Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas dari mata kuliah Budaya Melayu riau.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.Oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak.Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua…..
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang................................................................1
1.2.Rumus masalah...............................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Asal usul pakaian melayu Riau.....................................2
2.2.Jenis,bentuk dan fungsi pakaian melayu riau.............2
(a).Cekak musang..............................................................3
(b).Baju kurung gunting China..........................................3
(c).Baju melayu teluk belanga...........................................4
(d).Baju kurung khas riau..................................................6
(e).Baju kebaya labuh........................................................7
(f).Busana pengantin wanita..............................................10
(g).Busana pengantin pria..................................................11
(h).Tenun Songket riau......................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pakaian adat Melayu Riau juga memiliki keunikan yang terletak pada bentuk corak dan
filosofinya.Selain itu,pakain adat ini juga umumnya menjunjung nilai-nilai keislaman yang
bisa dilihat dari bentuknya yang cenderung panjang dan tertutup.Modelnya pun sederhana dan
longgar sehingga bisa lebih nyaman digunakan ketika menghadiri acara resmi seperti upacara
adat atau pernikahan.
1.2.Rumus masalah
1.3.Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adat Melayu Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam2.Islam dan adat Melayu
saling mempengaruhi yang kemudian membentuk satu budaya baru,yang salah satunya
tercermin dalam pakaian yang dikenakan.Selain itu,pakaian dan perhiasan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan atau kegunaan estetika,namun juga mengandung semangat tertentu.
Semangat tersebut melingkupi nilai budi dan kejujuran hidup.3
(a).Cekak Musang
Baju Cekak musang merupakan pakaian adat Melayu Riau yang dikenakan oleh laki-laki.
Pakaian adat ini memiliki bentuk yang mirip dengan busana teluk belanga.Hal ini bisa dilihat
dari modelnya yaitu model baju berkerah,tidak berkancing dan pada bagian leher sebelah ke
1
O.K. Nizami Jamil, et al. 2005:15-16
2
M.A. Effendi, 2004:9
3
Siti Zainon Ismail, 2004: 33
2
bawah sepanjang kurang lebih 5 cm.Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pemakaiannya
saat mengenakan pakaian tersebut.
Ada kecenderungan untuk menganggap Baju Kurung Cekak Musang lebih bersifat resmi
dibandingkan dengan Baju Kurung Teluk Belanga. Kaum laki-laki Melayu biasa memakai
baju jenis ini ke acara formal, seperti kaum perempuannya memakai baju kebaya. Baju ini
tercantum dalam buku “Life and Customs” oleh R.O. Winstedt yang dikutip dari Logan, J.I.A.
cetakan tahun 1909. Di dalamnya, disinggung mengenai jenis baju yang disebut sebagai “baju
kurung Chikah Munsang”.
Cara pemakaian Baju Kurung Cekak Musang mirip dengan Baju Kurung Teluk Belanga.
Namun khusus bagi kaum lelaki, baju kurung dimasukkan ke dalam kain samping (kain
samping menutupi baju). Ini kebalikan dari Baju Kurung Teluk Belanga yang bajunya dipakai
di luar (menutupi) kain samping.
3
Merupakan pakaian adat Melayu Riau yang terbuat dari kain satin maupun kain sutra
berkualitas tinggi. Baju ini biasanya digunakan untuk mengadakan kegiatan atau upacara
yang sifatnya tidak resmi.
Baju Gunting Cina adalahpakaian laki-laki yang dikenakan sehari-hari, bersifat santai
atau pakaian biasa. Biasanya dipakai dirumah, dan boleh
dikenakan untuk menerima tamu sehari-hari dirumah.Pakaian
inipun boleh dipakai ketika bertamu kerumah kaum kerabat
terdekat.Biasanya baju ini juga dilengkapi dengan celana dan
songkok.
Beju gunting cina atau baju pesak sebelah tidak jauh beda
dengan baju teluk belanga dan cekak musang, bentuk baju
tersebut berkerah,leher bulat,bagian depan berbelah dan
memakai kancing (5 buah). Biasanya baju ini juga dilengkapi
dengan songkok dan celana atau kain sarung.Menurut salah satu
tokoh budayawan Betawi Ridwan Saidi menuturkan bahwa
dalam istilah fashion baju Gunting Cina ini dikenal dengan sebutan Koko. Keberadaan model
baju ini sudah ada sebelum Islam mulai menyebar di Nusantara.
Disebut Gunting Cina karena dari segi potongannya terdapat potongan baju Cina, ada
yang potong samping dan ada pula pada bagian tengahnya.Busana ini umumnya dipakai
ketika badan sudah bersih dan akan menunaikan shalat atau hendak menerima tamu yang
berkunjung kerumahnya.
Saat ini, tampaknya gunting cina tidak lagi dipakai sebagai busana sehari-hari di rumah.
Meskipun demikian, pemakaian pakaian adat pada saat-saat resmi dan dalam sebuah acara,
seperti pernikahan, memungkinkan bertahannya pakaian adat tersebut.
Baju ini mula di perkenalkan di Teluk Belanga, Singapura dan tersebar luas sebagai ciri
khas Johor khususnya pada abad ke-19. Ia juga dikatakan sejenis pakaian lelaki yang
dikatakan telah direka oleh Sultan Abu Bakar pada tahun 1866 untuk merayakan perpindahan
4
ibu negeri Johor dari Teluk Belanga di Singapura ke Johor Bahru. Ia menggabungkan ciri-ciri
kebudayaan Melayu, Bugis dan Orang Laut.
Sebagai atribut, pada bagian pundaknya disematkan kain songket atau kain pelekat. Cara
pasangnya pun bervariasi,bisa seperti kain biasa, dipunjut ke samping, atau ditarik ke samping
kiri pinggang Ketika mengenakan pakain adat ini, Pria Melayu Riau memakainya bersama
dengan penutup kepala berupa songkok, ikat kepala, dan tanjak. Tanjak sendiri terbuat dari
jenis kain yang sama dengan baju dan celana.
Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan
dada.Pada saat dikenakan,bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal
paha,tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.
Aturan menggunakan cara memakai baju Teluk Belanga ini pada zaman kesultanan
identik dengan menggunakan warna kuning.Biasanya,baju Teluk Belanga tersebut dilengkapi
dengan tapih atau kain songket yang diikat untuk menutupi bagian paha dan pinggul.
Pemakaiannya tersebut juga memiliki arti, yaitu menjaga syahwat, aurat, dan kehormatan.
5
Teluk Belanga dipakai dengan baju dipakai di luar (menutupi) celana dan kain samping.
Baju ini dipakai dengan bagian lehernya dikaitkan dengan satu kancing. Jika kancing yang
digunakan diikat dengan sebiji batu maka disebut dengan kancing “garam sebuku”. Jika diikat
dengan beberapa batu maka disebut sebagai “kunang-kunang sekebun”.
Umumnya, tata cara memakai baju Teluk Belanga bagi kaum bangsawan dan warga biasa
ini masih sama, kok. Cuma berbeda pada cara pemakaian songket, yaitu untuk penggunaan
warga biasa menggunakan tapih atau kain songket yang berada di bawah lutut ke bawah
hingga panjang setengah betis.
Lalu, pada tata cara memakai baju Teluk Belanga yang lainnya bisa mencontoh Sultan,
yaitu memasukkan bagian bawah baju ke dalam kain songket. Terkecuali jika menggunakan
baju model jas. Kemudian, memakai songket dengan berbagai versi. Bisa menggunakan dari
arah kiri ke kanan, seperti melipat sarung saat sholat. Ataupun sebaliknya.
Baju kurung adalah salah satu pakaian adat masyarakat Melayu di Brunei
Darussalam,Indonesia,Malaysia,Singapura, dan Thailand bagian selatan.Baju kurung sering
diasosiasi dengan kaum perempuan. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar
pada lubang lengan, perut, dan dada.
