Anda di halaman 1dari 141

KURIKULUM OPERASIONAL

SATUAN PENDIDIKAN( KOSP )


SMK PK MANGGALA 2022/2023

Program Keahlian :
1. PERHOTELAN
2. KULINER
3. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BANTEN


SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG
JL. HOS. Cokroaminoto Gg. H.Ilyas No. 63 Karang Tengah Tangerang
Email : smkmanggala1995@gmail.com. Telp.(021)7307250.
IDENTITAS SEKOLAH
1. Kode Registrasi NSS: 712 286 103 NPSN :
202 20606819
2. Nama Resmi Sekolah SMKS MANGGALA Kota Tangerang
3. SK Pendirian
a. Nomor SK 2537/C/UT/1998
b. Tanggal SK 27 Maret 1998
4. Kompetensi Keahlian 1. Perhotelan
2. Kuliner
3. Desain Komunikasi Visual

a. Status Akreditas A (Unggul)


b. Nomor SK 755/BAN-SM/SK/2019
c. Tanggal SK 9 September 2019
5. Alamat Lengkap Sekolah
a. Jalan Jl. HOS. Cokroaminoto
Gg. H. Ilyas No. 63
b. Desa/Kelurahan Karang Timur
c. Kecamatan Karang Tengah
d. Kabupaten/Kota Kota Tangerang
e. Propinsi Banten
f. Nomor Telepon (021)7307250 F (021)7307250
a
x
g. Email smkmanggala1995@gmail.com.
h. Website www.smksmanggala..sch.id
6. Identitas Kepala Sekolah
a. Nama Lengkap Budi Priyono, SE, M.Pd
b. Tempat & Tanggal Sukoharjo, 02 Maret 1970
Lahir
Jl. HOS. Cokroaminoto, Gg. H. Ilyas No. 7
c. Alamat Lengkap
Kelurahan Karang Timur Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang , Banten
Kode Pos 15157
d. Telepon Rumah / 081318606370
HP
e. SK Pengangkatan Terakhir :
● Nomor SK 927/YP.MGL/VII/19
● Tanggal 15 Juli 2019
● Pejabat Yang
Mengangkat Ketua Yayasan Pendidikan Manggala
7. Komite Sekolah
a. Jumlah Anggota 1
b. Ketua Hj. Suharjimah, M. M.Pd
c. Nomor SK 937/A2.MGL/VII/20
Pengangkatan
KATA PENGANTAR

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP ) Pengembangan Sekolah SMK


Manggala Kota Tangerang ini disusun berdasarkan petunjuk dan acuan yang telah
ditetapkan Direktorat SMK serta sesuai dengan arah dan tujuan program pengembangan
pendidikan Provinsi Banten, Pengembangan Pendidikan Vokasi Operasional provinsi.
Keselarasan dan konsistensi program kegiatan antara pusat dan daerah terkait dengan
pengembangan pendidikan menengah kejuruan (SMK) menjadi lsiswasan utama dalam
menetapkan dan menguraikan komponen pengembangan sekolah berikut strategi
pelaksanaan dan perhitungan pembiayaannya. Dengan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan ( KOSP ) ini diharapkan semua pelaksanaan program kegiatan pengembangan
Sekolah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien berhasil sesuai harapan.
“Redesain atau Pembenahan’ fisik secara tuntas dilakukan terhadap semua
komponen–komponen pembelajaran dengan memprioritaskan program keahlian yang paling
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja atau yang program keahliannya telah diusulkan akan
dikembangkan sebagai pusat keunggulan atau COE, dan program keahlian lainnya tetap
dilakukan pembenahannya namun bukan menjadi prioritas. Diharapkan, dengan menerapkan
strategi tersebut di atas, pengembangan Sekolah dapat dilaksanakan dengan lancar dan
berhasil dengan harapan. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP )
Pengembangan Sekolah ini digunakan sebagai acuan semua stakeholder yang terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan, supervisi dan evaluasi program Pengembangan SMK
Pusat Keunggulan.
Tangerang, 13 Juli 2022
Kepala Sekolah

Budi Priyono, SE., M.Pd

BAB I
KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

A. Karakteristik SMK PK Manggala Kota Tangerang

Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga kerja yang kompeten
dan hsiswal di berbagai bidang agar sebuah negara mampu bertahan dan berperan dalam
era yang penuh persaingan dan sekaligus membuka dan memanfaatkan setiap peluang.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, strategi yang dianggap efektif
adalah dengan melakukan industrialisasi. Industrialisasi, pada derajat tertentu akan
mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari labouring menjadi manufacturing dalam
arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard technology. Ini berarti industrialisasi
membutuhkan tenaga kerja terampil yang tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi
tersebut, melainkan juga memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan
pengangguran jika pergeseran proses produksi tersebut tidak dibarengi dengan perubahan
orientasi pendidikan dari akademis menjadi vokasional. Kondisi di atas menuntut dunia
pendidikan dan pasar kerja dirancang secara terintegrasi dengan memperhatikan tujuan
dan kebutuhan Dunia Kerja. Dengan demikian perlu dirancang salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi Dunia Kerja.
Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan
Dunia Kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni.
Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Instruksi Presiden tersebut mengamanatkan perlunya dilakukan revitalisasi SMK secara
komprehensif untuk menghasilkan lulusan SMK yang berdaya saing dan siap menghadapi
tantangan dan dinamika perkembangan nasional maupun global. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
165/M/2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan dan
berdasarkan keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 8763/D2.6/KU/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan SMK
Penerima Bantuan Fasilitas SMK Yang Dikembangkan Menjadi Pusat Keunggulan (Center
Of Excelent) Prioritas Sektor Hospitality Tahun 2020 Tahap II dan keputusan Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Nomor : 22/D/O/2021 tanggal 20 April 2021
tentang penetapan Sekolah Menengah Kejuruan pelaksana SMK Pusat Keunggulan tahun
2021 Tahap 1 maka SMKS Manggala Kota Tangerang untuk Tahun Pelajaran
2022/2023khusus tingkat X, mulai memberlakukan Kurikulum Operasional Sekolah Pusat
Keunggulan.

SMKS Manggala Kota Tangerang yang terletak di Kota Tangerang adalah salah satu
sekolah SMK Pusat Keunggulan. Sebagai sekolah dengan bidang Keahlian Pariwisata dan
Desain Komunikasi Visual mulai Tahun Pelajaran 2022/2023 mengembangkan tiga
program keahlian yaitu: Perhotelan, Kuliner, Desain Komunikasi Visual (DKV). Sekolah ini
memiliki keunggulan sebagai sekolah Pariwisata Swasta. Oleh karena itu, lulusan dari
sekolah ini memiliki peluang untuk dapat diserap oleh berbagai industri penunjang yang
ada di sekitar pusat destinasi pariwisata. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya
dukungan dari orang tua peserta didik, seperti pemberian izin untuk bekerja di sektor
pariwisata di luar daerah. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sekolah di
antaranya dengan dibukanya program keahlian yang sama di beberapa sekolah.
Tantangan yang selanjutnya adalah tuntutan untuk dapat mengikuti standar Dunia Kerja
yang dinamis.

Upaya yang dilakukan oleh SMKS Manggala Kota Tangerang untuk mempertahankan
keunggulan dan meminimalisasi ancaman di atas maka sekolah mengadakan kerja sama
dengan Dunia Kerja dalam bentuk diantaranya penyelarasan kurikulum dengan  Dunia

Kerja, praktek lapangan peserta didik dan magang guru, guru tamu, uji sertifikasi kompetensi
peserta didik dan guru dan penyerapan alumni di dunia kerja. Sebagai salah satu wujud
penerapan standardisasi Dunia Kerja maka sekolah menyelaraskan kurikulum dengan
standar yang ada di industri.
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan Pendidikan kejuruan yang telah
digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 18
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024,
salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan SMK
melalui penyelenggaraan Program SMK Pusat Keunggulan.
Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan memiliki visi untuk
menggerakkan sekolah lainnya agar mampu meningkatkan kualitas hasil belajar peserta
didik, serta mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai perkembangan Dunia
Kerja, serta menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan
ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya
sehingga dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan
berwirausaha.
Untuk mendukung dan menjamin tercapainya visi Program SMK Pusat Keunggulan,
maka disusunlah Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP ) yang memuat seluruh
rencana proses belajar yang akan diselenggarakan dan dikembangkan sesuai dengan
dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik. Dalam penyusunan dan pengembangan
Kurikulum Operasional ini juga mengedepankan prinsip pelajar Indonesia merupakan pelajar
sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

1. Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut
mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum
SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut.

1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai lsiswasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta
didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat
hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk
membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi
masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah. Pendidikan
kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan
kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk
pengembangan dirinya di kemudian hari. Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK
perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan
perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan


pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi
keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik,
intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka
memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.

Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi,
mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan
profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta
mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan


pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang diserap
dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah (formal) akan menyatu
dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan
dapat saling memperkaya secara positif.

Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus selalu
berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas
yang dilsiswasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan
antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan
moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dengan
memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar
budaya Indonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis masyarakat,
kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah, maupun dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada
pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasi secara positif
oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia. Dengan dasar Filosofi sebagai berikut :

Tutwuri Handayani (Pendidikan yang Merdeka dan Memerdekakan) dengan makna


Yang berada di belakang (seorang guru) harus memberikan sebuah arahan serta
dorongan untuk membangkitkan semangat peserta didiknya .
Trihayu (Mamayu Hayuning Salira, Mamayu Hayuning Bangsa, Mamayu Hayuning Bavana)
dengan makna “apapun yang diperbuat oleh seseorang hendaknya bermanfat bagi dirinya
sendiri, bermanfaat bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia bagi umumnya"
Trisakti Jiwa (Cipta/Tajam Angan, Rasa/Halus Rasa, Karsa/Kuat Kemauan)
Pendidikan adalah suatu tuntunan yang diberikan agar seorang anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya. Tumbuh dan berkembang di sini terutama
merupakan aspek kejiwaannya. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bagaimana jiwa manusia
tersusun atas tiga kekuatan (trisakti) utama yaitu cipta (pikiran), rasa (hati) dan karsa
(kemauan). Konsep mengenai tiga kekuatan jiwa manusia telah ada dalam pemahaman
masyarakat Indonesia sebelum ilmu pengetahuan modern membahas jiwa. Cipta atau
kekuatan untuk berpikir adalah suatu bagian di dalam jiwa manusia dalam mengenali,
memahami, mengingat dan menyimpulkan berbagai obyek dan fenomena di sekitarnya.
Dengan pikiran manusia dapat menemukan kebenaran dan membedakannya dari sesuatu
yang salah. Pikiran juga dapat menghasilkan ide-ide baru yang sangat penting bagi
perkembangan kualitas hidup manusia. Kekuatan jiwa kedua adalah rasa, yaitu segala gerak
dan perubahan hati sehingga manusia dapat merasakan senang, sedih, kecewa, malu,
bangga, kasihan, benci, sayang dan lain sebagainya. Perasaan dialami oleh hati, bukan
pikiran. Walaupun demikian keduanya saling berpengaruh. Pikiran dapat menenangkan atau
mengguncang perasaan, sebaliknya perasaan dapat mempercepat atau mengganggu pikiran
kita. Manusia bukan robot atau mesin berpikir karena ia memiliki hati yang dapat merasakan
berbagai nuansa peristiwa atau kejadian yang dialaminya. Kekuatan ketiga adalah karsa
atau kehendak atau kemauan. Kehendak ini merupakan dorongan alami dari dalam diri
manusia (Ki Hadjar menyebutnya hawa nafsu kodrati). Perbedaan antara nafsu hewan
dengan kehendak pada diri manusia adalah proses yang dialami oleh dorongan diri sebelum
menjadi perbuatan. Pada diri manusia dorongan yang berasal dari nafsu akan
dipertimbangkan oleh akal pikiran serta diperhalus oleh perasaan sebelum berbuah menjadi
perilaku. Sedangkan pada hewan hal tersebut tidak terjadi. Selanjutnya Ki Hadjar
menjelaskan bahwa kesatuan ketiga kekuatan itulah yang disebut dengan budi manusia.
Kualitas ketiganya menentukan apakah manusia akan hidup bermanfaat atau merusak.
Dengan demikian pendidikan tidak boleh hanya mengutamakan salah satu kekuatan jiwa
tersebut. Tringa (Ngarti, Ngarasa, Ngalakon) Pengertian sederhana dari Ngerti, Ngrasa
dan Nglakoni ini adalah: Ngerti (Mengerti) : ini adalah upaya seseorang untuk memperoleh
pengetahuan atas sesuatu yang ingin diketahui maupun yang tidak disengaja melalui panca
inderanya. Di dalam aspek kognitif ini ia akan mampu mengenali sesuatu, identifikasi dan
membuat suatu konsep dari pengetahuan baru yang ia peroleh. Ngrasa (Merasakan): ini
adalah fase afeksi dimana seseorang merasakan dan menghayati apa yang telah ia ketahui,
tidak hanya sekedar tahu tetapi menemukan makna di dalamnya. Ini nampak dari perubahan
sikapnya karena pengetahuan baru yang telah diperoleh sebelumnya. Nglakoni
(Melakukan): bagian ini merupakan aspek motorik di mana seseorang bertindak, melakukan
sesuatu atau keterampilan karena pengetahuan baru yang ia pelajari sebelumnya. Ini
merupakan bentuk konsistensi dan keteladanan, melakukan apa yang telah dipelajari
sebelumnya. Petuah ini tetap relevan sampai saat ini karena seseorang dari lahir melalui
tahapan kehidupan sesuai perkembangan dirinya menuju kedewasaan, selalu mendapatkan
pengetahuan baru, merasakan dan melakukan.

Dalam kaitan kehidupan manusia di dalam dunia yang penuh dengan keberagaman, dan
keberagaman adalah keberadaan hakiki yang ada di dalam dunia, termasuk manusia dan
keadaan alam di sekitarnya. Manusia berada di dalamnya dan ia berusaha mengenali dan
mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya, dan pada kenyataannya ia tidak bisa
melepaskan diri dari lingkungan di sekitarnya. Pengetahuan dan pengalaman baru terhadap
keberagaman mendorong seseorang merenungkan dan menghayati kenyataan yang ada. Ini
yang membuat seseorang menentukan sikapnya dan menentukan tindakan sebagai respon
terhadapnya.  Khususnya di Indonesia dengan keberagaman budaya, etnik, religi dan
masyarakat maka langkah-langkah yang perlu diambil adalah ‘Ngerti’ yaitu berupaya
memperoleh pengetahuan tentang keberagaman tersebut sehingga menemukan dan
mengerti tentang nilai-nilai atau filosofi hidup, keunikan dan ekspresi budaya dari masyarakat
lainnya. Kemudian ‘Ngrasa’ atau merasakan dan menghayati keberagaman bukan sebagai
ancaman melainkan kenyataan dan kekayaan Indonesia. Selanjutnya ‘Nglakoni’ yaitu
mewujudkan dalam tindakan yang menujukkan sikap saling toleransi, keterbukaan melalui
kerjasama, gotong royong, sopan santun dan kepedulian pada kemanusiaan dan lingkungan.
Ngerti, ngrasa dan nglakoni adalah petuah sederhana tetapi membutuhkan kemauan,
kesadaran dan kesungguhan untuk mewujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari. Trikon
(Kontinuitet, Konvergentie, Konsentrisiteit) Pendidikan adalah suatu proses yang tidak
diam. Ia harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman, dan juga
kondisi peserta didik. Jangan bayangkan sistem pendidikan sebagai sebuah sistem besar
yang hanya dapat dipikirkan dan diurusi oleh para pakar dan penentu kebijakan di pusat.
Sekolah atau bahkan kelas juga merupakan suatu sistem pendidikan dengan ruang lingkup
yang kecil. Setiap sekolah memiliki kondisi dan permasalahan masing-masing, sehingga
pengembangan satu sekolah dengan sekolah lain tidak benar-benar sama. Bagaimana cara
untuk mengembangkan sekolah atau bahkan proses pendidikan di ruang kelas secara
efektif? Ada asas yang dikenalkan oleh bapak pendidikan kita untuk melakukannya. Asas
tersebut dinamankan dengan asas trikon karena terdiri atas tiga asas yang berawalan “kon”
yaitu kontinyu, konvergen dan konsentris. Dalam artikel ini kita akan membahas ketiga asas
tersebut, Kontinyu. Artinya pengembangan yang dilakukan harus berkesinambungan,
dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Suatu kondisi yang baik
tidak mungkin dapat dicapai dalam sekali waktu seperti sebuah sulap. Tahap demi tahap
pengembangan dilakukan dengan rencana yang matang. Dengan perencanaan tersebut
maka suatu tahap dilanjutkan oleh tahap berikutnya dengan melalui evaluasi dan perbaikan
yang tepat. Pengembangan yang sifatnya tiba-tiba untuk kemudian hilang semangat di
waktu-waktu setelahnya tidk akan menghasilkan perubahan berarti di jangka panjang.
Konvergen. Artinya pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber
di luar, bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri. Seperti yang dilakukan oleh Ki Hadjar
ketika mempelajari berbagai praktik pendidikan dunia misalnya Maria Montessori, Froebel
dan Rabindranath Tagore. Praktik-praktik tesebut dapat kita pelajari untuk nantinya
disesuaikan dengan kebutuhan yang kita miliki sendiri. Saat ini teknologi informasi telah
sedemikian canggih sehingga guru atau kepala sekolah dapat mempelajari berbagai
kemajuan pendidikan dari mana saja dan kapan saja. Konsentris. Artinya pengembangan
pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri. Tujuan utama
pendidikan adalah menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan
karakter kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki Hadjar menganjurkan kita
untuk mempelajari kemajuan bangsa lain, namun tetap semua itu ditempatkan secara
konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Pendidikan yang menggunakan
teori dan dasar kebudayaan bangsa lain (walaupun bangsa yang maju) secara langsung
tanpa mengkaji ulang, menyesuaikan dan mengevaluasinya tidak akan menghasilkan
kemajuan.Neng Ning Nung Nang (Meneng, Wening, Hanung, Menang) Dengan diam-diam,
tetapi pemikiran tetap jernih dan pendirian yang teguh, akhirnya kita dapat memperoleh
kemenangan. Ajaran Ki Hajar Dewantara ( disebut juga dengan ajaran Taman Siswa). Ajaran
NENG, NING, NUNG dan NANG dijalankan oleh Ki Haajar Dewantara selama 8 tahun untuk
menghadapi pemerintah kolonial Hindia Belsiswa. Ki Hajar Dewan melawan penjajahan
Belsiswa dengan pendidikan dan pengajaran dengan ciri khas kebudayaan. Wejangan Ki
Hajar Dewantara kepada semua anggota PKBTS yang merupakan pagarnya Taman Siswa,
adalah Harmonisasi antara sistem pendidikan dan pengajaran. Pendidikan (Macro
Education) adalah menanamkan nilai-nilai karakter, budi pekerti luhur. Sedangkan
Pengajaran (Micro Education) adalah menanam kecerdasan , intelektualisme dan lebih ke
teknis pendidikan.Tripusat Pendidikan (Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat) Lingkungan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena keluarga inilah
anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dalam keluarga pendidikan
berlangsung dengan sendirinya dengan tatanan yang berlaku di dalamnya, tanpa harus
diumumkan dan dituliskan terlebih dahulu serta kehidupan keluarga selalu mempengaruhi
perkembangan budi pekerti/ akhlak setiap manusia. Pendidikan keluarga diletakkan dasar-
dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan, kewibawaan
dan nilai-nilai kepatuhan. Justru karena hubungan demikian itu berlangsung hubungan yang
bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti sangat
penting.Selain itu, pendidikan di dalam lingkungan keluarga muncul disebabkan manusia
memiliki naluri asli untuk memperoleh keturunan demi mempertahankan eksistensinya. Oleh
karenanya manusia selalu mendidik keturunannya dengan sebaik-baiknya menyangkut
aspek jasmani dan rohani. Sekolah menjadi lembaga formal yang terencana untuk mendidik
peserta didik di bawah pengawasan guru. Terdapat beberapa jenjang dalam pendidikan di
Indonesia yang berbentuk dari pendidikan SD ataupun MI, kemudian SMP ataupun MTs,
selanjutnya SMA ataupun MA serta dilanjutkan pada perguruan tinggi seperti universitas,
institut, sekolah tinggi, atau lembaga perguruan tinggi lainnya. Lingkungan sekolah
memberikan corak yang beragam terhadap output pendidikan yang diberikan. Hal ini karena
setiap lembaga sekolah memiliki corak yang beragam. Mulai dari sekolah umum, sekolah
kejuruan yang berfokus pada pelatihan keterampilan bekerja, maupun sekolah yang
bercorak keagamaan dengan istilah madrasah yang maksud adalah agama Islam. Meskipun
begitu, secara umum pendidikan sekolah juga menjadi proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia dengan pengajaran
yang dilakukan pada suatu lembaga pendidikan dan berperan untuk pembelajaran serta
pengajaran. Pembangunan soft skill dan afeksi (sisi kepribadian) juga tetap menjadi
tanggung jawab dari pendidikan sekolah. Pendidikan masyarakat terkait dengan pengasuhan
keluarga maupun sekolah, di mana pengaruh pendidikan lingkungan masyarakat sangat
penting dalam menuju kecerdasan intelektual, budi pekerti, ilmu agama dan ilmu sosial.
Sehingga perlulah lingkungan masyarakat diakui sebagai pusat pendidikan anak. Pendidikan
di lingkungan masyarakat berlangsung di mana pun dan kapan pun. Artinya proses
pembelajaran berlangsung tanpa memsiswang tempat dan waktu, selama manusia masih
hidup proses pembelajaran di lingkungan masyarakat akan tetap berlangsung. Oleh karena
itu, pendidikan di lingkungan masyarakat akan memperoleh beragam informasi terlepas dari
informasi baik ataupun buruk. Namun demikian manusia dibekali dengan berbagai beberapa
indra berupa pendengaran, penglihatan, dan hati untuk menerima informasi dari luar individu
itu sendiri. Manusia lahir melalui proses pengalaman belajar dari lingkungan termasuk juga
lingkungan masyarakat. Dengan indra yang dimiliki manusia dan pengalaman belajar dari
keluarga dan sekolah anak diharapkan bisa memisahkan mana yang positif serta mana yang
negatif bagi dirinya sendiri dan orang lain (Sukarman, 2017, hlm. 19).Pancadarma (Kodrat
Alam, Kemerdekaan, Kemanusiaan, Kebangsaan, dan Kebudayaan) Selaras dengan Panca
Dharma Pendidikan sebagai lima asas dalam pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hadjar
Dewantara : Kodrat alam (natural base), Kemerdekaan (freedom base), Kebudayaan
(cultural base), Kebangsaan (nation base), dan kemanusiaan (humanity base). Asas Kodrat
Alam (natural base) Asas ini mengandung arti bahwa hakikat manusia adalah bagian dari
alam semesta. Di dalam daulat alam, sang manusia adalah makhluk Tuhan yang menjaga
keseimbangan semesta. Menjadi Khalifah Tuhan untuk memakmurkan bumi dan
melestarikan lingkungan. Sesuai dengan kodrat alam, pendidikan adalah tindakan yang
disengaja dan direncanakan dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik yang
dibawa sejak lahir.

Asas Kemerdekaan (freedom base)


Asas ini mengandung arti bahwa kehidupan hendaknya sarat dengan kebahagiaan dan
kedamaian. Sebab tanpa kemerdekaan sang manusia tak punya daya. Tanpa kemerdekaan
sang manusia hanyalah kerbau yang dicokok hidungnya. Hidup terjajah dan tanpa arah. Jiwa
dikebiri dan tanpa harga diri. Kemerdekaan adalah merayakan kemanusiaan. Kemerdekaan
adalah memuliakan kehidupan. Pendidikan harus “luas dan luwes”.Luas berarti memberikan
kesempatan yang selebar- lebarnya kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi-
potensi dirinya seoptimal mungkin, sementara luwes berarti tidak kaku dalam pelaksanaan
metode dan strategi pendidikan
Asas Kebudayaan (cultural base)
Asas ini berssiswar pada keyakinan kodrati bahwa manusia adalah makhluk berbudaya.
Artinya, manusia mengalami dinamika evolutif dalam khasanah pembentukan diri menjadi
pribadi yang berbudi pekerti. Sebab dengan kebudayaan itulah Sang Manusia menemukan
jiwa sejatinya. Bagi Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan kebudayaan adalah darah daging
bagi kemajuan harkat dan martabat manusia. Kebudayaan adalah ruh yang menyatukan dan
menghidupkan. Tanpa kebudayaan sebuah bangsa akan ditenggelamkan oleh bangsa
asing. Tanpa kebudayaan sebuah bangsa akan menjadi alas kaki bagi penjajah. Asas ini
menekankan perlunya memelihara nilai-nilai dan bentuk-bentuk kebudayaan nasional.
Asas Kebangsaan (nation base)
Asas ini hendak menegaskan bahwa seseorang harus merasa satu dengan bangsanya dan
di dalam rasa kesatuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan rasa kemanusiaan. Dan
hanya kebangsaan lah yang akan menjadi perekat kadaulatan. Tanpa semangat
kebangsaan yang tumbuh di dalam jiwa setiap anak bangsa. Indonesia hanyalah
fatamorgana. Kebangsaan itu menyatukan dan bukan menceraikan. Sebab berbeda suku
dan agama adalah kebhinekaan. Sebab kebangsaan adakah ke-Tunggal Eka-an. Pancasila
dasar negara dan psiswangan hidup bangsa, yang juga merupakan ideologi nasional kita,
pada dasarnya adalah suatu formulasi dari ideologi kebangsaan itu, dari wawasan
kebangsaan kita itu.

