Anda di halaman 1dari 13

BUSANA ADAT SULAWESI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“SEJARAH PERKEMBANGAN MODE BUSANA”

Dosen pengampu: Deny Arifiana, S.Pd, M.A

Disusun oleh:

Aliya Daffa Dinisa


21050404026
Nikita Putri Ardianti
21050404027
Fariha Rizqi Amelia
21050404028
Cempaka Putri Palupi
21050404029
Atika Rahma
21050404030

Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Surabaya

2021/2021

1
Daftar Isi

Cover..........................................................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................................2
A. PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
B. PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
1. Sulawesi Utara...............................................................................................................................3
1.1 Bentuk Pakaian....................................................................................................................3
1.2 Bahan Pakaian......................................................................................................................4
1.3 Warna Pakaian.....................................................................................................................5
1.4 Warna Pakaian.....................................................................................................................5
2. Sulawesi Barat................................................................................................................................5
2.1 Bentuk Pakaian....................................................................................................................5
2.2 Garis Desain.........................................................................................................................6
2.3 Bahan Pakaian......................................................................................................................6
2.4 Warna Pakaian.....................................................................................................................7
3. Sulawesi Tenggara.........................................................................................................................7
3.1 Bentuk Pakaian....................................................................................................................7
3.2 Garis Desain.........................................................................................................................8
3.3 Bahan Pakaian......................................................................................................................8
3.4 Warna Pakaian.....................................................................................................................8
4. Sulawesi Tengah............................................................................................................................8
4.1 Bentuk Pakaian....................................................................................................................9
4.2 Garis Desain.........................................................................................................................9
4.3 Bahan Pakaian......................................................................................................................9
4.4 Warna Pakaian.....................................................................................................................9
5. Sulawesi Selatan..........................................................................................................................10
5.1 Bentuk Pakaian..................................................................................................................10
5.2 Garis Desain.......................................................................................................................10
5.3 Bahan Pakaian....................................................................................................................11
5.4 Warna Pakaian...................................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................12

2
A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas karenanya terdapat banyak sekali
suku dan ras yang berbeda. Perbedaan ini tentunya juga membawa pengaruh pada perbedaan jenis
pakaian yang digunakan disetiap daerah di Indonesia. Paper ini akan menjelaskan mengenai bentuk
pakaian adat dari salah satu daerah di Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi.

B. PEMBAHASAN

Sulawesi merupakan pulau yang beraada di Indonesia bagian timur. Sulawesi terbagi menjadi
4 bagian yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Selatan. Di setiap bagian daerah yang berbeda terdapat suku yang berbeda pula sehingga cara
berpakaian, bentuk berpakaian serta kebiasaan berpakaian juga berbeda.

1. Sulawesi Utara

Sulawesi Utara (disingkat Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau


Sulawesi, Indonesia, dengan ibu kota terletak di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulut berbatasan
dengan Laut Maluku dan Samudera Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini di
sebelah selatan, Laut Sulawesi dan provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan provinsi Davao del
Sur (Filipina) di sebelah utara. 

Minahasa merupakan salah satu suku yang termasuk dalam daerah Sulawesi Utara, tepatnya
ada di bagian semenanjung. Berdasarkan sejarah, suku tersebut lebih terbuka dan lebih menerima
budaya dari luar daerah. Itulah mengapa suku ini mempunyai peradaban yang lebih modern jika
dibandingkan dengan suku yang lainnya pada masa dahulu.

Minahasa secara etimologi yaitu berasal dari Mina – Esa ( Minaesa) ataupun Maesa. Arti dari
Maesa ini yaitujadi satu atau menyatukan. Ini dimaksudkan sebagai harapan untuk menyatukan
berbagai kelompok sub etnik yang ada di Minahasa. Kelompok sub etnik tersebut diantranya adalah
Tontemboan, Tombulu, Tonsea,tondano, Tonsawang, ponosakan pesan serta bantik. Minahasa juga
dikenal memiliki banyak sekali kebudayaan. Diantaranya berupa tarian tradisional, nyanyian,rumah
adat dan juga baju adat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi, misalnya dari sisi
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh warga masyarakatnya yang pandai dalam urusan
pemintalan kapas yang nantinya akan dibuat menjadi sebuah kain. Lalu, kain yang sudah jadi,
nantinya akan diolah kembali menjadi sebuah pakaian yang akan dikenakan oleh masyarakat suku
tersebut dalam kesehariannya. Pakaian yang mereka buat sendiri ini menjadi pakaian adat di daerah
setempat dan dikenal dengan istilah pakaian adat bajang. Pada umumnya, pakaian adat akan
dikenakan oleh masyarakat ketika mereka sedang berada pada sebuah acara maupun upacara adat.

1.1 Bentuk Pakaian

Busana Wanita Minahasa memakai pakaian tradisional yang dinamakai karai momo atau
wuyang. Bagian atas untuk pakaian ini sedikit mirip kebaya jadul dengan bagian bahu yang sedikit
menggelembung. Dipadukan dengan kain bawahan yang bernama yapon. Yapon ini biasanya
memiliki warna yang serasi atau senada dengan baju atasannya. Atasan ini bermodel kebaya lengan
panjang dengan warna putih yang bersulamkan gambar bunga paddi serta bunga kelapa.
Keunikan dari wuyang atau karai momo ini terletak pada rok yang bagian bawahnya melebar.
Betuk bawahan ini mirip dengan rok duyung atau ekor ikan duyung yang melebar dibagian bawah
dengan bagian atas yang sempit. Uniknya lagi, kain untuk bawahan ini juga bersulamkan motif
sisik ikan, sehingga bentuknya benar-benar mirip ekor putri duyung.

3
Pakaian adat Sulawesi Utara khas Minahasa yang dikenakan pengantin perempuan, dikenal
dengan sebutan baju ikan duyung. Busana ini terdiri dari kebaya berwarna putih dan kain sarong
warna serupa, yang disulam dengan motif sisik ikan. Karena tampak seperti model ikan duyung
sehingga busana ini dinamakan baju ikan duyung. Agar baju adat ini ketika dipakai terlihat cantik
dan menarik maka mereka menambahkan sanggul atau bentuk konde. Selain itu ditambahkan pula
mahkota ( kronci ), kalung leher ( kelana ), kalung mutiara ( simban ), anting dan gelang.  konde
yang menggunakan 9 bunga manduru putih dinamakan konde lumalundung. Dan untuk konde yang
memakai 5 tangkai kembang goyang dinamakan juga dengan konde pinkan.

Pada pria baju atasan bajang untuk laki – laki biasanya berupa kemeja yang dipadukan dengan
bawahan berupa sarung. Tak lupa juga para laki – laki menggunakan dasi dan destar atau penutup
kepala yang berbentuk segitiga untuk mendukung penampilannya. Pakaian adat Sulawesi Utara
khas Minahasa yang dikenakan pengantin pria memakai busana yang terdiri dari baju jas tertutup
atau terbuka, celana panjang, selendang pinggang dan topi yang disebut porong.

Busana pengantin pria jas tertutup dan celana panjang yang dikenal dengan sebutan busana
tatutu. Model baju tatutu berlengan panjang, tidak memiliki kerah dan saku. Topi, leher baju,
selendang pinggang dan lengan baju dihias dengan motif bunga padi.

Bajang merupakan pakaian Adat Minahasa yang menjadi salah satu kekayaan budaya
Sulawesi Utara. Baju Bajang yang unik terdiri dari atasan dan bawahan yang umumnya digunakan
untuk pesta adat dan kegiatan resmi lainnya.

Terdapat ciri-ciri khusus pada pakaian bajang yaitu :


 Ciri pertama yaitu Baju dengan bawahan berupa sarung,
 Disertai dasi dan destar penutup kepala dengan bentuk segitiga,
 Untuk kaum wanita cenderung lebih sering mengenakan kebaya dan bawahan kain berwarna
sama (yapon),
 Terdapat pernak-pernik perhiasan lain yang diselipkan pada sanggulan rambut, leher, lengan
dan telinga.

1.2 Bahan Pakaian

GarisBahan untuk membuat kain yang dipakai untuk membuat baju adat di suatu daerah di
Sulawesi Utara. Misalnya, pakaian adat yang bahannya dibuat dari pelepah nanas atau kayu. Serat
alami pada pelepah nanas tersebut ditenun untuk menciptakan sebuah kain yang halus. Kemudian
dijahit untuk menjadi pakaian adat. Bukan hanya serat dari pelepah nanas saja, tapi juga serat kofo
yang biasa digunakan untuk membuat kain yang akan digunakan untuk membuat sebuah pakaian
adat. Serat ini berasal dari batang pohon dari jenis pisang tertentu. Walaupun begitu, tak semua
pakaian adat Sulawesi Utara dibuat dari serat pohon. Ada pula suatu suku di Provinsi Sulawesi
yang mampu membuat kain dari bahan kapas murni.

Berikut adalah keunikan pakaian adat di Sulawesi Utara:


 Bahan pakaian dari benang kapas dan ditenun – Baju ini merupakan baju dari masyarakat
Gorontalo, yang mana desain bajunya mirip kebaya namun tidak memiliki motif dan menggunakan
sarung untuk roknya.
 Bahan pakaian dari dasar kulit dan serat nanas – Baju ini merupakan baju adat masyarakat
Bolang Mangondow, yang mana bahan serat nanas tersebut dipintal menjadi benang dan ditenun.  

4
 Bahan pakaian dari dasar kulit kayu – Baju ini merupakan baju adat masyarakat Minahasa,
yang mana bahan kulit kayu tersebut dipintal menjadi benang dan ditenun.
 Bahan pakaian dari kain kofo – Baju yang dibuat dengan kain kofo yang memiliki motif
etnik khas Sangihe yang sudah dikenal sejak masa neolitikum. Baju unik ini sudah menghilang
sejak 1970.

Wanita : Terdapat motif sisik ikan pada sarong untuk wanita, juga ada sarong motif sarang burung
yang disebut model salim burung, sarong motif kaki seribu disebut model kaki seribu, dan sarong
motif bunga disebut laborci-laborci.

Baju adat yang dipakai oleh wanita Minahasa ini juga dihiasi dengan menggunakan sulaman suji
ber yang berbentuk bunga padi serta bunga kelapa. Sulaman ini terletak pada bagian dada yang ada
di sebelah kiri serta kembang kaca piring dan bunga melati yang memiliki bau harum.

Pria : Untuk hiasan yang dipakai dalam baju adat pria ini yaitu menggunakan sulaman dengan
motif padi, kelapa dan ular naga  yang ada di bagian bawah lengan serta berada di bagian depan
kemeja.

1.3 Warna Pakaian

Serat Pemilihan warna pada wanita biasanya mengikuti atasan pada pakaian adat itu sendiri,
agar tampak lebih serasi. Dengan pemilihan warna seperti putih, merah, emas, dan warna-warna
cerah lainnya. Pada pria sendiri, pemilihan warna biasanya lebih pada warna gelap seperti hitam,
pada jas untuk pengantin. Tak jarang juga menggunakan warna-warna terang disesuaikan dengan
pakaian adat wanita dan juga warna yang serasi dengan sarong yang digunakan.

1.4 Warna Pakaian

Penggunaan warna pada busana ditentukan juga pada waktu atau kesempatannya, pada pagi
hari akan digunakan busana dengan warna-warna cerah serta bermotif seperti bunga maupun motif
abstrak. Kemudian, pada siang hari menggunakan warna yang cenderung gelap dan konservatif
dilanjutkan pada sore hari yang didominasi oleh busana berwarna lembut namun juga gelap seperti
hitam atau biru navy.

2. Sulawesi Barat

Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
ciri khas serta kebudayaan yang menarik untuk dipelajari. Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari lima
kabupaten dengan Mamuju sebagai ibukotanya. Sulawesi Barat juga memiliki pakaian adat yang
harus dijaga serta dilestarikan penggunaannya. Penggunaan pakaian adat Sulawesi Barat tidak lepas
dari kegiatan atau acara tertentu. Misalnya pada acara pernikahan.Hal ini menandakan bahwa pakaian
adat dapat menjadi salah satu penanda identitas atas suatu kegiatan yang sedang
berlangsung.Sehingga masing-masing orang akan mengenakan busana adat atau busana tradisional
sebagaimana budaya di daerah mereka. Sulawesi Barat memiliki beberapa suku beberapa diantaranya
suku Mandar, Toraja, Mamasa dll. Disini akan menjelaskan busana suku MANDAR berdasarkan
karakteristiknya desain pakaiannya

2.1 Bentuk Pakaian

5
Gaun Pakaian adat suku Mandar Sulawesi Barat untuk laki-laki terbilang simpel. Terdiri dari
jas tutup berwarna gelap dan berlengan panjang, Busana atasan ini dikombinasikan dengan celana
panjang dan kain sarung yang dililitkan pada pinggang sebagai bawahan. Bentuk pakaian laki-laki
yang sederhana ini melambangkan bahwa laki-laki suku Mandar haruslah gesit dalam bekerja dan
bertindak. Busana Pria suku mandar.

Sementara itu, baju wanitanya bernama puttuqduq towaine, baik sebagai busana upacara adat
maupun busana menari. Puttuqduq towaine untuk wanita terdiri dari baju rawang boko, sarung
bercorak khas. Sarung lipaq saqbe bisa dibuat dengan beraneka motif, antara lain sureq maraqdia
(corak raja), sureq pangulu (corak penghulu), sureq batu dadzima (corak biji delima), sureq puang
limboro (corak pappuangang limboro), sureq puang lembang, dan sebagainya. Selain merupakan
penambah nilai estetika, motif-motif sarung pada pakaian adat Sulawesi Barat tersebut juga
berfungsi sebagai identitas sosial, ada juga berbagai aksesoris dan perhiasan yang menghiasmulai
dari kepala hingga tangan. Para perempuan Mandar biasanya menambahkan beberapa aksesoris di
sanggulan rambutnya.

Aksesoris ini terdiri dari bunga emas dan gal (bunga melingkar yang digunakan sebagai
bando). Pada penggunaannya, ada aturan adat yang mengatur penggunaan aksesoris tersebut
berdasarkan pada status sosial penggunanya. Selain memakai perhiasan bunga pada kepala, ada
juga aneka perhiasan badan lainn yang dipakai para perempauan sebagai aksesoris pakaian adat
Sulawesi Barat khas suku Mandar. Perhiasan badan ini diantaranya adalah kawari (perisai), tombi
diana (rantai uang logam), tombi sare-sare (hiasan kain segi empat berwarna merah dan hijau), dali
(anting) dan tombi tallu. Khusus pada perhiasan lengan dan tangan, perempuan Mandar mengenal
aneka ragam pernik-pernik.

Berikut ini kami paparkan secara detail perlengkapan perhiasan tersebut.


1.Gallang Balleq adalah sepasang gelang berukuran 15 - 20 cm yang dipakai di kedua tangan.
2.Poto adalah gelang kecil yang dikenakan di kedua lengan untuk mengapit gelang besar.
3.Jima Salletto adalah gelang lebar yang diikatkan pada bahu
.4.Teppang adalah gelang yang diikatkan di bawah Jima Salletto.
5.Jima maborong adalah gelang pengganti Jima Salletto yang khusus dikenakan oleh wanita
golongan bangsawan.
6.Kaliki adalah ikat pinggang.
7.Sima-simang adalah gelang yang bulirannya berjumlah 8 berukuran sebesar kelereng.

6
2.2 Garis Desain

Garis garis desain pakaian pada busana ini terdapat pada garis-garis yang dihasilkan motif
sarung, dimana menggunakan garis persilangan vertikal dan horizontal, dan banyak motif lain yang
menyerupai garis pada kain tersebut. busana Wanita biasanya tanpa penggunaan garis kontruksi
bahu, garis pergelangan pada busana dibuat pass dengan dengan agar menghasilkan aksen
mengembang pada daerah garis bahu. Untuk pria penggunaan busana lengan Panjang dan garisnya
sesuai kontruksi jas seperti biasa, untuk garis leher pas baik pada Wanita dan pria, untuk pria
sendiri penggunakan krah sangkai dan Wanita hanya berbentuk garis leher dan ada juga yang
berbentuk trah setengah rebah.