6
dan tas kecil atau kipas.Karena sebagian besar masyarakat melayu memeluk Islam,banyak
perempuan pengguna baju kurung yang menyerasikannya dengan jilbab, meskipun demikian
terdapat juga yang tidak menggunakannya. Kini baju kurung banyak dipakai oleh masyarakat
biasa,digunakan anak-anak untuk mengaji,atau ibu-ibu untuk ke pasar,tanpa disertakan
pernak-pernik yang terkesan mewah.
Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa model baju yang longgar sehingga
tidak menampakan bentuk tubuh si pemakai.Pakaian adat ini biasanya dikenakan kaum
perempuan segala usia.Baju ini dibuat dengan bahan kain yang bervariasi dengan motif polos
dan bunga-bunga.Dalam pembuatannya juga tidak diperbolehkan menggunakan kain tipis
atau tembus pandang.
Baju kurung memiliki warna yang bermacam-macam. Untuk orang tua, mereka biasanya
menggunakan baju kurung dengan warna tidak mencolok.Pakain adat ini biasanya dikenakan
bersama selendang atau kain tudung yang dipakai pada bahu dan berguna untuk menutup
kepala.
Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa kebaya yang di buat dari jenis
kain tenun khas Riau.Baju ini terdiri dari kain selendang,dengan panjang lengan baju sekitar
dua jari dari pergelangan tangan. Sementara, lengan bajunya memiliki lebar kira-kira tiga dari
jari permukaan lengan.
Hal ini memang sengaja dilakukan agar gelang yang dikenakan kaum perempuan dapat
terlihat.Adapun kedalaman bajunya bisa bervariasi,sampai atas betis atau sedikit ke atas.Sama
halnya dengan baju kurung, baju kebaya labuh di kenakan bersama dengan selendang atau
kain tudung.Selain itu,pakain ini juga bisa dikenakan bersama dengan sarung batik, kain
pelekat, dan kain lejo sebagai paduan dan disesuaikan dengan warna baju kebaya labuh.Baju
kebaya labuh biasanya di kenakan oleh para wanita untuk acara acara formal seperti acara
pemerintahan.
Kebaya labuh dapat dikategorikan ke dalam jenis busana kurung yang banyak dipakai
oleh masyarakat suku Melayu seperti halnya di Riau. Busana ini sebenarnya merupakan salah
satu warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam namun seiring dengan
7
berjalannya waktu juga menjadi bagian dari pakaian adat dari Kepulauan Riau.Kebaya labuh
sendiri konon menjadi jenis baju kurung
tertua yang masih ada hingga saat ini.
Dilihat dari segi desain atau bentuk dasarnya kebaya labuh sekilas memang hampir sama
seperti baju kebaya pada umumnya akan tetapi bagian bawah kebaya labuh ini dibuat
menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya.
8
Ciri paling khas yang membedakan kebaya labuh dengan kebaya lain yaitu desainnya
cenderung longgar pada lubang lengan perut dan dada.Kebaya labuh desainnya cenderung
tertutup dan sopan namun tetap terkesan elegan. Pada saat dikenakan ujung bagian bawah
kebaya labuh berada pada posisi sejajar dengan pangkal paha, namun tidak jarang ada pula
yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.
Kebaya labuh memiliki model kerah yang dilipat keluar dengan kelepak kerah yang
memanjang dari bagian leher hingga ujung kebaya.Beberapa bagiannya sering dihiasi
sulaman berwarna keemasan.Tidak ada kutu baru atau kain tambahan di tengah kebaya yang
menghubungkan bagian kiri dan kanan kebaya.
Kedua sisi depan kebaya labuh biasanya dikaitkan dengan 3 kancing(pada jaman dahulu
menggunakan peniti)sehingga tampak terbuka dan melebar.Terkait dengan bahan kain yang
digunakan untuk membuatnya kebaya labuh umumnya banyak dibuat dengan menggunakan
kain sutra cina dan kain brokat sedangkan untuk sarungnya bisa menggunakan kain songket.
(2).Kain sutra
Kain sutra merupakan sejenis kain yang diperoleh dari serat alami berupa filamen yang
dihasilkan dari kepompong ulat sutra murbei.Kain ini umumnya memiliki karakteristik halus,
ringan, berkilau dan dapat menyerap keringat.Kain sutra terkenal sangat kuat dan tidak mudah
putus.Kain sutra memiliki kemampuan menyerap keringat yang sangat baik.Kain sutra bisa
difungsikan sebagai tabir surya yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari.Kain sutra
terasa sangat lembut saat menyentuh kulit karena memiliki kandungan asam amino pada
benang sutranya.Kain sutra tampak berkilau seperti mutiara karena terdapat lapisan lapisan
fibroin (protein yang dihasilkan ulat sutra).
(3).Kain brokat
Kain brokat termasuk ke dalam jenis kain yang kaya akan dekorasi.Kemewahan dan
pesona yang melekat pada kain brokat menjadikannya sebagai kain spesial yang sangat cocok
dipakai untuk membuat baju kebaya.
Selain dibuat dari kain sutra dan kain brokat dengan semakin berkembangnya industri
fashion kini terdapat pula kebaya labuh yang dibuat dari bahan lain.Bahan yang dimaksud
9
antara lain berupa kain satin kain tile kain organza dan kain chiffon yang menawarkan banyak
keunggulan berbeda satu sama lain.
(8).Terdapat gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum bunga cempaka di kaki kiri
dan kanan
(9).Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beludru yang dihiasi kelingkan dan
manik.
(2).Kalung emas dan rantai papan atau dukoh bertingkat 3, 5, 7 menghiasi leher
10
(3).Gelang berkepala burung merak
(5).Canggai yang terbuat dari perak atau emas pada jari tangan
(7).Bagian kaki kiri dan kanan diberi gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum
bunga cempaka
(8).Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beledru yang dihiasi dengan kelingkan
dan manik
(5).Pada leher pengantin, dikalungkan rantai panjang berbelit dua. Rantai tersebut sebagai
pertanda ikatan Ayah dan Bunda
(7). canggai
11
➢ Makna pakaian pengantin pria riau
Teluk belanga sebagai pakaian adat tradisional Riau disebutkan mengandung nilai-nilai
filosofi seperti nilai semangat, syukur, nilai kejujuran dari masyarakat Riau.Warna-warna
pada baju teluk belanga ternyata punya maknanya sendiri.
Pertama warna hijau lumut yang sering dipakai oleh keturunan bangsawan, Tengku dan
Wan melambangkan kesuburan, kesetiaan, taat, dan kepatuhan.Lalu ada warna kuning
keemasan, yang dimaknai sebagai kebesaran, otoritas dan kemegahan. Mengingat warna ini
identik dengan warna masa kejayaan Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri dan Pelalawan,
maka warna kuning emas ini konon adalah warna yang tak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
Selanjutnya ada merah darah, yang memiliki arti kepahlawanan dan keberanian, taat dan setia
kepada Raja dan rakyat. Lalu terakhir, warna hitam yang melambangkan kesetiaan, ketabahan
dan bertanggung jawab dan kejujuran.
Tenun songket riau merupakan salah satu pakaian adat kebanggabn masyarakat Riau yang
juga sering dijadikan sebagai oleh-oleh. Tenun songket sendiri memiliki corak motif yang
khas dan ditenun menggunakan benang sutra dan kapas.
Kemudian, songket ditenun dengan diselingi tenunan motif tertentu menggunakan benang
emas atau perak.Terdapat beberapa jenis songket khas Riau dimana masing-masing memiliki
corak motif berbeda-beda dan umumnya berkaitan
dengan tumbuhan, hewan, dan alam.
12
Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain,terpaksa harus ditenun dua kali dan kemudian
hasilnya disambung untuk bagian atas dan bagian bawah,tentu memakan waktu yang lama.
