Dosen Pengampu :
Khairiatul Muna, M.Pd.
Ikhwan Khairu Shadiqqin, M.Pd.
Penyusun :
Dina Rahmita
190101090302
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya saya
dapat menyelesaikan Resume tentang “Tradisi Adat Pernikahan Banjar, Mandi Tujuh
Bulanan, dan Baayun Mulud”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat besyukur karena dapat menyelesaikan Resume tentang “Tradisi Adat
Pernikahan Banjar, Mandi Tujuh Bulanan, dan Baayun Mulud”tepat pada waktunya.
Disamping itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama proses pembuatan resume ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga resume ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Disamping itu, saya sadar bahwa resume ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA
PENGANTAR….............................................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
RINGKASAN ................................................................................................................................ 4
1. Tradisi Adat Pernikahan Banjar ......................................................................................... 5
2. Mandi Tujuh Bulanan ........................................................................................................ 7
3. Baayun Mulud .................................................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12
iii
iv
RINGKASAN
5
6
11. Tradisi Bearak Pengantin Arak-arakan dilakukan oleh pihak pengantin laki-laki
yang dimeriahkan dengan atraksi kesenian sinoman hadrah sambil terus
mendendangkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
12. Tradisi Adat Bersanding/ Batatai Sesampainya arak-arakan dirumah mempelai
perempuan, mempelai laki-laki akan disambut dengan shalawat kemudian
keduanya bersanding dirumah mempelai wanita.
B. Mandi Tujuh Bulanan
Upacara mandi ini harus dilaksanakan pada umur kehamilan tujuh bulan atau
tidak lama sesudahnya. Tempat pelaksanaan biasanya cukup dilaksanakan di atas
palatar belakang. Adapun pihak yang terlibat diantaranya :
1. Pihak yang Terlibat dalam Upacara
a. Orang tua dari kedua belah pihak baik itu ibu kandung atau ibu mertua.
b. Saudara-saudara, kerabat-kerabat seperti julak (saudara ibu), uma kacil (adik
ibu) dan begitu pula dari pihak mertua.
c. Di pimpin oleh bidan kampong (dukun beranak) dan Tuan Guru (mualim) yang
membacakan doa selamat setelah upacara berakhir
d. Dan para tamu undangan yaitu para ibu-ibu
2. Persiapan Upacara mandi hamil mengharuskan tersedianya 40 jenis penganan atau
“wadai ampat puluh”. Mungkin sebenarnya berjumlah 41, atau bahkan lebih.
Tempat upacara mandi akan dilaksanakan, diletakan perapen, dan berbagai
peralatan mandi. Sebuah tempayan atau bejana plastik berisi air tempat merendam
mayang pinang (terurai), beberapa untaian bunga (kembang berenteng), ranting
kambat, ranting balinjuang dan sebuah ranting kacapiring. Tempat air yang lebih
kecil berisi banyu baya, yaitu air yang dimantrai oleh bidan, sebuah lagi berisi
banyu Yasin, yaitu air yang dibacakan yaasin dan syair Burdah. Dan mayang
pinang yang masih dalam seludangnya, kelapa tumbuh (berselimut kain kuning),
benang lawai dan kelapa muda. Untuk keperluan mandi hamil diperlukan dua buah
8
piduduk. Sebuah akan diserahkan kepada bidan yang memimpin upacara dan yang
membantu proses kelahiran, dan sebuah lagi sebagai syarat upacara. Yang pertama
dilengkapi dengan rempah-rempah dapur, sedangkan yang sebuah lagi termasuk
di dalamnya alat-alat yang diperlukan untuk melahirkan, ayam, pisau dan sarung
berwarna kuning.
3. Upacara
1) Wanita yang memandikan si ibu hamil jumlahnya selalu ganjil,
sekurang kurangnya tiga dan paling banyak tujuh orang dan biasanya
merupakan para kerabat dekat. Saat si ibu hamil disirami dengan air bunga
juga dibedaki dengan bedak beras kuning lalu mengeramasinya.
2) Kembang Mayang dikeluarkan dari rendaman dan diletakkan di atas kepala
wanita hamil ini dan disirami dengan air kelapa muda tiga kali berturut-turut
dengan posisi mayang yang berbeda-beda. Kali ini juga airnya harus dihirup
oleh wanita hamil itu.
3) Badannya dikeringkan dan berganti pakaian lalu keluar dari tenda pemandian.
Di luar telah tersedia sebiji telur ayam yang harus diinjaknya ketika
melewatinya. Ketika ia keluar untuk kembali ke ruang tengah ini dibacakan
pula shalawat beramai-ramai.
4) Di ruang tengah si Ibu hamil kembali duduk di atas alas kain berlapis di
hadapan tamu-tamu, disisiri dan disanggul rambutnya. Pada saat itu juga di
tepung tawari, yaitu dipercikan minyak likat beboreh dengan anyaman daun
kelapa yang dinamakan tapung tawar.
5) Setelah itu dibacakan doa selamat dan diakhiri dengan si Ibu hamil yang
menyalami semua undangan sebagai bentuk rasa terima kasih dan mohon doa
keselamatan pada semua yang hadir.
6) Arti Lambang dan Makna di Balik Upacara Dalam upacara mandi ini
dilambangkna kelancaran proses kelahiran dengan berbagai cara, yaitu:
9
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nurmah, Hamid, A., & H.Jasman. (2020). Tradisi Adat Perkaiwan Masyarakat Suku
Banjar Ditinjau dalam Perspektif Dakwah Islamiyah di Desa Teluk Sialang
Kecamatan Tungkal Ilir. At-Tadabbur : Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 91- 98.
Sari,
L. S., Husaini, & Ilmi, B. (2016). Kajian Budaya dan Makna Simbolis Perilaku Ibu Hamil
dan Ibu Nifas. Jurnal Berkala Kesehatan, 82.
https://youtu.be/I8R5jZzGHBw