Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN AWAL BUSANA

Dosen pengampuh:

Dra. Asriani Abu, M.Pd

Hj.Nurhijrah, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh

 Jevi Manginsihi [220208501031]


 Mukrimah Annisa [220208502008]
 Nur Hasnia Rusli [220208502029]
 Wafiq Azizah (220208501045)
 Siti Nur Fasiha [220208502024]

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur atas rahmat
Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul
“Perkembangan Awal Busana” dapat selesai dengan cepat dan baik. Makalah ini di
buat dengan tujuan memenuhi tugas presentasi semester 1 kelas 04 dari Ibu Dra.
Asriani Abu, M.Pd/Hj Nurhijrah S.Pd., M.Pd di bidang studi DASAR BUSANA.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang pembelajaran dasar busana guna mengetahui apa itu busana. Kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yth Ibu Dra. Asriani Abu, M.Pd/Hj
Nurhijrah, S,Pd., M.Pd selaku dosen yang mengajar mata kuliah DASAR
BUSANA. Berkat tugas yang di berikan ini, dapat menambah wawasan kami
berkaitan dengan topik yang di berikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga berharap
adanya kritik dan saran dari teman maupun dosen apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Makassar, 5 september 2022

Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2

Daftar isi 3

BAB 1 4

Pendahuluan 4

A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 5

BAB II 6

Pembahasan 6

A. Pengertian busana secara umum 6


B. Menurut para ahli 6
C. Sejarah awal mula busana 7
D. Titik awal perkembangan desain busana di indonesia 9
E. Perkembangan awal mula busana 10
F. Dasar busana 11
G. Busana nasional dan busana tradisional 12
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan busana 13

BAB III 14

Penutup 14

A. Kesimpulan 14
B. Kritik dan saran 14

Daftar pustaka 15

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Busana adalah kebutuhan pokok manusia selain tempat tinggal dan


makanan yang dalam istilah Jawa yaitu sandang, pangan, papan. Manusia
menggunakan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring
dengan perkembangan zaman pakaian juga digunakan sebagai simbol dan status
jabatan, ataupun kedudukan seseorang dalam memakainya. Bukan hanya sebagai
pelindung tapi juga kebutuhan gaya hidup yang memperlihatkan status dan kelas
sosial bahkan etnis dan Agama. Perkembangan jenis busana tergantung pada Adat
Istiadat, kebiasaan dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Erat
hubungan sejarah Indonesia dan Belanda merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi. Salah satunya keragaman budaya Indonesia adalah dalam gaya
berbusana. Keragaman budaya tersebut merupakan kekayaan yang bernilai tinggi
dan baik disadari maupun tidak, keberagaman tersebut tidak bisa lepas dari sejarah
panjang masuknya bangsa Eropa ke Indonesia. Wujud dan busana itu sendiri
disesuaikan dengan tuntutan alam sekitar dan baru kemudian dicocokkan dengan
selera dan keinginan dari si pemakainya.

Pakaian atau busana merupakan salah satu kebutuhan manusia yang


mengalami evolusi. Hal ini juga terjadi pada busana perempuan pada masyarakat
kota Jambi yang dimana Kota Jambi merupakan pusat perekonomian provinsi
Jambi dan masyarakatnya yang multietnis menyebabkan timbulnya pengaruh
terhadap mode pakaian terutama pakaian perempuan yang menjadi banyak ragam
dan pakaian juga penentu status sosial sipemakainya. Pada masa kemerdekaan
masyarakat memulai lagi untuk berpakaian yang layak dan munculnya kembali
pakaian kebaya dan sarung dan menjadi ciri khas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas terdapat beberapa macam masalah,


maka untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini, penyusun membaginya
dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

 Pengertian dari busana ?


 Bagaimana pengertian busana secara umum ?
 Bagaimana sejarah awal mula busana ?

4
 Bagaimana titik awal perkembangan desain busana di Indonesia ?
 Bagaimana perkembangan awal mula busana ?
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan busana ?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari busana


 Untuk mengetahui dan memahami pengertian busana secara umum
 Untuk mengetahui dan memahami sejarah awal mula busana
 Untuk mengetahui dan memahami titik awal perkembangan desain busana
di Indonesia
 Untuk mengetahui dan memahami perkembangan awal mula busana
 Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan busana

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Busana Secara Umum

Busana merupakan segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh, baik dengan
maksud melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh. Busana pada
umumnya suatu ekspresi atau ungkapan pribadi yang tidak selalu sama untuk setiap
orang. Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah
dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh
seseorang. Sebagai contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau sarung, rok, blus,
blazer, bebe, celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem,
kemeja, T-Shirt, piyama, singlet, kutang (brassier) atau Buste Houder (BH), rok
dalam, bebe dalam. Dalam pengertian lebih luas sesuai dengan perkembangan
peradaban manusia, khususnya bidang busana, termasuk ke dalamnya aspek-aspek
yang menyertainya sebagai perlengkapan pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok
milineris (millineries) maupun aksesoris (accessories).Busana adalah segala
sesuatu yang di kenakan pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh
maupun memperindah penampilan tubuh.

B. Menurut Para Ahli

Menurut Riyanto (2003:2)” busana dalam arti umum adalah bahan testil
atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang di pakai atau
di sampirkan untuk menutup tubuh Seseorang.
Menurut Ernawati dkk (2008: 24) “Busana merupakan segala sesuatu yang
kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki”. Busana ini
mencakup busana pokok, pelengkap (milineris dan aksesories) dan tata
riasnya. Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana
mutlak, serta mempunyai nilai guna di samping juga untuk keindahan
seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam
tangan dan lain-lain. Sedangkan aksesoris yaitu pelengkap busana yang
sifatnya hanya untuk menambah keindahan sipemakai seperti cincin,
kalung, leontin, bross dan lain sebagainya.

C. Sejarah Awal Mula Busana

Pada abad 700-1000 SM .

secara historis sejak 700 sampai 1000 SM tekstil dan kain telah
didokumentasikan sebagai salah satu produk penting yang dipertukarkan atau
diperdagangkan antara bangsa bangsa dan kerajaan di Asia Tenggara. Sebagai
contoh, kerajaan Sriwijaya (Palembang) memperdagangkan sumber daya alamnya

6
untuk ditukar dengan sutra dan gerabah dari Cina. Dari India, mereka
menukarkannya untuk kapas.

Melihat sejarah fashion di Indonesia tak akan jauh dari batik dan kebaya,
dua pasang Sejoli yang kini sedang mencoba populer kembali dengan berbagai
modifikasi dari designer designer top tanah air.

Abad ke-15 atau ke-16 masehi

Menurut Denys lombard dalam bukunya *Nusa Jawa* : Silang budaya


(1996) kebaya berasal dari bahasa Arab *kaba* yang berarti ‘pakaian’ dan
diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara.

kata kebaya dapat diartikan sebagai jenis pakaian (atasan atau blus) pertama
yang dipakai wanita Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi
.argumen Lombard tentu dapat diterima terutama lewat analogi penelusuran
linguistik yang memang sampai saat ini kita masih mengenal *abaya* yang dapat
diartikan Tunik panjang khas Arab. Kebaya adalah busana atasan yang pertama kali
dikenakan oleh wanita Indonesia terutama perempuan Jawa kebaya biasanya
digunakan bersama kain atau batik namun ketika zaman penjajahan Belanda design
kebaya menjadi populer di kalangan wanita Belanda yang membutuhkan pakaian
yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia selain itu kebaya juga menjadi tren di
kalangan perempuan peranakan Cina maka itu muncullah sebutan kebaya encim
.kebaya juga merupakan simbol Feminisme dikaitkan dengan perjuangan para
perempuan tanah air terutama RA Kartini .kepopuleran kebaya sempat jatuh pada
zaman penjajahan Jepang di masa itu kreativitas dan produktivitas bangsa ditekan
hingga ke level yang paling rendah ,jalur perdagangan tekstil dan perlengkapan
Penunjang diputus oleh pemerintah Jepang ,akhirnya banyak rumah produksi
kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa bertahan.

Abad ke-17

Batik mulai dikenal sejak abad ke 17 yang dilukis pada daun lontar saat itu
motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman namun
dalam sejarah perkembangan muncullah corak corak lukisan binatang dan tanaman
Rambat lambatlaun berali pada motif abstrak yang menyerupai awan relief candi
wayang dan sebagainya selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan
seni dekorasi pakaian muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
7
Abad ke 18

Hingga pada pertengahan abad ke 18 ada dua jenis kebaya yang banyak
dipakai Masyarakat yakni kebaya encim, busana yang dikenakan perempuan Cina
keturunan di Indonesia ,dan kebaya kutu baru, busana bergaya Tunik pendek
berwarna Warni dengan motif yang cantik.

Abad ke-19

pada abad ke 19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari baik
perempuan Jawa maupun wanita peranakan Belanda .bahkan kebaya sempat
menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia.

D. Titik Awal Perkembangan Desain Busana Di Indonesia

Tahun 1950

Tahun lima puluhan ditandai dengan gaya berbusana klasik yang elegan,
yang populer dengan sebutan gaya new look yang diadaptasi dari tren fashion
dunia.

Dahulu, model busana ini sering dianggap sebagai model rancangan Cristian
Dior yang pada tahun 1947 memperkenalkan Carolle Line, namun kemudian lebih
dikenal dengan the new look. Design busana ini merupakan kebalikan dari sikap
ekonomis atau hemat. Pasalnya, untuk satu busana saja membutuhkan bahan kira
kira sepanjang lebih dari 23 meter. Pada awal kemunculannya, new look
menimbulkan kontroversi di seluruh dunia Barat. Meski banyak wanita pada zaman
itu mengadopsi gaya ini, tetapi banyak pula yang menolak karena menurut nya
dianggap sebagai busana pemborosan dan Artificial atau palsu. The house of Dior
(rumah mode milik Christian Dior, red) dijaga ketat oleh wanita wanita yang berang
masa itu. Beruntungnya justru akibat pemberitahuan kontroversi tersebut Publisitas
new look semakin melambung, dalam semalam saja new look kemudian terus
berlanjut bahkan dalam beragam variasi bentuk hingga pertengahan tahun 1950-an.

Tahun 1960

Sejak munculnya Non Kawilarang & Peter Sie,Pada tahun 1960, dunia mode
di Indonesia telah menunjukkan potensi dan bakat yang luar biasa. Dalam
perkembangan awalnya fashion Indonesia cenderung meniru gaya barat baik dalam
bahan yang digunakan maupun desain.

mode di tahun 60-an terus lebih berwarna dan bervariasi. Selain gaya
berbusana elegan dan Chic ala Jackie O Yang juga menyebar ke Indonesia, gaya ini
juga dimeriahkan dengan gaya serba mini ini. Menjelang akhir 60-an gaya serba
mini ini berkolaborasi dengan motif motif berani, yang kemudian di Indonesia
dengan istilah A go-go look.
8
Tahun 1970

Tahun 70-an mode di Indonesia terlihat semakin meriah, kehadiran Perancang


dan designer baru membuat nuansa warna yang sudah ada terlihat semakin indah
dan menarik. Tahun 70 ini identik dengan gaya hippies serta gaya disko. Karena
itulah gaya berbusana yang populer di Era ini didominasi oleh celana bell Buttom
,kemeja pas badan dengan Kerah super lebar dan sebagainya Siluet untuk busana
wanita sendiri masih banyak mengolah gaya mini serta potongan Longgar.

Tahun 1970 merupakan awal kemunculan dari Iwan Tirta, Harry Darsono,
Prajudi, Poppy Darsono dan Ramli yang telah memberikan sinyal dalam dunia
fashion Indonesia kepada dunia internasional melalui penciptaan mereka dan para
Devi shion di dalam maupun di luar negeri.

Tahun 1980

pada tahun ini adalah Era “power full woman” sesuai dengan namanya di masa
ini bermunculan busana dengan Siluet serta besar seperti menonjol di bagian bahu
,siluet busana yang besar dan cenderung longgar. Perancang Indonesia di masa itu
sangat terpengaruh dengan gaya ini sehingga gaya berbusana yang ada pun
cenderung berukuran besar.

Tahun 1990 pada tahun ini, hingga sekarang adalah masa di mana gaya individu
wall terlihat semakin berani bersuara tak heran jika di Era ini para Perancang busana
berbakat yang jumlahnya semakin banyak hadir dengan keunikan sendiri yang
mencerminkan karakter mereka masing masing ada yang menampilkan gaya busana
serba Tumpuk berhura Vin take ada yang bergaya maskulin bergaya cantik terus
kesan mewah dan elegan hingga yang bergaya unik.

pada tahun 19 sembilan puluhan ketika isu isu Globalisasi yang berkembang
teknologi media modern seperti internet mempermudah para designer untuk
mengakses berita mengenai perkembangan dunia fashion dan trend telah banyak
membantu pada di sini dalam menciptakan fashion terutama dalam mengadopsi
gaya Barat yang dilamar. Misalnya say Sebastian Gunawan, Yang memperkenalkan
gaun pesta dengan manik manik dan kristal cantik, menjadi terkenal dengan
membawa inspirasi positif untuk desainer lain seperti Biyan, Arantxa Adi, Adjie
natonegoro dan Eddy Betty.

