Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PAKAIAN MELAYU PATUT DAIK LINGGA


KEPULAUAN RIAU

Oleh Kelompok 3 :
Pajriansah
Sapawi
Bayuda

Kelas x-2
PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
SMA NEGERI 1 LINGGA
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan Kesehatan dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang
Pakaian Melayu Patut Daik Lingga Kepulauan Riau dalam Project Penguatan
Profil pelajar Pancasila. Makalah ini telah kami susun se baik-baik nya, jika
ada salah dalam penulisan maupun apa yang kami sajikan, dengan sangat
senang hati kami menerima masukan dan saran. Akhir kata, semoga makalah
tentang Pakaian Melayu Patut ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca.

Daik, 28 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….....ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... iii
BAB I . PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………....1
1.2. Tujuan…………………………………………………….1
1.3. Manfaat…………………………………………………...1

BAB 11 PEMBAHASAN………………………………………………...2
2.1. Baju Kurung Teluk Belanga………………………………2
2.2. Baju Kurung Cekak Musang………………………………3
2.3. Pakaian Kebaya Labuh……………………………………4
2.4. Asesoris Baju Kurung Patut……………………………….5

BAB III PENUTUP………………………………………………………11


3.1. Kesimpulan………………………………………………..11
3.2. Saran………………………………………………………11

ii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1……………………………………………….……2

GAMBAR 2…………………………………………………….3

GAMBAR 3…………………………………………………….4

GAMBAR 4…………………………………………………….5

GAMBAR 5…………………………………………………….6

GAMBAR 6…………………………………………………….7

GAMBAR 7…………………………………………………….8

GAMBAR 8…………………………………………………….8

GAMBAR 9…………………………………………………….9

GAMBAR 10…………………………………………………...10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Pakaian Baju Kurung Melayu Patut Daik Lingga Kepulauan Riau


adalah pakaian melayu, Daik Lingga merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Lingga merupakan wilayah yang
bersejerah. Pada masa lalu Lingga sebagai wilayah pusat kerajaan Johor,
Pahang, Riau, dan Lingga hingga Riau, menjadi Negeri yang bertamadun
dengan adat istiadat yang halus.
Kata Tamadun telah lama di kenal dalam adat istiadat Melayu, seperti yang di
katakan oleh Sa’ad Shukry di dalam bukunya Bahasa Ber’adat 1960
Tamaddun, Beradat dan berkelakuan serta berpatokan kehalusan adat
berbahasa dan berkebudayaan .

Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu mempunyai berbagai kekayaan


khazanah budaya termasuk di dalamnya pakaian tradisional Melayu. Dalam
sejarah pakaian tradisional mempunyai peran penting sebagai identitas
pengenal orang Melayu.
Baju Kurung melayu di Daik Lingga bukan saja sebatas baju, celana
dan kain sarung, tetapi juga terdapat peralatan lainnya. Setiap orang yang ingin
berpakaian baju kurung perlu mengenal bagian bagian dari pakaian, Peralatan
pelengkap menjadi sesuatu yang perlu di pakai dalam acara tertentu. Agar
mudah di pahami, tiap-tiap bagian dari pakaian perlu di perkenlkan.

1.2. Tujuan

Berikut ini tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:


1. Untuk mengetaiu sejarah Baju kurung Lingga
2. Untuk mengetahui cara berpakai patut Melayu Lingga yang benar

1.3 Manfaat
1. Di harapkan dapat membuat pembaca serta penulis paham akan bentuk
dan jenis pakai patut masyarakat Melayu Lingga berdasarkan sejarah yang
ada
2. diharapkan kepada pembaca dan penulis mendapatkan wawasan tentang
kelengkapan yang digunakan saat berpakai patut melayu Lingga.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Baju Kurung Teluk Belanga

Baju Kurung Teluk Belanga sudah sangat di kenal sejak zaman


kerajaan Lingga-Riau. Dari sejarah penamaan baju kurung Teluk
Belanga, Berasal dari kerajaan Johor yang diperintah keturunan
Tumenggung, Pengenalan nama baju kurung Teluk Belanga berasal dari
pemerintahan zaman Sultan Abu Bakar yang pernah berkedudukan di
Teluk Belanga Singapura.

Baju Kurung Teluk Belanga yang dipakai di Lingga ialah bajunya


labuh hingga sampai ke bawah pinggang, mempunyai saku bagian
bawah kiri dan kanan. Baju Teluk Belanga di bagian leher tidak
menggunakan kerah dan pada bagian atas nya terdapat satu kancing ,
bagian leher di jahit tangan, nama jaitan nya adalah jahit tulang belut.
Satu kancing di bagian atas pada Baju Kurung Teluk Belanga jika di
hubungkan dengan Agama Islam bermakna tauhid. Baju ini
menggunakan Pesak dan Kekek yang menjadikan baju lebih longgar dan
nyaman di kenakan

Gambar 1

2
2.2. Baju Kurung Cekak Musang

Penamaan Baju Kurung Cekak Musang berhubungan dengan


bentuk bagian leher baju. Menurut Siti Zainun (2006:183),”istilah ini
berkaitan secara langsung dengan pola lingkaran leher baju. Awalnya,
terdapat tiga buahkancing, satu di leher, dua di bagian bawah. Lalu
berkembang pula lima kancing yakni dua di leher dan tiga di bagian
bawah. Tiga kancing bermakna Islam, Iman, Ihsan. Kancing lima
bermakna rukun islam.

Gambar 2

3
2.3. Pakaian Kebaya Labuh

Kebaya Labuh merupakan pakaian Adat Kepulauan Riau dengan


bemtuk Baju Kurung khas Wanita Melayu. Bajuu mempunyai desain
yang longgar pada bagian lubang lengan, perut dan juga pada bagian
dada.

Bentuk dari pakaian ini adalah memanjang sejajar pada paha atau
menjuntai dan menutupi bagian lutut. Baju ini juga mirip dengan
kebaya, yakni pada umumnya mempunyai 3 kancing pada bagian
depan, sehingga bagian bawah nya terbuka dan melebar.

Kebaya labuh biasanya akan di kombinasikan dengan kain


songket atau bisa juga di kombinasikan dengan menggunakan kain
batik sebagai bawahan sarungnya. Untuk pelengkap dari pakaian adat
pengantim Melayu maka akan di gunakan berbagai macam hiasan,
seperti selendang, bros ikat pinggang dan juga memakai gandik atay
mahkota untuk hiasan kepala. Pada umumnya baju adat pengantin
Kepulauan Riau ini akan berwarna kuning keemasan, Hal ini karna
warna kuning merupakan warna yang menggambarkan kekuasaan dan
juga kemegahan.

Dalam pemakiannya biasanya mempunyai cara tertentu, misalnya


adalah cara mengikat kain yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan, baik itu yang suda menikah dan belum menikah.

Ikatan sisi kiri mempunyai makna bahwa seseorang tersebut


belum menikah, sedangkan ikatan kanan mempunyai makna bahwa
seseorang tersebut sudah menikah.

Gambar 3

4
2.4. Aksesoris Baju Kurung Melayu patut

1. Kain Sarung Laki-Laki

Dalam tradisi Melayu Johor, Pahang, Riau , dan Linggayang


merupakan bagian dari penerus Kerajaan Malaka, kain yang belum
di jadikan pakaian maupun yang telah yang telah bisa di gunakan
sebagai kain sarung menjadi barang yang penting dalam adat
istiadat Melayu di lingkungan istana.
Pada masa lampau, seorang laki-laki Lingga-Riau yang tidak
memakai kain dagang di anggap kurang sopan dan melanggar adat
istiadat cara berpakaian, kain yang di maksud adalah sebagai
padanan dari baju dan celana.
Kain dagang luar untuk laki-laki dipadankan dengan baju
kurunng Cekak Musang. Baju yang di pakai di masukan ke dalam
kain. Kain dagang dalam di pakai untuk baju Kurung Teluk
Belanga, baju yang di pakai di biarkan di luar kain. Kain dagang di
pakai dari pinggang hingga sampai ke bawah lutut paras tulang
kering untuk laki-laki yang telah berkeluarga.Untuk anak-anak dan
yang belum menikah hanya sampai di atas lutut. Kain dagang yang
di pakai harus ada kepala kain. Bagian kepala kain mempunyai
corak yang berbeda dengan corak dasar. Coraknya membujur
mengikuti Panjang dan lebar tertentu,untuk memakai kain dagang
letak kain berada di bagian belakang. Letak kepala kain di bagian
belakang merupakan tradisi Melayu-Lingga yang menandakan
kain sarung pakaian laki-laki. Kian dagang yang di pakai yakni
jenis kain bercorak seperti kain Pelekat, Songket dan Telepuk.

Gambar 4

5
2. Kain sarung Perempuan

kaum perempuan. Dari pakaian lama dan kebiasaan kaum


perempuan Lingga, Sebagian kain sarung yang di pakai mempunya
bahan, warna dan corak yang sama dengan baju.

Cara berpakaian, untuk perempuan yang masih gadis, kepala


kain di letak di bagian depan. Untuk perempuan yang telah
berkeluarga kepala kain di letakan di bagian belakang, kepala kain
di letakan di samping kanan untuk orang-orang terkemuka atau
orang-orang terpandang. Kepala kain yang di letakan di samping
kiri, untuk perempuan yang telah janda. Kain yang di pakai berada
di dalam baju kurung. Kain sarung untuk kaum perempuan labuh
sampai menutupi mata kaki, sehingga haya keliahatan tumit

Gambar 5

6
3. Kain tudung kepala

Pada zaman Kerajaan Lingga-Riau kain tudung merupakan


pakaian yang biasa di gunakan oleh anak-anak Raja kerajaan
Lingga-Riau. Pemakaian kain tudung menunjukan kesopanan dan
adab berpakaian yang halus kalangan istana. Kain tudung kepala
pakaian yang sangat penting bagi kaum perempuan Lingga yang
bertujuan untukmenutup aurat sesuai dengan aturan Agama Islam.
1. Tudung manto
Tudung manto merupakan kelengkapan pakaian adat
perempuan Melayu Daik, berupa kain tipis penutup kepala
yang terbuat dari berbagai jenis kain seperti kain kase,
kain sifon, kain sari, dan kain sutera dengan warna tertentu
seperti kuning, hijau, merah, hitam dan putih.

Gambar 6

7
4. Songkok

Dalam tradisi pakaian tradisional Melayu, songkok telah


membumi dan menyaty di daerah Lingga. Songkok hitam polos
berbahan beledu di pakai oleh kaum laki-laki. Di lingga songkok
bukan saja di pakai oleh sultan, tetapi para pegawai istana dan para
pejabat kerajaan Lingga-Riau.

Gambar 7

5. Ikat Pinggang

Ikat pinggang dalam tradisi Lingg-Riau menjadi benda


penting sebagagi pelengkap pakaian kebesaran kerajaan,
kedudukan dan adat istiadat. Ikat pinggang dari kain atau
bengkung, jika di pakai dalam upacara adat di pasang dengan
pending.

Gambar 8
8
6. Senjata Di Pinggng

Dalam tradisi Melayu pada masa lampau. Kaum laki-laki


Melayu dalam berpakain sehari-hari dan terutama menghadiri
upacara adat, tidak pernah ketinggalan menyelipkan senjata
bersarung di pinggang. Senjata itu yakni Keris yang termashur dan
lazim di pakai, terutama dalam majelis adat. Tidak hanya sebagai
alat senjata pertahanan diri, tetapi juga menunjukan identitas,
kegagahan, keberanian dan alat kebesaran bagi seorang laki-laki
Melayu.

Gambar 9

9
7. Tanjak

Berdasarkan buku Destar Alam Melayu karya Johan


Iskandar, Tanjak disebutkan sudah ada sejak tahun 1400. Dalam
buku itu disebutkan, Tanjak pertama bernama takur tukang besi
atau disebut juga dengan istilah ibu tanjak. Kini penggunaan
Tanjak kian beragam peruntukkannya dan biasanya dipadukan
dengan baju kurung khas Melayu Kepulauan Riau.
Tarmizi, pengrajin Tanjak Rumahitam di Kota Batam
mengatakan, Tanjak ialah ikat kepala lelaki Melayu dan menjadI
cara orang Melayu memuliakan kepalanya secara fisik serta
menjaga isi kepala atau pikirannya agar tetap berpikir positif.

Gambar 10

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasa dapat di simpulkan bahwa


berpakaian patut Melayu Lingga cara berpakai sudah di contohkan oleh
orang Melayu terdahulu, membuktikan bahwa tingginya nilai
kebudayaan orang Melayu. Adab berpakai menunjukan tingginya budi
pekerti, berpakaian patut menunjukan akan kefahamantentang cara
berpakai dengan menyesuaikan ruang dam waktu dalam
mengenakannya.

3.2 Saran

Kita sebagai suku Melayu Lingga hendaknya tetap melestarikan


warisan Budaya tak benda agar dapat di perkenalkan kepada anak cucu
keturunan Melayu.

11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai