Muhamad Ryhan
wahyu 3.Nayla cahya 4.Puja ahmad sani
5.Rara oktaviani Putri 5.Varesya Aulia
Keberagaman
pakaian
pengantin serta
motif dan makna
Kelompok 5
Thanks readers
Kata pengantar
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul Memaksimalkan Pengolahan Limbah Anorganik untuk
Mengurangi Produksi Limbah di Masyarakat dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas .Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang keberagaman pakaian pengantin Riau.guna
mengurangi kebingungan masyarakat
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mam ulfa selaku guru mata pelajaran BUDAYA
MELAYU RAIU Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.walaupun cuman ihan canda gak deng.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Daftar isi
Judul Utama...................................................................................................................................1
Kata pengantar...............................................................................................................................2
Latar Belakang................................................................................................................................3
Pembahasan...................................................................................................................................4
Penutup..........................................................................................................................................5
Latar Belakang
Busana Melayu Riau atau busana tradisional Melayu Riau adalah salah satu
khasanah budaya bangsa yang merupakan bagian dari nilai-nilai budaya yang
menggambarkan kepribadian masyarakat yang memakai busana tersebut, oleh
karena itu perlu untuk dipelihara, dilestarikan dan dihidupkan dalam rangka
pembangunan seni budaya nasional. Menjaga warisan budaya sebagai salah satu
sarana pembinaan bagi generasi bangsa untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang.
Sama halnya dengan busana adat Sumatera lainnya, pakaian adat Riau
mendapat pengaruh yang kental dari budaya Melayu Busana Melayu seperti baju
kurung, baju cekak musang,hingga baju teluk belanga umum dikenakan
masyarakat Riau
Dalam upacara adat ataupun acara resmi lainnya.Wujud pakaian adat Riau
umumnya tertutup dan panjang yang menunjukkan nilai kesopanan dan agama
Islam Pengaruh Melayu yang kuat terlihat dari modelnya yang sederhana, longgar
dan memiliki kerah yang tinggi
Pakaian adat Riau untuk pengantin laki laki berupa teluk belanga ataupun cekak
musang bermotif.Pakaian tersebut dipadukan dengan aksesoris yang membuat
tampilannya terlihat megah dan berkelas.Adapun perlengkapan busana pengantin
untuk laki lai antara lain:
Set busana kurung cekak musang yang warnanya sama antara baju dengan
celana
Motif busananya berupa bunga cengkeh dan tampuk mangga yang
bertabur benang emas
Kain samping memiliki motif senapa dengan celana
Hiasan kepala mamakai distar yang berbentuk mahkota
Memakai sebai sebelah kiri bahu yang berwarna kuning bersulamkelingan
Bagian leher pengantin dikalungkan rantai panjang berbelit dua sebagai
pertanda ikatan ayah dan ibu
Memakai canggai pada bagian ibu jan keangking
Memakai sepatu runcing atau capal kuit
Memakai keris pendak berhulu barung selindit
Memegang sih telat atau sirih pemanis
Pakaian adat Riau untuk pengantin perempuan bervariasi sesuai dengan upacara
pernikahan dalam upacara bersanding mempelai perempuan mengenakan
setelan kebaya labu atau busana kurung biasanya pakaian pengantin terbuat dari
kain tenunan khas Melayu Riau dengan corak warna yang sama Adapun aksesoris
perlengkapan busana pengantin perempuan yaitu:
1. Baju kurung
Baju kurung biasanya dikenakan kaum perempuan segala usia. Bentuk bajunya
berlengan panjang dengan panjang sedikit di atas lutut, untuk baju kurung yang
dikenakan sehari-hari di rumah panjangnya sepinggang ataupun sedikit di bawah
pinggang. Model bajunya longgar dan tidak boleh ketat atau memperlihatkan
lekuk-lekuk tubuh si pemakai, bahan kainnya bervariasi dengan motif polos dan
bunga-bunga. Dalam pembuatan tidak diperbolehkan menggunakan kain tipis dan
tembus pandang warna baju kurung pun bermacam-macam bagi orang tua
biasanya menggunakan baju kurung dengan warna tidak mencolok sementara
atribut perlengkapan berupa selendang atau kain tudung yang dipakai pada bahu
dan untuk menutupi kepala.