Asas Kemanusiaan (humanity base)


Asas ini hendak menegaskan pentingnya persahabatan dengan bangsabangsa lain. Dengan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Maka hak setiap warga untuk mendapatkan keadilan sosial akan berjalan di bumi
Indonesia. Kerakyatan dan Kemanusiaan akan menggerakkan nilai-nilai keadilan untuk
kedaulatan. Konsep kemanusiaan itu merupakan akar yang menjadi titik temu asasi yang
mendamaikan hidup, kehidupan maupun penghidupan umat manusia yang telah menjadi
kompleks, multiplikatif, dan sarat dengan permasalahan.

2. Landasan Teoritis

Teori tentang Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)


Seiring berjalannya waktu, dunia akan terus mengalami perubahan. Maka dari itu, kita
sebagai manusia dituntut untuk mempunyai pola pikir yang berkembang. Ketika memiliki
pola pikir yang hanya diam di tempat saja, risiko mengalami kegagalan dalam meraih
kesejahteraan hidup pun akan semakin meningkat. Pola pikir berkembang ini sendiri
dikenal dengan growth mindset. Growth mindset adalah pola pikir atau keyakinan bahwa
kemampuan dasar yang dimiliki dapat dikembangkan dan diOperasionalkan melalui
dedikasi dan kerja keras. Pola pikir ini bisa membantu siswa dalam mencapai tujuan
jangka panjang seperti yang diinginkan, entah dalam lingkungan kerja maupun hubungan.
Untuk mengetahui apakah memiliki pola pikir berkembang, cobalah untuk memilih satu
dari dua pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan diri siswa.
1. Apakah keterampilan dan kemampuan yang siswa miliki ada sejak lahir dan akan terus
bertahan seumur hidup?
2. Apakah keterampilan dan kecerdasan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan
diusahakan?
Jika menjawab “ya” untuk pertanyaan pertama, maka siswa mempunyai pola pikir tetap.
Apabila Siswa memilih “ya” sebagai jawaban untuk pertanyaan kedua, growth
mindset sudah tertanam di dalam diri siswa.
Pola pikir berkembang adalah salah satu hal penting yang harus diterapkan dalam hidup.
Ketika mempunyai pola pikir ini, siswa akan jauh lebih dapat menikmati tantangan yang
dihadapi dalam hidup, terlepas dari dampak buruknya terhadap kehidupan. Selain
itu, growth mindset juga membuat siswa lebih menghargai proses. Pola pikir ini pun juga
mempermudah dalam mengembangkan keterampilan baru serta mencapai tujuan
hidup karena siswa akan benar-benar mengusahakannya. Bagi orang yang mempunyai fixed
mindset, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pola pikir ini.
Meski begitu, bukan berarti pola pikir yang semula hanya diam di tempat tidak bisa diubah
menjadi growth mindset. Berikut ini sejumlah tips yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan growth mindset:
1.      Akui ketidaksempurnaan yang dimiliki
Setiap siswa memiliki kelemahan, kekurangan, dan keanehan yang membuat mereka jadi
tak sempurna sebagai manusia. Cobalah untuk mengakui ketidaksempurnaan tersebut dan
cintai diri Siswa sebagaimana mestinya. Anggap ketidaksempurnaan yang ada sebagai
keunikan.
2.   Hadapi tantangan dengan berani
Ketika berhadapan dengan situasi yang membuat ketakutan, berhentilah sejenak dan ubah
pikiran siswa terhadap keadaan tersebut. Untuk mengubahnya, anggap tantangan yang ada
pada depan mata sebagai peluang untuk meraih kesejahteraan. Dalam menghadapi
tantangan tersebut, cobalah untuk melatih diri dengan mencoba hal-hal baru. Mencoba
menyelesaikan tantangan dengan hal-hal yang belum pernah siswa lakukan sebelumnya
secara otomatis akan menambah daftar kemampuan siswa.
3.      Perhatikan pikiran dan ucapan
Mulailah memperhatikan pikiran yang ada di dalam benak Siswa. Perhatikan juga perkataan
yang keluar dari mulut. Jika Siswa pesimis dalam menyelesaikan masalah, bisa jadi hasilnya
sesuai dengan apa yang dipikirkan. Oleh sebab itu, Siswa harus berhati-hati dalam berucap
karena bisa jadi perkataan Siswa menjadi kenyataan. Gantilah pikiran negatif menjadi lebih
positif untuk membangun pola pikir yang berkembang. Ubah juga penerimaan dan penilaian
yang penuh kebencian dengan kasih sayang. Apabila tidak menghargai diri sendiri, mungkin
saja kehidupan Siswa malah akan semakin terpuruk.

4.      Berhenti mencari persetujuan orang lain


Selalu meminta persetujuan orang lain dapat mencegah pola pikir berkembang. Cobalah
untuk mengembangkan rasa percaya diri. Siswa adalah satu-satunya orang yang
bertanggung jawab dalam kehidupan sendiri, bukan orang lain.
5.      Perkuat kelebihan, perbaiki kelemahan
Masing-masing orang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Untuk mengembangkan growth
mindset, jelajahi, hargai, dan perkuat kelebihan yang Siswa punya. Selain itu, jangan lupa
juga berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
6.      Terima kritikan dengan terbuka
Ketika mengalami kegagalan dalam meraih tujuan, jangan ragu untuk melempar kritik
terhadap diri sendiri. Tujuan dari kritik ini bukan membuat diri Siswa semakin terlihat lemah,
namun untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Terima juga kritik dari orang lain
yang bersifat membangun. Bersikap terbuka terhadap kritikan membantu mempermudah
Siswa untuk memiliki pola pikir yang berkembang.
7.      Hargai proses
Banyak orang yang melihat sesuatu hanya dari hasil akhirnya saja. Dalam mengembangkan
pola pikir growth mindset, Siswa harus lebih menghargai proses daripada hasil akhirnya. Jika
hanya terpaku pada hasil, Siswa tak akan belajar dari kegagalan dan lebih mudah menyerah
ketika menghadapi tantangan serupa.
8.      Belajar dari kesalahan orang lain
Belajar bisa dari mana saja, salah satunya lewat kesalahan orang lain. Belajar dari
pengalaman orang lain dapat menurunkan risiko Siswa melakukan kesalahan serupa. Hal ini
juga membantu menenangkan rasa takut dalam kepala saat hendak mencoba hal-hal baru.
Itulah sejumlah tips yang dapat diterapkan untuk mengembangkan growth mindset.
Teori tentang Perubahan (Teori of Change)
Perlu kita pahami bersama bahwa yang namanya perubahan selalu juga menghadirkan
mental disorder, seperti kecemasan, kepanikan, kebingungan dan lain sebagainya. Namun
yang lebih penting dari itu bagaimana kita tetap bersikap tenang akan perubahan, karena
sudah menjadi fitrah dunia dan isinya untuk selalu berubah. Tinggal kita analisis sikap apa
yang paling tepat dari suatu perubahan, yaitu apakah kita akan meneruskan dan menerima
perubahan itu, ataukah kita akan menentang perubahan itu sehingga menghasilkan
perubahan baru yang tentunya lebih sesuai. Untuk memahami arti dari perubahan maka kita
akan mengenal berbagai permasalahan dan gambaran solusi yang akan dilewati.
arti penting dari suatu perubahan nampaknya sudah cukup kompleks. Penulis sepakat
dengan pandangan dari Fullan mengenai arti pentingnya memahami bahwa perubahan tidak
sekedar dijalankan saja, namun perlu pemahaman mendalam terlebih dahulu di dalamnya.
Dengan memahami permasalahan yang disampaikan oleh Fullan baik dari internal gurunya,
kemudian tekanan yang ada di dalam suatu kelas, kebijakan yang kurang sesuai, dan
kolaborasi yang perlu dibangun, akan memberikan wawasan kita akan arti penting dari suatu
perubahan yang bisa dilakukan namun tidak dilakukan secara asal-asalan.
perluya pondasi perubahan mindset dan pemahaman yang mendalam akan memberikan
efek kuat dan kokohnya pondasi diri atas suatu perubahan yang akan dilakukan. Pelibatan
nilai-nilai yang harus dilakukan dalam sudut pandang siswa dan guru membuat kita tahu
kompleksitas yang sebenarnya terjadi dan itulah yang perlu ditumbuhkan.
Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang telah tertanam dalam jiwa dan kepribadian
masyarakat, atau dalam konteks di Indonesia adalah jiwa dan kepribadian bangsa yaitu
Pancasila. Sehingga hal tersebut tidak melahirkan sifat ambivalen ditengah-tengah
masyarakat ataupun mental disorder yang akan meluap sampai tumpah tidak terkendali.
Maka untuk bisa lebih menghayati makna dari suatu perubahan, kita perlu memahami apa
yang sebenarnya sedang terjadi, atau sebutan lainnya analisis medan, dan kita perlu paham
mengapa hal itu bisa terjadi. Setiap arti perubahan dapat kita pahami lebih mendetail apabila
kita memahami apa yang sebenarnya kita ingin pahami. Sehingga, filosofi pendidikan dari
suatu perubahan itu harus menjadi sesuatu yang kuat dalam praktik di dunia pendidikan.
Penulis merekomendasikan pada setiap orang untuk menggaris bawahi arti penting
perubahan di Indonesia, tanpa menghilangkan nilai-nilai khas yang ada di Indonesia. Dengan
artian selalu melibatkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal tersebut akan
membawakan pada kesatuan visi perubahan dan kesesuaian tindakan yang selaras dengan
karakteristik khas Indonesia.
Teori tentang Replikasi Transformasi (Scalling Out, Scalling Up, Scalling Deep)
Konstitusi telah mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyediakan pendidikan
berkualitas bagi semua warga negara. Untuk memenuhi amanat konstitusi tersebut,
pemerintah telah berupaya meningkatkan akses layanan pendidikan di Indonesia. Upaya ini
dapat dikatakan berhasil ditandai dengan meningkatnya angka partisipasi dan menurunnya
angka putus sekolah secara nasional. Namun demikian, masih terdapat tantangan untuk
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan yang menjadi pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan.
Untuk menghadapi tantangan di atas, kajian akademik ini menawarkan konsep transformasi
sekolah melalui program Sekolah Penggerak, yaitu program yang mendorong satuan
pendidikan (sekolah) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik secara holistik dalam
rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan berfokus pada kompetensi kognitif
(literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan peningkatan
kompetensi kepala satuan pendidikan (kepala sekolah) dan guru. Selanjutnya, setelah
sekolah mampu melakukan transformasi diri, Sekolah Penggerak diharapkan dapat menjadi
katalis bagi sekolah-sekolah lain sehingga pemerataan mutu pendidikan dapat terjadi secara
luas dan merata di seluruh Indonesia.
Indonesia telah meletakkan fondasi kebijakan “pendidikan untuk semua” dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan. Amanat UUD ’45 tersebut menjadi landasan kebijakan wajib belajar
dalam rangka penyediaan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan
pendidikan.
Usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan memiliki korelasi dengan
tujuan menyejahterakan masyarakat. Amartya Sen (1999) dalam Development as freedom
mengategorikan pendidikan dan kesehatan sebagai ”peluang-peluang sosial” (social
opportunities) yang memungkinkan masyarakat punya bekal yang cukup untuk berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan. Bekal pendidikan, seperti kecakapanjuga memiliki
sumber daya manusia yang sangat banyak, namun kurang meratanya pendidikan di
Indonesia menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan yang nantinya akan berimbas
pada kesenjangan sosial. literasi dan numerasi, menjadi modal dasar individu untuk
mengakses pendidikan dan memungkinkan untuk mengarungi kehidupan sosial, ekonomi,
bahkan politik. Dengan pendidikan yang memadai seseorang memiliki kesempatan yang
lebih terbuka untuk ikut serta dalam pembangunan ekonomi dan sosial serta menciptakan
dan memelihara demokrasi yang sehat.

3. Landasan Pedagogis

Aspek intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan


berbagai kegiatan aktifitas mental ( berfikir,menalar, dan memecahkan masalah). Sejalan
dengan perkembangan fisik, berkembang pula kemampuan intelektual berpikirnya., pada
masa SMA/SMK (remaja akhir) mampu membayangkan apa yang akan dialami bila terjadi
suatu peristiwa umpamanya Krisis minyak, bagaimana proses pembuatan minyak, dan
lain sebagainya.Remaja (SMA/SMK) telah mampu berpikir jauh melewati kehidupannya
baik dalam dimensi ruang maupun waktu.Berpikir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide,
yang oleh Jean Piaget seorang ahli psikolog dari Swiss disebutnya sebagai berpikir formal
operasional.
Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja (SMA/SMK)
ditandai dengan tiga hal penting.Pertama, peserta didik mulai mampu melihat (berpikir)
tentang kemungkinan-kemungkinan. Kalau pada usia Sekolah Dasar peserta didik hanya
mampu melihat kenyataan, maka pada usia remaja mereka telah mampu berpikir tentang
kemungkinan-kemungkinan. Kedua, peserta didik telah mampu berpikir ilmiah.Remaja telah
mampu mengikuti langkah-langkah berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah,
membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai
dengan menarik kesimpulan.Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara
logis.Ide-ide atau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipadukan dalam suatu
kesimpulan yang logis.
Secara umum kemampuan berpikir formal mengarahkan remaja kepada pemecahan
masalah-masalah berpikir secara sistematik.Dalam kehidupan sehari-hari para remaja dan
juga orang dewasa jarang menggunakan kemampuan berpikir formal, walaupun mereka
sebenarnya mampu melaksanakannya.Mereka lebih banyak berbuat berdasarkan
kebiasaan, perbuatan atau pemecahan rutin.Hal itu mungkin disebabkan karena tidak
adanya atau kurangnya tantangan yang dihadapi atau dialami sebagai tantangan, atau orang
tua, masyarakat dan guru tidak membiasakan remaja menghadapi tantangan tuntutan yang
harus dipecahkan. Oleh karena itu, guru perlu mulai mendorong kemampuan berpikir, para
peserta didik pada usia ini, tentang kemungkinan ke depan. Mengarahkan para peserta didik
kepada pemikiran tentang pekerjaan yang tentunya pemikiran tersebut, disesuaikan dengan
pertambahan usia. Para remaja muda (usia SLTP) pemikiran tentang pekerjaan masih
diwarnai oleh fantasinya, sedang para remaja dewasa (usia SLTA) telah lebih realistik.
Pendekatan Pendidikan dan Pembelajaran yang Relevan untuk Siswa SMK
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dilakukan beberapa macam pendekatan
pembelajaran kepada siswa di sekolah. Setiap jenis pendekatan dalam pembelajaran
tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan
melihat apa yang menjadi kebutuhan siswa sehingga mereka lebih mudah menerima dan
menyerap pelajaran.
Seorang tokoh bernama Gulo melalui buku berjudul Strategi Belajar Mengajar mengatakan
bahwa yang disebut sebagai pendekatan pembelajaran adalah suatu sudut pandang tertentu
dalam melihat permasalahan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Pendekatan pembelajaran dilakukan supaya siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan
tertentu.
Macam-macam Pendekatan dalam Kegiatan Pembelajaran. Melihat semakin beratnya
tantangan yang harus dihadapi pada masa depan membuat guru harus memiliki wawasan
luas bukan hanya sebatas menguasai bahan ajar atau materi pembelajaran saja. Guru juga
harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan anak didik sehingga tahu pendekatan
apa yang paling tepat untuk dilakukan. Garis besarnya jenis pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi :
1. Pendekatan Kontekstual 
Pada pendekatan ini guru akan memberikan gambaran tentang materi pelajarannya dengan
mencontohkan kejadian di dunia nyata. Tujuannya adalah untuk mendorong siswa agar bisa
menemukan suatu hubungan antara pengetahuan dalam materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari. Pendekatan ini memerlukan daya pikir yang kritis dari siswa sehingga secara
tidak langsung dapat membantu menemukan potensi diri mereka.
2. Pendekatan Konstruktivisme
Guru tidak mengajarkan kepada siswanya bagaimana cara untuk menyelesaikan soal atau
menemukan jawaban benar atau salah. Guru hanya bertugas untuk mendorong siswa agar
mau berpikir kritis sehingga dapat menentukan mana opsi jawaban yang benar menurut hasil
pemikiran mereka.
3. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan dalam pembelajaran selanjutnya adalah pemecahan masalah (problem solving).
Pada pendekatan ini guru menekankan kepada siswa untuk mempergunakan seluruh
pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu permasalahan.
Biasanya dalam pendekatan ini siswa harus bisa menggunakan logikanya untuk menemukan
sebab akibat dari suatu masalah, menganalisisnya, membuat hipotesa hingga mendapatkan
kesimpulan.
4. Pendekatan Induktif
Melalui pendekatan induktif, siswa akan diajak untuk melakukan pengamatan lebih dulu lalu
untuk menemukan hal-hal khusus lalu mengambil kesimpulan dari semua fakta yang
ditemukan. Semakin banyak fakta konkrit yang dapat ditemukan maka akan semakin bagus
juga kesimpulan yang diperoleh. 
5. Pendekatan Deduktif
Pengertian dari pendekatan deduktif adalah mengumpulkan hal-hal yang sifatnya umum lalu
disimpulkan menjadi suatu kesimpulan yang lebih khusus. Disini guru akan menjelaskan
tentang konsep dasar, teori dan juga istilah lainnya di bagian awal kegiatan pembelajaran
lalu dilengkapi dengan bagaimana contoh penerapannya.
6. Pendekatan Open-Ended
Pendekatan open-ended adalah konsep yang mengutamakan kepada bagaimana proses
untuk menemukan jawaban suatu persoalan bukan tentang benar tidaknya jawaban
tersebut.  Biasanya pertanyaan yang diberikan sifatnya terbuka sehingga tidak ada jawaban
benar atau salah secara mutlak. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa dapat lebih aktif
dalam berpikir dan menemukan jawaban.
7. Pendekatan Saintifik
Konsep pendekatan ini mengacu pada kurikulum pembelajaran yang berlaku di sekolah.
Pendekatan saintifik yang disebutkan dalam kurikulum 2013 lalu menggunakan lima langkah
yaitu mengamati, bertanya, mengumpulkan data, melakukan asosiasi dan
mengkomunikasikannya.
8. Pendekatan Proses
Terakhir adalah pendekatan proses dimana guru memberikan kebebasan kepada siswa
untuk mengamati penemuan ataupun penyusunan konsep tertentu. Siswa akan melakukan
percobaan atau ilustrasi kemudian menyusun hipotesa.
Dengan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang tepat diharapkan siswa dapat
menemukan dan melatih potensi yang dimilikinya secara optimal. Tujuannya agar siswa bisa
meraih prestasi terbaiknya

4. Landasan Yuridis

 Pengertian pendidikan (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1)


 Fungsi dan tujuan pendidikan nasional (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
(2) dikaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila
 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Stsiswar Nasional Pendidikan
 Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 262/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
 Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 958 Tahun 2020
tentang Capaian Pembelajaran pada PAUD, SD, SMP, dan SMA
 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5 Tahun 2022
tentang Stsiswar Kompetensi Lulusan
 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7 Tahun 2022
tentang Stsiswar Isi
 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16 Tahun 2022
tentang Stsiswar Proses
 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2022
tentang Stsiswar Penilaian
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
 Keputusan Kepala Badan Stsiswar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Nomor
033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka
 Keputusan Kepala Badan Stsiswar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Nomor
009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada
Kurikulum Merdeka.
B. TUJUAN PENYUSUNAN KOSP
Tujuan penyusunan Dokumen Kurikulum SMK MANGGALA Tangerang ini adalah:
1. Menyamakan persepsi kepala sekolah, guru, TU, peserta didik dan Komite sekolah
tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mendasari Implementasi
Kurikulum Merdeka.
2. Sebagai acuan atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran di SMK MANGGALA
Tangerang. Dengan harapan agar pembelajaran di SMK MANGGALA Tangerang ini
dapat terlaksana dengan baik dan efektif sehingga mampu mengantarkan peserta didik
menguasai Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan, yang mencakup ketiga ranah
yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
3.Sebagai panduan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman,produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
4.Sebagai acuan pembelajaran sepanjang hayat dan dengan Tujuan Nasional Pendidikan di
Kurikulum Merdeka yaitu Profil Pelajar Pancasila
5.Mempersiapkan siswanya memiliki kompetensi industri berstandar internasional
6.Lulusannya memiliki hard skill dan soft skill sesuai kebutuhan industry
7. Memiliki performa karakter unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global
8. Mempunyai rasa percaya diri yang kuat
9. Mempersiapkan siswa berkemampuan literasi digital yang baik
10. Mempersiapkan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif
C. PRINSIP PENYUSUNAN KOSP
Kurikulum SMK MANGGALA Tangerang dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan Propinsi Banten. Pengembangan kurikulum SMK MANGGALA Tangerang
mengacu pada standar isi dan standar kelulusan dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan
komite sekolah.
Kurikulum SMK MANGGALA Tangerang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara
utuh. KOSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar
menjadiwarga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, tolerandalam keberagaman,
mampu hidup dalam masyarakat global,memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan
untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduliterhadap lingkungan.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan - kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan
potensidiri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikanpotensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual,emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan,dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerahmemerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlumemperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
f. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagisatuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaianperkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstualdengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia
dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan
kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak
mulia.
i. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
j. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter danwawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi
pada budayasetempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
l. Kesetaraan Gender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap danperilaku yang berkeadilan dengan
memperhatikan kesetaraan gender.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri satuan pendidikan .

D. Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan MANGGALA Kota


Tangerang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 Tahun
2013 sebagai pengganti PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan penyusunan Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP ) yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dengan terbitnya beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
yang berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka pengembangan
kurikulum harus pula mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar
Penilaian Pendidikan.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
KOSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah. Dokumen KOSP terdiri atas dokumen I dan dokumen II. Dokumen I
meliputi komponen KOSP yaitu tujuan Operasional satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum, serta kalender pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, untuk semua Operasional kelas. Sebelum
mengembangkan KOSP , sekolah perlu melakukan analisis konteks yang meliputi analisis
SNP, analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan.
SMK MANGGALA TANGERANG adalah satuan pendidikan yang melaksanakan
fungsi dan memberikan layanan pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan jalur formal
jenjang menengah Atas yang memerlukan adanya suatu program yang jelas dan dipahami
oleh semua pihak baik pihak internal maupun eksternal sekolah.. Atas dasar itulah SMK
MANGGALA TANGERANG memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP ). Melalui KOSP ini sekolah dapat melaksanakan
program pendidikannya sesuai dengan karakteristik,  potensi, dan kebutuhan peserta didik
Dengan tersusunnya dokumen KOSP ini, SMK MANGGALA TANGERANG akan
menjadi sekolah yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan karakter dan kondisi
lingkungan sekolah, sehingga terselenggara proses pendidikan yang berbasis lingkungan
sekolah dengan mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan lokal.
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMK MANGGALA TANGERANG adalah
terpenuhinya 8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu pula dapat tercapai.
1. Potensi Daerah (Konteks Alam, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Lingkungannya)

1. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan MANGGALA


2. Nama Sekolah : SMK MANGGALA
3. N P S N : 20606819
4. N S S : 712 286 103 202
5. N I S : 400 250
6. N D S : 400 225 0002
7. Alamat Sekolah : Jl. HOS. Cokroaminoto Gg.H.Ilyas I No. 63 Kel. Karang
Timur, Kec. Karang Tengah - Kota Tangerang 15157

8. SK Pendirian : 2537 / C / UT / 1998


Tanggal : 27 Maret 1998

9. Nama Ketua Yayasan : Nurhadiyati E.M., SE., M.Pd


10. Nama Kepala Sekolah : Budi Priyono, SE., M.Pd.
Pendidikan terakhir : Magister Administrasi Pendidikan ( S2)

11. Jumlah rombongan belajar : 9 Kelas, X, XI, XII (3, 3, 3 Kelas)


12. Jumlah ruang belajar : 17 Kelas, 13 ruang belajar, 2 ruang Lab.
1 Perpustakaan, 1 ruang Komputer

13. Luas bangunan : 5,880 M2


14. Status Tanah : Milik Yayasan
15. Status Bangunan Sekolah : Milik Yayasan
16. Pelaksanaan KBM : 07.00 s/d 15.00
17. Jumlah Lulusan 2021/2022 : 100%

SMK PK Manggala Kota Tangerang berada di Lingkungan Pusat Perniagaan dan Industri,
dimana SMK PK Manggala di kelilingi Mall , Rumah Sakit, Perkantoran , Apartemen,
Restoran , sekolah dan Kampus dan berada tidak jauh dari Kawasan Wisata Situ Cipondoh
yang menjadi destinasi wisata penduduk setempat.
Keunggulan alam ini dijadikan sebagai kekuatan SMK PK Manggala yang dalam hal ini
adalah sekolah yang memiliki Jurusan Pariwisata yaitu Jurusan Perhotelan dan Tata Boga
untuk berkembang dan maju karena lokasi strategis yang mendukung begitupun dengan
jurusan DKV sangat mendukung perkembangan Jurusan yang lainnya secara Digital yang
akan mampu memberikan informasi secara digital bahwa SMK PK Manggala itu ada dan
tetap konsisten dan Komitmen dengan Visi, Misi dan Tujuan pendidikan yang di emban nya
sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu beradaptasi dengan
dunia kerja dan dunia industry pada umumnya.
Edotel Manggala sangat menjawab kebutuhan masyarakat industry untuk mendukung
aktivitas industrinya ketika harus bermalam untuk waktu yang singkat di tengah kegiatan
industry yang padat , disamping juga bisa digunakan untuk tempat meeting dari pegawai
pemerintahan yang berada dilingkungan yang tak jauh dari lokasi SMK PK Manggala.
Kegiatan ini tentunya juga tidak lepas dari kebutuhan akan kuliner selama masa kegiatan
berlangsung dan dalam mendukung kegiatan marketing maka jurusan DKV sangat berperan
penting untuk membuat iklan layanan masyarakat untuk kebutuhan property dan kuliner.
Dengan keunggulan –keunggulan yang dimiliki SMK PK Manggala diharapkan akan
membawa SMK PK Manggala menjadi SMK PK yang sesuai dengan harapan Bangsa
Negara dan Masyarakat Luas.

