Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas dari mata kuliah Budaya Melayu riau.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.Oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak.Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua…..
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang................................................................1
1.2.Rumus masalah...............................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Asal usul pakaian melayu Riau.....................................2
2.2.Jenis,bentuk dan fungsi pakaian melayu riau.............2
(a).Cekak musang..............................................................3
(b).Baju kurung gunting China..........................................3
(c).Baju melayu teluk belanga...........................................4
(d).Baju kurung khas riau..................................................6
(e).Baju kebaya labuh........................................................7
(f).Busana pengantin wanita..............................................10
(g).Busana pengantin pria..................................................11
(h).Tenun Songket riau......................................................12

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ....................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki beragam kebudayaan,termasuk pakaian adat.Setiap daerahnya


memiliki pakaian adat dengan karakteristik dan keunikannya sendiri termasuk Riau.Pakaian
adat Riau umumnya memiliki karakteristik dan corak kemelayuan dikarenakan masyarakat
Riau yang didominasi oleh suku Melayu.

Pakaian adat Melayu Riau juga memiliki keunikan yang terletak pada bentuk corak dan
filosofinya.Selain itu,pakain adat ini juga umumnya menjunjung nilai-nilai keislaman yang
bisa dilihat dari bentuknya yang cenderung panjang dan tertutup.Modelnya pun sederhana dan
longgar sehingga bisa lebih nyaman digunakan ketika menghadiri acara resmi seperti upacara
adat atau pernikahan.

1.2.Rumus masalah

1.Apa saja bentuk-bentuk pakaian melayu?

2.bagaimana asal usul pakaian melayu?

1.3.Tujuan Masalah

1.Untuk mengetahui bentuk-bentuk pakaian melayu.

2.Untuk mengetahui asal usul pakaian melayu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.ASAL USUL PAKAIAN MELAYU RIAU

Asal-usul Pakaian merupakan simbol budaya yang menandai perkembangan, akulturasi,


dan kekhasan budaya tertentu.Pakaian dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran
masyarakat, termasuk pakaian tradisional masyarakat Melayu Riau. Pakaian tradisional Riau
terdiri atas pakaian harian dan pakaian resmi/pakaian adat. Pakaian harian dipakai setiap hari,
baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua.Pakaian sehari-hari dikenakan untuk
berbagai kegiatan harian, misalnya saat bekerja di ladang, bermain, ke laut, di rumah, maupun
kegiatan yang lain.

Jenis pakaian untuk perempuan dikelompokkan menjadi pakaian perempuan anak-anak


dan pakaian perempuan dewasa1Sedangkan pakaian resmi atau pakaian adat dikenakan pada
acara-acara tertentu yang berkenaan dengan kegiatan resmi atau pada saat acara adat.Warna,
bentuk,dan model pakaian adat ditentukan berdasarkan filosofi masyarakat Melayu Riau yang
mengandung nilai-nilai tertentu.Masyarakat Melayu Riau masih memegang adat dengan
teguh. Pengaruh adat terasa dalam sikap dan perilaku sebagian besar masyarakat, terutama di
daerah pedesaan/perdalaman.

Adat Melayu Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam2.Islam dan adat Melayu
saling mempengaruhi yang kemudian membentuk satu budaya baru,yang salah satunya
tercermin dalam pakaian yang dikenakan.Selain itu,pakaian dan perhiasan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan atau kegunaan estetika,namun juga mengandung semangat tertentu.
Semangat tersebut melingkupi nilai budi dan kejujuran hidup.3

2.2.JENIS,BENTUK DAN FUNGSI PAKAIAN MELAYU RIAU

(a).Cekak Musang

Baju Cekak musang merupakan pakaian adat Melayu Riau yang dikenakan oleh laki-laki.
Pakaian adat ini memiliki bentuk yang mirip dengan busana teluk belanga.Hal ini bisa dilihat
dari modelnya yaitu model baju berkerah,tidak berkancing dan pada bagian leher sebelah ke

1
O.K. Nizami Jamil, et al. 2005:15-16
2
M.A. Effendi, 2004:9
3
Siti Zainon Ismail, 2004: 33

2
bawah sepanjang kurang lebih 5 cm.Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pemakaiannya
saat mengenakan pakaian tersebut.