Baju kebaya labu yang juga disebut kebaya panjang atau Belah labu, memiliki
panjang 3 Jari di bawah lutut atau sampai betis. Bentuk busana tidak terlonggar
dan tidak terlalu sempit, panjang lengan kebaya labu berkisar 2 Jari dan
pergelangan tangan sehingga bisa memperlihatkan gelang yang dipaka.i
Sementara lebar tangannya berkisar 3 Jari dari permukaan lengan tangan, pada
bagian muka baju dilengkapi 4 sampai 5 kancing sama halnya dengan baju kurung
baju kebaya labu dikenakan bersama dengan selendang atau kain tudung sebagai
paduan dikenakan sarung batik kain perekat dan kain leijo yang disesuaikan
dengan warna baju kebaya labu.
Pakaian adat Riau berikut modelnya berkerah dan berkancing, dengan memakai
kancing tab kancing emas atau kancing permata dengan baju lebar agak longgar
dengan panjang agak menutup pergelangan tangan. umumnya, busana Teluk
belangan dibuat setelan dengan celana dan terbuat dari katun atau bahan lain
yang berwarna polos. sebagai atribut dikenakan kain samping merupakan perekat
atau kain songket cara pasang kain samping ini bervariasi ada yang pemakaian
seperti kain biasa dipunjut ke samping atau ditarik ke samping kiri pinggang pria
Melayu Riau memakai baju Teluk belanga bersama dengan penutup kepala
berupa songkok ikat kepala juga tanjak tanjak dibuat dari jenis kain yang sama
dengan baju dan celana.
Bentuk pakaian adat Riau cekak musang mirip dengan busana Teluk
belanga .model bajunya bergerak tidak berkancing dan pada bagian leher
berbelah ke bawah sepanjang kurang lebih 5 cm. Tujuannya agar memudahkan
ketika dipakai atau dimasukkan dari atas melalui Kepala. Terdapat tiga kantong
pada bagian muka baju satu bagian atas sebelah kiri dan dua buah kantong di
bagian bawah. umumnya baju coklat musang hadir dengan setelan celana
panjang sampai ke mata kaki. set baju dan celana tidak bermotif atau polos
dengan variasi warna bermacam-macam tergantung selera si pemakai. Ketika
dikenakan terutama dalam acara resmi baju jika musang dilengkapi dengan
penutup kepala berupa kopiah yang berwarna hitam.
MOTIF DAN MAKNA
Motif dan makna pakaian pengantin Melayu Riau pakaian Melayu dari ujung kaki
sampai ke ujung rambut ada makna dan gunanya “semuanya dikaitkan dengan
norma sosial, agama, dan adat istiadat sehingga pakaian berkembang dengan
makna yang beraneka ragam. Makna pakaian Melayu juga dikaitkan dengan
fungsinya yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian sebagai penjemput Budi,
dan pakaian sebagai penolak bala. Pada kaum laki-laki Terdapat tiga jenis pakaian
Melayu pertama baju melayu. Cekak musang yang terdiri dari celana kain dan
songkok baju ini biasanya digunakan pada acara-acara keluarga kenduri.
kedua baju melayu gunting Cina baju ini biasanya digunakan dalam sehari-hari di
rumah untuk mengadakan acara yang tak resmi, dan ketiga baju Melayu Teluk
belanga baju ini terdiri dari celana kain samping dan penutup kepala atau
songkok. sedang pakaian kaum perempuan ada dua yaitu pertama baju kurung
yang terdiri atas kain baju dan selendang selain yang dipakai dengan lepas di bahu
dan biasanya tak melingkar di leher pemakai dan kedua baju kebaya labu yang
terdiri atas kain baju selendang panjang lengan baju kira-kira 2 Jari dan
pergelangan dari pergelangan tangan sehingga gelang yang dikenakan kaum
perempuan kelihatan lebar lengan baju kira-kira 3 Jari dari permukaan lengan ke
dalam baju bervariasi dari sampai batas betis atau sedikit ke atas bagi perempuan
dalam berpakaian dilengkapi dengan siput atau sanggul yang terdiri atas tiga
macam yaitu siput tegang siput Dan Siput lintang dan tudung atau penutup
kepala.
Setiap bentuk motif memiliki makna dan nilai-nilai tertentu sesuai dengan filosofi
kehidupan orang Melayu, makna-makna yang ada merupakan konsepsi tentang
sesuatu yang dianggap baik bernilai dan cita-citakan motif bergambar hewan
misalnya hewan yang dipilih, adalah yang memiliki sifat yang baik atau berhubung
dengan kepercayaan tertentu, motif semut beriring walau tidak melukiskan semut
dalam bentuk Sesungguhnya semut beriring disimbolkan karena serangga
tersebut memiliki sifat rukun dan saling tolong menolong, begitu pula dengan
motif bergambar lebah disebut lebah bergantung karena sifat lebah yang selalu
memakan makanan yang baik dan bersih dan mengeluarkan dalam bentuk madu
agar dimanfaatkan oleh orang ramai motif tampak manggis dimaknai sebagai
kejujuran tampuk buah manggis secara ilmiah merupakan gambaran isi jumlah
buah manggis yang terdapat di dalamnya hal ini sejalan dengan pepatah Melayu
takkan berbohong si tampuk manggis.
Motif awan larat dimaknai panjang usia dan keagungan,motif awan Lara diambil
dari gambaran awan yang sambung menyambung motif ini secara khusus
ditunjukkan untuk mendoakan kekuasaan sultan yang sedang berkuasa, di balik
mana keagungan yang terkandung di dalamnya tersimpan pesan kerendahan hati
bahwa kekuasaan seorang Sultan sangatlah terbatas. namun ,saat ini lebih banyak
digunakan pengantin Melayu motif lainnya, seperti motif kaki bawah yang dibuat
sambung menyambung dimaknai sebagai bentuk kesatuan dan kekompakan
rakyat dalam kerajaan kekompakan dan kesatuan rakyat diyakini sebagai benteng
yang paling kuat dan tidak bisa ditembus oleh kekuatan dari luar Selain itu motif
kaki bawah juga diwarnai sebagai budaya Melayu yang berfungsi sebagai benteng
bagi masyarakat melayu benteng yang menjaga tingkah laku orang Melayu agar
selalu dalam koridor normal dan nilai budaya beberapa motif lainnya juga
mengandung makna seperti bintang-bintang bermakna ketakwaan kepada Allah
SWT motif percaya piring bermakna pentingnya saling berbagi baik dalam
keluarga ataupun masyarakat motif pulang petang dimaknai sebagai keteraturan
dan kedisiplinan motif bunga kangkung dimaknai sebagai keuletan kerja keras dan
pantang menyerah motif bunga cengkeh dan bunga tanjung dimaknai sebagai
simbol keharuman dan bermanfaat bagi orang lain motif bungkam kundur
dimaknai persatuan dan kesatuan motif bunga teratai dimaknai sebagai
kekuasaan sultan yang luas dan memberikan kedamaian pada rakyatnya motif
bunga Melur dimaknai kesucian dan kesusahan hati motif kembang setaman Jurai
dan Oyah dimaknai sebagai simbol kekayaan kemakmuran dan kemegahan.
Kesimpulan
Di Riau pakaian pengantin beragam bentuk nama dan kreasinya setiap
daerah memiliki pakaian pengantin yang sesuai dengan rasa budaya
tempatan keberagaman tersebut menunjukkan bahwa ia didiami
berbagai rasa Melayu setidaknya ada tiga kelompok besar yang Melayu
yang ada di Riau pertama kelompok dasar Proto Melayu atau Melayu
Tua seperti Sakai Talang Mama petualangan Bone dan orang laut kedua
resume kedaulatan yang menghuni batang Kampar batang Kuantan dan
sebagian wilayah di Batang Rokan jadi garis yang Kesultanan Indonesia
melawan indragon gunung Saila dan beberapa kerajaan lainnya setiap
bentuk motif memiliki makna dan nilai-nilai tertentu sesuai dengan
filosofi kehidupan Melayu makna-makna yang ada merupakan konsepsi
tentang sesuatu yang dianggap baik bernilai dan dicita-citakan