Tahun 2000-an

Pada tahun ini Indonesia memiliki nama nama baru yang memiliki karakteristik
tersendiri dan gaya tersendiri seperti Adryan gan, Obin, kiata Kwanda, Sally
koeswanto,Tri Handoko dan Irsan.Ada juga Edward Hutabarat & Anne Aventie
Yang Main dedikasikan kreasi mereka dengan mendesain kostum tradisional blus
kebaya sehingga membuat seni tradisional lebih dihargai karena mengangkat
busana tradisional sebagai karyanya.
9
E. Perkembangan Awal Mula Busana

Menurut Drs.Mohammad Alim Zaman,M.Pd. pada prinsipnya busana yang


ada di masyarakat dunia dewasa ini merupakan pengembangan dari bentuk dasar
busana pada peradaban Barat. Akan tetapi, sebenarnya asal mula busana Barat pun
ada sumbangan yang tumbuh dari tiga akar budaya tercakup busananya, yaitu dari
Yunani kuno, Romawi, dan dunia Nasrani.

Pada zaman prasejarah, manusia belum mengenal cara berbusana


sebagaimana yang terlihat dewasa ini. Manusia hanya berpikir bagaimana
melindungi badan dari pengaruh alam sekitar, seperti gigitan serangga, pengaruh
udara, cuaca atau 1 1213 iklim dan benda-benda lainnya yang berbahaya. Manusia
di zaman prasejarah yang menurut ceritanya berbulu menjadi menipis, sehingga
merasa perlu untuk melindungi badannya. Menurut Soerjono Soekanto,SH,MA.
bahwa manusia dalam menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin,
alam yang kejam, antara lain menciptakan pakaian.

Untuk membuat busana dari kulit kayu diperlukan pengetahuan untuk


mengenal jenis-jenis pohon keras tertentu yang mempunyai serat yang kuat,
panjang dan baik untuk dipakai busana. Kulit kayu yang telah diproses dengan cara
direndam terlebih dahulu agar menjadi lunak, selanjutnya dipukul-pukul oleh
pemukul yang dibuat dari kayu atau dari batu. Dari sinilah mulai dikenal istilah
celemek panggul.

Celemek panggul dipakai dengan cara mengikatkan atau membelitkannya


kulit kayu yang sudah dipukul-pukul dan dikeringkan sekitar pinggang dan
panggul, dan dapat pula sampai menutupi lutut. Celemek panggul yang terbuat dari
kulit macan tutul yang hanya dipakai oleh pendeta disebut lemt. Di Abesinia para
pendeta sampai sekarang masih mempergunakan lemt, tetapi dari bahan beledu
biasa. Orang orang Mesir di zaman purbakala mempergunakan kulit binatang yang
dibentangkan, yang dipakai dalam bentuk busana yang khusus dipergunakan untuk
upacara oleh kaum pria. Bangsa di Amerika dahulu mengambil kulit pohon kayu
yang masih tetap berbentuk selinder. Pohon itu yang dinamakan pohon kutang.

Lebih meningkat lagi dari bentuk celemek panggul, yaitu ditemukan bentuk
busana yang disebut ”Poncho”. Poncho yaitu selembar bahan dari kulit binatang,
atau kulit pohon kayu dan daun-daunan yang diberi lubang bagian tengahnya untuk
dapat masuk kepala. Panjangnya bermacam-macam, ada yang sampai di bahu, dan
apabila lubang diperbesar, maka akan menutupi bagian bawah saja, yaitu mulai dari
pinggang sampai panggul, atau dari pinggang sampai lutut atau sampai bawah lutut.

F. Dasar Busana

Busana Bungkus

10
Bentuk dasar busana bungkus terdiri dari selembar bahan yang terlepas
berbentuk persegi empat panjang, yang dipakai dengan cara dibungkuskan atau
dibelit-belitkan sekeliling badan dari mulai dada ke bawah atau dari pinggang ke
bawah. Busana bungkus ini umumnya tidak dijahit, tetapi bukan berarti kebudayaan
bangsa yang memakainya masih rendah, karena dibuktikan pada zaman kuno di
Eropa Tengah sudah dipergunakan jarum jahit dari logam dan perunggu. Walaupun
jarum jahit sudah ada, tetapi busana bungkus ini masih dari bahan terlepas yang
dibelitkan atau didrapirkan langsung ke tubuh pemakai seperti sari di India, toga
dan palla di Roma di zaman purbakala, chiton dan peplos di Yunani kuno, kain dan
selendang di Indonesia.

Kutang

Istilah ”kutang” dimulai dari bentuk yang menyerupai pipa atau selinder yang
maksudnya untuk menyelubungi sesuatu. Pada zaman dulu penduduk asli Amerika,
yaitu suku Indian telah mengenal ”pohon kutang”. Kulit pohon itu diambil
sedemikian rupa sehingga berbentuk silinder, yang mereka pergunakan sebagai
bahan busana. Bentuk kutang untuk bangsa-bangsa di bagian Utara, seperti Asia
Utara, Amerika Utara, dan Eropa Utara, lebih berguna dari pada bentuk busana
bungkus.

Kaftan

Kaftan merupakan perkembangan dari bentuk dasar tunika yang dipotong


bagian mukanya sampai ke bawah, sehingga ada belahan sepanjang tengah muka.

Celana

Pemikiran munculnya bentuk celana termotivasi untuk melengkapi pemakaian


kaftan, yang biasanya dipakai untuk seluruh badan. Dari sini timbul ide antara
penutup badan bagian atas dan bawah dipisahkan, seperti perkembangan dari
bentuk tunika yang dipotong dua, yaitu bagian atasnya menjadi tunika pendek, dan
bagian bawahnya berbentuk sarung atau rok. Dengan kata lain dari situ sudah mulai
ada tunika pendek yang menjadi blus dan bagian bawahnya menjadi rok.

G. Busana Nasional Dan Busana Tradisional

Busana Nasional

Setiap bangsa umumnya mempunyai busana nasional. Busana nasional


merupakan jenis dan model busana yang menjadi kesepakatan pada suatu bangsa
yang bersangkutan. Busana nasional ini umumnya menjadi ciri khas dari busana
11
sesuatu bangsa seperti ”sari” untuk perempuan India dan ”kinomo” dari Jepang,
baju kurung satu sut (atas dan bagian bawah dari bahan yang sama) dari Malaysia,
kain dan kebaya dari Indonesia. Busana nasional ini tentu tidak hanya untuk kaum
perempuan 122 saja, tetapi termasuk busana untuk pria, hanya pada umumnya lebih
dikenal busana nasional perempuannya. Sebagai contoh, busana bangsa Arab
dikenal untuk pria dengan busana jubah dengan sorbannya, dan wanita dengan
jilbab dan cadarnya.

Kebiasan gadis atau perempuan di wilayah daerah yang ada di Indonesia


umumnya memakai kain dan kebaya, maka pemakaian kain dan kebaya ini secara
tidak langsung menjadi ciri khas busana perempuan Indonesia. Sebenarnya yang
menjadi busana nasional yaitu kain panjang batik yang dipadukan dengan kebaya
pendek sampai di panggul atau di bawah panggul sedikit.

Busana Tradisional

Indonesia terdiri atas beberapa pulau, yang sebelah barat dibatasi oleh Pulau
Sumatera dan sebelah timur dibatasi oleh Irian Jaya. Setiap pulau atau daerah
mempunyai adat istiadat dan kebudayaan masing-masing, termasuk busana dan
berbusana. Dari setiap daerah ini mempunyai busana tradisional masing-masing,
yang beraneka ragam bentuknya, sehingga antara yang satu dengan yang lainnya
terdapat perbedaan, yang kadang juga ada persamaannya pula, tetapi mempunyai
ciri khas masing-masing. Dari perbedaan tersebut, dengan keaneka ragamannya itu
masih terpancar bentuk dasarnya yang asli dari busana zaman prasejarah. Busana
tradisional ini hampir tidak dipergunakan untuk busana sehari-hari, karena
umumnya kurang praktis, seperti dikemukakan Soerjono Soekanto,SH,MA. bahwa
orang-orang Indonesia dewasa ini, pada umumnya memakai pakaian yang bercorak
Barat, karena lebih praktis, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya
pada upacara upacara resmi memakai pakaian tradisional.

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Busana

Perubahan tren fashion mulai baju yang dipakai sehari-hari sampai busana
muslim pun kini telah mengalami perkembangan fashion yang cukup pesat.
Berbagai model yang unik dan pelamar banyak terlihat dipakai oleh kalangan artis
dan publik figur yang selalu ingin menjadi trendsetter.

1. Media massa

Kita tidak memungkiri dampak dari media massa terhadap masyarakat,


termasuk dan fashion. Media massa baik cetak maupun elektronik selalu
menyajikan informasi termasuk informasi seputar dunia fashion.

2. Dunia Entertaiment

12
Dunia entar teman tentu saja menjadi faktor yang sangat besar dalam
penyebarluasan tren fashion di tengah masyarakat pada selebritas yang selalu
muncul di berbagai media dan menjadi idola selalu mengganti mode busana
mengikuti tren fashion.

3. Media internet

Tanpa kita Sadari internet juga menjadi faktor penentu penyebarluasan tren
fashion. Misalnya seperti website ini ‘info fashion terbaru’ yang selalu menyajikan
tips dan tren fashion terkini.

4. Dunia bisnis

Dunia bisnis juga merupakan salah satu faktor berkembangnya tren fashion
di Indonesia. Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar terkait dengan tren
fashion yang sedang berkembang, demi mendapatkan keuntungan para penjual
berlomba-lomba memanfaatkan tren fashion untuk menmenarik para pembeli.

5. Dunia musik

Ini juga menjadi faktor perkembangan tren fashion, saat ini dunia musik kita
sedang mengalami wabah Boyband dan girlband. Boy band dan girl band ini
mengikuti tren fashion yang berkiblat pada Korea dan Jepang. Hal itu akibat dari
munculnya Boyband dan girlband di blantika musik Indonesia.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses ini telah memberikan hasil yang maksimal dan inovasi – inovasi baru
untuk membuat sesuatu yang berbeda. Penyampaian konsep dapat tercermin
dengan baik pada koleksi busana, dengan ditunjang pemilihan warna, material yang
digunakan, sampai detail manipulating fabric busana itu sendiri. Berdasarkan
penelitian dan fakta yang ada, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
konsumtif dan selektif. Hal tersebut menyebabkan tingkat kesadaran masyarakat
untuk bersikap kritis akan penerimaan sesuatu yang baru. Apabila ingin bisa
diterima oleh masyarakat, sesuatu yang baru itu harus memiliki sebuah keunikan
(nilai tambah, nilai yang lebih baik dari pada sebelumnya), cara penyampaian yang
tidak biasa juga dapat mempengaruhi masyarakat akan suatu hal baru, dan
mengubah persepsi yang lama. Dalam menciptakan sebuah tren fashion yang baru,
ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam perancangan penyampaian pesan
kepada masyarakat, yaitu mengkondisikan keadaan masyarakat saat ini, setelah itu
kita baru dapat menyampaikan atau menciptakan pesan yang dibuat untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat. Baru setelah itu memberikan pengingat yang
diharapkan dapat menjadi gaya hidup baru yang dapat diterima oleh masyarakat.
Penciptaan dan proses penerimaan masyarakat dilakukan secara perlahan dengan
menonjolkan image artis-artis terlebih dahulu. Hal tersebut akan mempengaruhi
image tren yang akan dilihat oleh masyarakat. Setelah melakukan berbagai macam
proses perencanaan dan perancangan, penulis berhasil mengolah inspirasi dan
menciptakan ide dan konsep perancangan yang dapat menjadi inovasi dalam dunia
fashion.

B. Kritik dan saran

Perkembangan zaman mempengaruhi alur fashion. Fashion menjadi


semakin luas dan memiliki banyak aliran, membuat masyarakat memiliki lebih
banyak pilihan. Pilihan yang banyak ini dapat mengakibatkan, masyarakat
menjadi pasif karena terlalu banyak pilihan yang mereka konsumsi tanpa mereka
cerna terlebih dahulu apa yang mereka konsumsi itu. Di saat seperti ini, desainer
memiliki sebuah kewajiban untuk menciptakan sebuah terobosan yang baru dalam
fashion dan menciptakan tren yang penuh dengan inovasi-inovasi yang menarik,
sehingga setiap perancangan yang dilakukan akan memberikan hasil yang positif
dan maksimal kepada kedua pihak, baik desainer mau pun masyarakat fashion.
Desainer berharap laporan ini dapat memberikan manfaat, informasi, dan motivasi
bagi semua desainer fashion, baik desainer muda dan desainer professional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Fitri R (2014) "Perkembangan Desain Busana Di Indonesia"


https://www.academia.edu/8843774/perkembangan_desain_busana_di_indonesia.
Diakses pada 05 September 2022

"Kajian teori, Pengetahuan busana"


https://eprints.uny.ac.id/64386/4/c.%20BAB%20II.pdf diakses pada 06 September
2022

Samhis Setiawan (31 Agustus 2022)


https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fashion/ diakses pada 06 September
2022

15

Anda mungkin juga menyukai