2.3 Bahan Pakaian

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakaian ini adalah dari bahan sutra untuk sarung.
lipaq saqbe yaitu sarung sutra khas mandar yang dibuat memakai teknik tenun tradisional. Sarung
lipaq saqbe bisa dibuat dengan beraneka motif, antara lain sureq maraqdia (corak raja), sureq
pangulu (corak penghulu), sureq batu dadzima (corak biji delima), sureq puang limboro (corak
pappuangang limboro), sureq puang lembang, dan sebagainya. Selain merupakan penambah nilai
estetika, motif-motif sarung pada pakaian adat Sulawesi Barat tersebut juga berfungsi sebagai
identitas sosial. Untuk atasan busana pada Wanita ada yang menggunakan kain tembus pandang
dan mengembang, kain yang berkilau dan polos yaitu kain organza. Sedangkan untuk pria
penggunaan kain bludru hitam dan juga celananya, untuk sarung sama seperti Wanita
menggunakan bahan kain sarung sutra, untuk motif ini sendiri dominan manggunnakan motif
kotak-kotak, seperti sarung pada umumnya.

2.4 Warna Pakaian

Lipa saqbe atau sarung tenun sutra Mandar memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki warna-
warna cerah seperti warna merah, kuning dengan garis-garis geometris yang lebar. Sarung tenun ini
memiliki pola yang sederhana, namun dalam pembuatannya mencantumkan benang emas dan perak
sebagai bahan dasar pembuatan sarung tenun tersebut sehingga akan terlihat indah dan istimewa.

Warna-warna yang digunakan pada sarung juga sama seperti atasan yaitu penggunaan warna
cerah suku ini suka warna yang mencolok. Sedangkan pada busana pria penggunaan warnanya
adalah warna yang gelap seperti hitam tetapi tetap menggunakan tambahan kain seperti yang

7
dipakai bawahan oleh Wanita. Pakaian laki-laki yang sederhana ini melambangkan bahwa laki-laki
suku Mandar haruslah gesit dalam bekerja dan bertindak.

3. Sulawesi Tenggara

3.1 Bentuk Pakaian

3.2 Garis Desain

3.3 Bahan Pakaian

3.4 Warna Pakaian

4. Sulawesi Tengah

Suku Kaili mewakili sekitar 20% populasi Sulawesi Tengah (Suku Kaili, suku Mori, suku
Saluan, suku Toli-toli, suku Buol, merupakan suku asli di Sulawesi Tengah) bisa diartikan bahwa
suku Kaili merupakan suku asli mayoritas di provinsi yang beribu kota di Kota Palu ini Pada
umumnya, mereka bermukim di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi
Moutong, dan Kabupaten Poso. Sehingga baju Nggembe sering dijadikan sebagai perwakilan baju
adat perempuan perwakilan Sulawesi Tengah dalam berbagai even nasional dalam konteks pagelaran
baju adat tradisional. Hal ini menjadikan masyarakat umum lebih banyak mengenal akan baju adat
asal Kaili sebagai perwakilan Sulawesi Tengah ditengah-tengah beragamnya suku disana dan diantara
banyaknya etnis lain, seperti Jawa, Bugis, Bali, dan lainnya.

4.1 Bentuk Pakaian

Baju Nggembe adalah sebuah baju khas tradisional kaum perempuan dari suku


Kaili di Sulawesi Tengah. Pada dasarnya, baju ini dipakai pada acara adat dan acara khusus suku
Kaili. Bentuk baju ini berkerah bulat dengan ukuran baju yang longgar dengan terusan hingga ke

8
pinggang dan lengannya tidak terlalu panjang Baju ini lebih tepat dipakai untuk acara adat suku
kaili dan juga sebagai kostum untuk pagelaran tari dalam berbagai kegiatan.

Untuk menambah suasana baju yang lebih mewah dan elegan, penggunaan baju Nggembe
dilengkapi dengan berbagai aksesoris tambahan. Beberapa aksesoris tambahan tersebut ialah sampo
dada (menjadi bagian dari penutup dada), dali taroe (berupa anting yang panjang), gemo (sebuah
kalung yang beruntai), ponto date (sebuah gelang dengan ukuran panjang), dan pende (atau disebut
juga pending). Pende atau Pending adalah sebuah ikat pinggang terbuat dari emas atau bisa juga
perak. Umumnya dipakai oleh kaum perempuan dalam melakoni pertunjukan tari-tarian.

Sebagai busana untuk bawahan, baju Nggembe akan dilengkapi 'Buya Sabe Kumbaja, sebuah
sarung tenun dari Donggala. Sarung Buya Sabe Kumbaja akan diikatkan pada bagian pinggang,
dimana pada ujung sarung tersebut akan terjuntai di pangkal tangan. Posisi penggunaan Sarung ini
bisa diikat atau dilipat ke arah samping kanan atau kiri penggunanya. Untuk
perempuan Muslimah yang mengenakan hijab, warna hijab atau jilbab akan disesuaikan warna
dasar baju. Hitam dan merah adalah dua warna yang sering digunakan bagi remaja pemakai hijab.

4.2 Garis Desain

Pada Pakaian adat Nggembe terdapat garis berupa garis leher bulat serta garis kerung lengan.
Serta pada bawahan pakaian menggunakan sarung tenun dari donggala dengan motif serong dan
adapula yang bermotif garis yang berpotongan vertikal dan horizontal.

4.3 Bahan Pakaian

Kain tenun Donggala sangat tepat dipadukan untuk pelengkap baju Nggembe karena


merupakan perpaduan unsur pakaian adat Sulawesi Tengah dengan keberagaman pakaian adat yang
dimiliki.

Buya Sabe atau Sarung Donggala, yang bahan bakunya benang sutra. Dibuat oleh para
perempuan paruh baya berusia 50 – 60 tahun dan gadis remaja berusia 12-20 tahun. Coraknya
beragam. Antara lain, kain palekat garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba dan
sabe.Corak Buya bomba yang paling sulit, dapat membutuhkan waktu pengerjaan hingga dua
bulan. Berbeda dengan corak lainnya hanya minggu saja.umumnya.

9
4.4 Warna Pakaian

Warna dominan baju Nggembe disesuaikan dengan warna dasar. Beberapa warna dasar yang
sering dijadikan sebagai bahan pembuatan baju Nggembe ialah merah dan kuning, serta
dikombinasikan dengan warna hitam. Warna baju cenderung memiliki corak sama, misalnya jika
ingin menggunakan warna merah, maka seluruh warna baju adalah merah. Corak warna hitam akan
menjadi warna untuk bagian leher, dan warna hitam warna lebih cocok untuk dipadukan dengan
warna merah, maupun kuning dan warna lainnya.
Selain warna tersebut, berbagai corak warna juga bisa dijadikan sebagai warna dasar baju
Nggembe. Warna lain yang sering dijadikan bahan dasar ialah putih, hijau, dan ungu. Intinya
adalah bahwa tidak ada patokan warna dalam pembuatan baju Nggembe, sesuai selera atau
keinginan pengguna atau disejajarkan untuk kesegaragaman kostum saja.

5. Sulawesi Selatan

Sulawesi selatan merupakan provinsi yang terdapat di bagian selatan pula sulawesi dengan ibu
kota yang terletak di kota Makassar. Provinsi ini memiliki beberapa suku yaitu Suku Makassar, Suku
Bugis, Suku Toraja, dan Suku Mandar sehingga memiliki bentuk pakaian yang berbeda pada setiap
sukunya.

5.1 Bentuk Pakaian

Pada para pria suku Makassar biasa menggunakan pakaian adat berupa Bella Dada. Nama
Bella dada berarti adalahan pakaian yang memiliki belahan pada bagian dada. Pakaian ini berupa
jas dengan lengan panjang dan berkerah yang dipadukan dengan bawahan berupa celana paroci dan
kain sarung yang disebut lippa. Pakaian ini serimg digunakan pada saat acara adat atau hari
perayaan.

10
Baju bodo adalah salah satu pakaian adat Sulawesi yang sangat terkenal. Baju bodo
merupakan pakaian adat suku Bugis yang biasa digunakan oleh kaum wanita. Ciri khas kain ini
yang menonjol adalah terlihat menggelembung pada bagian belakang. Baju ini berupa pakaian
longgar menyerupai kaos dengan bagian bahu yaang dibiarkan tanpa jahitan dan dijahit sambung
hanya pada bagian sisinya saja kemudian di padukan dengan sarung sebagai bawahannya. Baju
bodo biasanya akan menggunakan lengan yang pendek, sedangkan untuk baju yang menyerupai
baju bodo namun dengan lengan yang panjang maka disebut dengan Labbu. Labbu merupakan
pakaian adat yang dulunya hanya digunakan oleh wanita dari kerajaan Lawu dan seiring
berjalannya waktu pakaian ini digunakan oleg semua kalangan wanita Makassar. Baju bodo juga
digunakan saat pernikahan pada pengantin pria akan menggunakan baju Tutu yaitu jas yang
dipadukan dengan bawahan berupa celana panjang yang dibalut sarung. Jas dihiasi dengan kancing
emas dan leher berkerah.

Suku Toraja memiliki pakaian adatnya yang disebut dengan kandore. Pakaian ini identik
dengan penggunaan banyak hiasan berupa manik-manik yang ada pada bagian dada, ikat kepala,
ikat pinggang, dan gelang. Selain Kandore, suku Toraja juga menggunakan pakaian bernama
Pokko. Baju ini berlengan pendek dengan hiasan menggunkan benang tertentu pada bagian ujung
kerah, ujung lengan dan pinggang dengan motif khas Toraja dan juga manik-manik. Pakaian ini
wajib digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil setiap hari Sabtu. Pria Toraja menggunakan pakaian
bernama Seppa Tallung. Panjangnya sampai ke lutut dan berbentuk kemeja lengan pendek dengan
motif tertentu. Beberapa aksesoris yang digunakan ada keris gayang, kain lipa’, dan kandaure.

Baju adat yang berasal dari suku mandar adalah Pattuqduq Towaine. Wanita akan
mengenakan baju utama yang disebut dengan Rawang boko dipadukan dengan sarung khusus yang
memiliki hiasan rantai unik yang bernama Lipaq Aqdi Diratter. Pada pria akan menggunakan jas
dengan celana yang kemudian dipadukan dengan sarung. Pakaian ini banyak dikenakan oleh
pengantin dan untuk para penari tarian Pattiqtuq. Pada pengantin digunakan 24 potong pakaian
sedangkan penari hanya menggunakan 18 potong pakaian.

Busana adat ini banyak dipadukan dengan aksesoris seperti keris, gelang, sapu tangan,
kepingan logam, kalung, bando, cincin, penutup kepala, dan selempang.

11
5.2 Garis Desain

Garis desain pakaian adat sulawesi selatan terlihat banyak menggunakan garis lurus vertikal
dan horizontal pada bentuk siluet busana banyak yang terlihat longgar seperti A atau H. Terlihat
juga perpaduan antara garis horizontal dan vertikal pada motif sarung yang digunakan. Sedangkan
pada motif khas yang digunakan sebagai hiasan pada busana banyak menggunakan garis-garis
zigzig dan juga kotak serta lengkungan dan lingkaran.

5.3 Bahan Pakaian

Baju Bodo dibuat dari kain muslin, sedangkan untuk pakaian adat Tutu dibuat dari kain lipa
sabbe atau lipa garusuk. Selain itu bahan yang sering digunakan adalah kain sutera.

5.4 Warna Pakaian

Warna pakaian adat Sulawesi Selatan identik dengan warna-warna terang dan mencolok
seperti merah, hijau, hitam, kuning, jingga, putih, dan ungu Pada baju bodo warna pakaian
memeiliki arti tertentu sebagai berikut:
 Jingga, berarti bahwa pemakainya adalah anak perempuan berusia 10 tahun.
 Jingga merah, berarti bahwa pemakaianya adalah anak perempuan berusia antara 10 sampai
14 tahun.
 Merah, berarti bahwa pemakainya adalah perempuan berusia 17 sampai 25 tahun.
 Hijau, berarti bahwa pemakainya adalah perempuan yang berasal dari kalangan bangsawan.
 Ungu, berarti bahwa pemakainya adalah seorang janda.
 Putih, berarti bahwa pemakainya adalah perempuan yang berasal dari dukun dan kalangan
pembantu.

12
Daftar Pustaka

2 Macam Pakaian Adat Minahasa. (n.d.). Retrieved from fitinline.com:


https://fitinline.com/article/read/2-macam-pakaian-adat-minahasa/
5 Ragam Pakaian Adat Sulawesi Utara, Busana Pengantinnya Unik dan Mewah! . (2021, august 3).
Retrieved from https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-sulawesi-utara/
6 Pakaian Adat Sulawesi Utara (Gambar dan Penjelasan) :
https://akumaubelajar.com/seni-budaya/pakaian-adat-sulawesi-utara/. (n.d.). Retrieved
from akumaubelajar.com: https://akumaubelajar.com/seni-budaya/pakaian-adat-sulawesi-
utara/
Baju Nggembe. (n.d.). Retrieved from id.wikipedia.org: Baju Nggembe
Gunadi, A. (2020, january 24). Pakaian Adat Sulawesi Utara Beserta Penjelasannya Terlengkap.
Retrieved from calonpengangguran.com:
https://calonpengangguran.com/2020/01/24/pakaian-adat-sulawesi-utara/
#1_Pakaian_Adat_Minahasa_Bajang
Keunikan Nama Pakaian Baju Tradisional Adat Suku Mandar Sulawesi Barat. (2018, agustus 29).
Retrieved from www.syiarilmu.com: https://www.syiarilmu.com/2018/08/Keunikan-Nama-
Pakaian-Baju-Tradisional-Adat-Suku-Mandar-Sulawesi-Barat.html
Lipa Saqbe, Sarung Tenun Sutra Khas Mandar. (2021, august 12). Retrieved from
www.bahankain.com: https://www.bahankain.com/2021/08/12/lipa-saqbe-sarung-tenun-
sutra-khas-mandar
Muththalib, A. (n.d.). Pattuqduq Towaine – Pakaian Adat Suku Mandar. Retrieved from
www.celebes.co: https://www.celebes.co/pakaian-adat-mandar
Pakaian Adat Sulawesi Barat khas Mandar ( Artikel Lengkap ). (n.d.). Retrieved from
www.adatnusantara.web.id: http://www.adatnusantara.web.id/2017/08/pakaian-adat-
sulawesi-barat-khas-mandar.html
Pakaian Adat Sulawesi Utara . (n.d.). Retrieved from perpustakaan.id:
https://perpustakaan.id/pakaian-adat/sulawesi-utara/
Pakaian Adat Sulawesi Utara, Ciri Khas, Nama dan Jenis-Jenisnya . (n.d.). Retrieved from
goodminds.id: https://goodminds.id/pakaian-adat-sulawesi-utara/
Pemkab Diharap Berperan Pertahankan Kemurnian Motif Tenun Donggala. (2020, September 23).
Retrieved from media.alkhairaat.id: https://media.alkhairaat.id/pemkab-diharap-berperan-
pertahankan-kemurnian-motif-tenun-donggala/
Pranawa. (2020, agustus 2020). Pranawa. (2 Agustus, 2020) Jenis-Jenis Baju Adat Minahasa Pria dan
Wanita . Retrieved from mbkchallenge.org: https://mbkchallenge.org/baju-adat-minahasa/
putri, V. k. (2021, may 03). Baju Adat Nggembe, Sulawesi Tengah. Retrieved from www.kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/03/135652969/baju-adat-nggembe-
sulawesi-tengah.
sulaeman, N. (2018, september 02). Buya Sabe, Tenun Khas Donggala. Retrieved from
wadaya.rey1024.com: http://wadaya.rey1024.com/budaya/detail/buya-sabe-tenun-khas-
donggala-1
W, p. g. (2020, desember 5). 9+ Pakaian Adat Sulawesi Selatan (NAMA, KETERANGAN, GAMBAR) 9+
Pakaian Adat Sulawesi Selatan (NAMA, KETERANGAN, GAMBAR) (selasar.com). Retrieved
from selaras.com: 9+ Pakaian Adat Sulawesi Selatan (NAMA, KETERANGAN, GAMBAR

13

Anda mungkin juga menyukai