari baik atau hari joyo untuk
berlangsungnya pernikahan.8 Oleh karena itu, hukum adat dalam perkawinan di
Kota Kediri juga mengakui pentingnya penentuan hari kelahiran dalam menentukan
hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan;

3. Menentukan kecocokan antara kedua calon mempelai

Perhitungan weton juga dapat mempengaruhi hukum adat dalam


menentukan kecocokan antara kedua calon mempelai. Dalam perhitungan weton,
hasil dari perhitungan weton digunakan untuk menentukan kecocokan antara kedua
calon mempelai.9 Oleh karena itu, hukum adat dalam perkawinan di Kota Kediri
juga mengakui pentingnya kecocokan antara kedua calon mempelai dalam
menentukan keberhasilan pernikahan;

4. Menentukan konsep hitungan kelahiran

7
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
8
Simamora.
9
Simamora.
Perhitungan weton juga dapat mempengaruhi hukum adat dalam
menentukan konsep hitungan kelahiran. Konsep hitungan kelahiran dalam
pernikahan Jawa Islam Tengger sangat dipengaruhi oleh tradisi perhitungan
weton.10 Oleh karena itu, hukum adat dalam perkawinan di Kota Kediri juga
mengakui pentingnya konsep hitungan kelahiran dalam menentukan hari baik atau
hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan.

Dalam kesimpulannya, perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di


Kota Kediri dapat mempengaruhi hukum adat dalam beberapa hal. Perhitungan
weton dianggap sebagai salah satu syarat penting dalam perkawinan menurut adat
Jawa, dapat menentukan hari kelahiran, menentukan kecocokan antara kedua calon
mempelai, dan menentukan konsep hitungan kelahiran. Oleh karena itu, hukum
adat dalam perkawinan di Kota Kediri mengakui pentingnya perhitungan weton
dalam menentukan hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan dan
menentukan keberhasilan pernikahan.

2.3 Pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap sistem perhitungan


weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri

Perubahan sosial dan modernisasi memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap sistem perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.
Berikut adalah beberapa pengaruh perubahan sosial dan modernisasi terhadap
sistem perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri:

1. Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap tradisi perhitungan


weton

Perubahan sosial dan modernisasi telah menyebabkan berkembangnya pemikiran


rasional dan ilmiah di masyarakat. Hal ini menyebabkan kepercayaan masyarakat
terhadap tradisi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa semakin
berkurang. Beberapa masyarakat di Kota Kediri mulai mengabaikan tradisi

10
Simamora.
perhitungan weton dan lebih memilih untuk mengikuti kalender internasional dalam
menentukan hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan11;

2. Pengaruh teknologi dan media sosial

Perkembangan teknologi dan media sosial juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap sistem perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri.
Dalam era digital ini, informasi tentang perhitungan weton dapat dengan mudah
ditemukan di internet dan media sosial. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih
mudah untuk mempelajari dan memahami sistem perhitungan weton. Namun, di
sisi lain, pengaruh teknologi dan media sosial juga dapat menyebabkan masyarakat
semakin terpengaruh oleh budaya asing dan mengabaikan tradisi perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa12;

3. Perubahan dalam sistem kalender

Perubahan dalam sistem kalender juga memiliki pengaruh terhadap sistem


perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri. Beberapa
masyarakat di Kota Kediri mulai mengikuti kalender internasional dalam
menentukan hari baik atau hari joyo untuk berlangsungnya pernikahan. Hal ini
menyebabkan tradisi perhitungan weton semakin terpinggirkan dan kurang
diperhatikan oleh masyarakat13;

4. Pengaruh agama

Pengaruh agama juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sistem


perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri. Beberapa
masyarakat di Kota Kediri mulai mengikuti ajaran agama yang tidak
memperbolehkan adanya tradisi perhitungan weton dalam perkawinan. Hal ini

11
Dwi Arini Zubaidah, “Penentuan Kesepadanan Pasangan Pernikahan Berdasarkan Perhitungan
Weton,” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi 2, no. 2 (2019),
https://doi.org/10.24090/volksgeist.v2i2.2907.
12
Zainun Nafi’ah, “PERAN TRADISI PERHITUNGAN WETON PERKAWINAN DITINJAU
DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Dusun Lemah Jungkur, Desa Keniten,
Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri),” Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat 18, no. 1 (2022),
https://doi.org/10.23971/jsam.v18i1.4224.
13
Simamora, “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian Antropolinguistik ).”
menyebabkan tradisi perhitungan weton semakin terpinggirkan dan kurang
diperhatikan oleh masyarakat14.

Dalam kesimpulannya, perubahan sosial dan modernisasi memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap sistem perhitungan weton dalam perkawinan
adat Jawa di Kota Kediri. Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap tradisi
perhitungan weton, pengaruh teknologi dan media sosial, perubahan dalam sistem
kalender, dan pengaruh agama adalah beberapa pengaruh perubahan sosial dan
modernisasi terhadap sistem perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di
Kota Kediri. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan
dan melestarikan tradisi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa sebagai
bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa di Kota Kediri.

2.4 Persepsi dan pengalaman masyarakat terkait praktik perhitungan weton


dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri

Pandangan tokoh masyarakat yang berada di Kota Kediri terhadap


perhitungan weton dilakukan menggunakan metode observasi yaitu wawancara.
Adapun hasil dari wawancara yang penulis lakukan oleh orang-orang yang telah
bersangkutan.

1. Jaenal Abidin Umur 70 Tahun Tokoh Agama mengatakan bahwa:


“Pernikahan merupakan ibadah yang istimewa dalam pandangan hukum
Islam. Dalam tradisi weton Jawa pernikahan merupakan sesuatu yang sakral
dan membutuhkan hal-hal yang harus diperhitungkan dengan sangat matang
dan hatihati sebab berhasil atau tidaknya seseorang dalam hidup itu sangat
ditentukan perhitungan wetonnya. Bila perhitungan weton dan pasarannya
tidak cocok maka harus dibatalkan sedangkan bila perhitungan weton dan
pasarannya cocok maka boleh dilanjutkan. Beliau juga berpendapat bahwa
Masyarakat Jawa menjunjung tinggi perasaan dari pada akal dan umumnya
mereka sangat tunduk dan patuh terhadapat warisan leluhurnya. Menurut
pemahaman orang Desa Semampir atau pengalaman nenek moyangnya

14
Wandansari, “Aktulialisasi Nilai-Nilai Tradisi Budaya Daerah Sebagai Kearifan Lokal Untuk
Memantapkan Jatidiri Bangsa,” Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia, 2015, 1–7.
menyebutnya “wong kuno” sangat mereka patuhi sebab pengalaman
tersebut sudah dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Karena hidup ini
berputar maka prinsip ati-ati lan waspodo (hati-hati dan waspada) harus
tetap dipegang teguh. Perhitungan weton sebenarnya bagian dari ikhtiar saja
akan tetapi harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyesalan di
kemudian hari”;
2. M. Miptahudin Umur 50 Tahun Tokoh Masyarakat Balowerti,Kota Kediri
mengungkapkan bahwa Perhitungan weton kedua calon mempelai
sebenarnya dipercayai oleh kedua orang tua masing-masing dari calon
pengantin. Sebab bila salah satu dari pihak ada yang tidak mempercayai
dikhawatirkan akan ada hal-hal yang tidak diingkan akan terjadi dikemudian
hari yang menyebabkan pihak tersebut saling menyalahkan satu sama lain
bila terjadi hal-hal yang tidak diingkan oleh anak mereka nantinya. Pihak
yang tidak mempercayai akan perhitungan weton seharusnya saling
menghargai pihak yang percaya terhadap perhitungan weton. Sebenarnya
kita tidak terlepas adanya pengaruh lingkungan dimana kita tinggal. Iya
ikuti saja tradisi yang ada sejauh tidak bertentangan dengan syara.
Sebenarnya yang paling utama dalam pernikahan ialah cinta bila sudah
saling mencintai dari masing-masing calon kedua mempelai harus sholat
istikharah untuk melihat apakah berakibat buruk atau baik dari akibat
pernikahannya nanti”;
3. Seorang tokoh Masyarakat lainnya yaitu Bapak Mahmuri mengemukakan
bahwa orang tua dulu menggunakan perhitungan weton ya kita ikuti saja
daripada dimarahi, berbicara mengenai tradisi memang tidak bisa
dipisahkan oleh masyarakat Jawa karena warisan nenek moyang konon
katanya kalau tidak dilakukan nantinya bakal menimbulkan perkelahian
karena keadaan ekonomi, adapula sampai bercerai”;
4. Harun Umur 72 Tahun Sesepuh di Desa Cenggini : “Beliau mengatakan
bahwa diharuskan adanya perhitungan weton mutlak dilaksanakan karena
apabila tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan kedua calon
mempelai nantinya contohnya seperti sulit mendapatkan rejeki, kecelakaan,
perceraian dan sakit-sakitan adapula salah satu dari mereka akan meninggal
duluan dan sebagainya. Perhitungan weton dalam pernikahan masyarakat
Jawa merupakan peninggalan dari para leluhur dan tetap kali terbukti
kebenaranya, oleh karenanya itu jangan diabaikan atau diremehkan. Beliau
menyadari anak muda sekarang tidak percaya akan adanya hal tersebut
(perhitungan weton) karena anak-anak sekarang bersikap rasional dan
pragmatis yang disebut dengan hal sembrono. Beliau mempunyai resep
apabila pernikahan tersebut terpaksa dilakukan meski perhitungan weton
dari kedua calon mempelai tersebut tidak cocok perhitungan weton dan
neptunya dan untuk menangkal bala yang mungkin terjadi yaitu dengan
selamatan”;
5. Pak RT dan sesepuh Bandar Kidul Gang 9 Kota Kediri berpendapat bahwa
Weton adalah ilmu yang diajarkan orang tua/terdahulu yaitu hitungan hari ,
hari selalu ada hitunganya dan pasarannya. Didaerah bandar kidul gang 9,
selalu ada kegiatan bancak an nah bancak an itu dihitung dari weton
kelahiran, weton untuk menentukan tanggal pernikahan yang bagus , untuk
hitungan kematian karena setiap ada yang meninggal akan ada acara tahlil 3
harian , 7 harian , 40 harian , 100 harian ,dan 1000 harian semua itu
dilaksanakan harus sesuai hitungan hari kematian, hitungan hari yang bagus
untuk buka usaha agar rezeki banyak mengalir karna hitungan weton nya
bagus. menurut kepercayaan orang² disini yang tidak menghitung weton ,
contohnya "weton melaksanakan pernikahan tidak dihitung dan ternyata jika
dihitung tidak jodoh suatu saat bisa cerai;
6. Menurut Bu Pur, salah seorang tokoh masyarakat desa Doko di Kabupaten
Kediri, memberikan pandangan bahwa weton merupakan hitungan hari lahir
dan pasaran jawanya. Untuk selalu diingat karena weton berguna untuk
pernikahan, khitanan, mencari rezeki, membangun rumah, membuka usaha,
bahkan saat orang sudah meninggal weton masih digunakan untuk
menentukan hari slametan atau tahlilan. Dalam masyarakat Desa Doko,
akibat pelanggaran perhitungan weton, aka nada masalah sulit dalam
pernikahannya. Tapi, sebenarnya jika tidak dikaitkan weton masalah dalam
pernikahan tetap ada. Narasumber sangat mempercayai weton, apalagi
untuk pernikahan anaknya yang akan menikah, Bu Pur hanya bisa
menasehati menurut adat jawa yang telah beliau pahami selama ini.

BAB III
PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa di Kota Kediri masih


dianggap penting dan relevan, sejalan dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat
Jawa. Meskipun terdapat perdebatan mengenai relevansi perhitungan weton dengan
hukum adat, perhitungan weton masih diakui dalam praktik perkawinan adat Jawa
di Kota Kediri, termasuk dalam perspektif hukum adat dan keberhasilan
pernikahan.

Menurut Undang-Undang (UU) Perkawinan No. 1 Tahun 1974, perkawinan


adat diakui dan dihormati sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia. UU ini
menjunjung tinggi keragaman budaya dan adat istiadat di dalam negeri, termasuk
perkawinan adat Jawa. Oleh karena itu, perhitungan weton, sebagai bagian dari
tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa, masih memiliki relevansi dalam
perkawinan adat di Kota Kediri.

Namun, seiring dengan perubahan sosial dan modernisasi, terdapat


pengaruh signifikan terhadap sistem perhitungan weton. Masyarakat Jawa di Kota
Kediri mulai mengalami pergeseran dalam keyakinan dan kepercayaan mereka
terhadap perhitungan weton. Pengaruh teknologi dan media sosial, perubahan
sistem kalender, serta pengaruh agama menjadi faktor yang turut mempengaruhi
perubahan dalam praktik perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa.

Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk mempertahankan dan


melestarikan tradisi perhitungan weton dalam perkawinan adat Jawa. UU
Perkawinan mengakui pentingnya keberagaman budaya dan adat istiadat di
Indonesia, sehingga memberikan ruang bagi masyarakat untuk menjalankan
praktik-peraktik adat mereka, termasuk perhitungan weton dalam perkawinan.
Dalam menjaga tradisi ini, masyarakat dapat berkolaborasi dengan tokoh
masyarakat dan ahli adat untuk memperoleh panduan yang akurat sesuai dengan
adat dan tradisi Jawa di Kota Kediri. Selain itu, penting untuk memberikan
pemahaman yang kuat terkait dengan nilai dan makna yang terkandung dalam
perhitungan weton, sehingga generasi muda dapat menghargai dan menjaga tradisi
ini.

Dengan memperhatikan UU Perkawinan dan tetap menghormati tradisi


perhitungan weton, diharapkan masyarakat Jawa di Kota Kediri dapat menjalankan
perkawinan adat mereka dengan tetap mempertahankan identitas budaya mereka,
sejalan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat modern.

3.3 Saran

Berikut adalah beberapa poin saran terkait perhitungan weton dalam perkawinan
adat Jawa di Kota Kediri:

1. Edukasi dan Kesadaran: Penting bagi masyarakat untuk memberikan


edukasi kepada generasi muda mengenai pentingnya perhitungan weton
dalam perkawinan adat Jawa. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan
seperti seminar, lokakarya, atau diskusi kelompok, sehingga mereka dapat
memahami nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya;
2. Kolaborasi dengan Ahli Adat: Masyarakat dapat bekerja sama dengan tokoh
masyarakat, ahli adat, atau kalender Jawa resmi untuk memperoleh panduan
yang akurat dalam perhitungan weton. Ahli tersebut dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang tradisi dan kepercayaan lokal
yang terkait dengan perhitungan weton;
3. Membudayakan Kalkulator Weton: Masyarakat dapat menggabungkan
aspek teknologi dengan tradisi perhitungan weton. Dalam hal ini,
penggunaan aplikasi atau situs web yang menyediakan kalkulator weton
dapat membantu mempermudah proses perhitungan dan meningkatkan
keakuratan;
4. Melestarikan dan Memodernisasi: Penting untuk menjaga dan melestarikan
tradisi perhitungan weton, sambil mempertimbangkan pengaruh perubahan
sosial dan modernisasi. Masyarakat dapat menyesuaikan tradisi ini dengan
memadukannya dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
modern;
5. Kolaborasi dengan Pihak Berwenang: Masyarakat dapat berkolaborasi
dengan pemerintah setempat, lembaga kebudayaan, atau organisasi yang
terkait dengan perlindungan budaya untuk mendapatkan dukungan dan
bimbingan dalam menjaga dan menghormati tradisi perhitungan weton;
6. Pemeliharaan dan Penelitian: Adanya upaya pemeliharaan dan penelitian
terkait tradisi perhitungan weton dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang kebudayaan Jawa dan memperkuat kesadaran akan
pentingnya menjaga dan menghormati tradisi ini.

Dengan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan masyarakat Jawa di


Kota Kediri dapat mempertahankan dan menghormati tradisi perhitungan weton
dalam perkawinan adat mereka, sambil tetap beradaptasi dengan perubahan zaman
dan kebutuhan masyarakat modern.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Khairul Fahmi, Amar Adly, and Watni Marpaung. “Perhitungan Weton
Sebagai Penentu Hari Pernikahan Dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten
Deli Serdang (Ditinjau Dalam Persfektif ‘Urf Dan Sosiologi Hukum).” Al-
Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial Islam 9, no. 02 (2021).

Nafi’ah, Zainun. “PERAN TRADISI PERHITUNGAN WETON PERKAWINAN


DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Dusun
Lemah Jungkur, Desa Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri).” Jurnal
Studi Agama Dan Masyarakat 18, no. 1 (2022).
https://doi.org/10.23971/jsam.v18i1.4224.

Safitri, Meliana Ayu, and Adriana Mustafa. “Tradisi Perhitungan Weton Dalam
Pernikahan Masyarakat Jawa Di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum
Adat Dan Hukum Islam.” Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan
Mazhab Dan Hukum, 2021, 156–67.
https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16391.

Simamora, Andika. “Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi
Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang ( Kajian
Antropolinguistik ).” Jurnal Budaya FIB UB 3, no. 1 Agustus (2022): 44–54.

Umi Shofi’atun. “PERHITUNGAN WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA


(Studi Kasus Pada Desa Kendalrejo Kecamatan Bagor Nganjuk).” Jurnal
Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam Dan Tasawuf 7, no. 2 (2022).
https://doi.org/10.53429/spiritualis.v7i2.347.

Wandansari. “Aktulialisasi Nilai-Nilai Tradisi Budaya Daerah Sebagai Kearifan


Lokal Untuk Memantapkan Jatidiri Bangsa.” Ikatan Dosen Budaya Daerah
Indonesia, 2015, 1–7.

Zubaidah, Dwi Arini. “Penentuan Kesepadanan Pasangan Pernikahan Berdasarkan


Perhitungan Weton.” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi 2, no. 2
(2019). https://doi.org/10.24090/volksgeist.v2i2.2907.

Anda mungkin juga menyukai