Baju ini memiliki keunikan yaitu adanya tiga


kantong di bagian muka, yakni satu di sebelah kiri
dan dua di again bawah.Umumnyam baju cekak
musang hadir dengan setelan celana panjang sampai
ke mata kaki yang bercorak polos.Ketika dikenakan
terutama untuk acara resmi, baju cekak musang
dilengkapi dnegan penutup kepala berupa kopiah
berwarna hitam.

Baju Kurung Cekak Musang dipengaruhi oleh


baju gamis yang biasa dipakai oleh masyarakat
timur tengah. Baju gamis yang biasanya panjang,
dipendekkan hingga ke bawah bokong dan
disesuaikan dengan bentuk Baju Kurung Teluk
Belanga. Bentuk baju kurung jenis ini mirip dengan Baju Kurung Teluk Belanga, tetapi
bagian lehernya tegak dan bagian belahan di depan tertutup oleh tiga, lima, tujuh, atau
sembilan anak kancing.

Ada kecenderungan untuk menganggap Baju Kurung Cekak Musang lebih bersifat resmi
dibandingkan dengan Baju Kurung Teluk Belanga. Kaum laki-laki Melayu biasa memakai
baju jenis ini ke acara formal, seperti kaum perempuannya memakai baju kebaya. Baju ini
tercantum dalam buku “Life and Customs” oleh R.O. Winstedt yang dikutip dari Logan, J.I.A.
cetakan tahun 1909. Di dalamnya, disinggung mengenai jenis baju yang disebut sebagai “baju
kurung Chikah Munsang”.

➢ Tata cara pemakaian baju Cekak musang:

Cara pemakaian Baju Kurung Cekak Musang mirip dengan Baju Kurung Teluk Belanga.
Namun khusus bagi kaum lelaki, baju kurung dimasukkan ke dalam kain samping (kain
samping menutupi baju). Ini kebalikan dari Baju Kurung Teluk Belanga yang bajunya dipakai
di luar (menutupi) kain samping.

(b).Baju Melayu gunting china

3
Merupakan pakaian adat Melayu Riau yang terbuat dari kain satin maupun kain sutra
berkualitas tinggi. Baju ini biasanya digunakan untuk mengadakan kegiatan atau upacara
yang sifatnya tidak resmi.

Baju Gunting Cina adalahpakaian laki-laki yang dikenakan sehari-hari, bersifat santai
atau pakaian biasa. Biasanya dipakai dirumah, dan boleh
dikenakan untuk menerima tamu sehari-hari dirumah.Pakaian
inipun boleh dipakai ketika bertamu kerumah kaum kerabat
terdekat.Biasanya baju ini juga dilengkapi dengan celana dan
songkok.

Beju gunting cina atau baju pesak sebelah tidak jauh beda
dengan baju teluk belanga dan cekak musang, bentuk baju
tersebut berkerah,leher bulat,bagian depan berbelah dan
memakai kancing (5 buah). Biasanya baju ini juga dilengkapi
dengan songkok dan celana atau kain sarung.Menurut salah satu
tokoh budayawan Betawi Ridwan Saidi menuturkan bahwa
dalam istilah fashion baju Gunting Cina ini dikenal dengan sebutan Koko. Keberadaan model
baju ini sudah ada sebelum Islam mulai menyebar di Nusantara.

Disebut Gunting Cina karena dari segi potongannya terdapat potongan baju Cina, ada
yang potong samping dan ada pula pada bagian tengahnya.Busana ini umumnya dipakai
ketika badan sudah bersih dan akan menunaikan shalat atau hendak menerima tamu yang
berkunjung kerumahnya.

Saat ini, tampaknya gunting cina tidak lagi dipakai sebagai busana sehari-hari di rumah.
Meskipun demikian, pemakaian pakaian adat pada saat-saat resmi dan dalam sebuah acara,
seperti pernikahan, memungkinkan bertahannya pakaian adat tersebut.

(c).Baju Melayu Teluk Belanga

Baju ini mula di perkenalkan di Teluk Belanga, Singapura dan tersebar luas sebagai ciri
khas Johor khususnya pada abad ke-19. Ia juga dikatakan sejenis pakaian lelaki yang
dikatakan telah direka oleh Sultan Abu Bakar pada tahun 1866 untuk merayakan perpindahan

4
ibu negeri Johor dari Teluk Belanga di Singapura ke Johor Bahru. Ia menggabungkan ciri-ciri
kebudayaan Melayu, Bugis dan Orang Laut.

Baju Kurung Teluk Belanga mempunyai


alas leher berbentuk bulat dan belahan di
bagian depan. Pada keliling leher baju dilapisi
dengan kain lain dan dijahit “sembat halus”
sementara bagian pinggiran bulatannya dijahit
“tulang belut halus”.Bagian pangkal belahan
dibuatkan tempat untuk mengancingkan baju
yang disebut “rumah kancing” dengan
menggunakan jahitan benang “insang pari”.

Baju teluk belanga Merupakan baju adat


melayu Riau yang digunakan oleh laki-laki.
Baju ini memiliki model berkerah dan
berkancing dengan memakai kancing tep,kancing emas atau kancing permata.Selain itu, baju
ini juga memiliki lengan baju lebar yang agak longgar dengan panjang agak menutup
pergelangan tangan. Pada umumnya, baju teluk belanga dibuat setelan dengan celana, dan
terbuat dari katun atau bahan lain yang berwarna polos.

Sebagai atribut, pada bagian pundaknya disematkan kain songket atau kain pelekat. Cara
pasangnya pun bervariasi,bisa seperti kain biasa, dipunjut ke samping, atau ditarik ke samping
kiri pinggang Ketika mengenakan pakain adat ini, Pria Melayu Riau memakainya bersama
dengan penutup kepala berupa songkok, ikat kepala, dan tanjak. Tanjak sendiri terbuat dari
jenis kain yang sama dengan baju dan celana.

Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan
dada.Pada saat dikenakan,bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal
paha,tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.

Aturan menggunakan cara memakai baju Teluk Belanga ini pada zaman kesultanan
identik dengan menggunakan warna kuning.Biasanya,baju Teluk Belanga tersebut dilengkapi
dengan tapih atau kain songket yang diikat untuk menutupi bagian paha dan pinggul.
Pemakaiannya tersebut juga memiliki arti, yaitu menjaga syahwat, aurat, dan kehormatan.

➢ Tata cara pemakaian baju teluk belanga

5
Teluk Belanga dipakai dengan baju dipakai di luar (menutupi) celana dan kain samping.
Baju ini dipakai dengan bagian lehernya dikaitkan dengan satu kancing. Jika kancing yang
digunakan diikat dengan sebiji batu maka disebut dengan kancing “garam sebuku”. Jika diikat
dengan beberapa batu maka disebut sebagai “kunang-kunang sekebun”.

Umumnya, tata cara memakai baju Teluk Belanga bagi kaum bangsawan dan warga biasa
ini masih sama, kok. Cuma berbeda pada cara pemakaian songket, yaitu untuk penggunaan
warga biasa menggunakan tapih atau kain songket yang berada di bawah lutut ke bawah
hingga panjang setengah betis.

Lalu, pada tata cara memakai baju Teluk Belanga yang lainnya bisa mencontoh Sultan,
yaitu memasukkan bagian bawah baju ke dalam kain songket. Terkecuali jika menggunakan
baju model jas. Kemudian, memakai songket dengan berbagai versi. Bisa menggunakan dari
arah kiri ke kanan, seperti melipat sarung saat sholat. Ataupun sebaliknya.

(d). Baju kurung khas Riau

Baju kurung adalah salah satu pakaian adat masyarakat Melayu di Brunei
Darussalam,Indonesia,Malaysia,Singapura, dan Thailand bagian selatan.Baju kurung sering
diasosiasi dengan kaum perempuan. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar
pada lubang lengan, perut, dan dada.

Pada saat dikenakan,bagian paling bawah


baju kurung sejajar dengan pangkal paha,
tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang
memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju
kurung tidak dipasangi kancing,melainkan
hampir serupa dengan t-shirt.Baju kurung
tidak pula berkerah,tiap ujungnya direnda.
Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman
berwarna keemasan.

Mulanya,baju kurung biasa dipakai untuk


upacara kebesaran melayu oleh kaum
perempuan di dalam kerajaan,dipakai
bersama-sama kain songket untuk
dijadikansarungnya,aneka perhiasan emas,

6
dan tas kecil atau kipas.Karena sebagian besar masyarakat melayu memeluk Islam,banyak
perempuan pengguna baju kurung yang menyerasikannya dengan jilbab, meskipun demikian
terdapat juga yang tidak menggunakannya. Kini baju kurung banyak dipakai oleh masyarakat
biasa,digunakan anak-anak untuk mengaji,atau ibu-ibu untuk ke pasar,tanpa disertakan
pernak-pernik yang terkesan mewah.

Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa model baju yang longgar sehingga
tidak menampakan bentuk tubuh si pemakai.Pakaian adat ini biasanya dikenakan kaum
perempuan segala usia.Baju ini dibuat dengan bahan kain yang bervariasi dengan motif polos
dan bunga-bunga.Dalam pembuatannya juga tidak diperbolehkan menggunakan kain tipis
atau tembus pandang.

Baju kurung memiliki warna yang bermacam-macam. Untuk orang tua, mereka biasanya
menggunakan baju kurung dengan warna tidak mencolok.Pakain adat ini biasanya dikenakan
bersama selendang atau kain tudung yang dipakai pada bahu dan berguna untuk menutup
kepala.

(e).Baju kebaya labuh

Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa kebaya yang di buat dari jenis
kain tenun khas Riau.Baju ini terdiri dari kain selendang,dengan panjang lengan baju sekitar
dua jari dari pergelangan tangan. Sementara, lengan bajunya memiliki lebar kira-kira tiga dari
jari permukaan lengan.

Hal ini memang sengaja dilakukan agar gelang yang dikenakan kaum perempuan dapat
terlihat.Adapun kedalaman bajunya bisa bervariasi,sampai atas betis atau sedikit ke atas.Sama
halnya dengan baju kurung, baju kebaya labuh di kenakan bersama dengan selendang atau
kain tudung.Selain itu,pakain ini juga bisa dikenakan bersama dengan sarung batik, kain
pelekat, dan kain lejo sebagai paduan dan disesuaikan dengan warna baju kebaya labuh.Baju
kebaya labuh biasanya di kenakan oleh para wanita untuk acara acara formal seperti acara
pemerintahan.

Kebaya labuh dapat dikategorikan ke dalam jenis busana kurung yang banyak dipakai
oleh masyarakat suku Melayu seperti halnya di Riau. Busana ini sebenarnya merupakan salah
satu warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam namun seiring dengan

7
berjalannya waktu juga menjadi bagian dari pakaian adat dari Kepulauan Riau.Kebaya labuh
sendiri konon menjadi jenis baju kurung
tertua yang masih ada hingga saat ini.

Badan Pelestarian Nilai Budaya


(BPNB) kota Tanjung pinang bersama
pemerintah pusat juga sedang proses
pengusulan atau pengajuan baju kurung
kebaya labuh sebagai warisan bersama tak
benda dunia (UNESCO) dengan negara
Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Brunei
Darussalam. Warisan budaya bersama pada
upaya pelestarian yang dilakukan oleh
negara-negara yang bersangkutan dari
generasi ke generasi, bukan asal-usulnya,
pelestariannya tidak hanya di Indonesia,
melainkan juga di negara-negara tetangga
yang masuk kategori serumpun dalam
budaya, dengan diakui kebaya sebagai
warisan budaya bersama maka hubungan
antar negara bisa semakin erat.

Pada awalnya, baju kurung atau kebaya


kabuh kerap digunakan untuk upacara kebesaran Melayu. Di kala itu biasanya kaum
perempuanlah di lingkungan kerajaan yang bisa menggunakan baju tersebut.Kebaya labuh
juga biasa digunakan sebagai pakaian mempelai perempuan ketika melangsungkan akad
nikah dengan tambahan kembang goyang sebagai aksesoris sanggul atau bisa juga
menggunakan kerudung.Baju kebaya labuh Dari yang semula hanya digunakan di lingkungan
kerajaan dan acara pernikahan,baju kurung lambat laun juga banyak dipakai oleh masyarakat
biasa tanpa disertakan pernak-pernik yang terkesan mewah.

(1).Karakteristik kebaya labuh

Dilihat dari segi desain atau bentuk dasarnya kebaya labuh sekilas memang hampir sama
seperti baju kebaya pada umumnya akan tetapi bagian bawah kebaya labuh ini dibuat
menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya.

8
Ciri paling khas yang membedakan kebaya labuh dengan kebaya lain yaitu desainnya
cenderung longgar pada lubang lengan perut dan dada.Kebaya labuh desainnya cenderung
tertutup dan sopan namun tetap terkesan elegan. Pada saat dikenakan ujung bagian bawah
kebaya labuh berada pada posisi sejajar dengan pangkal paha, namun tidak jarang ada pula
yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.

Kebaya labuh memiliki model kerah yang dilipat keluar dengan kelepak kerah yang
memanjang dari bagian leher hingga ujung kebaya.Beberapa bagiannya sering dihiasi
sulaman berwarna keemasan.Tidak ada kutu baru atau kain tambahan di tengah kebaya yang
menghubungkan bagian kiri dan kanan kebaya.

Kedua sisi depan kebaya labuh biasanya dikaitkan dengan 3 kancing(pada jaman dahulu
menggunakan peniti)sehingga tampak terbuka dan melebar.Terkait dengan bahan kain yang
digunakan untuk membuatnya kebaya labuh umumnya banyak dibuat dengan menggunakan
kain sutra cina dan kain brokat sedangkan untuk sarungnya bisa menggunakan kain songket.

(2).Kain sutra

Kain sutra merupakan sejenis kain yang diperoleh dari serat alami berupa filamen yang
dihasilkan dari kepompong ulat sutra murbei.Kain ini umumnya memiliki karakteristik halus,
ringan, berkilau dan dapat menyerap keringat.Kain sutra terkenal sangat kuat dan tidak mudah
putus.Kain sutra memiliki kemampuan menyerap keringat yang sangat baik.Kain sutra bisa
difungsikan sebagai tabir surya yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari.Kain sutra
terasa sangat lembut saat menyentuh kulit karena memiliki kandungan asam amino pada
benang sutranya.Kain sutra tampak berkilau seperti mutiara karena terdapat lapisan lapisan
fibroin (protein yang dihasilkan ulat sutra).

(3).Kain brokat

Kain brokat termasuk ke dalam jenis kain yang kaya akan dekorasi.Kemewahan dan
pesona yang melekat pada kain brokat menjadikannya sebagai kain spesial yang sangat cocok
dipakai untuk membuat baju kebaya.

Selain dibuat dari kain sutra dan kain brokat dengan semakin berkembangnya industri
fashion kini terdapat pula kebaya labuh yang dibuat dari bahan lain.Bahan yang dimaksud

9
antara lain berupa kain satin kain tile kain organza dan kain chiffon yang menawarkan banyak
keunggulan berbeda satu sama lain.

(f).Busana pengantin wanita

Baju untuk upacara pernikahan dalam


masyarakat Melayu terdapat beberapa bentuk
busana yang bervariasi,seperti upacara malam
berinai,upacara akad nikah dan tepuk tepung
tawar,upacara bersanding,kemudian dilanjutkan
dengan upacara mandi damai.

➢ Busana pengantin wanita untuk upacara


bersanding

(1)Kebaya labuh atau busana kurung teluk


belanga.

(2).Bagian kepala dihiasi perkakasan andam

(3).Kalung emas dan rantai papan atau dukoh


bertingkat

(4).Gelang berkepala burung merak,sebagai pertanda memberikan kesuburan dan


kemakmuran pengantin perempuan tersebut.

(5).Bagian bahu kiri diberi tampan-tampan atau sebai

(6).Bagian jari tangan diberi canggai

(7).Bagian pinggang diikat dengan pending emas

(8).Terdapat gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum bunga cempaka di kaki kiri
dan kanan

(9).Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beludru yang dihiasi kelingkan dan
manik.

➢ Aksesoris perlengkapan perlengkapan busana pengantin wanita

(1).Hiasan kepala berupa perkakasan andam

(2).Kalung emas dan rantai papan atau dukoh bertingkat 3, 5, 7 menghiasi leher

10
(3).Gelang berkepala burung merak

(4).Bagian bahu kiri diberi tampan-tampan atau sebai

(5).Canggai yang terbuat dari perak atau emas pada jari tangan

(6).Bagian pinggang diikat dengan pending emas

(7).Bagian kaki kiri dan kanan diberi gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum
bunga cempaka

(8).Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beledru yang dihiasi dengan kelingkan
dan manik

(g).Busana pengantin pria

Bentuk busana pengantin untuk pria adalah busana


kurung teluk belanga.

➢ Perlengkapan busana pengantin laki-laki

(1).Busana kurung cekak musang satu pasang dengan warna


yang sama. Busana memiliki motif yang bertabur benang
emas, antara lain tampuk manggis dan bunga cengkeh

(2).Kain samping yang motifnya sama dengan celana

(3). memakai destar yang berbentuk mahkota

(4).Memakai sebai di bagian sebelah kiri bahu, yang


berwarna kuning bersulam kelingan

(5).Pada leher pengantin, dikalungkan rantai panjang berbelit dua. Rantai tersebut sebagai
pertanda ikatan Ayah dan Bunda

(6). pending atau bengkong warna kuning menurut derajatnya

(7). canggai

(8). sepatu runcing atau capal kulit

(9). keris pendek berhulu burung serindit

(10).Memegang sirih telat atau sirih pemanis.

11
➢ Makna pakaian pengantin pria riau

Teluk belanga sebagai pakaian adat tradisional Riau disebutkan mengandung nilai-nilai
filosofi seperti nilai semangat, syukur, nilai kejujuran dari masyarakat Riau.Warna-warna
pada baju teluk belanga ternyata punya maknanya sendiri.

Pertama warna hijau lumut yang sering dipakai oleh keturunan bangsawan, Tengku dan
Wan melambangkan kesuburan, kesetiaan, taat, dan kepatuhan.Lalu ada warna kuning
keemasan, yang dimaknai sebagai kebesaran, otoritas dan kemegahan. Mengingat warna ini
identik dengan warna masa kejayaan Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri dan Pelalawan,
maka warna kuning emas ini konon adalah warna yang tak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
Selanjutnya ada merah darah, yang memiliki arti kepahlawanan dan keberanian, taat dan setia
kepada Raja dan rakyat. Lalu terakhir, warna hitam yang melambangkan kesetiaan, ketabahan
dan bertanggung jawab dan kejujuran.

(h).Tenun songket Riau

Tenun songket riau merupakan salah satu pakaian adat kebanggabn masyarakat Riau yang
juga sering dijadikan sebagai oleh-oleh. Tenun songket sendiri memiliki corak motif yang
khas dan ditenun menggunakan benang sutra dan kapas.

Kemudian, songket ditenun dengan diselingi tenunan motif tertentu menggunakan benang
emas atau perak.Terdapat beberapa jenis songket khas Riau dimana masing-masing memiliki
corak motif berbeda-beda dan umumnya berkaitan
dengan tumbuhan, hewan, dan alam.

(1).Alat & bahan yang di gunakan pada tenun


songket

Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah


merupakan tenun tumpu dan kemudian bertukar ganti
dengan menggunakan alat yangdinamakan dengan
“Kik”.alat tenun Kik adalah alat tenun yang cukup
sederhana dari bahan kayu berukuran sekitar 1 x 2
meter.Sesuai dengan ukuran alatnya, maka lebar kain
yang dihasilkan tidaklah lebar sehingga tidak cukup
untuk satu kain sarung, maka haruslah di sambung
dua yang disebut dengan kain “Berkampuh”.

12
Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain,terpaksa harus ditenun dua kali dan kemudian
hasilnya disambung untuk bagian atas dan bagian bawah,tentu memakan waktu yang lama.
Seiring berkembangnya waktu penggunaan alat tenun “Kik” yang kurang efisien kini di ganti
dengan alat yang baru yang bernama Alat tenun bukan mesin (ATBM) hingga kini.

Kekurangan kekurangan pada alat tenunn “Kik” Tadi di sempurnakan oleh ATBM
sehingga untuk membuat selembar sarung songket tidak perlu di sambung dua kali.Dalam
bertenun songket memerlukan bahan baku benang,untuk benang dasar nya sendiri disebut
benang lungsi/Lusi/Lungsin yang terbuat dari sutera ataupun katun berwarna yang kemudian
dipadukan dengan benang emas dan perak sebagai ornamen/motif atau hiasan yang biasa di
sebut benang pakan.Dikarenakan benang sutera sudah susah didapat,maka lama kelamaan
orang hanya menggunakan benang katun.

(2).Ragam jenis songket riau

Secara keseluruhan di provinsi Riau Terdapat beberapa Ragam tenun Songket di


antaranya;Tenun Songket Melayu Siak,Tenun Songket Melayu Pekanbaru dan Tenun
Songket Indragiri.Ketiga-tiganya masuk dalam Songket melayu Riau.Seperti yang sudah di
ketahui,tenun songket melayu Siak merupakan yang pertama masuk ke wilayah Riau, melalui
trengganu (malaysia) kemudian menyebar ke kesultanan Siak Sri Indrapura.

Songket berkembang sangat pesat di kesultanan Siak dari songket melayu Siak inilah
yang menjadi cikal bakal dari songket melayu pekanbaru.Dari Asal usul tenun Songket
melayu pekanbaru ini bermula pada saat Kesultanan Siak memindahkan pusat pemerintahan
sekaligus ibukota kerajaan dari mempura (Siak) ke Kampung Bukit,Senapelan (Pekanbaru).

Dari kawasan yang berada di tepian sungai Siak Itulah bermula negeri yang bernama
Pekanbaru,kemudian Songket serta merta menyebar kewilayah sekitar tersebut.Songket
Indragiri telah ada sejak puluhan tahun yang lalu di Kerajaan Indragiri (sekarang terdapat 2
kabupaten bernama kabupaten Indragiri hilir dan indragiri hulu).

Asal mula kain tenun Indragiri dibawa oleh orang-orang perehu atau disebut dengan orang
dagang yang menetap di Indragiri yang berpusat di Kota Rengat.Pada masa tertentu sesudah
berakhirnya masa Kerajaan Indragiri, tenun ini sempat menghilang dan sulit dicari. Kain hasil
tenunan lama tersebut hanya dimiliki orang–orang tertentu, yaitu keluarga raja atau pembesar
kerajaan yang menyimpannya dengan hati-hati sekali.Barulah pada sekitar tahun 1992,

13
Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu kembali mengkaji dan mengangkat tenun ini
dan menumbuhkan kembali tenun songket indragiri.

Dikabupaten Indragiri Hilir,khususnya di Kecamatan Khairiah Mandah,masyarakat


Melayu juga membuat kerajinan tenun songket dengan alat tenun tumpu.Motif-motif yang
dipakai tidak menggunakan benang emas.Tenun ini banyak memiliki kesamaan dengan tenun
Bugis.Kerajaan tenun songket di daerah Indraggiri Hilir juga dikembangkan oleh masyarakat
pendatang dari Sulawesi Selatan (suku bugis) yang merantau ke Indragiri Hilir untuk
berkebun kelapa dan membuka lahan pertanian.Keterampilan bertenun yang telah mereka
miliki didaerah asalnya mereka kembangkan di tempat yang baru.Saat ini, industri kerajinan
tenun Songket Indragiri Hilir telah menyebar ke beberapa wilayah di Kabupaten Indragiri
Hilir.

(3). Motif dan corak songket riau

Songket melayu riau mempunyai banyak sekali corak serta motif dan variasi. Songket
melayu Riau banyak mengambil motif di awan seperti dari tumbuhan serta hewan, juga
beberapa benda luar angkasa seprti bulan dan bintang. Di Masing masing motif serta variasi
tersebut terdapat filosofi yang terkandung di dalamnya.

Proses stilirisasi terhadap apa yang di lihat di lingkungan sekitar menunjukkan betapa
perajin songket dahulunya tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap alam
di sekitarnya, tetapi juga memiliki imajinasi yang tinggi kemudian di lukiskan dalam selembar
tenun songket. Berikut beberapa motif dan corak dalam songket melayu Riau:

➢ Pucuk rebung bersiku keluang Pucuk dengan variant Tampuk manggis memiliki
filosofi yaitu rebung bersiku keluang Dipakai untuk tenun dan tekat Laba beruntung
muka belakang Sampailah pinta terkabul niat.
➢ Pucuk rebung berpetak wajit dengan Variant Tampuk manggis memiliki filosofi
Pucuk rebung berpetak wajit Didalamnya ada kuntum bercabang Kasih bersambung
nasib pun baik Hidup sejahtera dadapun lapang.
➢ Pucuk rebung daun melambai Pucuk rebung daun melambai Di puncaknya mahligai
putri Tuah sekampung hidup damai Dimana tegak bertambah rezeki.
➢ Wajik petak tabur Hiasan wajik petaak tabur Walau bertabur serasi juga Sanggam
duduk bermanis tutur Tahu bersyukur budinya mulia.

14
➢ Pucuk Rebung berkawan memiliki filosofi Hiasan pucuk rebung berkawan Tanda
hidup mengandung iman Tanda berkaum menjaga teman Tanda sayang tak
berkesudahan.
➢ Tampuk manggis bersilang memiliki filosofi Hiasan tampuk manggis bersilang Tidak
berisi kiri kananya Nama elok hidup terpandang Variant Tiada umpat kejinya.
➢ Wajit laksamana raja dengan Variant Tampuk manggis tersamar memiliki filosofi
Memakai wajit laksemana raja Besar bertuah kecilnya manja Akan menjadi seberang
kerja Akan tertegak adat lembaga.
➢ Kaluk paku bersela kuntum Kaluk paku memiliki filosofi bersela kuntum Tangkainya
rapat hiasan indah Niat sampai mulut tersenyum Kasih berlebih sayang bertambah.
➢ Mumbung nipah berpadi tabur memiliki filosofi Hiasan bernama mumbung nipah
Berpadu dengan buah padi Hidup rukun rezeki berlimpah Dunia akhirat tuah berdiri.
➢ Tampuk manggis berpetak wajit memiliki filosofi Tampuk manggis berpetak wajit
Boleh tunggal boleh berpadu Laku buruk orang kan jijik Hidup menyesal karena malu.

..

15
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Adat Melayu Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam .Islam dan adat Melayu
saling mempengaruhi yang kemudian membentuk satu budaya baru,yang salah satunya
tercermin dalam pakaian yang dikenakan.Selain itu,pakaian dan perhiasan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan atau kegunaan estetika,namun juga mengandung semangat tertentu.
Semangat tersebut melingkupi nilai budi dan kejujuran hidup.
Baju Cekak musang merupakan pakaian adat Melayu Riau yang dikenakan oleh laki-laki.
Pakaian adat ini memiliki bentuk yang mirip dengan busana teluk belanga.Hal ini bisa dilihat
dari modelnya yaitu model baju berkerah,tidak berkancing dan pada bagian leher sebelah ke
bawah sepanjang kurang lebih 5 cm.
Baju untuk upacara pernikahan dalam masyarakat Melayu terdapat beberapa bentuk busana
yang bervariasi,seperti upacara malam berinai,upacara akad nikah dan tepuk tepung
tawar,upacara bersanding,kemudian dilanjutkan dengan upacara mandi damai.
Teluk belanga sebagai pakaian adat tradisional Riau disebutkan mengandung nilai-nilai
filosofi seperti nilai semangat, syukur, nilai kejujuran dari masyarakat Riau.Warna-warna pada
baju teluk belanga ternyata punya maknanya sendiri.Pertama warna hijau lumut yang sering
dipakai oleh keturunan bangsawan, Tengku dan Wan melambangkan kesuburan, kesetiaan,
taat, dan kepatuhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

O.K. Nizami Jamil et al. 2005. Pakaian Tradisional Melayu Riau,SAKIRA, SAKIRA,
Kustiawan Kustiawan, and Anastasia Wiwik Swastiwi.

PENGUATAN DIPLOMASI BUDAYA MELALUI BAJU KURUNG MELAYU DI


KEPULAUAN RIAU. Diss. Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2023.

SAKIRA, S., Kustiawan, K., & Wiwik Swastiwi, A. (2023). PENGUATAN DIPLOMASI
BUDAYA MELALUI BAJU KURUNG MELAYU DI KEPULAUAN RIAU (Doctoral
dissertation, Universitas Maritim Raja Ali Haji).

Lembaga Adat Melayu Riau, 2008, Adat perkawinan Melayu Riau, Pekanbaru
Sholihindra, Sholihindra, Rika Cherish, dan Repi Repi. "Sentra Kerajinan Tenun Riau." Jurnal
Teknik 12.1 (2018): 52-58.

Sholihindra, S., Cherish, R., & Repi, R. (2018). Sentra Kerajinan Tenun Riau. Jurnal Teknik ,
12 (1), 52-58.

17

Anda mungkin juga menyukai