2. Karakteristik Sekolah (Jenjang Pendidikan, Jenis Pendidikan, Lokasi, dan


Lingkungan Sekitar)

a. Kurikulum
Kurikulum disusun bersama dan mengikuti standar Dunia Kerja (penguatan aspek softskill,
dan karakter keberkerjaan untuk melengkapi aspek hardskill yang sesuai kebutuhan dunia
kerja). Sekolah menyusun Kurikulum Operasional Sekolah dengan melakukan evaluasi diri
terkait implementasi kurikulum yang digunakan, mengadakan In- House Training bagi tenaga
pendidik untuk melakukan penyegaran terkait kurikulum yang akan digunakan, menyusun
Kurikulum Operasional Sekolah dilengkapi dengan perangkat mengajar, melakukan evaluasi
hasil pembelajaran untuk melakukan evaluasi terkait dengan proses dan output
pembelajaran.
b. Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Projek Nyata (PBR) diterapkan disemua mapel kejuruan dan secara
bertahap diterapkan pada mapel kelompok A secara implementatif pada saat pembelajaran
praktik. Pembelajaran Pertemuan Tatap Muka (PTM)). Pembelajaran berbasis projek
(Project Based Learning) dan nyata dari Dunia Kerja (memastikan hardskill disertai softskill
dan karakter kesiapan kerja yang kuat). Pembelajaran berbasis masalah (Problem based
learning) dimana peserta didik diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
pada dunia kerja di industri.
c. Guru Tamu
Program Guru Tamu dilakukan dengan mendatangkan pelaku industri, alumni, dan pakar
bisnis. Program guru tamu diharapkan dapat menyiapkan tenaga pendidik untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan bidang pekerjaan, mendapatkan pengetahuan
soft skill industri, mendapatkan sharing pengalaman kebekerjaan dan pengalaman
kewirausahaan dari alumni, mendapatkan pengetahuan tentang bisnis dari pelaku bisnis.
Program ini diterapkan untuk pemenuhan 50 jam/semester pada mapel kejuruan sebagai
narasumber Dunia Kerja secara terjadwal dengan sistem jadwal blok mingguan. Untuk
pengembangan selanjutnya didatangkan narasumber dari instansi terkait yang relevan
dengan kejuruan yang ada di SMK. Guru Tamu bertujuan memperkuat peran industri dalam
meningkatkan pengetahuan, wawasan pada soft skill dan hardskill yang berlaku di industri
dan budaya kerja secara terprogram.
d. Magang atau Praktek Kerja Industri
Magang oleh guru kejuruan minimal 1 bulan di Dunia Kerja yang relevan dengan mapel yang
terkait secara bertahap sehingga semua guru wajib telah mengikuti magang dan mendapat
sertifikat magang untuk meningkatkan kompetensi guru. Magang siswa atau

PKL bagi siswa fase F di semester genap selama 6 bulan sesuai konsentrasi yang telah
dipilih siswa sehingga ditentukan Dunia Kerja yang relevan dengan konsentrasinya. Di akhir
PKL siswa wajib uji kompetensi di Dunia Kerja dan mendapatkan sertifikat uji kompetensi
PKL. Magang dan Praktek kerja lapangan di industry bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru dan peserta didik yang terprogram dan terjadwal dalam setiap tahunnya
e. Sertifikasi Kompetensi
Sertifikasi kompetensi oleh guru kejuruan di SMKS MANGGALA KOTA TANGERANG dan
Uji Kompetensi siswa baik secara klaster maupun okupasi.
f. Pembaharuan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan secara rutin mendapatkan pembaharuan kompetensi dari
Dunia kerja atau upskilling dan reskilling. Pembaharuan dari Dunia Kerja dilakukan secara
periodik setiap semester dengan mengundang narasumber dari Dunia Kerja yang relevan.
Untuk tenaga pendidik mengikuti diklat ke instansi terkait. Tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan diharapkan dapat mengikuti workshop, seminar atau diklat sesuai bidang
keahlian masing-masing.
g. Teaching Factory (TEFA)
Program TEFA berkolaborasi dengan dunia kerja atau Dunia Kerja yang melakukan MOU.
Program TEFA melatih siswa dalam menerima order dari konsumen atau dari industry yang
disesuaikan dengan capaian pembelajaran. Produk dari TEFAz. Sekolah diharapkan dapat
melakukan kerja sama dengan Dunia Kerja dalam pengelolaan order atau pesanan produk.
Sekolah juga diharapkan melakukan pengembangan produk unggulan untuk meningkatkan
nilai jual produk.
h. Komitmen Serapan
Sekolah melalui BKK melakukan kerja sama dengan Dunia Kerja untuk peningkatan
komitmen serapan tamatan untuk dapat bekerja di industri tersebut. Sekolah dapat
melaksanakan Job Fair untuk membantu Dunia Kerja mendapatkan tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan Dunia Kerja.
i. Beasiswa atau Ikatan Dinas
Peningkatan Beasiswa atau ikatan dinas dari Dunia Kerja yaitu adanya penghargaan/reward
dari industri yang diberikan kepada peserta didik karena pencapaian prestasi sesuai standar
industri
j. Sarana dan Prasarana
Pemenuhan sarana dan prasarana secara bertahap agar sesuai dengan standar sarana
prasarana yang digunakan oleh industri.

k. Tata Kelola
Tata Kelola, tata kelola manajemen sekolah dilakukan agar pengelolaaan aspek utama dan
penunjang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sekolah dilakukan secara
efektif dan efesien sehingga tujuan pengembangan program sekolah dapat tercapai secara
optimal. Digitalisasi tata kelola manajemen dilakukan dengan tujuan semakin meningkatkan
keefektifan dan keefesienan dalam pengembangan program sekolah. Secara bertahap
diharapkan pelayanan administrasi dan program sekolah dapat dilakukan melalui sistem
aplikasi. Adapun tata kelola pengelolaan yang dilakukan diantaranya :
1. Pengelolaan kurikulum (perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, evaluasi)
2. Pengelolaan asset dan sarpras (inventaris, pemeliharaan, pengadaan)
3. Pengelolaan peserta didik (peserta didik dan lulusan)
4. Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan
5. Pengelolaan keuangan/biaya
6. Kerjasama dengan Dunia Kerja

3. Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan (Jumlah, Latar Belakang


Pendidikan, Bakat, dan Kemampuan)
NO NAMA MAPEL
21 TRI FITRIADI, S.Kom ANIMASI 2D/3D/
1 BUDI PRIYONO, SE., M.P d KONSENTRASI
KEPSEK
KEAHLIAN
22 2 NUNI SURYANI, ENDANG
NURHADIYATI S.Pd M, SE., M.Pd PJOK SARPRAS
WAKA
23 DARWIN ZEBUA,KEUMALA
SE SBK
3 YUSANDRINA SARI, SH., WAKA
M.sI KURIKULUM/PKN
24 IKSAN, S,Pd AGAMA ISLAM
4 DEDI SETIAWAN, SE. WAKA HUMAS/MTK
25 NUNI SURYANI, S.Pd BOGA DASAR
5 SARIYATUN, S.Pd WAKA
KESISWAAN/B.ING
6 RICA IRVANI, S.Pd KAPROG
PARIWISATA/PKK
7 HAMDI GOFUR, S.Kom KAPROG TKI/DMI

8 HERLAMBANG, M.Pd SEJARAH


INDONESIA
9 ASNILAH, S.Pd BAHASA INGGRIS

10 AULIA ANGGAINI P, S.Psi BK/BP

11 INDRI NUR AZIZAH, S.Pd MATEMATIKA/IPAS

12 AHMAD SYAIPULLOH, S.Hum AGAMA ISLAM

13 SUPARMAN, SE PBM/
KONSENTRASI
KEAHLIAN
14 ALDILA FAJRIYATI, S.Pd BAHASA
INDONESIA
15 MARTINA DAMAYANTI, S.Pd PASTRY
BAKERY/KONSENT
RASI KEAHLIAN
16 TAUFIK NUR FATHONI, S.Kom TPAV/
INFORMATIKA
17 SHAFIRA FITRI, S.Sn KONSENTRASI
KEAHLIAN DKV
18 RAMAYA PETRA, ST P5

19 SUWARTO, SE HOUSE
KEEPING/LAUNDRY
20 LINARKO, A.Md FO/ KONSENTRASI
KEAHLIAN

4. K
5. Karakteristik Peserta Didik
NO K J TOT AU TOT
E U AL G’2 AL
L L 1
A I
S ‘
2
1
L P L P
1 X 1 1 29 13 16 29
PH 3 6
2 X 1 1 29 12 17 29
TB 2 7
3 X 2 7 28 21 7 28
TI 1
JUML 4 4 86 35 40 86
AH 6 0
4 XI 1 1 30 13 17 30
PH 3 7
5 XI 1 2 40 12 28 40
TB 2 8
6 XI 3 9 47 38 9 47
TI 8
JUML 6 5 117 63 54 117
AH 3 4
7 XII 1 1 31 14 17 31
PH 4 7
1
8 XII 1 1 30 15 15 30
PH 5 5
2
9 XII 1 1 29 13 16 29
TB 3 6
1
10 XII 1 1 28 12 16 28
TB 2 6
2
11 XII 2 4 30 26 4 30
TI 6
1
12 XII 3 2 32 30 2 32
TI 0
2
JUML 1 7 180 111 70 180
AH 1 0
1

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK PK MANGGALA

A. SEJARAH SMK PK MANGGALA


Awal tahun 1995 sesuai dengan tanggal berdirinya Yayasan Manggala yakni 15 Januari
1995, Yayasan Manggala mendirikan SMK (dahulu SMIP Sekolah Menengah Industri
Pariwisata), pendaftaran pertama kali pada Tahun Pelajaran 1995/1996 menerima siswa
baru + 40 siswa, tetapi yang diterima hanya 27 orang saja (satu kelas).
Berdasarkan Akta Pendirian Yayasan Manggala Nomor 10 tanggal 17 September 2007
Notaris Hilda Yulistiawati, S.H. dan akta tersebut telah mendapat Keputusan Menteri Hukum
dan HAM RI Nomor : C-3579.HT.01.02.TH 2007 tanggal 05 Nopember 2007 dan Tambahan
Berita – Negara R.I. Tanggal 1/2 – 2008 No. 10
Makna dan arti Logo MANGGALA
Warna Dasar BIRU BENHUR : Melambangkan Keteguhan dalam Berfikir
Warna dasar MERAH pada MANGGALA : Berani meraih Cita-cita yang tinggi
Lambang Sayap berwarna KUNING : Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Lambang Buku berwarna PUTIH : Kebersihan Jiwa Jasmani dan Rohani siswa-siswi
Lambang PENA : Sarana siswa-siswi dalam mencapai cita-cita
Manggala dari bahasa sanskerta yang berarti Pemimpin

B. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

1. VISI

SMK PK MANGGALA melalui visi sekolah berusaha menerjemahkan kebutuhan dunia


saat ini dan kemajuan teknologi yang terus bergerak maju. Maka Visi dari SMK PK
MANGGALA adalah

“ Unggul, terampil, prestasi, berkarakter berdasarkan pada


Imtaq dan Iptek “
Visi ini dirancang pada tahun 2021. Sesuai dengan hasil pembahasan di Rencana Kegiatan
Jangka Menengah, maka visi tersebut diharapkan targetnya akan dapat dicapai secara
menyeluruh pada tahun 2026.

2. MISI
Visi tersebut dapat diwujudkan melalui misi yang pencapaiannya fokus kepada peserta
didik dan lembaga pendidikan yaitu:
a. Memberi pelayanan Pendidikan kejuruan bagi siswa agar mampu menguasai IPTEK
dibidang Pariwisata dan Teknologi.
b. Membina hubungan dan kerja sama dengan Dunia Pariwisata serta lembaga lainnya yang
relevan.
c. Menghasilkan lulusan yang bisa terserap di DUDIKA
d. Memberikan pelayanan yang baik. Unggul dalam mendidik anak bangsa dan sangat
peduli terhadap siswa/siswi dari golongan bawah serta anak yatim piatu.
e. Memenuhi komitmen terhadap pemerintah dalam hal mencerdaskan bangsa, untuk
menyongsong era globalisasi serta modernisasi.
f. Menyiapkan siswa terampil, prestasi, beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT.
Mengembangkan dan memperkuat sinergi yang bersifat link and match dengan mitra
industri di dalam dan di luar negeri.
g. Menguatkan literasi dan kompetensi IT pada guru dan siswa, sesuai tuntutan revolusi
industri 4.0
h. Mengembangkan dan menguatkan hubungan kemitraan dengan lembaga pendidikan
tinggi vokasi di dalam dan luar negeri.
i. Mengembangkan kurikulum internasional, bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
wajib dalam pembelajaran produktif.
j. Menguatkan fungsi LSP sebagai lembaga yang berwenang untuk melaksanakan
assessment berbasis industri.
k. Mengembangkan PBM melalui Hybrid Model Learning System

l. Menanamkan nilai-nilai religius, integritas, kerja keras, pantang menyerah, profesional


dan entrepreneurship
m. Menguatkan pembinaan karakter & moral pancasila kepada guru, mengembangkan nilai
keteladanan bagi siswanya
n. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui penguatan pembelajaran
STEAM (science, technology, engineering, art, mathemathics)
o. Mengembangkan Sekolah Pencetak Wirausaha melalui penguatan program Teaching
Factory

3. TUJUAN
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan sekolah yang akan
menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan. Tujuan sekolah, yaitu:
a. Menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang berkualitas
b. Membantu peningkatan profesionalisme penyelenggaraan pendidikan kejuruan
c. Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan yang kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,
berdisiplin, tanggung jawab, dan berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.

d. Mengembangkan sarana sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


siswa yang terampil, terdidik, dan profesional serta mampu mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan iptek.
e. Menghasilkan lulusan yang terampil, menguasai, menerapkan dan mampu
mengembangkan profesi kejuruan.
f. Menghasilkan lulusan yang berdedikasi, teladan, berakhlak Mulia dan penyayang.
g. Menyediakan sarana, prasarana, dan sistem pelayanan yang memuaskan pengguna
jasa.
h. Memberikan pelayanan pendidikan yang cepat, tepat, adil, akurat dan simpatik.
i. Menyiapkan siswa menjadi manusia yang produktif mampu bekerja mandiri di Dunia
Usaha pada umumnya dan Dunia Pariwisata pada khususnya.
j. Menghasilkan lulusan yang produktif, mandiri, memiliki sikap jujur, disiplin, tanggung
jawab, dan mampu mengembangkan profesinya sesuai standar nasional atau
internasional. Mewujudkan lulusan yang berkualitas, professional dan memiliki daya tawar
yang tinggi di dunia kerja.
k. Mewujudkan kegiatan belajar yang dinamis, yang mampu memotivasi dan
mengimprovisasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
l. Meningkatkan kompetensi Guru dan peserta didik sebagai sumber daya peofesional
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
m. Mewujudkan sekolah sebagai benteng moralitas bangsa.
n. Memelihara dan meningkatkan jaringan Kerjasama dengan masyarakat, dunia
usaha, industry dalam dan luar negeri.
o. Meningkatkan kepuasan masyarakat untuk memperoleh layanan Pendidikan dan
pelatihan kejuruan sesuai dengan program keahlian.
p. Konsistensi pelaksanaan aktivitas, kendali mutu dan jaminan mutu sekolah.
q. Mengembangkan kualitas manajemen sekolah sehingga terbangun Pendidikan yang
berwawasan global sesuai dengan perkembangan era globalisasi
r. Mengoptimalkan peran masyarakat terhadap Pendidikan yang berkualitas, sehingga
bersedia memberi kontribusi terhadap Pendidikan.
s. Mewujudkan sarana dan prasarana Pendidikan baik pendukung maupun penunjang
yang layak dan artistic sehingga menumbuhkan situasi pembelajaran yang
menyenangkan.
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. PROGRAM KEAHLIAN PERHOTELAN


Kurikulum Operasional SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG pada
Program Keahlian Perhotelan dikembangkan sesuai dengan konteks dan
kebutuhan peserta didik dan industri perhotelan. Program keahlian Perhotelan
PK MANGGALA KOTA TANGERANG mengembangkan kurikulum yang ada
dengan SKKNI Level II dan juga mengkombinasikan dengan CATC (Common
ASEAN Tourism Curriculum) sebagai kurikulum berbasis industri. CATC
menyiapkan peserta didik SMK memiliki kompetensi bidang pariwisata yang
berstandar internasional dan berbasis industri, sekaligus sebagai upaya untuk
membuka peluang bekerja di Negara ASEAN. CATC yang digunakan
menuntut pembelajaran mata pelajaran produktif perhotelan menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Bahasa Inggris dituntaskan di
kelas X dengan pola reguler system sebagai dasar pembelajaran untuk
peserta didik mengikuti pembelajaran menggunakan kurikulum penyelarasan
dengan dunia usaha dan dunia industri di kelas XI dan XII.
Penyusunan kurikulum Perhotelan juga melibatkan unsur dunia Industri
dikarenakan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG juga membangun
jaringan dengan asosiasi industri perhotelan seperti Organisasi Perhotelan
Republik Indonesia ( PHRI ) , Indonesian Hotel General Manager Association
(IHGMA) dan perguruan tinggi vokasi dalam bidang bisnis hospitality.
Kurikulum yang dikembangkan berpedoman pada profil lulusan yang memiliki
kemampuan untuk bekerja, berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (Diploma/Sarjana), dan memiliki kemampuan
menangkap peluang wirausaha, sesuai dengan program Direktorat Jenderal
Vokasi yaitu BMW (Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha).
Bobot pembelajaran yang diberikan kepada siswa adalah 70% pada
penguatan Mata Pelajaran kejuruan/produktif dan 30% Mata Pelajaran Umum.
Pembelajaran dilakukan secara tatap muka.

Sebagai penguatan hard skill dan soft skill dalam mata pelajaran
kejuruan memberikan beberapa tambahan mata pelajaran yang spesifik
berdasarkan tuntutan industri saat ini. Dengan harapan bahwa lulusan SMK
PK MANGGALA KOTA TANGERANG memiliki kompetensi keahlian yang
sesuai dengan tuntutan industri perhotelan baik di dalam maupun luar negeri.
Adapun mata pelajaran tambahan yang menjadi kekhasan SMK PK
MANGGALA KOTA TANGERANG program keahlian perhotelan disebutkan
sebagai berikut
1. M.I.C.E (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)
2. Pengantar Manajemen
3. Marketing and Communication

Sebagai salah satu contoh, penambahan mata pelajaran Marketing and


Communication adalah mata pelajaran yang ditambahkan karena tuntutan
saat ini pada industri perhotelan yang menuntut karyawan yang tidak hanya
cakap dalam bidang operasional namun juga memiliki kemampuan komunikasi
pemasaran.
Guru Produktif Perhotelan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG
berjumlah 5 orang yang memiliki pendidikan minimal Sarjana yang linier
sesuai mata pelajaran yang diampu serta memiliki pengalaman bekerja di
industri baik di dalam maupun luar negeri   dengan pengalaman bekerja
minimal 5 tahun dan posisi minimal sebagai supervisor.

Jumlah siswa Perhotelan Tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak kurang


lebih 150 siswa. Program keahlian Perhotelan sudah memiliki lulusan beberapa
angkatan sebanyak ratusan alumni yang tersebar di dunia berwirausaha,
melanjutkan ke perguruan tinggi, dan industri di dalam dan di luar negeri.
Berikut adalah kerjasama Industri untuk program Prakerin dan Penyerapan
Lulusan yang dilakukan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG program
keahlian Perhotelan

DA
N NAMA ALAMAT KET
PIMPINA YA
O HOTEL
N TAMP
UNG
Hotel Atria Jl. Gading Serpong Willy 8 FO,
Boulevard Gg. Kavling 2 Heskiel HK,
1 Marbun,
Pakulonan Barat Kec, FB
Kelapa Dua Tangerang SH
Ritz Carlton Jl. Jend. Sudirman No. 35 Santi, SH 8 FO,
2 Pasipic Place distric Jakarta HK,
/RCPP FB
Hotel Jl. Gatot Subroto No. Kav . 71-73 Dodi 6 FO,
3 Bidakara Menteng Dalam Jakarta Priamba HK,
da, SH FB
Hotel Horizon Jl. Ciledug Raya No. 17 Kreo Nurul 1 HK,
4 Selatan Tangerang Banten Mega , 7 FB
SH
Hotel Grand Jl. Kemang Raya Rt. 14 Ni Luh 8 FO,
Kemang Rw.1 Bangka Kec.Mampang Leni HK,
5 Prapatan Jakarta Selatan Saraswat FB
i Devi,
SH
Fave Hotel Jl. Hasyim Ashari No. 118 Marta, 1 FO,
6 SH 5 HK,
FB
Hotel Neo Jl. Kembangan Raya No. 8 Chintya 5 HK,
7 Puri Rw. 2 Jakarta Barat NA, S.Psi FB
Hotel Veranda Jl. Kyai Maja No. 63 Rt. 6 Rw Sarah, SH 1 FO,
8 Kebayoran 2 kebayoran Baru Jakarta 0 HK,
selatan FB
Jl Daan Mogot No. Kav. 2 Rt. Maria,
1 Rw. 2 Cengkareng Jakarta SH 2 FO,
Hotel Samala
Barat 0 HK,
9
FB
Jl. Gading Serpong Willy
Boulevard Gg. Kavling 2 Heskiel 6 FO,
Ara Hotel Pakulonan Barat Kec, Marbun,
1 HK,
0 Kelapa Dua Tangerang SH FB
Jl. Gading Serpong Priyanti
1 Hotel Ibis Boulevard No. 19 Curug Rahayu, FO
1 Serpong Sangereng SH 6 &
Tangerang HK
Hotel Ibis Okta, SH
Jl. Letjen S. Parman No. Kav 6 FO,
1 Slipi
59 Slipi Palmerah Jakarta HK,
2
Barat FB
Hotel Jl. Alam Sutera Boulevard Priyanti
Mercure Kav. 23 Serpong Rahayu, 4 FO,
1
Alam Sutera SH HK,
3
FB
GrandMercur Kemayoran-Jakarta Lalu FO,
e Kemayoran Jaya, SH 4
1 HK,
Jakarta
4 FB

Grand Dafam Ancol Jakarta Slamet , FO,


1 Ancol Jakarta SH 4
HK,
5 FB

JUMLAH
12
6

Berikut adalah kerjasama dalam bidang pengembangan akademik dan


profesi yang dilakukan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG program
keahlian Perhotelan : 1. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan 2. Akademi
Pariwisata Indonesia ( Akpindo ).

Sarana praktik dan belajar dirancang dengan standar hotel berbintang,


sehingga para lulusan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG diharapkan
mudah beradaptasi ketika melaksanakan program OJT/PKL di industri, serta
membentuk kepribadian, dan karakter hotelier yang lebih kuat.
Kegiatan praktik di sekolah dan praktik kerja industri dipersiapkan melalui
program parenting bagi para orang tua, job orientation, dan hotel knowledge
yang diberikan oleh praktisi dari dunia industri perhotelan, untuk menguatkan
passion dan gambaran karir bekerja di industri perhotelan.
Kegiatan kunjungan industri dan kunjungan ke perguruan tinggi untuk
menguatkan passion dan gambaran karir bekerja di industri. Berikut adalah
daftar kunjungan Industri Program Keahlian Perhotelan.
a. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
b. STP NHI Bandung
c. Hotel Inna Grand Bali Beach Denpasar Bali
d. Hotel Neo+ Jogyakarta
e. Bidakara Hotel Jakarta
f. Ritz Carlton Jakarta Mega Kuningan

1. Tujuan Program Keahlian Perhotelan

Tujuan Umum berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan


Nasional ( UU SPN ) pasal 15 Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu.
Tujuan Umum : Mencetak tenaga ahli madya profesional dalam bidang
Kejuruan yang berorientasi pada kebutuhan Dunia Kerja
dan Usaha.
Tujuan Khusus: Membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang kompeten, agar dapat :

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.


b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
c. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan dan seni.
d. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam bidang
Kejuruan masing-masing agar dapat bekerja baik secara mandiri atau
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
e. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian Kejuruan nya
masing- masing.
f. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
g. Menciptakan lulusan yang siap kerja dan mengikuti perubahan zaman
h. Menciptakan peserta didik yang dapat memahami proses bisnis industri
perhotelan
i. Menciptakan peserta didik yang mampu memahami perkembangan
penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata dan
perhotelan
j. Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur
k. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
agar kompeten dalam setiap kosentrasi Perhotelan (Front Office, Tata
Graha, Binatu)
l. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, wawasan, teknologi
agar menjadi entreuprener muda dan mampu mengembangkan diri secara
mandiri dikemudian hari maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan
lebih tinggi

2. Intrakurikuler
a. Struktur Kurikulum Program Keahlian
Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian muatan
pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran dan beban belajar.

Struktur kurikulum program keahlian di SMK PK MANGGALA KOTA


TANGERANG adalah sebagai berikut.
1.1 Bidang Keahlian : Pariwisata
1.2 Program Keahlian : Perhotelan
Alokasi waktu mata Fas Fase F Tot
pelajaran SMK Kelas X- eE al
XII Kela Kela Ke K J
1.3 Asumsi 12 minggu/3 P
sX s XI las ela
Program bln XII s
(Se XII
me (S
ste e
r 1) m
est
er
2)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Islam (9) (9) (5)
dan Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Kristen dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Katholik dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Buddha dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Hindu dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Khonghucu dan
Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Kepercayaan (9) (9) (5)
Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 36 - 180
Pancasila (6) (6) (3)
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 108 54 306
(12) (9) (5)
4 Pendidikan 108 72 180
Jasmani, (9) (6)
Olahraga, dan
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 144
(6) (6)
6 Seni - - -
Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
o Seni Tari 72 72
o Seni Teater (6)

Jumlah JP (26,00%) 576 432 144 - 115


(16) (12) (8) 2
Keahlian
b.
c.
d.
B. Penet
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I. a
J.
K.
L.
M.

B. Konsentrasi Keahlian
SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG membuka 3 konsentrasi
pada Program keahlian Perhotelan, diantaranya:
a. Front Office ( FO )
b. House Keeping ( HK )
c. Laundry
d. Sales & Marketing
Sales & Marketing adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan kepada pembeli, yang memuaskan kebutuhan kepada pembeli.
Dalam hal ini fungsi dan ranah Sales & Marketing dipandang dari sisi industri
perhotelan adalah sebagai wujud layanan dari pihak hotel untuk memberikan
fasilitas dalam bentuk fisik, seperti promosi, pemasaran, periklanan dan lain-
lain. Dari kegiatan sales & marketing merupakan bentuk layanan jasa
penyelenggara kegiatan M.I.C.E dari pihak konsumen yang membutuhkan
layanan tersebut (Event Organizer, Wedding Organizer, meeting Organizer
dan Impresariat). Hal inilah yang menyebabkan program keahlian perhotelan
memerlukan konsentrasi Sales and Marketing yang didukung oleh
kompetensi M.I.C.E
Penerapan ini dilakukan mengingat zaman sudah banyak mengalami
perubahan dan pembaharuan. Program Merdeka Belajar yang diluncurkan
oleh Kementerian Pendidikan Nasional menuntut sekolah untuk melakukan
perubahan, terobosan dan inovasi dalam pengorganisasian pelaksanaan
pembelajaran agar dapat menciptakan peserta didik dan lulusan yang
kompeten di bidangnya.
SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG membuka 3 konsentrasi
tersebut karena dianggap paling relevan dengan industi perhotelan saat ini.
Dulu perhotelan hanya fokus pada room division (Front Office dan
Houskeeping), namun saat ini industri perhotelan melakukan penerimaan
staf membutuhkan lebih banyak untuk staf bidang Room Division dan Food
and Bevarage Service.
Sedangkan alasan dibukanya konsentrasi Sales & Marketing karena saat
ini pemasaran adalah sesuatu yang sangat penting dan utama dalam
industri perhotelan untuk mencapai target penjualan, hal ini agar
menciptakan lulusan SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG Program
keahlian Perhotelan dapat lebih mudah masuk dalam pilihan industri
tersebut.
Room Division adalah managment dalam hotel yang terdiri dari dua
department, yaitu "Housekeeping Department dan Front Office Department".
Jurusan divisi kamar atau room division management merupakan
program studi bidang hospitality yang secara spesifik mengarahkan
lulusannya untuk bekerja di industri perhotelan. Tingginya minat dan
kebutuhan akan akomodasi penginapan sejak beberapa tahun silam
membawa pengaruh yang signifikan pada pendidikan di bidang hospitality.
Tidak terbatas pada jurusan perhotelan saja, kini tersedia berbagai program
studi yang menawarkan spesifikasi yang lebih detail.
Tentunya, hal ini bertujuan untuk menciptakan lulusan dengan
kemampuan dan keterampilan yang mumpuni sesuai bidangnya. Salah satu
di antaranya adalah jurusan divisi kamar atau yang kita kenal dengan
sebutan room division. Secara garis besar, jurusan divisi kamar merupakan
pendidikan mendalam tentang fungsi layanan tamu yang berkaitan dengan
inventaris kamar dari bisnis akomodasi.
Jadi, di sini akan mempelajari bagaimana kualitas layanan dan prinsip
pemulihan layanan untuk mendukung seluruh aspek manajemen akomodasi.
Mulai dari reservasi tamu hingga penerimaan/kedatangan, layanan tata
graha dan pemeliharaan, keselamatan dan keamanan tamu, hingga
keberangkatan tamu.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa divisi kamar adalah proses
yang sangat penting dari keseluruhan kerja sebuah akomodasi. Lebih
tepatnya, divisi kamar ini berperan sebagai titik kontak pertama antara tamu
hotel dengan staff. Selain itu, divisi ini juga berkontribusi secara signifikan
terhadap keuntungan dan pendapatan akomodasi secara keseluruhan.
Food and Beverage Service (F&B), yang merupakan segmen terbesar
dalam hospitality industry. Dalam bidang pendidikan, sektor F&B ini disebut
sebagai Food and Beverage atau Tata Hidang. F&B Service sendiri adalah
program Konsentrasi yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan dengan
keterampilan dan kemampuan kerja di hotel, restoran, dan kantor swasta.
Secara umum, dalam program studi ini, mahasiswa akan belajar cara
memproduksi dan menyajikan makanan dan minuman pada berbagai area
pelayanan, seperti bar, restoran, hall, ballroom, conference room, hingga in-
room dining service.

Dalam industri perhotelan, manajemen divisi kamar ini akan sangat


memperhatikan kepuasan tamu. Tidak hanya terkait masalah kebersihan dan
pemeliharaan kamar, tetapi juga layanan umum yang tersedia bagi para
tamu. Umumnya, divisi kamar pada industri hotel terdiri dari dua
departemen, yaitu front office dan housekeeping.

Pemilihan konsentrasi didasarkan pada minat dan bakat atau passion


peserta didik, setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X),
sehingga peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara
mendalam ruang lingkup masing-masing konsentrasi yang akan dipilihnya.
Sekolah melalui wali kelas, Guru produktif, dan Guru BK dapat memberikan
saran kepada peserta didik atas pilihannya, berdasarkan dari pengamatan
terhadap portofolio peserta didik selama mengikuti pembelajaran pada fase
E (kelas X).
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam konsentrasi dikemas
dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun oleh guru produktif.
CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran, kemudia dituangkan
dalam modul ajar. Capaian hasil pembelajaran dapat berupa portofolio
sebagai bentuk      dari assessment

2. Struktur Kurikulum Konsentrasi Konsentrasi : Room Division


Alokasi waktu mata Fas Fase F Tot
pelajaran SMK eE al
Kelas X-XII Kel Kela Ke Kel JP
Asumsi 12 as s XI las as
minggu/3Bulan X XII
(Se XII
me (Se
ster mest
1) er 2)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Islam (9) (9) (5)
dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Kristen dan
Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Katholik dan
Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Buddha dan
Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 2
Agama (9) (9) (5) 7
Hindu dan Budi 0
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 2
Agama (9) (9) (5) 7
Khonghucu dan 0
Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 2
Kepercayaan (9) (9) (5) 7
Terhadap Tuhan 0
Yang
Maha Esa dan
Budi Pekerti
2 Pendidikan 72 72 72 72 7
Pancasila (6) (6) (6) (6) 2
dan (
Kewarganegaraan 6
)
3 Bahasa Indonesia 144 108 54 3
(12) (9) (6) 0
6
4 Pendidikan 108 72 1
Jasmani, (9) (6) 8
Olahraga, dan 0
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 1
(6) (6) 4
4
6 Seni 72 - - - 7
Pilihan minimal 1: (6) 2
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 144 - 1
(16) (12) (8) 1
5
2
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 3
(12) (9) (5) 0
6
2 Bahasa Inggris 72 108 54 2
(6) (9) (5) 3
4
3 Informatika 144 1
(12) 4
4
4 Projek Ilmu 216 2
Pengetahuan (18) 1
Alam dan Sosial ** 6
5 Kejuruan 1
0
6
2
a. Dasar-dasar 216
Perhotelan (18)
b. Housekeeping 216 108 8
(6) (6) 4
c. Front Office 216 108 6
(6) (6)
d. Laundry 108 90
Konsentrasi : F&B Service

Alokasi waktu mata Fas Fase F Tota


pelajaran SMK Kelas X- eE l
XII Kela Kela Kela K JP
Asumsi 12 sX s XI s XII ela
minggu/3Bulan (Sem
ester s
1) XII
(S
e
m
est
er
2)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Islam (9) (9) (5)
dan Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Kristen (9) (9) (5)
dan Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Katholik (9) (9) (5)
dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama Buddha (9) (9) (5)
dan Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Hindu dan Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Agama (9) (9) (5)
Khonghucu dan
Budi Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Kepercayaan (9) (9) (5)
Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 72 72 72
Pancasila dan (6) (6) (6) (6) (6)
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 108 54 306
(12) (9) (6)
4 Pendidikan 108 72 180
Jasmani, (9) (6)
Olahraga, dan
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 144
(6) (6)
6 Seni 72 - - - 72
Pilihan minimal 1: (6)
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 144 - 115
(16) (12) (8) 2
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(12) (9) (5)
2 Bahasa Inggris 72 108 54 234
(6) (9) (5)
3 Informatika 144 144
(12)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (18)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar 216
Perhotelan (18)
b. Restaurant 216 126
Service (6) (7) 846
c. Bar Service 216 126
(6) (7)
d. Banquet 72 90
Operation (2) (5)
6 Projek Kreatif dan 180 90 270
Kewirausahaan (5) (5)
7 Praktik Kerja 79 792
Lapangan 2
(44
)
8 Mata Pelajaran 144 108 -
Pilihan (4) (6)
a. Bahasa Jepang*
b. Bahasa 72 5
Mandarin* (2) 4
c. Bahasa (3
Perancis* )
d. Marketing & 72
Communication* (2)
*
e. Pengantar 54
Manajemen** (3)
Muatan Lokal (Budaya 72 72 36
Sunda)*** (2) (2) (2)
Jumlah JP (74,00%) 792 1080 612 79
(22) (30) (34) 2
(44
)
Jumlah A+B
1368 1512 756 79 4428
(38) (42) (42) 2
(44
)
C. Projek Penguatan
288 144 72
Profil Pelajar Pancasila - 504
(8) (4) (4)

3. Capaian Pembelajaran
Rumusan capaian pembelajaran pada program keahlian Perhotelan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
a. Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran umum diadopsi rumusan yang
ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan
Asesmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor.
033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Jenjang Pendidikan
Menengah pada pada Kurikulum Merdeka pada Program SMK Pusat
Keunggulan.

b. Capaian pembelajaran mata pelajaran Housekeeping, Front Office, Laundry,


Restaurant Service, Bar Service, Banquet Operation, M.I.C.E, Marketing &
Communication, Tour Planning disusun oleh Guru Mata pelajaran Produktif
bersama guru-guru kelompok kejuruan bersama dunia kerja
c. Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran muatan local (Membatik)
dirumuskan oleh MGMP Membatik (mulok) SMK .

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah- mufakat, dan keadilan adalah nilai-nilai yang
harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian
ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi
nama Pancasila, sehingga menjadi landasan filosofis bagi
pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa


Indonesia, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap
dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam
sikap dan perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh
bangsa pada kehidupan yang adil makmur sebagaimana cita- cita
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa
tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah
menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak
tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berbangsa dan bernegara.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga


negara perlu diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik
(smart and good citizen), sehingga dapat memahami negara dan
bangsa Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa
kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian,
warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak dan kewajibannya
sebagai warga

negara, juga turut aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara


Indonesia dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang akan merusak ketahanan bangsa dan negara
Indonesia.Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila
yang ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk menyiapkan warga negara yang
cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi elemen: Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa
perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya
terkandung penumbuhkembangan karakter, literasi- numerasi, dan
kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perubahan zaman.

Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan menghasilkan


warganegara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-
cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri
dan identitas bangsa. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai
kedudukan strategis dalam upaya menanamkan dan mewariskan
karakter yang sesuai dengan Pancasila kepada setiap warga negara,
dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun
untuk mencapai Indonesia emas.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila


Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:

1. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia,
mencintai negara dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan
dan keadilan sosial;
2. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses
perumusannya sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup
bangsa, serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari;

3. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan


hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di tengah-tengah masyarakat global;
4. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang
berbineka, serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan
jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status
sosial-ekonomi, dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal
masyarakat sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk
menjaga lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta
berperan aktif dalam kancah global.

C. Karakteristik Pendidikan Pancasila


1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan
kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun
peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan,
dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal
Ika;
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk
menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan
kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan
yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.

Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta


cakupan/substansinya, sebagai berikut:

N Elemen Deskripsi Elemen


o
1 Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara,
. ideologi, dan pandangan hidup bangsa.
Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses
perumusan Pancasila, implementasi
Pancasila dari masa ke masa, serta
reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai
Pancasila secara kolektif dalam beragam
kegiatan kelompok dengan membangun
kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Mengembangkan potensi
sebagai kualitas personal yang bermanfaat
dalam kehidupannya, memberi bantuan
yang dianggap penting dan berharga
kepada orang-orang yang membutuhkan di
masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global.
2 Undang- Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma
. Undang yang berlaku mulai dari lingkup terkecil
Dasar (keluarga, dan masyarakat) sampai pada
Negara lingkup negara dan global sehingga dapat
Republik mengetahui dan mempraktikkan hak dan
Indonesia kewajibannya baik sebagai manusia,
Tahun 1945 bangsa Indonesia maupun sebagai warga
negara Indonesia dan dunia, termasuk
menyuarakan secara kritis terhadap
pelanggaran hak asasi manusia.
Mempraktikkan sistem musyawarah dari
lingkup kelas, sekolah, dan keluarga.
Menyadari dan menjadikan musyawarah
sebagai pilihan penting dalam mengambil
keputusan, menjaga persatuan, dan
kehidupan yang demokratis. Peserta didik
dapat menganalisis konstitusi, hubungan
antarregulasi yang berlaku sehingga segala
peraturan perundang-undangan dapat
diterapkan secara kontekstual dan aktual.
3 Bhinneka Mengenali dan menunjukkan rasa bangga
. Tunggal Ika terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia
yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat
kepada bangsa yang beragam, serta
memahami dirinya menjadi bagian dari
warga negara dunia. Peserta didik dapat
menanggapi secara memadai terhadap
kondisi dan keadaan yang ada di
lingkungan dan masyarakat untuk
menghasilkan kondisi dan

N Elemen Deskripsi Elemen


o
keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga
menerima adanya kebinekaan bangsa
Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa,
agama dan kelompok sosial. Terhadap
kebinekaan tersebut, peserta didik dapat
bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya
setara yang lain, sehingga ia tidak
membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA.
Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga
dapat memiliki sikap tenggang rasa,
penghargaan, toleransi dan cinta damai
sebagai bagian dari jati diri bangsa yang
perlu dilestarikan. Peserta didik secara aktif
mempromosikan kebinekaan,
mempertautkan kearifan lokal dengan
budaya global, serta mendahulukan produk
dalam negeri.
4 Negara Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal,
. Kesatuan mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari
Republik lingkungan sekitarnya, sehingga muncul
Indonesia kesadaran untuk menjaga lingkungan
sekitarnya agar tetap nyaman dihuni.
Bermula dari kepedulian untuk
mempertahankan lingkungan sekitarnya
yang nyaman tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan ke dalam skala yang lebih
besar, yaitu negara, sehingga dapat
berperan dalam mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menumbuh kembangkan
jiwa kebangsaan akan hak dan kewajiban
bela negara sebagai suatu kehormatan dan
kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji
secara nalar dan kritis sebagai bagian dari
sistem keamanan dan pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta
berperan aktif dalam kancah global.

menganalisis hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
peserta didik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan berpendapat
warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila; dan menganalisis kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi
secara kreatif, kritis, dan inovatif untuk memecahkan kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan bersama atau gotong


royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun
masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai- nilai
Pancasila; memberi contoh dan memiliki kesadaran akan hak dan
kewajibannya sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan warga
negara; dan memahami peran dan kedudukannya sebagai warga
negara Indonesia.
Capaian Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu menganalisis cara


pandang para pendiri negara tentang rumusan
Pancasila sebagai dasar negara; Peserta didik
mampu menganalisis fungsi dan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi
negara, dan identitas nasional; peserta didik
mengenali dan menggunakan produk dalam
negeri sekaligus mempromosikan budaya
lokal dan nasional.

Undang- Peserta didik mampu menganalisis hak dan


Undang kewajiban warga negara yang diatur dalam
Dasar Undang- Undang Dasar Negara Republik
Negara Indonesia Tahun 1945; peserta didik
Republik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan
Indonesia berpendapat warga negara dalam era
Tahun 1945 keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-
nilai
Pancasila; peserta didik mampu menganalisis
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan perumusan solusi secara
kreatif, kritis, dan inovatif untuk memecahkan
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban.
Bhinneka Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan
Tunggal Ika bersama atau gotong royong dalam praktik
hidup sehari-hari untuk membangun
masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia
berdasarkan nilai-nilai Pancasila;

Negara Peserta didik mampu memberi contoh dan


Kesatuan memiliki kesadaran akan hak dan
Republik kewajibannya sebagai warga sekolah, warga
Indonesia masyarakat dan warga negara; Peserta didik
mampu memahami peran dan kedudukannya
sebagai warga negara Indonesia.
2. Fase F (umumnya kelas XI dan XII SMA/MA/Program Paket C) Pada
fase ini, peserta didik mampu:

Menganalisis kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka; serta


peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
global; menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
menganalisis produk perundang-undangan dan mengevaluasi
ketidaksesuaian antarproduk perundang- undangan; dan mempraktikkan
sikap dan perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Peserta didik mampu menganalisis potensi konflik dan memberi solusi di


tengah keragaman dalam masyarakat; berperan aktif mempromosikan
Bhinneka Tunggal Ika; menganalisis dan memberi solusi terkait
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dihadapi
Indonesia; dan memahami sistem pertahanan dan keamanan negara;
kemudian peserta didik mampu menganalisis peran Indonesia dalam
hubungan antar bangsa dan negara.

Capaian Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu menganalisis kedudukan Pancasila


sebagai ideologi terbuka; serta peluang dan tantangan
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global;
peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
Undang- Peserta didik mampu menganalisis produk perundang-
Undang undangan dan mengevaluasi
Dasar ketidaksesuaian antarproduk perundang-undangan; serta
Negara peserta didik mampu mempraktikkan sikap dan perilaku
Republik dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Indonesia.
Tahun
1945
Bhinneka Peserta didik mampu menganalisis potensi konflik dan
Tunggal memberi solusi di tengah keragaman dalam masyarakat;
Ika serta peserta didik berperan aktif mempromosikan
Bhinneka Tunggal Ika.

Negara Peserta didik mampu menganalisis dan memberi solusi


Kesatuan terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
Republik (ATHG) yang dihadapi Indonesia; peserta didik mampu
Indonesia memahami sistem pertahanan dan keamanan negara;
kemudian peserta didik mampu menganalisis peran
Indonesia dalam hubungan antar bangsa dan negara.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR PERHOTELAN

A. Rasional
Mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan adalah pelajaran yang berisi
kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan tentang dasar- dasar
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang
hotelier yaitu keseluruhan kompetensi soft skills dan hard skills yang
meliputi salah satu atau keseluruhan rangkaian kegiatan operasional hotel
dan menjadi landasan bagi peserta didik untuk mendalami industri
perhotelan, perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait
dunia pariwisata dan perhotelan, dasar penerapan layanan prima (excellent
service) pada industri perhotelan, profil entrepreneur, peluang usaha dan
pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan, tahapan operasional
perhotelan secara menyeluruh dengan layanan prima (excellent service).

Fungsi mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan untuk membekali dan


menumbuhkembangkan kebanggaan pada peserta didik agar memiliki
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas, profesional memiliki
daya saing, kreativitas dan pencapaian dari pengetahuan dasar tersebut
untuk memotivasi diri sendiri agar peserta didik mampu menghadapi
tantangan global dan perubahan zaman sebagai seorang hotelier yang
memiliki kemampuan berwirausaha dan problem solving. Topik
pembelajaran atau kasus yang ditentukan lebih menekankan pada kegiatan
sehari-hari dan diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang
mengacu pada standar kurikulum ASEAN yaitu Common ASEAN Tourism
Curriculum (CATC) serta Matematika, sehingga peserta didik dapat
mengekspresikan kemampuan berpikirnya secara terstruktur dan memiliki
pemahaman Bahasa Inggris yang komunikatif dan membentuk kebiasaan
berpikir logis. Sebagai landasan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan kompetensi Dasar-Dasar Perhotelan dan konsentrasi,
dilaksanakan pembelajaran di kelas XI dan XII.

Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model project-based


learning, discovery learning, problem-based learning, teaching factory atau
inquiry learning yang mengacu pada MRA-CATC tentang sertifikasi standar
ASEAN dan KKNI minimal level 2, disesuikan dengan peta okupasi dan
standar industri mitra. Pembelajaran Dasar-Dasar

Perhotelan dapat dilakukan secara sistem blok (block system)

disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.

Mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan berkontribusi dalam


memampukan peserta didik menguasai keahlian perhotelan yang
mengacu pada Profil pelajar Pancasila, dengan memegang teguh iman
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap
manusia dan alam, bernalar kritis, mandiri, kreatif, komunikatif dan adaptif
terhadap lingkungan.

B. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan adalah untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (soft skills
dan hard skills) meliputi:

1. memahami proses bisnis industri perhotelan;


2. memahami perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global
terkait dunia pariwisata dan perhotelan;
3. memahami profil entrepreneur, job profile, peluang usaha dan
pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan;
4. memahami dasar penerapan layanan prima (excellent service) pada
industri perhotelan/industri pelayanan/industri
keramahtamahan; dan
5. memahami tahapan operasional perhotelan secara menyeluruh
dengan layanan prima (excellent service).

