Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GEOGRAFI

TRADISI ADAT PANGKALAN


(PERNIKAHAN)

OLEH:
ALIF RAMADHAN
KELAS : XI IPS 1

GURU PEMBIMBING : BETRI ELFITA, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA N 1 PANGKALAN KEC. PANGKALAN KOTO BARU
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat memberikan kesehatan, kekuatan dan menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan kami ingin menyampaikan rasa
terima kasih dalam penyelesaian makalah tentang Tradisi Pernikahan Adat Pangkalan.
Dalam penulisan makalah ini. Saya perlu bantuan, dorongan, dan senantiasa mendapat
bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada guru pembimbing.
Dan saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini baik dalam penyajian materi maupun teknik penulisannya. Oleh sebab itu kami
butuh kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini di masa yang akan datang.

Pangkalan, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
PROSES PERNIKAHAN MENURUT ADAT DIPANGKALAN......
1. Marasek................................................................................................ 2
2. Maminang............................................................................................ 2
3. Batimbang tando (Bertukar tanda)....................................................... 2
4. Mahanta sirih....................................................................................... 3
5. Malam bainai....................................................................................... 3
6. Manjapuik marapulai........................................................................... 3
7. Akad nikah........................................................................................... 3
8. Penyambutan dirumah anak daro......................................................... 4
9. Manjalang mintuo................................................................................ 4
10. Batandang............................................................................................ 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ragam perkawinan masyarakat adat Minangkabau ada 2 (dua), yaitu: 1) Perkawinan
ideal yaitu perkawinan antara keluarga dekat seperti anak dari kemenakan; 2) Kawin
pantang yaitu perkawinan yang tidak dapat dilakukan seperti anak se-ibu atau se-ayah.
Tata cara perkawinan masyarakat adat Minangkabau ada 2 (dua), yaitu: 1) Perkawinan
menurut kerabat perempuan yaitu pihak perempuan yang menjadi pemrakarsa dalam
perkawinan dan dalam kehidupan rumah tangga, dari mulai mencari jodoh hingga
pelaksanaan perkawinan; 2) Perkawinan menurut kerabat laki-laki, yaitu pihak laki-laki
yang menjadi pemrakarsa dalam pernikahan dan rumah tangga, dari mulai mencari jodoh
hingga pelaksanaan perkawinan dan biaya hidup sehari-hari. Bentuk perkawinan di
Minangkabau telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebelumnya, seorang suami tidak berarti apa-apa dalam keluarga istri, kini suamilah yang
bertanggungjawab dalam keluarganya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pernikahan Di Nagari Pangkalan ?

C. Tujuan
Dari makalah ini kita dapat mengetahui beberapa informasi atau proses pernikahan di
daerah Pangkalan dan menambah wawasan kita tentang tradisi pernikahan nagari
tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

PROSES PERNIKAHAN MENURUT ADAT DIPANGKALAN

Menikah adalah menentukan pasangan hidup untuk berbagi kasih, suku maupun duka.

1. Marasek
Marasek adalah penjajakan. Di nagari pangkalan penjajakan ini dilakukan oleh pihak
keluarga perempuan. Marasek ini bertujuan untuk mengetahui dari pihak keluarga
laki-laki apakah dari pihak laki-laki setuju atau cocok dan berminat untuk menikahi
sigadis. Dalam proses ini biasanya beberapa perempuan yang dituakan oleh pihak
perempuan seperti bundo kanduang untuk mencari mencari tahu seluk beluk pihak
laki-laki.

2. Maminang
Maminang disini adalah pertunangan yang dilakukan apabila proses marasek telah
selesai. Dinagari pangkalan yang meminang adalah pihak perempuan. Proses
maminang ini dilakukan oleh orang yang pandai berbicara dan disaksikan oleh orang
tua, niniak mamak, sesepuh kedua belah pihak. Dalam proses meminang ini pihak
perempuan membawa hantaran kerumah pihak laki-laki yaitu berupa sirih pinang.
Sirih pinang ini terdiri atas daun sirih, kapur dan pinang. Sirih pinang ini ditata dalam
carano kemudian disuguhkan kepihak keluarga laki-laki untuk dicicipi.

3. Batimbang tando (Bertukar tanda)


Dinagari pangkalan batimbang tando ini dilakukan dirumah pihak laki-laki. Yang
ditukarkan adalah berupa kain panjang dan cincin. Dinagari pangkalan yang
diharuskan dalam batimbang tando ini adalah kain panjang. Tidak diharuskan untuk
bertukar cincin.

2
4. Mahanta sirih
Mahanta sirih adalah mempelai pria melakukan tahapan memohon doa restu kepada
orang tua dan sanak kandung. Pada saat mahanta sirih ini calon mempelai pria
menyampaikan kabar gembira mengenai tanggal pernikahannya, sembari membawa
daun sirih, kapu, dan pinang. Begitu juga dengan pihak calon mempelai perempuan.

5. Malam bainai
Malam bainai dinagari pangkalan dilaksanakan pada malam hari sebelum acara akad
nikah. Malam bainai berarti meletakkan tumbukkan halus daun pacar merah atau daun
inai ke setiap kuku dan tangan calon pengantin. Dinagari pangkalan yang
memakaikan inai kepada calon pengantin adalah induak bako dari calon pengantin
perempuan tersebut. Tradisi ini melambangkan kasih sayang dan doa restu para
sepupu, anak pisang, bako dan sebagainya kepada calon mempelai perempuan.

6. Manjapuik marapulai
Calon pengantin pria dijemput oleh bako dari pihak perempuan untuk melangsungkan
akad nikah. Saat proses ini pihak calon pengantin perempuan membawa sirih lengkap
dalam carano yang menandakan kehadiran pihak laki-laki penuh dengan tata karma.

7. Akad nikah
Akad nikah atau ijab kabul dilaksanakan di KUA atau pun di masjid. Di pangkalan
nikah ini bisa dilakukan di KUA ataupun di Masjid yang dihadiri oleh keluarga dari
kedua belah pihak.

3
8. Penyambutan dirumah anak daro
Dinagari pangkalan penyambutan mempelai laki-laki diiringi oleh arak padusi
mempelai laki-laki diantar kerumah mempelai perempuan jalan kaki yang diiringi
musik talempong. Mempelai laki-laki dipayungkan oleh orang yang sesuku dengan
mempelai laki-laki atau keluarga dari pihak laki-laki.

9. Manjalang mintuo
Manjalang mintuo dilakukan oleh pihak perempuan. Pihak perempuan membawa
hantaran berupa nasi lomak panggang ayam untuk dibawa kerumah pihak laki-laki.
Proses pernikahan di pangkalan untuk mengisi kamar (isi suduik-suduik) adalah pihak
perempuan. Pihak laki-laki hanya membawa hantaran berupa baju, celana dan pakaian
dalam kedua mempelai kedalam koper. Seperangkat alat shalat, sepatu, sabun, dan
bedak untuk pengantin perempuan.

4
10. Batandang
Batandang ini dilakukan oleh pihak perempuan. Pihak perempuan tidur/ batandang
dirumah pihak laki-laki selama satu hari atau satu malam. Pihak perempuan
membawa buah tangan yang diletakkan di dalam dulang.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menikah adalah menentukan pasangan hidup untuk berbagi kasih, suku maupun duka.

Selain menjaga dan melestarikan nilai budaya adat istiadat di nagari pangkalan kabupaten
lima puluh kota.

B. Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi si pembaca dalam melestarikan tradisi adat yang
sudah turun menurun dilaksanakan hingga saat ini. Penulis berharap untuk kritik dan saran
nya untuk makalah ini. Agar kedepannya makalah ini bisa tertata lebih baik lagi dari yang
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai