Anda di halaman 1dari 339

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

KURIKULUM OPERASIONAL
SMK NEGERI 3 PEKANBARU
( SMK PUSAT KEUNGGULAN )

PROGRAM KEAHLIAN :
1.PERHOTELAN
2. USAHA LAYANAN PARIWISATA
3. KULINER
4. KECANTIKAN DAN SPA
5. BUSANA
6. BROADCASTING DAN PERFILMAN

TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

SMK NEGERI 3 PEKANBARU


Jl. Dr. Sutomo No 110 Pekanbaru
1
HALAMAN PENGESAHAN

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan


penyusunan Kurikulum SMK Negei 3 Pekanbaru untuk Program Keahlian Usaha Layanan
Pariwisata Tahun Pelajaran 2021/2022. Penyusunan dan pengesahan dokumen KOS ini
dilakukan atas kerja sama antara satuan pendidikan , Komite Sekolah SMK Negei 3
Pekanbaru dengan seluruh guru-guru dibawah bimbingan Pengawas SMK serta Dinas
Pendidikan Provinsi Riau secara berjenjang. Diharapkan melalui proses tersebut
pembinaan dan pengembangan kualitas pembelajaran di SMKN 3 Pekanbaru dapat
terlaksana dan terpantau secara optimal.
Kurikulum Operasional Sekolah dikembangkan mengacu pada panduan
Penyusunan KOS/.Penyusunan Kurikulum ini bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran
bermutu agar menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industry dan
meningkatkan daya saing di era revolusi industry 4.0.Tahap ini merupakan hal pertama kali
yang dilakukan sepenuhnya oleh pihak sekolah bersama komite sekolah dan guru-guru
yang merupakan aktualisasi pengembangan kemampuan profesional guru dalam
pengembangan dan rekayasa kurikulum.Diharapkan agar kualitas pembelajaran di SMK
dapat terencana dengan baik sebagai bagian dari manajemen kurikulum yang
berkesinambungan.Untuk itu kurikulum ini perlu disempurnakan sesuai dengan
perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai orientasi pendidikan sekolah menengah
kejuruan.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat digunakan oleh seluruh guru mata
pelajaran yang mengajar pada seluruh program keahlian yang ada di SMK Negei 3
Pekanbaru dalam melaksanakan penyelenggaraan pembelajaran, serta stakeholder lainnya
dalam rangka memaksimalkan penyelenggaraan pendidikan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan sumbangsihnya selesainya
dokumen kurikulum ini kami sampaikan apresiasi dan terima kasih.
Pekanbaru, Juli 2021
Kepala SMK Negeri 3 Pekanbaru

Hj. Rta Johan,S.Pd,.M.M


NIP. 197112311993112001

ii
IDENTITAS SEKOLAH

1.Kode Registrasi NSS : 331909600501


2. Nama Resmi Sekolah SMK Negeri 3 Pekanbaru
3. SK Pendirian
a. Nomor SK 0290 / 01 / 1979
b. Tanggal SK 9 Desember 1976
4. Program Keahlian 1. Usaha Layanan Pariwisata
2. Perhotelan
3. Kuliner
4. Kecantikan dan SPA
5. Broadcasting dan Perfilman
6. Busana
a. Status Akreditasi A
b. Nomor SK 1214 / BAN – SM / SK / 2018
c. Tanggal SK 31 Desember 2018
5 Alamat Lengkap Sekolah
a. Jalan DR.Sutomo no 110
b. Desa / Kelurahan Suka Mulya
c. Kecamatan Sail
d. Kabupaten/Kota Pekanbaru
e. Propinsi Riau
f. Nomor Telepon (0761)41113
g. Email smkntigapekanbaru@yahoo.co.id
h. Website www.smkn3pekanbaru.sch.id
6. Identitas Kepala Sekolah
a. Nama Lengkap Hj.Rita Johan,S.Pd.,MM
b. Tempat dan Tanggal Lahir Selat Panjang, 31 Desember 1971
c. Alamat Lengkap Jln Abadi Gg Keluarga no 12
d. Telepon rumah / HP 081371460871
e. SK Pengangkatan Terakhir :
 Nomor SK Kpts.173 / II / 2018
 Tanggal 09 februari 2018

iii
 Pejabat Yang Mengangkat Gubernur Riau
7. Komite Sekolah
a. Jumlah Anggota 1 orang
b. Ketua Asur Suryana,SE.,M.Par
c. Nomor SK Pengangkatan 196 / 2020 / 421.5
d. Tanggal SK Pengankatan 11 Juni 2020

iv
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ..................................................................................................... i Kata
Pengantar ............................................................................................................... ii Identitas
Sekolah........................................................................................................... ..iii Daftar
Isi .......................................................................................................................... iv Bab I
Pendahuluan ......................................................................................................... 1 A. Latar
Belakang ................................................................................................... 1 B. Dasar
Hukum ...................................................................................................... 2 Bab II Karakteristik,
Visi, Misi dan Tujuan................................................................ 4 A. Karakteristik SMKN 3
pekanbaru ................................................................... 4 B. Karakteristik Program
Keahlian ...................................................................... 8
C. Visi........................................................................................................................ 10 D.
Misi ....................................................................................................................... 11
E. Tujuan Program Keahlian ................................................................................. 13 Bab III
Pengorganisasian Pembelajaran ...................................................................... 17 A.
Intrakurikuler ..................................................................................................... 17
1. Struktur Kurikulum Program Keahlian .................................................... 17
2. Penetapan Konsentrasi ................................................................................ 28
3. Struktur Kurikulum Konsentrasi ............................................................... 29
4. Capaian Pembelajaran................................................................................. 41
B. Projek Penguatan Pelajar Pancasila dan Budaya kerja (P5BK) ................... 237
C. Praktik Kerja Lapangan .................................................................................... 240 D.
Ekstra Kurikuler ................................................................................................ 241
Bab IV Rencana Pembelajaran ..................................................................................... 242 A.
Peraturan Akademik .......................................................................................... 242 B. Kalender
Pendidikan .......................................................................................... 243
C. Pengelolaan Pembelajaran................................................................................. 245
Bab V Pendampingan, Evaluasi Dan Pengembangan Profesional ............................ 248 A.
Pendampingan .................................................................................................... 248 B.
Evaluasi ................................................................................................................ 250
C. Pengembangan Profesional ................................................................................ 253

v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga kerja yang kompeten
dan handal di berbagai bidang agar sebuah negara mampu bertahan dan berperan dalam era
yang penuh persaingan dan sekaligus membuka dan memanfaatkan setiap peluang. Untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, strategi yang dianggap efektif adalah
dengan melakukan industrialisasi.
Industrialisasi, pada derajat tertentu akan mengimplikasikan pergeseran proses
produksi dari labouring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan
oleh hard technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja terampil yang
tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga memeliharanya.
Industrialisasi juga berpotensi menciptakan pengangguran jika pergeseran proses produksi
tersebut tidak dibarengi dengan perubahan orientasi pendidikan dari akademis menjadi
vokasional. Kondisi di atas menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja dirancang secara
terintegrasi dengan memperhatikan tujuan dan kebutuhan Dunia Kerja. Dengan demikian
perlu dirancang salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi Dunia
Kerja. Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan
Dunia Kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni. Untuk menjawab tantangan
tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka meningkatkan
kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Instruksi Presiden tersebut
mengamanatkan perlunya dilakukan revitalisasi SMK secara komprehensif untuk
menghasilkan lulusan SMK yang berdaya saing dan siap menghadapi tantangan dan
dinamika perkembangan nasional maupun global.
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan Pendidikan kejuruan yang telah
digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor
18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
20202024,salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan,

1
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada
peningkatan kualitas pendidikan SMK melalui penyelenggaraan Program SMK Pusat
Keunggulan. Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan memiliki visi
untuk menggerakkan sekolah lainnya agar mampu meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik, serta mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai perkembangan
Dunia Kerja, serta menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor
pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan
lainnya sehingga dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan
dan berwirausaha. Untuk mendukung dan menjamin tercapainya visi Program SMK Pusat
Keunggulan, maka disusunlah Kurikulum Operasional SMK Negeri 3 Pekanbaru yang
memuat seluruh rencana proses belajar yang akan diselenggarakan dan dikembangkan
sesuai dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik. Dalam penyusunan dan
pengembangan Kurikulum Operasional ini juga mengedepankan prinsip pelajar Indonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten,berkarakter, dan berperilaku sesuai
nilai-nilai Pancasila.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Kerja
Lapangan bagi Peserta Didik;
10.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2018 Lampiran 1 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
11.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2018 Lampiran 2 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
12.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2018 Lampiran 3 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
13.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2018 Lampiran 4 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Gubernur Riau Nomor 45 tahun 2018 tantang Pelaksanaan Pembelajaran
Muatan Lokal Budaya Melayu Riau.

3
BAB II KARAKTERISTIK, VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Karakteristik SMK N 3 Pekanbaru


Kurikulum Operasional SMK N 3 Pekanbaru ini memuat seluruh rencana proses
belajar yang diselenggarakan dan dirancang sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan
sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan Dunia Kerja. Kurikulum ini
juga menganut:
(1) Pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran
keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis teaching factory agar peserta
didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan
(2) Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di Dunia Kerja
untuk membangun kebiasan kerja dan budaya kerja sehingga nantinya akan menjadi
suatu kebiasaan dari peserta didik.
Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik. Sumber daya yang
dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa keragaman penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang
dimiliki, jumlah peserta didik yang mewakili minat dan kepercayaan masyarakat terhadap
program yang ditawarkan SMK N 3 Pekanbaru ikut mempengaruhi pengembangan
kurikulum operasional sekolah. Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki
berjumlah 92 orang (Guru 80 orang dan Tenaga Kependidikan 12 orang), pendidikan S2
berjumlah 22 orang, S1 berjumlah 64 orang, D3 berjumlah 2 orang . Guru yang
bersertifikasi pendidik berjumlah 52 orang. Guru produktif yang memiliki sertifikat teknis
berjumlah 15 orang dan asesor kompetensi berjumlah 21 orang dari 8 skema sertifikasi
yang ada di LSP P1 SMKN 3 Pekanbaru. Sebagian besar guru memiliki latar belakang
pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal.
Sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK N 3 Pekanbaru lengkap
yang meliputi ruang belajar teori dan ruang praktik peserta didik dengan peralatan praktik
yang sesuai dengan kebutuhan industri, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti ruang
Kepala Sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang TU,aula, meeting room,
ruang labor computer, studio multimedia/ broadcasting, ruang training kuliner, ruang

4
praktek busana, ruang praktek tata kecantikan dan SPA, kamar hotel ruang praktek
perhotelan, ruang perpustakaan, cafeteria, ruang ibadah, kamar mandi dan lain-lain.

Evaluasi kinerja pelayanan pendidikan SMK N 3 Pekanbaru bersandar pada hasil


raport mutu terakhir yaitu tahun 2019 karna pada tahun 2020 memang tidak dilakukan
penilaian survey mutu terkait pandemi covid 19 0.Terlihat dari hasil rapor mutu SMK N 3
Pekanbaru telah menuju dan sesuai dengan SNP ( Standar Nasional Pendidikan). Rata-rata
pencapaian hasil dari rapor mutu SMK N 3 Pekanbaru berada di menuju SNP 3, 4 hingga
standar SNP. Berikut resume raport mutu dalam bentuk tabel berikut ini,

Capaian Kota Provinsi Nasional


No Standar Nasional Pendidikan 2019 2019 2019 2019
.
1 Standar Kompetensi Lulusan 5,11 0 0 7

2 Standar Isi 5,39 0 0 0,01

3 Standar Proses 5,33 0 0 0,01

4 Standar Penilaian Pendidikan 5,71 7

5 Standar Pendidik dan Tenaga 6,26 1,25 1,62 1,73


Kependidikan
6 Standar Sarana dan Prasarana 5,74 1,77 1,58 1,68
Pendidikan
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,66 7

8 Standar Pembiayaan 6,08 7 7 6,89

Dari beberapa data diatas, Bidang Kurikulum menyusun analisis diri baik internal
maupun eksternal agar Kurikulum Sekolah ini semakin terasa kebermanfaatannya ketika
dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah. Kekuatan dan Peluang yang dimiliki antara lain:
1. Capaian pembelajaran seluruh mata pelajaran kejuruan telah mengadopsi kebutuhan
kompetensi yang ada di Dunia Kerja dan SKKNI,
2. Naskah kerjasama yang meliputi penyusunan bersama program PKL, pengawasan,
evaluasi, penyempurnaan proses dan hasil PKL, penyusunan bersama program
sikronisasi kurikulum PKL, pembinaan sumber daya manusia dan pendampingan
pengembangan proses inovasi teknologi industri untuk teaching factory, PKL bagi siswa
dan pemagangan industry bagi guru, penyelarasan kurikulum berbasis kompetensi
sesuai dengan kebutuhan industry, pengembangan sarana prasarana, penyediaan guru

5
tamu dari industry serta memberikan peluang kerja bagi alumni sudah terwujud dengan
hampir seluruh institusi pasangan/Dunia Kerja yang dimiliki,

3. Pelaksanaan pameran dan bazar sekaligus promosi sekolah untuk industri, stakeholder
dan masyarakat umum yang dilakukan secara berkala setiap tahunnya yang
menggambarkan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dari berbagai program
keahlian sehingga rekrutmen dan kepercayaan dari masyarakat meningkat,
4. Program penulusuran tamatan yang dilaksanakan oleh BKK cukup optimal,
5. Dukungan penuh dari sekolah dan pemerintah kepada peserta didik dan alumni yang
ingin berwirausaha dengan cara memberikan pelatihan berwirausaha dan dukungan
modal.
6. SMK N 3 Pekanbaru telah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 yang
di sertifikasi oleh TUV Rheinland Jerman
7. SMKN 3 Pekanbaru telah melaksanakan sertifikasi untuk peserta didik dengan
menggunakan LSP P 1 SMKN 3 Pekanbaru yang terlisensi oleh BNSP. Dengan
dimikian sertifikat yang diperoleh sesuai dengan tuntutan industry/dunia kerja.

Namun demikian ada Kelemahan dan Ancaman yang dimiliki, antara lain :
1. Adanya kebijakan Dunia Kerja yang membatasi tenaga kerja berdasar strata pendidikan
dan jender,
2. Alumni yang memiliki minat rendah untuk bekerja di luar daerahnya karena tidak
memperoleh dukungan dari orang tua,
3. Adanya lulusan yang memiliki karakter yang belum sesuai tuntutan dunia
usaha/industri,
4. Ketidakpercayaan beberapa Dunia Kerja tentang kemampuan adaptasi lulusan SMK
untuk langsung terjun di Dunia Kerja.
5. Adanya lulusan yang melanjutkan pendidikan/ bekerja yang tidak sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya
SMK N 3 Pekanbaru memiliki 2 (Dua) Bidang Keahlian yaitu Pariwisata dan
Seni dan Ekonomi Kreatif. Bidang Keahlian Pariwisata memiliki 4 (empat) Program
Keahlian yaitu
(1) Perhotelan,
(2) Usaha Layanan Pariwisata,
(3) Kuliner,
(4) Spa dan Kecantikan,
6
Bidang Keahlian Seni dan Ekonomi Kreatif memiliki 2 (dua) Program Keahlian yaitu
(1) Busana,
(2) Broadcasting dan Perfilman.
Seluruh penyusunan kurikulumnya dirumuskan bersama dengan Dunia Kerja secara
kolaboratif, bermakna, mendalam, dan memperhatikan perkembangan teknologi terkini,
karena nantinya akan menjadi rujukan semua guru, guru tamu dari industri, dan top
manajemen dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK N 3 Pekanbaru adalah
pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik
mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan utuh
yang tidak terpisahkan. Pendekatan pembelajaran ini menganut pembelajaran tuntas
(mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat belajar
secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut :
1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual yang
memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran
berbasis projek, pembelajaran berbasis produksi, pembelajaran berbasis penyelesaian
masalah, pembelajaran berbasis kerja, dan lain-lain yang sesuai diterapkan di SMK;
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap
individu dan dilaksanakan dengan sistem modular.
3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bekerja
secara tim dengan penguatan kompetensi diri bertanggung jawab dengan tugas-tugas
dan memahami posisi dan fungsinya dalam tim. Pembelajaran kejuruan tidak cukup
belajar menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu belajar dalam kelompok.
Dari hasil analis konteks maka penyempurnaan kurikulum operasional ini diarahkan
pada peningkatan hal-hal sebagai berikut :
1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2. Penguatan karakter peserta didik dengan menjadikan nilai-nilai pada Profil Pelajar
Pancasila sebagai prinsip utama dasar pengembangan;
3. Penguatan sarana dan prasarana untuk meningkatan pelayanan dalam proses
pembelajaran;
4. Penguatan kerjasama dengan Dunia Kerja melalui sharing sumberdaya;

7
5. Pengelolaan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
6. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat/komunitaslingkungan
alam, sumber/media lainnya);
7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
8. Pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains);
9. Pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik agar berkembang sesuai potensinya, dan
10. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline) agar peserta didik luwes dalam
menerapkan kompetensi yang dimiliki di tengah masyarakat.
SMK N 3 Pekanbaru selalu terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak sejauh itu
menguntungkan dalam meningkatkan kualitas lulusan. Contohnya di Program Keahlian
Perhotelan dan Usaha Layanan Pariwisata Industri Dunia Kerja menyampaikan agar
kompetensi peserta didik ditambah dengan penguasaan ilmu tentang publik speaking yang
penekanannya pada keluwesan dan memupuk kepercayaan diri pada peserta didik.

B. Karakteristik Program Keahlian


I. Program Keahlian Perhotelan
Program keahlian perhotelan adalah termasuk program keahlian favorit yang banyak diminati
oleh masyarakat yang ingin mendaftarkan anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Karakteristik dari program keahlian perhotelan adalah sebagai berikut :
1. Progam Keahlian Perhotelan merupakan salah satu program kompetensi yang
menguasai tentang Hospitality industry.
2. Kesukaan untuk mempelajari bahasa asing.
3. Akomodatis, suka menolong
4. Bersikap ramah, 5. Bisa bekerja dengan team
6. Mempunyai cita rasa seni.
7. Memiliki akhlak terpuji berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

8
II. Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata
1. Progam Keahlian Usaha Layanan Wisata merupakan salah satu program
kompetensi yang menguasai tentang Reservasi, ticketing, domestic dan
internasional, tour planning, dan tour guiding
2. Suka dengan traveling
3. Kesukaan untuk mempelajari bahasa asing.
4. Bersikap ramah,
5. Bisa bekerja dengan team
6. Memiliki akhlak terpuji berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
III. Program Keahlian Kuliner
1. Program keahlian kuliner adalah program keahlian yang setiap tahunnya memiliki
antusiasme yang tinggi dari masyarakat umum yang ingin mendaftarkan anakanak
mereka sebagai peserta didik di program kuliner ini.
2. Program keahlian kuliner adalah program keahlian yang memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada peserta didik di bidang pengolahan, penyajian maknan,
pastry, bakery dan pelayanan makan dan minum.
3. Kompetensi keahlian Kuliner menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada
bidang pekerjaan yang dikelola oleh badan usaha atau instansi pariwisata, hotel,
restoran, pastry & bakery, dan catering serta menyiapkan peserta didik untuk
menjadi entrepreneur di bidang usaha penyediaan makanan.
IV. Program Keahlian Kecantikan dan SPA
Progam Keahlian SPA dan Kecantikan merupakan salah satu program
kompetensi yang menguasai tentang dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang berkualitas, professional, memiliki daya saing dan kreativitas sebagai
seorang Beautycian, Hairdresser, Hairstylish, Makeup Artis dan Therapist yang
memiliki akhlak terpuji berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
V. Program Keahlian Busana
1. Progam Keahlian busana ( Fesyen ) sangat dibutukan saat ini karena menjadi
salah satu elemen penting dari gaya hidup yang diperlukan manusia modern di era
global .

9
2. Program keahlian busana ( Fesyen ) termasuk program keahlian yang sangat
diminati oleh masyarakat
3. Profesi di bidang busana ( Fesyen ) memiliki potensi karir yang sangat beragam
dan bersaing seperti Fashion Designer, Fashion Stylist, Trend Analyst,
Merchandiser, Garment Technologist, Market Researcher, Fashion Forecaster,
Fashion journalist / Fashion Writer, Fashion Production, dan Creative Director
4. Peserta didik Program Keahlian Busana ( Fesyen ) adalah perwujudan Profil
Pelajar Pancasila yang merupakan pembelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. VI. Program Keahlian
Broadcasting dan Perfilman
1. Progam Keahlian Broadcasting dan Perfilman merupakan salah satu program
kompetensi yang menguasai tentang dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang berkualitas, professional, memiliki daya saing dan kreativitas dalam
pengolahan teks, gambar, animasi, audio, video dan peralatan serta aplikasi
broadcasting dan perfilman.
2. Program keahlian broadcasting dan perfilman dapat menciptakan conten-conten
creator yang kreatif dan inovatif
3. Profesi broadcasting dan perfilman semakin tahun makin berkembang dan
diminati oleh semuakalangan
4. Profesi broadcasting dan perfilman kedepannya sangat dibutuhkan untuk semua
sector usaha.

C. VISI

Visi dari SMK N 3 Pekanbaru


―Terwujudnya lembaga diklat pariwisata yang berdaya saing berwawasan lingkungan
berlandaskan iman dan taqwa yang mencetak SDM unggul di era revolusi industry 4.0.‖
Sedangkan untuk setiap program keahlian juga mempunyai visi masing-masing yang
merupakan gambaran dari visi sekolah yang disesuaikan dengan program keahlian
masingmasing yaitu :
Visi Program keahlian Perhotelan
―Terwujudnya Peserta Didik Program keahlian Perhotelan yang berwawasan Pancasila
dengan menekankan pada pengajaran yang berbasis kompetensi sehingga mampu berperan
dalam memberikan sumbangan terhadap kepariwisataan, kebudayaan, dan kemanusiaan

10
untuk menghadapi tantangan revolusi industry 4.0‖ Visi Program Keahlian Usaha
Layanan Pariwisata
―Terwujudnya Peserta Didik Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata yang unggul,
berwawasan Pancasila dengan menekankan pada pengajaran yang berbasis kompetensi
sehingga mampu berperan dalam memberikan sumbangan terhadap kepariwisataan,
kebudayaan, dan kemanusiaan untuk menghadapi tantangan revolusi industry 4.0‖
Visi Program Keahlian Kuliner
―Menjadi Program Keahlian yang ungul, menghasilkan lulusan yang berkarakter baik,
mandiri, berjiwa wirausaha dan berjiwa entrepreneur serta kompetitif di dunia kerja‖.
Visi program keahlian Kecantikan dan SPA
―Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing sebagai wirausahawan yang kompeten
dibidang SPA dan Kecantikan serta memiliki akhlak terpuji berlandaskan Iman dan Taqwa
serta unggul diera Revolusi Industri 4.0 ―
Visi Program Keahlian Busana
―Terwujudnya Peserta Didik Program Keahlian Busana yang unggul berwawasan global,
berlandaskan nilai-nilai Pancasila dengan menerapkan pembelajaran paradigma baru
sehingga mampu menghadapi tantangan revolusi industry 4.0‖
Visi Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman
―Terwujudnya Peserta Didik Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman yang kreatif,
inovatif, terampil, disiplin, mandiri, bertanggung jawab dan berakhlak mulia yang sesuai
dengan tuntutan dunia usaha dan industry berlandaskan iman dan taqwa dalam menghadapi
tantangan revolusi industry 4.0‖
D. MISI

Misi SMK N 3 Pekanbaru:


1. Memberikan layanan kepada masyarakat melalui system pendidikan dan pelatihan
pariwisata yang fleksibel dan permeable.
2. memberikan layanan kepada masyarakat melalui sistem pendidikan yang cinta
lingkungan
3. Melaksanakan program penghijauan di lingkungan internal dan lingkungan eksternal
4. Memberikan layanan kepada masyarakat melalui sistem pendidikan yang unggul di
era revolusi industry 4.0
5. Menjalani sinergi internal dan eksternal untuk menghasilkan tamatan yang
memiliki kemampuan SDM Nasional untuk memnuhi kebutuhan dunia industry.

11
Misi Program Keahlian Perhotelan
1. Penyelenggaraan Pendidikan Perhotelan berdasarkan pada kurikulum yang tanggap
terhadap perkembangan dan dinamika ilmu Perhotelan, baik lokal, nasional maupun
internasional.
2. Menjalani sinergi internal dan eksternal untuk menghasilkan tamatan yang memiliki
kompetensi Sumber Daya Manusia nasional untuk memenuhi dunia industri.
3. Melaksanakan program sekolah pencetak wirausaha muda dan kreatif
4. Sebagai Pusat Pelatihan Perhotelan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui sistem pendidikan dengan menyesuaikan kebutuhan dunia industry, dunia
usaha dan dunia kerja (IDUKA).
Misi Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata
1. Penyelenggaraan Pendidikan Usaha Layanan Pariwisata berdasarkan pada kurikulum
yang tanggap terhadap perkembangan dan dinamika ilmu kepariwisataan, baik lokal,
nasional maupun internasional.
2. Menjalani sinergi internal dan eksternal untuk menghasilkan tamatan yang memiliki
kompetensi Sumber Daya Manusia nasional untuk memenuhi dunia industri.
3. Melaksanakan program sekolah pencetak wirausaha muda dan kreatif
4. Sebagai Pusat Pelatihan Usaha Layanan Pariwisata dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui sistem pendidikan dengan menyesuaikan kebutuhan dunia industry,
dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA).
Misi Program Keahlian Kuliner
1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Ramah Lingkungan, Orientasi ke depan
berdedikasi Tinggi, Unggul, Mandiri, Kreatif, Bernalar Kritis, Inovatif, tangguh,
berdaya saing tinggi, Berkebinekaan Globa dan Profesional pada bidang keahliannya.
2. Menciptakan suasana pembelajaran yang Bersih, Empati, Rukun, Indah,
Menyenangkan, Aman, Nyaman.
Misi Program Keahlian Kecantikan dan SPA
1. Melaksanakan program pendidikan yang unggul pada era renovasi industri 4.0 baik
pengetahuan dan keterampilan sesuai teknologi terkini
2. Mengembangkan sayap dalam menjalankan kerja sama bidang SPA & Kecantikan
dengan dunia industri
3. Melaksanakan program sekolah mencetak wirausaha muda baik dilingkungan sekolah
maupun luar sekolah yang kondusif

12
Misi Program Keahlian Busana
1. Memberikan layanan kepada peserta didik melalui pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan industri busana ( Fesyen )
2. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Project ( Project Based Learning )
3. Menumbuh kembangkan peserta didik yang kreatif, inovatif dan bernalar kritis
4. Melaksanakan program sekolah pencetak wirausaha muda dan kreatif
5. Memberikan layanan kepada peserta didik melalui sistem pendidikan yang
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang berlandaskan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
6. Memberikan layanan kepada masyarakat melalui system pendidikan yang unggul di
era revolusi industry 4.0
Misi Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik di bidang Broadcasting dan Perfilman yang meliputi software
pengolah gambar, editing audio, animasi dan editing video serta dibekali kemampuan
hardware di bidang komputer
2. Membekali siswa/I Broadcasting dan Perfilman dengan budi pekerti luhur, akhlak mulia,
iman dan taqwa kepada Tuhan YME
3. Memberikan layanan prima di bidang pendidikan dan teknologi berbasis Seni Industri
Kreatif
4. Menjalin kerjasama kemitraan yang harmonis dengan stake holder dalam rangka
mengimplementasikan Link and match
5. Menyiapkan wirausaha yang handal dan berakhlak mulia di bidang Broadcasting dan
Perfilman
6. Mencetak lulusan yang memiliki kompetensi profesional untuk memenuhi lapangan
kerja dan mampu untuk hidup mandiri

E. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan SMK N 3 Pekanbaru adalah :
1. Menyiapkan SDM untuk memasuki lapangan kerja di bidang Kepariwisataan, Tata
Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan , Multimedia yang professional.
2. Menumbuhkankembangkan karakteristik SDM yang beriman, bertaqwa, berilmu
pengetahuan dan teknologi yang berwawasan keunggulan.

13
3. Menyiapkan SDM yang berkwalitas agar mampu berkarier, berkompetensi dan
mengembangkan diri dalam bidang keahliannya.
4. Menyiapkan SDM agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
5. Menyiapkan SDM agar mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja yang sesuai
dengan perkembangan dunia usaha dan dunia industri.
6. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
7. Menyiapkan sekolah sebagai sumber informasi dan pusat kebudayaan.

I. Program Keahlian Perhotelan


1. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten
2. Menciptakan tenaga professional dan siap pakai yang kompeten sesuai dengan
standar kompetensi nasional dan internasional
3. Menghasilkan lulusan Perhotelan yang percaya diri, jujur, mandiri, disiplin, inovatif,
kreatif, bertanggung jawab
4. Menghasilkan lulusan yang berkepribadian, kompeten, mampu mengembangkan
ilmu sesuai dengan perkembangan zaman berjiwa Pancasila dan berkarakter.
5. Menghasilkan lulusan Perhotelan yang mampu bersaing, bekerjasama dalam team
work, religius dan modern sehingga dapat menerapkan ilmu perhotelan secara
efektif.
6. Menghasilkan lulusan Perhotelan yang mampu melayani masyarakat dalam bidang
Perhotelan serta mampu dalam mengembangkan ilmu perhotelan yang berdedikasi
tinggi
II. Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata
1. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten
2. Menciptakan tenaga professional dan siap pakai yang kompeten sesuai dengan
standar kompetensi nasional dan internasional
3. Menghasilkan lulusan Usaha Layanan Pariwisata yang percaya diri, jujur, mandiri,
disiplin, inovatif, kreatif, bertanggung jawab
4. Menghasilkan lulusan Usaha Layanan Pariwisata yang berkepribadian, kompeten,
mampu mengembangkan ilmu sesuai dengan perkembangan zaman berjiwa
Pancasila dan berkarakter.

14
5. Menghasilkan lulusan Usaha Layanan Pariwisata yang mampu bersaing,
bekerjasama dalam team work, religius dan modern sehingga dapat menerapkan
ilmu perhotelan secara efektif.
6. Menghasilkan lulusan Usaha Layanan Pariwisata yang mampu melayani masyarakat
dalam bidang Usaha Layanan Wisata serta mampu dalam mengembangkan ilmu
yang berdedikasi tinggi seperti Reservasi, ticketing, domestic dan internasional, tour
planning, dan tour guiding.

III. Program Keahlian Kuliner


1. Program keahlian Kuliner bertujuan menyiapkan lulusan yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam bidang kompetensi Restoran
Servive, Kitchen Production, Pastry and Bakery serta Enterpreneur.
2. Program Keahlian Kuliner menyiapkan tenaga ahli menengah yang terampil dalam
melayani makanan dan minuman di Restoran maupun Hotel, membuat produk
makanan dan minuman, produk pastry and bakery, serta menghasilkan tamatan
yang siap kerja mandiri di Dunia Kerja bidang Kuliner.
3. Program Keahlian Kuliner menghasilkan tamatan yang berkualitas agar dapat
direkrut oleh hotel-hotel ternama baik di sekitar Riau, luar daerah maupun manca
Negara.
IV. Program Keahlian Kecantikan dan SPA
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang bertangung jawab
3. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki wawasan,
pengetahuan dan seni
4. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten dalam bidang SPA dan Kecantikan
5. Melatih peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam kompetesnsi SPA dan Kecantikan
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
melanjutkan pendidikan
V. Program Keahlian Busana
1. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja/ industri di bidang busana
( Fesyen ) yang professional

15
2. Menumbuh kembangkan karakteristik peserta didik sebagai profil pelajar Pancasila
yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan
keunggulan
3. Menyiapkan peserta didik agar mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja yang
sesuai dengan perkembangan industry busana ( Fesyen )
4. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
5. Menyiapkan program keahlian busana ( Fesyen ) sebagai sumber informasi dan pusat
budaya / trend busana dengan kearifan budaya local

VI. Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman


1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang bertangung jawab
3. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki wawasan,
pengetahuan dan seni
4. Menghasilkan lulusan yang berkarakter dalam bidang Broadcasting dan Perfilman
yang berdaya bersaing.
5. Menghasilkan lulusan yang mampu berinovasi untuk dapat menciptakan peluang
bagi karirnya.
6. Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional agar kompeten
dalam :
a. Pengoperasikan kamera video
b. Director of Photografy
c. Editing film fiksi dan non fiksi
d. Membuat film animasi 2D dan 3D
e. Menulis naskah film fiksi dan non fiksi
f. Menyutradarai film
g. Desain artistic film

16
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. INTRAKURIKULER
1. Struktur Kurikulum
a. Program Keahlian Perhotelan

ALOKASI
MATA PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Perhotelan ) 216

17
b. Konsentrasi Pilihan : 846

6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270


7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila
KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2

18
Jumlah B 16 16 32 32 36 44
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
8 8 4 4 4 -
Pelajar Pancasila

b. Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata


ALOKASI
MATA PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Usaha Layanan Pariwisata ) 216
b. Konsentrasi Pilihan : 846

6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270


7. Praktik Kerja Lapangan 792

19
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

20
KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2
Jumlah B 16 16 32 32 36 44
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
8 8 4 4 4 -
Pelajar Pancasila

21
c. Program Keahlian Kuliner

ALOKASI
MATA PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris dan /atau Bahasa Asing Lainnya Kejuruan 234
3. Logika dan Teknologi Digital 144
4. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Kuliner ) 216
b. Konsentrasi Pilihan : 846

6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270


7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

22
KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Kuliner 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2
Jumlah B 16 16 32 32 36 44

23
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
8 8 4 4 4 -
Pelajar Pancasila

d. Program Keahlian Kecantikan dan SPA


ALOKASI
MATA PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Kecantikan dan SPA ) 216
b. Konsentrasi Pilihan : 846

6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270


7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

24
KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Kecantikan dan SPA 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2
Jumlah B 16 16 32 32 36 44
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil 8 8 4 4 4 -

25
Pelajar Pancasila

e. Program Keahlian Busana


ALOKASI
MATA PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Busana ) 216
b. Konsentrasi Pilihan : 846

6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270


7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060

26
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Busana 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2

27
Jumlah B 16 16 32 32 36 44
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
8 8 4 4 4 -
Pelajar Pancasila

f. Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman

MATA ALOKASI
PELAJARAN
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah 144
6. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kejuruan (Broadcasting dan perfilman) 216
b. Konsentrasi Pilihan : 846

28
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5. Sejarah 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 16 16 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan

29
a. Dasar-dasar Broadcasting dan perfilman 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :

- - 15 15 17
6. PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Muatan Lokal 2 2 2 2 2
Jumlah B 16 16 32 32 36 44
Total 40 40 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
8 8 4 4 4 -
Pelajar Pancasila

2. PENETAPAN KONSENTRASI

SMK N 3 Pekanbaru akan mencoba memfasilitasi guru dan peserta didik agar
memiliki kebebasan untuk berinovasi dan belajar dengan mandiri dan kreatif,
diantaranya adalah dengan cara mendorong peserta didik pada program keahlian
untuk belajar sesuai dengan minatnya. Seperti diketahui bersama sebelum ini seluruh
Program Keahlian yang ada di SMK N 3 Pekanbaru wajib mengikuti semua mata
pelajaran yang ditawarkan, baik itu mata pelajaran kelompok umum maupun
kejuruan. Padahal keduanya merupakan 2 (dua) hal yang berbeda, dan peserta didik
pada umumnya hanya memiliki minat pada salah satu kelompok mata pelajaran.
Karena memang masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda.
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah program
keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi mempelajari kompetensi
yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan Dunia Kerja atau peluang usaha yang
akan ditempat oleh lulusan. Berdasarkan hal tersebut peserta didik pada seluruh
Program Keahlian yang ada di SMK N 3 Pekanbaru diizinkan mengambil satu
konsentrasi, karena konsentrasi dimaksudkan agar peserta didik benar-benar fokus
dan kompeten, sehingga siap memasuki Dunia Kerja atau bewirausaha.
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion peserta didik,
setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X), sehingga peserta didik
diharapkan benar-benar telah memahami secara mendalam ruang lingkup Program
Keahlian yang sudah dipilihnya, antara lain profesi kerja setelah lulus, jabatan dalam
pekerjaan, peluang usaha, jenis kompetensi, fasilitas yang digunakan, dan lain-lain.
Pihak sekolah dapat memberikan saran kepada peserta didik atas pilihannya,
berdasarkan dari pengamatan terhadap hasil kerja dan karya peserta didik selama

30
mengikuti pembelajaran pada fase E (kelas X). Sekolah juga dapat berkolaborasi
dengan psikolog untuk mengetahui bakat, minat, dan passion peserta didik.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai
instrumen pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk rapor.
3. Struktur Kurikulum Konsentrasi
9.Bidang Keahlian : Pariwisata
9.1 Program Keahlian : Usaha Layanan Pariwisata
Konsentrasi Keahlian : Usaha Layanan Pariwisata

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180

31
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Mapel Konsentrasi 1 P3W
c. Mapel Konsentrasi 2 Penghitungan tarif penerbangan
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

SISTEM PEELAJARAN KOLABORASI DAN REGULER

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti

32
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 P3W - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 Penghitungan tarif penerbangan - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

9.Bidang Keahlian : Pariwisata


9.2 Program Keahlian : Perhotelan
Konsentrasi Keahlian : Perhotelan
SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKA
PELAJARAN SI
WAKT
U

33
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian

b. Mapel Konsentrasi 1
c. Mapel Konsentrasi 2
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

34
SISTEM PEELAJARAN KOLABORASI DAN
REGULER

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Perhotelan 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 Front Office - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 House Keeping - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

35
9. Bidang Keahlian : Pariwisata
9.3.Program Keahlian : Kuliner
Konsentrasi Keahlian : Kuliner

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Mapel Konsentrasi 1 Food and Baverage Production
c. Mapel Konsentrasi 2 Food and Baverage service
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

36
SISTEM PEELAJARAN KOLABORASI DAN
REGULER

KEL
MATA AS
PELAJARAN X X X
I II
1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Kuliner 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 Food and Baverage Production - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 Food and Baverage service - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

37
9. Bidang Keahlian : Pariwisata
9.4 Program Keahlian : Kecantikan dan SPA
Konsentrasi Keahlian : Kecantikan dan SPA

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Mapel Konsentrasi 1 Beauty Therapist
c. Mapel Konsentrasi 2 Hair and Beauty
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504

38
SISTEM PEELAJARAN KOLABORASI DAN
REGULER

Pancasila

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Kecantikan dan SPA 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 Beauty Therapist - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 Hair and Beauty - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44

39
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

10. Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif


10.5.Program Keahlian : Broadcasting dan Perfilman
Konsentrasi Keahlian : Broadcasting dan Perfilman

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Mapel Konsentrasi 1 Fotography
c. Mapel Konsentrasi 2 Sinematography
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060

40
SISTEM PEELAJARAN KOLABORASI DAN
REGULER

Jumlah A dan B 4428


C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

41
SISTEM KOLABORASI DAN REGULER

PELAJARAN

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Broadcasting dan perfilman 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 Fotography - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 Sinematography - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

42
SISTEM KOLABORASI DAN REGULER

10. Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif


10.7 Program Keahlian : Busana
Konsentrasi Keahlian : Busana

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 306
2 Bahasa Inggris 234
3 Informatika 144
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Mapel Konsentrasi 1 Fashion Design
c. Mapel Konsentrasi 2 Fashion Production
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan 270
7 Praktik Kerja Lapangan 792
8 Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar 504
Pancasila

43
PEELAJARAN

KELAS
MATA X XI XII
PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
-
Esa dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1 Matematika Kejuruan 4 4 3 3 3 -
2 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3 Informatika 4 4 - - - -
4 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5 Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Busana 6 6 - - - -
b. Mapel Konsentrasi 1 Fashion Design - - -
c. Mapel Konsentrasi 2 Fashion Production - - -
6 PROJEK Kreatif dan Kewirausahaan - - -
7 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
8 Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
TOTAL 38 38 42 42 42 44
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 8 8 4 4 4

4. Capaian Pembelajaran

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

44
SISTEM KOLABORASI DAN REGULER

A. Rasional
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar
mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama
Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus
mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2)
sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih
sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam.
Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari‘at dan sejarah
peradaban Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi
peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai
persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan
lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan
menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari
segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan
dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara, sesama
manusia, maupun alam semesta.
Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang
mendalam tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai
perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (ḥabl
min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia
(ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam
proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses
belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning),
proses belajar yang berpihak pada anak (student centered learning), proses belajar yang
berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek
nyata dalam kehidupan (project based learning), dan proses belajar yang kolaboratif
(collaborative learning).Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan
yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan
menjadi peserta didik yang kreatif.
Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al- Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan

45
sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan
terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila
allaḥdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari
penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis,
dan bergotong royong.

46
B. Tujuan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:
1. memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu
menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
2. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsipprinsip
agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‗aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham
ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari baik dalam hubungannya dengan sang
pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip- prinsip Islam dalam berfikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
4. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan
pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme
ataupun liberalisme;
5. membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan
menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian
dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungansekitarnya;
dan
6. membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan
demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah),
persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan
senegara (ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan
budayanya.

C. Karakteristik Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur‘an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4)
Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam. Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.
Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Elemen Deskripsi
Al-Qur‘an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Hadis menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur‘an dan
hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta
didik dalam memahami makna secara tekstual dan
kontekstual serta mengamalkan

47
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan
penghargaan tinggi kepada Al-Qur‘an dan Hadis Nabi
sebagai pedoman hidup utama seorang muslim.

Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan


mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para
malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta
memahami konsep tentang hari akhir serta qadā‟ dan qadr.
Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam
melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.

Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan


keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai
keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik
dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan
akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik
(maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami
perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya
menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan
diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik
juga akan memahami pentingnya melatih
(riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan upaya sungguh- sungguh
dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya,
baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan
alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah). Pendidikan
Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan
menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian
atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang
ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk
pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai
keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .

Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan


aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia
dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan
dengan Allah Swt.
(„ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan
sesama manusia (mu„āmalah). Fikih mengulas berbagai
pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan
hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah
dan mu„āmalah.

48
Sejarah Peradaban Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup
Islam manusia dalam membangun peradaban dari
masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam
(SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah
dari sejarah masa
lalu, menganalisa pelbagai macam peristiw dan menyerap
berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para
generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah
sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis
dalam menghadapi permasalahan dan
menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa
sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan
menjadi keteladanaan (‗ibrah) dan menjadi inspirasi
generasi penerus bangsa dalam menyikap dan
menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi,
iptek, seni, dan lain-lain
dalam rangka membangun peradaban di zamannya.

Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)


Pada akhir Fase E, dalam elemen Al-Qur‘an dan Hadis, peserta didik mampu
menganalisis ayat Al-Qur‘an dan Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan
dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur‘an dengan
tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur‘an serta Hadis tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina;
dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan
dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif
dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah
perintah agama; dan membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta
menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati dan menjaga
kehormatan diri.
Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis makna syu‗ab al-īmān (cabang-
cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan makna syu‗ab
al-īmān (cabang- cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; meyakini bahwa
dalam iman terdapat banyak cabang-cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan
karakter sebagai cerminan cabang iman dalam kehidupan.
Dari elemen akhlak, peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak
mażmūmah; membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari sikap
mażmūmah; meyakini bahwa akhlak mażmūmah adalah larangan dan akhlak mahmūdah
adalah perintah agama; serta membiasakan diri untuk menghindari akhlak mażmūmah dan
menampilkan akhlak mahmūdah dalam kehidupan sehari-hari.

49
Dalam elemen fikih, peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih
mu‗āmalah dan al-kulliyyāt al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam; menyajikan
paparan tentang fikih mu‗āmalah dan al-kulliyyāt al-khamsah meyakini bahwa ketentuan
fikih mu‗āmalah dan al-kulliyyāt al-khamsah adalah ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa
kewirausahaan, kepedulian, dan kepekaan sosial.
Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis sejarah
dan peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline
sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya; meyakini
bahwa perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang
santun, moderat, bi al- ḥikmah wa al-mau„iẓat al-ḥasanah adalah perintah Allah Swt.;
membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta
semangat menghargai adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur‘an dan Peserta didik mampu menganalisis ayat Al-
Hadis Qur‘an dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi
dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan
pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur‘an
dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat
Al-Qur‘an serta Hadis tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya
dari pergaulan bebas dan zina; dapat menyajikan
konten dan paparan tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta
larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa
sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta
menghindari

pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah perintah


agama; dan membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan
etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina
dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan diri.

50
Akidah Peserta didik menganalisis makna syu‗ab al- īmān (cabang-
cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya;
mempresentasikan makna syu‗ab al-īmān (cabang-cabang iman),
pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam
iman terdapat banyak cabang-cabangnya; serta menerapkan
beberapa sikap dan karakter sebagai cerminan cabang iman dalam
kehidupan.

Akhlak Peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak


mażmūmah; membuat karya yang mengandung konten manfaat
menghindari sikap mażmūmah; meyakini bahwa akhlak
mażmūmah adalah larangan dan akhlak maḥmūdah adalah
perintah agama; serta membiasakan diri untuk menghindari
akhlak mażmūmah dan menampilkan akhlak maḥmūdah dalam
kehidupan seharihari.

Fikih Peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih


mu‗āmalah dan al-kulliyyāt alkhamsah (lima prinsip dasar hukum
Islam; menyajikan paparan tentang fikih mu‗āmalah dan al-
kulliyyāt alkhamsah meyakini bahwa ketentuan fikih mu‗āmalah
dan al-kulliyyāt al- khamsah adalah ajaran agama; serta
menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian, dan kepekaan
sosial.

Sejarah Peradaban Peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama
Islam penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline
sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan
memaparkannya; meyakini bahwa perkembangan peradaban di
Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun,
moderat, bi al-ḥikmah wa al-mau„iẓat al- ḥasanah adalah
perintah Allah Swt.; membiasakan sikap
kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta
semangat menghargai adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang
lain.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)

51
Pada akhir Fase F dalam elemen Al-Qur‘an dan Hadis, peserta didik dapat
menganalisis Al-Qur‘an dan Hadis tentang berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi,
toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi
beragama; mempresentasikan pesan-pesan Al-Qur‘an dan Hadis tentang pentingnya berfikir
kritis (critical thinking), ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan
manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama; membiasakan membaca
AlQur‘an dengan meyakini bahwa berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi,
memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama adalah
ajaran agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta damai,
semangat kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar, tabah, pantang menyerah, tawakal, dan
selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. dalam menghadapi ujian dan musibah, cinta tanah
air, dan moderasi dalam beragama.
Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis cabang-cabang iman, keterkaitan
antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar- dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam;
mempresentasikan tentang cabang-cabang iman, dasardasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam;
meyakini bahwa cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-
dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap tanggung
jawab, memenuhi janji, menyukuri nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur,
peduli sosial, ramah, konsisten, cinta damai, rasa ingin tahu dan pembelajar sepanjang hayat.
Dari elemen akhlak, peserta didik dapat memecahkan masalah perkelahian antarpelajar,
minuman keras (miras), dan narkoba dalam Islam; menganalisis adab menggunakan media
sosial dalam Islam, menganalisis dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala
dalam kehidupan sehari hari, sikap inovatif dan etika berorganisasi; mempresentasikan cara
memecahkan masalah perkelahian antarpelajar dan dampak pengiringnya, minuman keras
(miras), dan narkoba; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, dampak
negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari; meyakini
bahwa agama melarang melakukan perkelahian antarpelajar, minuman keras, dan narkoba,
munafik, keras hati, dan keras kepala, meyakini bahwa adab menggunakan media sosial
dalam Islam dapat memberi keselamatan bagi individu dan masyarakat dan meyakini bahwa
sikap inovatif dan etika berorganisasi merupakan perintah agama; membiasakan sikap taat
pada aturan, peduli sosial, tanggung jawab, cinta damai, santun, saling menghormati,
semangat kebangsaan, jujur, inovatif, dan rendah hati.
Dalam elemen fikih, peserta didik mampu menganalisis ketentuan pelaksanaan
khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad;
mempresentasikan tentang ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; menerapkan ketentuan khutbah, tablig,

52
dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan meyakini bahwa ijtihad
merupakan salah satu sumber hukum Islam; membiasakan sikap menebarkan Islam raḥmat li
al-ālamīn, komitmen, bertanggung jawab, menepati janji, adil, amanah, terbuka terhadap
ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan pendapat.
Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis peran dan
keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban
Islam di dunia, dan peran organisasiorganisasi Islam di Indonesia; mempresentasikan peran
dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban
Islam di dunia, dan peran ormas (organisasi masyarakat) Islam di Indonesia; mengakui
keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia, meyakini kebenaran perkembangan peradaban
Islam pada masa modern, peradaban Islam di dunia, meyakini pemikiran dan pergerakan
organisasi-organisasi Islam berdasarkan ajaran agama; membiasakan sikap gemar membaca,
menulis, berprestasi, dan kerja keras, tanggung jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan,
berkebinekaan global, menebarkan Islam raḥmat li al-ālamīn, rukun, damai, dan saling
bekerjasama.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran

53
Al-Qur‘an dan Peserta didik dapat menganalisis Al-Qur‘an dan Hadis tentang
Hadis berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi,
memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air
dan moderasi beragama; mempresentasikan pesan- pesan Al-
Qur‘an dan Hadis tentang pentingnya berfikir kritis (critical
thinking), ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi,
memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air
dan moderasi beragama; membiasakan membaca AlQur‘an
dengan meyakini bahwa berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan
teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah,
ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama adalah ajaran
agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis,
kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
dan teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta damai, semangat
kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar, tabah, pantang
menyerah, tawakal, dan selalu berprasangka baik kepada Allah
Swt. dalam menghadapi ujian dan musibah, cinta tanah air, dan
moderasi dalam beragama.

Akidah Peserta didik menganalisis cabang-cabang iman, keterkaitan


antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-
dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; mempresentasikan
tentang cabang-cabang iman, dasar-dasar, tujuan dan manfaat
ilmu kalam; meyakini bahwa cabang-cabang iman, keterkaitan
antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan
manfaat ilmu kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap
tanggung jawab, memenuhi janji, menyukuri nikmat,
memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial,
ramah, konsisten, cinta damai, rasa ingin tahu dan pembelajar
sepanjang hayat.

Akhlak Peserta didik dapat memecahkan masalah

54
perkelahian antarpelajar, minuman keras (miras), dan narkoba
dalam Islam; menganalisis adab menggunakan media sosial
dalam Islam, menganalisis dampak negatif sikap munafik, keras
hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari, sikap
inovatif dan etika berorganisasi; mempresentasikan cara
memecahkan masalah perkelahian antarpelajar dan dampak
pengiringnya, minuman keras (miras), dan narkoba;
menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam,
dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala
dalam kehidupan sehari hari; meyakini bahwa agama melarang
melakukan perkelahian antarpelajar, minuman keras, dan
narkoba, munafik, keras hati, dan keras kepala, meyakini
bahwa adab menggunakan media sosial dalam Islam dapat
memberi keselamatan bagi individu dan masyarakat dan
meyakini bahwa sikap inovatif dan etika berorganisasi
merupakan perintah agama;
membiasakan sikap taat pada aturan, peduli sosial, tanggung
jawab, cinta damai, santun, saling menghormati, semangat
kebangsaan, jujur, inovatif, dan rendah hati.

Fikih Peserta didik mampu menganalisis ketentuan pelaksanaan


khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam,
mawaris, dan konsep ijtihad; mempresentasikan tentang
ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad;
menerapkan ketentuan khutbah, tabligh, dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan meyakini bahwa ijtihad
merupakan salah satu sumber hukum Islam; membiasakan
sikap menebarkan Islam raḥmat li al-ālamīn, komitmen,
bertanggung jawab, menepati janji, adil, amanah, terbuka
terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan
pendapat.

Sejarah Peradaban Peserta didik mampu menganalisis peran dan

55
Islam keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia,
perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran organisasi-
organisasi Islam di Indonesia; mempresentasikan peran dan
keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia,
perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran ormas
(organisasi masyarakat) Islam di Indonesia; mengakui
keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia, meyakini
kebenaran perkembangan peradaban Islam pada masa modern,
peradaban Islam di dunia, meyakini pemikiran dan pergerakan
organisasi-organisasi
Islam berdasarkan ajaran agama; membiasakan sikap gemar
membaca, menulis, berprestasi, dan kerja keras, tanggung
jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan, berkebinekaan
global, menebarkan Islam raḥmat li alālamīn, rukun, damai, dan
saling bekerjasama.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI


PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5)
mengamanatkan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia. Hal itu diperkuat oleh tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang
dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Pasal
37 Ayat (1) menegaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat,
huruf a pendidikan agama. Kemudian dalam penjelasanny menyebutkan bahwa pendidikan
agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Dengan demikian, pendidikan
agama dapat menjadi perekat bangsa dan memberikan anugerah yang sebesar-sebesarnya bagi
kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pendidikan agama memberikan penekanan pada
pembentukan iman, takwa, dan akhlak mulia menyiratkan bahwa pendidikan agama bukan
hanya bertujuan mengasah kecerdasan spiritual dan iman juga aspek ketaatan pada ajaran
agama. Namun lebih dari itu, pendidikan agama harus mampu membentuk manusia yang
manusiawi. Jadi, mengukur keberimanan peserta didik tidak hanya dilihat dari ketakwaan dan

56
ketaatan pada ajaran agama serta pengetahuan secara kognitif melainkan apakah peserta didik
telah menjadi manusia yang manusiawi.
Keberadaan Indonesia sebagai negara dan bangsa yang didirikan di atas keberagaman
membutuhkan topangan dari rakyatnya yang menyadari adanya keberagaman itu, mampu
menerima dan menghargai keberagaman yang ada dan itu harus dibuktikan melalui sikap yang
manusiawi yang terukur dalam tindakan hidup. Untuk mencapai cita-cita pendidikan tersebut,
diperlukan pula pengembangan ketiga dimensi moralitas peserta didik secara terpadu, yaitu:
moral knowing, moral feeling, dan moral action. Pertama, moral knowing, meliputi: 1. Moral
awareness, kesadaran moral (kesadaran hati nurani); 2. Knowing moral values (pengetahuan
nilai-nilai moral), terdiri atas rasa hormat tentang kehidupan dan kebebasan, tanggung jawab
terhadap orang lain, kejujuran, keterbukaan, toleransi, kesopanan, disiplin diri, integritas,
kebaikan, perasaan kasihan, dan keteguhan hati; 3. Perspective-taking (kemampuan untuk
memberi pandangan kepada orang lain, melihat situasi seperti apa adanya, membayangkan
seseorang seharusnya berpikir, bereaksi, dan merasakan); 4, Moral reasoning (pertimbangan
moral) adalah pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan bermoral dan mengapa kita
harus bermoral; 5. Decision making (pengambilan keputusan) adalah kemampuan mengambil
keputusan dalam menghadapi masalah-masalah moral; 6. Self-knowledge (kemampuan untuk
mengenal atau memahami diri sendiri). Kemampuan ini paling sulit untuk dicapai, tetapi
perlu untuk pengembangan moral. (Lickona, 1991).
Kedua, moral feeling (perasaan moral), meliputi enam aspek penting, yaitu: 1.
Conscience (kata hati atau hati nurani), yang memiliki dua sisi, yakni sisi kognitif
(pengetahuan tentang apa yang benar) dan sisi emosi (perasaan wajib berbuat kebenaran); 2.
Self-esteem (harga diri). Jika kita mengukur harga diri sendiri berarti kita menilai diri sendiri.
Jika menilai diri sendiri berarti merasa hormat terhadap diri sendiri; 3. Empathy (kemampuan
untuk mengidentifikasi diri dengan orang lain, atau seolah-olah mengalami sendiri apa yang
dialami dan dilakukan orang lain); 4. Loving the good (cinta pada kebaikan), yang merupakan
bentuk tertinggi dari karakter, termasuk menjadi tertarik dengan kebaikan yang sejati. Jika
orang cinta pada kebaikan, maka mereka akan berbuat baik dan memiliki moralitas; 5. Self-
control (kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri), dan berfungsi untuk mengekang
kesenangan diri sendiri; dan, 6. Humility (kerendahan hati), yaitu kebaikan moral yang
kadang-kadang dilupakan atau diabaikan, pada hal ini merupakan bagian penting dari
karakter yang baik. (Lickona, 1991)
Ketiga, moral action (tindakan moral), meliputi tiga aspek penting, yaitu: 1.
Competence (kompetensi moral), yaitu kemampuan untuk menggunakan pertimbangan-
pertimbangan moral dalam berperilaku moral yang efektif; 2. Will (kemauan), yakni pilihan
yang benar dalam situasi moral tertentu, biasanya merupakan hal yang sulit; 3. Habit
(kebiasaan), yakni suatu kebiasaan untuk bertindak secara baik dan benar. (Lickona, 1991).

57
Tiga dimensi moralitas peserta didik ini, yaitu: moral knowing, moral feeling, dan moral
action hanya dapat diwujudkan dalam tindakan. Hal itu terwujud jikalau pembelajaran
pendidikan agama memberikan pengalaman belajar yang dibentuk dalam sebuah proses
berpikir yang dapat membangun daya kritis peserta didik. Dalil-dalil agama bukanlah sesuatu
yang harus diterima secara taken for granted namun harus diolah dalam suatu proses berpikir
yangmembutuhkan nalar atau akal sehat.
Pendidikan agama membutuhkan pembelajaran yang ditopang oleh akal sehat atau
common sense sehingga peserta didik tidak jatuh kedalam fatalisme beragama. Apa yang
menurut Thomas Groome seorang Teolog dan Pakar Pendidikan Agama Kristen, sebuah
proses yang terukur lewat praksis atau tindakan hidup. Bukan sekadar ―tindakan‖ hidup
namun sebuah proses yang melibatkan manusia secara utuh, baik itu pikiran, perasaan,
maupun keterampilan. Prinsip pembelajaran ini dipertegas dalam taksonomi Bloome, tujuan
pendidikan meliputi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sejalan dengan itu, pemikiran tersebut di atas sesuai dengan prioritas dalam
pembangunan Nasional yang dituangkan secara yuridis formal dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 (UU Nomor 17 Tahun 2007), yaitu
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila. RPJPN Tahun 2005-2025 ini kemudian dijabarkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menegaskan
bahwa pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas dari sebelas prioritas
pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu II. RPJMN menyatakan bahwa tema prioritas
pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan.
Bagian ke empat dari 7 (tujuh) Agenda Pembangunan Nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 adalah Revolusi
Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Revolusi mental sebagai gerakan kebudayaan
memiliki kedudukan penting dan berperan sentral dalam pembangunan untuk mengubah cara
pandang, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, yang
dilaksanakan secara terpadu dan bertumpu pada: 1. Revolusi mental dalam sistem pendidikan;
2. Revolusi mental dalam tata kelola pemerintahan; dan, 3. Revolusi mental dalam sistem
sosial. Bersandingan dengan itu, revolusi mental diperkuat melalui upaya pemajuan dan
pelestarian kebudayaan, memperkuat moderasi beragama; dan meningkatkan budaya literasi,
inovasi, dan kreativitas.
Pengembangan pendidikan diarahkan bagi pembinaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Agama diyakini sebagai acuan pembentukan sikap, moral, karakter,
spiritualitas, berpikir dan bertindak sesuai keyakinan imannya. Berbagai harapan tersebut
dapat dicapai melalui proses internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, dan bangsa Indonesia. Nilai moderasi beragama diimplementasikan dalam sikap

58
keterbukaan, kebebasan berpikir, sadar akan keterbatasan, kerendahhatian, dan berpikir untuk
kemanusiaan. Ajaran Kristen dalam nuansa moderasi beragama sangat dibutuhkan untuk
menginternalisasikan karakter kekristenan yang toleran, terbuka, humanis, penuh kasih dan
damai yang sejati. Keadaan ini bersandingan dengan tujuan pendidikan nasional yang
diarahkan pada berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Moderasi beragama merupakan wadah untuk menumbuhkan toleransi dalam
kehidupan bermasyarakat, bagi terwujudnya ―Tri- Kerukunan Umat Agama‖ di Indonesia,
yakni: kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan
antara umat beragama dengan pemerintah. Nilainilai moderasi beragama senantiasa mejadi
sikap penting bagi umat beragama melaksanakan tugas panggilan dalam interaksi dengan
sesama. Seluru eksistensi orang percaya dipanggil dan diutus melaksanakan pekerjaan Tuhan
di dunia. Komponen esensial kepribadian manusia adalah nilai (values) dan kebajikan
(virtues). Kondisi ini merupakan dasar pengembangan kehidupan manusia yang memiliki
peradaban, kebaikan, dan kebahagiaan secara individual maupun sosial. Pelayanan pendidikan
agama Kristen sebagai perpanjangan tangan gereja yang berfungsi sebagai penyemaian iman
kristiani, pengembangan kedewasaan spiritualitas, dan jadi pelaku Firman (bnd. Yakobus
1:22) serta menghasilkan buah (Yoh. 16:16).
Bagi masyarakat suatu bangsa, pendidikan merupakan suatu kebutuhan mendasar dan
menentukan masa depannya. Seiring dengan arus globalisasi, keterbukaan, serta kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan akan semakin dihadapkan dengan berbagai
tantangan dan permasalahan yang lebih kompleks. Pendidikan nasional perlu dirancang agar
mampu melahirkan sumber daya manusia yang andal, tangguh, unggul, dan kompetitif. Oleh
karena itu, kurikulum pendidikan kita pada umumnya dan pendidikan agama pada khususnya
perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjawab tantangan dan dinamika yang
terjadi.
Umat manusia dihadapkan pada hal-hal baru yang muncul begitu cepat sebagai tantangan
zaman yang harus dihadapi. Perubahan budaya, sosial, kemasyarakatan, gaya politik, arah
hidup dan lainnya merupakan implikasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dunia ini tengah menghadapi wabah Covid-19 yang memengaruhi berbagai bidang kehidupan
termasuk pendidikan. Masyarakat di dunia ―dipaksa‖ untuk menyesuaikan diri dan
beradaptasi dengan perubahan ini. Model pembelajaran konvensional yang dibatasi oleh ruang
kelas tidak lagi dapat dipertahankan. Dunia pendidikan dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi yang ada. Pemanfaatan teknologi bagi peningkatan mutu pembelajaran perlu
semakin ditingkatkan. Sejalan dengan itu desain kurikulum harus mampu menjawab tantangan
perubahan yang ada. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem pendidikan yang tidak hanya baik,

59
tetapi juga memiliki muatan yang kuat sebagai bekal dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang ada.
Mengacu pada latar belakang tersebut, maka dipandang perlu melakukan
penyederhanaan Kurikulum 2013 yang dapat dipergunakan dalam berbagai kondisi serta
dalam menghadapi berbagai perubahan dan dinamika masyarakat. Penyusunan capaian
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti didasarkan pada
Kurikulum 2013 yang terdiri atas dua elemen, yaitu: Allah Tritunggal dan Nilai-nilai
Kristiani. Dua elemen tersebut masih sangat umum dan belum dapat menggambarkan
substansi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen secara spesifik. Untuk itu, dalam
penyederhanaan kurikulum, dirumuskan empat elemen yang dapat mengakomodir seluruh
substansi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada jenjang SD, SMP,
dan SMA. Masing-masing elemen dan sub elemen merupakan pilar dalam pengembangan
Capaian Pembelajaran dan materi pembelajaran. B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan untuk membantu
peserta didik:
1. mengenal serta mengimani Allah yang berkarya menciptakan alam semesta dan
manusia;
2. mengimani keselamatan kekal dalam karya penyelamatan Yesus Kristus;
3. mensyukuri Allah yang berkarya dalam Roh Kudus sebagai penolong dan pembaru
hidup manusia;
4. mewujudkan imannya dalam perbuatan hidup setiap hari dalam interaksi dengan
sesamadan memelihara lingkungan hidup;
5. memahami hak dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga negara serta cinta
tanah air;
6. membangun manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggung
jawab dan berakhlak mulia serta menerapkan prinsip moderasi beragama dalam
masyarakat majemuk;
7. membentuk diri menjadi anak-anak dan remaja Kristen yang memiliki kedewasaan
berpikir, berkata-kata dan bertindak sehingga menampakkan karakter kristiani;
8. membentuk sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan intern dan antara umat
beragama, serta umat beragama dengan pemerintah;
9. memiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan Firman Allah; dan
10. mewujudkan peran nyata di tengah keluarga, sekolah, gereja, dan masyarakat
Indonesia yang majemuk.

60
C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Sebagai implementasi Pasal 31, Undang Undang Dasar 1945, lahir UndangUndang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan bahwa
―Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab‖. Secara khusus, ketentuan penyelenggaraan pendidikan agama sebagaimana diatur
dalam Pasal 12 ayat (1) menegaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak: butir a menegaskan: ―mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama‖. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa
begitu serius pemerintah memperjuangkan pendidikan sebagai indikasi keberhasilan suatu
bangsa dan negara.
Pengembangan pemikiran pembinaan pendidikan menjadi penting dalam menyikapi
fenomena tantangan kehidupan yang kompleks dalam era globalisasi informasi dan
komunikasi ini, yang dikenal sebagai abad pengetahuan, membawa banyak kemajuan dan
tantangan sebagai konsekuensi logis kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada Abad
21 pesrta didik harus mampu berkarya dan memenangkan persaingan, menuntut penguasaan
berbagai kemampuan yang memaknai kehidupan. Pendidikan yang memperlengkapi manusia
untuk dapat bertahan hidup, bertumbuh, berinovasi, menjadi unggul, dan terkemuka dalam
menjalani kehidupan di era globalisasi yang terus berkembang. Pendidikan tidak hanya
membangun efektivitas (effectiveness), tetapi juga untuk mengejar pemenuhan diri
(fulfillment), pelaksanaan yang penuh semangat (passionate execution), dan sumbangan yang
bermakna (significant contribution) bagi kehidupan.
Pendidikan Kristen yang tertuang dalam PP No. 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan memiliki 2 (dua) bentuk pendidikan, yaitu: Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Keagamaan. Pendidikan Agama dalam hal ini Pendidikan Agama
Kristen dan Budi Pekerti, disajikaan dalam bentuk mata pelajaran pada semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan. Pasal 2 Ayat (1) dan (2), menyatakan bahwa Pendidikan agama berfungsi
membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan
antar umat beragama. Selanjutnya, Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama
yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Implementasi Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah membentuk kepribadian manusia
yang matang secara intelektual, emosional, spiritual, dan berkarakter.

61
Hakikat PAK berdasarkan hasil Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di
Indonesia tahun 1999 adalah Usaha yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan dalam
rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat
memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam
kehidupan seharihari, terhadap sesama dan lingkungan. Setiap orang yang terlibat dalam
proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan kebenaran dan tanda-
tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas dalam
konteks masyarakat majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemuk dipandang sebagai berkat
Tuhan dan dalam konteks pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang
Kristen untuk membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan iman orang
Kristen ini secara historis telah dibangun sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh
karena itu, karakteristik Pendidikan Agama Kristen yang kontekstual harus menegaskan peran
hidup orang beriman dalam mewujudkan tanggungjawabnya membangun bangsa Indonesia
yang berketuhanan, bersatu, setara, dan berkeadilan, serta menghargai kemajemukan dalam
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Pendidikan Agama Kristen harus mampu menyikapi perkembangan zaman, sehingga
peserta didik mampu menyelesaikan dan menjawab segala problematika yang dihadapi.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Kristen harus memiliki muatan pembelajaran
kontekstual, artinya materi yang ada di dalam Pendidikan Agama Kristen selalu dikaitkan
dengan situasi dan konteks agar dapat menjelaskan kasus-kasus yang dialami dalam
kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari kajian bagi program pendidikan Kristen, yaitu: 1)
Pelaku telah diberi karunia Roh; 2) Bertujuan mendewasakan umat melayani; 3)
Menghasilkan dan hubungan harmonis; 4) Bersifat kebenaran teologis; 5) Penuh kasih karunia
dan kebenaran; 6) Saling membantu dan berkembang secara harmonis.
Pendidikan Agama Kristen di Indonesia berlangsung dalam keluarga, gereja dan lembaga
pendidikan formal. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di lembaga pendidikan formal
menjadi tanggung jawab utama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen,
Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Gereja. Oleh karena itu
kerjasama yang bersinergi antara lembaga- lembaga tersebut perlu terus dibangun.
Berdasarkan karakteristik Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti disusun empat elemen
yang mengikat capaian pembelajaran dan materi dalam satu kesatuan yang utuh pada semua
jenjang. Secara holistik capaian pembelajaran dan lingkup materi mengacu pada empat
elemen tersebut yang selalu diintegrasikan dengan Alkitab.
Elemen dan deskripsi Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

62
No. Elemen Deskripsi
Pada elemen Allah berkarya peserta didik belajar untuk memahami
Allah yang diimaninya sebagai Pencipta, Pemelihara, Penyelamat, dan
Pembaru. Manusia diciptakan menurut gambar Allah yang diberi
mandat untuk membangun, memanfaatkan, dan memelihara ciptaan
Allah bagi kesejahteraan manusia. Allah memelihara manusia dengan
menciptakan flora dan fauna bagi keseimbangan ekosistem dan
kebutuhan manusia. Allah hadir dalam berbagai peristiwa kehidupan.
Allah melengkapi manusia dengan kemampuan berpikir, berkarya dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Manusia
diselamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Manusia menjalani
1. kehidupan sebagai makhluk sosial yang berbudaya, mengembangkan
Allah Berkarya demokrasi, dan hak azasi manusia. Allah membarui manusia melalui
karya Roh Kudus.

Pada elemen manusia dan nilai-nilai kristiani peserta didik


belajar tentang hakikat manusia
sebagai ciptaan Allah yang terbatas. Dalam
keterbatasannya, manusia diberi hak dan tanggung jawab.
Memahami dan menerapkan

Manusia dan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari, melalui sikap rendah
2. Nilai-nilai hati, peduli terhadap sesama, menerapkan kasih, setia dan keadilan.
Kristiani dalam kehidupan. Perwujudan nilai-nilai kristiani juga
nampak melalui sikap kritis terhadap berbagai
bentuk diskriminasi, menghargai perbedaan,
rukun, toleran serta menerapkan disiplin hidup dalam
masyarakat majemuk.

63
Pada elemen gereja dan masyarakat majemuk peserta didik belajar
tentang hidup bergereja dan bermasyarakat serta memahami tanggung
jawab terhadap gereja, bangsa dan negara. Peserta didik memahami
Gereja dan makna kehadiran gereja bagi umat Kristen dan dunia serta
3. Masyarakat mengkritisi berbagai
Majemuk

bentuk pelayanan gereja. Mensyukuri keragaman suku, budaya bangsa,


dan agama sebagai anugerah Allah. Mengembangkan kehidupan
harmonis dalam kehidupan bersama melalui sikap terbuka, toleran, dan
inklusif terhadap sesama dalam masyarakat majemuk. Memahami
modelmodel dialog dan kerja sama antar umat beragama dalam rangka
moderasi beragama.

Pada elemen alam dan lingkungan hidup, peserta didik belajar


membangun hubungan yang harmonis dengan alam, memelihara dan
melestarikan alam sebagai wujud syukur kepada Allah. Pada elemen
ini peserta didik mensyukuri bahwa Allah Mahakuasa hadir melalui
Alam dan alam ciptaan. Menyadari bahwa manusia diberi tugas oleh Allah
untuk mengolah dan memelihara alam dengan mengkritisi tindakan
4. Lingkungan
manusia yang merusak alam dan menerapkan sikap ugahari.
Hidup

Elemen dan Sub Elemen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
No Elemen Sub Elemen
Allah Pencipta
Allah Pemelihara
1. Allah Berkarya Allah Penyelamat
Allah Pembaharu
2. Manusia dan Nilai-nilai Hakikat Manusia
Kristiani Nilai-nilai Kristiani
3. Gereja dan Masyarakat Tugas Panggilan Gereja
Majemuk Masyarakat Majemuk
Alam dan Alam Ciptaan Allah
4. Lingkungan Hidup Tanggung Jawab Manusia Terhadap Alam

64
Implementasi elemen dan sub elemen di atas, proses penalarannya bersumber dari
Kitab Suci. Peserta didik belajar membaca dan merenungkan Kitab Suci yang berisi
pengajaran iman Kristen sebagai acuan dalam kehidupan.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
setiap Fase
Capaian pembelajaran (CP) ditempatkan dalam fase-fase menurut usia dan jenjang
pendidikan yang dikelompokkan dalam kelas mulai dari fase A hingga fase F.
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Peserta didik bertumbuh sebagai manusia dewasa secara holistik, baik secara biologis,
sosial maupun spiritual dan keyakinan iman. Aktualisasi pribadi yang dewasa harus didukung
oleh kesadaran akan kemahakuasaan Allah. Rasa bersyukur dan kritis dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup termasuk dalam menyikapi konsekuensi logis perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan pertumbuhan menjadi dewasa, maka peserta didik
memiliki hidup baru dalam Kristus. Menjadi manusia baru dibuktikan dengan cara
mengembangkan kesetiaan, kasih, keadilan dan bela rasa terhadap sesama serta memiliki
perspektif baru terhadap pemeliharaan dan perlindungan terhadap alam. Praktik hidup sebagai
manusia dewasa yang sudah hidup baru diwujudkan juga dalam pemahamannya terhadap
keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidik utama. Hidup sebagai manusia dewasa juga
dibuktikan melalui komitmen dan praktik hidup yang berpihak pada penyelamatan alam.
Terus membaharui diri dan membangun pemahaman yang komprehensive mengenai nilai-
nilai iman Kristen yang diwujudkan dalam praktik kehidupan.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Sub Elemen Capaian Fase E
1. Allah Allah Pencipta Menganalisis pertumbuhan diri sebagai pribadi
Berkarya dewasa melalui cara berpikir, berkata dan
bertindak

Allah Memahami bentuk-bentuk


Pemelihara pemeliharaan Allah dalam kehidupan
Allah Penyelamat Memahami nilai-nilai iman Kristen dalam
keluarga serta menjabarkan peran keluarga dan
orang tua sebagai pendidik utama

Allah Pembaru Mengakui bahwa Allah membarui hidup orang


beriman

65
2. Manusia dan Hakikat Menganalisis indikator manusia yang bertumbuh
Nilai-nilai Manusia menjadi dewasa

Kristiani Nilai-nilai Kristiani Menerapkan prinsip kesetiaan, kasih dan


keadilan dalam kehidupan sosial yang lebih luas

3. Gereja dan Tugas Panggilan Menganalisis issu-issu ras, etnis dan gender dalam
Masyarakat Gereja rangka mewujudkan keadilan

Majemuk
Masyarakat Memahami sekolah sebagai lembaga pendidik
Majemuk
4. Alam dan Alam Ciptaan Memahami berbagai bentuk tindakan pencegahan
Allah kerusakan alam
Lingkungan
Hidup Tanggung Jawab Mengkritisi tindakan manusia dalam
Manusia tanggungawabnya memelihara alam ciptaan Allah

Terhadap Alam

Fase F (Umumnya untuk kelas XI-XII SMA)


Pada fase F peserta didik telah mencapai tahap sebagai manusia dewasa dan
memiliki hidup baru, maka pada fase ini, peserta didik terus berproses menjadi lebih
dewasa terutama dalam menjalankan tanggung jawab sosial kemasyarakatan. Identitas
peserta didik sebagai remaja Indonesia yang beragama Kristen ditampakkan melalui
tanggung jawab sebagai anggota gereja dan warga negara. Pada fase ini peserta didik
memiliki tanggung jawab sosial kemasyarakatan yang lebih luas, Yaitu: turut serta
memperjuangkan keadilan, kebenaran, kesetaraan, demokrasi, hak azasi manusia, serta
moderasi beragama. Peserta didik menjadi pembawa damai sejahtera dalam kehidupan
tanpa kehilangan identitas. Peserta didik memahami, menghayati, dan mewujudkan
kedewasaan iman yang ditunjukkan melalui kemampuan peserta didik beradaptasi dalam
berbagai kondisi. Aktualisasi kedewasaan didukung kesadaran akan adanya Allah yang
berkarya, mencipta, memelihara, menyelamatkan dan membarui manusia serta dunia
sebagai kesadaran akan harkat kemanusiaan dan penerapan nilai-nilai kristiani.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Sub Elemen Capaian Fase F
1. Allah Allah Pencipta Mengalisis perkembangan kebudayaan, ilmu
Berkarya pengetahuan dan teknologi, memahami
demokrasi dan HAM sebagai anugerah Allah dan
menjabarkannya

66
dalam praktik

Allah Mensyukuri dan mengembangkan talenta


Pemelihara pemberian Allah dan
menggunakannya untuk kepentingan bangsa

Allah Menganalisis tantangan dalam kehidupan


Penyelamat keluarga dan membangun komunikasi yang baik
serta
mewujudkan nilai-nilai demokrasi dan HAM pada
konteks lokal dan global

Allah Pembaru Memahami bahwa Allah membaharui,


memulihkan kehidupan keluarga, gereja dan
bangsa

2. Manusia dan Hakikat Mewujudkan tanggung jawabnya sebagai


Nilai-nilai Manusia manusia dewasa serta memahami keadilan
sebagai dasar demokrasi dan HAM.
Kristiani

Nilai-nilai Memahami nilai iman sebagai landasan hidup


Kristiani berkeluarga, bersikap proaktif dalam keluarga
dan masyarakat serta memahami makna damai
sejahtera menurut Alkitab dan memjadi pembawa
damai sejahtera dalam kehidupan

3. Gereja dan Tugas Panggilan Menelaah karakter tokoh-tokoh dialog antar umat
Masyarakat Gereja beragama yang mengabdikan hidupanya bagi
persaudaraan dan solidaritas serta menganalisis
Majemuk issu-issu ras, etnis, dan gender dalam rangka
mewujudkan keadilan.

Masyarakat Melakukan transformasi sosial dalam lingkup


Majemuk masyarakat majemuk, serta berpartisipasi aktif
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dalam
rangka

67
mewujudkan moderasi beragama

3. Alam dan Alam Ciptaan Memahami prinsip pemeliharaan dan pelestarian


Lingkungan Allah alam serta keutuhan ciptaan Allah.

Hidup
Tanggung Jawab taggung jawab memelihara alam dan memahami
Manusia mewujudkannya dalam
Terhadap Alam tindakan serta menerapkan sikap ugahari demi
kelestarian alam.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI


A. Rasional Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendidikan pada dasarnya
merupakan tanggungjawab utama dan pertama orangtua, demikian pula dalam hal
pendidikan iman anak. Pendidikan iman pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di
lingkungan keluarga, tempat dan lingkungan dimana anak mulai mengenal dan
mengembangkan iman. Pendidikan iman yang dimulai dalam keluarga perlu dikembangkan
lebih lanjut dalam Gereja (Umat Allah), dengan bantuan pastor paroki, katekis dan guru
Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
Negara juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi agar pendidikan iman bisa
terlaksana dengan baik sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. Salah satu
bentuk dukungan negara adalah dengan menyelenggarakan pendidikan iman (agama) secara
formal di sekolah yaitu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti .
Belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti mendorong peserta didik menjadi
pribadi beriman yang mampu menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-
hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti membekali peserta didik
dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang bersumber dari Kitab Suci, Tradisi, Ajaran
Gereja (Magisterium), dan pengalaman iman peserta didik. Kurikulum Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti diharapkan mampu mengembangkan kemampuan memahami,
menghayati, mengungkapkan dan mewujudkan iman para peserta didik. Mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti disusun secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran iman Gereja Katolik, dengan tetap
memperhatikan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan

68
juga untuk menciptakan hubungan antar umat beragama yang harmonis dalam masyarakat
Indonesia yang majemuk demi terwujudnya persatuan nasional.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan:
1. agar peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap membangun
hidup yang semakin beriman (beraklak mulia);
2. membangun hidup beriman Kristiani yang berarti membangun kesetiaan pada Injil
Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan
Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, situasi dan perjuangan untuk
perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan
kesetiaan, dan kelestarian lingkungan hidup; dan
3. mendidik pesera didik menjadi manusia paripurna yang berkarakter mandiri,
bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global sesuai dengan
tata paham dan tata nilai yang diajarkan dan dicontohkan oleh Yesus Kristus
sehingga nilai-nilai yang dihayati dapat tumbuh dan membudaya dalam sikap dan
perilaku peserta didik.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti diorganisasikan dalam
lingkup empat elemen konten dan empat kecakapan. Empat elemen konten tersebut
adalah:
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Elemen ini membahas tentang diri sebagai lakilaki atau
perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan
kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk
membangun relasi dengan sesama serta lingkungannya
sesuai dengan
Tradisi Katolik.
Yesus Kristus Elemen ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus
yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah,
seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru, agar peserta didik berelasi
dengan Yesus Kristus dan meneladani-Nya.

Gereja Elemen ini membahas tentang makna Gereja agar


peserta didik mampu mewujudkan kehidupan
menggereja.

69
Masyarakat Elemen ini membahas tentang perwujudan iman dalam
hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan
Tradisi Katolik.

Kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah
memahami, menghayati, mengungkapkan, dan mewujudkan. Dengan memiliki kecakapan
memahami, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman ajaran iman Katolik yang otentik.
Kecakapan menghayati membantu peserta didik dapat menghayati iman Katoliknya sehingga
mampu mengungkapkan iman dalam berbagai ritual ungkapan iman dan pada akhirnya
mampu mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kecakapan ini
merupakan dasar pengembangan konsep belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi


Pekerti setiap Fase
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, peserta didik memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai
laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; yang memiliki suara
hati, sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa,
ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini; memahami Kitab Suci, Tradisi Suci dan
Magisterium sebagai sumber untuk mengenal pribadi Yesus dan karya-Nya; memahami peran
Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal; meneladan Yesus sebagai idola, sahabat sejati, Putera
Allah dan Juru selamat serta membangun hidup yang berpolakan pribadi Yesus Kristus
dalam mewujudkan imannya di tengah masyarakat.

Fase E Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai pibadi yang unik,
setara antara laki-laki dan perempuan, serta memiliki kean sebagai Citra
Allah; memiliki suara hati sehingga mampu bersikap kritis dan
bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya
hidup yang berkembang saat ini.

70
Yesus Kristus Peserta didik memahami Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, Tradisi Suci dan Magisterium sebagai sumber untuk mengenal
pribadi Yesus dan karya-Nya yang mewartakan dan memperjuangkan
Kerajaan Allah, sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke
surga; memahami peran Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal. Pada
akhirnya peserta didik mampu meneladan Yesus sebagai idola, sahabat
sejati, Putera Allah dan Juru selamat serta membangun
hidup yang berpolakan pribadi Yesus Kristus sebagai perwujudan
imannya di tengah masyarakat.
Gereja -

Masyarakat -

Fase F (Umumnya untuk kelas X dan XII SMA)


Pada akhir Fase F, peserta didik memahami arti, makna, dan sifat Gereja; karya
pastoral Gereja; peran hierarki dan awam; ajaran sosial dan Hak Asasi Manusia;
mengembangkan budaya kasih, menghormati kehidupan; memahami makna panggilan hidup,
nilai- nilai penting dalam masyarakat, menghargai keberagaman, membangun dialog dan
kerjasama; mewujudkan sifat serta karya pastoral Gereja di dalam kehidupan sehari-hari di
tengah keluarga, Gereja dan masyarakat.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mampu memahami makna panggilan hidup (berkeluarga,
membiara, karya/profesi).
Yesus Kristus -
Gereja Peserta didik mampu memahami arti dan makna Gereja, sifat Gereja
(Satu, Kudus, Katolik, Apostolik), peran hierarki dan awam dalam
Gereja, karya pastoral Gereja (Liturgia, Kerygma, Martyria, Koinonia,
Diakonia).

Masyarakat Peserta didik mampu memahami hubungan Gereja dan dunia, Ajaran
Sosial Gereja, Hak Asasi Manusia dalam terang Kitab Suci dan Ajaran
Gereja; mengembangkan budaya kasih, menyadari hidup itu milik
Allah (contoh kasus moral aktual: aborsi, bunuh diri, euthanasia dan
hukuman mati), memilih gaya hidup sehat (bebas dari HIV/AIDS dan
obat terlarang). Pada akhirnya peserta didik dapat mengambil bagian
dalam mewujudkan sifat-sifat dan karya pastoral
Gereja dalam hidupnya serta menjadi agen dalam pengembangan moral
hidup kristiani dalam masyarakat.
Peserta didik mampu memperjuangkan nilai-nilai penting dalam
masyarakat yang bermartabat seturut ajaran Yesus; menghargai
keberagaman dalam masyarakat sebagai anugerah Allah, membangun
dialog dan kerja sama antar umat beragama dan berkepercayaan serta
berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia, sebagai perwujudan
imannya dalam hidup sehari-hari di tengah keluarga, Gereja dan
masyarakat.

71
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat menumbuhkan
budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan yang pesat
tersebut menimbulkan perubahan pada perilaku yang dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan. Pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk
manusia Indonesia yang unggul dan mempunyai moralitas yang mulia. Pendidikan Agama
Hindu memiliki berbagai konsep yang dapat memberikan kendali atau kontrol pada umatnya
untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif pada perkembangan zaman.
Kehidupan sebagai warga negara, umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan
Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Pusat, tersurat dan tersirat baik secara langsung maupun tidak langsung,
mendukung keutuhan NKRI, diantaranya:
1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia
dengan Sang Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia
dengan alam lingkungan;
2. Agama Hindu selalu menanamkan pada setiap umat tentang ajaran tri kaya parisudha
(berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik).
Selain itu banyak konsepsi ajaran Hindu yang terkait nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
cinta tanah air, musyawarah, dan keadilan sosial seperti: sraddha dan bhakti, tat twam asi,
wasudhaiwa kutumbakam, asah-asih-asuh, dan seterusnya yang berkaitan dengan kearifan
lokal Hindu di Nusantara. Kurikulum rumpun Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
berfokus pada:
1. Pertama, Kitab Suci Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu yang menekankan kepada
pemahaman nilai-nilai kebenaran (satyam), kesucian (siwam) dan keindahan (sundaram);
2. Kedua, Sraddha dan Bhakti yang terkait dengan aspek keimanan dan ketaqwaan terhadap
Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber ciptaan alam semesta beserta isinya;
3. Ketiga, Susila yang merupakan konsepsi tentang akhlak mulia dalam ajaran agama Hindu
yang menekankan pada penguasaan etika dan moral yang baik sehingga tercipta insaninsan
Hindu yang sādhu (bijaksana), siddha (kerja keras), śuddha (bersih), dan siddhi (cerdas);
4. Keempat, Acara yang merupakan implementasi dari Weda yang merupakan praktik
keagamaan (ibadah) dalam agama Hindu sesuai dengan kearifan lokal Hindu di nusantara;
5. Kelima, Sejarah Agama Hindu yang menekankan kepada sejarah perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu di lokal, nasional, dan internasional.
Kecakapan yang diharapkan adalah peserta didik mampu mengenal, mengetahui,
memahami, menghayati, dan menerapkan ajaran agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari

72
baik di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara yang selaras dengan nilai-nilai
Pancasila dalam rangka membangun hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam. Kecakapan ini diharapkan dapat menciptakan kerukunan
intern beragama, antar umat beragama, dan kerukunan secara luas dalam bingkai kebangsaan
serta tumbuhnya sikap toleransi terhadap suku, agama, ras, dan antar-golongan berdasarkan
Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

B. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Tujuan dari pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
adalah agar peserta didik mampu:
1. Menjiwai dan menghayati nilai-nilai universal pesan moralitas yang terkandung dalam
Weda;
2. Menunjukkan sikap dan perilaku yang dilandasi sraddha dan bhakti (beriman dan
bertaqwa), menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas diri antara lain: percaya diri,
rasa ingin tahu, santun, disiplin, jujur, mandiri, peduli, toleransi, bersahabat, dan
bertanggung jawab dalam hidup bermasyarakat, serta mencerminkan pribadi yang berbudi
pekerti luhur dan cinta tanah air;
3. Menumbuhkan sikap bersyukur, ksama (pemaaf), disiplin, satya (jujur), ahimsa (tidak
melakukan kekerasan), karuna (menyayangi), rajin, bertanggungjawab, tekun, mandiri,
mampu bekerjasama, gotong royong dengan lingkungan sosial dan alam;
4. Memahami Kitab Suci Weda, Sraddha dan Bhakti (tattwa dan keimanan), Susila (etika),
Acara dan Sejarah Agama Hindu secara faktual, konseptual, substansial, prosedural dan
meta kognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang berwawasan
ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, permusyawaratan, dan keadilan sesuai dengan
perkembangan peradaban dunia;
5. Berpikir dan bertindak efektif secara sekala (konkret) dan niskala (abstrak) melalui puja
bhakti (sembahyang, japa, dan doa), chanda (dharmagita, nyanyian Tuhan, kidung,
tembang, suluk, kandayu, bhajan, dan sejenisnya), meditasi, upacara-upakara, tirthayatra
(perjalanan suci), yoga, dharma wacana, dan dharma tula;
6. Berperan aktif dalam melestarikan budaya, tradisi, adat istiadat berdasarkan nilai-nilai
kearifan lokal Hindu di Nusantara serta membangun masyarakat yang damai dan inklusif
dengan menunjung tinggi nilai-nilai toleransi, gotong royong, berkeadilan sosial,
berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, dan memenuhi kewajiban sebagai
warganegara untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan harmonis.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti


Karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah:

73
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diorganisasikan dalam 5
elemen (strand) kecakapan dan konten.
2. Elemen kecakapan yang ada dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti terdiri dari: empati, komunikasi, refleksi, berpikir kritis, kreatif, dan kolaborasi.
No. Elemen Kecakapan Deksripsi Elemen Kecakapan
1 Empati Empati adalah kepedulian terhadap diri sendiri,
lingkungan dan situasi di mana dia berada. Hal ini
diwujudkan dengan sikap saling menghormati dan
menghargai orang lain serta alam di mana dia berada
sehingga tercipta rasa kesetiakawanan tanpa batas
dengan menunjung tinggi prinsip tat twam asi dan
wasudhaiwa kutumbakam

2 Komunikasi Komunikasi merupakan interaksi baik verbal maupun


non-verbal untuk menunjang hubungan baik personal,
antar personal maupun intra personal. Hal ini
ditunjukkan dengan pembelajaran agama Hindu yang
berorientasi pada ajaran Tri Hita Karana (jalinan
hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama
manusia dan alam) dengan mengemban prinsip tri kaya
parisudha (berpikir, berkata dan berbuat yang baik)

3 Refleksi Refleksi adalah melihat kenyataan sebagai bagian dari


upaya pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
diri, kepekaan sosial dalam kaitannya dengan
kemampuan personal. Hal ini tampak pada
pembelajaran agama Hindu yang mengarahkan peserta
didik untuk menjadi orang yang mulat sarira
(introspeksi diri) dengan menasehati dirinya sendiri
(dama) untuk kebaikan dan kualitas diri dalam
kehidupan sehingga bisa mengatasi permasalahan hidup

4 Berpikir kritis Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara


logis (nyaya), reflektif (dhyana), sistematis (kramika)
dan produktif (saphala) yang diaplikasikan dalam
menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang
baik. Hal ini diwujudkan pada pembelajaran agama
Hindu yang mengarahkan peserta didik untuk
menganalisis sesuatu dalam situasi dan kondisi apa pun
guna mencapai kebenaran baik dalam lingkup diri
sendiri, orang lain dan masyakarakat luas sebagai
bentuk penerapan nilai-nilai prasada atau berpikir dan
berhati suci serta tanpa pamrih.

74
5 Kreatif Kreatif artinya dapat mengkreasikan atau memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Hal
ini diwujudkan dalam pembelajaran Agama Hindu yang
mengarahkan peserta didik untuk berkreasi dan
mengupayakan agar nilai-nilai Agama Hindu dapat
dipahami secara fleksibel sesuai kearifan lokal Hindu di
Nusantara berdasarkan prinsip desa, kala, dan patra
(tempat, waktu, dan kondisi).
6 Kolaborasi Kolaborasi merupakan suatu bentuk proses sosial, di
mana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang
ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
membantu dan saling memahami aktivitas masing-
masing. Hal ini tampak pada pembelajaran agama
Hindu yang mengarahkan peserta didik untuk dapat
hidup berdampingan satu dengan yang lain, saling
bekerjasama dan bergotong- royong

3. Elemen konten dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri
dari: Kitab Suci Weda, Sraddha dan Bhakti, Susila, Acara, dan Sejarah. Adapun
penjelasan dari masing-masing elemen konten ini sebagai berikut.

No. Elemen Konten Deksripsi Elemen Konten

75
Kitab Suci Weda (Sebagai Sumber Kitab Suci Weda adalah sumber ajaran agama
Ajaran Hindu) Hindu yang berasal dari wahyu Tuhan (Hyang
Widhi Wasa). Kitab Suci Weda ini bersifat
sanatana dan nutana dharma (abadi dan fleksibel
sesuai kearifan lokal yang ada), apauruseya
(bukan karangan manusia), dan anadi ananta
(tidak berawal dan tidak berakhir). Secara umum
kodifikasi Kitab Suci Weda oleh Maharsi Wyasa
terdiri dari 2 bagian utama yaitu:
a. Weda Sruti
Weda Sruti adalah wahyu yang didengarkan secara
langsung oleh para maharsi. Weda Sruti terbagi
menjadi: Rg Weda, Yajur Weda, Sama Weda, dan
Atharwa Weda, yang masing-masing memiliki
kitab Mantra,
Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad;
b. Weda Smerti
Weda Smerti adalah Weda yang berdasarkan
ingatan Maharsi dan tafsir atau penjelasan dari
Weda Sruti. Weda Smerti terdiri dari: Wedangga
(Siksa,
Nirukta, Jyotisa, Chanda, Wyakarana, dan
Kalpa) dan Upaweda (Arthasastra, Ayurweda,
Gandharwaweda,
Dhanurweda), dan Nibanda.
Peserta didik diharapkan dapat memahami dan
menghayati alur sejarah kitab suci Weda,
pembagiannya, pemahaman dari masing-masing
kitab Suci Weda serta menerapkan nilai-nilai
ajaran Weda dalam kehidupan sehari- hari.

2 Sraddha dan Bhakti, (Sebagai Sraddha dan Bhakti adalah pokok keimanan
pokok keimanan dan Hindu yang berisi ajaran tattwa atau ajaran
ketaqwaan Hindu) kebenaran untuk meyakinkan umat Hindu agar
memiliki rasa bhakti. Dalam berbagai teks Jawa
Kuna dan bahasa daerah di Nusantara, istilah
tattwa menunjuk pada prinsip-prinsip kebenaran
tertinggi. Tattwa agama Hindu di Indonesia
merupakan hasil konstruksi dari ajaran filosofis
yang terkandung dalam kitab Suci Weda. Peserta
didik dalam proses pembelajaran diharapkan
dapat: meyakini ajaran Panca Sraddha untuk
menumbuhkan rasa bhakti serta mengamalkan
nilai-nilai kebenaran, kesucian dan
keharmonisan dalam masyarakat lokal, nasional,
dan internasional

3 Susila (Sebagai Konsepsi dan Susila adalah ajaran etika dan moralitas dalam
Aplikasi Akhlak Mulia kehidupan untuk kesejahteraan dalam

76
dalam Hindu) tatanan masyarakat lokal, nasional, dan
internasional. Peserta didik mampu menerapkan
nilai-nilai Susila berdasarkan wiweka, prinsip tri
hita karana, tri kaya parisudha, tat twam asi, dan
wasudaiwa kutumbhakam. Selain itu, peserta didik
peka terhadap persoalan- persoalan sosial yang
berkembang di bermasyarakat dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan yang berkelanjutan

4 Acara (Sebagai Penerapan Acara merupakan praktik keagamaan Hindu yang


Praktik Keagamaan atau diterapkan dalam bentuk pelaksanaan yajna atau
Ibadah dalam Hindu) korban suci sesuai dengan kearifan lokal Hindu di
Nusantara. Peserta didik dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai acara agama dalam berbagai
bentuk aktifitas keagamaan Hindu sesuai kearifan
lokal dan budaya setempat antara lain berupa ritual
dan seni yang harus dilestarikan sebagai kekayaan
budaya bangsa.

5 Sejarah Agama Hindu Sejarah adalah kajian tertulis tentang peristiwa


yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Peserta didik mampu mengenal, mengetahui,
memahami dan menganalisis tokoh dan peristiwa
pada masa lampau yang terkait dengan
perkembangan agama dan kebudayaan Hindu.
Selanjutnya peserta didik mampu meneladani nilai-
nilai ketokohan Hindu yang relevan dengan
kehidupan masyarakat lokal, nasional, dan
internasional. Pembelajaran sejarah agama Hindu
diharapkan dapat membentuk jati diri peserta didik
sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang
menjujung tinggi nilai luhur budaya local, nasional,
dan internasional untuk mempererat jalinan
persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa tanpa
membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan.

D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Hindu dan Budi Pekerti
Fase E (Umumnya Kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menganalisis ajaran dharmasastra dalam
kehidupan, punarbhawa untuk memperbaiki kualitas diri. Selanjutnya, peserta didik mampu
menganalisa hakekat yājña yang terkandung dalam Ramayana. Selain itu, pada aspek susila
peserta didik mampu memahami ajaran catur warna. Kemudian, serta memahami sejarah
perkembangan kebudayaan peninggalan Hindu di Asia.
Fase E Berdasarkan elemen

77
Elemen Capaian Pembelajaran
Sraddha dan Bhakti Peserta didik dapat menerapkan prinsip- prinsip ajaran
punarbhawa sebagai aspek untuk memperbaiki kualitas diri. Hal
ini dilakukan untuk melatih dirinya untuk memahami akan
kecintaanya kepada Hyang Widhi dan menerapkanya dalam
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara.
Susila Peserta didik dapat menerapkan, menilai dan menciptakan dari
nilai-nilai susila Hindu tentang catur warna untuk diterapkan
dalam kehidupan untuk keseimbangan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia dan manusia dengan alam agar
terbentuk pribadi yang unggul.

Acara Peserta didik dapat menganalisis,


mengidentifikasi dan membuat kreatifitas yajna dalam Ramayana
dan bentuk kearifan lokal kaitannya dengan nilai-nilai budaya
bangsa dan kebangsaan. Hal ini dilakukan untuk melestarikan
budaya daerah dan penerapan nilai keagamaan Hindu di
Nusantara. Serta mewujudkan tri kerukunan umat beragama agar
tercipta kehidupan harmonis.
Kitab suci Weda Peserta didik dapat menerapkan, menganalisis menilai kitab suci
Hindu bagian dharmasastra sebagai sumber hukum Hindu dengan
penerapan tri kerangka Hindu (tattwa, susila dan acara) sebagai
pedoman kehidupan pada lingkup masyarakat.

Sejarah Peserta didik dapat menganalisis,


mengkreasikan serta kontribusi sejarah Hindu dalam
perkembangan kekinian. Peserta didik dapat menjadikan sejarah
sebagai sumber pembelajaran positif pada kehidupan kekinian
dan berupaya melestarikan peninggalan sejarah dan kebudayaan
Hindu di Asia.

Fase F (Umumnya Kelas XI-XII SMA)


Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menganalisis ajaran upanisad, dharsana. Mokṣa
sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu, ajaran Yogacara dalam Hindu. Selanjutnya,
peserta didik mampu menganalisa hakekat yājña yang terkandung dalam Mahabharata. Selain
itu, pada aspek susila peserta didik mampu memahami ajaran triguna serta pilar keluarga
Sukhinah menuju keluarga yang rukun, bahagia, sejahtera, dan damai. Kemudian, serta
memahami sejarah perkembangan kebudayaan peninggalan Hindu di dunia.
Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

78
Sraddha dan Bhakti Peserta didik dapat menalar, menganalisis tentang darsana dan
mokṣa. Hal ini dilakukan untuk melatih dirinya untuk
memahami akan kecintaanya kepada Hyang Widhi Wasa dan
menerapkan dalam kehidupan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara serta warga global.

Susila Peserta didik dapat menerapkan, menilai dan menciptakan dari


nilai-nilai susila Hindu pada lingkup keluarga sukinah dan
triguna untuk diterapkan dalam kehidupan untuk keseimbangan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam agar terbentuk pribadi yang unggul.

Acara Peserta didik dapat menganalisis,


mengidentifikasi dan membuat kreatifitas bentuk yajna dalam
Mahabharata dan yogacara sesuai dengan kearifan lokal
kaitannya dengan nilai-nilai budaya bangsa dan kebangsaan.
Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya daerah dan
penerapan nilai keagamaan Hindu di Nusantara. Serta
mewujudkan tri kerukunan umat beragama agar tercipta
kehidupan harmonis.

Kitab suci Weda Peserta didik dapat menerapkan, menganalisis menilai kitab
suci Hindu bagian upanisad dan kodifikasi Weda dalam Hindu
dengan penerapan tri kerangka Hindu (tattwa, susila dan acara)
sebagai pedoman kehidupan pada lingkup berbangsa.

Sejarah Peserta didik dapat menganalisis,


mengkreasikan serta kontribusi sejarah Hindu dalam
perkembangan kekinian. Peserta didik dapat menjadikan sejarah
sebagai sumber pembelajaran positif pada kehidupan kekinian
dan berupaya melestarikan peninggalan sejarah dan kebudayaan
Hindu di Dunia.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI


PEKERTI

A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti membentuk peserta didik menjadi Pelajar
Pancasila yang memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan kepribadian yang
berakhlak mulia dan berkebinekaan global berlandaskan pada nilai-nilai agama Buddha serta
nilai-nilai Pancasila dasar negara. Muatan materi belajar dari agama merupakan nilai-nilai
agama Buddha yang terintegrasi dalam ajaran moralitas, meditasi, serta kebijaksanaan, yang
diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara. Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti secara holistik menginternalisasi peserta didik dengan nilai-nilai agama Buddha
diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara melalui pembelajaran nilai,
pembelajaran berpusat pada siswa, teladan, dan pembiasaan. Belajar dari agama Buddha akan

79
membentuk mental peserta didik dengan kesadaran dapat mengamalkan cara hidup, dalam
keterhubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana, diri sendiri, sesama manusia,
negara dan bangsa yang majemuk, makhluk lain, dan lingkungan alam. Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekerti membantu peserta didik menumbuhkembangkan karakter, dan
potensi diri dengan menyelami empat pengembangan holistik sebagai entitas Pendidikan
Agama Buddha yang mencakup pengembangan fisik, pengembangan moral atau sosial,
pengembangan mental, serta pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti bertujuanuntuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
menerima dan menghayati nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara
yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Secara
khusus, melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, peserta didik
diharapkan dapat:
1. Mengembangkan rasa ingin tahu terhadap nilai-nilai agama Buddha yang selaras dengan
nilai-nilai Pancasila dasar negara sebagai fondasi moral sehingga dapat memengaruhi
cara hidup sebagai individu, anggota masyarakat yang majemuk, warga negara, dan
bagian alam semesta;
2. Memiliki kesadaran untuk mengembangkan pribadi, menjaga moralitas, meditasi, dan
kebijaksanaan selaras dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara dalam kehidupan nyata,
sebagai perwujudan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana, mencintai
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan negaranya;
3. Mengembangkan keterampilan belajar inovasi, berpikir kritis, kreatif, dan mandiri
sebagai individu, anggota masyarakat, bagian alam semesta, dan warga negara yang
baik berdasarkan nilai-nilai agama Buddha;
4. Menghormati, menghargai, dan menjaga kemajemukan (kebinekaan) agama atau
kepercayaan dan kearifan lokal, serta gotong-royong dalam peningkatan kualitas
kehidupan manusia sebagai warga Indonesia dan warga dunia.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti berorientasi untuk membentuk peserta
didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global berlandaskan nilai-nilai agama Buddha
serta nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam ajaran moralitas, meditasi, dan
kebijaksanaan. Menurut Grimmitt (2000) belajar dari agama melibatkan peserta didik dalam
mengevaluasi yang telah mereka pelajari tentang agama, baik secara impersonal maupun
personal. Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diarahkan untuk
mempelajari konten Pendidikan Agama Buddha pada penerapan esensi nilai, tidak hanya

80
berada pada ranah pengetahuan keagamaan. Auto kritik terhadap ajaran agama Buddha
dimungkinkan terjadi, akan tetapi diarahkan pada pengembangan kondisi batin sesuai
dengan entitas Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.
Proses pelaksanaan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti harus didukung oleh
pendidik dan lingkungan sosial yang membudayakan pengembangan kebijaksanaan dan cinta
kasih serta dilakukan melalui tiga tahapan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang
terintegrasi yaitu antara mempelajari teori, mempraktikkan teori, dan memperoleh hasil dari
mempraktikkan teori. Tiga tahapan tersebut merupakan tahapan belajar dharma atau
Buddhasasana yang dalam proses Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan
peserta didik dengan: (1) belajar dari nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar
negara melalui internalisasi nilai oleh pendidik dan lingkungan dengan menerapkan
pembelajaran nilai dan pembelajaran berpusat pada siswa, melalui teladan, dan pembiasaan
untuk mengamalkan nilai-nilai; (2) praktik nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila
dasar negara dengan menerima dan menghayatinya; dan (3) mencapai hasil belajar nilai-nilai
agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara yaitu menjadi Pelajar Pancasila yang
berakhlak mulia dan berkebinekaan global dengan memiliki empat pengembangan holistik
mencakup pengembangan fisik, pengembangan moral atau sosial, pengembangan mental, dan
pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengembangan fisik adalah perilaku peserta
didik yang dikembangkan dalam keterhubungannya dengan lingkungan fisik dan lingkungan
alam. Pengembangan dilakukan menggunakan indra dan pikiran dengan penuh kesadaran
melalui kegiatan ritual, meditasi, maupun aktivitas fisik lainnya untuk memperhatikan
jasmani dan perilaku secara bijaksana dalam keterhubungannya dengan lingkungan dan alam.
Melalui pengembangan fisik, peserta didik memiliki dasar keterampilan hidup dan perilaku
yang baik, menghayati kebenaran, mampu menghayati kehidupan secara bijak, dan penuh
perhatian terhadap aktivitas jasmani.
Pengembangan moral atau sosial adalah perilaku baik yang dikembangkan dalam
keterhubungan peserta didik dengan lingkungan sosial yang berbeda, negara dan bangsa yang
majemuk, dan makhluk lain. Pengembangan moral dan sosial merupakan perilaku yang
berlandaskan ajaran moralitas dan disiplin yang tercermin melalui ucapan benar, perbuatan
benar, mata pencaharian benar, dan kebijaksanaan sebagai bentuk keterampilan hidup di
lingkungan sosial.
Pengembangan mental adalah kesadaran yang dikembangkan melalui usaha benar,
perhatian, dan meditasi, didukung kegiatan ritual, dan menghayati ajaran kebenaran.
Pengembangan mental menghasilkan konsentrasi, kesadaran, kesehatan mental, kecerdasan
emosional, senang belajar, dan kemauan meningkatkan kualitas diri maupun batin.
Pengembangan mental peserta didik tercermin melalui ucapan dan perilaku yang berlandaskan
pikiran cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin. Perilaku peserta didik

81
yang memiliki mental sehat akan memiliki rasa terima kasih, murah hati, malu berbuat jahat,
takut akibat perbuatan jahat, bersikap hormat, lemah lembut, tidak serakah, semangat, sabar,
jujur, dan bahagia dalam keterhubungannya dengan diri sendiri, lingkungan sosial, dan
lingkungan alam.
Pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan adalah pengembangan pengetahuan
terhadap nilai-nilai agama Buddha yang dikembangkan melalui pandangan benar dan
berdasarkan keyakinan yang bijaksana terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, dan hukum
kebenaran. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan diarahkan pada kemampuan
berpikir kritis dan berpikir benar bagi peserta didik yang berfungsi untuk mengikis
keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan
tercermin dari pengalaman keagamaan peserta didik yang mampu memaknai hidup, memaknai
diri sendiri, mengontrol emosi, penuh kesadaran, membedakan baik dan buruk, mampu
berkomunikasi, serta mampu mengelola dan memecahkan permasalahan dalam semua aspek
kehidupan, berlandaskan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai
Pancasila dasar negara.
Nilai-nilai agama Buddha menjadi fondasi peserta didik untuk memiliki empat
pengembangan, sehingga menjadiv peserta didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan
global. Secara operasional, proses dan tahapan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
untuk membentuk peserta didik menjadi Pelajar Pancasila dicapai melalui tiga elemen berikut.

Elemen Deskripsi

82
Sejarah Elemen sejarah memuat sejarah dan kisah sebagai sarana untuk
menyampaikan nilai-nilai sejarah agama Buddha, nilainilai Pancasila
dasar negara, nilai-nilai sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Pengetahuan pada elemen sejarah
bersumber dari kitab suci agama Buddha, kitab komentar, kitab
subkomentar, kronik, biografi, autobiografi, tinggalan sejarah, tinggalan
budaya, dan sumber sejarah lainnya. Sejarah dan kisah agama Buddha
mencakup sejarah penyiaran agama, sejarah kitab suci agama Buddha,
kisah kehidupan Buddha, kisah kehidupan Bodhisattva, kisah kehidupan
siswa utama, kisah kehidupan penyokong dan pendukung agama Buddha,
kisah kehidupan tokoh inspiratif Buddhis, identitas agama Buddha, dan
identitas diri sebagai bagian dari agama Buddha. Nilai-nilai sejarah
Negara Kesatuan Republik Indonesia mencakup nilai-nilai Pancasila,
nilai-nilai musyawarah dalam pendirian bangsa, tokoh pendiri bangsa,
serta keterhubungannya dengan identitas diri sebagai bagian keluarga,
bagian lingkungan sosial, bagian lingkungan tempat tinggal di wilayah
NKRI, serta identitas diri yang terbentuk oleh budaya dan bahasa sebagai
bagian dari keragaman budaya bangsa. Nilai-nilai dalam elemen sejarah
menjadi sumber internalisasi, sumber teladan, dan sumber kesadaran
peserta didik dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dasar negara serta
dalam mengekspresikan emosi keagamaannya secara bijaksana. Hasil
belajar dari elemen sejarah tercermin melalui cara berpikir, berucap,
bersikap bijaksana sebagai bentuk pengembangan fisik, moral dan sosial,
mental, serta pengetahuan dan kebijaksanaan yang terbuka terhadap
kemajemukan dan keragaman budaya agama Buddha maupun budaya
bangsa

Ritual Elemen ritual merupakan sarana internalisasi pengetahuan tentang


keragaman dan nilai-nilai ritual dari berbagai aliran atau tradisi dalam
agama Buddha serta keragaman agama dan kepercayaan di Indonesia.
Pengetahuan keragaman dan nilainilai ritual dalam agama Buddha secara
holistik menjadi landasan pengamalan nilai-nilai Pancasila dasar negara,
sarana memperkuat keyakinan, pengembangan keterampilan keagamaan,
dan pembentukan mental, kesadaran moral, disiplin, serta sikap religius
peserta didik. Pengalaman nyata elemen ritual diwujudkan dalam
kegiatan ibadah, hidup berkesadaran, upacara, perayaan, ziarah,
menggunakan peralatan ritual dan upacara, melibatkan diri dalam
menjalankan tradisi dalam aliran atau tradisi agama Buddha. Kegiatan
ritual dalam kegiatan sehari-hari merupakan wujud akhlak mulia
dilandasi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana serta
sebagai bentuk ekspresi emosi dan pengamalan keagamaan peserta didik.
Sikap religius mendukung peserta didik dalam mengembangkan
moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan dalam keterhubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana, diri sendiri, agamanya, lingkungan
sosial, negara, dan lingkungan alam. Elemen ritual yang berhubungan
dengan keragaman ritual atau tradisi dalam agama Buddha serta
keragaman agama dan kepercayaan di

83
Indonesia merupakan sarana memperteguh pengamalan Pancasila dasar
negara, serta untuk menumbuhkan sikap inklusif peserta didik yang
bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan perbedaan.
Pengetahuan dan pemahaman terhadap elemen ritual diperdalam melalui
pengalaman langsung melalui kunjungan dan dialog antaraliran atau
antartradisi agama Buddha, serta antaragama dan kepercayaan di
Indonesia, sehingga terbentuk peserta didik yang bersikap terbuka dan
bijaksana dalam menghargai dan menghormati keragaman intern agama
Buddha dan antarumat beragama.

Etika Elemen etika merupakan etika Buddhis selaras dengan nilai- nilai
Pancasila dasar negara yang minimal mencakup etika sosial, etika
ekonomi, dan etika alam. Elemen etika berfungsi sebagai sarana
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan
global serta sebagai pedoman bagi peserta didik untuk hidup dengan
mengembangkan secara holistik antara pengembangan fisik, moral dan
sosial, mental, serta pengetahuan dan kebijaksanaan. Secara filosofis,
etika Buddhis merupakan hasil proses pencarian makna kehidupan
berdasarkan nilai-nilai dari Buddha Dhamma, hukum kebenaran yang
terdiri dari Empat Kebenaran Mulia, Hukum Kelahiran Kembali, Hukum
Karma, Hukum Tiga Corak
Universal, dan Hukum Sebab Musabab yang Saling
Bergantungan, yang diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila dasar
negara. Nilai-nilai kunci agama Buddha yang selaras dengan nilai-nilai
Pancasila dasar negara sebagai fondasi dalam mengamalkan etika
Buddhis adalah kemurahan hati, moralitas, perbuatan baik, kediaman
luhur, jalan bodhisattva, sila bodhisattva, meditasi, kebijaksanaan, nilai-
nilai Buddha Dhamma lainnya, dan nilai-nilai musyawarah
dalam pendirian bangsa. Melalui elemen etika, peserta didik dapat
mengklasifikasikan dan memilih nilai etis untuk diamalkan dalam
keterhubungannya dengan diri sendiri, lembaga sosial keagamaan,
lingkungan sosial yang beragam dan majemuk, makhluk lain, kehidupan
global, isu-isu sosial, isu ekonomi, dan isu lingkungan alam yang
dilandasi oleh moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Setiap Fase
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, peserta didik menyimpulkan dan menunjukkan kesadaran sejarah
penyiaran agama Buddha dengan membuktikan bahwa agama
Buddha Indonesia yang beragam merupakan titik temu antara nilai-nilai agama
Buddha dengan kearifan lokal, dan meneladan perjuangan pelaku sejarah agama Buddha masa
kontemporer melalui pertimbangan sikap dalam berperan mengembangkan agama Buddha
dan bangsa. Peserta didik menyusun rencana dan melaksanakan meditasi disertai keyakinan
dan kebijaksanaan melalui pengembangan batin sebagai wujud individu yang beragama dalam
kehidupan beragama. Peserta didik mendeskripsikan peran nilai-nilai Hukum Kebenaran

84
sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan masalah kehidupan terkait ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan agama Buddha; dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan mengamalkan nilai-nilai agama Buddha (moral, meditasi, dan
kebijaksanaan) dan nilai-nilai Pancasila dasar negara; sebagai wujud manusia beragama,
berbangsa, dan bernegara.
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Sejarah Pada akhir fase E, peserta didik menyimpulkan dan menunjukkan kesadaran
sejarah penyiaran agama Buddha dengan membuktikan bahwa agama Buddha
Indonesia yang beragam merupakan titik temu antara nilai-nilai agama Buddha
dengan kearifan lokal, dan meneladan perjuangan pelaku sejarah agama Buddha
masa kontemporer melalui pertimbangan sikap dalam berperan mengembangkan
agama Buddha dan bangsa.
Ritual Pada akhir Fase E, peserta didik menyusun rencana dan melaksanakan meditasi
disertai keyakinan dan kebijaksanaan melalui pengembangan batin sebagai
wujud individu yang beragama dalam kehidupan beragama.
Etika Pada akhir fase E, peserta didik mendeskripsikan peran nilai- nilai Hukum
Kebenaran sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan masalah
kehidupan terkait ilmu pengetahuan dan teknologi dengan agama Buddha; dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengamalkan nilai-nilai
agama Buddha (moral, meditasi, dan kebijaksanaan) dan nilai- nilai Pancasila
dasar negara; sebagai wujud manusia beragama, berbangsa, dan bernegara.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI-XII SMA)


Pada akhir Fase F, peserta didik membuat rencana dan meneladan sikap tokoh pendukung
agama Buddha dan pelaku sejarah Buddhis local, nasional, dunia masa kontemporer, atau
tokoh lainnya yang relevan berdasarkan produk budayanya dengan bersikap bijaksana dan
terbuka terhadap keragaman agama, bangsa dan budaya bangsa maupun budaya Buddhis
ditinjau dari sejarah yang diekspresikan minimal melalui kegiatan komunikasi lintas budaya,
lintas budaya agama Buddha, dan kegiatan lainnya. Peserta didik menyusun rencana dan
melaksanakan hidup berkesadaran dan ritual keagamaan disertai keyakinan dan kebijaksanaan
dengan menyadari bahwa ritual keagamaan merupakan cara mencapai tujuan ritual;
mengembangkan meditasi melalui pengembangan batin dan hidup berkesadaran wujud
individu yang beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; serta
menghargai orang lain yang melakukan ritual keagamaan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya, yang diperkuat dengan berperan aktif dalam kegiatan aksi sosial dan budaya
maupun dalam dialog antaraliran atau antartradisi agama Buddha, serta antaragama dan
kepercayaan di wilayahnya. Peserta didik mendeskripsikan peran nilai-nilai Hukum
Kebenaran sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan masalah kehidupan terkait seni
dan budaya dengan agama Buddha; dalam melestarikan serta mengembangkan seni dan

85
budaya selaras dengan nilai-nilai agama Buddha (moral, meditasi, dan kebijaksanaan) dan
nilai-nilai Pancasila dasar negara sebagai wujud manusia beragama, berbangsa, dan bernegara.
Peserta didik mendeskripsikan peran nilai-nilai Hukum Empat Kebenaran Mulia dan Hukum
Tiga Corak Universal sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan menghadapi masalah
kehidupan terkait posisi dan peran manusia terhadap alam semesta, alam kehidupan, dalam
menjaga keseimbangan alam; dan dalam berpartisipasi menghadapi masalah perekonomian di
dunia modern, isu-isu global atau kontroversial lainnya, serta dalam menjaga keseimbangan
moral dan keseimbangan sosial dengan mengembangkan pada nilai-nilai agama Buddha
(moral, meditasi, dan kebijaksanaan) dan Pancasila dasar negara sebagai wujud manusia
beragama, berbangsa, dan bernegara.
Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Sejarah Pada akhir fase F, peserta didik membuat rencana dan meneladan sikap tokoh
pendukung agama Buddha dan pelaku sejarah Buddhis local, nasional, dam
dunia masa kontemporer, atau tokoh lainnya yang relevan berdasarkan produk
budayanya dengan bersikap bijaksana dan terbuka terhadap keragaman agama,
bangsa maupun budaya Buddhis ditinjau dari sejarah yang diekspresikan
minimal melalui kegiatan komunikasi lintas budaya, lintas budaya agama
Buddha, dan kegiatan lainnya.
Ritual Pada akhir Fase F, peserta didik menyusun rencana dan melaksanakan hidup
berkesadaran dan ritual keagamaan disertai keyakinan dan kebijaksanaan dengan
menyadari bahwa ritual keagamaan merupakan cara mencapai tujuan ritual;
mengembangkan meditasi melalui pengembangan batin dan hidup berkesadaran
wujud individu yang beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara; serta menghargai orang lain yang melakukan ritual keagamaan sesuai
dengan agama dan kepercayaannya, yang diperkuat dengan berperan aktif dalam
kegiatan aksi sosial dan budaya maupun dalam dialog antaraliran atau
antartradisi agama Buddha, serta antaragama dan kepercayaan di wilayahnya.

Etika Pada akhir fase F, peserta didik mendeskripsikan peran nilai- nilai Hukum
Kebenaran sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan masalah kehidupan
terkait seni dan budaya dengan agama Buddha; dalam melestarikan serta
mengembangkan seni dan budaya selaras dengan nilai-nilai agama Buddha
(moral, meditasi, dan kebijaksanaan) dan nilai- nilai Pancasila dasar negara
sebagai wujud manusia beragama, berbangsa, dan bernegara. Peserta didik
mendeskripsikan peran nilai-nilai Hukum Empat Kebenaran Mulia dan Hukum
Tiga Corak Universal sebagai pola pikir dalam memaknai fenomena dan
menghadapi masalah kehidupan terkait posisi dan
peran manusia terhadap alam semesta, alam kehidupan, dalam menjaga
keseimbangan alam; dan dalam berpartisipasi menghadapi masalah
perekonomian di dunia modern, isu-isu global atau kontroversial lainnya, serta
dalam menjaga keseimbangan moral dan keseimbangan sosial dengan
mengembangkan pada nilai-nilai agama Buddha (moral,
meditasi, dan kebijaksanaan) dan Pancasila dasar negara sebagai wujud manusia
beragama, berbangsa, dan bernegara

86
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI
PEKERTI
A. Rasional Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti
Hakikat dan Esensi Pendidikan Agama Khonghucu tertuang dalam makna makna
mendidik. Mendidik adalah proses atau usaha menumbuhkan sifat-sifat baik manusia dan
menolong dari kekhilafannya. Tersurat dalam Catatan Kesusilaan (Liji) tentang empat
kekhilafan seorang pelajar, yaitu: Khilaf karena terlalu banyak yang dipelajari (Duo Shi);
khilaf karena terlalu sedikit yang dipelajari (Gua Shi); khilaf karena menggampangkan (Yi
Shi); dan khilaf karena ingin segera berhenti belajar (Zhi Shi). Keempat masalah ini timbul di
hati yang tidak sama. Bila diketahui akan hatinya, kemudian akan dapat menolong mereka
dari kekhilafan itu. Sedangkan Pendidikan sangat menekankan adanya suatu pandangan
bahwa watak sejati manusia itu pada dasarnya baik. Atas dasar keyakinan bahwa watak sejati
manusia itu baik, maka esensi pendidikan adalah mengajar sekaligus mendewasakan, dan
pendidikan dalam agama Khonghucu pada hakikatnya menjadikan orang tetap baik, bertahan
pada fitrah atau kodrat alaminya (xing), dan menolong dari kekhilafan-kekhilafan.
Tujuan Pendidikan Agama Khonghucu Secara khusus bertujuan membentuk manusia
berbudi luhur (Junzi) yang mampu menggemilangkan Kebajikan Watak Sejatinya, mengasihi
sesama dan berhenti pada Puncak Kebaikan. Pribadi yang luhur inilah merupakan pondasi
dalam menjawab tantangan perubahan zaman dan membangun peradaban manusia dari masa
ke masa. Oleh karena itu, pendidikan secara umum bertujuan untuk mengubah rakyat dan
menyempurnakan adat istiadatnya. Tersurat dalam catatan kesusilaan, ―Bila penguasa selalu
memikirkan atau memperhatikan perundang-undangan, dan mencari orang baik dan tulus, ini
cukup untuk mendapat pujian, tetapi tidak cukup untuk menggerakkan orang banyak. Bila ia
berusaha mengembangkan masyarakat yang bajik dan bijak, dan dapat memahami mereka
yang jauh, ini cukup untuk menggerakkan rakyat, tetapi belum cukup untuk mengubah rakyat.
Bila ingin mengubah rakyat dan menyempurnakan adat istiadatnya, dapatkah kita tidak harus
melalui pendidikan?‖ (Li Ji. XVI: 1)
Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Khonghucu sangat erat hubungannya dengan
keteladanan dan nasihat nabi Kongzi. Nabi Kongzi memberikan bimbingan untuk senantiasa
meneliti hakikat tiap perkara sehingga mampu memiliki pengetahuan (hidup) yang cukup.
Pengetahuan (hidup) yang cukup, maka dapatlah dicapai tekad yang beriman. Dan dengan
tekad yang beriman, maka dapatlah meluruskan hati (mengendalikan nafsu) dan bersikap
tepat. dengan hati lurus dan sikap yang tepat inilah seseorang mampu membina dirinya
dengan baik. Diri yang terbina akan mampu membereskan rumah tangganya. dengan rumah

87
tangga yang beres, maka barulah dapat dicapai negara teratur. dan negara yang teratur
barulah dapat dicapai damai di dunia.
Ajaran agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan harus dapat
memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan. Sesuai dengan tujuan pendidikan di atas,
pendidikan agama Khonghucu sangat berperan membentuk pribadi-pribadi yang luhur dan
terbina. Diri yang terbina akan berpengaruh pada keberesan rumah tangga. Jika ada keberesan
dalam setiap rumah tangga maka akan tercapai keteraturan dalam Negara. Jika setiap negara
teratur maka akan dapat dicapai damai didunia. Tersurat di dalam kitab Daxue bab utama pasa
4 dan 5: ―Orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya
itu pada tiap umat di dunia, ia lebih dahulu berusaha mengatur negerinya; untuk mengatur
negerinya, ia lebih dahulu membereskan rumah tangganya; untuk membereskan rumah
tangganya, ia lebih dahulu membina dirinya; untuk membina dirinya, ia lebih dahulu
meluruskan hatinya; untuk meluruskan hatinya, ia
lebih dahulu mengimankan tekadnya; untuk mengimankan tekadnya, ia lebih dahulu
mencukupkan pengetahuannya; dan untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakekat
tiap perkara dan ―Dengan meneliti hakekat tiap perkara dapat cukuplah pengetahuannya;
dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah mengimankan tekadnya; dengan tekad yang
beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina
dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya; dengan
rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negeri yang teratur
akan dapat dicapai damai di dunia.‖
Semuanya itu dimulai dari pembinaan diri sebagai pokok. Apabila setiap insan mampu
membina diri dengan baik maka Jalan Suci akan tumbuh dan berkembang baik. Oleh karena
itu, perilaku Junzi merupakan tujuan utama yang ingin dan harus dicapai dalam pendidikan
agama Khonghucu baik di rumah, di sekolah maupun dalam kelembagaan agama
Khonghucu.Maka sudah sewajarnya aspek perilaku Junzi harus menjadi porsi terbesar dan
utama dalam pendidikan agama Khonghucu di sekolah.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti meliputi usaha
memuliakan hubungan manusia dengan Tuhan sebagai pencipta dengan prinsip satya kepada
Tuhan (Zhong Yu Tian); memuliakan hubungan dengan manusia sebagai sesama, dengan
prinsip tepaselira/tenggang rasa kepada sesama (Shu Yu Ren), dan usaha memuliakan
hubungan dengan alam sebagai sarana, dengan prinsip selaras/harmonis dengan alam semesta
(He Yu Di).
Prinsip Pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu terdiri atas 3 hal: (1) menerapkan
nilai-nilai melalui keteladanan dan membangun kemauan, (2) siapa saja adakah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas, dan (3) mencari tahu, bukan diberi
tahu. Secara mendetail dijelaskan sebagai berikut:

88
(1) Menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan dan membangun kemauan, Sebagaimana
telah ditegaskan di atas tentang cara seorang bijaksana memberikan pendidikan: Di depan
―… Ia membimbing berjalan dan tidak menyeret; di tengah, ―Ia menguatkan dan tidak
menjerakan; Di belakang, ―Ia membuka jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir
pencapaian. Membimbing berjalan, tidak menyeret menumbuhkan keharmonisan;
menguatkan dan tidak menjerakan, itu memberi kemudahan; dan, membukakan jalan
tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir. Menimbulkan
keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itu pendidikan yang
baik.‖
(2) Siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas, Kongzi
bersabda, ―Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat kujadikan guru; Kupilih yang
baik, Ku ikuti dan yang tidak baik Ku perbaiki.‖ (Lunyu. VII: 22), ―Di dalam kesusilaan
(Li) ku dengar bagaimana mengambil seseorang sebagai suritauladan, tidak kudengar
bagaimana berupaya agar diambil sebagai teladan. Di dalam kesusilaan kudengar
bagaimana orang datang untuk belajar, tidak kudengar bagaimana orang pergi untuk
mendidik.‖
―Biar ada makanan lezat, bila tidak dimakan, orang tidak tahu bagaimana rasanya; biar
ada Jalan Suci yang Agung, bila tidak belajar, orang tidak tahu bagaimana kebaikannya.
Maka belajar menjadikan orang tahu kekurangan dirinya, dan mengajar menjadikan orang
tahu kesulitannya. Dengan mengetahui kekurangan dirinya, orang dipacu mawas diri; dan
dengan mengetahui kesulitannya, orang dipacu menguatkan diri (Zi Qiang). Maka
dikatakan, ―Mengajar dan belajar itu saling mendukung. ―Nabi Yue bersabda,
―Mengajar itu setengah belajar.‖ (Shu Jing IV. VIII. C. 5) Ini kiranya memaksudkan hal
itu.‖ (Li Ji. XVI: 3)
(3) Mencari tahu, bukan diberi tahu; Kongzi bersabda, ―Jika diberi tahu satu sudut tetapi
tidak mau mencari ketiga sudut lainnya, aku tidak mau memberi tahu lebih lanjut.‖,
―Kalau di dalam membimbing belajar orang hanya mencatat pertanyaan, itu belum
memenuhi syarat sebagai guru orang. Tidak haruskah guru mendengar pertanyaan? Ya,
tetapi bila murid tidak mampu bertanya, guru wajib memberi uraian penjelasan, setelah
demikian, sekalipun dihentikan, itu masih boleh.‖
Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru kepeserta didik. Mengajar
berarti berpartisipasi dengan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat
makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi. Guru
berperan sebagai mediator dan fasilitator.
―Kini, orang di dalam mengajar, (guru) bergumam membaca tablet (buku bilah dari
bambu) yang diletakkan di hadapannya, setelah selesai lalu banyak-banyak memberi
pertanyaan. Mereka hanya bicara tentang berapa banyak pelajaran yang telah dimajukan

89
dan tidak diperhatikan apa yang telah dapat dihayati; ia menyuruh orang dengan tidak
melalui cara yang tulus, dan mengajar orang dengan tidak sepenuh kemampuannya. Cara
memberi pelajaran yang demikian ini bertentangan dengan kebenaran dan yang belajar
patah semangat. Dengan cara itu, pelajar akan putus asa dan membenci gurunya; mereka
dipahitkan oleh kesukaran dan tidak mengerti apa manfaatnya. Biarpun mereka nampak
tamat tugas-tugasnya, tetapi dengan cepat akan meninggalkannya. Kegagalan pendidikan,
bukankah karena hal itu?‖ (Li Ji. XVI: 10)

B. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Mata pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti bertujuan:
1. Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tian Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antara
umat beragama‖ dalam kehiduapn pribadi, keluarga, masyrakat, berbangsa dan bernegara
serta kehidupan masyarakat dunia.
2. Membentuk manusia berbudi luhur (Junzi) yang mampu mengembangkan Kebajikan
Watak Sejatinya, mengasihi sesama dan berhenti pada Puncak Kebaikan. Menumbuhkan
sifat-sifat baik peserta didik dan menolongnya dari kekhilafan.
3. Memastikan peserta didik teguh dalam usaha menumbuhkembangkan iman melalui
pemahaman, penghayatan, pengamalan, tentang Watak Sejatinya (Xing) sehingga dapat
bertahan pada kodrat suci yang difirmankan Tuhan.
4. Mengembangkan pemahaman mewujudkan manusia yang sadar tugas dan tanggung
jawabnya baik secara vertikal kepada Tian, maupun secara horizontal kepada sesama
manusia dan alam semesta.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti


Mata pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu digambarkan melalui 5 elemen yang
meliputi (1) Sejarah Suci, (2) Kitab Suci, (3) Keimanan, (4) Tata Ibadah, dan (5) Perilaku
Junzi. Kelima elemen tersebut dicapai dengan kecakapan dalam pembinaan diri, empati,
komunikasi, refleksi, berpikir kritis, kreatif dan kolaborasi
Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu seperti berikut:

Elemen Deskripsi

90
Sejarah Suci Mengkaji secara kritis dan komprehensif tentang rentan waktu
perjalanan sejarah Agama Khonghucu, mengenal hikayat tokoh-tokoh
teladan dalam agama Khonghucu yaitu Nabi Kongzi dan Murid-
muridnya, Para Raja Suci (Shen Ming) sebagai panutan untuk dapat
dijadikan teladan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
refleksi dan pengetahuan keteladanan tentang sejarah perilaku Cinta
Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, Kebijaksanaan dalam perjalanan sejarah
agama Khonghucu.
Kitab Suci Mengkaji karakteristik dan makna yang terkandung dalam
Kitab Suci agama Khonghucu yang terdiri dari Kitab Yang Pokok yaitu
Kitab Sishu dan Kitab Yang Mendasari yaitu kitab Wujing sebagai
fondasi dasar dalam perilaku Junzi. Sebagai pedoman dan anjuran
tentang isi dari seluruh ajaran agama Khonghucu untuk dapat
direfleksikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar
menjadi pedoman hidup dalam menjalankan tugas-tugas kemanusian
dalam hubungan dengan sesama manusia, alam semesta dan Pencipta.

Keimanan Peserta didik dapat meyakini dan memuliakan eksistensi Tian Tuhan
Yang Maha Esa sebagai Pencipta Alam Semesta dan memahami fungsi
manusia sebagai co creator yang memiliki keterbatasan untuk dapat
mendalami dimensi spiritualitas tentang hubungan manusia dengan
penciptanya. Meyakini tugas kenabian Nabi Kongzi sebagai pembimbing
dan penyelamat manusia dimana manusia diharapkan dengan konsisten
menjalankan semua saran dan nasehat Nabi Kongzi untuk berguna
sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang dapat berkontribusi pada
keharmonisan dalam seluruh alam semesta dan meyakini peran serta
Leluhur serta Para Suci (Shen Ming) sebagai representasi dari Sang
pencipta yang wajib dimuliakan dan dihormati dalam dimensi
spiritualitas segala perilaku tiap manusia.

Tata Ibadah Sebagai wujud dari kesusilaan, pedoman melaksanakan tata ibadah cara
keteraturan dalam ritual persembahyangan kepada Tian Tuhan YME,
Nabi Kongzi dan Para Leluhur serta Para Suci (Shen Ming), sikap dalam
bersembahyang, sikap tata cara menghormati sesama manusia,
mengetahui dan memaknai pentingnya makna yang terkandung dalam
setiap perayaan Hari Raya persembahyangan umat Khonghucu.

Perilaku Junzi Peserta didik dapat mengenali dirinya sendiri, sebagai individu, bagian
dari masyarakat dan lingkungannya, sebagai warga negara Indonesia dan
warga negara dunia. Sebuah perilaku menjadi manusia yang berbudi
luhur yang menjunjung cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan
dan dapat dipercaya yaitu Lima Kebajikan (Wu Chang), Lima Hubungan
Kemasyarakatan (Wu Lun) dan Delapan Kebajikan (Ba De) serta selalu
berbakti kepada orang tua, keluarga, masyarakat, negara dan alam
semesta, sikap yang selalu ingin belajar dari tempat rendah terus maju
menuju jalan Suci (Dao), sikap tidak keluh gerutu kepada Tian serta
sesal penyalahan terhadap sesama manusia dan alam semesta

91
D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, pelajar memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, mengolah, menalar, menyaji,
dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Dalam elemen Sejarah Suci, peserta didik
menganalisis karya dan nilai keteladanan para Nabi dan Raja Suci, menganalisis sejarah
masuknya agama Khonghucu, perkembangan, dan eksistensi agama Khonghucu di
Indonesia, dan menceritakan kisah hidup Zilu, Zigong, dan Gong Ye Chang. Pada elemen
Kitab Suci, peserta didik mengidentifikasi fase perkembagan kitab-kita suci agama
Khonghucu dan menidentifikasi bagian-bagian kitab Wujing. Dalam elemen Keimanan,
peserta didik meyakini kebesaran (jalan suci) Tian, dan kekuasaan (hukum suci) Tuhan,
menganalisis kebesaran dan kekuasaan Tian atas hidup dan kehidupan di dunia ini,
menghayati makna diturunkannya wahyu Tuhan bagi agama Khonghucu, dan
mengidentifikasi konsep dasar dan prinsip-prinsip Yin Yang. Pada elemen Tata Ibadah,
peserta didik menganalisisis hakikat dan makna ibadah dan menerapkan persembahyangan
kepada Tian. Dan pada elemen Perilaku Junzi, peserta didik menunjukkan sikap toleran dalam
kehidupan bermasyarakat dan beragama, menganalisis perbedaan dan pentingnya kerukunan
antar umat beragama, dan hidup harmonis dengan sesama, dan mengidentifikasi hakikat dan
sifat dasar manusia.
Fase E berdasarkan Elemen:
Elemen Capaian Pembelajaran
Sejarah Suci Peserta didik menganalisis karya dan nilai keteladanan para
Nabi dan Raja Suci, menganalisis sejarah masuknya agama
Khonghucu, perkembangan, dan eksistensi agama Khonghucu di
Indonesia, dan menceritakan kisah hidup Zilu, Zigong, dan Gong Ye
Chang.

Kitab Suci Peserta didik mengidentifikasi fase perkembagan kitab-kita suci


agama Khonghucu dan menidentifikasi bagianbagian kitab Wujing.

92
Keimanan Peserta didik meyakini kebesaran (jalan suci) Tian, dan kekuasaan
(hukum suci) Tuhan, menganalisis kebesaran dan kekuasaan Tian atas
hidup dan kehidupan di dunia ini, menghayati makna diturunkannya
wahyu Tuhan bagi agama Khonghucu, dan mengidentifikasi konsep
dasar dan prinsipprinsip Yin Yang.

Tata Ibadah Peserta didik menganalisisis hakikat dan makna ibadah dan
menerapkan persembahyangan kepada Tian.

Perilaku Junzi Peserta didik menunjukkan sikap toleran dalam kehidupan


bermasyarakat dan beragama, menganalisis perbedaan dan
pentingnya kerukunan antar umat beragama, dan hidup harmonis
dengan sesama, dan mengidentifikasi hakikat dan sifat dasar manusia.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI-XII SMA)


Pada akhir Fase F, pelajar memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia. Dalam elemen Sejarah Suci, peserta didik memperjelas Nabi Kongzi
sebagai Tian Zhi Mu Duo, mengamalkan prinsip-prinsip moral yang diajarkan Mengzi,
memperjelas peta sejarahperkembangan agama Khonghucu pada zaman Neo Confucianism,
memperjelas Kisah Raja Suci Yao dan Shun, menganalisis situs sejarah agama Khonghucu di
Indonesia dan Tiongkok, mengaitkan kontribusi sejarah ajaran Khonghucu pada perdamaian
dunia, menganalisis kisah Nabi Yiyin, menganalisis jabatan yang pernah diemban oleh Nabi
Kongzi pada zaman Chunqiu. Pada elemen Kitab Suci, peserta didik memilih seluruh ayat
yang terdapat dalam kitab Sishu yang berkaitan dengan Lima Kebajikan, memilih seluruh ayat
yang terdapat dalam kitab Wujing yang berkaitan dengan Lima Hubungan Kemasyarakatan,
mengamalkan kitab suci yang pokok (Sishu) dan kitab suci yang mendasari (Wujing),
menganalisis seluruh ayat suci yang terdapat dalam kitab Sishu yang berkaitan dengan cita-
cita Nabi Kongzi dan Masyarakat Kebersamaan Agung (Da Tong). Dalam elemen Keimanan,
peserta didik meyakini persembahyangan kepada Tian, meyakini persembahyangan kepada
Nabi Kongzi, meyakini persembahyangan kepada leluhur, mengamalkan sikap hidup Zhong

93
Shu, menghayati sikap dan karakter Junzi sebagai pedoman hidup di dunia, dan menghayati
bahwa manusia sebagai co creator yang diciptakan oleh Tian untuk membantu
mengharmoniskan seluruh alam semesta. Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik
menampilkan upacara-upacara persembahyangan kepada leluhur, menampilkan upacara
(sembahyang) kepada para Suci (Shen Ming), memperjelas upacara persembahyangan kepada
Tian, Nabi dan leluhur, dan menganalisis makna agamis Xin Chun (tahun baru Kongzi-li)
serta kaitannya dengan tradisi dan budaya. menetapkan makna dan kategori seluruh ritual
persembahyangan agama Khonghucu yang dilakukan dalam satu tahun membedakan atribut
yang digunakan oleh rohaniwan Khonghucu dalam melakukan persembahyangan. Dan pada
elemen Perilaku Junzi, peserta didik menampilkan perilaku hormat kepada orang tua sebagai
bentuk laku bakti, memberikan sumbangan dana untuk bakti social bagi saudara sebangsa dan
setanah air pada momentum Hari Persaudaraan, memperjelaskan nilai-nilai yang berkaitan
dengan perilaku bakti kepada orang tua, menampilkan perilaku yang berlandaskan cintakasih
dan kebenaran, menganalisis konsep pembinaan diri sebagai kewajiban pokok setiap manusia,
membuktikan Xiao sebagai pokok kebajikan, mengevaluasi pentingnya pendidikan dan belajar
bagi manusia dalam rangka menggenapi kodrat suci kemanusiaannya, menganalisis makna
sikap hidup ‗Tengah Sempurna‘, mengaplikasikan sikap dan perilaku berlandaskan Zhong
dan Shu, menghayati semangat suka belajar, dan mengaplikasikan konsep Masyarakat
Kebersamaan Agung dengan komunitas Lintas Agama.
Fase F berdasarkan Elemen:
Elemen Capaian Pembelajaran
Sejarah Suci Peserta didik memperjelas Nabi Kongzi sebagai Tian Zhi Mu
Duo, mengamalkan prinsip-prinsip moral yang diajarkan
Mengzi, memperjelas peta sejarah perkembangan agama
Khonghucu pada zaman Neo Confucianism, memperjelas Kisah Raja
Suci Yao dan Shun, menganalisis situs sejarah agama Khonghucu di
Indonesia dan Tiongkok, mengaitkan kontribusi sejarah ajaran
Khonghucu pada perdamaian dunia, menganalisis kisah Nabi Yiyin,
menganalisis jabatan yang pernah diemban oleh Nabi Kongzi pada
zaman Chunqiu.
Kitab Suci Peserta didik memilih seluruh ayat yang terdapat dalam kitab Sishu yang
berkaitan dengan Lima Kebajikan, memilih seluruh ayat yang terdapat
dalam kitab Wujing yang berkaitan dengan Lima Hubungan
Kemasyarakatan, mengamalkan kitab suci yang pokok (Sishu) dan kitab
suci yang mendasari (Wujing), menganalisis seluruh ayat suci yang
terdapat dalam kitab Sishu yang berkaitan dengan cita-cita Nabi Kongzi
dan
Masyarakat Kebersamaan Agung (Da Tong)

94
Keimanan Peserta didik meyakini persembahyangan kepada Tian, meyakini
persembahyangan kepada Nabi Kongzi, meyakini persembahyangan
kepada leluhur, mengamalkan sikap hidup Zhong Shu, menghayati
sikap dan karakter Junzi sebagai pedoman hidup di dunia, dan
menghayati bahwa manusia sebagai co creator yang diciptakan oleh
Tian untuk membantu mengharmoniskan seluruh alam semesta.

Tata Ibadah Peserta didik menampilkan upacara-upacara persembahyangan kepada


leluhur, menampilkan upacara (sembahyang) kepada para Suci (Shen
Ming), memperjelas upacara persembahyangan kepada Tian, Nabi dan
leluhur, dan menganalisis makna agamis Xin Chun (tahun baru Kongzi-
li) serta kaitannya dengan tradisi dan budaya. menetapkan makna dan
kategori seluruh ritual persembahyangan agama Khonghucu yang
dilakukan dalam satu tahun membedakan atribut yang digunakan oleh
rohaniwan Khonghucu dalam melakukan persembahyangan

Perilaku Junzi Peserta didik menampilkan perilaku hormat kepada orang tua sebagai
bentuk laku bakti, memberikan sumbangan dana untuk bakti social bagi
saudara sebangsa dan setanah air pada momentum Hari Persaudaraan,
memperjelaskan nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku bakti kepada
orang tua, menampilkan perilaku yang berlandaskan cintakasih dan
kebenaran, menganalisis konsep pembinaan diri sebagai kewajiban
pokok setiap manusia, membuktikan Xiao sebagai pokok kebajikan,
mengevaluasi pentingnya pendidikan dan belajar bagi manusia dalam
rangka menggenapi kodrat suci kemanusiaannya, menganalisis makna
sikap hidup ‗Tengah Sempurna‘, mengaplikasikan sikap dan perilaku
berlandaskan Zhong dan Shu, menghayati semangat suka belajar, dan
mengaplikasikan konsep Masyarakat Kebersamaan Agung dengan
komunitas Lintas Agama.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEPERCAYAAN


TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Budi Pekerti
Negara Indonesia memiliki dasar negara dan landasan ideologi, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia. Sila pertama yang
menjiwai dan meliputi sila- sila dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perwujudan sila pertama itu di antaranya adalah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa selanjutnya ditulis Kepercayaan. Kepercayaan itu merupakan salah satu modal dasar
pembangunan nasional yang meyakini nilai-nilai budaya yang lahir dan rujukan pembentukan
karakter bangsa Indonesia.
Pentingnya pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menjawab
tentang sejarah asal usul Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Bustami, 2017),

95
makna dan tujuan utama kehidupan melalui budi pekerti (Sumiyati & Sumarwanto, 2017),
dasarnya Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Hernandi, 2017), martabat spiritual,
masalah larangan dan kewajiban, dan arti menjadi manusia. Pendidikan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa tentang budi pekerti meliputi budi pekerti kepada sesama
makhluk, kepada masyarakat, kepada lingkungan, kepada bangsa dan negara, serta anjuran
serta larangan. Sejarah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia meliputi
asal usul ajaran, perkembangan Penghayat, dan peran dan sumbangsih dalam perjuangan dan
pergerakan nasional serta pembangunan nasional. Pelindungan, pelayanan, dan pembinaan
negara terhadap Penghayat menjadi bagian penting materi sejarah. Martabat spiritual meliputi
unsur-unsur dan bentuk martabat spiritual bidang filsafat, seni, arsitektur, dan ekspresi budaya
spiritual.
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa berkontribusi dalam
mempromosikan rasa saling menghormati dan toleransi dalam masyarakat beragam.
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini juga menawarkan untuk
refleksi pribadi untuk membangun keindonesiaan (Basuki, 2005) dan perkembangan spiritual
nusantara sehingga memperdalam pemahaman tentang pentingnya nila-nilai kearifan lokal
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada situasi keberagaman global.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Budi Pekerti
Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk
memastikan peserta didik:
1. Memahami sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan YME untuk mengetahui keteladanan
tentang kejujuran (tokoh, sosok, panutan) mengenai perjuangan, pendidikan, dan
kemanusiaan;
2. Memiliki kepedulian dalam berbagai persitiwa kehidupan baik lingkungan dan masyarakat
di sekitarnya pada khususnya serta kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya,
bersikap disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diembannya
serta memiliki sikap santun, pemaaf, adi luhung yang merupakan budaya asli pemahaman
dari ajaran budi pekerti luhur;
3. Memiliki sikap toleransi terhadap sesama manusia untuk bisa menerima perbedaan pada
masyarakat yang beragam baik secara lokal maupun global dengan cara menyampaikan
pendapat secara santun dan menghargai serta mendengarkan pendapat yang berbeda
sebagai bukti penumbuhan budi pekerti luhur serta pengembangan kedewasaan diri.

96
4. Meyakini adanya Tuhan dan Tuhan itu Maha Esa, meyakini kemahakuasaan Tuhan,
mengenal dan mensyukuri karunia Tuhan berupa alam semesta beserta isinya yang
merupakan ciptaan Tuhan.
5. Mencintai budaya spiritual nusantara dan kearifan lokal masing-masing daerah, serta
mampu menunjukkan percaya diri sebagai pengemban ajaran Kepercayaan warisan
leluhur yang proaktif mempromosikan penghargaan kebhinekaan dan keragaman global.
6. Menunjukkan perbuatan baik dan menjauhkan perbuatan buruk serta mampu menjelaskan
pentingnya menunaikan kewajiban untuk senantiasa mendasarkan budi luhur dalam semua
tindakan dan mencegah perbuatan buruk yang ada di rumah, sekolah, dan lingkungan
sekitarnya.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha


Esa dan Budi Pekerti
Mata pelajaran pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
digambarkan dalam 5 elemen pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
meliputi (1) Sejarah, (2) Keagungan Tuhan, (3) Budi pekerti, (4) Martabat spiritual, (5)
Larangan dan kewajiban. Secara rinci elemen-elemen Mata Pelajaran Pendidikan
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sebagai berikut:

Elemen Deskripsi
Sejarah Pada elemen ini, peserta didik peserta didik dapat
menguraikan catatan perkembangan sejarah Kepercayaan
terhadap Tuhan YME, serta mengambil nilai kebijaksanaan
dan tauladan dari sejarah tokoh penghayat Kepercayaan, serta
pelaku dan pejuang Kepercayaan

Keagungan Tuhan Pada elemen ini, peserta diarahkan untuk Memahami kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menunjukkan sikap taat
kepada Tuhan Yang Maha Esa bedasarkan pengamatan terhadap
dirinya dan alam sekitar baik secara mandiri serta penuh percaya
diri dan tanggung jawab dengan menjalankan prilaku perilaku
hidup bersih dan sehat serta sikap santun dan menghargai sesama
manusia. Selain itu peserta dididk dapa mengakui dan menerima
adanya keterbatasan dalam diri manusia

Budi Pekerti Pada elemen ini, peserta didik menunjukkan perilaku budi
pekerti luhur dan keteladanan dengan cara menghayati peran
serta dan sumbangsih penghayat Kepercayaan dalam kegiatan
kemasyarakatan serta di kehidupan berbangsa dan bernegara.

97
Martabat Spiritual Pada elemen ini, peserta didik mempelajari keragaman budaya
nusantara dan kearifan lokal, bentuk-bentuk ritual, serta
menunjukkan sikap religius dengan kecerdasan spiritual.

Larangan dan Pada elemen ini, peserta didik memahami


Kewajiban pentingnya berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk serta
melaksanakan kewajiban dalam
Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Peserta didik mampu menghayati ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga dapat menunjukkan perilaku budi pekerti luhur yang responsif dan proaktif
untuk menjadi bagian dari solusi atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan negara
dalam pergaulan keragaman global. Peserta didik juga mampu menerapkan, menganalisis dan
menilai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural serta hasil kreasinya berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu dan teknologi, seni, budaya terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah sehingga menumbuhkan rasa syukur atas adanya
kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Peserta didik juga harus mampu mengolah, menalar,
menyajikan hasil analisis dan penilaiannya secara kreatif dalam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengkajian ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara
mandiri serta bertindak secara efektif, kreatif, dan mampu menjalankan ajaran Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang luas dan
beragam.
Peserta didik dapat menjelaskan Sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Asal
usul kehidupan. Peserta didik dapat menjelaskan konsep prosedural penumbuhan budi pekerti
luhur dalam dirinya serta penerapan kehidupan. Peserta didik dapat mendeskripsikan
unsurunsur diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dalam kehidupan dan
penghidupannya. Peserta didik juga dapat mendeskripsikan pola ritual religius ajaran
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mencintai nilai kearifan lokal lingkungan
hidup dengan kreasi penerapannya dalam nilai ekospiritual dan teknologi kekinian. Peserta
didik dapat mendeskripsikan ragam larangan dan kewajiban ajaran Kepercayaannya
Diakhir fase ini, peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil analisis dan
penilaian tentang aspek sejarah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikaitkan
dengan keragaman budaya spiritual nusantara serta makna berbudi pekerti luhur dalam ajaran
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungan yang luas dan beragam.

98
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Sejarah Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengamalkan Ajaran
Kepercayaannya
Peserta didik dapat mengkomunikasikan sejarah Kepercayaan terhadap
Tuhan YME, dan Peserta didik juga
dapat memberikan argumentasi pengetahuan tentang sistem
Kepercayaan prosedural asal-usul hidup dan kehidupan dengan
beberapa teori asal mula alam semesta.

Keagungan Tuhan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat menghayati keagungan Tuhan
dengan rasa syukur atas karunia adanya ciptaan-Nya serta
mendeskripsikan unsur-unsur diri dan kewajiban manusia sujud
syukur sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME,

Budi Pekerti Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengamalkan dan
mengkomunikasikan konsep prosedural penumbuhan sikap budi
pekerti luhur dalam dirinya serta penerapannya dalam wujud sikap
tanggungjawab, kerja keras dan peduli berbagi, sopan -menghargai,
santun – menerima berbeda pendapat, serta sikap taat azas –
terpercaya dalam kehidupannya berbangsa dan bernegara berdasarkan
nilai nilai Pancasila

Martabat Spiritual Pada akhir Fase E, peserta didik dapat menghayati dan mendeskripsikan
pola ritual religius ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
di daerahnya serta mencintai nilai kearifan local lingkungan hidup
Peserta didik mengamalkan nilai religius spiritual melalui kreasi
penerpan nilai ekospiritual dan teknologi kekinian dalam kehidupan dan
penghidupan.
Larangan dan Pada akhir Fase E peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan
Kewajiban perbuatan baik menerapkan ajaran
Kepercayaannya. Peserta didik dapat mendeskripsikan ragam larangan
dan kewajiban ajaran Kepercayaannya

Fase F (Umumnya untuk kelas XI-XII SMA)


Peserta didik mampu menghayati ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sehingga dapat menunjukkan perilaku budi pekerti luhur yang responsif dan proaktif untuk
menjadi bagian dari solusi atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan negara
dalam pergaulan keragaman global. Peserta didik juga mampu menerapkan, menganalisis dan
menilai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang tentang ilmu dan teknologi, seni, budaya terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah sehingga menumbuhkan rasa syukur atas adanya
kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Peserta didik juga harus mampu mengolah, menalar,

99
menyajikan dan menciptakan dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mandiri serta bertindak secara
efektif, kreatif, dan mampu menjalankan ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang luas dan beragam.
Pesert didik dapat mengkreasi Perjuangan dan eksistensi Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa di daerahnya serta mendeskripsikan nilai-nilai keteladanan tokoh
Kepercayaan dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik dapat
mendeskripsikan makna kebaikan, bertanggung jawab, percaya diri, mengamalkan sikap
santun, sabar dan pemaaf; dan menyajikan praktik pengamalan nilai- nilai keteladanan berbudi
pekerti luhur dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Peserta didik dapat
mendeskripsikan pentingya perilaku bersyukur atas karunia dan rasa cinta kepada sesama
makhluk ciptaan Tuhan. Peserta didik dapat menjelaskan konsep hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan alam semesta. Peserta didik mampu mengevaluasi kecerdasan spiritual dan
kearifan local serta mengekspresikan wujud cinta budaya spiritual nusantara dengan membuat
karya ilmiah dan atau atraksi kebudayaan. Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis
tahapan prosedural pencapaian menjalankan kewajiban dan tahapan menghindari larangan
dalam Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Diakhir fase ini, peserta didik mampu menghasilkan gagasan dan ide untuk
mengkomunikasikan hasil kreasi dan penilaian tentang makna berbudi pekerti luhur dalam
ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungan yang luas dan
beragam. Peserta didik juga mampu menunjukkan sikap budi pekerti luhur dalam lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam pergaulan keragaman global.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Sejarah Pada akhir Fase F, peserta didik dapat memberikan argumentasi
pengetahuan tentang prosedural asal- usul hidup dan kehidupan dengan
beberapa teori asal mula alam semesta.
Peserta didik mengkontruksi sejarah dan perjuangan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa meliputi keteladanan dan perjuangan
pendidikan dan kemanusiaan menjadi nilai yang terkristalisasi dalam
lingkup pergaulan global.

Keagungan Tuhan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menjelaskan hubungan Tuhan
YME dengan asal-usul adanya sesuatu serta hidup dan kehidupan.
Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara manusia dan Tuhan
melalui pengenalan dirinya sebagai ciptaanNya, menyadari percikan
energi semesta dan KeiIIahian dalam diri untuk kepentingn sesama
manusia, yang selaras dengan hukum alam semesta

100
Budi Pekerti Pada akhir Fase F, peserta didik dapat membangun nilainilai Luhur
Keindonesiaan baik dalam lingkungan maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pada akhir pembelajaran peserta didik dapat mengamalkan dan
meneladankan pribadi mandiri bertanggung jawab, sikap saling
mengasihi sesama mahkluk, dan sikap memayu hayuning bawono
(menjaga dan melestarikan alam semesta) di lingkungan hidupnya.

Martabat Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengamalkan sikap pelajar
Spiritual sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
Peserta didik dapat mengembangkan sikap saling mengasihi antar
sesama hidup dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta keragaman global tanpa kehilangan
jati diri penghayat dan keIndonesiaannya.
Peserta didik dapat menerima dan memahami bisikan hati nurani
dan tanggap terhadap tanda- tanda alam dalam upaya mencapai
keselarasan hidup lahir dan batin.

Larangan dan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat


Kewajiban mengamalkan ajaran Kepercayaan
Peserta didik dapat memahami, menghadapi, dan mengatasi berbagai
masalah dan tantangan hidup dengan kematangan jiwa dalam
pengamalan budi pekerti luhur.

CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan
literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan
kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk
bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial
budaya Indonesia.
Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan
memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre
yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks
yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur
pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang
hayat.

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi
genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint
construction), dan pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi genre,

101
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model- model lain sesuai
dengan pencapaian pembelajaran tertentu.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk


pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global.
Rasional sebagaimana diuraikan di atas dapat dipaparkan pada gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik


mengembangkan:
1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
2. sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara Republik Indonesia;
3. kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis- kreatif) dalam belajar dan
bekerja;
5. kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong
royong, dan bertanggung jawab;
6. kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
7. kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan
berkeadilan.

102
C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja
karena berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi
menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anakanak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai
literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi
yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa reseptif


(menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan
mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang
saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta
didik, yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan
memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan
berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan
berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan
berkarakter Pancasila.

1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca


dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).
2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre melalui
pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan
untuk membangun konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling),
pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction); serta
kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif
dalam proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan
Menyimak
Reseptif
Membaca dan memirsa
Berbicara dan mempresentasikan
Bahasa
Produktif
Menulis
Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.
Elemen Deskripsi

103
Menyimak Kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi yang
didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk
memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam
menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan bahasa,
memaknainya, dan/atau menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur.
Menyimak merupakan kemampuan komunikasi yang penting sebab
kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuan peserta didik
memahami makna (tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide
pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang
melatari paparan tersebut.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di
antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Membaca dan Kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai,


Memirsa menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan
kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual
dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam

membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf,


sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.

104
Berbicara dan Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam
Mempresentasikan bentuk lisan.
Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan
atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau
menyampaikan perasaan sesuai konteks dengan cara yang
komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, audio, dan audiovisual).
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara
dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa,
sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.

Menulis kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam


bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau
menyampaikan perasaan sesuai konteks.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis di
antaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi
dalam beragam tipe teks.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase

Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)

Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk


berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja.
Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi
dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis
gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam
diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan
pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis
dan etis.
Fase E berdasarkan elemen.
Elemen Capaian Pembelajaran

105
Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi
berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau
pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi
dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.

Membaca dan Peserta didik mengevaluasi informasi berupa gagasan,pikiran,


Memirsa pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi,
rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat
pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta
didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan
kualitas data serta membandingkan isi teks.

Berbicara dan Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan,pikiran,


pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul,
Mempresentasikan
perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta
didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma
kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi
lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi,
melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik
mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan
penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi
multimodal.

Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan,


arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau
fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil
penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu

106
mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan
ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan
di media cetak maupun digital.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)

Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk


berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja.
Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai
tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan
pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan
berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk
merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan
penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.

Fase F berdasarkan elemen.


Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan
pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak
berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi
gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak.

Membaca dan Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan


Memirsa berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe
teks (nonfiksi dan fiksi) di media cetak dan elektronik. Peserta
didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi.

107
Berbicara dan Peserta didik mampu menyajikan gagasan,pikiran, dan
kreativitas dalam berbahasa dalam bentuk monolog, dialog,
Mempresentasikan
dan gelar wicara secara logis, sistematis, kritis, dan kreatif;
mampu menyajikan karya sastra secara kreatif dan menarik.
Peserta didik mampu mengkreasi teks sesuai dengan norma
kesopanan dan budaya Indonesia. Peserta didik mampu
menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian, serta
menyimpulkan masukan dari mitra diskusi.

Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan,


pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis karya sastra
dalam berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks
refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian,
teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut.
Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya
sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu
menerbitkan tulisan hasil karyanya di media cetak maupun
digital.

Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Setiap Fase
Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)

Pada akhir fase F, pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik
mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks
tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk
berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang
melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan
mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa
Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa. Peserta didik memiliki
rasa tanggung jawab untuk menjunjung dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. Peserta didik memiliki kecintaan terhadap karya sastra Indonesia dan
mengembangkan kreativitas bersastra Indonesia.

Fase F berdasarkan elemen.


Elemen Capaian Pembelajaran

108
Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan
berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak berbagai tipe teks
(deskripsi, laporan, rekon, eksplanasi, eksposisi, instruksi/prosedur, serta
narasi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan
mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak.
Peserta didik mampu menyimak, menafsirkan, mengapresiasi,
mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara (seperti puisi rakyat,
pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal seperti novel, puisi,
prosa, drama, film, dan teks multimedia dan multimodal (lisan, audio,
video, cetak, dan digital)

Membac a Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan


dan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi)
di media cetak dan elektronik. Pelajar mampu mengapresiasi teks fiksi dan
Memirsa nonfiksi. Peserta didik mampu membaca dan memirsa, serta menafsirkan,
mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara
(seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal
seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak
atau digital online.

Berbicara dan Peserta didik mampu menyajikan gagasan,pikiran, dan kreativitas dalam
Mempresen berbahasa dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis,
sistematis, kritis, dan kreatif; mampu menyajikan karya sastra secara kreatif
tasi- kan dan menarik. Peserta didik mampu mengkreasi teks sesuai dengan norma
kesopanan dan budaya Indonesia. Peserta didik mampu menyajikan dan
mempertahankan hasil penelitian, serta menyimpulkan masukan dari mitra
diskusi. Peserta didik mampu berbicara dan mempresentasikan teks sastra
Nusantara (seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra
universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia
lisan/cetak, digital online atau dalam bentuk pergelaran.

109
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan, pengetahuan
metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta
didik mampu menulis karya sastra dalam berbagai genre.
Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Pelajar mampu menulis
hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut.
Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk
tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menulis teks sastra Nusantara
(seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal
seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak atau
digital online. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan baik di media
cetak maupun digital.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pancasila merupakan nilai luhur dan filsafat hidup bangsa Indonesia yang kemudian
ditetapkan sebagai dasar dan ideologi negara. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
musyawara mufakat, dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan
diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai itu
kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama
Pancasila, hingga menjadi landasan yuridis bagi pengembangan seluruh aturan negara
Republik Indonesia.

Sebagai filsafat hidup bangsa, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap
sikap dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan
perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil
makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita
bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh
perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Setiap warga negara dalam konteks berbangsa dan bernegara perlu diarahkan menjadi
warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen), sehingga dapat memahami
negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan
Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian, warga negara Indonesia dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, juga turut aktif membentengi

110
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dari berbagai ancaman dan hambatan yang akan
merusak ketahanan bangsa dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuhkembangkan kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara berdasar Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional. Hal ini
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan tersebut diterjemahkan secara lebih operasional dalam ruang lingkup lembaga
pendidikan menjadi Profil Pelajar Pancasila, dengan mengontekstualisasi tantangan abad ke-
21 dan visi Indonesia 2045. Profil Pelajar Pancasila dirumuskan dalam satu pernyataan yang
komprehensif, yaitu:
―Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai- nilai Pancasila.‖ Pernyataan ini memuat tiga kata kunci: pelajar
sepanjang hayat (lifelong learner), kompetensi global (global competencies), dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas khas
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia
yang sesuai dengan konteks abad ke-21.

Enam karakter/kompetensi dari Profil Pelajar Pancasila dirumuskan sebagai dimensi


kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan, sehingga upaya mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara
bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: 1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong-royong, 4)
mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Enam dimensi ini menunjukkan bahwa Profil Pelajar
Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai
jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Keenam dimensi Profil Pelajar
Pancasila harus dipahami sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi, di mana keterkaitan
antara satu dimensi dengan dimensi lainnya akan melahirkan kemampuan yang lebih spesifik
dan konkrit.

Dengan merujuk kepada keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila tersebut, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mengemban amanah untuk menumbuhkembangkan
nilai-nilai Pancasila setiap anak bangsa Indonesia. Oleh karena itu, proses pembelajaran PPKn
harus integratif, menyenangkan, dan efektif. Abad ke-21 menuntut kecakapan dengan
penguatan pendidikan karakter, literasi, dan pembelajaran berbasis
keterampilan/kecakapan abad ke-21 yang domain karakteristik pembelajarannya mengarah
pada High Order Thinking Skill (HOTS), 4C (Creativity and Innovation, Critical Thinking

111
and Problem Solving, Collaboration, Communication). Tujuannya agar peserta didik antusias
untuk memupuk nilainilai luhur Pancasila yang ada di dalam dirinya sendiri.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mempunyai visi menjadi program
pendidikan sekolah yang melakukan transmisi dan transformasi sikap serta perilaku peserta
didik melalui proses pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman
filosofi bangsa perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada
mata pelajaran PPKn yang di dalamnya terkandung penguatan karakter, literasi dan kecakapan
abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman.
Penerapannya harus dapat mendorong proses berfikir kritis, analitis, reflektif dan keterampilan
―high order thinking ‖ melalui interaksi yang kontekstual dan kolaboratif. Dengan demikian,
PPKn akan mampu menghasilkan warga negara yang mampu berfikir global (think globally)
dengan cara- cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan
identitas bangsa. Mata pelajaran PPKn mempunyai kedudukan strategis dalam upaya
mewariskan nilai-
nilai Pancasila kepada setiap warga negara sehingga dapat menumbuhkembangkan sikap
perbuatan dan keterampilannya dalam upaya mencapai Indonesia gemilang pada 2045
mendatang.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk


memastikan peserta didik mampu:

1. memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini ditunjukkan melalui sikap mencintai sesama manusia dan
lingkungannya serta menghargai kebinekaan untuk mewujudkan keadilan sosial;
2. memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai
dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara melalui kajian secara
kritis terhadap nilai dan kearifan luhur bangsa Indonesia sebagai pedoman dan
perspektif dalam berinteraksi dengan masyarakat global, serta mempraktikkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, rumah,
masyarakat sekitar, dan dalam konteks yang lebih luas;
3. menganalisis secara kritis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di tengah-tengah masyarakat global;

4. memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta
mampu bersikap adil dan tidak membeda- bedakan jenis kelamin dan SARA, serta

112
memiliki sikap toleransi, penghargaan dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri
bangsa yang perlu dilestarikan; dan
5. menganalisis secara cerdas karakteristik bangsa Indonesia, sejarah kemerdekaan
Indonesia, dan kearifan lokal masyarakat sekitar, dengan kesadaran untuk menjaga
lingkungan sekitarnya dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta
berperan aktif dalam kancah global.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
1. Wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Berorientasi pada penguatan karakter dan wawasan kebangsaan melalui
pembentukan sikap mental, penanaman nilai, moral, dan budi pekerti yang
menekankan harmonisasi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta
menekankan pada sikap kekeluargaan dan bekerja sama pada proyek belajar
kewarganegaraan;
3. Berorientasi pada mengembangkan misi keadaban Pancasila, yang mampu
membudayakan dan memberdayakan peserta didik menjadi warga negara yang
cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa
depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab;

4. Wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila, dan pengembangan kapasitas


psikososial (psikologi dan sosial) kewarganegaraan Indonesia sangat koheren
(runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab; dan
5. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan dan keadilan
sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki empat elemen kunci beserta


cakupan/substansinya, sebagai berikut:

Elemen Deskripsi

113
Pancasila Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara, dan ideologi
negara. Oleh karena itu, peserta didik mengkaji secara kritis makna dan
nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila, implementasi
Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai- nilai yang
terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
juga menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian
secara individu sesuai dengan fase perkembangannya. Peserta didik
juga menerapkan nilai-nilai Pancasila secara kolektif dalam beragam
kegiatan kelompok dengan membangun kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Penerapan Pancasila tersebut, peserta didik terus
mengembangkan potensinya sebagai kualitas personal yang bermanfaat
dalam kehidupannya., Hal itu dengan mengupayakan memberi bantuan
yang dianggap penting dan berharga kepada orangorang yang
membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks Indonesia
dan kehidupan global.

Undang-Undang Mengkaji secara kritis dan analitis konstitusi dan perwujudan norma
Dasar Negara yang berlaku mulai dari lingkup terkecil (keluarga dan masyarakat)
Republik sampai pada lingkup negara dan global. Tujuannya dapat mengetahui
Indonesia Tahun dan mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai manusia,
1945 bangsa Indonesia maupun sebagai warga negara Indonesia dan dunia,
termasuk menyuarakan secara kritis terhadap pelanggaran hak asasi
manusia. Peserta didik menyadari dan menjadikan musyawarah sebagai
pilihan penting dalam mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan
kehidupan yang demokratis di lingkup kelas, sekolah, dan keluarga.
Peserta didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi
yang berlaku sehingga segala peraturan perundang- undangan dapat
diterapkan secara kontekstual dan aktual.

114
Bhinneka Tunggal Peserta didik mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati
Ika dirinya sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap
hormat kepada bangsa yang beragam. Selain itu memahami dirinya
menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta didik dapat
menanggapi secara memadai kondisi dan keadaan yang ada di
lingkungan dan di masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan
keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya
kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama,
dan kelompok sosial. Peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari
bahwa dirinya setara, sehingga tidak membedabedakan jenis kelamin
dan
SARA. Peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa,
penghargaan, toleransi, dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri
bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik secara aktif
mempromosikan kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan
budaya global, serta mendahulukan produk dalam negeri.

Negara Kesatuan Dengan mengkaji karakteristik bangsa Indonesia, sejarah kemerdekaan


Republik Indonesia serta kearifan lokal masyarakat sekitar, peserta didik mulai
Indonesia mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan sekitarnya,
sehingga muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar
tetap nyaman dihuni. Bermula dari kepedulian untuk mempertahankan
lingkungan sekitarnya yang nyaman tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan ke dalam skala yang lebih besar, yaitu negara,
sehingga dapat berperan dalam mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh kembangkan
jiwa kebangsaan akan hak dan kewajiban bela negara sebagai suatu
kehormatan dan kebanggaan. Peserta didik dapat mengkaji secara nalar
dan kritis sebagai bagian dari sistem keamanan dan pertahanan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia, serta berperan aktif dalam kancah global.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Setiap Fase

Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)


Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan
kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas; memahami
makna dan nilai dari keragaman; mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya
dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan manfaat
hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih produk dalam negeri.
Peserta didik juga menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan menetapkan tujuan dan target
bersama; mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan masing-

115
masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya; mengidentifikasi respon
terhadap kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan
kondisi dan keadaan yang lebih baik; serta mengidentifikasi hal-hal yang dianggap penting
dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat
luas, dalam skala negara, dan kawasan. Peserta didik juga menganalisis norma dan aturan,
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang diatur dalam konstitusi dan norma yang
berlaku, serta dapat mempraktikkannya; mempraktikkan membuat kesepakatan bersama di
sekolah terkait dengan norma peserta didik yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta didik;
mengkaji ide-ide para pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila dan UUD 1945; serta
mencari tumpang tindih, kesesuaian, dan pertentangan antara satu regulasi dengan regulasi
yang setara. Peserta didik juga mengidentifikasi beberapa contoh kasus wilayah yang
diperebutkan berdasarkan fakta dan regulasi; menemukan beberapa praktik baik dan sikap
menjaga keutuhan NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya; dan
memahami konsep sistem pertahanan dan keamanan nasional; serta mengidentifikasi peran
Indonesia sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan negara di dunia.
Peserta didik juga dapat menelaah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa; mengidentifikasi perbedaan cara pandang para pendiri
bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; dan mengidentifikasi peluang dan tantangan
penerapan nilainilai Pancasila dalam kehidupan global; serta menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta
didik.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Pancasila Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri
bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; mengidentifikasi peluang
dan tantangan penerapan nilainilai Pancasila dalam kehidupan
global; dan mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Peserta didik juga dapat menginisiasi
sebuah kegiatan bersama dan menetapkan tujuan dan target bersama;
dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing
dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta
didik dapat menganalisis hal-hal yang dianggap penting dan berharga
yang dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di
masyarakat luas, dalam skala negara dan kawasan, dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik.

116
Undang-Undang Peserta didik dapat menganalisis norma dan aturan, hak dan
Dasar Negara kewajiban sebagai warga negara yang diatur dalam konstitusi dan
Republik norma yang berlaku dan
mempraktikkannya, mempraktikkan membuat kesepakatan bersama
Indonesia Tahun
di sekolah terkait dengan norma yang harus dipatuhi oleh seluruh
1945 peserta. Peserta didik juga dapat mengkaji ide-ide para pendiri
bangsa tentang rumusan Pancasila dan UUD 1945; dan
mengidentifikasi tumpang tindih, kesesuaian, dan pertentangan
antara satu regulasi dengan regulasi yang setara.

Bhinneka Tunggal Peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan


Ika kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari
keragaman.
Peserta didik dapat mengidentifikasi respon terhadap kondisi dan
keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan
kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga dapat
mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal; dan
memilih produk dalam negeri.

Negara Kesatuan Peserta didik dapat mengidentifikasi beberapa contoh kasus


Republik wilayah yang diperebutkan berdasarkan fakta dan regulasi;
Indonesia menemukan beberapa praktik baik dan sikap menjaga keutuhan
NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya.
Peserta didik juga dapat memahami konsep sistem pertahanan dan
keamanan Nasional; dan mengidentifikasi peran Indonesia
sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan negara
di dunia.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir fase F, peserta didik dapat menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok
lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas; menghargai
keragamaan budaya yang ada; memahami pentingnya sikap saling menghormati dalam
mempromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung;
aktif mempromosikan kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global,
mendahulukan produk dalam negeri; serta menganalisis secara kritis kasus-kasus yang
merusak kebinekaan dan secara kreatif dan inovatif memberikan solusinya. Peserta didik
juga membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan target yang sudah ditentukan; menyinkronkan kelompok agar para anggota
kelompok dapat saling membantu satu sama lain memenuhi kebutuhan mereka baik secara
individual maupun kolektif; menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan
yang ada di lingkungan dan di masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang
lebih baik; serta mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga

117
kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas (negara dan dunia).

Peserta didik juga mengkaji kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan
dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi dapat mencari solusi dan inovasi
untuk memecahkan kasus tersebut; mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama di
sekolah; serta menghubungkannya dengan konstitusi dan norma sebagai kesepakatan bersama,
sehingga muncul kesadaran untuk mematuhi konstitusi dan norma; mengklasifikasi dan
mensimulasikan musyawarah para pendiri bangsa berdasarkan ide- ide yang lebih kompleks
tentang rumusan Pancasila dan UUD 1945; serta menganalisis secara kritis hubungan satu
regulasi dengan regulasi turunannya. Peserta didik juga mengkaji secara kritis kasus wilayah
yang sering diperebutkan, secara kreatif dan inovatif terlibat mempromosikan perlunya
menjaga keutuhan wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan; mengampanyekan praktik baik
dan sikap menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan bangsa di lingkungan lokal dan regional;
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kesatuan; serta
menganalisis peran Indonesia sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan
negara di dunia. Peserta didik juga dapat menganalisis secara kritis penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis perdebatan para pendiri
bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; mempresentasikan peluang dan tantangan
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global; serta menerapkan nilainilai Pancasila
dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.

Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Pancasila Peserta didik dapat menganalisis perdebatan para pendiri bangsa
tentang rumusan dan isi Pancasila; menganalisis secara kritis
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; mempresentasikan peluang dan tantangan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global. Peserta didik dapat
membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan;
menyinkronkan kelompok agar para anggota kelompok dapat
saling membantu satu
sama lain untuk memenuhi kebutuhan mereka baik secara
individual maupun kolektif. Peserta didik juga dapat
mengupayakan memberi bantuan kepada orang yang
membutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta masyarakat yang lebih luas (regional dan
global); dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks
peserta didik.

118
Undang-Undang Peserta didik dapat menganalisis kasus-kasus pelanggaran terhadap
Dasar Negara norma dan aturan dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam
Republik konstitusi, dan mencari solusi dan inovasi untuk memecahkan kasus
Indonesia Tahun tersebut. Peserta didik mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan
1945 bersama di sekolah; serta menghubungkannya dengan konstitusi
dan norma sebagai kesepakatan bersama, sehingga muncul
kesadaran untuk mematuhi konstitusi dan norma. Peserta didik juga
dapat mengklasifikasi dan mensimulasikan musyawarah para
pendiri bangsa berdasarkan ide- ide yang lebih kompleks tentang
rumusan Pancasila dan UUD 1945; dan menganalisis secara kritis
hubungan satu regulasi dengan regulasi turunannya.

Bhinneka Tunggal Peserta didik dapat menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok


Ika lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan
identitas; menghargai keragamaan budaya yang ada; dan
menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan yang
ada di lingkungan dan di masyarakat untuk menghasilkan kondisi
dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik dapat memahami
pentingnya serta menunjukkan sikap saling menghormati dalam
mempromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia
yang saling terhubung; aktif mempromosikan kebinekaan;
mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global;
mendahulukan produk dalam negeri, serta menganalisis secara
kritis kasus- kasus yang merusak kebinekaan dan secara kreatif
dan inovatif memberikan solusinya.

Negara Kesatuan Peserta didik dapat mengkaji secara kritis kasus wilayah yang
Republik sering diperebutkan; kreatif dan inovatif terlibat
Indonesia mempromosikan perlunya menjaga keutuhan wilayah Indonesia
sebagai satu kesatuan. Peserta didik dapat mendemonstrasikan
praktik baik dan sikap menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan
bangsa di lingkungan lokal dan regional; mengidentifikasi
tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kesatuan,
serta menganalisis peran Indonesia sebagai negara kesatuan
dalam pergaulan antarbangsa dan negara di dunia.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

A. Rasional Mata Pelajaran Matematika


Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang
sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern.
Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya
pikir manusia. Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami
sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi tersebut,
mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah

119
dalam kehidupan. Belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar
pebelajar memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat
kompetitif. Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir,
bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir
berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi
pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi
matematis tertentu yang bersifat formal-universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat
disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar
matematika serta nilai- nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika, meliputi
kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan, kesabaran,
kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan diri, keterbukaan pikiran,
dan kreativitas. Dengan demikian relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran
Matematika ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan
kreativitas peserta didik. Adapun materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di
setiap jenjang pendidikan dikemas melalui bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, Analisis Data dan Peluang.

B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika


Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1. memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah matematis (pemahaman matematis),
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika (penalaran dan pembuktian matematis),
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan
masalah matematis).
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi kedalam simbol atau
model matematis (komunikasi dan representasi matematis),
5. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan
dengan kehidupan (koneksi matematis), dan

120
6. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif,
sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(disposisi matematis).