C. Karakteristik
Mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan menekankan pada aspek- aspek
yang berkaitan dengan kedisiplinan, keramahtamahan, rendah hati,
kerapian, kebersihan, ketangguhan, kesabaran, ketelitian, komunikatif,
kerja sama, empati, kreatif dan etika kerja sebagai hotelier. Adapun
aspek yang dipelajari adalah sebagai berikut.

Elemen
Elemen Deskripsi
Deskripsi
Profil
Proses bisnis Meliputi
Meliputi pengenalan
pemahamanprofil dankonsep
tentang karakteristik
dasar industri
entrepreneur,
industri job hotelier/entrepreneur, Personal
perhotelan, jenis fasilitas Branding
dan layanan dan HAKI
di hotel,
profile, peluang
perhotelan (Hak Ataspendukung
layanan Kekayaan Intelektual)
di hotel. yang mampu
usaha dan
Perkembangan membaca peluang pasar
Meliputi pemahaman dan usaha
tentang perhotelandan
pengembangan
pekerjaan/profesi
penerapan sehingga menginspirasi
pemutakhiran dalam
pengetahuan membangun
industri passion
pariwisata, obyek
pelayanan
teknologi danjasaisu- dan
dan daya tarik wisata serta pengembangan daerah
perhotelan
isu global terkait kebanggaan
tujuan wisataterhadap pekerjaan di bidangnya.
yang berkebhinekaan global sehingga
Dasar penerapan
dunia pariwisata Meliputi
menginspirasi dalam membangun passion, dan
pemahaman tentang penampilan vision
layanan prima
dan perhotelan kerapian
(Visi) dan(Grooming),
kebanggaansikap pelayanan
terhadap (Service
perkembangan
(excellent service) Attitude/hospitality
industri attitude), motivasi kerja,
pada industri komunikasi dengan kolega dan pelanggan,
pariwisata dan perhotelan.
perhotelan/indust komunikasi dalam lingkungan sosial yang beragam,
ri bekerja dalam tim (teamwork), tata cara
pelayanan/industr berkomunikasi yang baik (Communication Skills), dan
i penangan situasi konflik pada industri perhotelan
keramahtamahan industri perhotelan /industri pelayanan/industri
keramahtamahan.
Tahapan Meliputi pemahaman tentang penerapan Cleanliness,
operasional Health, Safety and Environmental Sustainability
perhotelan secara (CHSE), personal grooming. Service
menyeluruh Attitude/hospitality attitude, team work, and
dengan layanan Communication Skills.
prima
(excellent service)
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan
gambaran mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu
menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase E pada aspek
hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen kompetensi
pada mata pelajaran Dasar-Dasar Perhotelan.

Elemen Capaian Pembelajaran


Proses bisnis Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
industri tentang informasi dan wawasan secara menyeluruh
perhotelan tentang konsep dasar industri perhotelan, jenis
fasilitas dan layanan di hotel, layanan pendukung di
hotel.
Perkembangan Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
penerapan tentang informasi dan wawasan secara menyeluruh
teknologi dan isu- tentang pengembangan dan pemutakhiran
isu global terkait pengetahuan industri pariwisata dan isu-isu global,
dunia pariwisata obyek dan daya tarik wisata serta pengembangan
dan perhotelan daerah tujuan wisata yang berkebhinekaan global
serta pemutakhiran hotel system (contoh: room
reservation menggunakan barcode) sehingga
menginspirasi dalam membangun passion, vision
(visi) dan kebanggaan terhadap
perkembangan industri pariwisata dan perhotelan.
Profil Pada akhir fase E peserta didik mampu
entrepreneur, job mendeskripsikan profil dan karakteristik seorang
profile, peluang hotelier/entrepreneur, personal branding dan HAKI
usaha dan (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang mampu
pekerjaan/profesi membaca peluang pasar dan usaha perhotelan
pelayanan jasa (contoh: usaha laundry services, home cleaning
perhotelan service, towel art folding sehingga menginspirasi
dalam membangun passion dan
kebanggaan terhadap pekerjaan di bidangnya.
Dasar penerapan Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
layanan prima informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang
Elemen Capaian Pembelajaran
(excellent service) penampilan, kebersihan dan kerapian (Grooming),
pada industri motivasi kerja, komunikasi dengan kolega dan
perhotelan pelanggan, komunikasi dalam lingkungan sosial yang
/industri beragam, sikap pelayanan (Service
pelayanan/industr Attitude/hospitality attitude), bekerja dalam tim
i (teamwork) serta tata cara berkomunikasi yang baik
keramahtamahan (Communication Skills),
menangani situasi konflik.
Tahapan Pada akhir fase E peserta didik menerapkan
operasional Cleanliness, Health, Safety dan Environmental
perhotelan secara Sustainability (CHSE), personal grooming, Service
menyeluruh Attitude/hospitality attitude, teamwork and
dengan Communication skills.
layanan prima
(excellent service)

4. Praktik Kerja Industri (Prakerin)


Praktik kerja Industri atau biasa disebut dengan Prakerin atau OJT
adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertempat di lingkungan kerja
langsung. Prakerin bisa dilakukan oleh murid SMK. Prakerin merupakan
implementasi secara sistematis dan singkron antara program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu.
Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin) antara lain sebagai berikut.
a. Memperkenalkan peserta didik pada dunia industri
b. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia usaha
c. Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas tehadap peserta didik
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya
d. Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana peserta didik melaksanakan Prakerin
Mekanisme Prakerin SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG pada
Program Keahlian Perhotelan sebagai berikut.
1) Pemetaan Industri
Dalam hal ini tempat OJT merupakan industri yang saat ini sudah
menjalin kerjasama dengan sekolah. Beberapa hotel yang sudah bekerja
sama yakni, RA Premiere Simatupang, Horison GP Mega Kuningan,
Horison Suites & Residence Rasuna, Novotel Jakarta Cikini..
2) Program Prakerin
Program Prakerin dilaksanakan diawal semester ganjil pada kelas XII.
Prakerin dilaksanakan selama 6 bulan di Industri. Hal ini dilakukan
mengingat kecukupan peserta didik mendapat materi disekolah sehingga
bisa langsung on job pada tempat Prakerin.
3) Pembekalan Program Prakerin
Sebelum peserta didik diterjunkan pada industri, diberikan pembekalan
selama 2 minggu yang disebut Job Shadow. Materi yang diberikan
adalah perihal etos kerja, pembangunan mental, dan pembuatan laporan
sesudah dan sebelum Prakerin.

4) Penetapan Pembimbing
Peserta didik yang diterjunkan untuk Prakerin didampingi satu guru
pendamping dengan komposisi 4:1. Hal ini dilakukan sebagai upaya
pendampingan dan pengawasan siswa selama kegiatan Prakerin
berlangsung.

2. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)


Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1) Beriman, Bertakwa kepada
Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Gotong
royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila
berbentuk softskill dan harus diterapkan dalam proses pembelajaran, bukan
dipisahkan dalam pembelajaran.
SMK PK MANGGALA KOTA TANGERANG pada Program Keahlian
Perhotelan melaksanakan penguatan Profil Pelajar Pancasila
diimplemantasikan melalui berbagai kegiatan sebagai berikut.
N Profil Pelajar Implementasi
o Pancasila
1 Beriman, Bertakwa  Memiliki akhlak pribadi yang sopan
kepada Tuhan dan santun (Grooming)
YME, dan  Menghormati kepercayaan dan
keagaam
Berakhlak Mulia
masing-masing tamu hotel
2 Berkebhinekaan  Belajar bahasa asing
global
 Mempelajari budaya Negara lain agar
dapat menghargai dan mengerti
kebutuhan tamu
 Mendalami budaya dalam Negeri agar
tercermin
kearifan lokal dalam diri
3 Gotong royong  Kerjasama antar semua peserta
didik pada
kegiatan operasional (belajar
membantu antar departmentnya FO
membantu di HK)
4 Mandiri  Mengerti dan bertanggung jawab
Job Desk
masing-masing
5 Bernalar kritis  Menganalisis dan mengevaluasi
kebutuhan hotel pada saat pandemik
 Mengambil keputusan
untuk mengimplementasikan
perencanaan yang disusun oleh TIM
dalam menghadapi suatu
masalah
6 Kreatif  Mencari ide-ide kreatif ketika hotel
mengalami masalah-masalah tertentu.
Contohnya, penjualan kamar turun
selama Covid-19, maka staf hotel
kreatif melakukan promo di berbagai
jenis penjualan atau melakukan
program prokes
yang aman dan berbeda dengan hotel
lain

3. Ekstra Kurikuler
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah/luar sekolah untuk membantu
pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah secara berkala dan terprogram.

Ekstrakulikuler dipecah kedalam 3 bidang yakni Bidang Seni dan


Entertaintment, Bidang Wawasan Kebangsaan, dan Pembinaan Ketaqwaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Khusus untuk kegiatan Pembinaan
Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilakukan dalam bentuk
motivasi spiritiual diskusi melalui zoom dengan          mengundang tokoh
agama.
Berikut penjabaran kegiatan Ekstrakulikuler

Bidang Seni Bidang Pembinaan Ketaqwaan


dan Wawasan Terhadap
Entertaintm Kebangsaan Tuhan Yang Maha Esa
ent
Tari Saman PasukanPengiba Pembinaan Rohani Agama
Event Organizer r Bendera Islam
Modeling and (Paskibra) Pembinaan Rohani Agama
Fashion Unit Kesehatan Kristen Katolik
Hadroh Sekolah (UKS) Pembinan Rohani Agama
Marawis Pramuka Kristen Protestan
Pembinaan Rohani Agama
Buddha Pembinaan Rohani
Agama Hindu

4. Rencana Pembelajaran
Pembelajaran akan menggunakan sistem jadwal reguler untuk semua
mata pelajaran .
Alur tujuan pembelajaran ditulis berdasarkan analisis capaian
pembelajaran dan diwujudkan dalam bentuk tujuan pembelajaran yang
disusun secara logis dan sistematis. Tujuan pembelajaran selanjutnya
disusun per semester.
Judul Alur Tujuan Pembelajaran dan modul ajar disusun berdasarkan
nama mata pelajaran. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar dapat
dilihat di bagian Lampiran.

C. PROGRAM KEAHLIAN KULINER


Kurikulum Operasional SMK PK Manggala pada Program
Keahlian Kuliner dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan
peserta didik, lingkungan, DUDIKA, dan mengadaptasi SKKNI Level II, juga
mengadopsi kurikulum Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC).
CATC menyiapkan peserta didik SMK memiliki kompetensi bidang Kuliner
berstandar industri nasional dan internasional. CATC yang digunakan
menuntut pembelajaran mapel produktif Kulineri menggunakan Bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar. Bahasa Inggris dituntaskan di kelas X
dengan pola blocking system sebagai dasar pembelajaran untuk peserta
didik mengikuti pembelajaran menggunakan kurikulum CATC di kelas XI
dan XII.
Penyusunan kurikulum Kuliner juga melibatkan DUDIKA dikarenakan
PK MANGGALA berada dibawah naungan Management PT Metropolitan
Land, Tbk. yang didalamnya memiliki industri perhotelan sebagai salah
satu bisnis yang dikembangkan. Sarana praktik dan belajar dirancang
dengan standar hotel dan restoran berbintang. Kurikulum Kompetensi
Keahlian Kuliner dikembangkan mengikuti kemajuan industri kuliner,
termasuk mengembangkan program TEFA (Teaching Factory).
Pembelajaran mengembangkan Hybrid Model Learning System yang
pada prinsipnya adalah memanfaatkan kekuatan pembelajaran daring
dengan pola synchronous-asynchronous dan tatap muka. Pembelajaran
Program Keahlian Kuliner mengajarkan tahapan-tahapan penguasaan soft
skills dan hard skills dengan model pembelajaran berbasis projek (Project
Based Learning dan Problem Based Learning). Dengan model
pembelajaran tersebut, peserta didik mampu bereksplorasi, berkolaborasi
dalam menyelesaikan masalah serta menyelesaikan projek sesuai dengan
standar yang ditentukan, serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Pembelajaran pada siswa Kelas X semester 1 PK MANGGALA TP


2022/2023 dilakukan secara umum/general mengabungkan 2 program
keahlian Perhotelan dan Kuliner dengan mencari irisan mata pelajaran
yang sama pada kedua program keahlian. Hal ini dilakukan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa dapat memilih program keahlian
sesuai dengan passionnya.

Jumlah siswa Kuliner Tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak kurang


lebih 150 siswa. SMK PK MANGGALA mempunyai program keahlian
Kuliner sudah meluluskan beberapa angkatan dengan ratusan alumni
yang tersebar sebagai wirausaha, melanjutkan ke perguruan tinggi, dan
bekerja di industri di dalam dan di luar negeri.
Berikut adalah kerjasama Industri untuk Prakerin dan
Penyerapan  lulusan yang dilakukan SMK PK MANGGALA program
keahlian Kuliner
Industri

1 Hotel Horison Ultima Hotel Division


2 Crowne Plaza Jakarta
3 JW Marriott
4 Hotel Lorin
5 Novotel
6 Ritz Carlton Pacific Place
7 Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta
8 Hotel Aston
9 Hotel Mercure Alam Sutera dan BSD
10 Hotel Bidakara Jakarta
11 Hotel Harris
12 Hotel Alana
13 Hotel Pesona Alam Resort dan Spa
14 Hotel Grand Melia
15 Grand Dafam Ancol Jakarta Hotel
16 Hotel Horison Ultima Ciledug
17 Shangri-La Hotel Jakarta
18 Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
19 Hotel Horison
20 Horison Suites and Residence Rasuna
21 The Dharmawangsa Jakarta
22 Hotel Neo+ Kebayoran Jakarta
23 PT. Interprima Coorporation
24 Sahid Hotel Serpong

Berikut adalah kerjasama dalam bidang pengembangan akademik dan


profesi yang         dilakukan SMK PK MANGGALA dalam program keahlian
Kuliner

N Dalam Negeri Luar Negeri Asosiasi/


o Kelembagaan
1 Sekolah Tinggi Phuket Association of
Pariwisata Trisakti Vocational Culinary
College Professionals In
donesia (ACPI)
2 Bunda Mulia ICA
Univercity
3 NHI Bandung

4 STP SAHID Pondok


Cabe

Sarana praktik dan belajar dirancang dengan standar hotel dan restoran
berbintang. Kurikulum Kompetensi Keahlian Kuliner dikembangkan mengikuti
kemajuan industri kuliner, termasuk mengembangkan program TEFA
(Teaching Factory) yang bertujuan untuk penguatan internalisasi karakter
kinerja dengan nilai Entrepreneurship.
Kurikulum yang dikembangkan berpedoman pada profil lulusan yang
memiliki kemampuan untuk bekerja, berkesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Diploma/Sarjana), dan memiliki
kemampuan menangkap peluang Wirausaha.
Bobot pembelajaran yang diberikan kepada siswa adalah 70% pada
penguatan kejuruan/produktif dan 30% mata pelajaran umum. Pola
pembelajaran praktik mengikuti pola bekerja di hotel dan restoran serta
industri makanan dan minuman yang menggunakan pola shift dan
pembagian waktu kerja yang jelas. Para Guru yang memiliki latar belakang
industri yang kuat sangat berpengaruh pada gaya mengajar mereka yang
lugas, tegas, disiplin, cepat, dan detail. Hal ini berpengaruh pada
pembentukan karakter industri para lulusan sehingga memudahkan mereka
untuk bekerja pada dunia kerja nyata. Sebagai penguatan hard skill dan soft
skill dalam program Keahlian Kuliner memberikan beberapa tambahan mata
pelajaran yang spesifik berdasarkan tuntutan industri saat ini. Dengan
harapan bahwa lulusan SMK PK MANGGALA memiliki kompetensi keahlian
yang sesuai dengan mudah tuntutan industri Kulineri baik di dalam maupun
luar negeri..
Guru Produktif Kuliner berjumlah 5 orang yang memiliki pendidikan
minimal Diploma tiga sesuai yang disyaratkan, guru produktif kuliner juga
berlatar belakang industri dengan pengalaman bekerja minimal 5 tahun dan
ada yang masih aktif bekerja di hotel bintang 4 (****) dan juga dosen di
Sekolah Tinggi atau Univercity terkemuka di Jakarta.
Kegiatan praktik di sekolah dan praktik kerja industri dipersiapkan
melalui program parenting bagi para orang tua, job orientation, dan Kitchen
knowledge yang diberikan oleh praktisi dari dunia industri kuliner, untuk
menguatkan passion dan gambaran karir bekerja di industri kuliner. Salah
satu Praktisi kuliner yang diundang untuk menguatkan         passion dan
gambaran karir yaitu Cheef Muto artis kuliner Master Chef Indonesia.
Kegiatan kunjungan industri dan kunjungan ke perguruan tinggi untuk
menguatkan passion dan gambaran karir bekerja di industri. Berikut adalah
daftar kunjungan Industri          Program Keahlian Kuliner.
a. STP Trisakti Jakarta
b. STP Sahid Pondok Cabe
c. Bagi Roti Alam Indah Meruya
d. Café Atmosver Citra Raya
e. Café Betakaw Jakarta
f. SMKN 57 Jakarta
g. SMKN 6 Jogyakarta
h. Pabrik Bakpia Pathok Jogyakarta
i. Home Industry Pie Susu Bali
j. Kampus Bunda Mulia Ancol
k. Kampus Bunda Mulia Alam Sutera
l. Filma Minyak Goreng
m. Dan banyak lagi yang lainnya

1. Tujuan Program keahlian Kuliner


Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan yang akan
menjadi landasan mencapai profil kompetensi lulusan Program keahlian
Kuliner melalui Pengembangan bersama mitra DUDIKA. Tujuan Program
keahlian Kuliner dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Menciptakan juru masak profesional dalam industri kuliner
2. Memahami proses bisnis bidang industri kuliner
3. Menciptakan lulusan siap kerja, memahami perkembangan
teknologi dan isu terkini bidang kuliner secara global, serta
mampu mengikuti tuntutan dunia industri.
4. Menciptakan peserta didik yang mampu memahami perkembangan
penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia Kuliner.
5. Mampu menjadi seorang entrepreneur kewirausahaan (foodpreneurs
dan job profile) di bidang kuliner.
6. Memahami tahapan operasional art culinary atau pastry bakery secara
menyeluruh dan memberikan pelayanan prima (excellent service)
2. Intrakulikuler
Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau
mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga)
tahun atau dikenal dengan sistem blok.
a. Struktur Kurikulum Program Keahlian
Bidang Keahlian : Pariwisata
Program Keahlian :Kuliner Konsentrasi :Kuliner

o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 14 - 1152
(16) (12) 4
(8)
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(4) (3) (3)
2 Bahasa Inggris 72 10 54 234
(2) 8 (3)
(3)
3 Informatika 144 144
(4)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (6)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Kuliner 216
(6)
b. PPM 21 12
6 6
(6) (7) 88
c. Pastry and Bakery 21 12 2
6 6
(6) (7)
d. PCK 10 54
8 (3)
(3)
e. Ilmu Gizi 36
(2)
6 Projek Kreatif dan 18 90 270
Kewirausahaan 0 (5)
(5)
7 Praktik Kerja Lapangan 792 792
(44
)
8 Mata Pelajaran Pilihan 14 10 -
4 8
(4) (6)
a. Bahasa Jepang*
b.Bahasa Mandarin* 72 54
c.Bahasa Perancis* (2) (3)
d.Restaurant Service** 54
(3)
e.Digital Marketing** 72
(2)
Muatan Lokal 72 72 36
(Membatik)*** (2) (2) (2)
Jumlah JP (74,00%) 792 10 612 79
(22) 80 (34) 2
(3 (44
0) )
Jumlah A+B 13 15 756 79 4428
68 12 (42) 2
(3 (4 (44
8) 2) )
C. Projek Penguatan Profil 5
288 144 72
Pelajar Pancasila dan - 0
(8) (4) (4)
4

Mata Pelajaran yang dipilih pada program keahlian kuliner yaitu Penyajian
dan Pengolahan Makanan, Pastry & Bakery, dan Produk Cake dan Kue.
Penerapan ini dilakukan mengingat zaman sudah banyak mengalami perubahan
dan pembaharuan. Program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kementerian
Pendikan Nasional menuntut sekolah untuk melakukan perubahan, terobosan dan
inovasi dalam pengorganisasian pelaksanaan pembelajaran agar dapat
menciptakan peserta didik dan lulusan yang kompeten di bidangnya.
SMK PK MANGGALA memiliki pendidik yang berkompetensi dan
berpengalaman dalam bidangnya. Hal ini juga didasari oleh pertumbuhan
restaurant modern yang semakin menjamur di Indonesia, serta sedang menjadi
tren kuliner generasi Z saat ini.
Mata pelajaran pilihan didasarkan pada minat dan bakat atau passion
peserta didik, setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X),
sehingga peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara
mendalam ruang lingkup masing-masing Mata pelajaran pilihan yang akan
dipilihnya.
Sekolah melalui wali kelas, Guru produktif, dan Guru BK dapat memberikan
saran kepada peserta didik atas pilihannya, berdasarkan dari pengamatan
terhadap portofolio peserta didik selama mengikuti pembelajaran pada fase E
(kelas X).
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam kurikulum kuliner dikemas
dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun oleh guru produktif
bersama dunia industri. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran,
kemudia dituangkan dalam modul ajar. Capaian hasil pembelajaran dapat berupa
portofolio sebagai bentuk dari assessment.

b. Capaian Pembelajaran
Rumusan capaian pembelajaran pada program keahlian Kuliner dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1) Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran umum diadopsi rumusan yang
ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum
Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran pada Program
SMK Pusat Keunggulan.
2) Capaian pembelajaran mata pelajaran PPM, Pastry & Bakery, dan PCK
disusun oleh Guru Mata pelajaran Produktif bersama guru-guru kelompok
kejuruan bersama dunia kerja
3) Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran muatan local (Membatik)
dirumuskan oleh MGMP SMK.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR KULINER

A. Rasional
Dasar-Dasar Kuliner adalah mata pelajaran yang memuat materi dasar
dalam kegiatan mengolah makanan yang berasal dari bahan yang masih
mentah menjadi makanan yang siap dikonsumsi. Istilah-istilah di bidang
kuliner yang ada dalam mata pelajaran Dasar-Dasar Kuliner dituliskan
dengan bahasa Inggris sebagai landasan untuk mempelajari bahasa
inggris untuk kebutuhan belajar di fase berikutnya melalui penyelarasan
dgn kurikulum berstandar ASEAN (Common ASEAN Tourism
Curriculum/CATC).

Mata pelajaran Dasar-Dasar Kuliner berfungsi untuk memberikan


motivasi dan meningkatkan minat belajar peserta didik sebagai bekal
untuk mempelajari materi pada kompetensi keahlian berikutnya. Pada
dasar-dasar kuliner, peserta didik mempelajari materi tentang dasar-
dasar industri kuliner, perkembangan bidang kuliner termasuk
teknologi dan tren yang sedang berkembang, foodpreneurs dan job
profile dibidang kuliner sehingga dapat bekerja di hotel, restaurant,
rumah sakit, kapal pesiar, food stylist, atau berwirausaha. Mata pelajaran
Dasar-Dasar Kuliner juga merupakan wahana belajar bagi peserta didik
untuk mempelajari dasar-dasar pengetahuan bahan makanan serta
teknik dan metode pengolahan makanan yang meliputi teknik memasak
panas basah (moist heat) dan panas kering (dry heat) agar hasil olahan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan dengan mengikuti prinsip
pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian
lingkungan, juga mempelajari tentang pengetahuan peralatan dapur,
menu, pengetahuan dasar masakan Indonesia, Oriental, Kontinental,
serta pengetahuan dasar Patiseri/pastry dan bakery. Soft skills yang
dibangun adalah bagaimana mereka mencintai pekerjaan yang terkait
industri kuliner, berkreativitas, membangun kerja tim, berorientasi pada
kualitas yang tinggi, dan membangun suatu jaringan kerja (networking).
Pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran sperti discovery learning, inquiry learning, project based
learning, problem based learning, teaching factory atau model dan
metode lainnya yang relevan. Dengan model pembelajaran tersebut
diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang lebih interaktif, inspiratif dan
eksploratif, sehingga memotivasi peserta didik untuk mampu membangun sikap
kolaboratif dan mandiri. Model pembelajaran yang tepat akan dapat
mengembangkan bakat, minat dan renjana peserta didik. Mata pelajaran Dasar-
Dasar Kuliner membekali peserta didik dengan serangkaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
perubahan zaman, menunjang pengembangan diri melalui jalur studi dan
pengembangan karir lebih lanjut sehingga bisa menjadi insan Profil Pelajar
Pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis,
mandiri, kreatif dan mampu bergotong royong.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-Dasar Kuliner bertujuan memastikan peserta didik
dapat:

1. memahami proses bisnis bidang industri kuliner;


2. memahami perkembangan dan isu terkini bidang kuliner secara
global, dan perkembangan teknologi yang berkaitan dengan bidang
kuliner;
3. memahami profesi dan kewirausahaan (foodpreneurs dan job profile)
di bidang kuliner;
4. memahami dasar penerapan pelayanan prima (excellent service)
pada industri kuliner;
5. menerapkan prinsip Pelaksanaan CHSE (Cleanliness Hygiene
Safety and Environment Sustainability) dan HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point);
6. memahami tahapan operasional persiapan dasar memasak meliputi
pengetahuan alat, bahan, dan metode dasar memasak;
7. memahami struktur menu masakan; dan
8. melaksanakan praktik dasar memasak masakan Indonesia, oriental
dan continental serta Pastry dan Bakery.

C. Karakteristik
Mata Pelajaran Dasar-Dasar Kuliner menekankan pada aspek-aspek
yang berkaitan dengan kedisiplinan, ketangguhan, keuletan, ketelitian,
responsif, akurat, kebersihan, kerjasama, ketekunan,
keramahtamahan, kreatif dan etika kerja sebagai cook.

Adapun aspek yang dipelajari adalah sebagai berikut.


Elemen Deskripsi
Proses bisnis Meliputi konsep industri kuliner, pentingnya bidang
industri kuliner kuliner di industri pariwisata dan perhotelan, proses
bisnis bidang kuliner yang disesuaikan dengan unit
kompetensi; memelihara pengetahuan tentang
industri perhotelan, sehingga dapat meningkatkan
motivasi dan menumbuhkan kebanggaan diri peserta
didik dalam
mempelajari bidang kuliner.
Perkembangan Meliputi sejarah memasak, peran teknologi dalam
bidang kuliner dunia kuliner dan perkembangannya sejak jaman
secara global dan primitif sampai modern, komputerisasi pada industri
perkembangan kuliner serta perkembangan terkini tentang bidang
teknologi yang kuliner, termasuk fusion food dan gastronomy
berkaitan dengan molecular; industri perhotelan; pengetahuan tentang
bidang kuliner makanan dan minuman, sehingga peserta didik
memiliki kemampuan untuk selalu memperbaharui
pengetahuannya dan
mempunyai inovasi sesuai perkembangan zaman.
Profesi dan Meliputi pengenalan profesi atau okupasi dunia kerja
kewirausahaan di bidang kuliner dan peluang berwirausaha sehingga
bidang kuliner peserta didik memiliki minat, motivasi dan kemauan
(foodpreneurs dan untuk belajar sesuai dengan konsentrasi yang ingin
job- ditekuninya.
profile)
Penerapan Meliputi berkomunikasi secara efektif melalui
D. pelayanan prima telepon, bekerjasama secara efektif dengan kolega
(excellent service) dan pelanggan, dan bekerja dalam lingkungan sosial
pada industri yang
kuliner berbeda.
Pelaksanaan Meliputi standar dan prosedur keselamatan,
Kebersihan, keamanan bahan makanan, keamanan peralatan dan
Kesehatan, area kerja, kebersihan area dan peralatan,
Keselamatan, dan kesehatan, prosedur dasar pertolongan pertama dan
Kelestarian keramahan lingkungan
Lingkungan/
Cleanliness Health
Safety
Environment
Sustainability
(CHSE) dan HACCP
(Hazard Analysius
Critical
Control Point)
Praktik dasar Meliputi praktik dasar penyimpanan, dan perawatan
memasak secara peralatan dapur yang digunakan pada industri
menyeluruh kuliner, pengetahuan tentang bahan makanan,
pengetahuan menu dan dasar-dasar masakan
Indonesia, Oriental, Kontinental dan Pastry Bakery,
metode dasar memasak, menyiapkan dan
menyimpan makanan secara aman dan higienis,
menerima dan menyimpan dengan aman barang
yang masuk, mengorganisir dan menyiapkan
makanan, menggunakan metode dasar memasak,
serta
meningkatkan dan memperbaharui pengetahuan
lokal.
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK/MAK), peserta didik akan
mendapatkan gambaran mengenai program keahlian yang
dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan dorongan hati
(passion) dan visi untuk merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar.

Selain itu, pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan


dasar- dasar Industri Kuliner, Perkembangan Bidang Kuliner,
Entrepreneurship dan job profile di bidang kuliner, menerapkan
prosedur pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan,
dan Kelestarian Lingkungan/Cleanliness Health Safety
Environmental Sustainability (CHSE), serta menerapkan
persiapan dasar memasak.
Elemen Capaian Pembelajaran
Proses bisnis Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
industri konsep industri kuliner, pentingnya bidang kuliner di
kuliner industri pariwisata dan perhotelan, proses bisnis
bidang kuliner, secara mandiri.
Perkembanga Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
n Bidang dengan kreatif sejarah memasak, peran teknologi
Kuliner secara dalam dunia kuliner dan perkembanganya sejak
global dan jaman primitif sampai modern, komputerisasi pada
perkembanga industri kuliner
n teknologi serta perkembangan terkini tentang bidang kuliner,
yang termasuk fusion food dan gastronomy molecular.
berkaitan
dengan
bidang kuliner
Profesi dan Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
kewirausahaa profesi atau okupasi dunia kerja bidang kuliner dan
n di bidang peluang berwirausaha dengan di bidang kuliner.
kuliner
(foodpreneurs
dan job-
profile)
Penerapan Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan
pelayanan pelayanan prima pada bidang kuliner.
prima
(excellent
service) pada
industri
kuliner
Pelaksanaan Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan
Kebersihan, prosedur pelaksanaan kebersihan, kesehatan,
Kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan secara
Keselamatan, mandiri, kolaborasi dan konsisten, sehingga peserta
dan didik lebih berhati-hati dalam menangani makanan
Kelestarian dan memahami langkah mengelola limbah di bidang
Lingkungan/ kuliner sebagai bagian dari pelestarian lingkungan.
Cleanliness
Health Safety
Environmenta
l
Sustainability
Praktik dasar Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan
memasak dengan baik tentang peralatan dapur yang digunakan
secara pada industri kuliner, bahan makanan, menu, dasar-
menyeluruh dasar masakan Indonesia, Oriental, Kontinental dan
Pastry Bakery, serta melaksanakan praktik dasar
memasak sebagai dasar memodifikasi berbagai
masakan
dengan kreatif.
c. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Pelatihan kerja lapangan, Praktik kerja lapangan, on-the-job
training atau biasa disebut dengan PKL atau OJT adalah salah satu
bentuk kegiatan yang bertempat di lingkungan kerja langsung. PKL
bisa dilakukan oleh murid SMK. PKL merupakan implementasi secara
sistematis dan singkron antara program pendidikan di sekolah dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian
tertentu.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.
1) Memperkenalkan peserta didik pada dunia industri
2) Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki dunia usaha
3) Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas tehadap peserta didik
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha
yang sesungguhnya
4) Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana peserta didik melaksanakan PKL
Mekanisme PKL SMK PK MANGGALA pada Program Keahlian
Kulineri sebagai berikut.
1) Pemetaan Industri
Dalam hal ini tempat OJT merupakan industri yang saat ini
sudah menjalin kerjasama dengan sekolah. Beberapa hotel yang
sudah bekerja sama yakni, Hotel Grand Mercure Kemayoran
Jakarta, Hotel pesona Alam, Horison Meruya, Horison Suites &
Residence Rasuna, Novotel Tangerang, Hotel Grand Mercure Alam
Sutera, Hotel Grand Dafam Ancol Jakarta, Hotel Neo+ Kebayoran
Jakarta, RCPP Jakarta.
2) Program PKL
Program PKL dilaksanakan diawal semester Genap pada
kelas XI dan Awal Semester Ganjil Kelas XII. PKL dilaksanakan
selama 6 bulan di Industri. Hal ini dilakukan mengingat kecukupan
peserta didik mendapat materi disekolah sehingga bisa langsung on
job training pada tempat PKL.
3) Pembekalan Program PKL
Sebelum peserta didik diterjunkan pada industri, diberikan
pembekalan selama 2 minggu yang disebut Job Shadow. Materi
yang diberikan adalah perihal etos kerja, pembangunan mental, dan
pembuatan laporan sesudah dan sebelum PKL.

4) Penetapan Pembimbing
Peserta didik yang diterjunkan untuk PKL didampingi satu
guru pendamping dengan komposisi 4:1. Hal ini dilakukan sebagai
upaya pendampingan dan pengawasan siswa selama kegiatan PKL
berlangsung.

3. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)


Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1) Beriman, Bertakwa kepada
Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Gotong
royong, (4) Mandiri,(5) Bernalar kritis, (6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila
berbentuk softskill dan harus          diterapkan dalam proses
pembelajaran, bukan dipisahkan dalam pembelajaran.

SMK PK MANGGALA pada Program Keahlian Kulineri


melaksanakan penguatan Profil Pelajar Pancasila diimplemantasikan
melalui berbagai kegiatan sebagai berikut.

N Profil Pelajar Implementasi


o Pancasila
1 Beriman, Bertakwa  Memiliki akhlak pribadi yang
kepada Tuhan sopan dan santun (Grooming).
YME, dan  Menghormati kepercayaan
Berakhlak Mulia dan keagamaan
masing-masing pada
lingkungan keluarga,
sekolah, serta dunia industri.
2 Berkebhinekaan  Belajar bahasa asing.
global
 Mempelajari budaya Negara
lain agar dapat menghargai dan
mengerti tentang kebudayaan
negara tersebut terutama dari
aspek kulineri.
 Mendalami budaya dalam
Negeri agar tercermin kearifan
lokal dalam diri.
3 Gotong royong  Kerjasama antar semua
peserta didik pada
kegiatan operasional dan
management dapur.
4 Mandiri  Mengerti dan bertanggung
jawab Job Desk
masing-masing.
5 Bernalar kritis  Menganalisis dan mengevaluasi
kebutuhan hotel
pada saat pandemik.
 Mengambil
keputusan untuk
mengimplementasikan
perencanaan yang disusun oleh
TIM dalam menghadapi suatu
masalah.
6 Kreatif  Mencari ide-ide kreatif ketika
beberapa usaha kuliner
mengalami penurunan
penjualan akibat pandemi
Covid-19, misalnya dengan
mencari olahan makanan yang
awet untuk jangka waktu yang
cukup lama dan memilih
pengemasan
makanan yang bisa dikirim ke
luar kota.

4. Ekstrakurikuler
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah/luar sekolah untuk membantu
pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
di sekolah secara berkala dan terprogram. Ekstrakulikuler dipecah
kedalam 3 bidang yakni Bidang Seni dan Entertaintment, Bidang
Wawasan Kebangsaan, dan Pembinaan Ketaqwaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Khusus untuk kegiatan Pembinaan Ketaqwaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dilakukan dalam bentuk motivasi spiritiual diskusi
melalui zoom dengan mengundang tokoh agama.

Berikut penjabaran kegiatan Ekstrakulikuler


Bidang Seni Bidang Pembinaan Ketaqwaan
dan Wawasan Terhadap
Entertaint Kebangsaan Tuhan Yang Maha Esa
ment
Seni Musik Seni Pasukan Pembinaan Rohani Agama Islam
Tari Pengibar Pembinaan Rohani Agama
Event Organizer Bendera Kristen Katolik
Modeling and (Paskibra) Pembinan Rohani Agama
Fashion Unit Kesehatan Kristen Protestan
Sekolah (UKS) Pembinaan Rohani Agama Buddha
Pramuka Pembinaan Rohani Agama Hindu

5. Rencana Pembelajaran
Pembelajaran akan menggunakan sistem jadwal reguler untuk semua
mata pelajaran.
Alur tujuan pembelajaran ditulis berdasarkan analisis capaian
pembelajaran dan diwujudkan dalam bentuk tujuan pembelajaran yang
disusun secara logis dan sistematis. Tujuan pembelajaran selanjutnya
disusun per semester.
Judul Alur Tujuan Pembelajaran dan modul ajar disusun berdasarkan
nama mata pelajaran. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar dapat
dilihat di bagian Lampiran.

D. Program Keahlian Desain Komunikasi Visual


Kurikulum Operasional SMK PK MANGGALA pada Program Keahlian
Desain Komunikasi Visual dikembangkan untuk menjawab tantangan dan
kebutuhan masyarakat secara luas dalam bidang desain komunikasi visual,
namun sebagai keunggulannya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam
memecahkan masalah dalam peningkatan kualitas pendidikan dan
pembelajaran. Hal ini juga didasari oleh adanya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dalam implementasi proses interaksi pembelajaran
melalui beragam metode dan media, termasuk media komunikasi visual
(grafis) dan komunikasi multimedia. Media komunikasi ini menjadi bagian dari
sarana pembelajaran yang konstruktif dalam mengimplementasikan tujuan
pembelajaran, baik di sekolah dan luar sekolah. Dalam perkembangannya,
media pembelajaran berbasis      desain grafis dan multimedia menjadi pilihan
yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kompetensi peserta didik
(pembelajar).
Perkembanan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual ( DKV ) berimplikasi
terhadap dunia profesi di masyarakat, maka sangat wajar jika saat ini bidang
profesi dalam bidang desain komunikasi visual menjadi sangat luas dan
beragam mulai dari dari profesi bidang percetakan, penerbitan, periklanan,
penyiaran televisi, perfilman, web, multimedia, game dan media pembelajaran.
Hal ini yang menyebabkan kebutuhan yang terus meningkat di Indonesia
dalam bidang profesi Desain Komunikasi Visual. Di samping ada aspek
outcome lulusan desain komunikasi visual berjiwa enterpreneurship yang
mengembangkan kebakatan dan keterampilannya dalam kewirausahaan
desain.
Penyusunan kurikulum Desain Komunikasi Visual juga melibatkan unsur
dunia Industri , SMK PK MANGGALA juga membangun jaringan dengan
perguruan tinggi vokasi dalam bidang Kreatif. Kurikulum yang dikembangkan
berpedoman pada profil lulusan yang memiliki kemampuan untuk bekerja,
berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(Diploma/Sarjana), dan memiliki kemampuan menangkap peluang wirausaha,
sesuai dengan program Direktorat Jenderal Vokasi yaitu BMW (Bekerja,
Melanjutkan, dan Wirausaha).
Sebagai penguatan hard skill dan soft skill dalam mata pelajaran
kejuruan memberikan beberapa tambahan mata pelajaran yang spesifik
berdasarkan tuntutan industri saat ini. Dengan harapan bahwa lulusan SMK
PK MANGGALA memiliki kompetensi keahlian yang sesuai dengan tuntutan
industri Desain Komunikasi Visual baik di dalam maupun luar negeri.
Guru Produktif pada program keahlian Desain Komuikasi Visual terdiri
dari 8 guru           pendidikan minimal Sarjana. Guru Produktif memiliki latar
belakang industry khususnya industry kreatif yang akan mendukung
perkembangan program keahlian     Desain Komunikasi Visual di SMK PK
MANGGALA .
Jumlah siswa Desain Komunikasi Visual Tahun Pelajaran 2022/2023
sebanyak kurang lebih 100 siswa pada kelas X dan XI (Merupakan konversi
kompetensi keahlian Multimedia berdasarkan spektruk keahlian SMK PK).
Sedangkan siswa pada kompetensi keahlian Multimedia di Kelas XII kurang
lebih 75 siswa (Berdasarkan Per Dirjen Dikdasmen No 07 Tahun 2018).
SMK PK MANGGALA mempunyai program kompetensi keahlian
Multimedia sudah                     memiliki lulusan sebanyak beberapa angkatan
dengan sebanyak kurang lebih ratusan alumni yang tersebar di Jabodetabek
dengan status berwirausaha, melanjutkan ke perguruan tinggi, dan industri.

Berikut adalah kerjasama Industri untuk Prakerin dan Penyerapan


lulusan yang dilakukan SMK PK MANGGALA kompetensi keahlian
Multimedia yang dikonversi pada program keahlian Desain Komunikasi Visual
pada tahun 2021.

Instansi

1 Hotel Horison
2 Dika Printing
3 Metropolitan Mall
4 Bang One (TV One)
5 Novotel
6 PT Interprima Coorp.
7 Dakta TV
8 Wessel TV
9 Neo+ Hotel Kebayoran Jakarta
1 Grand Mercure Kamayoran Jakarta
0
1 Grand Dafam Hotel Ancol Jakarta
1
1 RCPP Jakarta
2
1 CTV Banten
3
1 PT. Wijaya Karya Beton
4
1 Trans TV
5
1 Halba Printing
6
1 Lemigas
7
1 Kemendikbud
8
1 PT. Telkom
9
2 PT. Patria Raya Dwi Pantara
0
Berikut adalah kerjasama dalam bidang pengembangan akademik dan
profesi yang dilakukan SMK PK MANGGALA kompetensi keahlian Multimedia
yang dikonversi pada program keahlian Desain Komunikasi Visual pada tahun
2021.
N Dalam Negeri Asosiasi/
o Kelembagaan
1 Kampus Trisakti
2 Kampus Binus
3 Kampus Bunda Mulia
4 Kampus Multimedia Nusantara

Sarana praktik dan belajar dirancang dengan standar industri kreatif,


sehingga para lulusan SMK PK MANGGALA diharapkan mudah beradaptasi
ketika melaksanakan program OJT/PKL di industri baik di Indonesia maupun
di luar negeri, serta membentuk kepribadian, dan karakter kerja yang lebih
kuat. Salah satu program praktik unggulan dari jurusan Desain Komunikasi
Visual adalah dalam bidang Content Creator dan Content Management.
Kegiatan praktik di sekolah dan praktik kerja industri dipersiapkan melalui
program parenting bagi para orang tua, job orientation, dan sharing knowledge
yang diberikan oleh praktisi dari dunia industri Desain dan Multimedia, untuk
menguatkan passion dan gambaran karir bekerja di industri kreatif.
Kegiatan kunjungan industri dan kunjungan ke perguruan tinggi untuk
menguatkan passion dan gambaran karir bekerja di industri.
Berikut adalah daftar kunjungan Industri             kompetensi keahlian
Multimedia yang dikonversi pada program keahlian Desain Komunikasi
Visual pada tahun 2021.
a. Universitas Telkom
b. ITB
c. Binus University
d. UMN (Universitas Multimedia Nusantara)
e. Universitas Komputer Bandung
f. Indosiar
g. Metro TV
h. Trans7

1. Tujuan Program Keahlian Desain Komunikasi Visual


Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan yang akan menjadi
landasan mencapai profil kompetensi lulusan Program keahlian Desain
Komunikasi Visual melalui Pengembangan bersama mitra IDUKA. Tujuan
Program keahlian Desain Komunikasi Visual dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Menciptakan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kebutuhan industri
khususnya industry kreatif
b. Menciptakan lulusan yang siap kerja dan mengikuti perubahan zaman
c. Menciptakan peserta didik yang dapat memahami proses bisnis industri
Desain Komunikasi Visual
d. Menciptakan peserta didik yang mampu memahami perkembangan
penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia pariwisata dan Desain
Komunikasi Visual
e. Memiliki kreativitas dalam menciptakan karya Desain Komunikasi Visual

2. Intrakurikuler
a. Struktur Kurikulum Program Keahlian
10 Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif
10.2 Program Keahlian : Desain Komunikasi Visual
Alokasi waktu mata Fas Fase F Total
pelajaran SMK Kelas X-XII eE JP
Asumsi 12 minggu/3 bln Kela Kelas
Kela Kelas
s XII XII
sX XI (Sem (Seme
ester ster 2)
1)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Islam (9) (9) (5)
dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Kristen dan Budi (9) (9) (5)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Katholik dan Budi (9) (9) (5)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Buddha dan Budi (9) (9) (5)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Hindu dan Budi (9) (9) (5)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Khonghucu dan (9) (9) (5)
Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Kepercayaan (9) (9) (5)
Terhadap Tuhan
Yang
Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 (6) 36 - 180
Pancasila dan (6) (3)
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 108 54 306
(12) (9) (5)
4 Pendidikan Jasmani, 108 72 180
Olahraga, dan (9) (6)
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 (6) 144
(6)
6 Seni - - -
Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
o Seni Rupa 72 72
o Seni Teater (6)
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 144 - 1152
(16) (12) (8)
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(12) (9) (6)
2 Bahasa Inggris 72 108 54 234
(6) (9) (6)
3 Informatika 144 144
(12)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (6)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 216 540 306 1062
(18) (45) (25)
6 Projek Kreatif dan 180 90 270
Kewirausahaan (15) (8)
7 Praktik Kerja Lapangan 792 792
(44)
8 Mata Pelajaran Pilihan 144 108 - 252
(4) (6)
Muatan Lokal*** 72 72 36
(6) (6) (3)
Jumlah JP (74,00%) 792 1080 612 792 3276
(22) (30) (34) (44)
Jumlah A+B 1368 1512 756 792 4428
(38) (42) (42) (44)
C. Projek Penguatan Profil 288 144 72 - 504
Pelajar Pancasila dan (8) (4) (4)

Desain Komunikasi Visual merupakan pengembangan dari bidang


“Desain Grafis‟. Dimana saat ini Desain Komunikasi Visual dipengaruhi
secara kuat oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu dan teknologi telah
mengubah paradigma keilmuan desain grafis. Perubahan tersebut
disebabkan oleh kajian yang semula dilingkup oleh bidang desain grafis
tidak lagi memadai manakala keilmuan desain grafis berkembang dan
mulai bersinggungan dengan disiplin keilmuan lain serta faktor
perkembangan teknologi.
Masalah interelasi desain dengan kebutuhan komunikasi masa yang
dipengaruhi media, situasi persentuhan keilmuan desain grafis dengan
disiplin lainnya juga terjadi seperti dengan keilmuan kreatif secara luas,
ekonomi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Akibat terjadinya
persentuhan dispilin keilmuan desain grafis dengan ilmu lainnya
menyebabkan makna desain grafis tidak lagi memadai dengan konten yang
diembannya sehingga terjadilah perubahan nama dari desain grafis
menjadi “desain komunikasi visual”.
Mengingat hal tersebut, SMK PK MANGGALA dalam hal ini Program
Keahlian Desain Komunikasi Visual mengembangkan konsentrasi pada
bidang lainnya yang saling terkait yaitu Teknologi Informasi dan
Komunikasi serta Multimedia.
Pemilihan konsentrasi Teknologi Informasi & Komunikasi mengingat
perkembangan Teknologi dalam bidang ilmu komunikasi sangat pesat. Hal
ini dibuktikan dengan kebutuhan industry pada disiplin ilmu yang berkaitan
dengan Teknologi Informasi & Komunikasi meningkat sangat pesat.
Kebutuhan tenaga kerja bidang Desain, Developer Website untuk
bidang Frontend dan Backend, bahkan hingga kebutuhan Developer
aplikasi mobile.
Selain itu perkembangan dunia industry film saat ini juga menduduki
peringkat yang cukup tinggi permintaan tenaga kerjanya, bahkan peluang
startup teknologi dan industry kreatif saat ini cukup banyak. Oleh karena itu
pemilihan konsentrasi Multimedia dirasa cukup tepat dalam rangka
menyediakan tenaga- tenaga ahli dalam bidang tersebut sehingga dapat
menempati posisi yang strategis di pasar kerja atau dunia usaha.

Pemilihan konsentrasi didasarkan pada minat dan bakat atau passion


peserta didik, setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X),
sehingga peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara
mendalam ruang lingkup masing-masing konsentrasi yang akan dipilihnya.
Sekolah melalui wali kelas, Guru produktif, dan Guru BK dapat
memberikan saran kepada peserta didik atas pilihannya, berdasarkan dari
pengamatan terhadap portofolio peserta didik selama mengikuti
pembelajaran pada fase E (kelas X).
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam konsentrasi dikemas
dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang dikembangkan oleh guru
produktif. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran, kemudian
dituangkan dalam modul ajar. Capaian hasil pembelajaran dapat berupa
portofolio sebagai bentuk         dari assessment.
c. Struktur Kurikulum Konsentrasi Konsentrasi : Desain Komunikasi Visual
Alokasi waktu mata Total
Fase Fase F JP
pelajaran SMK Kelas X-XII
E
Asumsi 36 minggu/tahun
Kel
as Kelas
Kela Kela
XII XII
s XI s XI (Semes
(Se
mes ter 2)
te r
1)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Islam (3) (3) (3)
dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Kristen dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Katholik dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Buddha dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Hindu dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Khonghucu dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan 108 10 54 - 270
Kepercayaan (3) 8 (3)
Terhadap Tuhan (3)
Yang Maha Esa dan
Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 72 72 (2) 72 (2)
Pancasila (2) (2) (2)
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 10 54 306
(4) 8 (3)
(3)
4 Pendidikan Jasmani, 108 72 180
Olahraga, dan (3) (2)
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 144
(2) (2)
6 Seni 72 - - - 72
Pilihan minimal 1: (2)
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 14 - 1152
(16) (12) 4
(8)
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(4) (3) (3)
2 Bahasa Inggris 72 10 54 234
(2) 8 (3)
(3)
3 Informatika 144 144
(4)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (6)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Desain 216
Komunikasi Visual (6)
b. Desain Grafis 32 10
4 8 846
(9) (6)
c. Desain Multimedia 32 90
4 (5)
(9)
6 Projek Kreatif dan 18 90 270
Kewirausahaan 0 (5)
(5)
7 Praktik Kerja Lapangan 792 792
(44)
8 Mata Pelajaran Pilihan 14 10 -
4 8
(4) (6)
a. Bahasa Jepang*
d. Bahasa Mandarin* 72 54
e. Bahasa Perancis* (2) (3)
f. Komputer dan 54
Jaringan (3)
Dasar**
g. Algoritma** 72
(2)
Muatan Lokal 72 72 36
(Membatik)*** (2) (2) (2)
Jumlah JP (74,00%) 792 10 612 792
(22) 80 (34) (44)
(3
0)
Jumlah A+B 13 15 756 792 4428
68 12 (42) (44)
(3 (4
8) 2)
C. Projek Penguatan Profil
288 144 72
Pelajar Pancasila dan - 504
(8) (4) (4)
*) Mata pelajaran dapat dipilih salah satu

**) Mata Pelajaran Wajib


Konsentrasi : Media Komunikasi Kreatif
Alokasi waktu mata Total
Fase Fase F JP
pelajaran SMK Kelas X-XII
E
Asumsi 36 minggu/tahun
Kel
as Kelas
Kela Kelas
XII XII
s XI XI (Semes
(Se
mes ter 2)
te r
1)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Islam (3) 8 (3)
dan Budi Pekerti (3)
Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Kristen dan Budi (3) 8 (3)
Pekerti (3)
Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Katholik dan Budi (3) 8 (3)
Pekerti (3)
Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Buddha dan Budi (3) 8 (3)
Pekerti (3)
Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Hindu dan Budi (3) 8 (3)
Pekerti (3)
Pendidikan Agama 108 10 54 - 270
Khonghucu dan (3) 8 (3)
Budi (3)
Pekerti
Pendidikan 108 10 54 - 270
Kepercayaan (3) 8 (3)
Terhadap Tuhan (3)
Yang
Maha Esa dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 72 72 (2) 72 (2)
Pancasila dan (2) (2) (2)
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 10 54 306
(4) 8 (3)
(3)
4 Pendidikan Jasmani, 108 72 180
Olahraga, dan (3) (2)
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 144
(2) (2)
6 Seni 72 - - - 72
Pilihan minimal 1: (2)
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 144 - 1152
(16) (12) (8)
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(4) (3) (3)
2 Bahasa Inggris 72 10 54 (3) 234
(2) 8
(3)
3 Informatika 144 144
(4)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (6)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Desain 216
Komunikasi Visual (6)
b. Teknik Pengolahan
Audio dan Video 32 198 846
4 (11)
(9)
c. Animasi 2D dan 3D 21 108
6 (6)
(6)
6 Projek Kreatif dan 18 90 270
Kewirausahaan 0 (5)
(5)
7 Praktik Kerja Lapangan 792 792
(44)
8 Mata Pelajaran Pilihan 14 108 -
4 (6)
(4)
a.Bahasa Jepang*
b.Bahasa Mandarin* 72 54
c.Bahasa Perancis* (2) (3)
d.Komputer dan 54
Jaringan (3)
Dasar**
e.Algoritma** 72
(2)
Muatan Lokal (Budaya 72 72 36
Sunda)*** (2) (2) (2)
Jumlah JP (74,00%) 792 10 612 792
(22) 80 (34) (44)
(3
0)
Jumlah A+B 13 15 756 792 4428
68 12 (42) (44)
(3 (4
8) 2)
C. Projek Penguatan Profil
288 144 72
Pelajar Pancasila dan - 504
(8) (4) (4)
*) Mata pelajaran dapat dipilih salah satu

**) Mata Pelajaran Wajib

Konsentrasi : Teknologi Informasi dan Komunikasi


Alokasi waktu mata Total
Fase Fase F JP
pelajaran SMK Kelas X-XII
E
Asumsi 36 minggu/tahun
Kel
as Kelas
Kela Kela
XII XII
s XI s XI (Semes
(Se
mes ter 2)
te r
1)
A. KELOMPOK UMUM:
1 Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Islam dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Kristen dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Katholik dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Buddha dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Hindu dan Budi (3) (3) (3)
Pekerti
Pendidikan Agama 108 108 54 - 270
Khonghucu dan (3) (3) (3)
Budi
Pekerti
Pendidikan 108 108 54 - 270
Kepercayaan (3) (3) (3)
Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan
Budi
Pekerti
2 Pendidikan 72 72 72 72 (2) 72 (2)
Pancasila (2) (2) (2)
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 144 10 54 306
(4) 8 (3)
(3)
4 Pendidikan Jasmani, 108 72 180
Olahraga, dan (3) (2)
Kesehatan
5 Sejarah 72 72 144
(2) (2)
6 Seni 72 - - - 72
Pilihan minimal 1: (2)
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
Jumlah JP (26,00%) 576 432 14 - 1152
(16) (12) 4
(8)
B. KELOMPOK KEJURUAN
1 Matematika 144 108 54 306
(4) (3) (3)
2 Bahasa Inggris 72 10 54 234
(2) 8 (3)
(3)
3 Informatika 144 144
(4)
4 Projek Ilmu 216 216
Pengetahuan (6)
Alam dan Sosial **
5 Kejuruan 1062
a. Dasar-dasar Desain 216
Komunikasi Visual (6)
b. Pemrograman 32 198
4 (11) 846
(9)
c. System internet of 21 10
things 6 8
(6) (6)
6 Projek Kreatif dan 18 90 270
Kewirausahaan 0 (5)
(5)
7 Praktik Kerja Lapangan 792 792
(44)
8 Mata Pelajaran Pilihan 14 10 -
4 8
(4) (6)
a.Bahasa Jepang*
b.Bahasa Mandarin* 72 54
c.Bahasa Perancis* (2) (3)
d.Komputer dan 72
Jaringan** (2)
e.Algoritma** 54
(3)
Muatan Lokal (Budaya 72 72 36
Sunda)*** (2) (2) (2)
Jumlah JP (74,00%) 792 10 612 792
(22) 80 (34) (44)
(3
0)
Jumlah A+B 13 15 756 792 4428
68 12 (42) (44)
(3 (4
8) 2)
C. Projek Penguatan Profil
288 144 72
Pelajar Pancasila dan - 504
(8) (4) (4)
*) Mata pelajaran dapat dipilih salah satu

**) Mata Pelajaran Wajib

d. Capaian Pembelajaran
Rumusan capaian pembelajaran pada program keahlian
Perhotelan dapat       dirumuskan sebagai berikut.
1) Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran umum diadopsi rumusan
yang ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Kepala Badan Standar
Kurikulum Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Nomor 033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran
pada Program SMK Pusat Keunggulan..
2) Capaian pembelajaran mata pelajaran Teknik Pengolahan Audio dan
Video, Animasi 2D dan 3D, Teknik Pengolahan Audio dan Video, Animasi
2D dan 3D, Pemrograman, System internet of things disusun oleh Guru
Mata pelajaran Produktif bersama guru-guru kelompok kejuruan bersama
dunia kerja/DUDIKA
3) Rumusan capaian pembelajaran mata pelajaran muatan local (Budaya
Sunda) dirumuskan oleh MGMP SMK.

CAPAIAN PEMBELAJARAN DASAR-DASAR DESAIN KOMUNIKA


SI VISUAL

A. Rasional
Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual merupakan
mata pelajaran kejuruan berisi kompetensi-kompetensi yang
mendasari penguasaan keahlian pekerjaan desain komunikasi
visual. Di dalamnya berisi berbagai ilmu dasar sebagai bekal
mempelajari mata pelajaran lain. Keberadaannya berfungsi membekali
peserta didik dengan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, sikap,
dan passion (renjana) supaya memiliki dasar yang kuat untuk
mempelajari mata pelajaran selanjutnya di kelas XI dan XII.

Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual berfungsi


untuk menumbuhkembangkan keprofesionalan dan kebanggaan
peserta didik terhadap desain komunikasi visual melalui
pemahaman secara utuh dan menyeluruh profil technopreneur,
peluang usaha dan pekerjaan/profesi, proses bisnis di dunia
industri, perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta
isu-isu global, teknik dasar proses produksi pada industri,
ketrampilan membuat sketsa dan illustrasi untuk kebutuhan dasar
rancangan desain, komposisi tipografi untuk kebutuhan dasar
rancangan desain, prosedur penggunaan peralatan fotografi,
komputer grafis. Selain itu, sebagai landasan pengetahuan dan
ketrampilan untuk pembelajaran di kelas XI dan XII pada
konsentrasi keahlian yang bersangkutan.Perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dilakukan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajarannya menggunakan berbagai variasi model
pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
bakat, minat, renjana, serta perkembangan fisik dan psikilogis
peserta didik. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara
lain: project-based learning, problem-based learning, teaching
factory, discovery-based learning, inquiry-based learning, atau
metode dan model lain yang relevan.

Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual


berkontribusi menjadikan peserta didik memiliki kompetensi
sebagai seniman, dan/atau pekerja seni dalam bidang desain
komunikasi visual yang berakhlak mulia, mampu berkomunikasi,
bernegoisasi dan berinteraksi antar budaya, mampu bekerja
dalam tim, bertanggungjawab, memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap situasi dan lingkungan kerja, serta kritis dan kreatif.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual bertujuan
membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (hard skills dan soft skills, karakter)
meliputi:

1. memahami profil technopreneur, peluang usaha dan


pekerjaan/profesi di bidang Desain Komunikasi Visual;
2. memahami proses bisnis berbagai industri di bidang Desain
Komunikasi Visual;
3. memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia
kerja serta isu-isu global pada bidang Desain Komunikasi
Visual;
4. memahami teknik dasar proses produksi pada industri Desain
Komunikasi Visual;
5. memahami keterampilan membuat sketsa dan ilustrasi untuk
kebutuhan dasar rancangan desain;
6. memahami komposisi tipografi untuk kebutuhan dasar
rancangan desain;
7. memahami prosedur penggunaan peralatan fotografi; dan
8. memahami komputer grafis yang dibutuhkan pada pekerjaan
Desain Komunikasi Visual.

C. Karakteristik
Pada hakekatnya mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Komunikasi
Visual berfokus pada kompetensi bersifat dasar yang harus dimiliki
oleh seniman, dan/atau pekerja seni dalam bidang desain
komunikasi visual sesuai dengan perkembangan dunia kerja.

Selain itu, peserta didik diberikan pemahaman tentang proses bisnis,


perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global, profil
technopreneur, job profil, peluang usaha dan pekerjaan/profesi.

Elemen Deskripsi
Profil Lingkup pembelajaran meliputi technopreneur dalam
technopreneur, bidang Desain Komunikasi Visual, dan kewirausahaan
peluang usaha serta peluang usaha di bidang seni dan ekonomi
dan kreatif
pekerjaan/profesi
bidang Desain yang mampu membaca peluang pasar dan usaha,
Komunikasi Visual untuk membangun visi dan passion, serta melakukan
pembelajaran berbasis projek nyata sebagai simulasi
projek/PjBL kewirausahaan.
Proses bisnis Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta
berbagai industri didik tentang K3 di bidang Desain Komunikasi Visual,
di bidang Desain proses produksi di industri, pengetahuan tentang
Komunikasi Visual kepribadian yang dibutuhkan agar dapat
mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi
untuk menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran,
aspek
perawatan peralatan, potensi lokal dan kearifan lokal,
dan pengelolaan SDM di industri.
Perkembangan Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta
teknologi di didik tentang perkembangan proses produksi industri
industri dan dunia Desain Komunikasi Visual mulai dari teknologi
kerja serta isu-isu konvensional sampai dengan teknologi modern,
global pada Industri 4.0, Internet of Things, digital teknologi dalam
bidang Desain dunia industri, isu pemanasan global, perubahan
Komunikasi Visual iklim, aspek-
aspek ketenagakerjaan, Life Cycle produk industri
sampai dengan reuse, recycling.
Teknik dasar Lingkup pembelajaran meliputi Pengetahuan tentang
proses produksi kepribadian yang dibutuhkan peserta didik agar dapat
pada industri mengembangkan pola pikir kreatif melalui praktek
Desain secara mandiri dengan berpikir kritis tentang seluruh
Komunikasi Visual proses produksi dan teknologi serta budaya kerja yang
diaplikasikan dalam industri DKV.
Sketsa dan Lingkup pembelajaran meliputi fungsi sketsa dan
Ilustrasi ilustrasi dalam dunia Desain Komunikasi Visual
beserta penguasaan teknik keterampilan membuat
sketsa dan
ilustrasi untuk kebutuhan dasar rancangan desain.
Komposisi Lingkup pembelajaran meliputi sejarah huruf,
typography pengertian huruf, jenis-jenis huruf, anatomi huruf,
karakter huruf, dan fungsi huruf.
Penguasaan keterampilan dalam menghadirkan
komposisi tipografi tentang hirarki, leading, tracking,
dan kerning. ilustrasi untuk kebutuhan dasar
rancangan desain.
Fotografi dasar Lingkup pembelajaran meliputi dasar-dasar fotografi,
prinsip, estetika fotografi, dan prosedur penggunaan
peralatan fotografi seperti kamera, peralatan studio
fotografi, dan dapat mengidentifikasi alat yang
digunakan dalam pemotretan. Menerapkan
pengetahuan dan keterampilan fotografi baik
penggunaan peralatan di
dalam studio dan luar studio.
Komputer grafis Lingkup pembelajaran meliputi jenis-jenis perangkat
lunak komputer grafis berbasis bitmap dan vector
yang dibutuhkan dalam eksekusi desain komunikasi
visual. Menerapkan keterampilan dasar tentang
penggunaan tools, menu, dan klasifikasi warna dalam
RGB dan
CMYK untuk proses produksi manual dan digital.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X), peserta didik akan mendapatkan
gambaran mengenai program keahlian Desain Komunikasi Visual
yang dipilihnya, sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision
untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Pada
aspek softskill peserta didik akan mampu menerapkan budaya kerja
sesuai tuntutan pekerjaan, memahami konsep diri yang positif sesuai
standar K3 dan 5R dalam desain komunikasi visual,
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan
masalah dan mencari solusi, konsisten menerapkan budaya kerja
dalam berkesenian. Pada aspek hard skill peserta didik mampu
memahami elemen-elemen kompetensi pada mata pelajaran Dasar-
Dasar Desain Komunikasi Visual.
Elemen Capaian Pembelajaran
Profil Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
technopreneur, pekerjaan atau profesi dalam bidang Desain
peluang usaha Komunikasi Visual, dan kewirausahaan di bidang
dan ekonomi kreatif yang mampu membaca peluang
pekerjaan/profesi pasar dan usaha, untuk membangun visi dan
bidang Desain passion, serta melakukan
Komunikasi Visual pembelajaran berbasis projek nyata sebagai simulasi
projek kewirausahaan.
Proses bisnis Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
berbagai industri manajemen produksi bidang Desain secara
di bidang Desain menyeluruh pada berbagai industri ekonomi kreatif
Komunikasi Visual lainnya, antara lain K3LH, kreativitas dalam proses
kreasi dasar desain, dan menerapkannya dalam
elemen dasar perancangan dan proses desain dan
produksi dalam eksekusi kerja
desain komunikasi visual secara mandiri.
Perkembangan Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
teknologi di tentang perkembangan proses produksi industri
industri dan dunia Desain Komunikasi Visual mulai dari teknologi
kerja serta isu-isu konvensional sampai dengan teknologi modern,
global pada Industri 4.0, Internet of Things, digital teknologi
bidang Desain dalam dunia industri, isu pemanasan global,
Komunikasi Visual perubahan iklim, aspek-aspek
ketenagakerjaan, Life Cycle produk industri sampai
dengan reuse, recycling.
Isu-isu global Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
pada bidang industri ekonomi kreatif mulai dari teknologi
Desain konvensional sampai dengan teknologi modern,
Komunikasi Visual Industri 4.0, Internet of Things, teknologi Digital
dalam dunia industri, isu pemanasan global,
perubahan iklim,
aspek-aspek ketenagakerjaan, Life Cycle produk
industri sampai dengan reuse, recycling produk.
Teknik dasar Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
proses produksi kepribadian yang dibutuhkan peserta didik agar dapat
pada industri mengembangkan pola pikir kreatif melalui praktek
Desain secara mandiri dengan berpikir kritis tentang seluruh
Komunikasi Visual proses produksi dan teknologi serta budaya kerja
yang diaplikasikan dalam industri Desain Komunikasi
Visual.
Sketsa dan Pada akhir fase E melalui kreativitas dan berpikir
ilustrasi kritis, peserta didik mampu menjelaskan konsep
dasar karya dengan sketsa dan ilustrasi, menyiapkan
bahan peralatan sketsa, mewujudkan sketsa,
menyempurnakan sketsa, dan membuat ilustrasi
dalam perancangan dan proses produksi untuk
dikembangkan
dalam eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual.
Komposisi Pada akhir fase E peserta mampu memahami jenis,
typography fungsi, karakter, anatomi, lingkup huruf dan dasar
tipografi (hierarki, leading, tracking dan kerning) yang
umum digunakan dalam desain dan menerapkannya
dalam perancangan dan proses produksi dalam
eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual.
Fotografi dasar Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami
jenis kamera, menentukan komposisi pemotretan
dan mengatur pencahayaan, melakukan pemotretan,
menyimpan data, dan melakukan pekerjaan akhir
dalam editing pada fotografi serta menerapkannya
dengan kreativitas dan disiplin dalam perancangan
dan
proses produksi dalam eksekusi kerja Desain
Komunikasi Visual.
Komputer grafis Pada akhir fase E peserta didik memahami
pengoperasian perangkat lunak desain dengan
memilih jenis perangkat lunak dan menetapkan
perangkat lunak berbasis bitmap dan vector serta
menggunakannya dalam perancangan dan proses
produksi dalam
eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual.

CAPAIAN PEMBELAJARAN TEKNIK AUDIO VIDEO

A. Rasional
Mata pelajaran Teknik Audio Video adalah mata pelajaran yang
membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
penguasaan keahlian Teknik Audio Video. Kompetensi yang harus
dimiliki yaitu melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan
alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai dengan bidang pekerjaan audio
video.

Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran pendalaman dan


tingkat lanjut bagi peserta didik dalam memahami isu-isu penting
terkait dengan teknologi manufaktur, jasa layanan servis,
kewirausahaan, serta karir akademik dalam bidang audio video.
Mata pelajaran ini memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan bagi peserta didik pada fase F konsentrasi Teknik
Audio Video dan program keahlian Teknik Elektronika serta
konsentrasi lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Mata pelajaran ini juga meningkatkan kemampuan
logika dan teknologi digital (computational thinking), yaitu suatu
cara berpikir yang memungkinkan untuk menguraikan suatu
masalah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan sederhana,
menemukan pola masalah, serta menyusun langkah-langkah
solusi mengatasi masalah dan/atau menerapkan analisis logika
(logical framework analysis) lainnya dalam memetakan masalah
dan pengembangan solusi-solusi alternatif sebagai jawaban atas
masalah.

Mata pelajaran ini berkontribusi dalam membentuk serta


menumbuhkan renjana (passion), visi (vision), imajinasi, dan
kreativitas peserta didik. Kompetensi audio video dihantarkan
melalui pembelajaran di kelas, pembelajaran di bengkel/workshop,
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning), interaksi
dengan alumni, guru tamu dari industri/praktisi bidang elektronika,
kunjungan industri, praktek kerja lapangan, serta pencarian
informasi melalui media digital.

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian mata pelajaran ini


harus sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang
ingin dicapai. Pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan
sesuai dengan pembelajaran vokasi. Pengelolaan pembelajaran
dapat menerapkan pembelajaran dengan melibatkan guru mata
pelajaran dari berbagai disiplin ilmu untuk meningkatkan
kebermaknaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning) atau produk
(Project-product based Learning), Discovery Learning,
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning), dan
lain-lain. Metode belajar yang diterapkan, antara lain ceramah,
tanya jawab, diskusi, observasi, bermain peran, demonstrasi,
serta simulasi dan praktek yang disesuaikan berdasarkan
karakteristik materi. Pembelajaran Teknik Audio Video
membiasakan peserta didik bernalar kritis dalam menghadapi
permasalahan, disiplin dalam bekerja, mandiri, kreatif dan inovatif
dalam menemukan solusi permasalahan, berkolaborasi dalam tim,
mengomunikasikan ide dan gagasan, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan peduli terhadap
lingkungannya.

B. Tujuan
Mata pelajaran ini bertujuan untuk
membekali pengetahuan, keterampilan (hard skills), dan sikap
(soft skills) peserta didik dalam:
1. Memahami prinsip dasar pemrograman dan aplikasi
mikrokontroler;
2. memahami penerapan rangkaian elektronika;
3. memahami perencanaan dan instalasi sistem audio video;
4. memahami penerapan sistem penerima radio dan televisi; dan
5. melakukan perawatan dan perbaikan peralatan elektronika
audio video

C. Karakteristik
Hakikat mata pelajaran ini fokus pada penguasaan kompetensi
tingkat menengah dan lanjut (advance) yang harus dimiliki oleh
tenaga teknisi dan jabatan lain sesuai dengan perkembangan
dunia kerja bidang audio video. Selain itu peserta didik
diberikan pemahaman tentang proses bisnis, perkembangan
penerapan teknologi dan isu-isu global, job profile dan peluang
usaha bidang audio video. Pengelompokan materi Teknik Audio
Video secara bertahap dimulai dari aspek keluasan dan
kedalaman materi yang dimulai dengan mempelajari materi
tentang konsep dasar elektronika, komponen elektronika, untuk
mengimbangi kemajuan teknologi disisipkan materi
pemrograman dan aplikasi mikrokontroler sebelum elemen
penerapan rangkaian elektronika, perencanaan dan instalasi
sistem audio video, penerapan sistem radio dan televisi, dan
selanjutnya peserta didik dapat melakukan perawatan dan
perbaikan peralatan elektronika yang berhubungan dengan sistem
audio video khususnya. Mata pelajaran ini membekali peserta didik
untuk bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan studi tentang
Teknik Audio Video.Berdasarkan hal itu mata pelajaran ini memiliki
elemen-elemen sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Pemrograman Meliputi: rangkaian digital; arsitektur
dan aplikasi mikrokontroler; pemrograman
mikrokontroler mikrokontroler;
pemrograman aplikasi sistem pengendali
berbasis mikrokontroler.
Penerapan Meliputi: rangkaian elektronika analog;
Rangkaian sensor dan transduser; rangkaian elektronika
Elektronika daya; rangkaian catu daya; rangkaian
D. Uninterruptible Power Supplies
(UPS); sistem pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS); sistem keamanan berbasis elektronik.
Perencanaan Meliputi: sistem dan perencanaan akustik
dan Instalasi ruang; psikoakustik anatomi telinga manusia;
Sistem Audio sistem audio rumah, mobil dan pertunjukan;
Video sistem audio paging;
master rekaman audio; kamera; closed circuit
television (CCTV), Multi Access Television
(MATV).
Penerapan Meliputi: transmisi antena gelombang radio;
Sistem Radio perekayasaan sinyal analog; sistem penerima
dan Televisi radio; sistem penyiaran radio digital; sistem
penerima
televisi.
Perawatan dan Meliputi: user manual book dan service
perbaikan manual book; perawatan peralatan
peralatan elektronika audio video; perbaikan perangkat
elektronika audio video.
audio
video
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami pemrograman
dan mikrokontroler, penerapan rangkaian elektronika, perencanaan
dan instalasi sistem audio video, penerapan sistem radio televisi,
serta melakukan perawatan dan perbaikan peralatan elektronika
audio video.

Elemen Capaian Pembelajaran


Pemrograman dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Aplikasi memahami rangkaian digital; memahami
Mikrokontroler arsitektur mikrokontroler; memahami
pemrograman mikrokontroler; membuat
program aplikasi sistem
pengendali berbasis mikrokontroler.
Penerapan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Rangkaian memahami rangkaian elektronika analog;
Elektronika memahami sensor dan transduser;
memahami rangkaian elektronika daya;
membuat rangkaian catu daya; memahami
rangkaian Uninterruptible Power Supplies
(UPS); menginstalasi sistem pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS);
membuat sistem keamanan berbasis
elektronik.
Perencanaan dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Instalasi Sistem memahami sistem dan perencanaan
Audio Video akustik ruang; memahami psikoakustik
anatomi telinga manusia; menginstalasi
sistem audio rumah, mobil dan
pertunjukan; menginstalasi sistem audio
paging; menginstalasi master rekaman
audio; mengoperasikan kamera;
menginstalasi closed circuit television
(CCTV), menginstalasi Multi Access
Television (MATV).
Penerapan Sistem Pada akhir fase F, peserta didik memahami
Radio dan Televisi transmisi antena gelombang radio;
memahami perekayasaan sinyal analog;
memahami sistem penerima radio;
memahami sistem penyiaran radio digital;
memahami sistem penerima televisi.
Perawatan dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
perbaikan memahami user manual book dan service
peralatan manual book; melakukan perawatan
elektronika audio peralatan elektronika audio video;
video melakukan perbaikan perangkat audio
video.

e. Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Pelatihan kerja lapangan, Praktik kerja lapangan, on-the-job training atau
biasa disebut dengan PKL atau OJT adalah salah satu bentuk kegiatan yang
bertempat di lingkungan kerja langsung. PKL bisa dilakukan oleh murid SMK.
PKL merupakan implementasi secara sistematis dan singkron antara
program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.
1) Untuk memperkenalkan peserta didik pada dunia industri
2) Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
siswa untuk memasuki dunia usaha
3) Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas tehadap peserta didik
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya
4) Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana peserta didik melaksanakan PKL.
Mekanisme PKL SMK PK MANGGALA pada Program Keahlian DKV
sebagai berikut :
1) Pemetaan Industri
Dalam hal ini tempat OJT merupakan industri yang saat ini sudah
menjalin kerjasama dengan sekolah. Beberapa hotel yang sudah bekerja
sama, dan dari perusahaan Manufaktur

2) Program PKL
Program PKL dilaksanakan diawal semester ganjil pada kelas XII. PKL
dilaksanakan selama 6 bulan di Industri. Hal ini dilakukan mengingat
kecukupan peserta didik mendapat materi disekolah sehingga bisa langsung
on job training pada tempat PKL.
3) Pembekalan Program PKL
Sebelum peserta didik diterjunkan pada industri, diberikan pembekalan
selama 2 minggu yang disebut Job Shadow. Materi yang diberikan adalah
perihal etos kerja, pembangunan mental, dan pembuatan laporan sesudah
dan saat PKL.
4) Penetapan Pembimbing
Peserta didik yang diterjunkan untuk PKL didampingi satu guru pendamping
dengan komposisi 10:1. Hal ini dilakukan sebagai upaya pendampingan dan
pengawasan siswa selama kegiatan PKL berlangsung.

3. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)


Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan
YME, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Gotong royong,
(4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila berbentuk
softskill dan harus diterapkan dalam proses pembelajaran, bukan dipisahkan
dalam pembelajaran. SMK PK MANGGALA pada Program Keahlian Desain
Komunikasi Visual melaksanakan penguatan Profil Pelajar Pancasila
diimplemantasikan melalui berbagai kegiatan sebagai berikut.
N Profil Pelajar Implementasi
o Pancasila
1 Beriman,Bertakwa  Memiliki akhlak pribadi yang sopan dan
kepada Tuhan YME, santun (Grooming)
dan Berakhlak Mulia  Menghormati kepercayaan dan
keragaman masing-
masing keluarga, sekolah, dan industri
2 Berkebhinekaan  Belajar bahasa asing
global
 Mempelajari budaya Negara lain
agar dapat menghargai klien
dan kolega kerja
 Mendalami budaya dalam Negeri agar
tercermin
kearifan lokal dalam diri
3 Gotong royong  Kerjasama antar semua peserta didik
pada kegiatan
operasional (belajar membantu antar
departemen)
4 Mandiri  Mengerti dan bertanggung jawab Job
Desk masing-
masing
5 Bernalar kritis  Menganalisis dan mengevaluasi
kebutuhan perusahaan pada saat
pandemik
 Mengambil keputusan untuk
mengimplementasikan
perencanaan yang disusun oleh
tim dalam menghadapi suatu masalah
6 Kreatif  Mencari ide-ide kreatif ketika
perusahaan mengalami masalah-
masalah tertentu. Contohnya, bisnis
turun selama Covid-19, maka
karyawan
kreatif melakukan inovasi dalam
kegiatan usaha
4. Ekstra Kurikuler
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah/luar sekolah untuk membantu
pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
di sekolah secara berkala dan terprogram.

Ekstrakulikuler dipecah kedalam 3 bidang yakni Bidang Seni,


Teknologi dan Entertaintment, Bidang Wawasan Kebangsaan, dan
Pembinaan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Khusus untuk
kegiatan Pembinaan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dilakukan dalam bentuk motivasi spiritiual diskusi melalui zoom dengan
mengundang tokoh agama.
Berikut penjabaran kegiatan Ekstrakulikuler
Bidang Seni,
Bidang Pembinaan Ketaqwaan
Teknologi dan
Wawasan Terhadap Tuhan Yang
Entertainment
Kebangsa Maha Esa
an
1 Seni Musik 1 Pasukan 1 Pembinaan Rohani
2 Seni Tari Saman Pengibar Agama Islam
3 Event Organizer Bendera 2 Pembinaan Rohani
4 Modeling (Paskibra) Agama Kristen Katolik
and 2 Unit 3 Pembinan Rohani
Fashion Kesehatan Agama Kristen Protestan
5 Sinematografi Sekolah 4 Mengaji
6 Hadroh (UKS) 5 Mengkaji Al-Qur’an
7 Marawis 3 Pramuka
8 Basket
9 Futsal
10 Pencak Silat

5. Rencana Pembelajaran
Pembelajaran akan menggunakan sistem jadwal reguler untuk semua
mata pelajaran. Alur tujuan pembelajaran ditulis berdasarkan analisis
capaian pembelajaran dan diwujudkan dalam bentuk tujuan pembelajaran
yang disusun secara logis dan sistematis. Tujuan pembelajaran selanjutnya
disusun per semester.
Judul Alur Tujuan Pembelajaran dan modul ajar disusun berdasarkan
nama mata pelajaran. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar dapat dilihat
di bagian Lampiran.
Konsep Modul Ajar
 Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar.
 Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang disediakan
pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus,
karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding
RPP.
 Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri,
maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar
termasuk modul ajar atau RPP dengan kelengkapan komponen dan format
yang beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Tujuan pengembangan modul ajar
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan
pembelajaran.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
 memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan
pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta
didik, atau
 menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna dan menantang: Menumbuhkan minat untuk belajar
dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah
untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks waktu
dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.
Komponen Modul Ajar
Yang dimaksud Komponen modul ajar adalah dasar dalam penyusunan
modul ajar dan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.
Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya.
Tidak semua komponen berikut wajib tercantum dalam modul ajar yang
dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar peserta didik.

Komponen modul ajar terdiri dari tiga bagian besar:


1. INFORMASI UMUM
Identitas Modul
Informasi tentang modul ajar yang terdiri dari:
 Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya modul ajar
 Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
 Kelas
 Alokasi waktu (penentuanya sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku
di unit kerja masing-masing)
Kompetensi Awal
Yang dimaksud dengan Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/ atau
keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu.
Profil Pelajar Pancasila
Yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila adalah tujuan akhir dari
suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan
karakter peserta didik.
Profil Pelajar Pancasila dapat tercermin dalam konten dan/ atau metode
pembelajaran.
Dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu dicantumkan
seluruhnya,
tapi dapat dipilih Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran.
Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi
dalam seluruh mata pelajaran. Hal ini terlihat dengan jelas di dalam:
 materi/isi pelajaran
 pedagogi dan/atau
 kegiatan projek
 asesmen
Setiap modul ajar mencakup satu atau beberapa unsur dimensi Profil
Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan.
Sarana dan Prasarana
Yang dimaksud dengan Sarana dan prasarana adalah fasilitas dan bahan
yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Sarana artinya alat dan bahan yang digunakan.

Prasarana adalah materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Ketersediaan materi sebaiknya mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,
baik dengan keterbatasan atau kelebihan.
Teknologi juga termasuk sarana dan prasarana yang perlu dimanfaatkan
untuk pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna.
Target Peserta Didik
Terapat 3 (Tiga) kelompok target peserta didik yaitu:
1. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna
dan memahami materi ajar.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar seperti gaya belajar yang terbatas
hanya satu gaya (misalnya dengan audio). kesulitan dengan bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dsb.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS),
dan mampu memimpin.
Model Pembelajaran
Yang dimaksud dengan Model pembelajaran adalah model atau kerangka
pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan
pembelajaran.
Modelnya pun beragam, mulai dari model pembelajaran tatap muka,
pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak
jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.
2. KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran
Pada Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari
pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai
bentuk dari unjuk pemahaman.
Selain itu, tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber
daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode
asesmen yang digunakan.

Tujuan pembelajaran pun bisa berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan


(fakta dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan
penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.
Pemahaman Bermakna
Yang dimaksud Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat
yang akan didapatkan peserta didik setelah proses pembelajaran. Manfaat
tersebut nantinya dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh kalimat pemahaman bermakna: Manusia berorganisasi untuk
memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan.
Pertanyaan Pemantik
Adapun Pertanyaan pemantik bertujuan untuk memandu siswa mendapatkan
pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan ini dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Misalnya, pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mengajukan
pertanyaan pemantik sebagai berikut:
 Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
 Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan
kamu usulkan?
Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret,
yang disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.
Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan
durasi waktu yang direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti,
dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
Asesmen
Keperluan Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di
akhir kegiatan.
Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
Ada 3 jenis asesmen:
a. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
b. Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
c. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif)
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan:
 Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri,
penilaian teman sebaya, dan anekdotal.
 Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
 Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah).
Pengayaan dan Remedial
Yang dimaksud Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan
pada peserta didik dengan capaian tinggi supaya mereka dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Saat merancang kegiatan pengayaan, Anda perlu memperhatikan
diferensiasi, contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan
untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang.
LAMPIRAN
a. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik,
termasuk peserta didik nonreguler.
b. Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik bisa digunakan sebagai pemantik
sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi
pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
c. Glosarium
Glosarium adalah kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara
alfabetikal lengkap dengan definisi dan artinya. Biasanya glosarium
diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih
mendalam.
d. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam
pengembangan modul ajar.
Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku
referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber,
dsb.)

BAB IV
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Peraturan Akademik
Pola pembelajaran yang dilakukan di SMK PK MANGGALA menggunakan
full blocking system. Kegiatan dengan cara pembelajaran dalam satu
semester dibagi kedalam 2 kelompok mata pelajaran umum dan kelompok
mata pelajaran kejuruan. Pada 3 bulan pertama dilakukan pola blocking
untuk kelompok mata pelajaran kejuruan dan 3 bulan selanjutnya untuk
kelompok mata pelajaran umum. Pembagian blok diatur dengan
memperhatikan tingkatan kelas.
Secara ringkas, peraturan akademik SMK PK MANGGALA Program keahlian
Perhotelan dijabarkan sebagai berikut.
a. Assesment
i. Assesment hasil belajar
Sistem penilaian dilakukan dengan memadukan assesmen formatif dan
assesmen sumatif, namun dalam pelaksanaannya bobot nilai untuk
assesmen formatif lebih tinggi dari pada assesmen sumatif.
1. Penugasan Project Based Learning
2. Penugasan Problem Based Learning
3. Penugasan Portofolio
4. Penugasan Praktik Kelompok
5. Penugasan Individu dan penugasan kelompok (Grading pada LMS)
6. UUK dan UKK

ii. Uji dan Sertifikasi Kompetensi


Uji dan sertifikasi kompetensi oleh lembaga sertifikasi dan atau dunia kerja
(LSP, LSK, dan lembaga sertifikasi lainnya yang terakreditasi dan atau diakui
oleh industri)

b. Penilai Kenaikan Kelas dan atau Ketuntasan antar Fase


Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan beberapa
kegiatan di bawah ini yang berhubungan dengan akademik.

i. Menuntaskan seluruh program pembelajaran pada tiap semester


ii. Memperoleh Kriteria KKTP (Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) > 70.00
untuk kelas X
iii. Absensi minimal untuk kelulusan dan kenaikan kelas setiap semester
adalah 80% dari hari efektif KBM (Daring atau Luring)
iv. 20% ketidak hadiran meliputi: Izin, Sakit, Skorsing dan alpha (alpha
maksimal 5 hari dalam satu semester)
v. Keterlambatan maksimal 10 menit, jika lewat waktu yang ditentukan
siswa dianggap Alpa (pembelajaran normal di sekolah)
vi. Siswa tuntas menyelesaikan PTS dan PAS di semester 1 dan semester 2
vii. Nilai rapot diperoleh dari 53% nilai harian (UH, Tugas, dan praktik),
20%PTS, dan 27% PAS
viii. Lulus Uji Unit Kompetensi

c. Syarat Kelulusan
i. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
ii. Memiliki presentasi kehadiran di sekolah sebesar 80% di kelas XII.
iii. Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran,
dengan nilai        sikap minimal 80,00.
iv. Nilai Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, dan Bahasa Indonesia
tidak di bawah KKTP (75,00)
v. Mengikuti dan dinyatakan lulus Ujian Sekolah, baik Praktik maupun Teori.
vi. Memiliki seluruh nilai rapot dari semester I-VI, dengan nilai rata-rata
Raport     semester I-VI minimal 75,00.
vii. Memiliki nilai Ujian Sekolah paling rendah 60,00 pada tiap matapelajaran
viii. Memiliki rata-rata ujian akhir sekolah seluruh mata pelajaran minimal
75,00.
ix. Nilai Mata Pelajaran Kelompok kejuruan tidak di bawah KKTP (80,00).
x. Memiliki Portofolio atau Karya Inovatif yang berstandar Industri.
xi. Lulus Uji Kompetensi Keahlian yang diselenggarakan oleh BNSP.

SMK PK MANGGALA mempunyai target dan goal kepada para lulusan untuk
siap mengahadapi tuntutan zaman baik yang meneruskan ke pergurauan
tinggi (kuliah), bekerja di berbagai bidang sesuai kebutuhan, memiliki
karakter, dan mampu menciptakan pekerjaan sendiri sesuai dengan keahlian
masing-masing (wirauasaha).

B. Kalender Pendidikan
KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 Oktober 2022
Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa
a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1
3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 2 3
10 4 5 6 7 8
1 1 1 1 1 1
10 11 13 14 15 16 14 15 17 18 19 20 11 14 15 16 17 9 12 13 14 15
2 6 2 3 0 1
1 2 1 2 1 1
17 18 20 21 22 23 21 22 24 25 26 27 18 21 22 23 24 16 19 20 21 22
9 3 9 0 7 8
2 2 3 2 2 2 2
24 27 28 29 30 28 29 31 25 28 29 30 23 26 27 28 29
5 6 0 6 7 4 5
3
31 30
1
HK : 31 HE : 24 HK : 31 HE : 26 HK : 30 HE : 26 HK : 31 HE : 25

November 2022 Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023


Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa
a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b
1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
1
6 7 8 9 10 11 12 4 5 6 7 8 9 10 8 9 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
0
1 1 1 1 1 1 1
13 16 17 18 19 11 12 14 15 16 17 15 18 19 20 21 12 15 16 17 18
4 5 3 6 7 3 4
2 2 2 2 2 2 2
20 23 24 25 26 18 19 21 22 23 24 22 25 26 27 28 19 22 23 24 25
1 2 0 3 4 0 1
2 2 3 3 2 2
27 28 30 25 26 28 29 30 31 29 26
9 7 0 1 7 8

HK : 30 HE : 26 HK : 31 HE : 27 HK : 31 HE : 26 HK : 28 HE : 23

Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023


Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa Ah Se S Ra Ka Ju Sa
a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b a n el b m m b
1 2 3 4 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3
5 6 7 8 9 10 11 2 3 4 5 6 7 8 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1
12 13 15 16 17 18 9 10 12 13 14 15 14 15 17 18 19 20 11 12 14 15 16 17
4 1 6 3
2 2 1 2 2
19 22 23 24 25 16 17 19 20 21 22 25 26 27 21 22 24 24 18 19 21 22 23
0 1 8 3 0
2 2 2 3 2
26 29 30 31 23 24 26 27 28 29 28 29 31 25 26 28 29 30
7 8 5 0 7
30
HK : 31 HE : 26 HK : 30 HE : 24 HK : 31 HE : 24 HK : 30 HE : 24

C. Perencanaan Pembelajaran dalam Ruang Lingkup Sekolah

Uraikan alur penyusunan ATP (merujuk pada Panduan Pembelajaran dan


Asesmen pada Kurikulum Merdeka):
 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) (merujuk pada Surat
Keputusan BSKAP Nomor 033 Tahun 2022).
 Merumuskan Tujuan Pembelajaran/TP (masih bersifat umum/goals
tetapi sudah operasional) merujuk pada teori apa (Taksonomi Anderson dan
Krathwohl, Wiggins & Tighe, atau Marzano), disarankan untuk menggunakan
Wiggins & Tighe karena kerangka pengembangan kurikulum (CP) merujuk
pada konsep Understanding by Design (UbD) dari Wiggins dan Tighe.
 Mengurutkan Tujuan Pembelajaran/TP sehingga membentuk Alur
Tujuan Pembelajaran/ATP dari awal sampai akhir fase.
 Membagi TP dalam ATP menjadi per kelas dalam satu fase disertai
alokasi waktu untuk setiap TP (misalnya, fase E untuk kelas X dan fase F
untuk kelas XI dan XII).

D. Perencanaan Pembelajaran dalam Ruang Lingkup Kelas

Uraikan alur penyusunan RPP/Modul Ajar dan Modul Proyek yang


mengakomodasi prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum
Merdeka serta Profil Pelajar Pancasila (P3) (Merujuk pada Panduan
Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka dan Panduan Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila):
RPP atau Modul Ajar
 Menganalisis TP dalam ATP
 Merumuskan Tujuan Pembelajaran/TP yang sudah lebih konkret,
spesifik, dan operasional (objectives) merujuk pada taksonomi berhierarki,
seperti Taksonomi Anderson (Bloom Terevisi), Taksonomi Marzano, dan
taksonomi lainnya yang relevan untuk pembelajaran harian.
 Menyusun RPP atau Modul Ajar berdasarkan TP (goals) dalam ATP dan
TP yang sudah konkret, spesifik, dan operasional (objectives) paling tidak
memuat tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, dan penilaian.
Modul Proyek
 Menganalisis tema-tema proyek (merujuk pada Kepmen Nomor 262
Tahun 2022)
 Menganalisis dimensi, elemen, subelemen, dan target per fase P3
(merujuk pada Surat Keputusan BSKAP Nomor 9 Tahun 2022)
 Menyusun modul proyek

BAB V
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pendampingan
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui
beberapa dua kegiatan, diantaranya.
1. Pendampingan Pedagogis
a. IHT (In House Training)
Kegiatan IHT dilakukan 1 kali dalam satu tahun sekali di awal tahun
pembelajaran. IHT merupakan moment untuk mengupgrate pengetahuan
dan keilmuan guru-guru. Muatan IHTdapat berupa kemajuan teknologi,
kebutuhan dunia industri, maupun perubahan kurikulum.
b. Pendampingan Profesi
Kegiatan pelatihan pengembangan profesi merupakan kegiatan yang
diadakan tiga bulan sekali dengan mengundang para ahli di dunia
pendidikan/perguruan tinggi, pengawas, lembaga pendidikan, serta balai
besar pendidikan.
c. Pendampingan Hasil Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan
management sekolah kepada guru. Guru SMK PK MANGGALA memiliki
landasan dalam melaksanakan tugasnya yang dituangkan dalam
“Manggala’s Teachers Value”. Item dalam nya adalah
a. Model in Integrity
b. Teamwork
c. Leadership
d. Action Make It Real
e. Dedication to Service Quality
f. Creative
g. Helpful
h. Optimistic
Tujuannya aspek supervise adalah untuk menguatkan dan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.
ASPEK SUPERVISI
Karakter Pendidik
1 Kedisiplinan & punctuality
2 Ketaatan pada aturan & Tata tertib
kerjasama dan saling menghormati pada kolega pendidik, orang tua, siswa, dan
3
mitra
4 Keteladanan yang baik
5 Pemahaman & pengalaman nilai ketuhanan, pancasila, bela negara & Toleransi
6 Kepedulian, empati dan kesantunan
7 Kerja Keras & Pantang Menyerah
8 Kemampuan pengendalian diri
Integritas
1 Kejujuran
2 Tanggung Jawab
Kesadaran untuk menjaga nama baik dan kehormatan lembaga/sekolah di
3
hadapan peserta didik, orang tua dan kolega
4 Komitmen menjalankan tugas/pekerjaan sesuai hasil kesepakatan bersama
5 Menjaga dan mengamalkan Etika profesi pendidik
Kinerja Kependidikan/Pedagogik

Pembuatan dan Penyerahan administrasi akademik sesuai aturan dan ketentuan


1
yang ditetapkan
Pembuatan dan penyerahan soal soal ujian/test lainya yang diselenggarakan oleh
2
pemerintah atau sekolah
Meneyelenggarakan dan menilai ulangan harian/tugas terstruktur lainya
3
dan remedial bagi siswaa yang belum mendapatkan nilai sesuai standar
Melaksanakan analisa butir soal dan merencanakan tindak lanjut sebagai upaya
4
peningkatan kualitas pembelajaran
Meneyerakan nilai hasil UH. Tugas. PTS,PAT tepat waktu sesuai aturan yang
5 berlaku
6 Melengkapi administrasi kelas pada saat melaksanakan tugas mengajar
Prestasi
1 Inovasi dalam PBM Bagi Kemajuan peserta didik
Inisiatif dalam upaya meningkatkan efisiensi terhadap biaya namun efektif dalam
2
pencapaian hasil
Pendampingan/ pembimbingan Peserta didik dalam kompetisi sehingga
3 mendapatkan prestasi terbaik
Kemauan dan kemampuan meningkatkan ilmu pengetahuan dan peningkatan
kompetensi keahlian pada bidang ilmu yang diampu (kuliah,
4
seminar/workshop/FGD/IHT/MGMP)dan mendiseminasikan kepada kolega
pendididk alinya
Produktif dalam karya ilmiah (penelitian ilmiah, penelitian tindakan kelas, menulis
5
jurnal ilmiah/artikel/buku pelajaran/blog, proyek karya inovatif)

Pengembangan kurikulum penguatan pendidikan karakter pada mata pelajaran


6
yang diampu
Loyalitas
Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan akademis dan
1
kesiswaanyang diselenggarakan oleh sekolah
2 Selalu menghadiri rapat, brefing yang diadakan oleh sekolah

Menjaga citra positif sebagai pendidik metland school melalui penampilan,


3
sikap, pernyataan/kata-kata kepada semua stake holder baik di dalam maupun
di luar
Mampu untuk mengelola antara kepentingan lembaga/sekolah dengan
4 kepentingan pribadi secara proposional, tanpa mengabaikan ketuntasan dan
kualitas dalam hasil kerja
Konsisten melakukan peningkatan perbaikan"a total quality service' dalam
5 memberikan pelayanan pada prosews kegiatan pendidikan kepada siswa, orang
tua dan alumni

Melalui supervisi akademik, dapat diperoleh tingkat pengetahuan dan


wawasan guru, dapat mengidentifikasi kesulitan dan permasalahan dalam
proses pembelajaran, informasi mengenai kemampuan guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran dapat diketahui, dan program tindak
lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat disusun.
2. Pendampingan Industri
Pendampingan Pengembanagan Kompetensi Kejuruan
Pendampingan Pengembanagan Kompetensi Kejuruan adalah
kegiatan berupa pelatihan dan diskusi dengan mengundang orang dari
industri untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi soft skill dan hard
skill para pendidik sesuai dengan tuntutan kekinian.
B. Evaluasi

Evaluasi di SMK SMK PK MANGGALAdikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu.


1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi
tentang sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1)
kelengkapan perangkat pembelajaran oleh guru, (2) alur pembelajaran dan
proses pembelajaran; (3) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (4)
persepsi dunia Industri dalam keterlibatan kurikulum; dan (5) persepsi orang
tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.
Langkah evaluasi selalu melibatkan berbagai pihak, kepsek, wakasek bidang
kurikulum, dunia Industri, orang tua peserta didik, serta peserta didik yang
menjadi subjek langsung. Peserta didik angket berisi berbagai pertanyaan
seperti berikut.
a. Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran
b. Memicu keaktifan siswa dalam pembelajaran
c. Penyampaian materi menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam
pembelajaran
d. Membahas soal sulit ketika materi telah selesai disampaikan
e. Memberi PR mengenai materi yang disampaikan
f. Memeriksa PR yang diberikan sebelumnya
g. Memperhatikan respon siswa yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang disampaikan
h. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
i. Menanggapi pertanyaan siswa secara tepat, benar, dan mutakhir
j. Memperlakukan siswa secara adil, memberikan perhatian dan bantuan tanpa
memperdulikan faktor personal
k. Membuat suasana menyenangkan tetapi tetap tertib
l. Guru meninggalkan tugas bila berhalangan hadir
m. