Di susun Oleh :
1 Ahmad Nabil Saputra
2 Audrey Tarigan
3 Della Mulyana Lestari
4 Emi Citra Wulan
5 Irma Safitri
6 Muhammad Fairus Haafidh
7 Ridevi Indri
8 Silvia Agustina
9 Yulendra Adi Saputra
XII MIPA 2
SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu
Tahun Ajaran 2023 / 2024
1
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan kebahagiaan, kami memulai pengantar makalah ini yang
membahas tentang pakaian tradisional Melayu Riau. Pakaian Melayu Riau merupakan salah satu
warisan budaya yang kaya dan bernilai tinggi, mencerminkan keindahan seni, sejarah, dan
identitas masyarakat Melayu di wilayah Riau.
Makalah ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang kekayaan estetika dan makna
filosofis yang terkandung dalam setiap elemen pakaian Melayu Riau. Dari hulu ke hilir, dari
warna hingga motif, setiap unsur memiliki cerita dan nilai yang mendalam, menceritakan tentang
keberagaman budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Riau.
Seiring dengan perkembangan zaman, pakaian Melayu Riau tidak hanya menjadi pakaian
tradisional sehari-hari, tetapi juga menunjukkan keanggunan dan keelokan dalam berbagai acara
resmi, upacara adat, dan perhelatan budaya. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang
pakaian ini tidak hanya penting untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga untuk memahami
identitas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengenali keunikan pakaian Melayu
Riau, menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di
dalamnya, serta meningkatkan apresiasi terhadap keindahan dan keberagaman warisan budaya
Indonesia.
Tentu saja, penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua yang
telah memberikan kontribusi dan inspirasi dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat, merangsang
minat untuk menjelajahi lebih dalam warisan budaya Melayu Riau, dan menjadi langkah awal
dalam melestarikan kekayaan budaya yang kita miliki.
Terimakasih.
KELOMPOK 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
ISI.................................................................................................................................................................6
A) Pakaian Harian.............................................................................................................................7
B) Pakaian Setengah Resmi............................................................................................................11
C) Pakaian Resmi............................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................19
A) Kesimpulan................................................................................................................................19
B) Saran..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakaian tradisional memiliki peran yang sangat penting dalam memperkaya dan
mempertahankan keberagaman budaya di Indonesia. Salah satu pakaian tradisional yang
mencolok dan kaya akan nilai-nilai budaya adalah Pakaian Melayu Riau. Masyarakat Melayu
Riau, yang merupakan bagian dari kelompok etnis Melayu yang tersebar di berbagai wilayah,
telah mengembangkan identitas budaya yang unik melalui pakaian tradisional mereka.
Pakaian Melayu Riau tidak hanya sekadar penutup tubuh, melainkan juga merupakan
ekspresi seni, keindahan, dan sejarah. Dengan karakteristik yang khas, seperti warna-warna
cerah, motif-motif rumit, dan aksesori yang memukau, pakaian ini menjadi simbol keanggunan
dan kekayaan budaya masyarakat Melayu Riau. Oleh karena itu, kajian mendalam terhadap
pakaian Melayu Riau menjadi penting untuk memahami lebih lanjut warisan budaya yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
Makalah ini akan menjelajahi aspek-aspek yang mencakup pakaian Melayu Riau, mulai
dari sejarah perkembangannya, makna simbolis setiap elemen, hingga peran pakaian ini dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Riau. Dengan demikian, diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi dalam memperkaya literatur tentang kekayaan budaya Indonesia,
khususnya dalam konteks pakaian tradisional Melayu Riau.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pakaian Melayu Riau, diharapkan kita
dapat memperkuat rasa kebanggaan terhadap warisan budaya dan mendorong upaya pelestarian
untuk melestarikan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia.
B. Rumusan Masalah
4
Mengapa ada banyak ragam jenis pakaian Melayu?
Bagaimana model pakaian Melayu?
Bagaimana cara pembuatan baju melayu riau ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk menyampaikan informasi mengenai jenis-jenis pakaian adat Melayu
Riau, pada waktu-waktu tertentu seperti pakaian harian, pakaian setengah resmi, pakaian resmi,
pakaina upacara keagamaan (ritual), hingga pakaian upacara pengantin.
5
BAB II
ISI
Pakaian Melayu Riau merupakan salah satu bentuk busana tradisional yang berasal dari
masyarakat Melayu yang mendiami wilayah Riau, Indonesia. Pakaian ini bukan hanya sekadar
penutup tubuh, melainkan juga sebuah warisan budaya yang mencerminkan identitas, kekayaan
estetika, dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Secara umum, pakaian Melayu Riau terdiri dari beberapa elemen utama, termasuk baju
kurung untuk wanita dan baju melayu untuk pria. Bahan yang umumnya digunakan adalah kain
songket atau tenunan tradisional dengan motif-motif khas. Desain pakaian ini seringkali dihiasi
dengan ukiran atau bordir yang rumit, menciptakan keindahan artistik yang membedakannya dari
pakaian tradisional lainnya.
Warna-warna cerah dan motif-motif yang kaya menjadi ciri khas pakaian Melayu Riau.
Setiap warna dan motif memiliki makna simbolis dan filosofis tertentu, sering kali terkait dengan
nilai-nilai keagamaan, perlambangan sejarah, atau keberuntungan. Dengan demikian, pakaian ini
tidak hanya menjadi penanda identitas etnis Melayu Riau, tetapi juga mengandung makna-makna
yang dalam dan mendalam.
Pakaian Melayu Riau juga dilengkapi dengan beragam aksesori, seperti tengkolok,
sejenis ikat kepala yang melambangkan martabat dan status sosial, serta perhiasan tradisional
lainnya. Penggunaan aksesori ini tidak hanya sebagai pelengkap, melainkan juga sebagai unsur
yang menambah kemewahan dan kekayaan budaya dalam pemakaian pakaian ini.
Penting untuk dicatat bahwa pakaian Melayu Riau bukan hanya terbatas pada acara-adat
atau upacara resmi, tetapi juga dapat dikenakan dalam situasi sehari-hari. Ergonomis dalam
desainnya, pakaian ini memungkinkan mobilitas yang baik, sesuai dengan kehidupan aktif
masyarakat Melayu Riau di tengah-tengah keindahan alam dan keragaman budayanya.
Dengan demikian, pakaian Melayu Riau bukan hanya representasi busana tradisional,
melainkan sebuah ekspresi seni, warisan budaya yang hidup, dan simbol kebanggaan yang terus
berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Riau.
6
B) Pakaian Harian
Pakaian harian Melayu Riau menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari,
merentang dari aspek fungsional hingga mendalam ke dalam nilai-nilai budaya. Terbuat dari
bahan-bahan alami seperti kain songket dengan desain yang memperlihatkan kemewahan lewat
ukiran atau bordir rumit, pakaian ini menggambarkan perpaduan antara keanggunan dan
kenyamanan.
Warna-warna cerah dan motif-motif khas menjadi ciri khas pakaian harian Melayu Riau,
masing-masing menyimpan makna simbolis dan filosofis yang menghiasi setiap helainya.
Aksesori seperti tengkolok, lambang martabat, dan perhiasan tradisional menambah sentuhan
kemewahan dan menonjolkan kekayaan budaya dalam pemakaian sehari-hari.
Pemakaian pakaian ini tidak terbatas pada acara khusus, melainkan juga meresap dalam
situasi rutin masyarakat Melayu Riau. Ergonomis dalam desainnya, pakaian harian ini
memungkinkan mobilitas yang baik, sesuai dengan gaya hidup masyarakat yang aktif di luar
ruangan. Lebih dari sekadar busana, pakaian harian Melayu Riau menjadi bagian integral dari
identitas dan kebanggaan, menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya yang telah
diwariskan oleh leluhur. Berdasarkan kelompok pemakainya pakaian harian dapatkita bagi dalam
beberapa kelompok yaitu :
Pakaian anak yang masih kecil dikenakan dengan pakaian baju monyet. Jika sudah mulai besar,
mengenakan baju kurung teluk belanga atau cekak musang. Ada juga yang memakai celana setengah
atau di bawah lutut dilengkapi dengan songkok atau kopiah dan tutup kepala dari kain segi empat yang
dilipat, memakai kain samping yang dibelitkan dipinggang atau disandang di bahu.
7
Baju Melayu Teluk Belanga Baju Melayu Cekak Musang
Pakaian harian anak perempuan menggunakan baju langsung (baju dan rok menyatu)
yang terbuat dari bahan katun. Selain itu, juga memakai celana panjang yang tertutup roknya.
Bagian kepala menggunakan kerudung sarung yang menggunakan pengikat. Bila pergi mengaji
ke masjid atau surau, menggunakan baju kurung atau baju gembang dan menggunakan kerudung.
8
Baju Langsung Anak Perempuan
Pakaian harian untuk anak laki-laki dewasa memakai baju kurung cekak musang atau baju
kurung teluk belanga, bertulang belut ditambah dengan kain samping yang diikat pada pinggang
dan memakai kopiah atau destar (tanjak). Kain samping dipakai ketika ia hendak melaksan akan
sholat ketika ke masjid atau surau. Cara memasangnya sama dengan mengenakan kain sarung.
Hanya saja, kain samping dipasang sesuai aturan yang dikenal juga sebagai penanda lajang. Tepi
kain samping bila dikenakan mesti berada di atas lutut (bujang).
9
Teluk Belanga Laki2 Dewasa Cekak Musang Laki2 Dewasa
Pakaian untuk anak perempuan yang sudah baligh adalah baju kurung, baju kebaya laboh,
baju kebaya pendek yang selaras dan memakai kerudung. Apabila pakaian yang dikenakan oleh
perempuan tidak menutup aurat, orang yang melihatnya akan menilai bahwa perempuan itu tidak
baik. Pada perempuan yang telah masuk dewasa, ia memakai baju kurung, kebaya pendek.
Kemudian memakai kain selendang atau belacu (tengkuluk) untuk penutup kepala apabila turun
ke ladang. Ketika bepergian di sekitar kampung, ia memakai tudung lingkup yang terbuat dari
selendang.
10
Baju Kebaya Pendek
Pakaian orang tua laki-laki dan setengah baya berupa baju kurung teluk belanga bertulang belut
dan baju kurung cekak musang. Untuk pakaian harian baju ini terbuat dari bahan katun dan kain
samping pelekat, bentuk baju agak longgar. Baju Melayu bagi orang tua sering memakai baju melayu
dagang luar digunakan untuk sholat dan bertamu ke tetangga. Jika berada di rumah, mereka
menggunakan baju teluk belanga dan kain sarung.
11
Baju Teluk Belanga Baju Cekak Musang
Pakaian perempuan tua adalah baju kurung teluk belanga dan pada lehernya bersulam bernama
tulang belut. Baju ini longgar dan lapang dipakai, ada juga Kebaya laboh atau kebaya panjang hingga di
bawah lutut. Kedua bentuk baju ini memakai pesak atau kekek.
12
pakaian sesuai dengan tempat dan waktu. Dalam acara kekeluargaan biasanya, warna pakaian
tidak diatur seperti dalam acara resmi.
Pakaian setengah resmi bagi kaum laki-laki adalah baju kurung cekak musang yang dilengkapi dengan
kopiah, kain samping, sepatu atau capal. Kain samping yang dipakai tergantung pada kemampuan
seseorang. Misalnya kain pelekat, kain tenunan Siak, Trengganu, Daek, dan Johor.
Bentuk pakaian resmi dan setengah resmi kaum perempuan adalah baju kurung teluk
belanga dan baju kebaya laboh. Bahan baju ini dibuat dari
bahan sutra, satin atau bahan brokat serta bahan yang bagus
Hiasan di kepala harus memakai sanggul yang disebut sanggul
Jonget, sanggul Lintang atau sanggul Lipat Pandan. Setelah
rambut disanggul kepala ditutup dengan kain tudung yang
seharusnya tidak kelihatan rambut, atau memakai jilbab. Alas
kaki memakai sepatu hak rendah atau hak tinggi.
13
D) Pakaian Resmi
Tidaklah sopan seandainya menghadiri upacara atau jemputan yang terhormat dari suatu
kegiatan pemerintah (masa dahulunya di zaman kerajaan-kerajaan), memakai pakaian Melayu
namun tidak memakai kopiah dan juga kain samping, seseorang, akan dicap orang yang tidak
tahu adat sopan Melayu. Digunakan untuk menghadiri upacara resmi seperti menghadiri
jemputan dari pemerintah, atau menghadiri rapat dewan yang resmi, harus berpakaian Melayu
dan memakai sepatu kulit.
Warna baju yang dipakai untuk upacara adat adalah warna hitam, berkain samping sesuai
dengan tingkat kedudukannya. Bagi datuk-datuk atau orang besar, dalam upacara adat memakai
baju berwarna hitam berkain samping. Bagi masyarakat, mereka boleh saja memakai apa saja
warnanya (selain kuning) sesuai dengan seleranya, itulah sebagai pertanda perbedaan Pimpinan
dan bukan pimpinan.
Jenis pakaian dan bentuk baju yang dipakai dalam upacara adat bagi kaum lelaki adalah
baju kurung cekak musang. Warna pakaian adat kaum lelaki berwarna hitam dari bahan satin
atau sutera yang dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut: baju setelan dengan celana
panjang sampai ke tumit, kain samping terbuat dari tenunan sendiri seperti Dack, tanjak sebagai
penutup kepala, bengkung pengikat pinggang, sebilah keris Melayu Sepukal, atau Tuask atau
Tilam Upih, dan kasut capal atau sepatu.
14
Baju Cekak Musang Baju Cekak Musang
Untuk Masyarakat Untuk Datuk atau Orang Besar
Baju yang dipakai adalah baju kurung teluk belanga, baju kebaya laboh, bagi anak gadis
baju kebaya laboh cekak musang. Kepala memakai tudung mente dan tudung kain lingkup.
Apabila masuk ke dalam ruangan, kain tudung lingkup dilipat atau dijepitkan ke pinggang.
Rambut disanggul dengan bentuk sanggul Melayu, seperti sanggul jonget, sanggul
lintang, dan sanggul lipat pandan, kemudian ditutupi dengan kerudung. Perhiasan dipakai di dada
yang disebut dokoh dan gelang serta anting-anting. Warna kuning hanya dipakai oleh Sultan dan
Permaisuri atau Pimpinan Tertingg di daerahnya. Warna baju yang dipakai istri datuk-datuk dan
orang besar adalah warna hitam setelan dan berkain samping atau Tudung Lingkup yang
berwarna lain.
15
Baju Kurung Baju Kurung Baju Kurung
16
BAB III
PEMBUATAN
ALAT :
Mesin jahit
Gunting kain
Jarum dan benang jahit
Mesin overlock (jika memungkinkan)
Meteran atau penggaris kain
Kertas pola
Pensil kain
Kawat untuk rangka sayap
Tang atau tang potong kawat
Setrika dan meja setrika
BAHAN :
Kain untuk tubuh pakaian (bisa kain katun, sutera, atau bahan sesuai selera)
Dua jenis batik sesuai desain
Kawat yang cukup fleksibel namun kokoh untuk rangka sayap
Aksesori atau hiasan tambahan sesuai keinginan (manik, payet, dll.)
Benang jahit sesuai warna kain
Kancing atau peniti (jika diperlukan)
Pelapis atau kain untuk bagian dalam pakaian (jika diperlukan)
B) Cara Pembuatan
Pembuatan pakaian Melayu Riau dengan menggunakan dua jenis batik sebagai bahan dan sayap
dengan bahan kawat merupakan proses yang melibatkan beberapa langkah. Berikut adalah
langkah-langkahnya:
1. Desain Pakaian
17
Rancang desain pakaian Melayu Riau yang mencakup bentuk, ukuran, dan model. Tentukan
bagian mana yang akan menggunakan batik dan bagian mana yang akan memiliki sayap
menggunakan bahan kawat.
2. Pemilihan Batik
Pilih dua jenis batik yang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pastikan warna, motif, dan
tekstur batik saling harmonis dan sesuai dengan estetika pakaian Melayu Riau.
Ukur dan potong kain sesuai dengan pola desain pakaian. Pastikan potongan kain sesuai dengan
ukuran tubuh yang akan memakai pakaian tersebut.
Jahit bagian-bagian pertama dari pakaian menggunakan salah satu jenis batik yang telah dipilih.
Mulai dari bagian tubuh, lengan, dan bagian lain sesuai dengan desain.
Jahit bagian-bagian lain dari pakaian menggunakan batik kedua. Pastikan penyatuan antara batik
pertama dan kedua terlihat indah dan rapi.
6. Pembuatan Sayap
Siapkan kawat yang akan digunakan sebagai rangka sayap. Bentuk kawat sesuai dengan desain
sayap yang diinginkan. Pastikan kawat terpasang dengan baik pada pakaian.
Jahitkan batik pada rangka sayap dengan hati-hati, pastikan batik tidak robek dan terlihat rapi.
Lakukan langkah ini dengan hati-hati agar sayap terlihat indah dan sesuai dengan pakaian.
Sambungkan sayap yang telah jadi pada pakaian. Pastikan sayap terpasang dengan kokoh dan
sejajar dengan desain pakaian Melayu Riau.
Periksa keseluruhan pakaian untuk memastikan semua bagian telah terpasang dengan baik.
Lakukan perbaikan atau penyempurnaan jika diperlukan.
18
- Lakukan finishing pada pakaian, seperti penambahan aksesori atau detail kecil lainnya sesuai
keinginan. Pastikan pakaian siap dipakai dan terlihat indah.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat pakaian Melayu Riau yang
indah dengan menggunakan dua jenis batik sebagai bahan dan sayap dengan bahan kawat.
Pastikan untuk memberikan perhatian ekstra pada detail agar pakaian terlihat berkualitas tinggi
dan sesuai dengan desain yang diinginkan.
BAB III
19
PENUTUP
A) Kesimpulan
Secara keseluruhan, makalah ini telah menggali secara mendalam mengenai pakaian
Melayu Riau, sebuah warisan budaya yang tidak hanya sekadar busana, melainkan juga
manifestasi dari identitas dan kekayaan nilai-nilai tradisional. Pakaian harian Melayu Riau tidak
hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, namun juga sebagai medium untuk menyampaikan
sejarah, makna filosofis, dan keindahan estetika yang mencerminkan keanggunan dan kekayaan
budaya masyarakat Melayu Riau.
Dari bahan hingga desain, pakaian ini menunjukkan perpaduan yang harmonis antara
kepraktisan dan kemewahan, memungkinkan mobilitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa
kehilangan keindahan artistiknya. Warna-warna cerah dan motif-motif khas bukan sekadar unsur
dekoratif, tetapi mengandung makna simbolis yang dalam, menciptakan keunikan yang melekat
pada pakaian Melayu Riau.
Pentingnya pemakaian pakaian ini bukan hanya sebagai tuntutan budaya, melainkan juga
sebagai upaya pelestarian dan penghargaan terhadap warisan budaya lokal. Melalui pemakaian
tersebut, masyarakat Melayu Riau mempertahankan identitas mereka, mengenang sejarah, dan
meresapi nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam konteks globalisasi yang terus berlanjut, pemahaman dan apresiasi terhadap
pakaian Melayu Riau menjadi semakin penting. Dengan memperdalam pengetahuan tentang
pakaian ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan melestarikan kekayaan budaya,
serta mewariskannya kepada generasi mendatang sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas
dan jati diri bangsa. Pakaian Melayu Riau bukan hanya simbol busana tradisional, melainkan
sebuah warisan budaya yang hidup dan terus berkembang dalam setiap lapisan kehidupan sehari-
hari.
C) Saran
Berikut adalah saran-saran untuk penutup makalah tentang pakaian Melayu Riau:
20
Mendorong upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan dan
menghargai pakaian Melayu Riau. Ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi, workshop,
atau program sosial yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Mendorong pengembangan industri kreatif lokal terkait dengan pakaian Melayu Riau, seperti
produksi, promosi, dan penjualan. Dukungan dari pemerintah dan pihak terkait dapat membantu
meningkatkan potensi ekonomi dari warisan budaya ini.
Mendorong kolaborasi antara generasi muda dan para tokoh atau pengrajin yang memiliki
pengetahuan mendalam tentang pakaian Melayu Riau. Ini dapat mempercepat transfer
pengetahuan dan memastikan keberlanjutan tradisi ini.
Memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan dan membagikan informasi
terkait pakaian Melayu Riau. Penggunaan platform ini dapat mencapai audiens yang lebih luas
dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya.
Mengintegrasikan pakaian Melayu Riau dalam pengembangan pariwisata lokal. Pakaian ini
dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang ingin merasakan dan memahami lebih
dalam kekayaan budaya setempat.
Saran-saran ini bertujuan untuk memberikan arah bagi angkah-langkah praktis yang dapat
diambil untuk melestarikan, mengembangkan, dan memberdayakan pakaian Melayu Riau dalam
konteks yang berkelanjutan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Taufik Ikram Jamil, D. H. (2020). Pendidikan Budaya Mealyu Riau Untuk
SMA/SMK/MA Kelas X. Pekanbaru: Narawita.
Fashion Wanita Indonesia. (2020). Konsep 34+ Baju Melayu Teluk Belanga
Diakses pada fashionnwanitaindonesia.blogspot.com
Baju Modelku. (2017). 40+ Pakaian Tradisional Melayu Lelaki Baju Cekak
Musang, Inspirasi Terbaru!
22