Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa rahmat dan ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Tidak lupa kita ucapkan terimakasih kepada Bu aida selaku guru pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang membimbing kita dalam tugas makalah
ini.
Dalam makalah ini, kita akan sedikit menjelaskan tentang Suku Minang dan hal
yang bersangkutan dengan suku ini.
Mungkin pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui.
Maka dari itu kita mohon saran dan kritik dari yang membaca makalah ini,
demi tercapainya makalah yang sempurna.
Kita harap semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan untuk
kita semua yang ada disini.
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
………………………………….. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
…………………….……………… ii
Letak geografis…..
…………………………………………………………………………………………
……………………. 1
Latar belakang…………..
…………………………………………………………………………………………
…………….. 1
Adat kelahiran Suku
Minang…………………………………………………………………………………
………. 2
Adat pernikahan Suku Minang.……….
……………………………………………………………………………..3
Adat kematian Suku
Minang…………………………………………………………………………………
……….. 6
Sejarah rumah adat…………….
…………………………………………………………………………………………
……7
Makanan, alat musik, dan lagu daerah……………..
………………………………………………………..8
Pahlawan dari Minang……………………………………………..
………………………………………………………..10
PENUTUP………………………………………………………………………………
…………………………………………………11
Pembahasan
•Letak geografis
Secara geografis, persebaran etnik Minangkabau meliputi seluruh daratan
Sumatra Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat
Jambi, pantai barat Sumatra Utara, barat daya Aceh dan Negeri Sembilan di
Malaysia. Letak astronomis Minang Kabau (Propinsi Sumatera Barat) terletak
pada 0° 45 Lintang Utara sampai dengan 3° 36 Lintang Selatan dan 98° 36
sampai dengan 101° 53 Bujur Timur. Daerah ini merupakan salah satu propinsi
di Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa, tepatnya di Kota Bonjol
(Kabupaten Pasaman).
Daerah propinsi Sumatera Barat terdiri dari delapan kabupaten dan enam kota
madya. Batas-batas propinsi Sumatera Barat (Alam Minang Kabau) sebelah
utara berbatasan dengan propinsi Sumatera Utara; sebelah selatan berbatasan
dengan Propinsi Jambi dan Propinsi Bengkulu; sebelah barat berbatasan
dengan Samudera Hindia dan; sebelah timur berbatasan dengan Riau dan
Jambi. Semua itu pada umumnya berada dalam wilayah budaya Minang Kabau,
kecuali Kepulauan Mentawai.
•Latar Belakang
Dalam sebuah legenda yang beredar, sejarah nama Minangkabau sendiri
berawal dari ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-
16. Untuk mencegah peperangan yang menimbulkan korban jiwa, masyarakat
setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau milik mereka dengan kerbau
Jawa milik pasukan Majapahit.
Pada waktu itu, pasukan Majapahit disebut membawa seekor kerbau yang
besar dan agresif. Sedangkan masyarakat setempat hanya mengeluarkan
seekor anak kerbau yang lapar. Namun, mereka memasang sebilah pisau pada
masing-masing tanduk anak kerbau tersebut.
b. Batiah bareh badulang, atau beras yang digoreng. Batiah tersebut nantinya
akan diberikan kepada anak-anak yang ikut serta dalam upacara turun mandi
sebagai ucapan terimakasih
c. Sigi Kain Buruak atau membuat obor dari kain robek. Sigi/obor dibakar
dirumah dan nantinya obor tersebut dibawa ke tempat upacara turun mandi
d. Tampang karambia tumbua (bibit kelapa siap tanam). Pada saat upacara
bayi dimandikan, bibit kelapa dihanyutkan lalu ditangkap oleh ibu si bayi saat
kelapa mendekati sang anak. Setelah pulang, kelapa kemudian ditanam yang
nanti akan menjadi bekal hidup si anak kelak
f. Palo nasi yaitu nasi yang terletak paling atas. Nantinya nasi tersebut akan
dilumuri dengan arang dan darah ayam. Tujuannya adalah untuk mengusir
setan, yang ingin ikut hadir dalam upacara turun mandi.
Sedangkan untuk calon mempelai laki-laki membawa selapah yang berisi daun
nipah dan tembakau dengan tujuan untuk memberitahukan dan memohon
doa rencana pernikahannya. Biasanya keluarga yang didatangi akan
memberikan bantuan berupa tenaga dan biaya untuk pernikahan sesuai
kemampuan. Ritual ini memiliki tujuan untuk memohon doa dan
memberitahukan rencana pernikahan.
4. Babako - Babaki
Acara ini akan diadakan beberapa hari sebelum acara akad nikah berlangsung.
Bako berarti pihak keluarga dari ayah calon mempelai perempuan. Dan pihak
keluarga ini ingin menunjukkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya
sesuai kemampuannya. Acara ini dimulai dengan calon mempelai perempuan
dijemput dan dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Di sana para tertua akan
memberikan nasihat. Dan keesokan harinya, calon mempelai perempuan akan
diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa
berbagai macam barang bantuan tadi.
5. Malam Bainai
Acara ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Bainai menjadi ritual
untuk melekatkan jasil tumbukan daun pacar merah (daun inai) di kuku calon
pengantin. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan kasih sayang dan doa
restu para sesepuh keluarga mempelai perempuan. Lalu terdapat juga air yang
berisikan keharuman tujuh bunga, daun inai tumbuk, payung kuning, kain
jajakan kuning, kain simpai, dan kursi bagi calon pengantin.
Calon pengantin perempuan pun dibawa keluar dari kamar diapit teman
sebayanya dengan menggunakan baju tokoh dan bersunting rendah.
Selanjutkan akan berlangsung acara mandi-mandi secara simbolik dengan
memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua
orangtua. Selanjutnya kuku-kuku calon pengantin perempuan pun diberi inai.
Saat inai dipasang maka akan diiringi syair tradisi Minang di malam bainai
disertai bunyi seruling.
6. Manjapuik Marapulai
Acara ini menjadi ritual paling penting dalam prosesi pernikahan adat Minang.
Prosesinya bermula dari calon pengantin laki-laki dijemput dan dibawa ke
rumah calon pengantin perempuan untuk melangsungkan akad nikah. Lalu
pada acara ini pun akan dilakukan pemberian gelar pusaka pada calon
pengantin laki-laki sebagai simbol kedewasaan.
8. Akad nikah
Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam. Diawali dengan
pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasihat perkawinan dan doa. Acara ini
umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
9. Bersandiang di pelaminan
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan bersanding di
rumah anak dari. Anak daro dan marapulai akan menanti tamu alek salinga
alam dan diwarnai musik dari halaman rumah.
a. Rendang
b. Sate padang
c. Dendeng balado
d. Gulai pakis
e. Sala laulak
2. Alat musik
a. Saluang
b. Talempong
c. Serunai
3. Lagu daerah
a. Ayam den lapeh
b. Dindin badindin
c. Kampuang nan jauh di mato
d. Anak daro
Penutupan