C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika


Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten dan lima
elemen kecakapan.
1. Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami peserta
didik.
Elemen Deskripsi
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka sebagai simbol
bilangan, konsep bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara
berbagai operasi hitung bilangan dalam subelemen representasi
visual, sifat urutan, dan operasi

Aljabar Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar non- formal dalam
bentuk simbol gambar sampai dengan aljabar formal dalam bentuk
simbol huruf yang mewakili bilangan tertentu dalam subelemen
persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan pola bilangan, serta rasio
dan proporsi.
Pengukuran Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran- besaran
pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan membuktikan
prinsip atau teorema terkait besaran tertentu dalam subelemen
pengukuran besaran geometris dan non-geometris.

Geometri Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun


datar dan bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun Non-
Euclides serta ciri-cirinya dalam subelemen geometri datar dan
geometri ruang.
Analisis Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas tentang
Data dan pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan data dalam berbagai
Peluang bentuk representasi, dan analisis data kuantitatif terkait pemusatan
dan penyebaran data serta peluang munculnya suatu data atau
kejadian tertentu dalam subelemen data dan representasinya, serta
ketidakpastian dan peluang.

2. Elemen kecakapan dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi
pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan
alur pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan.
Elemen Deskripsi

121
Pemahaman Pemahaman matematis terkait erat dengan pembentukan alur
Matematis pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta,
konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang bersifat formal-
universal, dengan cara mengingat, menjelaskan, dan menerapkannya
secara rutin dalam kasus sederhana.

Penalaran dan Penalaran terkait erat dengan pembentukan alur berpikir dalam
Pembuktian mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika
Matematis berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi dengan cara
menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun
konjektur, sedangkan pembuktian matematis terkait erat dengan
pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran
matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang
bersifat formaluniversal dengan cara membuktikan kebenaran suatu
prinsip, rumus, atau teorema tertentu.

Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait erat dengan pembentukan alur


Masalah berpikir dalam mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran
Matematis matematika dan pembentukan alur pemahaman terhadap materi
pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi yang bersifat formal-universal, dengan cara menggunakan
berbagai strategi yang efektif untuk menerapkan materi pembelajaran
matematika dalam menyelesaikan masalah matematis atau masalah
sehari- hari.

Komunikasi dan Komunikasi dan representasi matematis terkait erat dengan


Representasi pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran
Matematis matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang
bersifat formal-universal dengan cara mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi kedalam simbol
atau model matematis.
Koneksi Koneksi matematis terkait erat dengan pembentukan alur pemahaman
Matematis terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi yang bersifat formal-universal dengan cara
mengaitkan antarmateri pembelajaran matematika pada suatu bidang
kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan.

D. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase

Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)


Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen) dan logaritma, serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan
geometri). Peserta didik dapat menginterpretasi ekspresi eksponensial. Menggunakan sistem
persamaan linear tiga variabel, sistem pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat dan
fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik juga dapat melakukan

122
operasi Vektor. Peserta didik dapat menentukan perbandingan trigonometri dan
memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku. Peserta juga didik dapat memilih
tampilan data yang sesuai dan menginterpretasi data menurut bentuk distribusi data
menggunakan nilai tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan interkuartil, standar
deviasi).
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifatsifat operasi
bilangan berpangkat (eksponen) dan logaritma, serta menggunakan
barisan dan deret (aritmetika dan geometri).

Aljabar and Di akhir fase E, peserta didik dapat menginterpretasi ekspresi


Fungsi eksponensial. Menggunakan sistem persamaan linear tiga variabel,
sistem pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat dan fungsi
eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik juga dapat
melakukan operasi Vektor
Fungsi -
Pengukuran -
Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-
siku.
Analisis Di akhir fase E, peserta didik dapat menampilkan dan menginterpretasi
Data dan data menggunakan statistik yang sesuai bentuk distribusi data untuk
Peluang membandingkan nilai tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan
interkuartil, standar deviasi) untuk membandingkan dua atau lebih
himpunan data. Mereka dapat meringkas data kategorikal untuk dua
kategori dalam tabel frekuensi dua arah, menafsirkan frekuensi relatif
dalam konteks data (termasuk frekuensi relatif bersama, marginal, dan
kondisional), dan mengenali kemungkinan asosiasi dan tren dalam data.
Mereka dapat membedakan antara korelasi dan sebab-akibat. Mereka
dapat membandingkan distribusi teoretis diskrit dan distribusi
eksperimental, dan mengenal peran penting dari ukuran sampel. Mereka
dapat menghitung peluang dalam situasi diskrit.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir fase F, peserta didik dapat menentukan fungsi Invers, komposisi fungsi dan
transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata berdasarkan fungsi yang sesuai
(linier, kuadrat, eksponensial). peserta didik menerapkan teorema tentang lingkaran, dan
menentukan panjang busur dan luas juring lingkaran. Peserta didik juga dapat mengevaluasi
berbagai laporan berbasis statistik.
Fase F Berdasarkan Elemen

123
Elemen Capaian Pembelajaran
Bilangan -
Aljabar dan Di akhir fase F, peserta didik dapat menentukan fungsi Invers, komposisi
Fungsi fungsi dan transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata
berdasarkan fungsi yang sesuai (linier, kuadrat, eksponensial).

Pengukuran -
Geometri Di akhir fase F, peserta didik menerapkan teorema tentang lingkaran, dan
menentukan panjang busur dan luas juring lingkaran.

Analisis Di akhir fase F, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan,


Data dan mengumpulkan informasi, menyajikan, menganalisis, hingga menarik
Peluang kesimpulan dari suatu data dengan membuat rangkuman statistik
deskriptif. mengevaluasi proses acak yang mendasari percobaan statistik,.
Mereka menggunakan peluang bebas dan bersyarat untuk menafsirkan
data.
Fungsi -
Kalkulus -

Fase F+ (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA Pilihan)


Pada akhir fase F+, peserta didik dapat menyatakan bilangan kompleks dan operasinya
pada bidang koordinat kompleks, menyatakan data dalam bentuk matriks dan melakukan
operasi terhadap matriks dalam menerapkannya dalam transformasi geometri dan
penyelesaian sistem persamaan. Peserta didik melakukan operasi aritmatika pada polinomial.
Peserta didik dapat menyatakan sifat-sifat geometri dengan persamaan (titik, garis,
lingkaran, elips, parabola, dsb.). Peserta didik dapat dapat memodelkan fenomena dengan
fungsi trigonometri dan fungsi logaritma. Mereka dapat menggunakan sistem koordinat
untuk menyatakan bentuk geometris dalam bentuk aljabar. Psereta didik dapat mengevaluasi
hasil keputusan dengan menggunakan distribusi probabilitik dengan menghitung nilai yang
diharapkan. Peserta didik juga dapat menerapkan konsep dasar kalkulus di dalam konteks
pemecahan masalah aplikasi dalam berbagai bidang.
Fase F+ Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Bilangan Di akhir fase F, peserta didik melakukan operasi aritmetika dengan
bilangan kompleks, mewakili bilangan kompleks dan operasinya pada
bidang kompleks, dan menggunakan bilangan kompleks dalam identitas
dan persamaan polinomial (suku banyak).

124
Aljabar dan Di akhir fase F, peserta didik melakukan operasi aritmetika pada
Fungsi polinomial (suku banyak), menentukan faktor polinomial, dan
menggunakan identitas polinomial untuk menyelesaikan masalah. Mereka
menyatakan data dalam bentuk matriks dan melakukan operasi terhadap
matriks dalam menerapkannya dalam transformasi geometri dan
penyelesaian sistem persamaan.
Mereka menyatakan fungsi trigonometri menggunakan lingkaran satuan,
memodelkan fenomena periodik dengan fungsi trigonometri, dan
membuktikan serta menerapkan identitas trigonometri. Mereka dapat
memodelkan berbagai fenomena dengan fungsi rasional, fungsi akar,
fungsi eksponensial, fungsi logaritma, fungsi nilai mutlak, fungsi tangga
dan fungsi piecewise.

Pengukuran -

Geometri Di akhir fase F, peserta didik dapat menyatakan sifat- sifat geometri dari
persamaan (garis singgung, lingkaran, elips, parabola, hiperbola). Mereka
menggunakan sistem koordinat untuk membuktikan sifat geometri
sederhana secara aljabar.
Analisa Data Di akhir fase F, peserta didik dapat menginterpretasi parameter distribusi
dan Peluang data secara statistik (seragam, binomial dan normal). menghitung nilai
harapan distribusi binomial dan normal dan menggunakannya dalam
penyelesaian masalah
Fungsi -

Kalkulus Di akhir fase F, peserta didik menerapkan konsep dasar kalkulus, yaitu
limit, turunan dan integral dalam penyelesaian masalah.

CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global dalam
berbagai aspek. Bahasa Inggris digunakan secara global dalam aspek pendidikan, bisnis,
perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional, kesehatan,
teknologi, dll. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk
berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan
menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk berinteraksi dengan berbagai teks. Dari interaksi tersebut, mereka memperoleh
pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.
Pembelajaran bahasa Inggris umum di jenjang Sekolah Dasar dan Menengah dalam
kurikulum nasional memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuka wawasan
yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang
tersedia secara global. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan

125
untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda.
Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosial-budaya dan interkultural ini meningkatkan
kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami budaya lain dan interaksinya dengan budaya
Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya Indonesia,
memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan.
Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan
bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca,
memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam berbagai jenis teks. Capaian
Pembelajaran minimal keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu pada Common
European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFR)
dan setara level B1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi yang dapat dilihat dari
kemampuan peserta didik untuk:
- mempertahankan interaksi dan menyampaikan apa yang diinginkan, dalam berbagai
konteks dengan artikulasi jelas;
- mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara komprehensif; dan
- mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.
Pembelajaran bahasa Inggris di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah diharapkan dapat
membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris
sebagai bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran
difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulis, visual, audio, maupun
multimodal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014:
3) bahwa “When people speak or write, they produce text, and text is what listeners and
readers engage with and interpret.” Ada empat tahapan dalam pendekatan berbasis teks,
dan keempat tahapan ini dilakukan dalam pembahasan mengenai topik yang sama.
1. Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru membangun pengetahuan atau latar
belakang pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan.
Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks budaya dari teks yang diajarkan.
2. Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi
peserta didik dalam menghasilkan karya, baik secara lisan maupun tulisan.
3. Joint Construction of the Text (JCOT): Guru membimbing peserta didik dan bersama-
sama memproduksi teks.
4. Independent Construction of the text (ICOT): peserta didik memproduksi teks lisan dan
tulisan secara mandiri (Emilia, 2011).
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekedar kalimat. Artinya makna
tidak hanya disampaikan oleh kata-kata melainkan harus didukung oleh konteks. Setiap teks
memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb. (Agustien, 2020).

126
Pembelajaran bahasa Inggris umum di dalam kurikulum nasional membantu peserta
didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki profil
Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif,
gotong royong, dan berkebhinekaan global. Profil ini dapat dikembangkan dalam
pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat dinamis dan
fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam pemilihan teks
atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa Inggris memiliki peluang untuk
mencapai profil Pelajar Pancasila melalui materi teks tertulis, visual, teks oral, maupun
aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.
Mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar dapat diselenggarakan
sebagai mata pelajaran pilihan bagi satuan pendidikan yang memiliki kesiapan sumber daya.
Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran
lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan
mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik:
1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks
multimodal (lisan, tulisan, visual, audiovisual).
2. Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif,
praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.
3. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan
bertanggung jawab.
4. Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris


1. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum semakin beragam, misalnya
narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat,
iklan), dan teks asli. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulis
saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks
multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik
maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda,
yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi
peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi) sehingga
meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.

127
2. Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan di kelasnya menyesuaikan
dengan kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang sudah dikenal
oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang dibacanya dan
kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulis.
Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru
diketahui oleh peserta didik dan membantu mereka membangun pemahaman terhadap
jenis teks baru tersebut sehingga mampu menghasilkan karya dalam jenis teks
tersebut baik lisan dan tulis. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi
yang sering dialami oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah maupun konteks
di rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktekan
teks tersebut dalam kehidupan nyata.
3. Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni
bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik
(yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris
pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai jenis teks.
4. Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa peserta
didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran
bahasa Inggris umum mencakup elemen keterampilan reseptif
(menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara, menulis,
dan mempresentasikan).Elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi
kepada lawan bicara, dan memahami informasi yang
didengar, sehingga dapat menyampaikan tanggapan secara
relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi dalam
menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi
bahasa, lalu memahami makna. Keterampilan menyimak
juga merupakan kemampuan komunikasi nonverbal yang
mencakup seberapa baik seseorang menangkap makna
(tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan lisan dan
memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi
maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri,
2017).
Membaca Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi
teks sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk
mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar
ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat (OECD, 2000).

Memirsa Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks


visual sesuai tujuan dan kepentingannya.

128
Berbicara Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan
secara lisan dalam interaksi sosial.
Menulis Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan,
mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam berbagai
genre teks tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat
dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur
organisasi dan unsur kebahasaan yang tepat.
Mempresentasikan Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat,
dapat dipertanggungjawabkan dengan cara yang
komunikatif melalui beragam media (visual, digital, dan
audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar.
Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan
perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
atau karakteristik penyimak.

Pada pembelajaran bahasa Inggris umum di fase E dan F tingkat SMA, pembelajaran
bahasa Inggris berfokus pada penguatan berbahasa lisan dan tulis dengan target CEFR B1.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya.
Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, report, dan teks
asli menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik
menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan keinginan/perasaan dan berdiskusi
mengenai topik yang dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai usia
peserta didik di fase ini. Mereka membaca teks tulisan untuk mempelajari
sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi,
dalam bahasa Inggris mulai berkembang. Peserta didik memproduksi teks tulisan dan visual
yang lebih beragam, dengan kesadaran terhadap tujuan dan target pembaca.

Elemen Menyimak – Berbicara

129
Pada akhir fase E, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan
guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Mereka
menggunakan dan merespon pertanyaan dan menggunakan strategi untuk memulai dan
mempertahankan percakapan dan diskusi. Mereka memahami dan mengidentifikasi ide utama
dan detail relevan dari diskusi atau presentasi mengenai topik yang dekat dengan kehidupan
pemuda.
Mereka menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu yang dekat
dengan kehidupan pemuda dan untuk membahas minat. Mereka memberikan pendapat dan
membuat perbandingan. Mereka menggunakan elemen non-verbal seperti bahasa tubuh,
kecepatan bicara, dan nada suara untuk dapat dipahami dalam sebagian konteks.
By the end of Phase E, students use English to communicate with teachers, peers and others
in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to questions and use
strategies to initiate and sustain conversations and discussion. They understand and identify
the main ideas and relevant details of discussions or presentations on youth-related topics.
They use English to express opinions on youth-related issues and to discuss youth-related
interests. They give and make comparisons. They use nonverbal elements such as gestures,
speed and pitch to be understood in some contexts.

Elemen Membaca – Memirsa


Pada akhir fase E, peserta didik membaca dan merespon berbagai macam teks seperti narasi,
deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, dan report. Mereka membaca untuk mempelajari
sesuatu atau untuk mendapatkan informasi. Mereka mencari dan mengevaluasi detil spesifik
dan inti dari berbagai macam jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk
diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Pemahaman mereka terhadap ide pokok,
isu-isu atau pengembangan plot dalam berbagai macam teks mulai berkembang. Mereka
mengidentifikasi tujuan penulis dan mengembangkan keterampilannya untuk melakukan
inferensi sederhana dalam memahami informasi tersirat dalam teks. By the end of Phase E,
students read and respond to a variety of texts, such as narratives, descriptions, procedures,
expositions, recount and report. They read to learn or to find information. They locate and
evaluate specific details and main ideas of a variety of texts. These texts may be in the form
print or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts. They are developing
understanding of main ideas, issues or plot development in a variety of texts. They identify the
author‟s purposes and are developing simple inferential skills to help them understand implied
information from the texts.

Elemen Menulis – Mempresentasikan

130
Pada akhir fase E, peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan non-fiksi, melalui
aktivitas yang dipandu, menunjukkan kesadaran peserta didik terhadap tujuan dan target
pembaca. Mereka membuat perencanaan, menulis, mengulas dan menulis ulang berbagai jenis
tipe teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri, termasuk tanda baca dan huruf besar.
Mereka menyampaikan ide menggunakan kosa kata dan kata kerja umum dalam tulisannya.
Mereka menyajikan informasi menggunakan berbagai mode presentasi untuk menyesuaikan
dengan pembaca/pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda, dalam bentuk cetak
dan digital.
By the end of phase E, students write a variety of fiction and non-fiction texts, through guided
activities, showing an awareness of purpose and audience. They plan, write, review and
redraft a range of text types with some evidence of selfcorrection strategies, including
punctuation and capitalization. They express ideas and use common/daily vocabulary and
verbs in their writing. They present information using different modes of presentation to suit
different audiences and to achieve different purposes, in print and digital forms.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya.
Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, dan
teks asli menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik
menggunakan bahasa Inggris untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan.
Peserta didik menggunakan keterampilan berbahasa Inggris untuk mengeksplorasi berbagai
teks dalam berbagai macam topik kontekstual. Mereka membaca teks tulisan untuk
mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi dan untuk kesenangan. Pemahaman mereka
terhadap teks tulisan semakin mendalam. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami
informasi, dan kemampuan evaluasi berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris sudah
berkembang. Mereka memproduksi teks lisan dan tulisan serta visual dalam bahasa Inggris
yang terstruktur dengan kosa kata yang lebih beragam. Peserta didik memproduksi
beragam teks tulisan dan visual, fiksi maupun non-fiksi dengan kesadaran terhadap tujuan
dan target pembaca/pemirsa.
Elemen Menyimak – Berbicara

131
Pada akhir fase F, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan
guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Mereka
menggunakan dan merespon pertanyaan terbuka dan menggunakan strategi untuk memulai,
mempertahankan dan menyimpulkan percakapan dan diskusi. Mereka memahami dan
mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari diskusi atau presentasi mengenai berbagai
macam topik. Mereka menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu
sosial dan untuk membahas minat, perilaku dan nilai- nilai lintas konteks budaya yang dekat
dengan kehidupan pemuda.
Mereka memberikan dan mempertahankan pendapatnya, membuat perbandingan dan
mengevaluasi perspektifnya. Mereka menggunakan strategi koreksi dan perbaikan diri, dan
menggunakan elemen non- verbal seperti bahasa tubuh, kecepatan bicara dan nada suara
untuk dapat dipahami dalam sebagian besar konteks.
By the end of Phase F, students use English to communicate with teachers, peers and others
in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to open-ended
questions and use strategies to initiate, sustain and conclude conversations and discussion.
They understand and identify the main ideas and relevant details of discussions or
presentations on a wide range of topics. They use English to express opinions on social
issues and to discuss youth-related interests, behaviours and values across cultural contexts.
They give and justify opinions, make comparisons and evaluate perspectives. They employ
self-correction and repair strategies, and use nonverbal elements such as gestures, speed
and pitch to be understood in most contexts.

Elemen Membaca – Memirsa


Pada akhir fase F, peserta didik membaca dan merespon berbagai macam teks seperti narasi,
deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, dan diskusi secara mandiri. Mereka membaca
untuk mempelajari sesuatu dan membaca untuk kesenangan. Mereka mencari, membuat
sintesa dan mengevaluasi detil spesifik dan inti dari berbagai macam jenis teks. Teks ini dapat
berbentuk cetak atau digital, termasuk diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif.
Mereka menunjukkan pemahaman terhadap ide pokok, isu-isu atau pengembangan plot dalam
berbagai macam teks. Mereka mengidentifikasi tujuan penulis dan melakukan inferensi untuk
memahami informasi tersirat dalam teks.
By the end of Phase F, students independently read and respond to a wide range of texts
such as narratives, descriptives, expositions, procedures, argumentatives and discussions.
They read to learn and read for pleasure. They locate, synthesize and evaluate specific
details and gist from a range of text genres. These texts may be in the form of print or digital
texts, including visual, multimodal or interactive texts. They demonstrate an understanding
of the main ideas, issues or plot development in a range of texts. They identify the author‟s
purpose and make inference to comprehend implicit information in the text.

Elemen Menulis – Mempresentasikan


Pada akhir fase F, peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan faktual secara mandiri,
menunjukkan kesadaran peserta didik terhadap tujuan dan target pembaca. Mereka membuat
perencanaan, menulis, mengulas dan menulis ulang
berbagai jenis tipe teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri, termasuk tanda baca, huruf
besar dan tata bahasa. Mereka menyampaikan ide kompleks dan menggunakan berbagai kosa
kata dan tata bahasa yang beragam dalam tulisannya. Mereka menuliskan kalimat utama
dalam paragraf-paragraf mereka dan menggunakan penunjuk waktu untuk urutan, juga
konjungsi, kata penghubung dan kata ganti orang ketiga untuk menghubungkan atau
membedakan ide antar dan di dalam paragraf.

132
Mereka menyajikan informasi menggunakan berbagai mode presentasi untuk menyesuaikan
dengan pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda, dalam bentuk cetak dan
digital.
By the end of Phase F, students independently write an extensive range of fictional and
factual text types, showing an awareness of purpose and audience. They plan, write, review
and redraft a range of text types with some evidence of self-correction strategies, including
punctuation, capitalization and tenses. They express complex ideas and use a wide range of
vocabulary and verb tenses in their writing. They include topic sentences in their paragraphs
and use time markers for sequencing, also conjunctions, connectives and pronoun references
for linking or contrasting ideas between and within paragraphs. They present information
using different modes of presentation to suit different audiences and to achieve different
purposes, in print and digital forms.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN


KESEHATAN (PJOK)

A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(PJOK)
Pendidikan jasmani, yang di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan, menurut William H Freeman (2007: 27-28) adalah pendidikan yang
menggunakan aktivitas jasmani untuk meningkatkan individu peserta didik secara menyeluruh
berupa aspek jasmani, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap
peserta didik sebagai satu kesatuan utuh antara jiwa dan raga. Pernyataan tersebut menjadikan
pendidikan jasmani sebagai bidang kajian yang sangat luas dan menarik dengan titik berat
pada peningkatan pergerakan manusia (human movement).
Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas gerak,
peserta didik, dan lingkungan belajar. Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan afektif) setiap
peserta didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan perbendaharaan gerak.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dilaksanakan di sekolah secara terencana,
bertahap, dan berkelanjutan agar dapat mengembangkan sikap positif peserta didik yang dapat
menghargai manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan badan, tetapi melibatkan seluruh aspek
perkembangan manusia sesuai dengan cita-cita terbentuknya Profil Pelajar Pancasila yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis, dan mandiri.

133
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup
sehat.
3. Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan keterampilan
gerak (motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi, dan taktik
secara umum.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilainilai
kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, pengendalian diri,
kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani.
5. Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan, dan
ekspresi diri.
6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri
melalui aktivitas jasmani.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian memiliki
karakteristik:
1. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk
meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi,
serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas jasmani.

2. Di dalam proses pembelajarannya mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas


gerak (movement task), dan dukungan lingkungan yang berprinsip developmentally
appropriate practices (DAP).
3. Penyelenggaraan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan membentuk individu yang
terliterasi secara jasmani dan menerapkan dalam kehidupan sepanjang hayatnya.
4. Penyelenggaraan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah didasari nilai-
nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5. Mengandung elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak, pemanfaatan gerak,
serta pengembangan karakter dan internalisasi nilainilai gerak. Adapun elemen-elemen
tersebut dideskripsikan sebagaimana dalam tabel berikut.
Elemen-elemen mata pelajaran PJOK serta deskripsinya

134
Elemen Deskripsi
Keterampilan Gerak Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran PJOK yang
merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas
jasmani, terdiri dari sub elemen:
1) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern)
2) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak
(Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan
Permainan dan Olahraga, Aktivitas Senam,
Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (kondisional)
Pengetahuan Gerak Elemen ini berupa penerapan pengetahuan (konsep, prinsip,
prosedur, taktik, dan strategi) sebagai landasan dalam melakukan
keterampilan gerak, kinerja, dan budaya hidup aktif pada setiap
sub elemen:
1) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern)
2) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor
Skills) berupa Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga,
Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (kondisional)

Pemanfaatan Gerak Elemen ini berupa pemanfaatan gerak di dalam kehidupan sehari-
hari yang terdiri dari sub elemen:
1) Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan
Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan Keterampilan
2) Pola Perilaku Hidup Sehat

Pengembangan dan Elemen ini berupa pengembangan karakter dan internalisasi


Karakter Nilai- nilai-nilai gerak secara gradual yang dirancang melalui
Internalisasi nilai berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen:
Gerak 1) Tanggung Jawab Personal dan Sosial
2) Nilai-nilai Keriangan, Tantangan, Ekspresi Diri, dan
Interaksi Sosial

D. Capaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) Setiap


Fase
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai penerapan
keterampilan gerak sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang benar, mengevaluasi dan
mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness
related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical fittness related skills),
pola perilaku hidup sehat, serta menunjukkan perilaku dalam menumbuhkembangkan nilai-
nilai aktivitas jasmani.
Fase E Berdasarkan Elemen

135
Elemen Capaian Pembelajaran
Keterampilan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan
kemampuan dalam mempraktikkan hasil evaluasi
penerapan keterampilan gerak berupa permainan dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional) secara
matang.
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur dalam melakukan
evaluasi penerapan keterampilan gerak berupa
permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas
gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga
air (kondisional).
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi
fakta,konsep, prinsip, dan prosedur dan mempraktikkan
latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan
(physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani
terkait keterampilan (physical fittness related skills),
berdasarkan prinsip latihan (Frequency, Intensity, Time,
Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status
baik. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan
dalam mengembangkan pola perilaku hidup sehat berupa
penerapan konsep dan prinsip pergaulan sehat antar remaja
dan orang lain di sekitarnya
Pengembangan Pada akhir fase ini peserta didik mengembangkan tanggung
Karakter dan jawab sosialnya dalam kelompok kecil untuk melakukan
Internalisasi Nilainilai perubahan positif, menunjukkan etika yang baik, saling
Gerak menghormati, dan mengambil bagian dalam kerja kelompok
pada aktivitas jasmani atau kegiatan sosial lainnya.
Peserta didik juga dapat menumbuhkembangkan cara
menghadapi tantangan dalam aktivitas jasmani.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir fase F, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan merancang dan
mempraktikkan berbagai aktivitas penerapan keterampilan gerak dilandasi dengan
pengetahuan yang benar, merancang dan mempraktikkan program latihan pengembangan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani
terkait keterampilan (physicsl fittness related skills) dan pengukurannya, pola perilaku hidup
sehat, serta menunjukkan perilaku mengambil peran sebagai pemimpin kelompok yang lebih
besar dengan tetap menjunjung tinggi moral dan etika, selain itu peserta didik juga dapat
memengaruhi kelompoknya dalam menerapkan nilai-nilai aktivitas jasmani.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran

136
Keterampilan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
dalam mempraktikkan hasil rancangan aktivitas penerapan
keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam,
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air
(kondisional) dengan berbagai bentuk taktik dan strategi.
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang prosedur,
strategi, dan taktik, terkait dengan aktivitas penerapan
keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas
senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang dan mempraktikkan
program latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan
(physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait
keterampilan (physicsl fittness related skills) secara sederhana serta
penggunaan instrumen pengukurannya, untuk mendapatkan
kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga dapat menganalisis
bahaya, cara penularan, dan cara pencegahan HIV/AIDS, serta
menganalisis langkah-langkah melindungi diri dan orang lain dari
Penyakit Menular Seksual (PMS).
Pengembangan Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengambil peran sebagai
Karakter dan pemimpin kelompok yang lebih besar dalam aktivitas jasmani dan
Internalisasi olahraga dengan tetap menjunjung tinggi moral dan etika. Selain itu
Nilai-nilai Gerak peserta didik dapat menginisiasi pembentukan komunitas
peminatan agar orang lain menjalankan etika yang baik, saling
menghormati, dan mengambil bagian dalam kerja kelompok sosial
lainnya. Peserta didik juga dapat memengaruhi kelompoknya dalam
mengekspresikan diri melalui aktivitas jasmani.

CAPAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH SMA


A. Rasional Mata Pelajaran Sejarah SMA
Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Negeri lautan dengan taburan
pulau-pulau di atasnya. Perpaduan lautan dan daratan dengan berbagai ragam potensi yang ada
di dalamnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Kepulauan (archipelago)
terbesar di dunia. Secara fisik Kepulauan Indonesia memiliki 1.904.569 km² luas wilayah,
18.108 jumlah pulau, 81.000 km² garis pantai, dan 2,7 juta luas perairan atau 70% dari luas
wilayah Indonesia yang membentang dari 6⁰ 08‘ LU - 11⁰ 15‘ LS dan 94⁰ 45‘ BT
– 141⁰ 05‘ BT. Sedangkan secara kebudayaan, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri
atas 1.331 suku bangsa, 652 bahasa daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat
kepercayaan.
Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga
secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur lalu lintas masyarakat
dunia. Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat persinggahan berbagai bangsa, dengan

137
turut membawa ragam budaya dari tanah asalnya, dan berinteraksi dengan ragam budaya asli
Indonesia. Proses ini yang melahirkan berbagai bentuk budaya baru yang bercampur dalam
balutan kearifan lokal, kemudian membentuk model Indonesia dengan karakteristik Indonesia
dan citarasa Indonesia. Selain itu posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan
silang budaya ikut melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural, serta mampu
mengembangkan berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan
kawasan dunia manapun.
Pemahaman dan kesadaran mengenai keindonesiaan wajib diketahui oleh segenap bangsa
Indonesia, pertanyaan dari mana kita berasal, bagaimana keadaan kita sekarang, dan kedepan
mau berjalan kearah mana adalah berbagai pertanyaan menyangkut eksistensi kita sebagai
bangsa atau bahkan manusia pada umumnya. Kita juga harus menyadari bahwa bangsa ini
lahir bukan dari persamaan suku, ras, budaya, atau agama, melainkan karena adanya
kesadaran serta kesepakatan untuk hidup bersama dalam sebuah bangsa yaitu Indonesia.
Kesadaran dan kesepakatan bersama ini diikat oleh fakta bahwa kita berangkat dari sejarah
yang sama.
Berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia mulai dari asal usul nenek moyang
dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan
Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan Jepang, masa
Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan
Demokrasi Liberal, dan Demokrasi Terpimpin, masa Pemerintahan Orde Baru, sampai masa
Pemerintahan Reformasi adalah sebuah perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu, dimana
banyak terkandung pelajaran di dalamnya.
Perjalanan sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di dunia.
Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan Peristiwa
Kontemporer Dunia sampai Abad-21 adalah diantara peristiwa dunia yang berpengaruh secara
langsung atau tidak langsung dengan Indonesia. Transformasi pengetahuan atas masa lalu
untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian, dan sebagai bahan proyeksi untuk
masa depan, sebagai upaya memperkuat jati diri manusia dalam dimensi lokal, nasional, dan
global hanya mungkin dilakukan melalui mata pelajaran Sejarah.
Dari sisi pengetahuan konten pembelajaran (pedagogical content knowledge) guru sejarah
dalam mengajarkan sejarah harus utuh dan komprehensif. Laksana orang menenun, sejarah
harus disampaikan memanjang jalur atas-bawah dan melebar jalur kiri-kanan, artinya berbagai
pendekatan diakronis (kronologis) maupun sinkronis dapat digunakan untuk menjelaskan
sebuah peristiwa sejarah secara utuh. Begitu juga dengan muatan-muatan lain dalam sejarah
perlu diajarkan secara multidimensional, misalnya selama ini mempelajari sejarah lebih
ditekankan kepada muatan politik atau militer, maka sekarang ini kita dapat juga mengangkat
muatan lokal, muatan sosial, muatan Hak Asasi Manusia (HAM), muatan feminis, muatan

138
maritim, muatan agraris, muatan teknologi, muatan lingkungan, muatan mitigasi, muatan
kesehatan, muatan fashion, muatan kuliner, dan lain sebagainya secara terintegrasi dalam satu
narasi sejarah. Penjelasan sejarah yang utuh dan komprehensif dari berbagai pendekatan, serta
dengan memasukan berbagai muatan sejarah dan melibatkan ilmu- ilmu bantu lain,
kemudian dikombinasikan dengan penggunaan ragam model atau media pembelajaran
inovatif, niscaya akan membuat pembelajaran sejarah menjadi semakin kaya, berbobot, dan
bermakna bagi kehidupan anak bangsa.
Peran guru sejarah dibutuhkan untuk membangun jembatan antara masa lalu, masa kini,
dan masa depan dengan merangsang kebatinan serta nalar peserta didik melalui keterampilan
imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif yang bersandar pada sumber-sumber autentik. Dari sini
kita semakin menjadi yakin bahwa belajar sejarah sesungguhnya adalah belajar berpikir.
Selain itu belajar sejarah jangan sampai hanya sebatas lambang pemujaan masa lalu, dimana
generasi muda hanya dapat terpesona atau menjadi penikmat dari masa lalu yang gemilang,
tanpa pernah berpikir untuk merencanakan bangunan masa depan mereka sendiri. Secara
progresif pembelajaran sejarah harus mampu mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa
yang terjadi di masa lalu dengan berbagai peristiwa yang dialami sekarang, untuk kita dapat
saling merenungi, mengevaluasi, membandingkan, atau mengambil keputusan, sekaligus
sebagai orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Muara dari pembelajaran
sejarah yang berorientasi pada keterampilan berpikir secara alamiah akan mendorong
pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil
Pelajar Pancasila.

B. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah SMA Mata


pelajaran Sejarah bertujuan untuk:
1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri;
2. Mengembangkan pemahaman kolektif sebagai bangsa;
3. Mengembangkan pemahaman tentang dimensi manusia, ruang, dan waktu;
4. Mengembangkan pemahaman tentang biografi tokoh meliputi pemikiran, tindakan,
maupun karya-karyanya yang memiliki makna secara sosial;
5. Mengembangkan pemahaman dalam melihat hubungan atau keterkaitan antara peristiwa
yang terjadi secara lokal, nasional, maupun global;
6. Mengembangkan pemahaman tentang
perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dalam kehidupan manusia;
7. Mengembangkan pemahaman dalam melihat sejarah secara utuh meliputi dimensi masa
lalu, masa kini, dan masa yang akan datang;
8. Mengembangkan kecakapan berpikir diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas,
imajinatif, kreatif, kritis, reflektif, kontekstual, dan multiperspektif;

139
9. Mengembangkan keterampilan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber
(verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah
(historiografi);
10. Mengembangkan keterampilan mengolah informasi sejarah secara non digital maupun
digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto,
maket, vlog, story board, timeline, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain;
11. Mengembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan;
12. Mengembangkan nilai-nilai kebinekaan dan gotong royong;
13. Mengembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme;
14. Mengembangkan rasa bangga atas kegemilangan masa lalu (perrenialisme);
15. Mengembangkan masa lalu sebagai rekonstruksi sosial menuju masa depan; dan
16. Mengembangkan kesadaran sejarah.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah SMA


Karakteristik mata pelajaran sejarah terikat oleh dimensi manusia, ruang, dan waktu.
Dimensi manusia dilihat sebagai agen yang menciptakan sejarah, secara individu ataupun
kolektif, dengan melihat dimensi pemikiran, mental kebatinan, rekam jejak, karya, serta
biografi yang menjadi latar belakang manusia tersebut. Lalu dimensi ruang dilihat dari
tempat terjadinya sebuah peristiwa, dalam lingkup lokal, nasional, dan global, dengan
menarik hubungan antara satu peristiwa di satu tempat, dengan peristiwa di tempat lainnya.
Kemudian dimensi waktu dilihat secara kontekstual melewati masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang, dengan memperhatikan pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan,
atau keberulangan dari sebuah peristiwa.
Dari sisi substansi, mata pelajaran sejarah berisikan berbagai peristiwa penting yang
terjadi di Indonesia dalam lingkup lokal dan nasional, mulai dari asal usul nenek moyang
dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan
Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan Jepang, masa
Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan
Demokrasi Liberal, dan Terpimpin, masa pemerintahan Orde Baru, sampai masa
pemerintahan Reformasi. Mata pelajaran Sejarah juga mencakup berbagai peristiwa global
yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Indonesia seperti
Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I dan II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer
Dunia sampai abad-21.
Secara pendekatan, mata pelajaran sejarah dapat dikaji dengan
menggunakan berbagai pendekatan khas sejarah seperti diakronis (kronologi) maupun
sinkronis. Mata pelajaran sejarah juga memberikan pengalaman belajar saintifik yang
diperoleh melalui tahapan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi),

140
analisis dan sintesis sumber (interpretasi), sampai mengambil kesimpulan dan refleksi yang
dituliskan secara historiografi.
1. Lingkup materi dalam mata pelajaran sejarah, yaitu:
a. Pengantar Ilmu Sejarah;
b. Asal-Usul Nenek Moyang dan Jalur Rempah di Indonesia;
c. Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia;
d. Kerajaan Islam di Indonesia;
e. Kolonisasi dan Perlawanan Bangsa Indonesia;
f. Pergerakan Kebangsaan Indonesia;
g. Pendudukan Jepang di Indonesia;
h. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia;
i. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan;
j. Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin;
k. Pemerintahan Orde Baru;
l. Pemerintahan Reformasi;
m. Revolusi Besar Dunia;
n. Perang Dunia I dan II;
o. Perang Dingin; dan
p. Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.
2. Lingkup Strands Kecakapan dalam mata pelajaran Sejarah, meliputi:
a. Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual Skills)
b. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills)
c. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness)
d. Penelitian Sejarah (Historical Research)
e. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills)
Dari uraian di atas, maka mata pelajaran Sejarah meliputi elemen sebagai berikut:

Elemen Deskripsi

141
Pemahaman konsep Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual
Kelas X Skills)
Keterampilan konsep diperoleh melalui pemahaman akan
kategori dan klasifikasi juga hubungan
antarkonsep dalam suatu disiplin ilmu dan membentuk
pengetahuan yang terorganisir.
Peserta didik tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang
definisi konsep, tetapi juga harus tahu bagaimana
menggunakan konsep sebagai pisau analisis untuk mengkaji
sebuah fenomena atau peristiwa.
Pemahaman konsep dapat digunakan untuk memperoleh
penjelasan secara lebih luas dan bermakna tentang sebuah
fenomena atau peristiwa.
Dalam pemahaman elemen konsep memuat sub elemen:
1. Fokus
2. Pertanyaan kunci
3. Materi penting

Keterampilan Proses 1. Mengamati: Peserta didik melakukan kegiatan yang


Sejarah Kelas X dilaksanakan secara sengaja dan terencana dengan
maksud untuk mendapat informasi dari hasil pengamatan.
Pengamatan dapat dilakukan langsung atau menggunakan
instrumen lain.
2. Menanya: Peserta didik menyusun pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin diketahuinya dan masalah apa yang
ditemukan. Pada tahap ini ia juga menghubungkan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang
akan dipelajari sehingga dapat menjelaskan permasalahan
yang sedang diselidiki dengan rumus 5W 1H (apa, siapa,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana), dan
memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan
jawaban atas pertanyaan.
3. Mengumpulkan Informasi: Peserta didik menyusun
langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi melalui
studi pustaka, studi dokumen, wawancara, observasi,
kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi lainnya.
4. Mengorganisasikan Informasi: Peserta didik memilih,
mengolah, dan menganalisis
informasi yang diperoleh. Proses analisis

Elemen Deskripsi

142
informasi dilakukan dengan cara verifikasi, interpretasi, dan
triangulasi informasi.
5. Menarik Kesimpulan: Peserta didik menjawab, mengukur,
dan mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan
yang ada dengan memenuhi prosedur dan tahapan yang
ditetapkan.
6. Mengomunikasikan: Peserta didik mengungkapkan
seluruh hasil tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam
bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk presentasi
digital dan/atau non digital.
7. Merefleksikan dan Merencanakan Proyek Lanjutan Secara
Kolaboratif: Peserta didik mampu mengevaluasi
pengalaman belajar yang telah dilalui dan diharapkan
dapat merencanakan projek lanjutan dengan melibatkan
lintas mata pelajaran secara kolaboratif.

Keterampilan Proses Sejarah 1. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills):


Kelas XI dan Peserta didik mampu berpikir diakronis (kronologi);
XII berpikir sinkronis; berpikir kausalitas; berpikir interpretasi;
berpikir kritis; berpikir kontekstual; berpikir imajinatif;
berpikir multiperspektif; berpikir reflektif.
2. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness): Peserta
didik mampu memahami fakta sejarah; menghubungkan
masa lalu, masa kini, dan masa depan; memaknai nilai-nilai
masa lalu.
3. Penelitian Sejarah (Historical Research): Peserta didik
mampu menentukan topik; mengumpulkan sumber
(heuristik); mengritik dan menyeleksi sumber (verifikasi);
menganalisis dan mensintesis sumber (interpretasi);
menuliskan sejarah
(historiografi).
4. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills):
Peserta didik mampu membaca buku teks, buku referensi,
internet, dokumen sejarah, dan hasil wawancara;
menuliskan cerita sejarah; menuturkan cerita sejarah;
mengolah informasi sejarah non digital atau digital dalam
berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film
dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board,
infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.

143
D. Capaian Pembelajaran Sejarah Setiap Fase
Fase E (Umumnya Kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang,
waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode
penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia meliputi konsep asal- usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan
Hindu- Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian
mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka
juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan dan menganalisis
peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Elemen Capaian Pembeajaran
Pemahaman Konsep Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep
Sejarah dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan
peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai
pisau analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami
manusia sebagai subjek dan objek sejarah; memahami peristiwa
sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global;
memahami sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; memahami sejarah dari aspek perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami
peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis.
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul
nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis manusia dalam
asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis asal
usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini,
dan masa depan; menganalisis asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan

144
Elemen Capaian Pembeajaran
keberulangan; menganalisis asal usul nenek moyang dan jalur
rempah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis.
Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan Hindu-
Buddha; menganalisis manusia dalam kerajaan HinduBuddha;
menganalisis kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; menganalisis kerajaan Hindu-Buddha
dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan;
menganalisis kerajaan HinduBuddha dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis
kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) maupun
sinkronis.
Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam;
menganalisis manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis
kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global;
menganalisis kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa
kini, dan masa depan; menganalisis kerajaan Islam dari pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;
menganalisis kerajaan Islam secara diakronis (kronologi)
maupun sinkronis.

145
Keterampilan Proses Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya,
Sejarah mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi,
menarik kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan
merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang
pengantar dasar ilmu sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan
kerajaan Islam meliputi:
1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat
(sejarah keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di
daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain- lain);
mengumpulkan sumber-sumber primer maupun sekunder
melalui sarana lingkungan sekitar, perpustakaan, dan
internet; melakukan seleksi dan kritik terhadap sumber-
sumber primer maupun sekunder; melakukan penafsiran
untuk mendeskripsikan makna di balik sumber- sumber
primer dan sekunder; dan menuliskan hasil penelitian dalam
bentuk historiografi.
2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi)
yang menitikberatkan pada proses dan sinkronis yang
menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah
berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa
sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan menempatkan
peristiwa sejarah pada konteks zamannya.
3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu,
masa kini, dan masa depan; Penjelasan peristiwa sejarah dari
pola

Elemen Capaian Pembeajaran


perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan.
4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; Mengaitkan hubungan antara peristiwa
sejarah lokal, nasional, dan global.
5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan
dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini.
6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun
digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman
suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story
board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI-XII SMA)

146
Pada Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep-konsep dasar
sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam lintasan lokal, nasional, dan global. Melalui literasi,
diskusi, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia dan dunia meliputi Kolonialisme dan Perlawanan
Bangsa Indonesia, Pergerakan Kebangsaan Indonesia,
Pendudukan Jepang di Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan, Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi
Terpimpin, Pemerintahan Orde Baru, Pemerintahan Reformasi, serta Revolusi Besar Dunia,
Perang Dunia I dan II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.
Peserta didik di Kelas XI mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah nasional dan/atau sejarah lokal yang berkaitan dengan sejarah
nasional secara diakronis atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk
lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan
keterampilan sejarah untuk menjelaskan, menganalisis dan mengevaluasi peristiwa sejarah,
serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Peserta didik di Kelas XII mampu menggunakan sumber sekunder dan sumber primer
untuk melakukan penelitian sejarah nasional, sejarah dunia, dan/atau sejarah tematis, secara
sinkronis atau diakronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan,
dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah
untuk menjelaskan dan menganalisis peristiwa sejarah dari berbagai perspektif dan
mengaktualisasikan minat bakatnya dalam bidang sejarah melalui studi lanjutan atau
kegiatan kesejarahan di luar sekolah.

Elemen Pemahaman Konsep Sejarah

147
Pada akhir fase kelas XI ini, peserta didik mampu
mengembangkan konsep sejarah yang dapat digunakan untuk
mengkaji peristiwa sejarah; mengidentifikasi kiprah orang-orang
atau kelompok masyarakat dalam menciptakan dan
menggerakan sejarah; mengidentifikasi peristiwa sejarah lokal
yang berkontribusi bagi pembentukan identitas nasional;
mengidentifikasi dan menganalisis pola perkembangan,
keberlanjutan, perubahan, dan pengulangan dalam peristiwa
sejarah; dan mengembangkan konsep diakronis (kronologi)
untuk mendeskripsikan peristiwa sejarah.
Keterampilan Konsep Pada akhir fase kelas XII ini, peserta didik mampu
Sejarah (Historical mengembangkan konsep sejarah yang dapat digunakan untuk
Conceptual Skills) menganalisis berbagai peristiwa aktual yang terjadi;
mengidentifikasi kiprah orang-orang atau kelompok masyarakat
pada masa kini yang membawa dampak bagi kehidupan
manusia; mengidentifikasi hubungan atau keterkaitan peristiwa
sejarah nasional dan dunia; membandingkan dan mengaitkan
berbagai peristiwa yang terjadi secara aktual dengan peristiwa
sejarah; dan mengembangkan konsep sinkronis untuk
menganalisis peristiwa sejarah.

Elemen Keterampilan Proses Sejarah


Pada akhir fase Kelas XI dan XII ini, peserta didik mampu
melakukan:
1. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi)
yang menitikberatkan pada proses dan sinkronis yang
menitikberatkan pada struktur; penjelasan peristiwa sejarah
berdasarkan hubungan kausalitas; mengaitkan peristiwa
sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan menempatkan
peristiwa sejarah pada konteks zamannya.
2. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu,
Keterampilan Berpikir masa kini, dan masa depan; penjelasan peristiwa sejarah dari
Sejarah (Historical pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
Thinking Skills)
keberulangan; memaknai nilai-nilai atau hikmah dari
peristiwa sejarah.
3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; mengaitkan hubungan antara peristiwa
sejarah lokal, nasional, bahkan global.

148
Pada akhir fase kelas XI dan XII ini, peserta didik mampu
memahami fakta sejarah serta melihat keterkaitan antara masa
lalu, masa kini, dan masa depan; mengaitkan peristiwa sejarah
dengan realitas sosial dan mengevaluasi peristiwa sejarah;
memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa sejarah;
Kesadaran Sejarah mengembangkan minat untuk memperdalam atau melanjutkan
(Historical studi ilmu sejarah atau pendidikan sejarah; mengembangkan
Consciousness) kepedulian untuk mengunjungi dan menjaga benda-benda atau
situs-situs peninggalan sejarah; dan berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan kesejarahan.

Pada akhir fase kelas XI ini, peserta didik mampu melakukan


penelitian sejarah nasional dan/atau sejarah lokal yang berkaitan
dengan sejarah nasional dengan menerapkan langkah- langkah
mencari sumber
(heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisa dan
sintesa sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah
(historiografi); menuliskan biografi tokoh nasional dan tokoh
lokal.
Pada akhir fase kelas XII ini, peserta didik mampu melakukan
Penelitian Sejarah penelitian sejarah nasional yang berkaitan dengan sejarah dunia
(Historical Research) atau sejarah tematis (sejarah politik, sejarah sosial, sejarah
maritim, sejarah agraris, sejarah IPTEK, sejarah kesehatan,
sejarah mitigasi, dan lain- lain) dengan menerapkan langkah-
langkah mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber
(verifikasi), analisa dan sintesa sumber (interpretasi), dan
penulisan sejarah (historiografi); Menuliskan biografi tokoh
nasional dan tokoh dunia.

149
Pada akhir fase kelas XI ini diharapkan peserta didik mampu
membaca buku teks, buku referensi, dan internet; menuliskan dan
menuturkan sejarah nasional dan/atau sejarah lokal yang berkaitan
dengan sejarah nasional; mengolah informasi sejarah secara non
digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah,
rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story
board, infografis, videografis, komik, poster, dan lainlain.
Pada akhir fase kelas XII ini diharapkan peserta didik mampu
Keterampilan Praktis
membaca dokumen sejarah dan hasil wawancara; menuliskan dan
Sejarah (Historical
menceritakan sejarah nasional yang berkaitan dengan sejarah
Practice Skills)
dunia atau sejarah tematis; dan mengolah informasi sejarah
secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi
sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog,
timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan
lain-lain.

CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI RUPA

A. Rasional Mata Pelajaran Seni Rupa


Setiap manusia memiliki kemampuan untuk melihat, merasakan dan mengalami
sebuah keindahan. Bahkan berbagai kemungkinan dan potensi dalam hidup dapat
diprediksi. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya di muka
bumi ini. Kepekaan terhadap keindahan membantu manusia untuk dapat memaknai
hidupnya dan menjalani hidupnya dengan optimal. Diharapkan melalui pembelajaran seni
rupa, kepekaan tersebut dibangun secara universal, yakni dapat ditangkap oleh mata dan
menembus sekat-sekat perbedaan termasuk perbedaan bahasa.
Semenjak zaman prehistorik, manusia mengandalkan bahasa rupa sebagai perwujudan
sebuah gagasan. Bahkan, tanpa disadari kehidupan manusia tidak luput dari bahasa rupa
sebagai citra yang memiliki daya dan dampak luar biasa dalam menyampaikan pesan,
menghibur, melestarikan, menghancurkan dan menginspirasi hingga kurun waktu tak
terhingga.
Pembelajaran seni rupa mengajak peserta didik Indonesia dapat berpikir terbuka,
apresiatif, empatik, serta menghargai perbedaan dan keberagaman. Selain itu, peserta didik
Indonesia juga memperoleh pengalaman estetik sebagai hasil proses perenungan dari
dalam maupun luar diri mereka yang dituangkan dalam karya seni rupa. Karya yang

150
mencerminkan emosi dan hasil pemikiran mereka yang berdampak pada diri, lingkungan
maupun masyarakat.
Pembelajaran seni rupa memperlihatkan seni rupa sebagai kekuatan adidaya yang
dapat membentuk sejarah, budaya dan peradaban sebuah bangsa maupun seluruh dunia.
Peserta didik Indonesia harus menghargai dan melestarikan budaya, terutama budaya
Indonesia. Karena melalui budaya peserta didik Indonesia akan tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang dapat melihat, merasakan dan mengalami sebuah keindahan
sehingga dengan kesejahteraan jiwanya itu, peserta didik dapat memberikan kemampuan
terbaik yang dimiliki dirinya pada lingkungan dan masyarakat.
Dengan demikian, peserta didik Indonesia diharapkan mampu menghidupkan dan
menyelaraskan ranah estetika, logika dan etika dalam sebuah kesatuan yang optimal sesuai
potensi kemanusiaannya sebagaimana termaktub dalam Profil Pelajar Pancasila.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Rupa


Pembelajaran seni rupa bertujuan menjadi wahana yang menyenangkan bagi peserta
didik untuk mengalami bagaimana kreativitas dapat membantu meningkatkan kualitas
hidupnya. Diharapkan melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan dan dekat
secara emosional dengan kehidupan peserta didik sehari- hari, Pendidikan Seni Rupa
bertujuan menghasilkan peserta didik yang antusias untuk terus belajar (life long learner),
kreatif, mampu berani mengekspresikan diri, gigih berusaha, reflektif, bernalar kritis,
berkontribusi aktif bagi lingkungannya dan selalu membuat keputusan dengan tanggung
jawab.
Peserta didik Indonesia yang berkualitas juga mampu percaya diri bekerja efektif dan
efisien secara mandiri maupun bekerjasama dengan orang lain tanpa memandang latar
belakang sosial ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. Kesadaran atas
perbedaan sebagai sebuah kewajaran dalam hidup dan memandangnya sebagai potensi
kekuatan merupakan kualitas lainnya yang diharapkan terbentuk dalam diri peserta didik
Indonesia. Kemampuan mengapresiasi, peka terhadap keindahan yang ada di sekitar diri,
lingkungan dan masyarakat yang beragam secara global maupun dunia.
Pembelajaran seni rupa juga dapat mempertajam kemampuan peserta didik Indonesia
dalam melihat, mengenal, merasakan, memahami dan mengalami nilai-nilai estetik guna
menyampaikan maupun merespon sebuah gagasan atau situasi, melihat dan menciptakan
sebuah peluang dan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan
sebuah permasalahan. Oleh karena itu, tujuan dari pembelajaran seni rupa memiliki peran

151
yang sangat penting sebagai pembentuk peserta didik Indonesia sesuai profil pelajar
Pancasila (Education through Art).

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Rupa


1. Kreativitas peserta didik Indonesia tumbuh dan berkembang melalui ruang kebebasan
peserta didik dalam mencari, melihat, mengamati, merasakan dari berbagai sudut
pandang, kemudian membangun pemahaman kembali dan mengembangkannya dalam
berbagai gagasan, proses dan bentuk melalui medium seni rupa.
2. Kepekaan dan daya apresiasi peserta didik Indonesia terbentuk melalui pengalaman
mencipta, menikmati, mengetahui, memahami,
3. bersimpati, berempati, peduli dan toleransi terhadap beragam nilai, budaya, proses dan
karya.
4. Keterampilan peserta didik Indonesia dalam bekerja artistik berkembang melalui
kemampuan merancang, menggambar, membentuk, memotong, menyambungkan
berbagai medium seni rupa.
5. Karya seni rupa yang dihasilkan oleh peserta didik Indonesia memiliki kontribusi
yang berdampak pada diri dan lingkungannya sebagai respon positif dari sebuah
permasalahan baik secara global maupun internasional.
6. Peserta didik Indonesia mampu berkolaborasi dan terhubung erat antar keilmuan seni
maupun bidang ilmu lainnya sebagai upaya bersama dalam mencari solusi dalam
permasalahan di berbagai aspek kehidupan.

Gambar 2. Lima elemen/domain landasan pembelajaran seni rupa

Landasan Pembelajaran Seni Rupa memiliki lima elemen/domain yang mandiri dan
berjalan beriringan sebagai kesatuan yang saling mempengaruhi dan mendukung. Setiap

152
elemen bukanlah sebuah urutan atau prasyarat dari elemen lainnya. Masing-masing
mampu berdiri sendiri secara mandiri namun memiliki keterhubungan dalam peran antar
elemen:
Elemen Deskripsi
Mengalami Landasan pembelajaran seni rupa mengarahkan peserta didik
(Experiencing) untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dengan;
mengenali, merasakan, dan memahami objek seni rupa.
Selanjutnya, peserta didik dapat merespon aneka sumber gaya
seni rupa, era dan budaya.

Dalam eksplorasi dan eksperiman, peserta didik dapat


menggunakan berbagai bahan, alat, teknologi dalam proses
menciptakan sebuah karya seni rupa. Selain itu, peserta didik juga
mengumpulkan dan merekam informasi baik melalui pengalaman
visual maupun estetik dari kehidupan sehari-hari yang nantinya
dituangkan pada karya mereka.

Menciptakan Landasan pembelajaran seni rupa memotivasi


(Making/Creating) peserta didik dalam menciptakan sebuah karya seni
rupa melalui pemilihan dan penggunaan bahan, alat
maupun teknik yang sesuai dengan konteks, kebutuhan,
ketersediaan, kemampuan dan pengalaman peserta didik
itu sendiri.
Merefleksikan (Reflecting) Landasan pembelajaran seni rupa melatih peserta didik dapat
merefleksikan perkembangan diri dengan kemampuan efektivitas
gagasan, pesan dan medium dari karyanya.

Kemampuan dalam melihat, mengamati dan membuat hubungan


estetika antara karya dengan dirinya, lingkungan maupun
masyarakat menjadi tolok ukur dalam kegiatan refleksi dimana
peserta didik dapat menyampaikan pesan atau gagasannya dalam
sebuah karya. Peserta didik mampu menjelaskan, memberi
komentar dan umpan balik secara kritis atas karya pribadi maupun
karya orang lain dengan mempresentasikannya secara runut,
terperinci dan menggunakan kosa kata yang tepat.

153
Berpikir dan Bekerja Kemampuan peserta didik untuk berpikir dan bekerja artistik
Artistik (Thinking and ditandai dengan adanya kreativitas dalam menyelesaikan sebuah
Working Artistically) permasalahan. Melalui sikap antusias dan keingintahuan peserta
didik dalam mengajukan pertanyaan yang bermakna, hingga
pengembangan gagasan diharapkan peserta didik mampu melihat,
mengamati dan merasakan dari berbagai sudut pandang dalam
menciptakan sebuah peluang, menjawab tantangan dan
menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik wajib mengetahui berbagai prosedur dasar
sederhana dalam berkarya. Sehingga nilai etika selalu beriringan
dengan artistik dan estetika. Meskipun demikian, peserta didik
tetap diberikan kebebasan dalam mengeksplorasi dan
bereksperimen sehingga menemukan cara mereka sendiri dalam
mengembangkan gagasannya.

Kemandirian yang terbentuk perlu diikuti dengan kemampuan


peserta didik untuk bekerjasama, gotong royong, dan
berkolaborasi baik antar keilmuan maupun dengan bidang ilmu
lainnya atau antar diri, lingkungan maupun dengan masyarakat.

Berdampak (Impacting) Setiap proses dalam pembelajaran seni rupa memberikan dampak
pada diri, lingkungan dan masyarakat. Peserta didik diharapkan
dapat memilih, menganalisis dan menghasilkan karya seni rupa
yang memiliki dampak luas, tidak hanya pada dirinya, tetapi pada
lingkungan dan masyarakat.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Rupa Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir Fase E (Kelas X SMA) diharapkan peserta didik mampu bekerja mandiri
dan/atau berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya, mengapresiasi berdasarkan
perasaan, empati dan penilaian pada karya seni rupa serta peserta didik dapat
menyampaikan pesan lisan atau tertulis tentang karya seni rupa. Fase E masuk ke dalam
Masa Penentuan (Period of Decision) yang ditandai timbulnya kesadaran akan
kemampuan diri dalam proses kreatif. Peserta didik menunjukkan perbedaan minat antar
individu. Kecenderungan kelompok peserta didik yang berbakat dan memiliki minat pada
bidang kreatif, akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang. Seni Rupa merupakan
wahana untuk melatih berpikir kreatif, terlepas dari kemampuan dan minat peserta didik.
Di akhir fase E, peserta didik diharapkan memiliki nalar kritis, menghasilkan atau
mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon lingkungannya secara

154
mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut, peserta didik telah
memahami ruang, proporsi, gesture dan menentukan bahan, alat, teknik, teknologi dan
prosedur yang sesuai dengan tujuan karyanya. Selain itu, peserta didik juga dapat
menyampaikan pesan dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa
berdasarkan pada pengamatan dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan
menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Mengalami Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati, mengenal,
(Experiencing) merekam dan menuangkan pengalaman dan pengamatannya
terhadap lingkungan, perasaan, empati atau penilaiannya secara
visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang rinci.
Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap
bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang dipilihnya
(sesuai minat dan kemampuannya).

Menciptakan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menciptakan karya seni
(Making/Creating) yang menunjukkan pilihan keterampilan,medium dan
pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain tertentu yang
sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks ekspresi pribadi
atau sesuai topik tertentu.

Merefleksikan (Reflecting) Pada akhir fase E, peserta didik mampu secara kritis
mengevaluasi dan menganalisa efektivitas pesan dan
penggunaan medium sebuah karya, pribadi maupun orang
lain serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan
langkah pembelajaran selanjutnya.

Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase E, peserta didik mampu berkarya dan
Artistik (Thinking and mengapresiasi berdasarkan perasaan, empati dan penilaian
Working Artistically) pada karya seni secara ekspresif, produktif, inventif dan
inovatif. Peserta didik mampu menggunakan kreativitasnya,
mengajukan pertanyaan yang bermakna dan mengembangkan
gagasan dan menggunakan berbagai sudut pandang untuk
mendapatkan gagasan, menciptakan peluang, menjawab
tantangan dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Peserta didik juga mampu bekerja secara mandiri,
bergotong royong maupun berkolaborasi dengan bidang
keilmuan lain atau masyarakat di lingkungan sekitar.

155
Berdampak (Impacting) Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat karya
sendiri atas dasar perasaan, minat, nalar dan sesuai akar
budaya pada masyarakatnya.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir Fase F (Kelas XI – XII SMA) diharapkan peserta didik mampu melihat
keterhubungan dan berkolaborasi dengan bidang keilmuan lain atau masyarakat. Fase F,
masuk ke dalam Masa Penentuan (Period of Decision) dimana kepercayaan diri telah
tumbuh. Fase ini ditandai dengan kemampuan peserta didik dalam menganalisa dan
mengevaluasi sebuah pesan, gagasan, medium dan penggunaan unsur-unsur rupa secara
efektif. Kesadaran peserta didik terhadap keterlibatan seni dalam segala aspek kehidupan
diharapkan mulai tumbuh pada fase ini. Di akhir fase F, peserta didik diharapkan
memiliki nalar kritis, menghasilkan atau mengembangkan gagasan dalam proses kreatif
dalam merespon keterkaitan diri dan lingkungannya secara mandiri dan/atau
berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut, peserta didik sudah dapat menentukan
bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang sesuai dengan tujuan karyanya. Peserta
didik juga diharapkan sudah dapat bekerja secara produktif, inventif atau inovatif baik
secara mandiri maupun berkelompok. Selain itu, peserta didik juga dapat menyampaikan
pesan dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa berdasarkan pada
pengamatan dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan menggunakan kosa
kata seni rupa yang tepat.
Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Mengalami Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengamati, mengenal,
(Experiencing) merekam dan menuangkan pengalaman dan pengamatannya
terhadap keterlibatan seni rupa dalam kehidupan sehari -hari secara
visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang rinci.
Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan,
alat, teknik, teknologi dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat,
kemampuan dan ketersediaan di daerahnya).
Menciptakan Pada akhir fase F, peserta didik mampu menciptakan karya seni
(Making/Creating) yang menunjukkan penguasaan atas pilihan keterampilan,
medium, pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain
tertentu yang sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks
ekspresi pribadi atau sesuai topik tertentu.

156
Merefleksikan Pada akhir fase F, peserta didik mampu secara kritis dan mendalam
(Reflecting) mengevaluasi dan menganalisa efektivitas dampak karya pribadi
maupun orang lain serta menggunakan informasi tersebut untuk
merencanakan langkah pembelajaran selanjutnya.

Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase F, peserta didik mampu berkarya dan
Artistik (Thinking and mengapresiasi berdasarkan perasaan, empati dan penilaian pada
Working karya seni secara ekspresif, produktif, inventif dan inovatif. Peserta
Artistically) didik mampu menggunakan kreativitasnya, mengajukan
pertanyaan yang bermakna dan mengembangkan gagasan dan
menggunakan berbagai sudut pandang untuk mendapatkan
gagasan, menciptakan peluang, menjawab tantangan dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
juga mampu bekerja secara mandiri, bergotong royong maupun
berkolaborasi dengan bidang keilmuan lain atau masyarakat di
lingkungan sekitar.
Berdampak Pada akhir fase F, peserta didik mampu membuat karya sendiri
(Impacting) dengan mendeskripsikan konsep atas dasar perasaan, minat, nalar
dan sesuai akar budaya dan perkembangannya yang ada di
masyarakatnya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TARI


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Tari
Seni merupakan respon, ekspresi, dan apresiasi manusia terhadap berbagai fenomena
kehidupan, baik di dalam (diri) dan di luar (budaya, sejarah, alam dan lingkungan)
seseorang, yang diekspresikan melalui media (tari, musik, rupa, lakon/teater). Seni bersifat
universal, ia menembus sekat-sekat perbedaan dan menyuarakan hal-hal yang tidak dapat
diwakili oleh bahasa. Seni mengajak manusia untuk mengalami, merasakan dan
mengekspresikan keindahan. Melalui pendidikan seni, manusia diajak untuk berpikir dan
bekerja secara artistik agar manusiawi, kreatif, memiliki apresiasi estetis, menghargai
kebhinekaan global dan sejahtera secara psikologis, sehingga berdampak pada kehidupan
dan pembelajaran yang berkesinambungan. Untuk itu, pembelajaran seni dapat dilakukan
melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar tentang seni dan belajar melalui seni.
Seni tari dapat membantu peserta didik memiliki kepekaan estetis, mengembangkan
sensitivitas, multi kecerdasan, kreativitas, dan nilai- nilai kehidupan, sehingga membentuk
karakter serta kepribadian yang positif. Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
digunakan dalam menanggapi tari dengan memperhatikan budaya dan konteks sosial
melalui pengalaman mengalami, menciptakan, refleksi, berpikir, dan bekerja artistik, dan

157
berdampak sesuai elemen pada capaian pembelajaran seni dari berbagai sumber. Kegiatan
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam tari menggunakan tubuh sebagai media
komunikasi yang memperhatikan unsur keindahan sesuai norma yang berlaku di
masyarakat setempat. Seni tari juga memberikan kontribusi dalam perkembangan
keterampilan abad 21 yang terkait dengan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif untuk menjawab tantangan di era global yang mencerminkan profil pelajar
pancasila.
Profil Pelajar Pancasila meliputi 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bernalar kritis; 4) kreatif; 5) gotong royong; 6)
berkebhinekaan global. Berdasarkan profil pelajar pancasila tersebut, maka belajar dalam
dan melalui tari dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang
budaya dan konteks yang beragam dan mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan
budaya mereka. Harapannya peserta didik dapat memahami dirinya sendiri melalui proses
kreatif dalam mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Tari


Seni tari bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
1. Meningkatkan multi kecerdasan, khususnya kinestetik sebagai ungkapan ekspresi,
melalui gagasan, perasaan, kreativitas, dan imajinasi yang memiliki nilai estetis dan
artistik, kehalusan budi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri.
2. Mengolah tubuh untuk mengembangkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kesadaran
diri yang mengasah kreatifitas dan imajinasi untuk diungkapkan melalui gerak tari
sebagai bentuk komunikasi yang memiliki keindahan dan artistik.
3. Meningkatkan kepekaan rasa dan nilai estetis, seni, dan budaya tari dalam konteks
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
4. Memahami budaya Indonesia meliputi sejarah, dan tari tradisi melalui berbagai
sumber daya dan aktivitas seni yang bermakna sebagai pembentukan identitas diri dan
bangsa dalam menghargai keberagaman, serta pelestarian budaya seni tari Indonesia.
5. Mengembangkan tari tradisi Indonesia dan menyebarluaskannya sebagai usaha
menjalin interaksi sosial, serta komunikasi antar budaya dalam konteks global.
6. Menjawab tantangan perkembangan dan perubahan di abad 21.

158
C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Tari
Seni tari merupakan pembelajaran yang berbasis pada kecerdasan kinestetik dengan
memperhatikan keindahan dan artistik sesuai dengan norma yang berlaku, untuk itu seni
tari sangat erat kaitannya dengan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Melalui seni
tari, peserta didik dapat meningkatkan kreativitas, dan apresiasi dalam berkarya seni dan
dapat memaknai fenomena kehidupan yang diimplementasikan dalam keseharian.
Dalam membelajarkan seni tari, dibutuhkan pendekatan berupa elemenelemen yang
saling berkaitan, yaitu mengalami, mencipta, refleksi, yang bermuara pada berpikir dan
bekerja artistik, sehingga berdampak bagi dirinya dan orang lain. Elemen ini merupakan
siklus yang dapat dilihat pada skema berikut ini.

Gambar. 3 Skema Elemen Capaian Pembelajaran Seni

Capaian pembelajaran seni tari dijawantahkan dan dideskripsikan sesuai dengan


fase-fase yang telah ditetapkan. Tahapan dari setiap fase merupakan siklus bukan
taksonomi, sehingga untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan dalam kolom dibawah ini.
Elemen Deskripsi

159
Berpikir dan bekerja artistik ● Merancang, menata, mencipta ulang, menghasilkan dan
(Thinking and working menunjukkan ide tari, baik secara individual maupun
artistically) berkelompok yang diperoleh dari hasil berpikirnya sampai
menemukan karakteristik gaya secara personal.
● Mengembangkan ide dengan memperhatikan unsur utama
dan pendukung tari seperti musik, properti, tata rias, tata
busana, panggung, dan juga merancang manajemen
pertunjukannya.

● Mengeksplorasi dan menemukan sendiri bentuk karya yang


bisa mengelaborasi aspek seni yang lain: senirupa, tari,
drama, bahkan non-seni yang membangun, dan bermanfaat
untuk menanggapi setiap tantangan hidup dan kesempatan
berkarya.

Mengalami ● Mengamati, menggali dan membandingkan berbagai macam


(Experiencing) pertunjukkan tari dalam konteks sejarah dan budaya.
● Mendapatkan kesempatan untuk melihat seni pertunjukan tari
dari berbagai sumber seperti pertunjukan langsung,
koreografi dari rekan, dan rekaman.
● Memahami nilai dari pertunjukan tersebut melalui latar
belakang, fungsi, makna, simbol, dan nilai estetis dalam
menciptakan karya.

● Mengembangkan kepercayaan diri dalam eksplorasi gerak


tubuh melalui fleksibilitas, koordinasi tubuh, keseimbangan
dan kekuatan
Menciptakan ● Mengidentifikasi, menemukenali, merangkai, membuat, dan
(Creating) menciptakan tari dengan menerapkan prinsip dan prosedur
penciptaan tari.
● Meningkatkan kreativitas dalam
mengekspresikan diri melalui gerak yang diciptakan dengan
memperhatikan keorisinalitasan. Hal ini akan menumbuhkan
motivasi berkreasi dalam diri yang berpengaruh terhadap
penemuan-penemuan bentuk gerak tari yang inovatif.

Merefleksikan ● Mengemukakan, menghargai, mengukur dan mengevaluasi


(Reflecting) hasil karya tari dengan mempertimbangkan ide-ide dan
pengalaman.
● Berupaya menilai kekuatan atau kelemahan untuk mendukung
dan mengembangkan kemampuan diri atau pribadinya.

160
Berdampak (Impacting) ● Merespon dirinya atau keadaan di sekitar untuk
dikomunikasikan dalam bentuk karya tari sehingga dapat
mempengaruhi orang lain dan lingkungan sekitar.
● Memilih, menganalisa, menghasilkan karya tari dengan
kesadaran untuk terus
mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri sendiri,
sesama dan persatuan nusa bangsa.

E. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Tari Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari dalam
menggali tari tradisi berdasarkan makna dan simbol sebagai inspirasi saat membuat gerak
tari kreasi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri. Peserta didik
mengekspresikan diri dengan menciptakan karya tari yang berpijak dari tradisi.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil
artistik karya tari kreasi secara individu maupun berkelompok.
(Thinking and working
artistically)
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menggali makna dan
(Experiencing) simbol pada tari tradisi dan kreasi ke dalam bentuk karya seni
pertunjukkan.

Menciptakan (Creating) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mencipta karya tari
kreasi berdasarkan makna dan simbol dari tari tradisi ke dalam
bentuk karya seni pertunjukkan.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi hasil
(Reflecting) penciptaan karya tari dengan mengapresiasi makna dan simbol
tari tradisi dan kreasi saat menciptakan ide-ide baru ke dalam
karyanya.

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengaktualisasikan diri
(Impacting) melalui pertunjukan tari.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari
dengan membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan
makna, simbol, nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni yang dapat dijadikan

161
inspirasi untuk menciptakan karya tari secara individu ataupun kelompok sebagai bentuk
aktualisasi diri dalam mempengaruhi orang lain. Peserta didik mampu mencipta karya seni
dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen produksi.
Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukan hasil
artistik penciptaan tari kreasi secara individu ataupun kelompok
(Thinking and working dengan manajemen pertunjukan.
artistically)
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu membandingkan
(Experiencing) berbagai macam
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna, simbol,
nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni sesuai dengan
pengalaman dan wawasan.

Menciptakan (Creating) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menciptakan tari
kreasi yang terinspirasi dari hasil membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna, simbol,
dan nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi hasil
(Reflecting) penciptaan karya tari dengan mengapresiasi nilai estetis tari
tradisi berdasarkan makna dan simbol.

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengaktualisasikan


(Impacting) diri dalam mempengaruhi orang lain untuk mengapresiasi
pertunjukan tarinya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TEATER

A. Rasional Mata Pelajaran Seni Teater


Seni Teater merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai fenomena melalui media
yang lebih kompleks, dengan menggabungkan semua bidang seni, baik bidang seni tari,
musik, akting, seni rupa, dan multimedia. Manusia memiliki sifat homo ludens (manusia
bermain), sehingga sejak usia dini teater dapat diajarkan sebagai bentuk pengenalan,
pemahaman, pengolahan, peniruan (mimesis) dan pengekspresian emosi melalui tubuhnya.
Dengan bermain peran, seni teater dapat membantu peserta didik sejak dini untuk
mengasah daya pikir (imajinasi dan bernalar kritis), mengenali dan mengembangkan
potensi diri (mandiri) serta meningkatkan kepercayaan diri.

162
Seni teater dapat menjawab potensi manusia sebagai homo Socius (makhluk sosial).
Bagaimana teater dapat mengajarkan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal agar peserta didik dapat berinteraksi dan menyampaikan pesan dengan lebih
baik dan menarik lagi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat dipraktekkan dalam bentuk
eksperimen pertunjukan di kelas, di mana peserta didik dapat bekerja sama dalam
permainan peran, menulis naskah, atau latihan repetisi dalam gladi bersih. Kerja teater
adalah kerja ansambel sehingga semua bidang adalah penting dan setiap orang memiliki
peran untuk bersama mencapai tujuan bersama (gotong royong).
Manusia sebagai makhluk yang mampu berinovasi (homo creator) dapat diarahkan
untuk dapat melihat persoalan- persoalan di sekitarnya, mencari lebih jauh permasalahan,
dan menggunakan media seni teater untuk berkreasi dan berinovasi untuk mengulik,
menyampaikan atau mencari alternatif jawaban terhadap persoalan tersebut (berpikir kritis,
kreatif dan asas berkebhinekaan global). Untuk mengasah potensi homo creator, peserta
didik dapat berperan serta dalam proses membuat dan mempersiapkan pertunjukan
menurut kemampuan masing-masing. Seni teater dapat mengajarkan empati dan tanggung
jawab kepada sesama, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali
dan mengeksplorasi potensi individu, kerjasama, dan unity menuju kreativitas estetis,
berdasarkan norma yang berlaku (beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang Maha Esa).
Oleh karena itu, mata pelajaran seni teater dapat membentuk profil Pelajar Pancasila
dengan sikap beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, kritis (mengasah daya
pikir, memahami persoalan di sekitarnya), mandiri (mengenali dan mengembangkan
potensi diri), gotong royong (memahami kerja ansambel sehingga semua peserta didik
memiliki peran untuk mencapai tujuan bersama), kreatif (mencari solusi terhadap berbagai
persoalan yang dihadapi di lingkungan sekitarnya), dan memiliki sikap hormat dan
toleransi pada kebhinekaan sebagai bagian dari masyarakat global.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Teater


1. Peserta didik mampu mengasah kepekaannya terhadap persoalan diri dan mampu
mencari solusi, baik untuk diri sendiri, sesama, maupun dunia sekitarnya; serta
mampu mengekspresikan diri secara kreatif dan inovatif melalui tubuh, ruang, waktu.
2. Peserta didik menguasai teknik, eksplorasi alat, bahan, teknologi, dan mampu
memanfaatkannya sesuai dengan prosedur dan teknik, untuk dapat menjawab
kesempatan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

163
3. Peserta didik membutuhkan imajinasi untuk tumbuh, berkreasi, berpikir, dan bermain.
Teater adalah satu-satunya media paling sesuai untuk menjelajahi kemungkinan tak
terbatas dari proses imajinasi mereka dan apa yang dapat mereka lakukan.
4. Peserta didik mampu mengembangkan diri dan mengomunikasikan gagasan, serta
karya dengan lebih baik. Seni Teater dapat berdampak secara langsung maupun tidak
langsung kepada perubahan cara pandang dan pembentukan kepribadian dan karakter
peserta didik.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Teater


1. Memberikan ruang kreativitas bagi peserta didik untuk dapat mengenal, memahami,
mengelola dan mengekspresikan emosi melalui tubuh, suara, dan pikiran dengan
berbagai media seni dan budaya;
2. Memiliki kemampuan untuk menghargai keindahan, kemanusiaan, empati, dan
toleransi melalui proses penciptaan karya seni teater;
3. Menghargai, melestarikan dan mempererat ekosistem kesenian di Indonesia;
menghargai keunikan dan kemajemukan ide, nilai, dan budaya melalui eksplorasi seni
tari, pantomim, musik, akting, seni rupa, dan multimedia;
4. Seni teater terkait erat dengan disiplin ilmu lainnya dan berbagai macam aspek-aspek
kehidupan manusia (humaniora), seperti agama, psikologi, sosial, budaya, sejarah,
komunikasi, politik dan antropologi; memberikan kontribusi penting dalam
mengomunikasikan legenda, sejarah, budaya dan sosio-ekonomi bangsa;
5. Melalui teater, peserta didik dibawa ke dalam cerita tentang karakter dari berbagai
latar belakang yang bisa dibayangkan. Pertunjukan langsung mengajari peserta didik
bagaimana menghargai semua karakterisasi tokoh dan bagaimana menghormati sudut
pandang orang lain. Seni Teater mengajarkan manusia untuk bersikap kritis dan
mampu memberi solusi untuk menyelesaikan masalah, sehingga melalui seni Teater,
peserta didik mampu memahami berbagai persoalan yang terjadi dalam diri dan
lingkungannya.
Pada praktik pengajarannya, Seni Teater menggunakan sejumlah elemen pendekatan berikut:

164
Gambar 4. Skema Elemen Capaian Pembelajaran Seni

Elemen Deskripsi
Berpikir dan Bekerja Seni Teater memberikan kesempatan kepada siswa
Artistik untuk; mengelaborasi elemen tata artistik

(Thinkin g
Artistically) panggung dan keaktoran dan proses penyatuan
(unity) semua elemen tersebut ke dalam wujud
karya atau produk yang dipresentasikan dalam
sebuah pertunjukan. Melalui proses berpikir dan
bekerja secara artistik, peserta didik akan menghasilkan,
mengembangkan, menciptakan dan
mengkomunikasikan ide-ide kreatifnya untuk
menggunakan alat, media dan teknologi. Berpikir dan
bekerja secara artistik menghubungkan hasil proses
mengalami, mencipta dan merefleksi.
Mengalami Melalui pendidikan Seni Teater, peserta didik dapat
(Experiencing) memahami, mengalami, merasakan, merespon dan
bereksperimen dengan ragam pengetahuan, gaya dan konsep
Seni Teater. Kegiatan mengalami terjadi ketika peserta didik
melakukan olah rasa, tubuh, suara, eksplorasi alat, media, atau
mengumpulkan informasi melalui observasi dan interaksi
dengan seniman untuk memperkaya wawasan dan pengalaman
dalam berteater. Lebih lanjut melalui proses mengalami,
memungkinkan peserta didik untuk melangkah ke posisi orang
lain dan melihat bentuk lain dari sudut pandang mereka. Ini
mengajarkan tentang empati dan relativitas budaya.

165
Menciptakan Menciptakan memberikan kesempatan peserta didik untuk
(Making/Creating) dapat menampilkan gambaran dasar karya, yang merupakan
penyatuan dari unsur artistik, alat, media, dan teknologi.
Melalui pendidikan Seni Teater, peserta didik dapat belajar
berkreasi dan mengekspresikan dirinya untuk menggali
karakter/tokoh, membuat rangkaian cerita dengan tata artistik
panggung, alat, media atau teknologi dalam wujud sebuah
produk yang akan dipresentasikan dan dipentaskan. Proses ini
dapat mempertajam daya imajinasi dalam penciptaan ragam
karya teater, kepekaan terhadap berbagai situasi dan kondisi
untuk mencari solusi dalam berkreasi, serta dapat
mengembangkan keahlian berimprovisasi sesuai tujuan dan
tugas peran yang diberikan.
Merefleksikan (Reflecting) Seni teater mampu menggali pengalaman dan ingatan emosi
melalui hasil pengamatan, membaca, apresiasi, dan kontak
sosial individu dan kelompok. Pengalaman dan ingatan emosi
selama atau sesudah proses berseni Teater merupakan pantulan
kesadaran yang timbul untuk melakukan evaluasi dan
perbaikan atas karya atau produk yang telah dihasilkan melalui
proses berpikir dan bekerja secara artistik. Elemen
merefleksikan dalam seni teater mencakup proses apresiasi,
kritik dan saran atas karya diri sendiri atau orang lain. Terdapat
proses berpikir kritis dan kreatif secara simultan.
Berdampak (Impacting) Seni Teater akan menimbulkan perubahan positif dan
berjangka panjang kepada peserta didik. Perubahan ini
mencakup cara berpikir, kemampuan dan sikap peserta didik,
seperti lebih mandiri, percaya diri, berpikir kritis dan kreatif
sehingga pada akhirnya bertujuan untuk menghargai
perbedaan, sesuai dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.
Dampak ini akan jelas tercermin dalam proses mengalami,
menciptakan, mengevaluasi dan presentasi hasil akhir karya
peserta didik.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Rupa Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase E, peserta didik mampu bertindak sebagai penjelajah, dengan
melakukan observasi, pengumpulan data serta peristiwa sebagai dasar untuk membuat
lakon yang berlatar pada persoalan kehidupan di sekitarnya. Peserta didik juga mampu
memahami ragam teater bergenre propaganda seperti perpaduan teater realis dan non-
realis dalam bentuk teater gerak, teater politik, musikalisasi puisi, atau bereksperimen
dengan proses penulisan struktur cerita dramatis yang lebih bervariasi melalui kegiatan
improvisasi. Selanjutnya peserta didik memahami bagaimana tubuh, pikiran, suara, dan

166
tata artistik serta teknologi berpadu dalam proses kreatif untuk membentuk pertunjukan
berdasar riset dan cara kerja kolaborasi. Melalui pengalaman ini, peserta didik diharapkan
mampu mengenali situasi lapangan yang dihadapi, menghadirkan solusi, serta berempati
terhadap sesama dan lingkungannya.
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan Bekerja Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir dan bermain dengan
Secara Artistik tata artistik panggung, mulai dari mengeksplorasi, merancang,
dan memproduksi, dan memainkan tata artistik panggung.
Konsep ini dilakukan dengan kerja ansambel untuk melatih
peserta didik bertanggung jawab atas peran masing masing
dalam pertunjukan baik secara artistik maupun non-artistik,
mengusung dan mensukseskan pertunjukan bersama.

Mengalami Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasar


(Experiencing) keaktoran yang dilakukan untuk penguasaan gerak tubuh agar
mampu memainkan karakter apa saja, kemudian penguasaan
membaca dialog atau naskah dengan penekanan kuat pada
ekspresi wajah, artikulasi dan intonasi.
Eksplorasi bahasa tubuh, wajah, dan suara
untuk menunjukan kepekaan terhadap persoalan
sosial, dan eksplorasi komunikasi non-verbal. Proses
mengalami dilakukan ketika observasi dan mulai fokus pada
konsentrasi dengan mencatat dan merekam: tokoh dan
perwatakannya berdasar analisis fisik, fisiologis dan
sosiologis, hasil investigasi dan riset teknik/
genre teater, serta mencatat dan merekam proses gladi resik.

Menciptakan Imajinasi adalah proses menciptakan biografi


(Making/Creating) tokoh hasil analisis peran, sekaligus menyusun kembali
cerita dan alur pertunjukan, dan menciptakan naskah
orisinil (alur permulaan, klimaks dan akhir, tensi,
emosi). Proses merancang pertunjukan dimulai
dengan membuat konsep dan menampilkan sebuah
pertunjukan sederhana sesuai dengan panduan. Secara empirik
peserta didik terlibat atau tampil secara mandiri dalam

167
pertunjukan.

Merefleksikan Refleksi dalam tahap berikutnya adalah


(Reflecting) bagaimana peserta didik mampu menggali ingatan
emosi dan latar belakang tokoh yang diembannya
sekaligus memberikan pembelajaran agar
persoalan-persoalan yang ada dalam lakon menginspirasi
dalam kehidupan.
Bentuk apresiasi karya seni dilakukan untuk menggali kelebihan
dan kekurangan karya sendiri dan orang lain, proses ini pun
dapat memberi saran perbaikan menggunakan terminologi teater
sederhana serta memberikan argumentasi dengan pembuktian,
serta mulai mengkritisi produksi seniman profesional sesuai
dengan terminologi teater.

Berdampak (Impacting) Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Profil Pelajar
Pancasila dengan observasi, pengumpulan data serta peristiwa
sebagai dasar untuk membuat lakon (kritis, kreatif),
menghadirkan solusi, serta berempati terhadap sesama dan
lingkungan (mandiri dan berkebhinekaan global).

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir fase F, peserta didik mampu merancang atau memproduksi teater orisinl
dengan sentuhan baru dengan tema remaja/ isu kekinian atau, menganalisis dan
mengevaluasi karya sendiri dan karya profesional yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kualitas estetik digunakan dalam menyampaikan maksud, ide-ide ekspresif,
serta makna. Melalui proses kreatif, pada akhir fase, peserta didik mampu merancang atau
memproduksi pertunjukan teater dengan variasi genre teater, tata artistik dan teknologi
yang telah dipelajari. Melalui pengalaman ini, pada akhir fase F, peserta didik diharapkan
tidak hanya peka terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi, tetapi juga mampu berpikir
kritis dalam melihat dan menyampaikan sebuah karya, serta berpikir kreatif dalam
memanfaatkan media, teknologi serta sumber daya yang tersedia di sekitarnya untuk
menyampaikan pesan melalui Seni Teater.
Fase F Berdasarkan Elemen

168
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan Bekerja Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir dan bermain dengan tata
Secara Artistik artistik panggung, mulai dari mengeksplorasi, merancang,
memproduksi, dan memainkan dan mengkritisi konsep tata artistik
panggung. Konsep ini dilakukan dengan kerja ansambel untuk
melatih peserta didik bertanggung jawab atas peran masing masing
dalam pertunjukan baik secara artistik maupun non-artistik, serta
mengusung dan mensukseskan pertunjukan bersama.

Mengalami Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasar keaktoran yang
(Experiencing) dilakukan untuk penguasaan gerak tubuh agar mampu memainkan
karakter apa saja, termasuk penguasaan membaca dialog atau naskah
dengan penekanan kuat pada ekspresi wajah, artikulasi dan intonasi.
Eksplorasi bahasa tubuh, wajah, dan suara dilakukan untuk
menunjukkan kepekaan terhadap persoalan sosial, dan eksplorasi
komunikasi non-verbal.
Proses mengalami dilakukan ketika observasi dan fokus pada
konsentrasi dengan mencatat dan merekam tokoh dan perwatakannya
berdasar analisis fisik, fisiologis dan sosiologis, mencatat dan
merekam hasil investigasi dan riset teknik/ genre teater, mencatat dan
merekam ragam ide penokohan, peristiwa dan bentuk lakon modern
dengan melakukan analisis pertunjukan karya teman sebaya atau
profesional, termasuk di dalamnya mencatat dan merekam proses
gladi resik.

Menciptakan Imajinasi adalah proses menciptakan penokohan baru (biografi tokoh


(Making/Creating) hasil analisis peran), sekaligus menyusun kembali cerita dan alur
pertunjukan, dan menciptakan naskah orisinil (alur permulaan,
klimaks dan akhir, tensi, emosi) dengan mengkombinasikan ragam
gaya/genre teater menjadi alur cerita berkonsep atau berbentuk baru.
Proses berikutnya adalah merancang pertunjukan yaitu dengan
membuat konsep dan menampilkan sebuah pertunjukan sederhana
dengan panduan. Secara empirik peserta didik terlibat atau tampil
secara mandiri dalam merancang, dan mempresentasikan proposal
pertunjukan orisinil atau adaptasi, sepenuhnya terlibat dalam
manajemen produksi pertunjukan.

169
Merefleksikan Refleksi dalam tahap berikutnya adalah bagaimana peserta didik
(Reflecting) mampu menggali ingatan emosi dan latar belakang tokoh yang
diembannya sekaligus
memberikan pembelajaran agar persoalan-persoalan yang
ada dalam lakon menginspirasi dalam kehidupan. Bentuk apresiasi
karya seni dilakukan untuk menggali kelebihan dan kekurangan karya
sendiri dan orang lain, proses ini pun dapat memberi saran perbaikan
menggunakan terminologi teater sederhana serta memberikan
argumentasi dengan pembuktian, serta mulai mengkritisi produksi
seniman profesional dengan menggunakan
terminologi teater.

Berdampak (Impacting) Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Profil Pelajar
Pancasila dengan merancang atau memproduksi pertunjukan teater
(kreatif), manajemen produksi pertunjukan (gotong royong),
menganalisis dan mengevaluasi karya sendiri dan karya profesional
(kritis, mandiri).

CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI MUSIK

A. Rasional Mata Pelajaran Seni Musik


Seni musik merupakan ekspresi, respon, dan apresiasi manusia terhadap berbagai
fenomena kehidupan, baik dari dalam diri maupun dari budaya, sejarah, alam dan
lingkungan hidup seseorang, dalam beragam bentuk tata dan olah bunyi-musik. Musik
bersifat individu sekaligus universal, mampu menembus sekat-sekat perbedaan, serta
menyuarakan isi hati dan buah pikiran manusia yang paling dalam, termasuk yang tidak
dapat diwakili oleh bahasa verbal. Musik mendorong manusia untuk merasakan, dan
mengekspresikan keindahan melalui penataan bunyi-suara.
Melalui pendidikan seni musik, manusia diajak untuk berpikir dan bekerja artistik-
estetik secara kreatif, memiliki daya apresiasi, menerima perbedaan, menghargai
kebhinekaan global, sejahtera secara utuh (jasmani, mental-psikologis, dan rohani), yang
pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia (diri sendiri dan orang lain)
dan pengembangan pribadi setiap orang dalam proses pembelajaran yang
berkesinambungan (terus menerus).

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Musik


1. Peserta didik mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan.
2. Peserta didik peka terhadap persoalan diri secara pribadi dan dunia sekitar.

170
3. Peserta didik mampu mengasah dan mengembangkan musikalitas, terlibat dengan
praktik-praktik bermusik dengan cara yang sesuai, tepat, dan bermanfaat, serta turut
ambil bagian dan mampu menjawab tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Secara sadar dan bermartabat peserta didik mengusahakan perkembangan kepribadian,
karakter, dan kehidupannya baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama dan alam
sekitar.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Musik


1. Pelajaran seni musik mencakup: pengembangan musikalitas; kebebasan berekspresi;
pengembangan imajinasi secara luas; menjalani disiplin kreatif; penghargaan akan
nilai-nilai keindahan; pengembangan rasa kemanusiaan, toleransi dan menghargai
perbedaan; pengembangan karakter/kepribadian manusia secara utuh (jasmani,
mental/psikologis, dan rohani) yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan
manusia.

2. Pelajaran musik membantu mengembangkan musikalitas, kemampuan bermusik


peserta didik melalui berbagai macam praktik musik yang baik secara:

a. Ekspresif dan indah

b. Kesadaran, pemahaman dan penghayatan akan unsur-unsur/ elemen-elemen bunyi-musik


dan kaidah-kaidahnya
c. Dengan penerapan yang tepat guna
Dalam pembelajaran praktik Seni Musik mencakup elemen-elemen sebagai berikut:

Gambar 5. Skema Elemen Capaian Pembelajaran Seni

171
Elemen Deskripsi
Mengalami (Experiencing ● Peserta didik mengenali, merasakan, menyimak,
mencoba/bereksperimen, dan merespon bunyi- musik dari
beragam sumber, dan beragam jenis/ bentuk musik dari
berbagai konteks budaya dan era.
● Peserta didik mengeksplorasi bunyi dan beragam karya-
karya musik, bentuk musik, alat-alat yang menghasilkan
bunyi-musik, dan penggunaan teknologi dalam praktik
bermusik.
● Peserta didik mengamati, mengumpulkan, dan merekam
pengalaman dari beragam praktik bermain musik,
menumbuhkan kecintaan pada musik dan mengusahakan
dampak bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.

Merefleksikan ● Peserta didik memiliki nilai-nilai yang generatif- lestari


(Reflecting) dalam pengalaman dan pembelajaran bermusik secara
artistik-estetik yang berkesinambungan (terus-menerus).
● Peserta didik mengamati, memberikan penilaian dan
membuat hubungan antara karya pribadi dan orang lain
sebagai bagian dari proses berpikir dan bekerja artistik-
estetik, dalam konteks unjuk karya musik.

Berpikir dan Bekerja ● Peserta didik merancang, menata, menghasilkan,


Secara Artistik mengembangkan, me-reka ulang, dan mengkomunikasikan
(Thinking and ide melalui proses mengalami, merefleksikan, dan
Working Artistically) menciptakan.
● Peserta didik mengeksplorasi dan menemukan sendiri
bentuk karya dan praktik musik (elaborasi dengan bidang
keilmuan yang lain: seni-rupa, tari, drama/lakon, dan non-
seni) yang membangun, dan bermanfaat untuk menanggapi
setiap tantangan hidup dan kesempatan berkarya secara
mandiri.
● Peserta didik meninjau dan memperbarui karya pribadi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, jaman, konteks fisik-
psikis, budaya, dan kondisi alam.
● Peserta didik menjalani kebiasaan/disiplin secara kreatif
sebagai sarana melatih kelancaran, keluwesan, dan
kemampuan bermusik.

172
Menciptakan (Creating) ● Peserta didik memilih penggunaan beragam media dan
teknik bermain dalam praktik musik untuk menghasilkan
karya musik sesuai dengan konteks, kebutuhan dan
ketersediaan, serta kemampuan praktik musik masyarakat,
sejalan dengan perkembangan teknologi.
● Peserta didik menciptakan karya-karya musik dengan
standar musikalitas yang baik dan sesuai dengan
kaidah/budaya dan kebutuhan, dapat
dipertanggungjawabkan, berdampak pada diri sendiri dan
orang lain, dalam beragam bentuk praktik musik.

Berdampak ● Peserta didik memilih, menganalisa,


(Impacting) bagi diri menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran untuk
sendiri dan orang terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri
lain sendiri dan sesama.
● Peserta didik memilih, menganalisa,
menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran untuk
terus membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
● Peserta didik memilih, menganalisa,
menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran untuk
terus meningkatkan cinta kasih kepada sesama manusia dan
alam semesta.
● Peserta didik menjalani kebiasaan/disiplin kreatif dalam
praktik musik sebagai sarana melatih pengembangan pribadi
dan bersama, dan menjadi semakin baik (waktu demi waktu,
tahap demi tahap).

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Musik setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan cermat,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas bunyi-musik. Peserta didik dapat
mengkaji, memberi kesan, dan merekam beragam praktik bermusik baik sendiri maupun
bersama- sama baik sebagai dokumentasi maupun alat komunikasi secara umum serta
menyadari hubungannya dengan konteks dan praktik- praktik lain (di luar musik) yang
lebih luas untuk perbaikan hidup baik diri sendiri, sesama, lingkungan dan alam semesta.
Peserta didik mampu menjalani kebiasaan praktik musik yang baik dan rutin dalam
melakukan praktik musik mulai persiapan, penyajian, maupun setelah melakukan praktik
musik dengan kesadaran untuk perkembangan, perbaikan, kelancaran serta keluwesan
dalam melakukan praktik musik. Peserta didik mampu memilih, memainkan,
173
menghasilkan, menganalisa, merefleksi karya-karya musik secara aktif, kreatif, artistik,
dan musikal secara bebas dan bertanggung jawab, serta sensitif terhadap fenomena
kehidupan manusia serta terus mengusahakan mendapatkan pengalaman dan kesan baik
dan berharga bagi perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bagi kemajuan
bersama.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak,
(Experiencing melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas kesan
terhadap bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi aktif
dalam sajian musik yang berguna bagi perbaikan hidup baik
untuk diri sendiri. sesama, lingkungan, dan alam semesta.

Merefleksikan (Reflecting) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas kesan
terhadap bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi aktif
dalam sajian musik yang berguna bagi perbaikan hidup baik
untuk diri sendiri. sesama, lingkungan, dan alam semesta.

Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
Secara Artistik menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
(Thinking and Working berpraktik musik sejak dari persiapan, saat,
Artistically) maupun usai berpraktik musik dengan kesadaran
untuk perkembangan dan perbaikan kelancaran
serta keluwesan bermusik, serta memilih,
memainkan, menghasilkan, menganalisa, dan
merefleksi karya-karya musik secara aktif, kreatif,
artistik, dan musikal secara bebas dan
bertanggung jawab, serta sensitif terhadap fenomena
kehidupan manusia.

Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu

174
(Creating) menghasilkan gagasan dan karya musik yang otentik
dalam sebuah sajian dengan kepekaan akan unsur-unsur
bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik,
keragaman konteks, melibatkan praktik-praktik
selain musik (bentuk seni yang lain) baik secara
terencana maupun situasional yang berguna
bagi perbaikan hidup diri sendiri,
sesama, lingkungan, dan alam semesta.

Berdampak (Impacting) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu


bagi diri sendiri dan menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
orang lain berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-
kegiatan bermusik lewat bernyanyi, memainkan
media bunyi-musik dan
memperluas wilayah praktik musiknya dengan
praktik-praktik lain di luar musik serta terus mengusahakan
mendapatkan pengalaman dan kesan baik dan berharga bagi
perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bersama

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)


Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan cermat,
melibatkan diri secara aktif dan kreatif dalam pengalaman atas bunyi-musik. Peserta
didik menunjukkan kepekaannya terhadap unsur-unsur bunyi-musik dan kepekaan serta
menunjukan adanya penambahan wawasan atas beragam konteks dari sajian musik
seperti: lirik lagu, kegunaan musik yang dimainkan, era, style, kondisi sosial-budaya,
ekologis, dan sebagainya. Peserta didik menghasilkan gagasan dan karya musik yang
otentik dengan menunjukkan kepekaan terhadap unsur-unsur bunyi-musik dan
memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman atas keragaman konteks. Peserta didik
mampu melibatkan praktik- praktik selain musik (bentuk seni lain, pelibatan dan
penggunaan teknologi yang sesuai) baik secara terencana maupun situasional sesuai
kaidah tata bunyi/musik.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Experiencing menyimak dengan baik dan cermat,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas
bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi
aktif dalam sajian musik secara luas.

175
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Reflecting) menyimak dengan baik dan cermat,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas
bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi
aktif dalam sajian musik secara luas.

Berpikir Bekerja dan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu

Secara Artistik menyimak dan menjalani kebiasaan bermusik


(Thinking and secara baik dan cermat, serta menuntukkan
Working
Artistically) tingkat kepekaan yang tinggi akan unsur-
unsur bunyi-musik, pengetahuan dan pemahaman bermusik, serta
keberagaman
konteks musik, dalam praktik musik yang
terencana secara sadar maupurn situasional akan
kaidah tata bunyi-musik.
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Creating) menghasilkan gagasan dan karya musik yang otentik dalam
sebuah sajian dengan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik
baik intrinsic maupun ekstrinsik, keragaman konteks, melibatkan
praktik-praktik selain musik (bentuk seni yang lain, penerapan dan
penggunaan teknologi yang sesuai) baik secara terencana maupun
situasional sesuai dan sadar akan kaidah tata bunyi/musik

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu


(Impacting)
bagi diri sendiri dan menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
orang lain berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan- kegiatan
bermusik lewat bernyanyi,
memainkan media bunyi-musik dan
memperluas wilayah praktik musiknya dengan praktik-praktik lain
di luar musik, serta
penambahan wawasan akan keberagaman
konteks bermusik: lirik lagu, kegunaan musik yang
dimainkan, era, style, konsidi social-
budaya, ekologis, dan lain-lainnya, yang dapat berdampak bagi
perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bersama.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


SOSIAL (IPAS)

176
A. Rasional
Ilmu adalah terjemahan dari science (sains). Kata Sains diambil dari bahasa latin
yaitu ―Scientia―, secara etimologi (bahasa) kata sains memiliki arti ―Pengetahuan‖,
dalam hal ini pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau
pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang
terjadi, didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah.
Ilmu (pengetahuan ilmiah/keilmuan) adalah pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dapat ditelaah dengan kritis oleh
setiap orang yang ingin mengetahuinya (Soerjono Soekanto, 1990). Mata pelajaran Projek
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berfungsi untuk membekali peserta didik agar mampu
menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini yang berkaitan dengan
fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains.
Atau dengan kata lain, setelah mempelajari mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial, peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang
tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial meliputi integrasi antara social sciences
dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Bagaimana
segala aspek kehidupan bersosial dalam kebhinekaan, keberagaman agama, dan saling
bergotong royong mencakup dalam social sciences. Interaksi antara manusia dengan alam,
serta melihat berbagai fenomena yang terjadi dengan alam, mampu dijelaskan secara logis
dan ilmiah dengan natural science. Sehingga kita mampu memanfaatkan kekayaan
sumber daya alam dengan arif dan bijaksana.
Permasalahan yang melibatkan aspek manusia dengan manusia lainnya dan manusia
dengan alam, terjadi akibat kurangnya kesadaran pemahaman akan sains. kita sebagai
makhluk sosial tidak hanya membutuhkan manusia lain dalam masyarakat, tetapi juga sangat
bergantung dengan alam. Oleh karena itu sains hadir untuk memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitar secara ilmiah. Pada akhirnya peserta
didik setelah mempelajari mata pelajaran sains dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil
keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.

B. Tujuan
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skills dan
soft skills):

177
1. Menerapkan pola pikir, perilaku, dan membangun karakter peserta didik untuk peduli dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta permasalahan yang
dihadapi.
2. Mampu menelaah manfaat potensial dan risiko dari penggunaan Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial.
3. Mampu membuat keputusan yang lebih berdasar dengan menggunakan Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial serta teknologi.
4. Mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi melalui sains baik masalah individu
maupun masyarakat.

C. Karakteristik
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial memiliki objek kajian
berupa benda konkret yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan pengalaman
empirik, yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh setiap orang dan memiliki langkah-
langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang logis.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dikemas dalam bentuk projek
(project-based learning) yang mengintegrasikan beberapa elemen konten/materi. Tiap
projek dilaksanakan untuk mencapai elemen kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial yang terdiri dari tiga elemen literasi saintifik dan dikontekskan dengan karakteristik
masing-masing Bidang Keahlian. Dalam satu tema, dapat memuat beberapa projek sesuai
dengan lingkup atau keluasan suatu materi.

Berdasarkan elemen konten materi, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan
perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu;
interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial berbasis projek.
Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan
pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang
memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk
dipecahkan secara berkelompok.
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga
menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di masyarakat.
Keterampilan yang ditumbuhkan dalam PjBL diantaranya keterampilan komunikasi dan

178
presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan
penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan
kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Penilaian kinerja pada PjBL dapat dilakukan secara individual dengan memperhitungkan
kualitas produk yang dihasilkan, kedalaman pemahaman konten yang ditunjukkan, dan
kontribusi yang diberikan pada proses realisasi projek yang sedang berlangsung. PjBL
juga memungkinkan Peserta didik untuk merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri,
dan membuat keputusan yang mempengaruhi hasil projek dan proses pembelajaran secara
umum, dan mempresentasikan hasil akhir produk.
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial terdiri dari tiga elemen kompetensi yang
mengacu pada kompetensi literasi saintifik, yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah,
mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah, menerjemahkan data dan bukti-bukti
secara ilmiah. Ketiga elemen tersebut disampaikan dalam bentuk projek. Dalam satu
tahun peserta didik diharapkan mempelajari ketujuh aspek dan melakukan projek terkait
aspek tersebut. Dalam satu projek dapat terdiri dari satu aspek atau gabungan dari
beberapa aspek. Masing-masing aspek mempunyai lingkup yang berbeda disesuaikan
dengan rumpun bidang keahliannya (Rumpun Teknologi; Rumpun Kesehatan dan
Pekerjaan Sosial, Agribisnis dan Agriteknologi, serta Kemaritiman; dan Rumpun Bisnis
dan Manajemen, Pariwisata, serta Seni dan Ekonomi Kreatif). Rumpun bidang keahlian
dibagi menjadi tiga. Berikut adalah deskripsi aspek IPAS berdasarkan rumpun bidang
keahlian.

Rumpun Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, serta Seni dan Ekonomi Kreatif
Aspek IPAS Deskripsi
Makhluk hidup danAspek ini meliputi keterkaitan antara makhluk hidup
lingkungannya yang terdiri dari manusia, tumbuhan dan hewan yang
saling bergantung kepada lingkungannya baik berupa
tanah, air, energi.
Hubungan makhluk hidup dan lingkungannya dapat
digambarkan sebagai individu - populasi - komunitas -
ekosistem - biosfer.
Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada ekosistem
dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut di tingkat lokal dalam perspektif
global.

179
Zat dan Perubahannya Aspek ini meliputi dasar-dasar besaran dan pengukuran
yang dapat digunakan dalam bidang industri dan
perdagangan.

Berbagai jenis dan sifat zat yang dibedakan secara kimia


dan fisika, ciri-ciri dari perubahan zat secara fisika dan
kimia, serta unsur senyawa campuran dalam kehidupan
sehari-hari dari perspektif ekonomi, sosial.
Energi dan Perubahannya Aspek Energi dan Perubahannya berkaitan dengan segala
sesuatu yang mampu membuat sebuah benda untuk
melakukan sebuah usaha dan bentuk. Energi dan
perubahannya mencakup perubahan energi kimia, listrik,
panas dan mekanik serta energi terbarukan. Melakukan
audit energi yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-
hari, serta melakukan refleksi diri dan melakukan aksi
untuk penggunaan energi secara berkelanjutan.

Bumi dan Antariksa Aspek bumi dan antariksa berkaitan dengan materi
struktur bumi yang terdiri dari interior bumi, litosfer,
lempeng tektonik, dan gempa bumi. Struktur bumi
meliputi hidrosfer, atmosfer, dan medan magnet bumi.
Materi ini juga mencakup iklim, cuaca, musim, perubahan
iklim serta mitigasi bencana. Mengidentifikasi dampaknya
bagi manusia, serta upaya yang dapat
dilakukannya (preventif dan mitigasi) di tingkat lokal.

Keruangan dan konektivitas Aspek ini berkaitan dengan pemahaman terhadap kondisi
antar ruang dan waktu sosial dan lingkungan alam dalam konteks lokal dan
regional, nasional, hingga global. Selain itu, aspek ini
juga terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya terhadap aktivitas
sosial, ekonomi, dan politik. Mempelajari konektivitas
dan interaksi tersebut mengasah kemampuan berpikir
kritis peserta didik memahami efek sebab dan akibat,
serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah yang ada.

180
Perilaku Ekonomi dan Aspek ini berkaitan tentang peran diri, masyarakat serta
Kesejahteraan negara dalam memenuhi kebutuhan bersama.
Menganalisis faktor-faktor penyebab kelangkaan,
permintaan, penawaran, harga pasar, serta inflasi.
Mengidentifikasi peran lembaga keuangan, nilai, serta
fungsi uang.
Mendeskripsikan pengelolaan, sumber-sumber
pendapatan dan pengeluaran keuangan keluarga,
perusahaan serta negara. Mengidentifikasi hak dan
kewajiban dalam jasa keuangan. Aspek ini menjadi salah
satu ruang untuk peserta didik berlatih memberikan
kontribusi ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidup di tingkat lokal namun dalam perspektif global.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan dapat memahami dan membuat teks
informasi, mendeskripsikan kejadian dan fenomena, melaporkan percobaan, menyajikan
dan mengevaluasi data, memberikan penjelasan, dan menyajikan opini atau klaim sesuai
dengan lingkup bidang keahliannya. Mereka juga dapat memahami serta membuat teks
multimedia seperti bagan, grafik, diagram, gambar, peta, animasi, dan media visual.
Peserta didik menggunakan struktur bahasa untuk menghubungkan informasi dan ide,
memberikan deskripsi dan penjelasan, merumuskan hipotesis, dan mengkonstruksi
argumen yang didasarkan pada bukti-bukti sehingga dapat mengekspresikan posisinya.
Peserta didik memahami ketujuh aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang
terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan
perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu;
interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku
ekonomi dan kesejahteraan sesuai dengan karakteristik bidang keahliannya.
Elemen Capaian Pembelajaran

181
Menjelaskan fenomena secara Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan
ilmiah ilmiah dan menerapkannya; atau membuat prediksi
sederhana disertai dengan pembuktiannya.

Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang


terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai
aspek seperti makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan
perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan
antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial
dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan
kesejahteraan. Peserta didik juga mengaitkan fenomena-
fenomena tersebut dengan keterampilan teknis pada
bidang keahliannya.

Mendesain dan Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur


mengevaluasi penyelidikan yang tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah,
ilmiah menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu
pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat
mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain
percobaan ilmiah.
Menerjemahkan data dan bukti- Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari
bukti secara ilmiah berbagai sumber untuk membangun sebuah argumen serta
dapat mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah.
Peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan
yang benar diambil dari tabel hasil, grafik, atau sumber data
lain.
Peserta didik merencanakan dan melaksanakan aksi
sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan proses dan
hasil pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap
tahapan kegiatan yang dilakukan.

E. Referensi
OECD (PISA Scientific Literacy)
ACARA (Science Literacy General Capabilities) & (Humanities and Social
Sciences Learning Area) https://adoc.pub/ilmu-pengetahuan-bumi-dan-
antariksa.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/23/070000169/energi-
danperubahannya

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf /pengantar_5.pdf
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran.

182
Bandung: Rosdakarya.
Mar‘at (1981). Sikap Manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta; Cetakan Pertama,
Penerbit Ghalia Indonesia.
Figriyana, Afridatul. 2017. Alam Semesta (Tata Surya). http://
Fitrianti, Nadya. 2015. Optimalisasi Penggunaan Sumber
Energi Non- Konvensional Sebagai Upaya Mengurangi
Tingkat Penggunaan Bahan Bakar Minyak Untuk
Pembangkit Listrik Di Indonesia. m
http://nadya14009.blogspot.com/2015/11/optimalisasi-penggunaan- sumberenergi.html. Diunduh
pada 2021.

CAPAIAN PEMBELAJARAN INFORMATIKA

A. Rasional Mata Pelajaran Informatika


Informatika adalah sebuah disiplin ilmu yang mencari pemahaman dan mengeksplorasi
dunia di sekitar kita, baik natural maupun artifisial yang secara khusus tidak hanya
berkaitan dengan studi, pengembangan, dan implementasi dari sistem komputer, serta
pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar pengembangan. Dengan belajar Informatika
peserta didik dapat menciptakan, merancang, dan mengembangkan produk berupa artefak
komputasional (computational artefact) dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak
(algoritma, program, atau aplikasi), atau satu sistem berupa kombinasi perangkat keras dan
lunak dengan menggunakan teknologi dan perkakas (tools) yang sesuai. Informatika
mencakup prinsip keilmuan perangkat keras, data, informasi, dan sistem komputasi yang
mendasari proses pengembangan tersebut. Oleh karena itu, informatika mencakup sains,
rekayasa, dan teknologi yang berakar pada logika dan matematika. Istilah Informatika
dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata yang diadaptasi dari Computer Science
atau Computing dalam bahasa Inggris. Peserta didik mempelajari mata pelajaran
Informatika tidak hanya untuk menjadi pengguna komputer, tetapi juga untuk menyadari
perannya sebagai problem solver yang menguasai konsep inti (core concept), terampil
dalam praktik (core practices) menggunakan dan mengembangkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), serta berpandangan terbuka pada aspek lintas bidang.
Mata pelajaran Informatika memberikan fondasi berpikir komputasional yang
merupakan kemampuan problem solving yaitu keterampilan generik yang penting seiring
dengan perkembangan teknologi digital yang pesat. Peserta didik ditantang untuk

183
menyelesaikan persoalan komputasi yang berkembang mulai dari kelas I sampai dengan
kelas XII, mulai dari data sedikit sampai dengan data banyak, mulai dari persoalan kecil
dan sederhana sampai dengan persoalan besar, kompleks, dan rumit, serta mulai dari hal
yang konkrit sampai dengan abstrak dan samar atau ambigu. Mata pelajaran Informatika
juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam logika, analisis, dan interpretasi data
yang diperlukan dalam literasi, numerasi, dan literasi sains, serta membekali peserta didik
dengan kemampuan pemrograman yang mendukung pemodelan dan simulasi dalam sains
komputasi (computational science) dengan menggunakan TIK. Proses pembelajaran
Informatika berpusat kepada peserta didik (student-centered learning) dengan prinsip
pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry-based learning), pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning). Guru dapat menentukan tema atau kasus sesuai dengan kondisi lokal,
terutama tema atau kasus tentang analisis data.
Mata pelajaran Informatika dilaksanakan secara inklusif bagi semua peserta didik di
seluruh Indonesia, sehingga pembelajarannya dapat menggunakan komputer (plugged)
maupun tanpa komputer (unplugged). Pembelajaran Informatika pada jenjang SD
menekankan pada fondasi berpikir komputasional (computational thinking), diintegrasikan
dalam tema atau mata pelajaran lainnya terutama dalam Bahasa, Matematika dan Sains.
Pembelajaran Informatika mendukung kemampuan peserta didik dalam mengekspresikan
kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek sintaksis maupun semantik
dalam Bahasa, membentuk kebiasaan peserta didik untuk berpikir logis dalam Matematika,
serta kemampuan menganalisis dan menginterpretasi data dalam Sains.
Mata pelajaran Informatika berkontribusi dalam memampukan peserta didik menjadi warga yang
bernalar kritis, mandiri, dan kreatif melalui penerapan berpikir komputasional dan menjadi warga
yang berakhlak mulia, berkebinekaan global, serta bergotong-royong melalui Praktik Lintas
Bidang (core practices) yang dikerjakan secara berkelompok (team) di alam digital yang
merupakan alam yang harus disinergikan dengan alam nyata oleh manusia abad ke-21. Peserta
didik yang memahami hakikat kemajuan teknologi melalui Informatika diharapkan dapat
menjadi warga digital (digital citizen) yang mandiri dalam berteknologi informasi dan sekaligus
menjadi warga dunia (global citizen) yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.

B. Tujuan Mata Pelajaran Informatika


Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi
―computationally literate creators‖ yang menguasai konsep dan praktik informatika, yaitu:

184
1. berpikir komputasional, dalam menciptakan solusi untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif;
2. memahami ilmu pengetahuan yang mendasari informatika, yaitu sistem komputer,
jaringan komputer dan internet, analisis data, algoritma pemrograman serta menyadari
dampak informatika terhadap kehidupan bermasyarakat;
3. terampil berkarya dalam menghasilkan artefak komputasional sederhana, dengan
memanfaatkan teknologi dan menerapkan proses rekayasa, serta mengintegrasikan
pengetahuan bidang- bidang lain yang membentuk solusi sistemik;
4. terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan,
mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru dari himpunan data dan
informasi yang dikelolanya, dengan memanfaatkan TIK yang sesuai; dan
5. menunjukkan karakter baik sebagai anggota masyarakat digital, sehingga mampu
berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan menggunakan perangkat teknologi
informasi disertai kepedulian terhadap dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Informatika


Mata pelajaran Informatika mengintegrasikan kemampuan berpikir komputasional,
keterampilan menerapkan pengetahuan informatika, serta pemanfaatan teknologi
(khususnya TIK) secara tepat dan bijak sebagai objek kajian dan alat bantu untuk
menghasilkan solusi efisien dan optimal dari persoalan yang dihadapi masyarakat
dengan menerapkan rekayasa dan prinsip keilmuan informatika. Elemen mata pelajaran
Informatika saling terkait satu sama lain membentuk keseluruhan mata pelajaran
Informatika sebagaimana diilustrasikan pada gambar bangunan informatika di bawah
ini.
Keterangan:
TIK : Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
SK : Sistem Komputer
JKI : Jaringan Komputer
dan Internet
AD : Analisis Data
AP : Algoritma dan
Pemrograman DSI
:Dampak Sosial

185
Informatika

Gambar Bangunan Informatika

Mata pelajaran Informatika terdiri atas delapan elemen berikut ini.

Elemen Deskripsi
Berpikir Mengasah keterampilan problem solving sebagai landasan untuk
komputasional (BK) menghasilkan solusi yang efektif, efisien dan optimal dengan
menerapkan penalaran kritis, kreatif dan mandiri.
Teknologi Menjadi perkakas dalam berkarya dan sekaligus objek kajian yang
Informasi dan memberikan inspirasi agar suatu hari peserta didik menjadi pencipta
Komunikasi karya-karya berteknologi yang berlandaskan informatika.
(TIK)
Sistem komputer (SK) Pengetahuan tentang bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak
berfungsi dan saling mendukung dalam mewujudkan suatu layanan bagi
pengguna baik di luar maupun di dalam jaringan komputer/internet.

Jaringan Memfasilitasi pengguna untuk menghubungkan sistem komputer dengan


Komputer danjaringan lokal maupun internet.
Internet (JKI)
Analisis data (AD) Memberikan kemampuan untuk menginput, memproses,
memvisualisasi data dalam berbagai tampilan,
menganalisis, dan menginterpretasi serta mengambil kesimpulan serta
keputusan berdasarkan penalaran.
Algoritma dan Mengarahkan peserta didik menuliskan langkah penyelesaian solusi
Pemrograman (AP) secara runtut dan menerjemahkan solusi menjadi program yang dapat
dijalankan oleh mesin (komputer).

Dampak Sosial Menyadarkan peserta didik akan dampak informatika dalam: (a)
Informatika (DSI) kehidupan bermasyarakat dan dirinya, khususnya dengan kehadiran dan
pemanfaatan TIK, dan
(b) bergabungnya manusia dalam jaringan komputer dan internet untuk
membentuk masyarakat digital.
Praktik Lintas Melatih peserta didik bergotong royong untuk untuk menghasilkan
Bidang (PLB) artefak komputasional secara kreatif dan inovatif dengan
mengintegrasikan semua pengetahuan informatika maupun pengetahuan
dari mata pelajaran lain, menerapkan proses rekayasa atau
pengembangan (design, implement, debugging, testing, refining), serta
mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasil karyanya.

Beban belajar setiap elemen pada mata pelajaran informatika tidak sama. BK,
AD, AP, dan PLB memiliki beban belajar paling besar yang memungkinkan peserta
didik berpikir kritis dan kreatif tanpa batas. SK dan JKI diberikan terbatas pada

186
pengetahuan dasar dan penggunaannya. TIK dan DSI dapat diberikan sambil melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan elemen lainnya, dimana perkakas TIK saat ini semakin
intuitif yang mudah dipelajari dan dimanfaatkan, sedangkan DSI merupakan aspek dari
setiap area pengetahuan informatika untuk menumbuhkan kepedulian pada masyarakat
dan pembentukan karakter baik sebagai warga dunia maupun warga digital.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Informatika Setiap Fase


Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase E, peserta didik: a) mampu mendeskripsikan fungsi dan cara kerja
sistem komputer, bagaimana komponen-komponen sistem bekerja dan saling
berinteraksi, memahami internet dan jaringan lokal serta mengkoneksikan perangkat ke
jaringan lokal dan internet, enkripsi data, mengumpulkan dan mengintegrasikan data
dari berbagai sumber baik secara manual atau otomatis menggunakan perkakas yang
sesuai, mengintegrasikan potongan objek dalam berbagai format dari berbagai aplikasi
untuk disajikan dalam berbagai representasi yang memudahkan analisis dan interpretasi,
dan menggunakan fitur lanjut dan otomasi dari aplikasi perkantoran; b) mampu
menerapkan berpikir komputasional dengan strategi algoritmik standar untuk
mengembangkan program komputer yang terstruktur dalam bahasa pemrograman
prosedural tekstual sebagai solusi atas persoalan berbagai bidang yang mengandung
data diskrit bervolume tidak kecil, bergotong royong untuk menyelesaikan suatu
persoalan kompleks dengan mengembangkan (merancang, mengimplementasi,
memperbaiki, menguji) artefak komputasional yang bersentuhan dengan bidang lain
sesuai kaidah proses rekayasa, serta mengomunikasikan secara lisan dan tertulis
rancangan produk, produk, dan prosesnya; dan c) mampu mengenal sejarah
perkembangan komputer dan tokoh-tokohnya, memahami aspek teknis, hukum,
ekonomi, lingkungan, dan sosial dari produk TIK, hak kekayaan intelektual, dan
lisensi. mengenal berbagai bidang studi dan profesi terkait informatika serta peran
informatika pada bidang lain.
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


BK Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik
standar pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem
komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit
bervolume besar.

187
TIK Pada akhir fase E, peserta didik mampu memanfaatkan berbagai aplikasi
secara bersamaan dan optimal untuk berkomunikasi, mencari informasi di
internet, serta mahir menggunakan fitur lanjut aplikasi perkantoran
(pengolah kata, angka, dan presentasi) beserta otomasinya untuk
mengintegrasikan dan menyajikan konten aplikasi dalam berbagai
representasi yang memudahkan analisis dan interpretasi konten tersebut.

SK Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan cara kerja komputer
dan masing-masing komponen-komponennya, menjelaskan peran sistem
operasi dan mekanisme internal yang terjadi pada interaksi antara perangkat
keras, perangkat lunak, dan pengguna.
JKI Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan Internet dan jaringan lokal,
komunikasi data via ponsel, konektivitas internet melalui jaringan kabel
dan nirkabel (bluetooth, wifi, internet), menerapkan enkripsi untuk
memproteksi data pada saat melakukan koneksi perangkat ke jaringan lokal
maupun internet yang tersedia.
AD Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan aspek privasi dan
keamanan data, mengumpulkan data secara otomatis dari berbagai sumber
data, memodelkan data berbagai bidang, menerapkan seluruh siklus
pengolahan data (pengumpulan, pengolahan, visualisasi, analisis dan
interpretasi data, publikasi) dengan menggunakan perkakas yang sesuai,
menerapkan strategi pengelolaan data yang tepat
guna dengan mempertimbangkan volume dan kompleksitasnya.

AP Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan praktik baik konsep
pemrograman prosedural dalam salah satu bahasa pemrograman
prosedural dan mampu mengembangkan
program yang terstruktur dalam notasi algoritma atau notasi lain, berdasarkan
strategi algoritmik yang tepat.
DSI Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan dan menarik
pelajaran dari sejarah perkembangan komputer dan tokoh-tokohnya;
menjelaskan hak kekayaan intelektual dan lisensi, aspek teknis, hukum,
ekonomi, lingkungan dan sosial dari produk TIK, , serta mampu
menjelaskan berbagai bidang studi dan profesi bidang informatika serta
peran informatika pada bidang lain.
PLB Pada akhir fase E, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim inklusif
untuk mengerjakan proyek bertema informatika sebagai solusi persoalan
masyarakat, mulai dari mengidentifikasi persoalan, merancang,
mengimplementasi, menguji, dan menyempurnakan program komputer
didasari strategi algoritma yang sesuai, dan mengkomunikasikan secara lisan
maupun
tertulisproduk, proses pengembangan solusi dan manfaat
solusinya bagi masyarakat.

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)

188
Pada akhir fase F, peserta didik: a) mampu mengkaji berbagai strategi algoritmik
yang menghasilkan lebih dari satu solusi persoalan, menganalisis setiap solusi, serta
menentukan solusi yang paling efisien dan optimal untuk dikembangkan menjadi
program komputer, mengkritisi kasus-kasus terkini terkait informatika di masyarakat,
merancang dan mengimplementasi struktur data abstrak yang lebih kompleks
menggunakan beberapa library standar termasuk library untuk kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) dan pengolahan data bervolume besar, mengembangkan,
melakukan pemeliharaan, dan penyempurnaan kode sumber program dengan tetap
memperhatikan kualitasnya serta menuliskan dokumentasi dan menjelaskan aspek statik
dan dinamik dari program komputer, menerjemahkan sebuah program dalam satu
bahasa yang sudah dikenalnya ke bahasa lain berdasarkan kaidah translasi yang
diberikan, memahami jaringan komputer dari sisi teknis, termasuk cyber security, dan
tata kelola untuk mengontrol akses data ke sistem, mampu melakukan konfigurasi dan
setting komputer ke jaringan komputer dan internet untuk menjamin keamanan dirinya
dan b) mampu bergotong royong dengan menggunakan berbagai perkakas TIK untuk
merancang, mengimplementasi, menguji, memperbaiki, menghasilkan prototipe
perangkat lunak yang berinteraksi dengan single board computer/controller atau kit
elektronika untuk edukasi yang bisa diprogram atau mengembangkan program untuk
mengolah data bervolume besar serta mampu mengkomunikasikan produk dan proses
pengembangan perangkat lunak yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
aplikasi
Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


BK Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi
algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk
satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan
keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan
solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data
yang lebih kompleks dan abstrak.
TIK Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
SK Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
JKI Pada akhir fase F, peserta didik memahami konsep lanjutan jaringan
komputer dan internet, meliputi topologi jaringan
yang menghubungkan beberapa komputer, memahami aspek teknis berbagai
jaringan komputer, lapisan informasi dalam suatu sistem jaringan komputer
(OSI Layer), komponen jaringan komputer dan mekanisme pertukaran data,
konsep

189
cyber security, tata kelola kontrol akses data, serta faktor- faktor dan
konfigurasi keamanan jaringan.
Elemen Capaian Pembelajaran
AD Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
AP Pada akhir fase F, peserta didik mampu bergotong-royong dalam
mengembangkan program modular yang berukuran besar menggunakan
bahasa pemrograman yang ditentukan, mampu memahami struktur program
( aspek statik) dan eksekusi (aspek dinamik) suatu program sumber
(source code) serta memelihara dan menyempurnakannya, mampu
mengenal algoritma standar dan strategi efisiensinya, mampu merancang
dan mengimplementasikan struktur data abstrak yang kompleks seperti
beberapa library standar termasuk library untuk kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) dan pengolahan data bervolume besar, serta
mampu menerjemahkan sebuah program dalam satu bahasa yang sudah
dikenalnya ke bahasa lain berdasarkan kaidah translasi yang diberikan.

DSI Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengkaji secara kritis
kasus-kasus sosial terkini terkait produk TIK dan sistem
komputasi, menganalisis kasus, memberikan berbagai argumentasi dan
rasionalnya.
PLB Pada akhir fase F, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim inklusif
untuk mengerjakan proyek pengembangan sistem komputasi mulai dari
menganalisis, mengidentifikasi persoalan, merancang, mengimplementasi,
menguji, dan menyempurnakan sistem komputasi yang merupakan solusi
dari persoalan tersebut, serta mengkomunikasikan secara lisan dan tertulis
produk, proses pengembangan solusi serta manfaat dari solusi tersebut.

CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS SMA

A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Prancis SMA


Bahasa Prancis merupakan bahasa internasional yang resmi dipakai di PBB dan
organisasi internasional lainnya serta memiliki penutur lebih dari 300 juta di dunia. Posisi
negara Prancis di bidang penelitian telah diakui oleh dunia karena keberhasilannya dalam
meraih 69 hadiah Nobel dan 14 medali Fields bidang matematika. Bahasa Prancis
memiliki peran penting di beberapa bidang, misalnya industri dan teknologi untuk bidang
aeronautika, satelit, agroteknologi, kimia dan obat-obatan, serta industri berbasis generasi
4.0 menjadi unggulan pada pendidikan tinggi dan bidang penelitian. Selain itu, banyak
karya sastra besar yang ditulis oleh sastrawan Prancis dan bahasa Prancis juga merupakan
bahasa utama yang digunakan dalam bidang kuliner dan mode. Berdasarkan hal-hal

190
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa Prancis memiliki peranan yang penting di dunia.
Dengan demikian, bahasa Prancis penting untuk diajarkan di Indonesia untuk tingkat
Sekolah Menengah Atas/sederajat.

Pembelajar bahasa Prancis di SMA / sederajat diharapkan mampu menguasai bahasa


Prancis sebagai bahasa asing sesuai standar level A2.2 CECRL (Cadre Européen
Commun de Références pour Les Langues) yaitu penutur dapat memahami dan
menggunakan istilah dan kosakata dasar yang sederhana dan biasa digunakan sehari-hari.
Penutur dapat mengerti ungkapanungkapan dan kosakata yang berhubungan dengan
keluarga, jual-beli, lingkungan, dan pekerjaan. Pemahaman teks berupa iklan, jadwal, dan
pesan singkat. Penutur dapat memperkenalkan diri dan orang lain, bisa bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai data diri seperti tempat tinggal, orang sekitar, dan barang
miliknya. Ia bisa berinteraksi secara sederhana dan jelas mengenai keluarga, kondisi dan
kehidupan orang-orang sekitarnya, dan kehidupan profesionalnya. Penutur dapat juga
membuat surat sederhana. Dengan demikian mempelajari bahasa Prancis dapat
memberikan kesempatan kepada peserta didik bukan hanya berlatih meningkatkan
kecerdasan intelektual tetapi juga menjadi sarana untuk memperkaya budaya para peserta
didik karena keterampilan berbahasa Prancis akan sangat berguna untuk menunjang karir
masa depan mereka. Untuk menunjang karir masa depan mereka tidak hanya dibekali oleh
keterampilan berbahasa tetapi juga pemahaman dan pengenalan budaya Prancis, seperti
dunia mode, intervieu pekerjaan, sistem pendidikan, dan kuliner yang khas ala Prancis
sebagai pengenalan budaya Prancis pada peserta didik. Standar CECRL menetapkan
estimasi jumlah jam pelajaran untuk mencapai kemampuan berbahasa Prancis pada tingkat
tertentu. Tabel di bawah ini menyajikan jumlah jam pelajaran dan tingkat kemampuan
berbahasa Prancis.
NIVEAUX DE LANGUE ET NOMBRES D‘HEURES
Niveaux de langue et nombre d‘heures

Examens
Échelle du cadre européen Nombre d‘heures DELF/DALF

A1 – Niveau Introductif 96 DELF A1

A2 – Niveau Intermédiaire 240 DELF A2

B1 – Niveau Seuil 400 DELF B1

191
B2 – Niveau Avancé 600 DELF B2

C1 – Niveau Autonome 900 DALF C1

C2 – Niveau Maîtrise 1000+ DALF C2

(Sumber : http://www.af.org.hu/spip.php?article775&lang=fr)

Selama kelas XI dan XII peserta didik belajar bahasa Prancis dengan alokasi waktu
enam (6) jam pelajaran per minggu setara dengan 324 Jam baik di kelompok bahasa
maupun peminatan. Apabila dihitung total alokasi waktu untuk belajar bahasa Prancis
selama dua (2) tahun atau empat (4) semester, maka peserta didik dapat mencapai tingkat
A2.2 bahkan dapat mencapai A2. Berdasarkan data dan fakta tentang peluang, tujuan,
kebermaknaan penguasaan bahasa Prancis, dan total alokasi waktu belajar yang tersedia,
maka capaian pembelajaran bahasa Prancis mengacu pada standar CECRL tingkat A2.2
setara A2.
Mata pelajaran bahasa Prancis diajarkan dengan menggunakan beberapa pendekatan
(berbasis teks, penyingkapan bahasa, dan berbasis proyek) melalui pemanfaatan beragam
teks (lisan, tulis, visual, audiovisual), serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan bahasa.
Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter dan kompetensi yang ingin dituju
sebagai luaran jangka panjang. Keenam dimensi profil pelajar Pancasila harus diterapkan
dan diapliaksikan di kelas pembelajaran bahasa Prancis. Selama proses pembelajaran
peserta didik diharapkan untuk mandiri seperti mencari sumber rujukan yang ditugaskan
oleh guru di internet. Ketika guru menerangkan suatu wacana peserta didik diaharapkan
dapat menganalisa berdasarkan sumber yang mereka baca. Dengan banyaknya jumlah
peserta didik di kelas (antara 30 s.d
48 peserta didik) proses pembelajaran seharusnya dilakukan secara berkelompok. Guru
memberikan tugas dengan Project Based Learning. Tujuan pendekatan ini agar peserta
didik bisa bekerja bersama (Gotong Royong) menghargai satu sama lain (Berkebhinekaan
Global) dan membuat mereka kreatif.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Prancis SMA


Mata pelajaran bahasa Prancis bertujuan untuk memastikan peserta didik :
1. Menguasai dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Prancis tulis
dan lisan dalam konteks kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar peserta didik;
192
2. Menguasai keterampilan berbahasa Prancis minimal setara dengan tingkat A2 standar
CECRL (Cadre Européen Commun de Références pour Les
Langues);
3. Mengembangkan pemahaman lintas budaya untuk memahami dan menghargai budaya
yang berbeda dan meningkatkan pemahaman terhadap budaya sendiri;
4. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang religius,
mandiri, berkepribadian, dan bertanggungjawab dalam rangka mempersiapkan diri
menjadi warga global (global citizenship);
5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif; dan
6. Mengembangkan kemampuan literasi melalui pengembangan strategi membaca berbagai
jenis teks sedehana berbahasa Prancis.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Prancis SMA:


1. Mata pelajaran bahasa Prancis diberikan melalui materi yang memuat :
a. peningkatan kecakapan hidup peserta didik melalui ungkapan sehari-hari yang
sederhana untuk memperkenalkan diri atau orang lain, mengajukan dan menjawab
pertanyaan tentang tempat tinggal, hubungan keluarga, hobi atau kegemaran serta
kepemilikan benda; dan
b. peningkatan kesadaran dan kepedulian peserta didikterhadap lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budayanya.
2. Mata pelajaran bahasa Prancis terdiri atas keterampilan reseptif yang mencakup
menyimak dan membaca, dan keterampilan produktif yaitu berbicara dan menulis sesuai
standar level A2.2 CECRL.

Area Keterampilan Sub-keterampilan


Pembelajaran
Bahasa Prancis Reseptif Menyimak
Membaca
Produktif Berbicara
Menulis

Elemen bahasa Prancis dan deskripsinya.


Elemen Deskripsi

193
Menyimak (Compréhension Keterampilan seseorang menerima informasi, memberikan
orale) apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi
yang didengar, sehingga ia dapat menyampaikan
tanggapan secara relevan dan kontekstual berkaitan dengan
ungkapan- ungkapan komunikatif sehari-hari, hal-hal
konkrit dan rutin dalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar, yang bersumber dari teks lisan
sederhana.
Berbicara (Production orale) Keterampilan untuk menyampaikan gagasan, pikir serta
perasaan secara lisan dalam interaksi sosial cara yang
sederhana, perlahan, jelas, dan koope untuk mengungkapkan
sesuatu dan berinteraksi: pikiran atau perasaan secara lisan
tentang hal-hal dan rutin dalam kehidupan sehari-hari dan
lingkun sekitar dengan menggunakan ungkapan-ungkapan
komunikatif yang sederhana.
Membaca Keterampilan seseorang untuk memahami, menggunakan,
(Compréhension dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya
écrite) untuk mengembangkan pengetahuan dan potensinya agar
ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat untuk
memahami informasi yang terkait dengan ungkapan-
ungkapan komunikatif sehari-hari, hal-hal konkrit dan rutin
dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar, yang
bersumber dari teks tulis sederhana.

Menulis (Production écrite) Keterampilan seseorang untuk menyampaikan,


mengomunikasikan gagasan, mengisi formulir; menulis
beberapa kalimat dan ungkapan sederhana tentang dirinya
atau lingkungan terdekatnya sesuai konteks untuk
mengungkapkan ide, pikiran atau perasaan secara tulis
tentang halhal konkrit dan rutin dalam kehidupan sehari-
hari dan lingkungan sekitar dengan menggunakan
ungkapan- ungkapan komunikatif yang sederhana.

Pembelajaran bahasa Prancis mencakup keterampilan berbahasa reseptif


(menyimak dan membaca) dan produktif (berbicara dan menulis). Pembelajaran keempat
keterampilan berbahasa disajikan secara terintegrasi.
Keterampilan reseptif terdiri dari sub-keterampilan penguasaan Vocabulaires (kosakata) dan
Grammaires (kaidah tata bahasa), yang dilengkapi dengan sub-keterampilan membedakan secara
auditif untuk keterampilan menyimak (Compréhension orale) dan sub- keterampilan membedakan
secara ortografis untuk keterampilan membaca (Compréhension écrite). Keterampilan produktif
terdiri dari sub-keterampilan penguasaan dan penerapan Vocabulaires (kosakata) dan Grammaires

194
(kaidah tata bahasa), yang dilengkapi dengan sub- keterampilan membedakan dan menggunakan
tandatanda auditif untuk keterampilan berbicara (Production orale) dan subketerampilan
membedakan dan menggunakan tanda-tanda ortografis untuk keterampilan menulis (Production
écrite). Pembelajaran unsur kebahasaan dilakukan secara terintegrasi dalam empat keterampilan
berbahasa. Keempat keterampilan tersebut dilatihkan dan digunakan dalam konteks komunikasi
sehingga harus disajikan secara kontekstual sesuai konteks budaya yang tepat. Bahasa Prancis
memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bahasa lainnya. Misalnya :
1. ‗Articles‘
Artikel menemani kata benda. Articles indéfinis, articles définis, dan articles contractés.
Contoh: Un, une, des,le, la, les, au, à là, aux.
2. Kata kerja atau verba (Verbes) yang mengalami perubahan
(conjugaison)
Contoh: infinitif être: Je suis , tu es, il/elle est, nous sommes, vous êtes, ils/elles
sont.
3. Angka : 17 : dix-sept, 70 : soixante-dix, 80 : quatre vingts.

Di samping pembelajaran melalui bahasa, peserta didik juga disiapkan untuk memiliki
pemahaman lintas budaya. Bahasa tidak luput dari unsur budaya maka penyajian budaya
terintegrasi pembelajaran bahasa Prancis. Pembelajaran budaya tidak hanya berupa data
atau fakta tentang negara
Prancis (civilisation française), namun juga melekat pada komunikasi bahasa Prancis.
Tujuan pemahaman lintas budaya agar peserta didik dapat memahami dan menghargai
budaya mereka lebih baik.
Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mandiri,
berkepribadian, dan bertanggungjawab. Oleh karena itu penyajian desain pembelajaran bahasa
Prancis menggunakan berbagai strategi, metode dan teknik pembelajaran. Peserta didik diharapkan
dapat menggali potensi dirinya secara aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran baik secara
tatap muka atau jarak jauh.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya melalui proses pembelajaran saja tetapi
juga melalui sarana prasarana, aksesbilitas sumbersumber belajar, kemampuan peserta
didik yang berbeda, dan sosio-kultural di daerahnya. Guru dan peserta didik dapat
memiliki ruang yang leluasa untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Prancis sesuai
dengan situasi, kondisi dan sosio-kultural di daerahnya. Topik atau materi dapat
mengalami pengulangan pada jenjang kelas yang berbeda, namun yang membedakan
pada tiap jenjang kelas adalah tingkat keluasan dan kedalaman materi.

195
D. Capaian Pembelajaran Bahasa Prancis Setiap Fase
Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Prancis minimal
setara tingkat A2.2 CECRL (Cadre Européen Commun de Références pour Les
Langues) yaitu dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis dalam situasi rutinitas sehari-
hari, ditandai dengan adanya kemampuan bertukar informasi secara langsung mengenai
hal-hal yang biasa dijumpai sehari-hari, dan mengungkapkan asal usul, pendidikan,
lingkungan terdekat serta hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan primer dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana.
Fase F Berdasarkan Elemen.

Elemen Capaian Pembelajaran


Menyimak Pada fase ini peserta didik dapat menemukan informasi umum
dari teks lisan sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar. Contoh: Peserta didik dapat mengerti dan
menjawab tema dari tiga atau empat teks lisan tentang situasi
sehari-hari. Peserta didik juga dapat menemukan informasi
selektif dan atau rinci dari teks lisan sederhana tentang
kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Contoh: Peserta
didik dapat mengerti dan menjawab tema dari tiga atau empat
teks lisan tentang situasi sehari-hari.

Berbicara Pada fase ini peserta didik dapat memperkenalkan diri,


memperkenalkan seseorang atau sesuatu secara sederhana.
Peserta didik dapat mempresentasikan suatu peristiwa,
kegiatan, rencana, dan lain-lain secara sederhana serta bertanya
dan memberikan informasi tentang kehidupan sehari-hari secara
sederhana dengan menggunakan ungkapan-ungkapan sehari-
hari.
Membaca Pada fase ini peserta didik dapat menemukan informasi umum
dari berbagai jenis teks tulis sederhana tentang kehidupan
sehari-hari dan lingkungan sekitar. Peserta didik juga dapat
menemukan informasi selektif dan atau rinci dari berbagai jenis
teks tulis sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar. Contoh : Peserta didik dapat mengerti dan
menjawab tema dari tiga atau empat teks tertulis tentang situasi
sehari-hari.

196
Menulis Pada fase ini peserta didik dapat menuliskan aktivitas sehari-
hari dalam bentuk surat tidak resmi, pos-el, atau media sosial
lainnya antara 60 s.d. 80 kata serta balasan dari undangan, pos-
el, surat tidak resmi tentang kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar minimal 60 kata.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR USAHA LAYANAN PARIWISATA

A. Rasional
Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata merupakan mata pelajaran yang berisi
kompetensi yang mendasari penguasaan dalam program keahlian Usaha Layanan
Pariwisata. Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata berisi perilaku (soft
skills), pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menjadi dasar
bagi penguasaan kompetensi-
kompetensi inti di bidang Pariwisata. Soft skills yang dimiliki peserta didik program
keahlian Usaha Layanan Pariwisata antara lain memiliki kemampuan komunikasi yang
baik dengan rekan kerja, atasan, klien dan memiliki percaya diri serta memiliki hospitality
character. Peserta didik diharapkan mampu menguasai bahasa Inggris dan bahasa asing
pilihan. Menguasai bahasa Inggris merupakan syarat untuk meningkatkan kompetensi
tenaga kerja muda
Indonesia hingga mampu mencapai standar kompetensi di tingkat ASEAN (Asean Skills
Standar). Peserta didik diharapkan memahami budaya lokal dan kebudayaan Indonesia.
Peserta didik juga harus berpikir kritis (critical thinking) dan kreatif. Hard skills yang
dimiliki peserta didik program keahlian Usaha Layanan Pariwisata antara lain memiliki
keterampilan networking, mampu memahami dasar-dasar SEO (Search Engine Optimizer)
dan mampu memahami channel management untuk aplikasi media sosial yang sekarang
cenderung digunakan dalam bidang pariwisata. Peserta didik program keahlian Usaha
Layanan Pariwisata mampu menguasai digital skill yaitu memahami perkembangan
budaya secara teknologi dan mengetahui cara menggunakan sosial media yang baik
sebagai personal termasuk memahami dasar-dasar fotografi dengan ponsel pintar
(smartphone) atau kamera digital.
Perilaku (soft skills), pengetahuan dan sikap di dalam mata pelajaran Dasar- dasar
Usaha Layanan Pariwisata mencakup tentang wawasan industri pariwisata, wawasan
kewirausahaan di bidang pariwisata, kerjasama yang efektif dengan kolega dan pelanggan,
kerja sama dalam lingkungan sosial yang berbeda, prosedur kesehatan, keselamatan dan

197
keamanan dalam bekerja, komunikasi secara efektif melalui telepon, dan penggunaan alat
bantu bisnis dan teknologi. Fungsi mata pelajaran ini antara lain a) memberikan wadah
pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan perkembangan teknologi yang digunakan di
dunia kerja; b) memberikan pengalaman belajar peserta didik sesuai dengan persyaratan
yang dituntut oleh dunia kerja/konsumen; c) membangun dan menerapkan budaya dunia
kerja bagi warga SMK; d) menyediakan wahana kegiatan usaha bagi warga SMK; e)
mengembangkan kreativitas dan inovasi bagi warga SMK; f) menyiapkan peserta didik
untuk mendapatkan pengakuan dalam bentuk sertifikat kompetensi dan
produktivitas/kinerja dari dunia kerja.
Secara umum proses pembelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata
menggunakan pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan scientific mengarahkan peserta didik
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara
mandiri.
Mata pelajaran ini menyiapkan peserta didik untuk memiliki perilaku (soft skills),
pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan oleh seorang yang akan berkecimpung di dunia
industri pariwisata sehingga menjadi seorang praktisi pariwisata handal, berkualitas,
profesional dan berdaya saing tinggi. Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan
Pariwisata membuka wawasan peserta didik untuk siap sebagai sumber daya yang ahli
pada bidang keahlian Pariwisata, yang memiliki nalar kritis, kreatif dan adaptif dengan
alam nyata sebagai wujud manusia abad ke-21.
Peserta didik yang menguasai Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata diharapkan
menjadi profil pelajar Pancasila yang dapat mandiri dan beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, gotong royong, dan kebhinekaan global.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata bertujuan membekali peserta
didik dengan kemampuan soft skills dan hard skill melalui proses pembelajaran:
1. Memahami proses bisnis industri pariwisata;
2. Memahami kerja sama yang efektif dengan kolega dan pelanggan;
3. Memahami kerja sama dalam lingkungan sosial yang berbeda;
4. Memahami prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja;
5. Memahami tentang peluang berwirausaha, jiwa kewirausahaan, serta strategi berwirausaha di
bidang Pariwisata;

198
6. Menerapkan komunikasi secara efektif melalui telepon;
7. Mengenal praktik dengan menggunakan alat bantu bisnis dan teknologi dalam layanan
pariwisata.

C. Karakteristik
Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata merupakan materi dasar untuk pencapaian
kompetensi-kompetensi inti di bidang pariwisata untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki perilaku (soft skills), pengetahuan dan sikap dalam melakukan
pelayanan prima.

Pada awal pembelajaran siswa dikenalkan pada pemahaman wawasan industri


pariwisata tentang mengenal lapangan kerja dan jabatan kerja setelah lulus dari program
keahlian di satuan pendidikan, pemahaman kewirausahaan di bidang pariwisata,
bagaimana kerjasama efektif dengan kolega dan pelanggan, memahami lingkungan sosial
yang berbeda, memahami prosedur K3, bagaimana etika bertelepon, memahami
penggunaan alat bantu bisnis dan teknologi layanan pariwisata termasuk konsentrasi yang
dapat dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (renjana), vision
(visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di laboratorium/mock up bus pariwisata/ mini travel;
3. Projek sederhana;
4. Berinteraksi dengan alumni atau praktisi industri;
5. Berkunjung pada industri yang relevan termasuk ke destinasi wisata;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
(ceramah dan tanya jawab, diskusi, observasi, peragaan/demonstrasi) dan model
pembelajaran discovery learning, project-based learning, problem-based learning,
inquiry learning, dan model pembelajaran lainnya yang sesuai dengan karakteristik
materi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan
Pariwisata dapat dilakukan secara block system disesuaikan dengan karakteristik materi
yang dipelajari.

199
Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata terdiri dari 7 (tujuh) elemen sebagaimana
berikut ini:
1. Proses bisnis industri pariwisata;
2. Kerja sama yang efektif dengan kolega dan pelanggan;
3. Kerja sama dalam lingkungan sosial yang berbeda;
4. Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja;
5. Profesi dan kewirausahaan di bidang pariwisata;
6. Komunikasi secara efektif melalui telepon;
7. Alat bantu bisnis dan teknologi dalam layanan pariwisata.

Elemen Deskripsi

Proses bisnis industri pariwisata Meliputi mencari informasi pada industri pariwisata
dan pengetahuan dan pemahaman untuk
memperbaharui pengetahuan industri pariwisata.

Kerja sama yang efektif dengan Meliputi berkomunikasi di tempat kerja, menyediakan
kolega dan pelanggan bantuan kepada pelanggan di dalam dan di luar
perusahaan, memelihara standar kinerja pribadi dan
bekerja dalam satu tim.

Kerja sama dalam lingkungan sosial Meliputi komunikasi dengan pelanggan dan kolega
yang berbeda dari berbagai latar belakang dan menghadapi
kesalahpahaman antar budaya.
Prosedur kesehatan, Meliputi prosedur kesehatan, keselamatan dan
keselamatan dan keamanan dalam keamanan di tempat kerja, menangani keadaan darurat
bekerja dan mengantisipasi, mempertahankan standar
penampilan pribadi, memberikan umpan balik
mengenai kesehatan, keselamatan dan keamanan.
Profesi dan kewirausahaan bidang Meliputi pemahaman tentang profil pekerjaan,
pariwisata profesi dan wirausahawan yang mampu
mengembangkan produk dan jasa, mengembangkan
pengetahuan pemasaran, mempromosikan produk
dan jasa dan penerapan keterampilan menjual.
Komunikasi secara efektif melalui Meliputi menjawab telepon dan melakukan panggilan
telepon telepon.

200
Praktik menggunakan alat Meliputi praktik dengan menggunakan alat bantu
bantu bisnis dan teknologi bisnis dan teknologi, memilih alat bantu bisnis dan
dalam layanan pariwisata teknologi, dan memelihara teknologi yang sesuai
dalam pelayanan pariwisata.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga memiliki passion (renjana), vision
(visi), imajinasi, dan kreativitas peserta didik untuk mengikuti aktivitas pembelajaran.
Selain itu pada akhir fase E, pada aspek hard skills peserta didik mampu memahami
elemen-elemen kompetensi pada mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata:
Deskripsi

Proses bisnis industri pariwisata Pada akhir fase E, peserta didik mampu
mengidentifikasi informasi dan wawasan secara
menyeluruh tentang industri pariwisata yang berkaitan
dengan produk dan jasa pariwisata, isu-isu global
industri pariwisata dan memperbaharui pengetahuan
industri pariwisata termasuk lapangan kerja dan
jabatan kerja.
Kerja sama yang efektif dengan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
kolega dan pelanggan menjelaskan bagaimana berkomunikasi di tempat
kerja, menyediakan bantuan kepada pelanggan
didalam dan di luar perusahaan, memelihara
standar kinerja pribadi dan bekerja dalam satu tim.
Kerja sama dalam lingkungan sosial Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan
yang berbeda bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan dan
kolega dari berbagai latar belakang dan menghadapi
kesalahpahaman antar budaya.
Prosedur kesehatan, Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
keselamatan dan keamanan dalam prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di
bekerja tempat kerja, menangani keadaan darurat dan
mengantisipasi, mempertahankan standar penampilan
pribadi, memberikan umpan balik mengenai
kesehatan, keselamatan dan keamanan.
Profesi dan kewirausahaan di Pada akhir fase E, peserta didik mampu
bidang pariwisata mendeskripsikan profesi dan peluang berwirausaha
serta dibutuhkannya jiwa wirausaha
(entrepreneurship) dan berbagai strategi
kewirausahaan termasuk di dalamnya
mengembangkan pengetahuan produk dan jasa,
mengembangkan pengetahuan pemasaran,
mempromosikan produk dan jasa dan penerapan
201
keterampilan menjual.
Komunikasi secara Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
Efektif melalui telepon prosedur menjawab telepon dan melakukan panggilan
telepon kemudian menggunakan salah satu aplikasi
media sosial yang biasa digunakan di perusahaan
perjalanan seperti whatsapp, telegram, twitter,
Instagram, dll.
Praktik menggunakan alat Pada akhir fase E, peserta didik mampu melakukan
bantu bisnis dan teknologi praktik dasar secara menyeluruh tentang penggunaan
dalam layanan pariwisata alat bantu bisnis dan teknologi, memilih alat bantu
bisnis dan teknologi, dan memelihara teknologi yang
sesuai dalam pelayanan pariwisata termasuk
keterampilan networking, mampu memahami dasar-
dasar SEO (Search Engine Optimizer) dan mampu
memahami channel management untuk aplikasi media
sosial, memahami cara menggunakan sosial media
yang baik sebagai personal termasuk memahami dasar-
dasar
fotografi dengan ponsel pintar (smartphone) atau
kamera digital.

E. Referensi
Kepmenaker Nomor KEP/238/MEN/X/2004 tentang
SKKNI Sektor Pariwisata Sub Sektor Biro Perjalanan Wisata.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Work Effectively with
colleagues and customers (D2.TCC.CL1.01), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Work in a Socially Diverse
Environment (D2.TCC.CL1.02), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual:
Implement Occupational health and safety procedures
(D2.TCC.CL1.03), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Communicate on the telephone
(D2.TCC.CL1.05), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Perform Basic First Aid Procedures,
(D2.TCC.CL1.15), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Develop and update tourism
industry knowledge (D2.TCC.CL1.07), 2012.
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Use Common Business Tools And
Technology (D2.TCC.CL1.13), 2012.

202
William Angliss Institute of TAFE, Assessor Manual: Promote Products And
Services To Customers(D2.TCC.CL1.08), 2012.
TIM Penulis, Capaian Pembelajaran Dasar-dasar
UsahaLayanan Pariwisata, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, 2021.
MRA-CATC tentang sertifikasi standar ASEAN.
CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR PERHOTELAN

A. Rasional
Mata pelajaran Dasar-dasar Perhotelan adalah pelajaran yang berisi kompetensi-
kompetensi yang mendasari penguasaan tentang dasar-dasar pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang hotelier yaitu keseluruhan kompetensi
yang meliputi salah satu atau keseluruhan rangkaian kegiatan operasional hotel dan
menjadi landasan bagi peserta didik untuk mendalami industri perhotelan, perkembangan
penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata dan perhotelan, dasar
penerapan layanan prima (excellent service) pada industri perhotelan, profil entrepreneur,
peluang usaha dan pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan, tahapan operasional
perhotelan secara menyeluruh dengan layanan prima (excellent service).
Fungsi mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan untuk membekali dan
menumbuhkembangkan kebanggaan pada peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang berkualitas, profesional dan memiliki daya saing, kreativitas dan
diberikan contoh akan pencapaian dari pengetahuan dasar tersebut untuk memotivasi diri
sendiri agar peserta didik mampu menghadapi tantangan global dan perubahan zaman
sebagai seorang hotelier yang memiliki kemampuan berwirausaha dan problem solving.
Topik pembelajaran atau kasus yang ditentukan lebih menekankan pada kegiatan sehari-
hari dan diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang mengacu pada standar
kurikulum ASEAN yaitu Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) serta
Matematika, sehingga peserta didik dapat mengekspresikan kemampuan berpikirnya
secara terstruktur dan memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang komunikatif dan
membentuk kebiasaan berpikir logis dalam Matematika. Selain itu, sebagai landasan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi Dasar- Dasar
Perhotelan dan konsentrasi pembelajaran di kelas XI dan XII.
Lingkup mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan mengacu pada kurikulum standar
ASEAN yaitu Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) meliputi Industri
perhotelan, perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata

203
dan perhotelan, dasar penerapan layanan prima (excellent service) pada industri
perhotelan, profil entrepreneur, peluang usaha dan pekerjaan/profesi pelayanan jasa
perhotelan, tahapan operasional perhotelan secara menyeluruh dengan layanan prima
(excellent service).
Mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan berkontribusi dalam memampukan peserta
didik menguasai keahlian perhotelan, dengan memegang teguh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap manusia dan alam, bernalar kritis,
mandiri, kreatif, komunikatif dan adaptif terhadap lingkungan.

B. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan adalah untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (soft skills dan hard skills):
1. Memahami proses bisnis industri perhotelan;
2. Memahami perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata dan
perhotelan;
3. Memahami profil entrepreneur, job profile, peluang usaha dan
pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan;
4. Memahami dasar penerapan layanan prima (excellent service) pada industri perhotelan;
5. Memahami tahapan operasional perhotelan secara menyeluruh dengan layanan prima
(excellent service).

C. Karakteristik
Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja, jabatan kerja
yang dapat dimasuki setelah lulus, dan konsentrasi- konsentrasi keahlian yang dapat
dipelajari pada tingkat XI dan XII yang harus dikuasai oleh peserta didik sebagai seorang
karyawan hotel untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan
kreativitas/pengembangan melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di laboratorium housekeeping, hotel, dan tempat wisata;
3. Kegiatan berbasis projek sederhana;
4. Pembelajaran di teaching factory;
5. Interaksi dengan alumni, guest lecture dari industri;
6. Berkunjung ke industri yang relevan (hotel besar/kecil dan skala nasional maupun
internasional);
7. Pencarian informasi melalui media digital.
204
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75% dari waktu yang tersedia di kelas
X) pada pembentukan soft skills yang meliputi pembelajaran tentang keramahtamahan,
kebersihan, penampilan dan kerapian (well grooming) serta integritas (Hospitality
mindset) sebelum mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen
mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembelajaran
dapat menggunakan model pembelajaran pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning), discovery learning, pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),
atau inquiry learning serta metode antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, observasi,
peragaan atau demonstrasi yang dipilih berdasarkan karakteristik materi. Penilaian
meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses,
produk dan portofolio) yang mengacu pada MRA-CATC tentang sertifikasi standar
ASEAN minimal level 2. Pembelajaran Dasar- Dasar Perhotelan dapat dilakukan secara
sistem blok (block system) disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata Pelajaran Dasar-dasar perhotelan terdiri atas 5 elemen berikut ini:
Elemen Deskripsi

Proses bisnis industri Meliputi pemahaman tentang konsep dasar industri


perhotelan perhotelan, jenis fasilitas dan layanan di hotel, layanan
pendukung di hotel, Cleanliness (kebersihan), Health
(Kesehatan), Safety (keamanan) dan Environmental
Sustainability (lingkungan) (CHSE).
Perkembangan penerapan Meliputi pemahaman tentang pengembangan dan
teknologi dan isu- pemutakhiran pengetahuan industri pariwisata, obyek dan
isu global terkait dunia daya tarik wisata serta pengembangan daerah tujuan
pariwisata dan perhotelan wisata yang berkebhinekaan global sehingga
menginspirasi dalam membangun passion, vision (Visi)
dan kebanggaan terhadap perkembangan industri
pariwisata dan perhotelan.
Profil entrepreneur, job Meliputi pengenalan profil dan karakteristik
profile, peluang usaha dan hotelier/entrepreneur, Personal Branding dan HAKI
pekerjaan/profesi pelayanan (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang mampu membaca
jasa peluang pasar dan usaha perhotelan sehingga
perhotelan menginspirasi dalam membangun passion dan
kebanggaan terhadap pekerjaan di bidangnya.
Dasar penerapan layanan Meliputi pemahaman tentang penampilan dan kerapian
prima (excellent service) (Grooming), sikap pelayanan (Service
pada industri Attitude/hospitality attitude), motivasi kerja, komunikasi

205
perhotelan dengan kolega dan pelanggan, komunikasi dalam
lingkungan sosial yang beragam, bekerja dalam tim
(teamwork), tata cara berkomunikasi yang baik
(Communication Skills), dan penangan
situasi konflik.
Tahapan operasional Meliputi pemahaman tentang penerapan
perhotelan secara Cleanliness, Health, Safety and Environmental
menyeluruh dengan Sustainability (CHSE), personal grooming. Service
layanan prima Attitude/hospitality attitude, team work, and
(excellent service) Communication Skills.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan passion dan
vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase
E pada aspek hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen kompetensi pada
mata pelajaran Dasar-dasar Perhotelan:
Elemen Capaian Pembelajaran

Proses bisnis industri Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan tentang
perhotelan informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang konsep
dasar industri perhotelan, jenis fasilitas dan layanan di hotel,
layanan pendukung di hotel serta Cleanliness (kebersihan),
Health (Kesehatan), Safety (keamanan) dan Environmental
Sustainability (lingkungan) (CHSE).

Perkembangan penerapan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan


teknologi dan isu- tentang informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang
isu global terkait pengembangan dan pemutakhiran pengetahuan industri
dunia pariwisata pariwisata dan isu-isu global, obyek dan daya tarik wisata
dan serta pengembangan daerah tujuan wisata yang
perhotelan berkebhinekaan global serta pemutakhiran hotel system
(contoh: room reservation menggunakan barcode) sehingga
menginspirasi dalam membangun passion, vision (Visi) dan
kebanggaan terhadap perkembangan industri pariwisata dan
perhotelan.

Profil entrepreneur, job Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
profile, peluang usaha profil dan karakteristik seorang hotelier/entrepreneur,
dan personal branding dan HAKI (Hak Atas Kekayaan
pekerjaan/profesi Intelektual) yang mampu membaca peluang pasar dan
pelayanan jasa usaha perhotelan (contoh : usaha laundry services, home
perhotelan cleaning service, towel art folding sehingga menginspirasi
dalam membangun passion dan kebanggaan terhadap
pekerjaan di bidangnya.

206
Dasar penerapan layanan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
prima informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang
(excellent service) padapenampilan dan kerapian (Grooming), motivasi kerja,
industri komunikasi dengan
perhotelan kolega dan pelanggan, komunikasi dalam lingkungan sosial
yang beragam, sikap pelayanan (Service Attitude/hospitality
attitude), bekerja dalam tim (teamwork) serta tata cara
berkomunikasi yang baik (Communication Skills), menangani
situasi konflik.
Tahapan operasional Pada akhir fase E, peserta didik menerapkan
perhotelan secara Cleanliness, Health, Safety dan Environmental
menyeluruh dengan Sustainability (CHSE), personal grooming, Service
layanan prima Attitude/hospitality attitude, teamwork andCommunication
(excellent service) Skills.

E. Referensi
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 tahun 2014 tentang
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014
Nomor 1792).
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 tahun 2016 tentang Tata
Cara Penetapan SKKNI (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2016 Nomor 258).
Kemenaker Nomor 145 tahun 2018 tentang Penetapan SKKNI Kategori Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Golongan Pokok Penyediaan Akomodasi Bidang Hotel
dan Restoran.

Skema Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi berdasarkan AQRF, ACCSTP dan CATC


Sektor Pariwisata Bidang Front Office dan Housekeeping tahun 2015.
Toolboxes Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC).
MRA-CATC tentang sertifikasi standar ASEAN.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR KULINER

A. Rasional
Dasar-dasar Kuliner adalah mata pelajaran yang memuat materi dasar dalam kegiatan
mengolah makanan yang berasal dari bahan yang masih mentah menjadi makanan yang
siap dikonsumsi.
Mata pelajaran Dasar-dasar Kuliner berfungsi untuk memberikan motivasi dan
meningkatkan minat belajar peserta didik sebagai bekal untuk mempelajari materi pada
kompetensi keahlian berikutnya. Pada dasar-dasar kuliner, peserta didik mempelajari
materi tentang dasar-dasar industri kuliner, perkembangan bidang kuliner termasuk

207
teknologi dan tren yang sedang berkembang, foodpreneurs dan job profile dibidang
kuliner sehingga dapat bekerja di hotel, restaurant, rumah sakit, kapal pesiar, food stylist,
atau berwirausaha.
Mata pelajaran Dasar-dasar Kuliner juga merupakan wahana belajar bagi peserta
didik untuk mempelajari dasar-dasar pengetahuan bahan makanan serta teknik pengolahan
makanan yang meliputi teknik memasak panas basah (moist heat) dan panas kering (dry
heat) agar hasil olahan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dengan mengikuti
prinsip pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan, juga
mempelajari tentang pengetahuan peralatan dapur, menu, pengetahuan dasar masakan
Indonesia, oriental, Kontinental, serta pengetahuan dasar Patiseri/pastry dan bakery.
Istilah-istilah di bidang kuliner yang ada dalam mata pelajaran Dasardasar Kuliner
dituliskan dengan bahasa Inggris sebagai landasan untuk mempelajari bahasa inggris
untuk kebutuhan belajar di fase berikutnya melalui penyelarasan dgn kurikulum
berstandar ASEAN (Common ASEAN Tourism Curriculum/CATC).
Masing-masing materi mengajarkan tahapan - tahapan penguasaan soft skills dan
hard skills dengan model pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran
berbasis penyelidikan (inquiry learning), pembelajaran berbasis masalah (problem - based
learning) dan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Dengan model
pembelajaran tersebut, peserta didik diharapkan mampu bereksplorasi, berkolaborasi
dalam menyelesaikan masalah serta menyelesaikan projek sederhana, sehingga dapat
menemukan berbagai fakta dan membangun konsep secara mandiri, mengikuti prosedur
melaksanakan kegiatan sesuai dengan standar yang ditentukan, serta dapat memecahkan
masalah yang dihadapi.
Mata pelajaran dasar-dasar kuliner membekali peserta didik dengan serangkaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
perubahan zaman, menunjang pengembangan diri melalui jalur studi dan pengembangan
karir lebih lanjut sehingga bisa menjadi insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bernalar kritis, mandiri dan kreatif dan mampu bergotong royong.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Kuliner bertujuan memastikan peserta didik dapat:
1. Memahami proses bisnis bidang industri kuliner;
2. Memahami perkembangan dan isu terkini bidang kuliner secara global, dan perkembangan
teknologi yang berkaitan dengan bidang kuliner;

208
3. Memahami profesi dan kewirausahaan (foodpreneurs dan job profile) di bidang kuliner;
4. Memahami dasar penerapan pelayanan prima (excellent service) pada industri kuliner;
5. Menerapkan prinsip Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian
Lingkungan (Cleanliness Hygiene Safety and
Environment Sustainability);
6. Memahami tahapan operasional persiapan dasar memasak meliputi pengetahuan alat, bahan,
dan metode dasar memasak;
7. Memahami struktur menu masakan;
8. Melaksanakan praktik dasar memasak masakan Indonesia, oriental dan continental serta
Pastry dan Bakery.

C. Karakteristik Mata Pelajaran


Mata pelajaran Dasar-dasar Kuliner merupakan dasar dalam bidang kuliner yang
diperlukan untuk menunjang pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
kompetensi di kelas berikutnya. Soft skills yang dibangun pada tahap ini adalah bagaimana
mereka mencintai pekerjaan sebagai juru masak atau chef, berkreativitas, membangun
kerja tim, berorientasi pada kualitas yang tinggi, dan membangun suatu jaringan kerja
(networking).
Pada awal pembelajaran sebelum memasuki materi pokok, peserta didik dikenalkan
dengan dasar-dasar industri kuliner, perkembangan bidang kuliner dan lapangan kerja
yang berkaitan dengan dunia kuliner, jenis pekerjaan setelah lulus, struktur organisasi
pada pekerjaan di bidang kuliner serta konsentrasi yang dapat dipelajari pada kelas XI dan
XII untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas
melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di ruang praktik (dapur);
3. Proyek sederhana;
4. Berinteraksi dengan alumni atau praktisi industri;
5. Berkunjung ke industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan soft skills (75%) pada pembelajaran sebelum
mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran perlu disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran, materi dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan pembelajaran

209
tidak hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi, namun juga
observasi, peragaan/demonstrasi dan praktek langsung melalui model pembelajaran
discovery learning, inquiry learning, project - based learning, atau problem based
learning.
Penilaian pembelajaran meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap
(observasi), dan keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar
Kuliner dapat dilakukan secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan
karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata pelajaran dasar-dasar kuliner memuat enam elemen berikut ini:
Elemen Deskripsi

Proses bisnis industri kuliner Meliputi konsep industri kuliner, pentingnya bidang
kuliner di industri pariwisata dan perhotelan, proses
bisnis bidang kuliner yang disesuaikan dengan unit
kompetensi;
memelihara pengetahuan tentang industri perhotelan,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
menumbuhkan kebanggaan diri peserta didik dalam
mempelajari bidang kuliner.
Perkembangan bidang Meliputi sejarah memasak, peran teknologi dalam
kuliner secara global dunia kuliner dan perkembangannya sejak jaman
dan primitif sampai modern, komputerisasi pada industri
perkembangan kuliner serta perkembangan terkini tentang bidang
teknologi yang berkaitan kuliner, termasuk fusion food dan gastronomy
dengan molecular; industri perhotelan; pengetahuan tentang
bidang kuliner makanan dan minuman, sehingga peserta didik
memiliki kemampuan untuk selalu memperbaharui
pengetahuannya dan mempunyai inovasi sesuai
perkembangan zaman.

Profesi dan Meliputi pengenalan profesi atau okupasi dunia kerja


kewirausahaan di bidang bidang kuliner dan peluang berwirausaha sehingga
kuliner (foodpreneurs dan peserta didik memiliki minat, motivasi dan kemauan
job-profile). untuk belajar sesuai dengan konsentrasi yang ingin
ditekuninya.
Penerapan pelayanan prima Meliputi berkomunikasi secara efektif melalui telepon,
(excellent service) pada bekerjasama secara efektif dengan kolega dan
industri kuliner pelanggan, dan bekerja dalam lingkungan sosial yang
berbeda.
Pelaksanaan Kebersihan, Meliputi prosedur keselamatan makanan, membersihkan
Kesehatan, lokasi/area dan peralatan, prosedur kebersihan di tempat
Keselamatan, dan kerja, prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
Kelestarian Lingkungan/ kerja, dan prosedur dasar pertolongan pertama.
Cleanliness Health Safety
210
Environment
Sustainability
Praktik dasar secara Meliputi praktik dasar penyimpanan, dan perawatan
memasak peralatan dapur yang digunakan pada industri kuliner,
menyeluruh pengetahuan tentang bahan makanan, pengetahuan menu
dan dasar-dasar masakan Indonesia, Oriental, Kontinental
dan Pastry Bakery, metode dasar memasak, menyiapkan
dan menyimpan makanan secara aman dan higienis,
menerima dan menyimpan dengan aman barang yang
masuk, mengorganisir dan menyiapkan makanan,
menggunakan metode dasar memasak, serta
meningkatkan dan memperbaharui pengetahuan lokal.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan dorongan
hati (passion) dan visi untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
Selain itu, pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan dasar-dasar Industri
Kuliner, Perkembangan Bidang Kuliner, Entrepreneurship dan job profile di bidang
kuliner, menerapkan prosedur pelaksanaan Kebersihan,
Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan/Cleanliness Health Safety
Environmental Sustainability (CHSE), serta menerapkan persiapan dasar memasak.
Elemen Capaian Pembelajaran

Proses bisnis industri kuliner Pada akhir fase E, peserta didik mampu
menjelaskan konsep industri kuliner,
pentingnya bidang kuliner di industri
pariwisata dan perhotelan, proses bisnis
bidang kuliner, secara mandiri.
Perkembangan Bidang Kuliner Pada akhir fase E, peserta didik mampu
secara global dan perkembangan menjelaskan dengan kreatif sejarah memasak,
teknologi yang berkaitan dengan peran teknologi dalam dunia kuliner dan
bidang perkembanganya sejak jaman primitif sampai
kuliner modern, komputerisasi pada industri kuliner serta
perkembangan terkini tentang bidang kuliner,
termasuk fusion food dan gastronomy molecular.
Profesi dan kewirausahaan di Pada akhir fase E, peserta didik mampu
bidang kuliner (foodpreneurs dan menjelaskan profesi atau okupasi dunia kerja
job-profile) bidang kuliner dan peluang berwirausaha dengan
di bidang kuliner.
Penerapan pelayanan prima Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan

211
(excellent service) pada industri pelayanan prima pada bidang kuliner.
kuliner
Pelaksanaan Kebersihan, Pada akhir fase E, peserta didik mampu
Kesehatan, Keselamatan, dan menerapkan prosedur pelaksanaan kebersihan,
Kelestarian Lingkungan/ kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan
Cleanliness Health Safety secara mandiri, kolaborasi dan konsisten, sehingga
Environmental Sustainability peserta didik lebih berhati- hati dalam menangani
makanan dan memahami langkah mengelola
limbah di bidang kuliner sebagai bagian dari
pelestarian lingkungan.
Praktik dasar memasak secara Pada akhir fase E, peserta didik mampu
menyeluruh menjelaskan dengan baik tentang peralatan dapur
yang digunakan pada industri kuliner, bahan
makanan, menu, dasar-dasar masakan Indonesia,
Oriental, Kontinental dan Pastry Bakery, serta
melaksanakan praktik dasar memasak sebagai
dasar memodifikasi berbagai masakan dengan
kreatif.

E. Referensi
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 145 Tahun 2018 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Golongan Pokok Penyediaan
Akomodasi Bidang Hotel dan Restoran.
Skema Sertifikasi KKNI Level II pada Kompetensi Keahlian Tata Boga Tahun 2017.
Skema Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi berdasarkan AQRF, ACCSTP dan CATC Sektor
Pariwisata Bidang Tata Boga Tahun 2014.
Toolboxes Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC).
Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan
di Restoran/Rumah Makan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Tahun 2020.
MRA-CATC tentang sertifikasi standard ASEAN.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR KECANTIKAN DAN SPA

A. Rasional
Dasar-dasar Kecantikan dan Spa merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari
kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan tentang dasar-dasar pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang Beautician, Hairdresser,

212
Makeup Artis, dan Therapist yang profesional yaitu kompetensi yang meliputi salah satu
atau keseluruhan rangkaian kegiatan untuk membekali penguasaan keahlian kecantikan
kulit, rambut, dan Spa yang menjadi landasan bagi peserta didik untuk mendalami Industri
Kecantikan dan Spa serta industri kreatif pada wirausaha bidang kecantikan (Influencer,
Beauty Blogger, dan Makeup Freelancer), Perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu
global terkait dunia pariwisata Kecantikan dan Spa, profil entrepreneur, peluang usaha
dan pekerjaan/profesi pelayanan jasa Spa dan Kecantikan, tahapan operasional perawatan
Kecantikan dan Spa secara menyeluruh dengan pelayanan prima (excellent service).
Fungsi mata pelajaran Dasar-dasar Kecantikan dan Spa untuk membekali dan
menumbuh kembangkan kebanggaan pada peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang berkualitas, profesional dan memiliki daya saing, kreativitas dan
diberikan contoh akan pencapaian dari pengetahuan dasar tersebut untuk memotivasi diri
sendiri agar peserta didik mampu menghadapi tantangan global dan perubahan zaman
sebagai seorang Beautician, Hairdresser, Makeup Artis, dan Therapist yang profesional
yang memiliki kemampuan berwirausaha dan problem solving. Topik pembelajaran atau
kasus yang ditentukan, lebih menekankan pada kegiatan sehari-hari dan perkembangan
teknologi dalam bidang Kecantikan dan Spa dengan mengintegrasikan pada wawasan
profil dan dan peluang kerja di dunia Kecantikan dan Spa, Penerapan pelayanan prima
(excellent service), penguasaan kesehatan dan keselamatan kerja/sanitasi hygiene, serta
komunikasi dalam etika profesi, sehingga peserta didik dapat mengekspresikan
kemampuan berpikirnya secara terstruktur dan memiliki pemahaman yang komunikatif
dan membentuk kebiasaan berpikir logis dalam melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai serangkaian keterampilan dan
pemahaman yang dibutuhkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun
konsep dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Masing-masing materi memuat soft skills, antara lain berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kreativitas dan inovasi, kerjasama, keterampilan komunikasi, serta sadar mutu
produk; hard skills, yaitu penguasaan kompetensi spesifik sesuai dengan pekerjaan di
dunia kerja; dan integritas, yaitu jujur, pekerja keras, menginspirasi, sehat, akhlak mulia,
bertanggungjawab, cinta Indonesia, keterampilan untuk hidup mandiri, sebagai bagian di
Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap
lingkungan.

213
B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Kecantikan bertujuan untuk memastikan peserta didik
dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, sikap (soft skills dan hard skills) meliputi:
1. Memahami proses bisnis dan profil industri atau di dunia Kecantikan dan
Spa;
2. Memahami perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata dan
kecantikan;
3. Dasar penerapan pelayanan prima (excellent service) pada industri
Kecantikan dan Spa;
4. Memahami profesi dan kewirausahaan di bidang dunia Kecantikan dan Spa;
5. Memahami konsep dasar Sanitasi higiene dan kesehatan dan keselamatan
kerja;
6. Menerapkan konsep dasar anatomi fisiologi kulit dan rambut serta memahami sel, serta
jaringan dan organ tubuh manusia;
7. Memahami dasar konsep Spa yang meliputi sejarah dan klasifikasi Spa;
8. Melaksanakan praktik dasar proses kecantikan kulit dan rambut.

C. Karakteristik
Mata Pelajaran Dasar-dasar Kecantikan dan Spa merupakan fondasi dari perawatan
kulit wajah, tangan, kaki, badan dan rambut yang menjadi sangat penting sebagai landasan
peserta didik untuk menambah pengetahuan dan keahlian kerja yang lebih spesifik.
Spesifikasi keahlian kerja Kecantikan dan Spa mampu memberikan perspektif mudah
untuk dijadikan pemikiran dalam pemilihan kemampuan spesifik yang dapat diambil dan
diasah oleh peserta didik di tingkatan berikutnya kelas XI dan kelas XII.
Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja, jabatan kerja
setelah lulus dari program keahlian di satuan Pendidikan, dan konsentrasi yang dapat
dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi),
imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di laboratorium Kecantikan dan Spa;
3. Kegiatan berbasis projek sederhana;
4. Pembelajaran Teaching Factory;
5. Berinteraksi dengan alumnus, guru tamu atau praktisi industri; 6. Berkunjung pada industri
yang relevan bidang Kecantikan dan Spa;

214
7. Pencarian Informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75%) pada pembelajaran soft skills
sebelum mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata
pelajaran. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran harus sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan pembelajaran tidak
hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi, namun juga observasi,
peragaan/demonstrasi serta model pembelajaran discovery learning, project - based
learning, problem - based learning, dan inquiry learning sesuai dengan karakteristik
materi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar Kecantikan dan
Spa dapat dilakukan secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan karakteristik
elemen yang dipelajari.
Mata pelajaran Dasar -dasar Kecantikan terdiri dari 8 elemen yaitu:
Elemen Deskripsi
Profil industri Meliputi pengenalan profil dan karakteristik
Kecantikan dan Spa Beautician, Hairdresser, Makeup Artist, dan
Therapist yang profesional, serta Personal Branding
dalam membangun passion dan kebanggaan terhadap
pekerjaan di bidang Kecantikan dan Spa.
Perkembangan penerapan Meliputi perkembangan dan pemutakhiran pengetahuan
teknologi dan isu- industri Kecantikan dan Spa dengan mengikuti
isu global terkait perkembangan tren teknologi di bidang skin care dan body
dunia massage serta hairstyling yang mampu membaca peluang
Kecantikan dan Spa kerja/usaha sehingga menginspirasi dalam pembangun
passion, vision (visi), dan kebanggaan di bidang Kecantikan
dan Spa.
Dasar penerapan pelayanan Meliputi pemahaman penampilan dan kerapihan (Grooming),
prima sikap pelayanan (Service
(excellent service) pada Attitude/hospitality attitude), dan motivasi kerja serta
industri komunikasi ditempat kerja, penerapan Hospitality dalam
Kecantikan dan Spa komunikasi saat menerima tamu, komunikasi dengan
pelanggan, teman sejawat, staf kerja, dan pimpinan.

Profesi dan Meliputi pemahaman HAKI (Hak Atas Kekayaan


kewirausahaan di bidang Intelektual) yang mampu membaca peluang pasar dan usaha
industri industri Kecantikan dan Spa sehingga menginspirasi
Kecantikan dan Spa menjadi wirausaha bidang kecantikan (Influencer, Beauty
Blogger, Makeup Freelancer).

215
Sanitasi hygiene, Meliputi penerapan Cleanliness, Health, Safety &
kesehatan, Environmental Sustainability (CHSE) dan pengenalan
keselamatan kerja dan tentang Penerapan lingkungan kerja bersih dan aman sesuai
budaya mutu prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3) standar,
proses, kebijakan, karakter dan budaya mutu di industri
Kecantikan dan Spa.
Anatomi dan fisiologi Meliputi pengetahuan dan pemahaman anatomi dan
fisiologi sebagai pengantar dan mengaplikasikan
terminologi anatomi dan fisiologi untuk perawatan
Kecantikan dan Spa.
Dasar konsep Spa Meliputi pengetahuan dasar Spa yang meliputi sejarah,
karakteristik Spa, dan teknik dasar massage.

Praktik dasar Meliputi perawatan kulit wajah tidak bermasalah, merias


kecantikan kulit dan wajah sehari-hari, merawat tangan dan mewarnai kuku,
rambut. merawat kaki dan mewarnai kuku. Lingkup pembelajaran
kecantikan Rambut meliputi mencuci rambut, merawat kulit
kepala dan rambut, mengeringkan rambut dengan alat
pengering, melakukan penataan rambut (styling).

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (Kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian Kecantikan dan Spa sehingga mampu menumbuhkan passion
dan vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada fase E
aspek hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen kompetensi pada
dasardasar Kecantikan dan Spa:

Elemen Capaian Pembelajaran


Profil industri Pada akhir fase E, peserta didik mampu menganalisis secara
Kecantikan dan Spa sederhana tentang wawasan profil pada industri Kecantikan
dan Spa seperti profil dan karakteristik Beautician,
Hairdresser, Makeup Artis, dan Therapist yang
profesional /entrepreneur, Personal Branding sehingga
terinspirasi dan memiliki kebanggaan,
harapan besar, passion, dan vision (visi) untuk melaksanakan
pembelajaran pada program keahlian Kecantikan dan Spa.

216
Perkembangan penerapan Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
teknologi dan isu- wawasan secara menyeluruh tentang pengetahuan
isu global terkait pengembangan, dan pemutakhiran mengikuti perkembangan
dunia tren teknologi di bidang skin care dan body massage serta
Kecantikan dan Spa hairstyling yang mampu membaca peluang kerja/usaha.

Dasar penerapan layanan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
prima penampilan dan kerapihan (Grooming), sikap pelayanan
(excellent service) pada (Service Attitude/hospitality attitude) dan secara kerjasama
industri dengan tim melakukan komunikasi dalam lingkup kerja,
Kecantikan dan Spa seperti: di tempat menerima tamu, komunikasi dengan
pelanggan, dengan teman sejawat, staf kerja dan pimpinan.

Profesi dan
Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
kewirausahaan di bidang
lingkup profesi serta peluang pasar dan usaha industri
industri Kecantikan dan Spa sehingga menginspirasi menjadi
Kecantikan dan Spa wirausaha bidang kecantikan (Influencer, Beauty Blogger,
dan Makeup
Freelancer).
Sanitasi hygiene dan Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan
kesehatan keselamatan Cleanliness, Health, Safety & Environmental Sustainability
kerja (CHSE) dan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan
keselamatan kerja dan budaya mutu di industri Kecantikan
dan Spa, meliputi: 5R, lingkungan tenang dan nyaman bagi
pelanggan, menyiapkan dan memelihara area kerja,
memeriksa dan memelihara peralatan dan perlengkapan
kerja, melakukan prosedur keselamatan dan keamanan kerja,
serta mematuhi prosedur - prosedur keadaan darurat.

Pengetahuan Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengaplikasikan


anatomi dan fisiologi untuk terminologi anatomi dan fisiologi untuk perawatan
perawatan kecantikan kecantikan, mengaplikasikan pengetahuan anatomi dan
fisiologi, dan mengaplikasikan pengetahuan sistem organ
tubuh pada perawatan kecantikan.

Dasar konsep Spa Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan sejarah,
karakteristik Spa dan teknik dasar massage.

217
Praktik dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu melaksanakan
kecantikan kulit dan praktik dasar kecantikan kulit dan rambut, meliputi: analisa
rambut kulit wajah, merawat kulit wajah tidak bermasalah, merias
wajah sehari-hari, merawat tangan dan mewarnai kuku,
merawat kaki dan mewarnai kuku; analisis kulit kepala dan
rambut, mencuci rambut, merawat kulit kepala dan rambut,
mengeringkan rambut dengan alat pengering, serta
melakukan penataan rambut
(styling).

E. Referensi
Kepmenakertrans Nomor KEP.141/MEN/V/2005 tentang SKKNI Sektor Pariwisata Sub Sektor
Spa.
Kepmenakertrans Nomor KEP.93/MEN/IV/2005 tentang SKKNI Sektor Kecantikan Sub Sektor
Tata Rias Rambut.
Kepmenakertrans Nomor KEP.248/MEN/XII/2008 tentang SKKNI Sektor Jasa Kegiatan Lainnya
Bidang Kecantikan Kulit.
Kepmenaker Nomor 46 Tahun 2017 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Kegiatan Jasa Lainnya Golongan Pokok Jasa
Perorangan Lainnya Bidang Sante Par Aqua (Spa).

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR BROADCASTING DAN PERFILMAN

A. Rasional
Dunia broadcasting, baik radio maupun televisi, serta dunia film merupakan
representasi dari usaha manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Dalam
kehidupan sekarang, komunikasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia.
Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan kumpulan mata pelajaran pada
Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman yang penting untuk diberikan. Mata
pelajaran ini berisi dasar-dasar mata pelajaran untuk penguasaan kompetensi pada
produksi dan siaran program radio, produksi siaran dan program televisi, produksi film
dan program televisi dan produksi film.
Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman diharapkan dapat
menumbuhkan kreativitas, mengasah kepekaan estetis dan teknis, dan sensitivitas terhadap
fenomena alam dan lingkungan kehidupan. Peserta didik mengamati fenomena alam serta
kehidupan secara objektif dan imajinatif, melakukan eksplorasi atau eksperimen untuk

218
mengolah media audio visual dengan estetis, kreatif, dan imajinatif. Dengan ini, peserta
didik didorong untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep, melakukan eksplorasi
secara prosedural, serta membangun nilai-nilai baru secara mandiri.
Masing-masing materi memuat soft skills untuk berfikir kritis dan memecahkan
masalah, kreativitas dan inovasi, kerjasama, keterampilan komunikasi serta sadar prosedur
kerja dan prosedur teknis. Aspek hard skills merepresentasikan penguasaan spesifik sesuai
pekerjaan di dunia kerja serta integritas, yakni kejujuran, determinasi untuk bekerja keras,
inspiratif, sehat, berakhlak mulia, bertanggungjawab, cinta tanah air, dan mengembangkan
keterampilan untuk hidup mandiri. Maka dengan demikian, mata pelajaran ini diberikan
memberi pemahaman peserta didik mengenai tanggung jawab pribadi, kelompok dan
tanggung jawab sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam rangka membangun Profil Pelajar
Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap lingkungan.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman bertujuan membekali peserta
didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skill dan soft skill),
serta terkait dengan kompetensi kejuruan serta perkembangan teknologi komunikasi audio
visual meliputi:
1. Memahami profesi dan proses bisnis yang sedang berkembang dalam industri broadcasting
dan perfilman;
2. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja dan isu- isu global terkait
broadcasting dan perfilman;
3. Memahami dan menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi;
4. Memahami profil technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam industri
broadcasting dan perfilman;
5. Memahami prototype Produksi dan Siaran Program Radio, Produksi
Siaran dan Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi serta Produksi
Film secara kreatif dan inovatif berdasarkan tren pasar masa kini dan akan datang;
6. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri broadcasting dan perfilman;
7. Mengoperasikan peralatan audio video;
8. Menggunakan media digital;
9. Memahami dasar-dasar fotografi, tata kamera, tata artistik, tata suara dan editing;

219
10. Memahami estetika seni audio visual (EAV).

C. Karakteristik
Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan mata pelajaran
yang menjadi fondasi Program keahlian Broadcasting dan Perfilman, serta salah satu mata
pelajaran pada konsentrasi Produksi dan Siaran Program Radio, Produksi Siaran dan
Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi serta Produksi Film. Mata
pelajaran ini mempunyai beberapa materi ajar yang beragam, yang dipelajari melalui
pengetahuan dan praktik, dengan porsi dominan pada pemahaman, serta memiliki
dinamika yang tinggi karena selalu terkait dengan perkembangan teknologi.
Pada awal pembelajaran siswa dikenalkan pada lapangan kerja, jabatan kerja setelah
lulus dari program keahlian di satuan pendidikan, dan konsentrasi yang dapat dipelajari
pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion
(renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di laboratorium dan lingkungan sekitar sekolah;
3. Projek sederhana individual dan kolaboratif;
4. Berinteraksi dengan peserta didik kelas XI dan atau Kelas XII, alumni atau praktisi industri
melalui kegiatan guru tamu atau workshop sederhana;
5. Berkunjung pada industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (75%) pada pembelajaran soft skills sebelum
mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai
variasi model pembelajaran, antara lain model pembelajaran project-based learning,
problem based learning, dan model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan
karakteristik materi, serta metode pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan
kemandirian, seperti diskusi, observasi, eksperimen, peragaan/demonstrasi. Penilaian
meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses,
produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman
dimungkinkan untuk dapat diterapkan secara sistem blok (block system) disesuaikan
dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata Pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan perfilman terdiri atas elemen- elemen berikut:

220
Elemen Deskripsi

Profesi dalam industri Lingkup pembelajaran meliputi Pemahaman potensi


broadcasting dan perfilman budaya serta kearifan lokal sebagai ide produksi,
yang sedang berkembang dan industri radio, pertelevisian dan perfilman, bidang
proses bisnis dalam dan level pekerjaan, Standard Operational
broadcasting dan perfilman Procedures (SOP) divisi kerja, perawatan peralatan
audio visual, serta Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).

Perkembangan teknologi di Lingkup pembelajaran meliputi perkembangan proses


industri dan dunia kerja dan produksi industri broadcasting dari media analog sampai
isu-isu global terkait dengan media digital, FTA dan OTT, podcast, live
broadcasting dan streaming, live casting, streaming tv, web series dan
perfilman video on demand. , Industri 4.0, Internet of Things,
teknologi digital dalam dunia industri, isu pemanasan
global, perubahan iklim, aspek-aspek (singkat)
ketenagakerjaan, Life Cycle produk industri sampai
dengan reuse, recycling.
Keselamatan, Kesehatan Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan standar
Kerja dan Lingkungan Hidup K3LH dan proses produksi dan Siaran Program Radio,
(K3LH) dalam Produksi Siaran dan Program Televisi, Produksi Film
proses produksi dan Program Televisi serta Produksi Film.

Profil technopreneur, peluang Lingkup pembelajaran meliputi Pengenalan peserta


usaha dan dunia didik tentang profil technopreneur agar mampu
kerja/profesi dalam membaca peluang pasar dan usaha, serta profesi dalam
industri broadcasting dunia industri di bidang broadcasting dan perfilman.
dan Membangun visi dan passion, serta melakukan
perfilman pembelajaran berbasis projek riil sebagai simulasi
projek kewirausahaan.
Prototype produksi Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman proses
produksi Siaran Program Radio, Produksi Siaran dan
Program Televisi, Produksi Film dan Program
Televisi serta Produksi Film secara kreatif dan
inovatif berdasarkan tren pasar masa kini dan akan
datang.
Teknik dasar proses produksi Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman
pada industri broadcasting komprehensif peserta didik, melalui kegiatan simulasi

221
dan praktek sederhana yang mewakili prosedur kerja
perfilman industri dalam bentuk simulatif. Pengenalan prosedur
meliputi dengan seluruh proses produksi dan
pengenalan teknologi yang diaplikasikan dalam
industri.
Peralatan audio video Lingkup pembelajaran meliputi praktik singkat pada
peralatan/teknologi Peralatan Audio dan Video (PAV),
identifikasi serta penerapan pengoperasian mikrofon dan
kamera, jenis dan fungsi peralatan audio visual.

Media digital Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan peserta


didik tentang media digital, perkembangan media
digital, jenis media digital, format file dan kompresi
data, serta regulasi media digital (menerapkan penyiaran
sederhana dan internet (medsos).

Dasar-dasar fotografi, tata Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan peserta didik


kamera, tata artistic, tata suara tentang fotografi dasar, tata kamera dasar, tata artistic
dan editing dasar, tata suara dasar.

Editing dasar Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan peserta didik


mengenai sifat dan karakteristik audio dan video sebagai
bahan digital untuk diolah melalui software. Peserta
didik ditekankan untuk memahami organisasi file serta
prosedur pengolahan data digital dari material audio
video. Simulasi diberikan secara mendasar untuk
memberikan pemahaman mengenai sifat data digital dari
material audio video.

Estetika seni audio visual Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan peserta


didik belajar untuk memahami jenis seni auditory dan
seni visual, jenis dan fungsi seni audio visual. Pokok
materi dijabarkan dalam simulasi untuk mengasah
kepekaan estetika peserta didik terhadap audio dan
visual. Dengan kepekaan estetika ini, respon terhadap
karya kreatif tidak hanya merujuk pada sifat teknis dari
karya.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), siswa akan mendapatkan gambaran mengenai
program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision
untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar di bidang Broadcasting dan
Perfilman.

222
Elemen Capaian Pembelajaran

Pemahaman Pada akhir fase E, peserta didik dapat menjelaskan


manajemen/pengelolaan secara potensi budaya serta kearifan lokal sebagai ide
menyeluruh dalam proses produksi, industri radio dan pertelevisian, bidang dan
produksi broadcasting level pekerjaan, Standard Operational Procedures
dan perfilman dan (SOP) divisi kerja, perawatan peralatan audio visual,
berbagai model industri serta Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
lainnya
Kerja (SMK3) secara teliti, mandiri dan bersama-sama.
(proses bisnis)

Pemahaman Pada akhir fase E, peserta didik dapat menjelaskan


perkembangan teknologi di perkembangan proses produksi industri broadcasting
industri dan dunia kerja dan dari media analog sampai dengan media digital, FTA dan
isu-isu global terkait dunia OTT, podcast, live streaming, live casting, streaming tv,
broadcasting dan perfilman web series dan video on demand. Industri 4.0, Internet of
(wawasan Things, teknologi digital dalam dunia industri, isu
industri) pemanasan global, perubahan iklim, aspek- aspek
(singkat) ketenagakerjaan, Life Cycle
produk industri sampai dengan reuse, recycling secara
teliti, bertanggung jawab, mandiri dan bersama.

Teknik dasar proses Pada akhir fase E, peserta didik mampu melakukan
produksi pada industri simulasi praktek sederhana sebagaimana yang terjadi
broadcasting dan dalam prosedur kerja industri. Pengenalan prosedur
perfilman (praktek) meliputi seluruh proses produksi dan pengenalan
teknologi yang diaplikasikan dalam industri secara teliti,
bersungguh-sungguh, dan bersama-sama.

Pemahaman profil Pada akhir fase E, peserta didik dapat mendeskripsikan


technopreneur, peluang profil technopreneur, dalam membaca peluang pasar dan
usaha dan dunia usaha, profesi/pekerjaan dalam dunia industri bidang
pekerjaan/profesi dalam broadcasting dan perfilman, membangun visi dan
bidang industri broadcasting passion, serta melakukan pembelajaran berbasis project
dan
riil sebagai simulasi projek kewirausahaan secara mandiri
perfilman (job profile)
dan bersamasama, jujur, dan bertanggung jawab.

223
Peralatan audio video Pada akhir fase E, peserta didik mampu
mengoperasikan peralatan/teknologi Peralatan Audio
dan Video (PAV), identifikasi, serta penerapan
pengoperasian mikrofon dan kamera, jenis dan fungsi
peralatan audio visual dengan teliti.

Media digital Pada akhir fase E (kelas X SMK) peserta didik mampu
menjelaskan mengenai media digital, perkembangan
media digital, jenis media digital, format file dan
kompresi data, serta regulasi media digital beserta
penerapannya dalam penyiaran sederhana dengan
internet (medsos) secara teliti, mandiri dan kerjasama.

Fotografi dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu


mendeskripsikan definisi dan sejarah fotografi,
jenis dan peralatan fotografi, teknik fotografi dan
pencahayaan dan mampu menerapkannya secara
mandiri atau kerjasama.
Tata kamera dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
pengetahuan dan keterampilan mengenai dasar tata
kamera atau workshop visual (jenis atau tipe shot,
komposisi shot, angle, lensa, pergerakan kamera), tata
cahaya dasar (three point lighting) secara konsep
sederhana dan teknis dasar operasionalnya secara
kolaboratif dalam kelompok kecil.

Tata artistik dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
mengenai warna, bentuk, setting, properti dan kostum
pada suatu masa atau periode atau zaman baik yang
berkaitan dengan aliran seni rupa ataupun
tren atau pop (sederhana). Materi ini sebagai pendukung
materi tata kamera dan editing. Implementasi dari materi
ini bersifat individual dan kelompok kecil.

Tata suara dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
pengetahuan dan keterampilan dasar prosedur produksi
material audio. Prosedur ini mewakili bidang radio,
televisi, dan produksi film mulai dari pra produksi,
produksi hingga pasca produksi dilakukan secara rinci,
teliti, dan kreatif.

224
Editing dasar Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan sifat
dan karakteristik audio dan video sebagai bahan digital
untuk diolah melalui software. Peserta didik ditekankan
untuk memahami organisasi file serta prosedur
pengolahan data digital dari material audio video.
Simulasi diberikan secara mendasar untuk memberikan
pemahaman mengenai sifat data digital dari material
audio video. Kegiatan dilakukan secara bersama-sama,
teliti, dan tanggung jawab.

Estetika seni audio visual Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
(EAV) jenis seni auditory dan seni visual, jenis dan fungsi seni
audio visual. Pokok materi dijabarkan dalam simulasi
untuk mengasah kepekaan estetika peserta didik terhadap
audio dan visual. Dengan kepekaan estetika ini, respon
terhadap karya kreatif tidak hanya merujuk pada sifat
teknis dari karya. Kegiatan dilakukan dengan kolaborasi,
kreatif, dan kritis.

E. Referensi
Rincian materi tersebut merupakan standar kompetensi yang mengacu kepada SKKNI
atau standar lain yang sesuai dengan dunia kerja dari referensi berikut:
Struktur Kurikulum SMK.
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2018 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi dan
Komunikasi Golongan Pokok Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Bidang
Penyiaran Radio.
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2019 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Kesenian, Hiburan
dan Rekreasi Golongan Pokok Kegiatan Hiburan, Kesenian dan Kreativitas Bidang
Tata Suara Film.
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2019 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Kategori Kesenian, Hiburan dan Rekreasi Golongan Pokok Kegiatan Hiburan, Kesenian dan
Kreativitas Bidang Tata Kamera Film.
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2019 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
Golongan Pokok Kegiatan Hiburan, Kesenian dan Kreativitas Bidang Editing Film.
225
Kepmendikbud NOMOR 977/P/2020 tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Bidang Produksi Film.
Hendro Hermanto. 2013. Perekayasaan Sistem Audio. Katalog Dalam
Terbitan (KDT) Video Audio, Edisi Pertama 2013. Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.
Buku 99 Peluang Karir dalam Produksi Film terbitan Direktorat PTLK
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sartono, Sri. 2008. Teknik Penyiaran Dan Produksi Program Radio, Televisi Dan Film
untuk SMK Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
Zettl, Herbert. 2006. Television Production Handbook 9th Edition. Thomson & Wadswortd.
San Francisco State University.
T. Poe Marshall, 2011. A History Of Communications: Media and Society from the Evolution of
Speech to the Internet. Cambridge University Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik. Kemenkumham Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang
Perfilman.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR BUSANA

A. Rasional
Bidang Keahlian Busana (Fesyen) sangat dibutuhkan saat ini karena menjadi salah
satu elemen penting dari gaya hidup yang diperlukan manusia modern di era global ini.
Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen) merupakan mata pelajaran yang berisi kompetensi-
kompetensi yang mendasari penguasaan keahlian Busana (Fesyen) mencakup pemahaman
akan gaya hidup, perubahan selera (trend) hingga proses desain, produksi, dan marketing.
Mata pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen) tidak hanya meliputi proses pembuatan
busana mulai dari gambar, membuat pola, dan menjahit, namun peserta didik diajak untuk
memahami secara menyeluruh ekosistem industri fesyen yaitu kreasi, produksi dan marketing. Mata
pelajaran Dasar- dasar Keahlian Busana meliputi proses pengamatan, eksplorasi serta eksperimen
untuk menumbuhkan kreativitas, mengasah kepekaan estetis, menemukan bentuk visual yang
inovatif dan imajinatif disesuaikan dengan pemahaman konsep dan trend. Peserta didik juga diajak

226
untuk mengamati fenomena alam dan kehidupan melalui pendekatan sustainable fashion yang
menjadi dasar industri fashion global.
Masing-masing materi memuat soft skills antara lain berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kreativitas dan inovasi, kerjasama, keterampilan komunikasi, serta sadar mutu
produk; dan hard skills, yaitu penguasaan kompetensi spesifik sesuai dengan pekerjaan di
dunia kerja; dan integritas, yaitu jujur, pekerja keras, menginspirasi, sehat, akhlak mulia,
bertanggungjawab, cinta Indonesia, keterampilan untuk hidup mandiri, dengan model
belajar Project Based Learning, peserta didik didorong untuk menemukan fakta-fakta,
membangun konsep, melakukan eksplorasi secara prosedural, serta membangun nilai-nilai
baru secara mandiri yang bertujuan untuk membangun konsep berpikir kreatif, bernalar
kritis, mandiri, dan gotong royong sebagai bagian dari Profil Pelajar Pancasila yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen) bertujuan membekali peserta didik
dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skills dan soft skills)
meliputi:
1. Memahami profil technopreneur, peluang usaha dan pekerjaan/profesi di bidang busana
(fesyen);
2. Memahami proses bisnis berbagai industri di bidang busana (fesyen);
3. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta isu-isu global pada
bidang busana (fesyen);
4. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri busana (fesyen);
5. Memahami dan menerapkan dasar fesyen desain;
6. Memahami dan menerapkan gambar mode;
7. Memahami dan menerapkan dasar pola;
8. Memahami dan menerapkan teknik dasar menjahit;
9. Memahami dasar branding dan marketing.

C. Karakteristik
Mata pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen) merupakan fondasi untuk
mengenal lebih dalam atau lebih jauh tentang seluk beluk keahlian busana (fesyen) yang
bukan hanya mencakup keterampilan teknis pembuatan busana namun meliputi sisi kreasi,
produksi, dan marketing. Mata pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (fesyen)
merupakan fundamen untuk bisa melanjutkan pembelajaran kompetensi berikutnya.
227
Dengan mempelajari dan menguasai mata pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana
(Fesyen) maka pada pembelajaran kompetensi selanjutnya, peserta didik akan lebih
mudah untuk mengikuti dan memilih konsentrasi kejuruannya. Pilihan konsentrasi
kejuruan meliputi konsentrasi keahlian pembuatan busana berbasis kreasi (studio desain),
konsentrasi keahlian pembuatan busana berbasis produksi (studio industri/busana siap
pakai), dan konsentrasi keahlian pembuatan busana berbasis pesanan perorangan (studio
pelanggan/atelier).

Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja, jabatan kerja
setelah lulus dari program keahlian di satuan Pendidikan, dan konsentrasi yang dapat
dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi),
imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di studio/laboratorium busana;
3. Projek sederhana;
4. Berinteraksi dengan alumni atau praktisi industri;
5. Berkunjung pada industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (75%) untuk pengembangan soft skills pada
pembelajaran sebelum mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen
mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan
tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai variasi model
pembelajaran, antara lain model pembelajaran project based learning, problem based learning, dan
model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan karakteristik materi, serta metode pembelajaran
yang menyenangkan dan menumbuhkan kemandirian, seperti diskusi, observasi, eksperimen,
peragaan/demonstrasi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen)
dapat dilakukan secara block system disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata Pelajaran Dasar-dasar Keahlian Busana (Fesyen) terdiri atas 9 elemen yaitu sebagai
berikut:
Elemen Deskripsi

228
Profil technopreneur, peluang Lingkup pembelajaran meliputi pekerjaan atau profesi
usaha dan dalam bidang busana (fesyen), peluang usaha di
pekerjaan/profesi di bidang bidang seni dan ekonomi kreatif yang mampu
busana (fesyen) membaca peluang pasar dan usaha, untuk membangun
visi dan passion, serta melakukan pembelajaran
berbasis projek nyata sebagai simulasi
PjBL/kewirausahaan.
Proses bisnis berbagai industri Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta
di bidang busana didik tentang K3 di bidang busana (fesyen), proses
(fesyen) produksi di Industri, pengetahuan tentang kepribadian
yang dibutuhkan agar dapat mengembangkan pola pikir
kreatif, proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain
yang tepat sasaran, aspek perawatan peralatan, potensi
lokal dan kearifan lokal, dan pengelolaan SDM di
Industri.

Perkembangan teknologi di Meliputi pemahaman peserta didik tentang


industri dan perkembangan proses produksi pada industri busana
dunia kerja serta isu-isu (fesyen) mulai dari yang masih konvensional sampai
global pada bidang busana dengan penggunaan alat/mesin dengan teknologi
(fesyen) modern, penggunaan aplikasi gambar penunjang desain
busana, penggunaan aplikasi Marketplace berbasis
Online, Industri 4.0,
Internet of Things (IOT), Digital Teknologi

dalam dunia industri, isu pemanasan global,


perubahan iklim, aspek-aspek (singkat)
ketenagakerjaan, Product Life Cycle (Pengertian,
Tahapan, Karakteristik dan Strategi) sampai dengan
reuse, recycling, dan reduce.
Teknik dasar proses Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
produksi pada industri keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
busana dalam memahami ekosistem mode dan
overview fashion industry. Gaya dan selera sesuai
dengan perkembangan fashion dan trend. Memahami
karya desainer dan konsep sustainable fashion (Dunia
Industri dan perkembangan Mode).
Dasar Fashion (DFD) Design Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menciptakan desain, mulai dari pemahaman dasar-dasar
desain, pemahaman terhadap six basic style dan look.
Proses mencari bentuk; cara menemukan inspirasi,
hingga membuat desain melalui proses pembuatan
kolase, menganalisis dan mengembangkan style dan
look.

229
Menggambar mode Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam menggambar mode.
Memahami anatomi tubuh dan dasar ilustrasi,
mencampur warna, implementasi desain dan detail ke
anatomi tubuh, serta gambar teknis secara digital.
Dasar pola Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
membuat dasar pola, mulai dari memahami cara
mengukur, membuat pola dasar teknik konstruksi,
hingga prosedur menggunting bahan.
Tehnik dasar menjahit Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
membuat busana, mulai dari pemahaman prosedur
pengoperasian dan pemeliharaan mesin jahit dan mesin
penyelesaian, teknik menjahit sesuai dengan jenis-jenis
bahan, standar kualitas, finishing, hingga menjahit
busana sederhana.
Dasar branding dan Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
marketing keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk
memahami branding dan marketing, segmentasi pasar,
DNA brand, pesaing dari produk busana, definisi dan
konsep marketing dan digital marketing.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan passion dan
vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
Elemen Capaian Pembelajaran
Profil Technopreneur, Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
peluang usaha dan pekerjaan atau profesi kewirausahaan di bidang animasi,
pekerjaan/ profesi di membaca peluang pasar dan usaha, untuk membangun visi
bidang busana (fesyen) dan passion, serta melakukan pembelajaran berbasis
projek nyata sebagai simulasi projek kewirausahaan.

230
Proses bisnis berbagai industri Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
di bidang busana informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang K3 di
(fesyen) bidang busana (fesyen), proses produksi di Industri,
pengetahuan tentang kepribadian yang dibutuhkan agar
dapat mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi
untuk menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran, aspek
perawatan peralatan, potensi lokal dan kearifan lokal, dan
pengelolaan SDM di
Industri.

Perkembangan Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan perkembangan


teknologi di industri dan dunia proses produksi pada industri busana (fesyen) mulai dari
kerja serta isu-isu global yang masih konvensional sampai dengan penggunaan
pada bidang alat/mesin dengan teknologi modern, penggunaan aplikasi
busana (fesyen) gambar penunjang desain busana, penggunaan aplikasi
Marketplace berbasis Online, Industri 4.0, Internet of
Things (IOT), Digital Teknologi dalam dunia industri, isu
pemanasan global, perubahan iklim, aspek-aspek (singkat)
ketenagakerjaan, Product Life Cycle (Pengertian, Tahapan,
Karakteristik dan Strategi) sampai dengan reuse, recycling,
dan reduce.

Teknik dasar proses Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan
produksi pada industri ekosistem mode dan overview fashion industry, gaya,
busana dan selera sesuai dengan perkembangan fashion dan
trend, dan memahami karya desainer dan konsep
sustainable fashion (Dunia Industri dan perkembangan
Mode).
Dasar Fashion Design Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
(DFD) pembuatan desain, mulai dari pemahaman dasar-dasar
desain, pemahaman terhadap six basic style dan look. Proses
mencari bentuk; cara menemukan inspirasi, hingga
membuat desain melalui proses pembuatan kolase,
menganalisis dan mengembangkan style dan look.

Menggambar mode Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat gambar
anatomi tubuh dan dasar ilustrasi, mencampur warna,
untuk diterapkan dalam implementasi desain dan detail
dengan kreatif dan mandiri ke anatomi tubuh serta
membuat desain teknis secara digital.

231
Dasar pola Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat dan
melakukan pengukuran tubuh, serta menerapkan pembuatan
pola dasar teknik konstruksi secara mandiri.

Teknik dasar menjahit Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan cara
mengoperasikan dan memperbaiki mesin jahit dan mesin
penyelesaian, memahami teknik menjahit sesuai dengan
jenisjenis bahan, memahami standar kualitas dan finishing
hasil jahitan dan menjahit busana sederhana dengan
kreatif, baik secara mandiri maupun bergotong royong.

Dasar branding dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
marketing segmentasi pasar, memahami DNA brand, memahami
pesaing dari produk busana, definisi dan konsep
marketing dan digital marketing.

E. Referensi
Struktur Kurikulum.
SKKNI No. 078 Tahun 2014.
SKKNI No. 209 Tahun 2019.

B. PROJEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA

Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta didik yang
berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk menjawab tantangan tersebut
Kemendikbud meluncurkan program pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila
dan diberi nama profil pelajara Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah pelajar
Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Dibangun dalam keseharian dan dihidupkan
dalam individu setiap peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, projek penguatan, dan ekstra kurikuler.

232
Dimesi dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
No Profil Pelajar Pancasila Sub Elemen
1 Beriman, Bertakwa kepada a) Ahlak beragama
Tuhan YME, dan b) Ahlak pribadi
Berakhlak Mulia c) Ahlak kepada manusia
d) Ahlak kepada alam
e) Ahlak bernegara

2 Berkebhinekaan global a) Mengenal dan menghargai budaya


b) Kemampuan komunikasi Interkultural
dalam berinteraksi dengan sesama.

c) Refleksi dan tanggung jawab terhadap


pengalaman kebinekaan

3 Gotong royong a) Kolaborasi


b) Kepedulian
c) Berbagi

4 Mandiri Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi


serta regulasi diri

5 Bernalar kritis a) Memperoleh dan memproses informasi dan


gagasan
b) Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
c) Merefleksi pemikiran dan proses berfikir
d) Mengambil keputusan
6 Kreatif a) Menghasilkan gagasan yang original
b) Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisial

Sekolah memfasilitasi program tersebut yang diberi nama projek penguatan pelajar
Pancasila. Strategi pelaksanaannya dibagi dalam 4 (empat) tahap :
1. Menjadikan peserta didik lebih sadar dan peka terhadap lingkungan dan keadaan sekitar
2. Membantu peserta didik untuk memahami konsep program yang disampaikan
3. Memotivasi peserta didik untuk mulai masuk kepada projek yang ditawarkan
4. Memfasilitasi peserta didik untuk mau melakukan dengan cara mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

233
PROJEK ini akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya
sekolah, dan berbasis masyarakat dan dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler.

PROJEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA


No Profil Berbasis Kelas Berbasis Berbasis
Pelajar Budaya Masyarakat
Pancasila Sekolah
● Mewajibkan ●Mengadakan Mewajibkan setiap
seluruh peserta lomba membuat kelas mengikuti
kegiatan sosial
didik konten medsos kemasyarakatan
melaksanakan tentang profil yang dilaporkan
dalam bentuk
Beriman, ibadah sholat di teman yang
video dan diupload
1 Bertakwa awal waktu saat di dikagumi dalam di medsos. Tema
kepada Tuhan sekolah. kegiatan dan kegiatan yang
diikuti disesuaikan
YME, dan ● Mewajibkan keagamaan
kemudian.
seluruh peserta sehari-hari.
Berakhlak
didik untuk
Mulia bertingkah ●Mengadakan
laku sopan dan lomba kelas
menggunakan bersih berbasis
bahasa yang cinta
lingkungan dan
alam sekitar

santun.

234
● Setiap kelas Mewajibkan Mengikuti kegiatan
diwajibkan peserta didik webinar/seminar
merancang sebuah berpakaian yang bertemakan
kegiatan yang Daerah pada menghormati
memiliki nilai hardiknas, hari keberagaman dan
2 menghormati Kartini dan hari rasa toleransi
keberagaman dan Sumpah Pemuda terhadap perbedaan.
Berkebhineka an
Hasilnya
global memiliki rasa dipresentasikan di
toleransi terhadap depan kelas
perbedaan.
Hasilnya akan
dipresentasikan
pada pelajaran
PPKn

Masing-masing Memperhatikan Mewajibkan


3 Gotong royong kelas membuat teman yang seluruh peserta
sebuah sistem yang didik mengikuti
menjadikan kelas membutuhkan
kegiatan gotong
bantuan baik royong dalam
moril maupun bentuk apa saja
materil dan

senantiasa merancang sebuah di lingkungan


bersi h, nyaman kegiatan yang bisa masing- masing.
dan aman. mengurangi beban
teman tersebut.

Seluruh pesdik Mengikutkan peserta


Tugas individu dari mengikuti kemah didik pada kegiatan
masing-masing guru yang
4 diselenggarakan pengembangan diri
tentang apa saja
Mandiri yang terkait dengan ekskul Pramuka di di masyarakat yang
mapel masing- awal tahun
Hasilnya akan

235
masing pelajaran Meningkat an
kemandirian

Menyusun kisah Setiap kelas


inspiratif tentang melakukan analisis Setiap peserta didik
berita hoaks yang
beredar di masyarakat terhadap beritaberita membuat video
dan akibat yang yang viral dan pendek tentang
ditimbulkannya
5 menghasilkan cara cara mengetahui
Bernalar kritis menarik kesimpulan kebenaran sebuah
yang praktis dalam berita, lalu
menentukan mengunggahnya di
media sosial milik
kebenaran suatu
masing-masing.
berita.
Hasilnya dimuat di
mading/buletin
sekolah

Menyusun cerita Mengadakan Mengikuti lomba


Inspiratif tentang lomba tentang
kreatifitas di
6 kegiatan Idul Fitri, memperingati hari masyarakat.
Kreatif idul Adha, Natal, lahir Pancasila
Nyepi, dll. (membuat komik,
puisi, lagu,
Hasilnya
animasi, video
diserahkan kepada edukasi tiktok, dll.)
guru B.
Indonesia.

C. PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk diselenggarakan di
masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL). Program PKL disusun
bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka
memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi
Dunia Kerja (Dunia Kerja) terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK N 3
Pekanbaru.

236
D. EKSTRA KURIKULER
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana
dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi peserta
didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler
dapat memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan setiap peserta didik hanya
boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan ekstrakurikuler
tidak mengganggu kegiatan intrakurikuler. Berikut ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang
difasilitasi oleh sekolah dan disajikan dalam bentuk tabel,
No Ekstra Kurikuler
1 Pramuka
2 Modelling
3 Tari
4 Passus
5 Musik
6 Modren dance
7 PMR
8 Silat
9 Tahfiz
10 Voli
11 Basket
12 Futsal
13 Bahasa Korea
14 Bahasa Perancis
BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN

237
A. Peraturan Akademik
Kurikulum Operasional SMK N 3 Pekanbaru memuat peraturan akademik tentang
persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria
kelulusan.
1. Pemilihan konsentrasi
Peserta didik dapat memilih salah satu konsentrasi di antara beberapa pilihan
konsentrasi yang tersedia di masing-masing program keahlian dengan persyaratan sebagai
berikut.
a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar program keahlian minimal baik;
b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Wali Kelas; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan sekolah sebagai
berikut:
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu kepada Capaian
Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta didik pada setiap
penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri
diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau ketuntasan
belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun
tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial, pengayaan, dan
peningkatan mutu pembelajaran dan kualitas lulusan.
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil kelas serta
angka dan/atau deskripsi capaian belajar.

238
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu kepada
Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka dan/atau
deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan kegiatan,
analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai ketentuan
Lembaga Sertifikasi Profesi SMK N 3 Pekanbaru Secara umum prosedur pengujian melalui
Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Perencanaan metode dan teknik
asesmen kepada skema sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan dengan
asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi kemasan okupasi
atau kemasan kualifikasi dengan memerhatikan perencanaan metode dan teknik
asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembelajaran, maka
dapat digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk, dan
teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P 1 SMK N 3 Pekanbaru untuk dirapatkan
oleh tim yang akan diumumkan melalui rapat pleno terbuka yang dihadiri oleh
personel LSP.

239
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten.
Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk pemetaan mutu
program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.
3. Kriteria Kenaikan Kelas
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta
didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke kelas selanjutnya.
Pernyataan kompeten ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang
meliputi aspek sebagai berikut: a. Akademik
1) Memperoleh Capaian Pembelajaran minimal pada tahap baik atau berkembang baik.
2) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pembelajaran yang diikuti
3) Tidak terdapat lebih dari 2 mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan/atau sikap yang belum tuntas/belum baik pada semester kedua. b. Non akademik:
1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun
minimal 90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran
karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku,
2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah lebih baik
terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai
kewirausahaan) serta tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak
melawan tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik dan tidak
terlibat tindak kriminal
3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK. Kriteria
lain yang ditentukan terkait dengan kenaikan kelas antara lain:

4. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMKN 3 Pekanbaruditetapkan berdasarkan:
a. Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan/ program
pendidikan
b. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan setelah :

240
1) Menyelesaikan program pembelajaran yang dibuktikan dengan rapor tiap semester
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku baik; dan
3) Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
c. Jadwal rapat penentuan kelulusan dan pengumuman kelulusan peserta didik akan
disampaikan kemudian

B. Kalender Pendidikan
Terlampir

C. Pengelolaan Pembelajaran 1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran


a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis kedalaman dan keluasaan
capaian pembelajaran (CP) yang harus kuasai oleh peserta didik, meliputi soft
skills, hard skills, dan karakter dalam bidang kecantikan;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase pembelajaran
aspek soft skills dan hard skills. Untuk kelas X, semester 1, muatan soft skills 80%
dan hard skills 20%, sedangkan semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills
30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan belajar yang
harus dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi kalender pendidikan
yang telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi dengan kegiatan belajar peserta
didik; e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pelajaran
sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik dan kalender pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan strategi
pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di kelas, ruangan praktik, industri; (2)
belajar kelompok dan individu; (3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir sumber-sumber
belajar, antara lain sumber belajar berupa cetak, audio, dan audio visual untuk
mendukung ketercapaian pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil
kajiannya kepada instruktur industri.

241
2. Pengelolaan Peserta Didik
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter belajar peserta
didik;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta didik
berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task planning groups,
teaching groups, seating groups, joint learning groups, collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
3. Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar
yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pembelajaran yang akan
diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan instruktur
industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
4. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-sumber belajar yang
akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal pembuatan sumber-
sumber belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
5. Pengelolaan link and match
a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUNIA KERJA. Penguatan aspek soft skills
dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard skills yang sesuai kebutuhan
DUNIA KERJA;
b. Pembelajaran berbasis riil dari DUNIA KERJA (PjBL) sejak awal. Memastikan hard skills
akan disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang kuat;
c. Jumlah dan peran guru/ahli dari DUNIA KERJA ditingkatkan secara signifikan, minimal
mencapai 50 jam/semester/program keahlian;
d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;

242
e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUNIA KERJA, baik bagi
lulusan maupun guru;
f. Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari DUNIA
KERJA untuk proses belajar mengajar;
g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUNIA KERJA dan
masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan
DUNIA KERJA dan stakeholders;
h. Komitmen serapan lulusan oleh DUNIA KERJA.

BAB V PENDAMPINGAN,EVALUASI,DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

243
A. Pendampingan
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui supervisi
akademik dan klinis. 1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik
Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru
melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan
pembelajaran yang terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat
program pengembangan profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan
bantuan dari kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua guru
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak
hanya fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga
pada pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi
(motivation) guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas pembelajaran,
yaitu sebagai berikut.
1. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan
profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan kelas,
keterampilan proses pembelajaran, dan dapat menggunakan semua kemampuannya ini
untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
2. Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses pembelajaran
di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan pengawasan
ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.

244
3. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya,
melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesional
dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam
proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi akademik
sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi,
informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat
diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat
disusun. Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses pengembangan
keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu menyediakan layanan belajar yang
berkualitas bagi peserta didik.
2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan
tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan
guru. Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan
bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail.
Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai
supervisor dan guru sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi
klinis dilakukan secara bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas dan guru. kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior
yang ditunjuk kepala sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada
semangat tolong menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis
meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.
a. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi kelas
245
yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP, dan kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor mempelajari
dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan
menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir
pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru. b.
Tahap Observasi Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara
sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar sebagaimana
digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil
diskusi antara supervisor dan guru pada pertemuan awal. c. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah
melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi
sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama
membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah. Inti
pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis
persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik yang diharapkan dengan
perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat keputusan tentang apa dan
bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.

B. Evaluasi
Evaluasi di SMK N 3 Pekanbaru dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu evaluasi
pembelajaran dan evaluasi kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil belajar,
keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan dari program
belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan terkini
dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar yang perlu
diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di

246
sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang
selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian
dengan tahapan perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5)
persepsi DUNIA KERJA dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6)
persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain sebagai berikut.
a. Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti.
c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara seksama.
d. Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam mengambil kesimpulan
maupun keputusan.
e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif dan
mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran umum dan
kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan duni industry, dunia usaha, dan Dunia Kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru
diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (Capaian Pembelajaran, ATP, profil Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan
yang dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain data apa
yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?; Bagaimana program/pembelajaran dijalankan?;
Faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan program/pembelajaran?; Faktor apa saja
yang menjadi tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?; Apa saja hal-hal yang
dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?; Bagaimana pemimpin satuan
pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional guru?; Apa saja yang sudah
dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran?; Faktor apa saja yang
mempengaruhinya?; dan Apa yang perlu diperbaiki ke depannya? Guru dapat
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dirasa dapat mengumpulkan data
yang lebih akurat dan mendalam.
247
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK N 3 Pekanbaru dievaluasi secara periodik, untuk
mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan
belajar, bagaimana persepsi Dunia Kerja. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses belajar dan
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar
untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur industri dan tim
melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, dan/atau instruktur
industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun dan bagaimana hal
tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah. Sumber-sumber
informasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum antara lain data
asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit; projek peserta didik; survey lulusan; refleksi
proses belajar oleh dan/atau instruktur industri; observasi Kepala Sekolah; karya yang
dihasilkan peserta didik; portofolio peserta didik, dan pameran karya hasil belajar peserta
didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional sekolah dilakukan
dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen berupa refleksi
mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan
belajar, capaian pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group discussion dan
dialog data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk melihat hubungan
antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta didik, serta refleksi
dalam self-study, untuk menganalisa masalah dan menarik kesimpulan, persepsi Dunia
Kerja, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan; kuesioner peserta didik;
mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses, materi/bahan ajar, serta bagaimana
peserta didik memaknai hasil belajarnya; kuesioner orang tua untuk mengumpulkan
persepsi orang tua peserta didik terhadap perkembangan belajar peserta didik.

C. Pengembangan Profesional
SMK N 3 Pekanbaru dalam meningkat profesional guru dilakukan dengan berbagai program,
antara lain sebagai berikut.

248
1. Sertifikasi guru
SMK N 3 Pekanbaru memiliki 52 orang guru telah disertifikasi, sedangkan selebihnya
masih dalam proses penilaian dan pengajuan. Pengajuan sertifikasi guru berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sertifikasi adalah
sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru, sehingga diharapkan guru yang
telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang tinggi.
2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK.
Selain itu setiap PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang
diutamakan bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru,
selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sekolah dan
kemitraan dengan DUNIA KERJA.
Beberapa Dunia Kerja mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi
guru kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua
strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari Dunia Kerja; dan (2) magang dengan
sharing pendanaan antara sekolah dan Dunia Kerja. 3. Pelatihan kompetensi pedagogik
dan profesional
Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga pelatihan
seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis
dan Pariwisata.
4. Studi Banding
SMKN 3 Pekanbaru secara berkala memberi kesempatan kepada PTK untuk studi di
industri dan dunia usaha terkait sebagai penambahan wawasan, khususnya untuk melihat
tren karya kecantikan masa kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan yang ada di
industri, manajemen bisnis, pemasaran produk, kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis,
kewirausahaan, penerapan teknologi 4.0, serta isu-isu penting lainnya yang berkaitan
dengan industri kecantikan.
5. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara
individu atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan
Dunia Kerja.

249
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi
sosok inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik
secara optimaldalam berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam
berwirausaha niscaya tidak akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.
6. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP
SMK N 3 Pekanbaru juga memberi kesempatan kepada guru kejuruan mengikuti
seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP, uji kompetensi, dan lain-lain secara
periodik di sekolah atau di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan
kesempatan pada guru untuk meningkatkan kompetensi, sehingga diharapkan guru secara
terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7. Studi lanjut
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu, sekolah hanya
memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya untuk
mencarikan peluang-peluang beasiswa dari pemerintah, lembaga-lembaga swasta, dan
Dunia Kerja.

250
LAMPIRAN
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 1 dari 2
255

Tanggal Berlaku 1 September 2018

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

FASE E
dimulai Elemen
kelas X Membaca dan memirsa Elemen
Elemen
semester 1 Berbicara dan mempresentasikan
Menyimak

Elemen FASE F
Menulis dimulai
kelas XI
semester 1

Capaian pembelajaran kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa diakhir fase F
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 2

Tanggal Berlaku 1 September 2018

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

E 2 .1 E 2 .2 E 2.3

Mengevaluasi informasi berupa gagasan, menginterpretasi informasi untuk menggunakan sumber lain untuk
pikiran, pandangan arahan atau pesan dari teks mengungkapkan gagasan dan menilai akurasi dan kualitas data
deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksposisi, perasaan simpati, peduli, empati dan serta membandingkansii teks
eksplanasi dan diskusi untuk menemukan atau pendapat pro/kontra dari teks
makna tersurat dan tersirat visual dan audiovisual secara kreatif
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 3 dari 2

Tanggal Berlaku 1 September 2018

Pekanbaru, 23 Juli 2021

Guru Bidang Studi

Windy Yolanda, S.Pd Chintia Utami, S.Pd Melda, S.Pd

(……………………) (………………………….) (………………………….)

Mengetahui
Kepala SMK N 3 Pekanbaru

Hj. Rita Johan, S.Pd.,M.M. NIP.


197112311993112001
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 4 dari 2
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 4 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 1 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN

Jenjang/ Kelas Fase E


Elemen/Domain Membaca dan Memirsa

Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi,
laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi dari teks visual
dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan
dan perasaan simpati, peduli, empati dan atau pendapat pro/kontra dari teks
visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber
lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks

Tujuan pembelajaran
• Menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi dengan kata-kata sendiri
• Mengevaluasi isi teks laporan hasil observasi dengan bernalar kritis
• Menemukan makna tersurat dan tersirat dari teks laporan hasil observasi dengan bernalar kritis
• Menjelaskan struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi dengan mandiri
• Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi secara kreatif
• Menyusun ringkasan isi teks laporan hasil observasi dengan kreatif
• Membandingkan isi teks laporan hasil observasi dengan teks lainnya dengan bernalar kritis

Materi TUJUAN PEMBELAJARAN Modul JP


E 2.1 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil 1 2 observasi
dengan kata-kata sendiri
Peserta didik mampu mengevaluasi isi teks laporan hasil observasi 1 2
E 2.1 dengan bernalar kritis
Peserta didik mampu menemukan makna tersurat dan tersirat dari 1 2
E 2.2
teks laporan hasil observasi dengan bernalar kritis
Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan kaidah kebahasaan 1 2
E. 2.2 teks laporan hasil observasi teks laporan hasil observasi dengan
mandiri

E 2.2 Peserta didik mampu menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan 1 2 teks laporan hasil
observasi secara kreatif
Peserta didik mampu menyusun ringkasan isi teks laporan hasil 1 4
observasi dengan kreatif

E 2.2

Pekanbaru, 23 Juli 2021

Guru Bidang Studi

Windy Yolanda, S.Pd Chintia Utami, S.Pd Melda, S.Pd

(……………………) (………………………….) (………………………….)


E 2.3 Peserta didik mampu membandingkan isi teks laporan hasil 1 2
observasi dengan teks lainnya dengan bernalar kritis
Total Prediksi JP 16

Mengetahui
Kepala SMK N 3 Pekanbaru

Hj. Rita Johan, S.Pd.,M.M.


NIP. 197112311993112001
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 1 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X


1. INFORMASI UMUM

A. Identitias Modul

Nama Penyusun : Windy Yolanda, S.Pd Program Keahlian : Semua program keahlian
Chintia Utami, S.Pd
Melda, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMK Negeri 3 Pekanbaru Jumlah Peserta Didik : 36 orang
Alokasi Waktu : 4x45 menit Kelas :X

B. Kompetensi Awal
Capaian Pembelajaran:
Elemen Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi,
Membaca dan
laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi dari teks visual
Memirsa
dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan
gasan
ga
dan perasaan simpati, peduli, empati dan atau pendapat pro/kontra dari
teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai
akurasi dan kualitas data serta
membandingkan isi teks

Kompetensi

Peserta didik mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan dan arahan dari teks
laporan hasil observasi untuk menemukan makna tersurat dan tersirat

Peserta didik menginterpretasi teks laporan hasil observasi

Peserta didik membandingkan isi teks laporan hasil observasi dengan teks lainnya

C. Profil Pelajar Pancasila

Peserta didik akan mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak mulia, bernalar kritis, gotong royong, berkebinekaan global, kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah D. Sarana dan Prasarana
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 2 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Buku cetak Bahasa Indonesia kelas X, Laptop, Powerpoint, alat tulis

E. Target Peserta Didik

• Peserta didik regular : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep yang diberikan
• Peserta didik dengan kesulitan belajar : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep secara berulang
• Peserta didik dengan pencapaian tertinggi: Mengeksplorasi dan mengembangkan materi serta peka konsep
dari berbagai sumber

F. Model Pembelajaran

Discovery Learning
Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi
2. KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran

• Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi dengan kata-kata sendiri
• Peserta didik mampu mengevaluasi isi teks laporan hasil observasi dengan bernalar kritis
• Peserta didik mampu menemukan makna tersurat dan tersirat dari teks laporan hasil observasi dengan
bernalar kritis
• Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi teks
laporan hasil observasi dengan mandiri
• Peserta didik mampu menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi secara
kreatif
• Peserta didik mampu menyusun ringkasan isi teks laporan hasil observasi dengan kreatif
• Peserta didik mampu membandingkan isi teks laporan hasil observasi dengan teks lainnya dengan
bernalar
kritis

B. Pemahaman Bermakna

 Observasi merupakan kegiatan yang tidak pernah terlepaskan dalam kehidupan seseorang

C. Pertanyaan Pemantik

• Pernahkan ananda membaca teks laporan hasil observasi


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 3 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

• Apakah judul teks laporan hasil observasi yang pernah ananda baca?  Pernahkan
ananda pernah melakukan observasi?
D. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 Daring/Luring
1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Peserta didik dan guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama


b. Guru memeriksa kehadiran siswa
c. Guru bersama siswa membahas kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran

2. Kegiatan inti (150 menit)

a. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil obsevasi


b. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang teks laporan hasil observasi
c. Dengan metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan mengenai:
• Definisi teks Laporan Hasil Observasi
• Ciri-ciri teks laporan hasil observasi
d. Peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi kelompok dengan studi pustaka
(browsing dan/ atau mengunjungi perpustakaan) guna mengeksplorasi:
• Definisi teks laporan hasil observasi
• Ciri-ciri teks laporan hasil observasi
e. Setelah peserta didik mendapatkan pemahaman tentang teks laporan hasil observasi, guru menugaskan
peserta didik untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari teks laporan hasil observasi yang dibacanya
agar menemukan makna tersurat dan tersirat dari teks laporan hasil observasi yang sudah dievaluasi
f. Perwakilan dari peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya
g. Peserta didik lain memberikan tanggapan
h. Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan simpulan tentang mengevaluasi teks laporan hasil
observasi

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
b. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran
c. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah
d. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran
e. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama

Pertemuan 2 (Daring/Luring)

1. Kegiatan Awal (15 menit)


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 4 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

a. Peserta didik dan guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama


b. Guru memeriksa kehadiran siswa
c. Guru bersama siswa membahas kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 2. Kegiatan

inti (150 menit)

a. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi

b. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan
hasil observasi

c. Secara berkelompok, guru menugaskan peserta didik untuk menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi yang dibacanya

d. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya

e. Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah disampaikan

f. Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan simpulan tentang struktur dan kebahasaan teks
laporan hasil observasi

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
b. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran
c. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah
d. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran
e. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama

Pertemuan 3 (Daring/Luring)

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Peserta didik dan guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama


b. Guru memeriksa kehadiran siswa
c. Guru bersama siswa membahas kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran

2. Kegiatan inti (150 menit)

a. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi

b. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang menyusun ringkasan isi teks laporan hasil
observasi
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 5 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

c. Secara berkelompok, guru menugaskan peserta didik untuk menyusun ringkasan isi teks laporan hasil
observasi dan membandingkan teks laporan hasil observasi tersebut dengan jenis teks lainnya

d. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya

e. Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah disampaikan
g. Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan ringkasan isi teks laporan hasil observasi dan
perbandingan teks laporan hasil observasi dengan teks lainnya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

• Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
• Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran
• Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah
• Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran  Peserta didik
menutup pelajaran dengan berdoa bersama
E. Asesmen

Sikap

• Teknik Penilaian : observasi


• Instrumen Penilaian Sikap

Jumlah
Profil Pelajar Pancasila Skor

No Nama Siswa Berakhlak Berkebinekaan


Beriman & Gotong
mulia global
bertaqwa royong
(jujur) (menghargai) 1-
1- 4 1-4
1-4 4
1
2
3
4
5

Profil Pelajar Pancasila

Indikator Sikap“Beriman dan bertaqwa”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 6 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

• Saling menghormati, toleransi


• Memelihara hubungan baik dengan esame teman sekelas. Rubrik pemberian skor:
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Berakhlak mulia(jujur)”


• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu • Tidak
nyontek, tidak plagiarism • Terus terang.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Gotong royong”


• Peduli kepada esame
• Saling membantu dalam hal kebaikan • Ramah dengan esame.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut
Indikator sikap “berkebinekaan global (menghargai)”
• Saling menghargai/ toleran
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri. Rubrik
pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

 Pengetahuan
Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Tes Tertulis
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 7 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

1. Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil 1. Ditulis secara lengkap dan 10


observasi sempurna.
2. Bersifat objektif, global, dan
universal.
3. Objek yang akan dibicarakan
atau dibahas adalah objek tunggal.
4. Ditulis berdasarkan fakta sesuai
pengamatan yang telah dilakukan.
5. Informasi teks merupakan hasil
penelitian terkini yang sudah terbukti
kebenarannya.
6. Tidak mengandung
prasangka/dugaan yang menyimpang
atau tidak tepat.
7. Saling berkaitan dengan
hubungan berjenjang antara kelas dan
subkelas yang terdapat di dalamnya.

2. Evaluasilah teks laporan hasil Evaluasi teks 25


observasi berikut lalu temukan Kondisi yang dievaluasi: laporan
makna tersurat dan tersirat dalam tentang ketidakcukupan makanan di
kantin sekolah karena ketidakjujuran
siswa
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 8 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

teks tersebut Alasan: masalah kondisi kantin yang


cukup krusial, belum ada upaya
“Kondisi kantin di sekolah kita saat sekolah untuk mengatasinya.
ini cukup krusial. Mulai dari tidak
adanya pelayan khusus, pasokan Makna tersurat dari teks: kondisi
makanan yang kurang dari supplier, kantin saat ini yang sangat krusial
dan ketidakjujuran siswa untuk dikarenakan tidak adanya kejujuram
membayar makanan yang diambil. siswa
Sebenarnya upaya untuk mengatasi Makna tersirat: sebagai manusia harus
terjadinya hal tersebut sudah ada menanamkan kejujuran dari dalam diri
misalnya dengan membuat jadwal sendiri
piket siswa untuk melayani siswa
dan siswi di sekolah. Namun, tetap
saja ada siswa yang melakukan
halhal yang bertentangan dengan
perikemanusiaan yang
mengakibatkan kurangnya makanan
untuk para siswa yang istirahat
dikloter 2. Padahal kalau siswa
dapat mengedepankan sikap jujur
dan peduli terhadap siswa yang
lain, maka hal tersebut dapat diatasi
seperti di sekolah lain yang sudah
mengedepankan sikap jujur untuk
kantin kejujuran

3. Analisislah struktur dan kaidah Pernyataan umum: (paragraf 1) Orang 30


kebahasaan teks yang berjudul Kanekes atau Orang Badui adalah
kelompok masyarakatadat subetnis
“Mengenal Suku Badui”
Sunda di wilayah kabupaten Lebak,
Banten.

Anggota/aspek yang dilaporkan:


paragraf 2 sampai 5

Kaidah kebahasaan:
1. Kalimat definisi:
Orang Kanekes atau Orang Badui
adalah kelompok masyarakatadat
subetnis Sunda di wilayah kabupaten
Lebak, Banten.
2. Konjungsi:
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 9 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Atau, dan, selain itu, sejak


3. Kalimat simpleks dan kompleks
a. Badui dalam masih memiliki
budaya yang sangat asli
b. Kepercayaan ini memuja arwah
nenek moyang yang pada selanjutnya
kepercayaan mereka mendapat
pengaruh dari Budha dan Hindu

Sinonim: Orang Kanekes atau orang


Badui, pikukuh atau ajaran mereka
Antonim : Badui dalam dan badui
Luar

Data/angka:
Terdiri dari kelompok kecil 3-5 orang
4. Susunlah ringkasan isi teks laporan Orang Kanekes atau Orang Badui 20
hasil observasi “Mengenal Suku adalah kelompok masyarakatadat
subetnis Sunda di wilayah kabupaten
Badui”
Lebak, Banten.
Badui dalam belum mengenal budaya
luar dan terletak di hutan pedalaman.
Karena belum mengenal kebudayaan
luar, suku badui dalam masih memiliki
budaya yang asli. Suku Badui dalam
memiliki kepercayaan yang dikenal
Sunda Wiwitan
Hingga saat ini suku Badui Dalam
tidak mengenal budaya baca tulis.
Badui luar merupakan orang-orang
yang telah keluar dari adat dan
wilayah badui Dalam,
5. Jelaskanlah perbandingan antara Perbandingan Teks Laporan Hasil 15
teks laporan hasil observasi dengan Obervasi dengan teks dskripsi
teks lainnya Pengertian dari teks Laporan Hasil
Observasi adalah merupakan hasil
tulisan atau teks yang menjelaskan atau
membahas sebuah informasi tentang
sebuah objek sesuai dengan fakta yang
ada dan berdasarkan hasil observasi
atau pengamatan yang sudah
dilakukan.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 10 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Sedangkan, untuk teks deskripsi


memiliki pengertian sebuah hasil
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 11 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

tulisan atau paragraf yang menjelaskan


atau menyampaikan sesuatu atau objek
dengan cara memberi gambaran secara
detil, baik tempat, waktu maupun
objeknya itu sendiri.
TOTAL NILAI 100

Instrumen Penilaian Pengetahuan

1. Soal Objektif

Kunci jawaban soal objektif:


Indikator Penilaian soal objektif
Penskoran jawaban dan pengolahan nilai:
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban
Nilai 0 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

Contoh pengolahan nilai objektif

IPK NO SKOR NILAI


SOAL PENILAIAN

1 1. 20

1 2. 20 Nilai perolehan KD
pengetahuan :
1 3. 20
Rata-Rata dari nilai
4. IPK =

5. (60/100)*100 = 60

Jumlah 60

Soal essai
Kunci jawaban Soal essai:

Indikator Penilaian Soal essai

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :


Nilai 25 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 12 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Nilai 20 : Jika jawaban sesuai kunci jawaban.


Nilai 10 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai 5 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.

Contoh pengolahan nilai essai


IPK NO SOAL SKOR NILAI
PENILAIAN

1 1. 30 Nilai perolehan KD
pengetahuan :

Rata-Rata dari nilai


IPK =

(100/100)*100 = 100

F. Pengayaan dan Remedial

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Ulangan Harian Ke :
Tanggal Ulangan Harian :
Bentuk Ulangan Harian :
Materi Ulangan Harian :
(KD / Indikator) :
KKM :

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dts
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 13 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Pengayaan dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik sudah mencapai
dan melebihi KKM,tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar yang dicapai
dan atau peserta didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan lemabar kerja mandiri
untuk tugas yang tersetruktur. Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 14 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

“Kondisi kantin di sekolah kita saat ini cukup krusial. Mulai dari tidak adanya pelayan khusus,
pasokan makanan yang kurang dari supplier, dan ketidakjujuran siswa untuk membayar makanan
yang diambil. Sebenarnya upaya untuk mengatasi terjadinya hal tersebut sudah ada misalnya
dengan membuat jadwal piket siswa untuk melayani siswa dan siswi di sekolah. Namun, tetap
saja ada siswa yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perikemanusiaan yang
mengakibatkan kurangnya makanan untuk para siswa yang istirahat dikloter 2. Padahal kalau
siswa dapat mengedepankan sikap jujur dan peduli terhadap siswa yang lain, maka hal tersebut
dapat diatasi seperti di sekolah lain yang sudah mengedepankan sikap jujur untuk kantin
kejujuran.

 Evaluasilah teks laporan hasil observasi berikut lalu temukan makna tersurat dan
tersiratnya

Mengenal Suku Badui

Orang Kanekes atau orang Badui/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda
di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah satu
suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar itulah salah satu keunikan Suku Badui. Sehingga
wajar mereka sangat menjaga betul 'pikukuh' atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan
kebudayaan.

Badui Dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di hutan pedalaman. Karena belum
mengenal kebudayaan luar, suku Badui Dalam masih memiliki budaya yang sangat asli: Mereka
dikenal sangat taat mempertahankan adat istiadat dan warisan nenek moyangnya. Mereka
memakai pakaian yang berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok. Pakaian
suku Badui Dalam pun tidak berkancing atau kerah. Uniknya, semua yang dipakai suku Badui
Dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para perempuan yang bertugas
membuatnya. Mereka dilarang memakai pakaian modern. Selain itu, setiap kali bepergian,
mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak memakai alas kaki dan terdiri dari kelompok
kecil berjumlah 3-5 orang. Mereka dilarang menggunakan perangkat teknologi, seperti HP da
TV. Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda Wiwitan (sunda: berasal dari suku
sunda, Wiwitan : Asli). Kepercayaan ini memuja arwah nenek moyang (animisme) yang pada
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 15 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

selanjutnya kepercayaan mereka mendapat pengaruh dari Budha dan Hindu. Kepercayaan suku
ini merupakan refleksi kepercayaan masyarakat sunda sebelum masuk agama Islam. Hingga
saatini, suku BaduiDalam tidakmengenal budayabaca tulis. Yangmereka tahu, ialah aksara
Hanacaraka (aksara Sunda). Anak-anak suku Badui dalam pun tidak bersekolah, kegiatannya
hanya sekitar sawah dan kebun, Menurut meraka inilah cara mereka melestarikan adat
leluhurnya. Meskipun sejak pemerintahan Soeharto sampai sekarang sudah diadakan upaya
untuk membujuk mereka agar mengizinkan pembangunan sekolah, tetapi mereka selalu
menolak. Sehingga banyak cerita atau sejarah mereka hanya ada di ingatan atau cerita lisan saja.
Badui luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Badui Dalam. Ada
beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Badui Dalam ke Badui Luar. Pada
dasarnya, peraturan yang ada di Badui luar dan Badui dalam itu hampir sama, tetapi Badui luar
lebih mengenal teknologi dibanding Badui Dalam.

• Analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks yang berjudul “Mengenal Suku Badui”

• Susunlah ringkasan isi teks laporan hasil observasi “Mengenal Suku Badui”
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 16 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Definisi Teks Laporan Hasil Observasi

Teks hasil observasi adalah laporan berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan
pada hasil kegiatan observasi.

Ciri-ciri Teks LHO

Dilansir dari Mengenal Jenis-jenis Teks (2019), teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri:
Harus mengandung fakta Bersifat obyektif Ditulis lengkap dan menyeluruh, tidak memasukkan
aspek menyimpang, mengandung prasangka, atau keberpihakan Disajikan secara menarik, jelas,
dan logis.

Struktur Teks LHO

Teks laporan hasil observasi mempunyai struktur sebagai berikut.

1. Pernyataan umum, berupa definisi.

Pernyataan umum (klasifikasi, yang biasanya berupa definisi, terdapat pada paragraf pertama.
Pernyataan ini menyampaikan hal-hal umum yang selanjutnya diperinci ke dalarn paragraf
berikutnya.

2. Aspek yang dilaporkan, berupa deskripsi.

Deskripsi yang terdapat pada paragraf ini menjelaskan aspek yang dilaporkan dalam teks dengan
perbedaan di setiap paragraf. Kaidah Kebahasaan Teks LHO

1.Menggunakan kalimat definisi.

Contoh: Buah semangka adalah buah yang sangat populer di Indonesia.

2.Menggunakan konjungsi atau kata sambung.

Contoh:

Di samping itu, antioksidan ini juga memiliki manfaat antiradang yang menyehatkan jantung
serta pembuluh darah.

3. Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks.


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 17 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Kalimat simpleks adalah kalimat yang menggunakan satu verba dan menyatakan aksi (peristiwa
atau keadaan). Kalimat ini dapat disebut kalimat tunggal.

Contoh:

Kemudian semangka juga mengandung vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan
kekebalan tubuh.

Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari dua struktur atau lebih dengan dua verba.

Contoh:

Dengan kandungan air 92 persen, semangka membantu kita kenyang lebih lama serta mengisi
kebutuhan cairan di tubuh kita.

4. Menggunakan sinonim/antonim.

Contoh: Vitamin ini membantu memproduksi kolagen yang melindungi tubuh atau badan.

5. Menggunakan data (angka).

Contoh: Dengan kandungan air 92 persen, semangka membantu kita kenyang lebih lama serta
mengisi kebutuhan cairan di tubuh kita. Kandungan kalorinya pun terhitung rendah, 42 per
mangkuk sehingga tak membuat gemuk.

Mengevaluasi Teks LHO

Dari segi makna, teks LHO mempunyai makna tersurat dan tersirat. Makna tersurat diperoleh
dari memaknai isi teks dengan memperhatikan segi pemilihan kata, struktur, dan dialog yang
dibawakan tokoh-tokohnya. Sementara itu, makna tersirat diperoleh dari latar belakang adanya
teks tersebut. Selain itu nilai didik dalam teks berkaitan juga dengan makna tersirat.

Cara mengevaluasi teks Laporan Hasil Observasi:

• Sampaikanlah evaluasi secara objektif dengan tujuan memperbaiki dan bukan didasarkan
atas pertimbangan subjektif

• Sertakanlah alasan dan bukti-bukti yang kuat serta meyakinkan sehingga penulis bisa
menyadari kekurangannya

• Sampaikanlah evaluasi dengan kalimat yang efektif. Inti permasalahannya masih bisa
ditangkap dengan mudah oleh orang yang bersangkutan
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 18 dari 2
Tanggal Berlaku 1 September 2018

C. GLOSARIUM
Observasi Peninjauan secara cermat
Evaluasi Melakukan penilaian
Objektif Tidak memihak/apa adanya
Konjungsi Kata sambung
Simpleks Kalimat yang menggunakan satu verba
Kompleks Kalimat yang terdiri dari dua struktur atau
lebih
Sinonim Persamaan makna kata
Antonim Lawan makna kata
Deskripsi Menggambarkan tentang sesuatu hal
D. DAFTAR PUSTAKA
Yustinah. 2016. Produktif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Pekanbaru, 23 Juli 2021

Guru Bidang Studi

Windy Yolanda, S.Pd Chintia Utami, S.Pd Melda, S.Pd

(……………………) (………………………….) (………………………….)

Mengetahui

Kepala SMK N 3 Pekanbaru

Hj. Rita Johan, S.Pd.,M.M.


NIP. 197112311993112001
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

FASE E Tujuan Pembelajaranan


dimulai Tujuan Pembelajaranan Mendesain dan mengevaluasi Tujuan Pembelajaranan
kelas X Menjelaskan fenomena secara ilmiah penyelidikan ilmiah Menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah

FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002


semester 1
Status Revisi 02 FASE F
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 1 dari 3 dimulai
Tanggal Berlaku 1 September 2018 kelas XI
semester 1

Capaian Pembelajaran
Kompetensi yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa
diakhir fase F
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 3
Tanggal Berlaku 1 September 2018

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah


( E.1 )
E 1.1 E 1.2 E 1.3
E 1.4
Makhluk hidup dan zat dan Energi dan
Bumi dan Antariksa
lingkungannya perubahannya Perubahannya

E1.7 E1.6
E1.6 E1.5
E1.7 Interaksi,
Perilaku Ekonomi dan Interaksi, Keruangan dan
Perilaku Ekonomi dan Komunikasi,Sosiali
Komunikasi,Sosiali konektivitas antar
Kesejahteraan sasi,
sasi, Institusi
Institusi ruang dan waktu
Kesejahteraan Sosial,
Sosial, dan
dan
Dinamika
Dinamika Sosial
Sosial dan waktu
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 1 dari 3
Tanggal Berlaku 1 September 2018

TUJUAN PEMBELAJARAN

Jenjang/ Kelas Fase E


Elemen/Domain Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah

Capaian Pada akhir fase E, Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena Pembelajaran


yang terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti makhluk hidup dan
lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa;
keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi
sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Tujuan pembelajaran
• Menceritakan secara menyeluruh fenomena fenomena alam yang terjadi
dilingkungan sekitar dengan kata kata sendiri dan kreatif
• Mengklasifikasi zat dan perubahannya dengan benar dan kritis
• Menjelaskan energy dan perubahannya sesuai dengan hukum perubahan energy
dengan tepat dan benar.
• Menjelaskan dengan kalimat sendiri tentang struktur bumi dan antariksa dengan penuh
semangat dan percaya diri
• Menceritakan dengan kalimat sendirin tentang kondisi social dan lingkungan alam dalam
konteks lokal dan regional, nasional, hingga global
• Menjelaskan dengan kreaatif tentang interaksi dan institusi sosial, peluang dan
tantangannya
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 3
Tanggal Berlaku 1 September 2018

• Menganalisis keterkaitan tentang peran diri, masyarakat serta Negara sebagai


perilaku ekonomi dan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan bersama dengan
kritis dan rasa kebhinekaan
Materi TUJUAN PEMBELAJARAN Modul JP E1.1 Makhluk hidup dan lingkungannya 1
24
E.1.1.1 Peserta didik mampu menjelaskan fenomena fenomena yang terjadi
dilingkungan sekitarnya antara makhluk hidup yang terdiri
dari manusia, tumbuhan dan hewan
E.1.1.2 Peserta didik mampu menjelaskan fenomena fenomena yang terjadi
dilingkungan sekitarnya baik berupa tanah air dan energi
E.1.13 Peserta didik mampu menjelaskan hubungan makhluk hidup
dan lingkungannya sebagai individu - populasi - komunitas - ekosistem -
biosfer

E.1.1.4 Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah yang terdapat


pada ekosistem ditingkat lokal dalam perspektif global
E.1.1.5 Peserta didik mampu menganalisis upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah yang terdapat pada
ekosistem ditingkat lokal dalam perspektif global
E1.2 zat dan perubahannya 1 30
E.1.2.1 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian besaran dan
pengukuran
E.1.2.2 Peserta didik mampu menggunakan dan membaca alat ukur
E.1.2.3 Peserta didik mampu menjelaskan berbagai jenis dan sifat zat
secara kimia
E.1.2.4 Peserta didik mampu menjelaskan berbagai jenis dan sifat zat
secara fisika
E.1.2.5 Peserta didik mampu membedakan jenis dan sifat zat secara
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 3 dari 3
kimia dan fisika
E.1.2.6 Peserta didik mampu menjelaskan ciri ciri perubahan kimia
E.1.2.7 Peserta didik mampu menjelaskan ciri ciri perubahan fisika
E.1.2.8 Peserta didik mampu menjelaskan klasifikasi materi ( unsur,
senyawa dan campuran)
E.1.2.9 Peserta didik mampu mengklasifikasikan unsur senyawa
campuran dalam kehidupan sehari-hari dari perspektif
ekonomi, sosial.
E1.3 Energi dan Perubahannya 1 30
E1.3.1 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian energi
E1.3.2 Peserta didik mampu menjelaskan perubahan energy
(perubahan energi kimia, listrik, panas dan mekanik
serta energi terbarukan.)
E1.3.3 Peserta didik mampu menghitung penggunaan energy listrik
dalam kehidupan sehari hari
E1.3.4 Peserta didik mampu melakukan aksi untuk penggunaan energi
secara berkelanjutan.
E1.4 Bumi dan Antariksa 1 24
E1.4.1 Peserta didik menjelaskan tentang struktur bumi
E1.4.2 Peserta didik menjelaskan akibat pergerakan lempeng bumi
E1.4.3 Peserta didik menjelaskan system tata surya
E1.4.4 Peserta didik menceritakan akibat rotasi bumi bumi
E1.4.5 Peserta didik menjelaskan akibat revolusi bumi
E1.4.6 Peserta didik mengidentifikasi dampak bencana akibat pergerakan
bumi
E1.4.2 Peserta didik menalar upaya yang dilakukan untuk mengatasi
bencana yang diakibatkan oleh pergerakan bumi
Total prediksi JP 60
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 4 dari 3
Tanggal Berlaku 1 September 2018

108
Total prediksi JP
E1.5 Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu 1 12

E1.6 Interaksi, Komunikasi,Sosialisasi, Institusi dan 1 12


Sosial, Dinamika Sosial

E1.7 Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan 1 12

Total prediksi JP 108


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001

Status Revisi 02
MODUL AJAR Halaman 1 dari 18
Tanggal Berlaku 1 September 2018

MODUL AJAR

PROGRAM KEAHLIAN PARIWISATA & EKONOMI


KREATIF

MAPEL
IPAS
Disusun Oleh

TIM IPAS

SMK NEGERI 3 PEKANBARU


DINAS PENDIDIKAN RIAU
2021
1. INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL

Nama : TIM IPAS Program Keahlian :


Asal Sekolah : SMK Negeri 3 Pekanbaru Jumlah Pesdik : Orang

Alokasi Waktu : 18 JP ( 1 JP = 45 menit) Kelas :X

B. KOMPETENSI AWAL

ELEMEN
1. Menjelaskan fenomena secara
ilmiah

2. Mendesain dan mengevaluasi


penyelidikan ilmiah

3. Menerjemahkan data dan


buktibukti secara ilmiah

CAPAIAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan
perubahannya;
energi dan

perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan

konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi,

sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik juga
mengaitkan
fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan teknis
pada bidang keahliannya.
KOMPETENSI
• Peserta didik mampu menjelaskan pengertian energi
• Peserta didik mampu menjelaskan perubahan energy (perubahan energi kimia, listrik,
panas dan mekanik serta energi terbarukan.)
• Peserta didik mampu menghitung penggunaan energy listrik dalam kehidupan sehari hari 
Peserta didik mampu melakukan aksi untuk penggunaan energi secara
berkelanjutan.

C.

PROFIL PELAJAR PANCASILA: D. SARANA DAN PRASARANA


Peserta didik akan mengembangkan kemampuan Jaringan Internet, gawai, laptop, infocusmedia beriman bertaqwa
kepada Tuhan YME dan cetak (brosur, Koran, majalah), pengolah presentasi berakhlak mulia bernalar kritis,
kreatif, (power point, canva dll), Alat tulis semangat, antusias, sopan dan mandiri dalam menyelesaikan masalah

E. TARGET PESERTA DIDIK



Peserta didik regular : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep yang diberikan

Peserta didik dengan kesuliatan belajar : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep secara berulang

Peserta didik dengan pencapaian tertinggi : mengeksplorasi dan mengembangkan materi serta peka konsep
dari berbagai sumber

F. MODEL PEMBELAJARAN:
Discovery Learning
Metode : Diskusi, presentasi, eksplorasi
2. KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Menjelaskan energy dan perubahannya sesuai dengan hukum perubahan energy dengan tepat

dan benar.

1. Menjelaskan pengertian energi dengan kata -kata sendiri


2. Menjelaskan perubahan energy (perubahan energi kimia, listrik, panas dan mekanik serta
energi terbarukan.) dengan penuh percaya dir i
3. Menghitung penggunaan energy listrik dalam kehidupan sehari hari dengan benar dan
tepat
4. Melakukan aksi untuk penggunaan energi secara berkelanjutan secara kreatif

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
• Energi sangat dibutuhkan dan berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari
• Persediaan energi yang mulai terbatas di bumi
• Penemuan energi terbarukan sudah banyak muncul dalam kehidupan

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Tahu kamu apa yang dimaksud dengan energi
Energi dan perubahan energi apa saja yang kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari ?
Pernahkah kamu memasak nasi dengan rice cooker ?
Bisakah kamu sebutkan perubahan energi apa yang terjadi pada saat kamu memasak nasi?
Pernahkah kamu mendengar energi terbarukan?
Taukah kamu perbedaan antara energi tak terbarukan dan energi terbarukan serta contohnya?
Pernahkah kamu menghitung energi listrik yang kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari
Bagaimana cara kamu memanfaatkan energi saat ini ?

2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan


kehadiran bersama dengan guru.
3. Peserta didik melakukan ice breaking sesuai dengan
jadwal piket setiap hari secara
bergilir.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam
pembelajaran daring dan
Pertemuan 1 Daring/Luring 270 Menit luring.
5. Peserta didik diberikan penjelasan bahwa selama tiga
1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama. kali pertemuan ke depan akan mengikuti
pembelajaran secara daring dan/atau luring, dan materi hari pertanyaan yang telah diidentifikasi tentang
ini adalah tentang energi dan perubahan energi
kemampuan yang mendasari seluruh jenis kegiatan - Pengolahan Data (Peserta didik berdiskusi
pembelajaran di IPAS. Dengan tentang energi dan perubahan energi
demikian wajib dikuasai Peserta didik dan diminta untuk - Pembuktian (Peserta didik
fokus dan menyiapkan catatan menyampaikan/menyajikan hasil diskusi yang
apabila dibutuhkan. berkaitan dengan energi dan perubahan energi
6. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan - Menarik Kesimpulan (Peserta didik
pemantik: menyimpulkan tentang energi dan perubahan
• Tahu kamu apa yang dimaksud dengan energi)
energi - serta refleksi dari guru tentang energi dan
perubahan energi
• Energi dan perubahan energi apa saja yang
kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari
?
• Pernahkah kamu memasak nasi dengan rice
cooker ?
• Bisakah kamu sebutkan perubahan energi apa
Refleksi
yang terjadi pada saat kamu memasak nasi?
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam
Kegiatan Penutup (30 Menit) kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
1. Peserta didik dapat melakukan/memberikan diidentifikasi pada kegiatan
penilaian baiknarasi/gambar/emotikon dalam bentuk pembelajaran?
tertentu untuk 4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
menunjukkan pemahaman tentang topik hari ini.
2. Peserta didik dapat menuliskan pertanyaan yang
baik?
ingin diketahui lebih lanjut dalam kolom komentar. 5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
3. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
dihadapi selama mengerjakan.
tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
4. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari 7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
guru. menuntaskan kompetensi?
Pertemuan 2 Daring/Luring 270 Menit

Kegiatan Pendahuluan ( 40 Menit)

1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa


bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan
pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.
Kegiatan Inti (200 Menit) 3. Peserta didik melakukan ice breaking sesuai
dengan jadwal piket setiap hari secara bergilir.
- Menstimulus ( Guru memberikan gambar atau video
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas
yang berkaitan fenomena fenomena alam yang tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam
berhubungan dengan Energi dan perubahannya) pembelajaran daring dan luring.
- Identifikasi Masalah (Peserta didik mengidentifikasi
5. Peserta didik diberikan penjelasan bahwa
energi dan perubahan dengan pertanyaan yang selama dua kali pertemuan ke depan akan
berkaitan dengan gambar/video) mengikuti pembelajaran secara daring dan/atau luring,
- Pengumpulan data (Peserta didik mengumpulkan dan materi hari ini adalah kemampuan yang mendasari
informasi yang sesuai /relevan untuk menjawab seluruh jenis kegiatan pembelajaran di IPAS. Dengan
demikian wajib dikuasai Peserta didik dan diminta untuk dan energi terbarukan dan bagaimana memperoleh
fokus dan menyiapkan catatan apabila dibutuhkan. energi tersebut)
6. Peserta didik akan menyaksikan demonstrasi dari - Menarik Kesimpulan (Peserta didik menyimpulkan
guru tamu tentang energi tak terbarukan dan energi tentang energi tak terbarukan dan energi terbarukan
terbarukan. dan bagaimana memperoleh energi tersebut)
7. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan - refleksi dari guru tentang energi tak terbarukan dan
pemantik: energi terbarukan dan bagaimana memperoleh energi
• Pernahkah kamu mendengar energi tersebut
terbarukan?
• Taukah kamu perbedaan antara
energi tak terbarukan dan energi terbarukan
serta contohnya?

Refleksi
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
Kegiatan Penutup (30 Menit) 2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
1. Peserta didik dapat melakukan/memberikan penilaian pembelajaran?
baik dalam bentuk narasi/gambar/emotikon tertentu 3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
untuk diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
menunjukkan pemahaman tentang topik hari ini. 4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
2. Peserta didik dapat menuliskan pertanyaan yang ingin ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
diketahui lebih lanjut dalam kolom komentar.
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
3. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dalam kegiatan pembelajaran ini?
dihadapi selama mengerjakan. 6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
4. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
guru. 7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
Pertemuan 3 Daring/Luring 270 Menit

Kegiatan Pendahuluan ( 40 Menit)

1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa


bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan
Kegiatan Inti (200 Menit) pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.
3. Peserta didik melakukan ice breaking sesuai
- Menstimulus ( Guru memberikan gambar atau video yang dengan jadwal piket setiap hari secara
berkaitan dengan energi tak terbarukan dan energi bergilir.
terbarukan ) 4. Peserta didik bersama dengan guru membahas
- Identifikasi Masalah (Peserta didik mengidentifikasi/ tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam
mengklasifikasikan mengidentifikasi energi tak terbarukan pembelajaran daring dan luring.
dan energi terbarukan i yang berkaitan dengan 5. Peserta didik diberikan penjelasan bahwa
gambar/video) selama dua kali pertemuan ke depan akan
- Pengumpulan data (Peserta didik mengumpulkan informasi mengikuti pembelajaran secara daring dan/atau luring,
yang sesuai /relevan untuk menjawab pertanyaan yang dan materi hari ini adalah
telah diidentifikasi yaitu energi tak terbarukan dan energi kemampuan yang mendasari seluruh jenis kegiatan
terbarukan dan bagaimana memperoleh energi tersebut pembelajaran di IPAS. Dengan
- Pengolahan Data (Peserta didik berdiskusi tentang energi demikian wajib dikuasai Peserta didik dan diminta
untuk fokus dan menyiapkan catatan apabila
tak terbarukan dan energi terbarukan dan bagaimana
dibutuhkan.
memperoleh energi tersebut)
- Pembuktian (Peserta didik menyampaikan/menyajikan 6. Peserta didik akan menyaksikan demonstrasi
hasil diskusi yang berkaitandengan energi tak terbarukan dari guru tamu tentang fusion dan gastronomi
mulekular.
7. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan - Pengolahan Data (Peserta didik berdiskusi
pemantik: tentang perhitungan energi serta pemanfaatan
• Pernahkah kamu menghitung energi listrik energi dalam kehidupan)
yang kamu gunakan dalam kehidupan sehari- - Pembuktian (Peserta didik
hari menyampaikan/menyajikan hasil diskusi yang
• Bagaimana cara kamu memanfaatkan energi saat berkaitand engan perhitungan energi serta
pemanfaatan energi dalam kehidupan)
ini ?
- Menarik Kesimpulan (Peserta didik
menyimpulkan tentang perhitungan energi
serta pemanfaatan energi dalam kehidupan)
- refleksi dari guru tentang dampak perhitungan
energi serta pemanfaatan energi dalam
kehidupan
Kegiatan Penutup (30 Menit)
1. Peserta didik dapat melakukan/memberikan penilaian
baik dalam bentuk narasi/gambar/emotikon tertentu untuk
menunjukkan pemahaman tentang topik hari ini.

2. Pesertayang ingin dik didik dapatetahui lebih lanjut dalam

Refleksi
menuliskan pertanyaan kolom komentar. 1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam
3. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi
kegiatan pembelajaran?
selama mengerjakan.
3. Apa saja kesulitan siswa yang
4. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
dapat diidentifikasi pada kegiatan
Kegiatan Inti (200 Menit) pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki
- Menstimulus ( Guru memberikan gambar atau
kesulitan ketika berkegiatan dapat
video yang dengan perhitungan energi serta
teratasi dengan baik?
pemanfaatan energi dalam kehidupan)
5. Apa level pencapaian rata-rata
- Identifikasi Masalah (Peserta didik siswa dalam kegiatan
mengidentifikasi/ mengklasifikasikan pembelajaran ini?
mengidentifikasi perhitungan energi serta 6. Apakah seluruh siswa dapat
pemanfaatan energi dalam kehidupan yang dianggap tuntas dalam
berkaitan dengan gambar/video) pelaksanaan pembelajaran?
- Pengumpulan data (Peserta didik mengumpulkan 7. Apa strategi agar seluruh siswa
informasi yang sesuai /relevan untuk menjawab dapat menuntaskan kompetensi?
pertanyaan yang telah diidentifikasi perhitungan
energi serta pemanfaatan energi dalam kehidupan

E. ASESMEN

Sikap
• Teknik Penilaian : observasi
• Instrumen Penilaian Sikap
Jumlah
Profil Pelajar Pancasila Skor

No Nama Siswa Berakhlak Berkebinekaan


Beriman & Gotong
mulia global
bertaqwa 1- royong
(jujur) (menghargai) 14
4 1-4
1-4
1
2
3
4
5

Profil Pelajar Pancasila


Indikator Sikap“Beriman dan bertaqwa”:
• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas. Rubrik pemberian skor:
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut • 1 = jika peserta didik
melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Berakhlak mulia(jujur)”


• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu • Tidak nyontek, tidak
plagiarism
• Terus terang.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Gotong royong”


• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Ramah dengan sesama.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut • 1 = jika peserta didik
melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “berkebinekaan global (menghargai)”


• Saling menghargai/ toleran
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut • 1 = jika peserta didik
melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.
Pengetahuan
 Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Tes Tertulis
No Soal Kunci Jawaban Skor

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Energi adalah kemampuan untuk melakukan 10


energi dan jenis-jenis energi? usaha atau kerja. Energi memiliki sifat khas yaitu
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, namun dapat berubah dari satu
bentuk energi kebentuk energi lainnya.
2. Sebutkan 5 contoh perubahan • Energi listrik berubah menjadi energi 15
energi dalam kehidupan cahaya, contoh: lampu
seharihari? • Energi listrik berubah menjadi energi
kalor, contoh: setrika, solder, dan kompor
• Energi listrik berubah menjadi energi
mekanik, contoh: motor tape
• Energi listrik berubah menjadi energi
kimia, contoh: peristiwa pengisian accu,
peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam
dengan logam lain)
3. Sebutkan 3 contoh dari energi tak Energi Tak terbarukan ( Minyak bumi,Gas alam, 10
terbarukan dan energi terbarukan? Batubara,Nuklir)
Energi terbarukan ( matahari,Angin, Panas
Bumi,Biomassa, Penghematan Energi)

4. Hitung energi kinetik sebuah benda EK = 1/2 (m) (v^2) 10


bermassa 60 kg yang dilemparkan EK = 1/2 (60) (4^2)
dengan kelajuan awal sama dengan EK = 480 J
nol dan kelajuan saat benda
bergerak 4 m/s
5. Sebuah batu memiliki massa 2 kg EP = m.g.h 10
dijatuhkan dari ketinggian 20 meter. EP = 2.10.20
Hitunglah energi potensial batu EP = 400 J
tersebut! (Percepatan gravitasi 10
m/s^2)
6. Batu bermassa 2 kg jatuh bebeas dari ΔEp = mgh2 – mgh1 15
ketinggian 20 m di atas tanah. = mg(h2 – h1)
Tentukan perubahan energi = (2 kg)(10 ms^-2)(5 m – 20 m)
potensial yang dilakukan gaya berat = 300 J
batu tersebut pada saat mencapai
ketinggian 5 m di atas tanah!

7. Buah kelapa jatuh dari pohon pada EMA = EMB 20


ketinggian 4 meter, berapakah EPA + EKA = EPB + EKB
kecepatan buah kelapa di posisi B? m . g . hA + 0 = m . g . hB + 1/2m . VB2
dengan g =10 m/s2 1/2m . VB2 = m . g . hB – m . g . hA
½ VB2 = g(hA – hB)
VB2 = 2g(hA – hB)
VB = √2g(hA – hB)
VB = √2 .10(4 – 2)
VB
VB
8. Tuliskan 3 cara dalam pemanfaatan • Energi sebagai penerangan 10
energi dalam kehidupan seharihari? • Energi sebagai sarana transportasi
• Energi sebagai fotosintesis
• Energi sebagai alat komunikasi
• Energi sebagai alat olahraga
• Energi sebagai penggerak tubuh

Total Nilai 100

 Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Soal Objective
Kunci Jawaban soal objective :
Indikator Penilaian Soal Objective:
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban
Nilai 0 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.

Contoh pengolahan nilai Objective


IPK NO SKOR NILAI
SOAL PENILAIAN
1 1. 30
1 2. 30 Nilai perolehan KD
1 3. 40 pengetahuan :
1 4. 0 Rata-Rata dari nilai
2 5. 20 IPK =
Jumlah 60 (60/100)*100 = 60

2. Soal essai
Kunci jawaban Soal essai:
Indikator Penilaian Soal essai
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban.
Nilai 15 : Jika jawaban sesuai kunci jawaban.
Nilai 10 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban. Nilai 5
: Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.

Contoh pengolahan nilai essai


IPK NO SOAL SKOR NILAI
PENILAIAN
1 1. 30 Nilai perolehan KD
1 2. 30 pengetahuan :
2 3. 40 Rata-Rata dari nilai
Jumlah 100 IPK =
(100/100)*100 = 100

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Remedial dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik belum mencapai
KKM

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : Kelas/Semester :
Mata Pelajaran : Ulangan Harian Ke
: Tanggal Ulangan Harian :
Bentuk Ulangan Harian :
Materi Ulangan Harian : (KD /
Indikator) :
KKM :

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dts

Pengayaan dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik sudah mencapai dan
melebihi KKM,tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar yang dicapai dan atau peserta
didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan lemabar kerja mandiri untuk tugas yang
tersetruktur. Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi 4. Mengamati langsung
tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


1. Mengamati gambar dibawah ini, kemudian jelaskan proses energi apa saja yang terdapat pada kegiatan
tersebut?

................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................ ...................................................
.............................................................
................................................................................................................ ...................................................
.............................................................
2. Lakukanlah dan jawablah pertanyaan kegiatan dibawah ini ?
B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK RINGKASAN

MATERI
ENERGI DAN PERUBAHANNYA
Manusia, hewan, dan tumbuhan pada saat melakukan aktivitasnya selalu memerlukan energi.
Energi yang digunakan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari berbagai makanan dan minuman
yang dikonsumsinya. Mesin-mesin dan alat elektronik dapat beroperasi jika ada energi yang
menggerakkannya. Energi yang digunakan mesin mobil berasal dari bahan bakar berupa bensin, solar,
atau dapat juga berupa bahan bakar bentuk lainnya; sedangkan alat elektronik dapat beroperasi jika ada
sumber energi listrik. Energi yang dimiliki mesin digunakan untuk melakukan usaha, misalkan mesin
mobil digunakan untuk menggerakkan roda sehingga mobil dapat bergerak. Mobil dapat bergerak karena
adanya perubahan energi, yaitu dari energi kimia yang berasal dari bahan bakar berubah menjadi energi
gerak yang dihasilkan oleh mesin.
Bentuk - Bentuk Energi Energi yang dimiliki oleh suatu benda bisa bermacam-macam bentuk,
diantaranya energi kinetik, energi potensial, energi mekanik, energi panas, energi listrik, energi kimia,
dan energi nuklir.
1. Energi Kinetik Jika kita perhatikan seseorang yang sedang berlari, maka posisi orang tersebut akan
berubah setiap detiknya, perubahan posisi ini menunjukkan bahwa orang itu memiliki energi. Energi
yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut energi kinetik. Besar kecilnya energi kinetik suatu
benda bergantung kepada massa dan kelajuan benda tersebut. Secara matematis energi kinetik
dirumuskan sebagai

dimana Ek = energi kinetik (joule) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s)

2. Energi Potensial Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya
atau kondisinya. Energi potensial memiliki beberapa bentuk diantaranya: energi potensial gravitasi,
energi potensial pegas, energi potensial listrik, dan lain-lain. a. Energi Potensial
dimana m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s2 ) h = ketinggian benda (m)

b. Energi Potensial Pegas

dimana : Ep = energi potensial pegas (joule) k = konstanta pegas (N/m) x = perubahan panjang pegas
(m)

3. Energi Mekanik Sebuah benda yang sedang jatuh bebas sekaligus memiliki dua buah energi, yaitu
energi kinetik dan energi potensial gravitasi. Penjumlahan kedua energi tersebut dinamakan energi
mekanik. Besarnya energi mekanik yang dimiliki oleh suatu benda pada setiap perubahan posisi selalu
tetap. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi mekanik. Artinya jika pada suatu posisi
energi potensial yang dimiliki benda maksimal, maka pada posisi tersebut energi kinetiknya minimal.
Sebaliknya jika pada saat posisi energi kinetik maksimal, maka energi potensialnya minimal

Perubahan Energi Listrik Dari sekian banyak bentuk energi yang kita ketahui, energi listrik
merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena energi listrik
adalah energi yang mudah diubah ke bentuk energi yang lain. Perubahan energi listrik menjadi energi
bentuk lain, misalnya:
• Energi listrik berubah menjadi energi cahaya, contoh: lampu
• Energi listrik berubah menjadi energi kalor, contoh: setrika, solder, dan
kompor
• Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, contoh: motor tape
• Energi listrik berubah menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian
accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain)

Sumber Energi Tak Terbaharui Sumber energi tidak terbaharui (nonrenewable) didefinisikan
sebagai sumber energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang singkat,
bukan proses berkelanjutan. Sumber energi tak terbaharui diperoleh dari perut bumi dalam bentuk cair,
gas, dan padat. Sumber energi tak terbaharui diantaranya: minyak bumi, gas alam, propane, batubara, dan
uranium. Saat ini, minyak bumi adalah satu-satunya bahan bakar fosil bentuk cair yang diperjual belikan.
Bahan bakar fosil yang berbentuk gas adalah gas alam dan propane, sementara yang berbentuk padat
adalah batubara. Batubara, minyak bumi, gas alam, dan propane disebut bahan bakar fosil karena
dibentuk dari sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun yang lalu. Uranium adalah bahan
bakar berbentuk padat, tetapi uranium tidak termasuk bahan bakar fosil.

Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui) Sumber energi alternatif adalah sumber energi
sebagai pengganti sumber energi tak terbaharui. Semua sumber energi terbaharui termasuk sumber energi
alternatif. Sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat dengan
cepat diisi kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Berikut ini adalah yang termasuk sumber energi
terbaharui, yaitu: matahari, angin, air, biomassa, dan panas bumi.

C. GLOSARIUM

Biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang terbuat dari minyak


tumbuh-tumbuhan, seperti sawit, kelapa, atau jarak pagar.

Biogas Gas metana yang terbentuk karena proses fermentasi secara


anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut
juga bakteri anaerobik.

Biomasa bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang.


Energi kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja
Energi kinetik energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak.
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya
atau kondisinya

Energi potensial gravitasi energi yang tersimpan dalam sistem hasil interaksi gravitasi antara
benda dan Bumi.

Energi potensial elastis energi yang tersimpan dalam benda-benda elastis.


Energi listrik energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik.
Energi kimia energi yang tersimpan dalam persenyawaan kimia.
Energi nuklir energi yang dihasilkan dari perubahan massa nuklir.
D. DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, 2006, Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik dalam upaya
Penghematan bahan bakar Pembangkit dan Energi, Fakultas Teknik Undip: Semarang.

Brian Yuliarto, Energi Surya: Alternatif Sumber Energi Masa Depan di Indonesia,
www.beritaiptek.com.
Kandi, dan Yamin Winduono. 2012. Energi dan Perubahannya. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) : Bandung
Kanginan, M., 1995, Fisika 2000 Jilid 2C, Jakarta: Erlangga.
Kompas.com

Pekanbaru, 23 Juli 2021

Guru IPAS

Purnamawati,S.Pd.,MM Misdamayanti,S.Pd.,MM Sri Ramadela Putri,S.Si


NIP.197110031995122001 NIP.197610152014072004

Mengetahui, Kepala Sekolah


Hj. Rita Johan,S.Pd.,MM NIP. 197112311993112001

LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK

A. Asesmen Non Kognitif


1. Coba amati lingkungan rumahmu saat ini, lalu pilih emoji berikut yang mewakili
perasaanmu.

A B C

2. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada semangat
belajarmu?
3. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan
belajar di rumah?
4. Apa yang kamu rasakan saat mengunjungi salon kecantikan lalu melihat kondisi yang tidak
nyaman, misalnya dari segi ventilasi ataupun kebersihan lingkungannya?
5. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang perkembangan terkini kuliner?
B. Asesmen Kognitif

Waktu Asesmen Akhir pembelajaran Durasi Asesmen 10 menit

Pertanyaan Rencana Tindak Lanjut


Skor
Identifikasi materi yang Kemungkinan Jawaban (Kategori)
akan diujikan
Sebutkan 5 contoh perubahan • Energi listrik berubah menjadi Paham seutuhnya
energi dalam kehidupan energi cahaya, contoh: lampu
1. Menjelaskan seharihari? • Energi listrik berubah menjadi
Pembelajaran dapat
energi kalor, contoh: setrika, solder, dan
perubahan energy dilanjutkan ke unit
kompor
(perubahan energi berikutnya
• Energi listrik berubah menjadi
kimia, listrik, panas energi mekanik, contoh: motor tape
dan mekanik serta • Energi listrik berubah menjadi
energi terbarukan.) energi kimia, contoh: peristiwa pengisian
dengan accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa
penuh percaya diri melapisi logam dengan logam lain)

• Energi listrik berubah menjadi energi Memberikan pembelajaran


cahaya, contoh: lampu remedial
• Energi listrik berubah menjadi energi Paham
kalor, contoh: setrika, solder, dan sebagian
kompor
• Energi listrik berubah menjadi energi
mekanik, contoh: motor tape
 Energi listrik berubah menjadi energi Tidak paham Memberikan pembelajaran
kimia, contoh: peristiwa pengisian remedial
accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa
melapisi logam dengan logam lain)
Tuliskan 3 cara dalam • Energi sebagai penerangan Paham Pembelajaran dapat
pemanfaatan energi dalam • Energi sebagai sarana transportasi seutuhnya dilanjutkan ke unit berikutnya
kehidupan sehari-hari?
• Energi sebagai fotosintesis
2. Melakukan aksi untuk • Energi sebagai alat komunikasi
penggunaan energi secara • Energi sebagai alat olahraga
berkelanjutan secara kreatif • Energi sebagai penggerak tubuh

Jawaban kurang dari 3 cara Paham Memberikan pembelajaran


sebagian remedial

Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?

Persiapan dan pelaksanaan : 1. Daftar pertanyaan


2. Daftar Jawaban
1. Menyusun jadwal pelaksanaan 3. Media pembelajaran
2. Mengidentifikasi materi uji yang mewakili keseluruhan
materi pembelajaran
3. Menyusun 2 pertanyaan sederhana sesuai kelasnya
4. Asesmen diberikan seluruh peserta didik baik daring
maupun luring.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 1 dari 4
Tanggal Berlaku 1 September 2018
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaranan Tujuan Pembelajaranan


FASE E Konsep dasar industry perhotelan, jenis fasilitas dan Pengembangan dan pemutakhiran pengetahuan industry Tujuan Pembelajaranan
layanan di hotel, layanan pendudukung di hotel,

dimulai cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety pariwisata, obyek dan daya tarik wisata serta pengembangan daerah tujuan wisata yang

berkhibinekaan hotelier/entrepreneur, personal branding dan HAKI yang Pengenalan profil dan karakteristik hotel dan kelas X (keamanan) dan Environment

(lingkungan) (CHSE ) global sehingga menginspirasi dalam membangun sehingga menginspirasi dalam membangun passion dan mampu

membaca peluang pasar dan usaha perhotelan

semester 1 passion, vision (visi) dan kebanggan terhadap kebanggan terhadap kerjaan dibidangny

perkembangan industry pariwisata dan perhotelan

Tujuan Pembelajaranan
Pemahaman tentang penampilan dan grooming (kerapian) sikap lingkungan social yang beragam, bekerja dengan tim/teamwork, tata cara berkomunikasi yang baik
pelayanan (service attitude) hospitality attitude) motivasi kerja,
(communication skill) dan penganganan situasi konflik
komunikasi dengan kolega dan pelanggan, komunikasi dalam
Capaian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaranan Kompetensi yang
Pemahamam tentang penerapan cleanliness, health, safety, and
diharapkan dapat
FASE F environmental sustainability (CHSE), personal
dicapai oleh siswa
grooming, dimulai service attitude/hospitality attitude,
diakhir fase F
teamwork and kelas XI communicatiob skill semester 1

FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002


Status Revisi 02
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 4
Tanggal Berlaku 1 September 2018

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Elemen 1
Proses bisnis industry perhotelan
E 2.2
E 2.4
E 2.1 E 2.3
jenis fasilitas dan layanan di
hotel cleanliness (kebersihan), Health
Konsep dasar industry layanan pendudukung di hotel (Kesehatan), Safety (keamanan)
perhotelan
dan Environment (lingkungan)
(CHSE )
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
TUJUAN PEMBELAJARAN Halaman 3 dari 3
Tanggal Berlaku 1 September 2018

TUJUAN PEMBELAJARAN

Jenjang/ Kelas Fase E


Elemen/Domain Proses bisnis industry perhotelan

Capaian Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan Konsep dasar industry perhotelan, jenis
Pembelajaran fasilitas dan layanan di hotel, layanan pendudukung di hotel, cleanliness (kebersihan), Health
(Kesehatan), Safety (keamanan) dan Environment (lingkungan) (CHSE)

Tujuan pembelajaran
1. Menjelaska informasi dan wawasan secara menyeluruh tentan konsep dasar industri perhotelan dengan
n g
luga dan percaya diri
s
2. Menjelaska informasi dan wawasan secara menyeluru tentang jenis fasilitas dan layanan
n h dihotel
3. Menjelaska dengan tentang layanan pendukung di
4. n dengan menggunakan kata-kata tentang hotel
Menjelaska sendiri
n menggunakan kata-kata sendiri Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan),
Safety (keamanan) dan Environmental Sustainability (lingkungan)
(CHSE).
Materi TUJUAN PEMBELAJARAN Modul JP
E2.1 Konsep dasar industry perhotelan 1 2
Siswa mampu menyebutkan struktur organisasi hotel
Siswa mengenal bagian-bagian hotel
Siswa mampu mengoperasikan alat yang ada dihotel
Siswa mampu berkomunikasi dengan pelanggan (guest)
Siswa mampu mendeskripsikan industri perhotelan
E2.2 Jenis fasilitas dan layanan di hotel 2
Siswa mampu menjelaskan jenis fasilitas yang ada di hotel

Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara department yang


ada di hotel
E2.3 layanan pendudukung di hotel 4
Siswa mampu menjelaskan tugas-tugas masing-masing
department yang ada dihotel
Siswa mampu memberikan penjelasan kepada tamu jika ada
masalah
E2.4 cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety 4
(keamanan) dan Environment (lingkungan) (CHSE)
Siswa mampu mendeskripsikan peran kesehatan, kebersihan,
keamanan dan lingkungan
Siswa dapat mendeskripsikan ruang lingkup dari kesehatan,
kebersihan, keamanan dan lingkungan
Siswa mampu menerapkan identifikasi kecelakaan kerja melalui
kebersihan diri dan lingkungan
Total prediksi JP Siswa mampu melakukan 12
prosedur pembersihan
peralatan dan ruangan area
kerja berdasarkan SOP
Pekanbaru, 23 Juli 2021
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

HJ.RITA JOHAN.S.Pd.MM NURHAYATI,S.ST NIP.19711231 1993112001 NIP.


MODUL AJAR

A. INFORMASI UMUM
IDENTITAS SEKOLAH
SATUAN PENDIDIKAN : SMK NEGERI 3 PEKANBARU
PENYUSUN : NURHAYATI SST.
TAHUN PELAJARAN : 2021/2022
BIDANG KEAHLIAN : PARIWISATA
PROGRAM KEAHLIAN : PERHOTELAN
MATA PELAJARAN : DASAR-DASAR PERHOTELAN
KELAS / SEMESTER : X / GANJIL
ELEMEN : PROSES BISNIS INDUSTRI PERHOTELAN
PERTEMUAN KE : 1 (SATU)
ALOKASI WAKTU : 6 X 45 MENIT

KOMPETENSI AWAL
• Mengetahui tentang perhotelan
• Mengetahui K3LH

FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002


Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 1 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Peserta didik akan mengembangkan kemampuan beriman bertaqwa keapada
Tuhan YME dan berakhlak mulia bernalar kritis, gotong royong
berkebinekaan global, kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah

SARANA DAN PRASARANA


• Laptop
• LCD Proyektor
• Layar Proyektor
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 2 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
• Akses Internet

TARGET PESERTA DIDIK


• Peserta didik regular : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep yang
diberikan
• Peserta didik dengan kesuliatan belajar : mengeksplorasi materi dan identifikasi
peta konsep secara berulang
• Peserta didik dengan pencapaian tertinggi : mengeksplorasi dan
mengembangkan materi serta peka konsep dari berbagai sumber

MODEL PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN


Discovery Learning secara Tatap muka dan luring

B. KOMPETENSI INTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang konsep dasar
industri perhotelan dengan lugas dan percaya diri
2. Menjelaskan informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang jenis fasilitas dan
layanan dihotel
3. Menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri tentang layanan pendukung
di hotel serta Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (keamanan) dan
Environmental Sustainability (lingkungan) (CHSE).

PEMAHAMAN BERMAKNA
• Industri perhotelan semakin tahun ke tahun semakin berkembang sejalan dengan
pertumbuhan sektor pariwisata.
• Managemen yang bagus akan menetukan keberhasilan industry perhotelan

PERTANYAAN PEMANTIK
• Pernahkah kamu berkunjung ke hotel ?
• Kelas hotel apa saja yang kamu ketahui atau yang pernah kamu kunjungi ? 
Layanan apa saja yang ada di hotel ?

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
• Mengkondisikan peserta didik ketika daring dan luring
• Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan • Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan 15 Menit
berdoa untuk memulai pembelajaran
• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagi sikap
disiplin
• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran
• Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
• Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik

FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002


Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI PERHOTELAN Halaman 3 dari 4
Tanggal Berlaku 1 September 2018
 Guru menyampaikan tatacara sistem penilaian dalam
belajar
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 4 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Inti Stimulus 235 Menit
• Guru menampilkan tayangan tentang
industri perhotelan
• Peserta didik mengamati dan memahami tayangan
yang diberi oleh guru
• Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada
peserta didik
• Peserta didik merespon pertanyaan pemantik dari
guru

Identifikasi Masalah
• Guru membagi peserta didik perkelompok
• Guru memberi topik yang berbeda pada setiap
kelompok tentang industri perhotelan
• Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan
tentang topic yang diberikan

Pengumpulan Data
• Peserta didik menggali informasi tentang topic yang
diberikan dengan cara membaca literature terkaitan
dan mengakses dari berbagai sumber

Pengolahan Data
• Peserta didik mengolah segala informasi yang didapat
serta menuangkanya dalam bentuk kesimpulan
kelompok yang akan di presentasikan

Pembuktian
• Peserta didik menyajikan/ mempresentasikan hasil
diskusi ke depan kelas
• Peserta didik dari kelompok yang lain memberikan
tangapan dan saran terhadap presentasi tersebut
Menarik Kesimpulan
• Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi mereka
• Guru memberikan refleksi terkait kesimpulan hasil
diskusi

Penutup • Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes 20 Menit


tertulis
• Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya
• Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum
menyelesaikan pembelajaran

ASESMEN
• Sikap
 Teknik Penilaian : observasi
 Instrumen Penilaian Sikap
Jumlah
Profil Pelajar Pancasila Skor

No Nama Siswa Berakhlak Berkebinekaan


Beriman & Gotong
mulia global
bertaqwa royong
(jujur) (menghargai)
1-4 1-4
1-4 1-4
1
2
3
4
5

Profil Pelajar Pancasila


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 6 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Indikator Sikap“Beriman dan bertaqwa”:
• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas. Rubrik pemberian
skor:
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut • 2 = jika peserta
didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut • 1 = jika peserta didik melakukan 1
(satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Berakhlak mulia(jujur)”


• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu • Tidak nyontek,
tidak plagiarism
• Terus terang.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut • 2 = jika peserta
didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 7 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Indikator sikap “Gotong royong”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut • 2 = jika peserta
didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “berkebinekaan global (menghargai)”


• Saling menghargai/ toleran
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.
Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut • 2 = jika peserta
didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut • 1 = jika peserta didik
melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

• Pengetahuan
• Teknik penilaian : Tes tertulis
Level
No Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 8 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
1 Sebutkan dan Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya Pemahaman
jelaskan adalah : ( C2 )
karakteristik a. Industri hotel tergolong industri yang padat
Hotel…? modal serta padat karya yang artinya dalam
pengelolaannya memerlukan modal usaha
yang besar dengan tenaga pekerja yang
banyak pula.
b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan
yang terjadi pada sektor ekonomi, politik,
sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel
tersebut berada.
c. Menghasilkan dan memasarkan produknya
bersamaan dengan tempat dimana jasa
pelayanannya dihasilkan.
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa
adanya hari libur dalam pelayanan jasa
terhadap pelanggan hotel dan masyarakat
pada umumnya.

e. Memperlakukan pelanggan seperti raja


selain juga memperlakukan pelanggan
sebagai patner dalam usaha karena jasa
pelayanan hotel sangat tergantung pada
banyaknya pelanggan yang menggunakan
fasilitas hotel tersebut.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 9 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
2 Berdasarkan dari a. City Hotel Pemahaman
lokasi dimana hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya ( C2 )
tersebut dibangun, diperuntukkan bagi masyarakat yang
Hotel dikelompokan bermaksud untuk tinggal sementara (dalam
menjadi :…? jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga
sebagai transit hotel karena biasanya dihuni
oleh para pelaku bisnis yang
memanfaatkan fasilitas dan
pelayanan bisnis yang disediakan oleh
b. hotel tersebut.
Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran
kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat
kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di
daerah-daerah tenang, terutama karena
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin
tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan
sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan
fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk
c. seluruh anggota keluarga.
Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah
pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi
aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin
beristirahat pada hari-hari libur atau bagi
d. mereka yang ingin berekreasi.
Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di
sepanjang jalan raya yang menghubungan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 10 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini
diperuntukkan sebagai tempat istirahat
sementara bagi mereka yang melakukan
perjalanan dengan menggunakan kendaraan
umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu
hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk
mobil.

• Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Soal Objective
Kunci Jawaban soal objective :
Indikator Penilaian Soal Objective:
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban
Nilai 0 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.

IPK NO SOAL SKOR NILAI


PENILAIAN
1 1. 20
1 2. 20 Nilai perolehan
2 3. 15 KD pengetahuan :
2 4. 15 Rata-Rata dari
nilai IPK =
2 5. 20
(90/100)*100 =
Jumlah 90
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 11 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Contoh pengolahan nilai Objective
IPK NO SOAL SKOR NILAI
PENILAIAN
1 1. 20
1 2. 20 Nilai perolehan KD
1 3. 0 pengetahuan :
1 4. 0 Rata-Rata dari nilai
IPK =
2 5. 20
(60/100)*100 = 60
Jumlah 60

2. Soal essai
Kunci jawaban Soal essai:
Indikator Penilaian Soal essai
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban.
Nilai 15 : Jika jawaban sesuai kunci jawaban.
Nilai 10 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai 5 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.
Contoh pengolahan nilai essai
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002

RI Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUST
Halaman 8 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
90

PENGAYAAN DAN REMEDIAL


• Remedial dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKM
CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : Kelas/Semester :
Mata Pelajaran : Ulangan
Harian Ke : Tanggal
Ulangan Harian : Bentuk Ulangan
Harian :
Materi Ulangan Harian :
(KD / Indikator) :
KKM :

Nama Indikator Bentuk Nilai


Nilai yang Belum
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Dikuasai
Didik Remedial Remedial
1
2
3
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 13
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
4
5
6
dts

• Pengayaan dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik sudah


mencapai dan melebihi KKM,tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar
yang dicapai dan atau peserta didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan
lemabar kerja mandiri untuk tugas yang tersetruktur. Guru memberikan soal
pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
dari 4

REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU


• Apa yang didapat dari pembelajaran yang telah dilakukan
• Hal baru apa yang diproleh setelah pembelajaran
• Apa yang dilakukan selanjutnya untuk persiapan pembelajaran berikutnya dan hal
apa yang harus dilakukan

C. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Mengamati gambar dibawah ini, kemudian deskripsikan pemahaman anda tentang
industri perhotelan pada kolom dibawah
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 14 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

...........
.....................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


Pengertian Hotel
Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutif oleh
Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an establishment whose primary
business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one
or more of the following services: food and beverage service, room attendant service,
uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 15
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Ruang Lingkup Usaha Perhotelan


Hotel merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara
(akomodasi) bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam
tujuan, maksud serta keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili.

Hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang memiliki


potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, social, budaya,
sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat kegiatan
spiritual dan lain-lain. Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat
mencerminkan pola kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas. Hotel
diharapkan dapat mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat
menciptakan suasana yang homogeny di tengah-tengah suasana yang heterogen di
daerah di mana hotel berlokasi.

Hotel merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya, dengan
menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tamu-tamunya selama
24 jam (untuk klasifikasi hotel berbintang 4 dan 5). Di samping itu, usaha perhotelan
juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan
usaha ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk mengunjungi
daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan
minum serta hiburan.

Department yang ada di Hotel


1. Room Departement:
• Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
• Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
• Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
• Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu dan agen
• Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan membersihkan kamar
• Bellboy, memberikan pelayanan mengantar & membawa barang tamu
• Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 16 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

2. Food & Beverage Departement:


• Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pd F & B produksi
• Steward, berfungsi membantu cook membersihkan peralatan dapur
• Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pd tamu dan bertugas pada F
& B service

3. Accounting Departement:
• General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran
kas dan bertugas pada back office
• Income auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab
atas pengendaliannya
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 17 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
• Credit, berfungsi melakukan analisa kredit kredit dan kebutuhan modal kerja
hotel
• Staff (accounting Receivable, Acconting Payable), berfungsi
membantu pengadministrasian piutang dan hutang
• Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
• Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel

4. Monor Departemen:
• Operator, berfungsi memberikan pelayan telepon
• Laundry, berfungsi memberikan pelayan laundry
• Sport, berfungsi memberikan pelayanan fasilitas olahraga
• Sauna dan lain-lain

5. Fungsi Lain:
• Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
• Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
accommodation Akomodasi atau sarana penginapan,
sarana penyediaan tempat bermalam,
seperti hotel, losmen
Account Kegiatan mencatat aktivitas keuangan
dalam kurun waktu tertentu, seperti
pembayaran, pengirimaan dan hutang
Company account: pembayaran oleh pihak
perusahaan terhadap biaya yang
dikeluarkan oleh staff/orang lain yang
melakukan bisnis bagi perusahaan tersebut
• Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area luar kamar

Gambaran Umum Aktivitas Industri Perhotelan


FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 18 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Secara umum, ruang lingkup kegiatan subsektor industri hotel meliputi penyediaan
jasa di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjangnya yang terdiri
dari :
• Akomodasi (yaitu ruang inap beserta seluruh kelengkapannya)
• Perkantoran (yaitu ruang kantor beserta fasilitas komunikasi)
• Pusat perbelanjaan (yaitu ruang toko beserta fasilitas penunjangnya)
• Apartemen (yaitu ruang huni permanen beserta kelengkapannya)
• Sarana rekreasi dan hiburan (contoh restoran, kafe, kolam renang, pusat
kebugaran, sauna, dan lain-lain)
• Sarana penunjang lainnya (contoh areal parkir, binatu, banquet, jasa boga, pusat
layanan kegiatan bisnis, tranportasi, pemesanan tiket, perwakilan agen wisata, dan
lain-lain)

GLOSARIUM
Housekeeping Tata Graha
Housekeeping department Salah satu bagian dari hotel yang
bertanggung jawab atas kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan kamar, ruangan
umum, restoran, bar dan outlet lainnya
Laundry department Bagian yang bertanggung jawab terhadap
pencucian linen, pakaian tamu dan seragam
Room service Bagian yang melayani pemesanan makanan
dan minuman dikamar

DAFTAR PUSTAKA
Mangkuwerdoyo,Sudiarto,1999, Pengantar Industri Akomodasi & Restoran, Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suwithi, Ni Wayan dkk, 2008, Akomodasi Perhotelan, Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan nasional RI.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 19 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018
Sugiarto, Endar; Sri Sulartiningrum,1996, Pengantar Akomodasi dan Restoran,
Jakarta:Penerbit PT Ikrar Mandiriabadi .
Sulastiyono, Agus,1999, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Bandung:Penerbit
Alfabeta.
https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/deskripsi-industri-perhotelan/

Pekanbaru, 1 Agustus 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
SMK Negeri 3 Pekanbaru

Hj. Rita Johan, S.Pd, MM Nurhayati SST.


NIP. 1971123119932001
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK

A. Asesmen Non Kognitif


1. Coba amati hotel yang ada kota kamu, lalu pilih emoji berikut yang mewakili
perasaanmu.
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 13 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

A B C

2. Apa saja yang kamu rasakan saat ini?


3. Apa harapanmu saat mempelajarai industry perhotelan ?
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 14 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

B. Asesmen Kognitif

Identifikasi materi Kemungkinan Skor


yang akan Pertanyaan Jawaban (Kategori) Rencana Tindak Lanjut
diujikan
Peserta didik mampu Amati gambar dibawah ini, C Paham Pembelajaran dapat dilanjutkan ke unit
membedakan golongan tunjukkan yang manakah berikutnya.
yang termasuk hospitality gambar yang tergolong dalam
industri A,B,D Tidak Mengamati dan memberikan
industri hospitality
paham pertanyaan pada saat presentasi. Jika
industry
peserta didik tidak mampu menjawab
maka guru memberikan pembelajaran
remedial
tindakan sanitasi, higiene atau peserta didik tidak mampu menjawab
atau sterilisasi? maka guru memberikan pembelajaran
remedial
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-002
Status Revisi 02
MODUL PROSES BISNIS INDUSTRI
Halaman 15 dari 4
PERHOTELAN
Tanggal Berlaku 1 September 2018

Anda mungkin juga menyukai