Seiring berkembangnya waktu penggunaan alat tenun “Kik” yang kurang efisien kini di ganti
dengan alat yang baru yang bernama Alat tenun bukan mesin (ATBM) hingga kini.
Kekurangan kekurangan pada alat tenunn “Kik” Tadi di sempurnakan oleh ATBM
sehingga untuk membuat selembar sarung songket tidak perlu di sambung dua kali.Dalam
bertenun songket memerlukan bahan baku benang,untuk benang dasar nya sendiri disebut
benang lungsi/Lusi/Lungsin yang terbuat dari sutera ataupun katun berwarna yang kemudian
dipadukan dengan benang emas dan perak sebagai ornamen/motif atau hiasan yang biasa di
sebut benang pakan.Dikarenakan benang sutera sudah susah didapat,maka lama kelamaan
orang hanya menggunakan benang katun.
Songket berkembang sangat pesat di kesultanan Siak dari songket melayu Siak inilah
yang menjadi cikal bakal dari songket melayu pekanbaru.Dari Asal usul tenun Songket
melayu pekanbaru ini bermula pada saat Kesultanan Siak memindahkan pusat pemerintahan
sekaligus ibukota kerajaan dari mempura (Siak) ke Kampung Bukit,Senapelan (Pekanbaru).
Dari kawasan yang berada di tepian sungai Siak Itulah bermula negeri yang bernama
Pekanbaru,kemudian Songket serta merta menyebar kewilayah sekitar tersebut.Songket
Indragiri telah ada sejak puluhan tahun yang lalu di Kerajaan Indragiri (sekarang terdapat 2
kabupaten bernama kabupaten Indragiri hilir dan indragiri hulu).
Asal mula kain tenun Indragiri dibawa oleh orang-orang perehu atau disebut dengan orang
dagang yang menetap di Indragiri yang berpusat di Kota Rengat.Pada masa tertentu sesudah
berakhirnya masa Kerajaan Indragiri, tenun ini sempat menghilang dan sulit dicari. Kain hasil
tenunan lama tersebut hanya dimiliki orang–orang tertentu, yaitu keluarga raja atau pembesar
kerajaan yang menyimpannya dengan hati-hati sekali.Barulah pada sekitar tahun 1992,
13
Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu kembali mengkaji dan mengangkat tenun ini
dan menumbuhkan kembali tenun songket indragiri.
Songket melayu riau mempunyai banyak sekali corak serta motif dan variasi. Songket
melayu Riau banyak mengambil motif di awan seperti dari tumbuhan serta hewan, juga
beberapa benda luar angkasa seprti bulan dan bintang. Di Masing masing motif serta variasi
tersebut terdapat filosofi yang terkandung di dalamnya.
Proses stilirisasi terhadap apa yang di lihat di lingkungan sekitar menunjukkan betapa
perajin songket dahulunya tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap alam
di sekitarnya, tetapi juga memiliki imajinasi yang tinggi kemudian di lukiskan dalam selembar
tenun songket. Berikut beberapa motif dan corak dalam songket melayu Riau:
➢ Pucuk rebung bersiku keluang Pucuk dengan variant Tampuk manggis memiliki
filosofi yaitu rebung bersiku keluang Dipakai untuk tenun dan tekat Laba beruntung
muka belakang Sampailah pinta terkabul niat.
➢ Pucuk rebung berpetak wajit dengan Variant Tampuk manggis memiliki filosofi
Pucuk rebung berpetak wajit Didalamnya ada kuntum bercabang Kasih bersambung
nasib pun baik Hidup sejahtera dadapun lapang.
➢ Pucuk rebung daun melambai Pucuk rebung daun melambai Di puncaknya mahligai
putri Tuah sekampung hidup damai Dimana tegak bertambah rezeki.
➢ Wajik petak tabur Hiasan wajik petaak tabur Walau bertabur serasi juga Sanggam
duduk bermanis tutur Tahu bersyukur budinya mulia.
14
➢ Pucuk Rebung berkawan memiliki filosofi Hiasan pucuk rebung berkawan Tanda
hidup mengandung iman Tanda berkaum menjaga teman Tanda sayang tak
berkesudahan.
➢ Tampuk manggis bersilang memiliki filosofi Hiasan tampuk manggis bersilang Tidak
berisi kiri kananya Nama elok hidup terpandang Variant Tiada umpat kejinya.
➢ Wajit laksamana raja dengan Variant Tampuk manggis tersamar memiliki filosofi
Memakai wajit laksemana raja Besar bertuah kecilnya manja Akan menjadi seberang
kerja Akan tertegak adat lembaga.
➢ Kaluk paku bersela kuntum Kaluk paku memiliki filosofi bersela kuntum Tangkainya
rapat hiasan indah Niat sampai mulut tersenyum Kasih berlebih sayang bertambah.
➢ Mumbung nipah berpadi tabur memiliki filosofi Hiasan bernama mumbung nipah
Berpadu dengan buah padi Hidup rukun rezeki berlimpah Dunia akhirat tuah berdiri.
➢ Tampuk manggis berpetak wajit memiliki filosofi Tampuk manggis berpetak wajit
Boleh tunggal boleh berpadu Laku buruk orang kan jijik Hidup menyesal karena malu.
..
15
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Adat Melayu Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam .Islam dan adat Melayu
saling mempengaruhi yang kemudian membentuk satu budaya baru,yang salah satunya
tercermin dalam pakaian yang dikenakan.Selain itu,pakaian dan perhiasan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan atau kegunaan estetika,namun juga mengandung semangat tertentu.
Semangat tersebut melingkupi nilai budi dan kejujuran hidup.
Baju Cekak musang merupakan pakaian adat Melayu Riau yang dikenakan oleh laki-laki.
Pakaian adat ini memiliki bentuk yang mirip dengan busana teluk belanga.Hal ini bisa dilihat
dari modelnya yaitu model baju berkerah,tidak berkancing dan pada bagian leher sebelah ke
bawah sepanjang kurang lebih 5 cm.
Baju untuk upacara pernikahan dalam masyarakat Melayu terdapat beberapa bentuk busana
yang bervariasi,seperti upacara malam berinai,upacara akad nikah dan tepuk tepung
tawar,upacara bersanding,kemudian dilanjutkan dengan upacara mandi damai.
Teluk belanga sebagai pakaian adat tradisional Riau disebutkan mengandung nilai-nilai
filosofi seperti nilai semangat, syukur, nilai kejujuran dari masyarakat Riau.Warna-warna pada
baju teluk belanga ternyata punya maknanya sendiri.Pertama warna hijau lumut yang sering
dipakai oleh keturunan bangsawan, Tengku dan Wan melambangkan kesuburan, kesetiaan,
taat, dan kepatuhan.
16
DAFTAR PUSTAKA
O.K. Nizami Jamil et al. 2005. Pakaian Tradisional Melayu Riau,SAKIRA, SAKIRA,
Kustiawan Kustiawan, and Anastasia Wiwik Swastiwi.
SAKIRA, S., Kustiawan, K., & Wiwik Swastiwi, A. (2023). PENGUATAN DIPLOMASI
BUDAYA MELALUI BAJU KURUNG MELAYU DI KEPULAUAN RIAU (Doctoral
dissertation, Universitas Maritim Raja Ali Haji).
Lembaga Adat Melayu Riau, 2008, Adat perkawinan Melayu Riau, Pekanbaru
Sholihindra, Sholihindra, Rika Cherish, dan Repi Repi. "Sentra Kerajinan Tenun Riau." Jurnal
Teknik 12.1 (2018): 52-58.
Sholihindra, S., Cherish, R., & Repi, R. (2018). Sentra Kerajinan Tenun Riau. Jurnal Teknik ,
12 (1), 52-58.
17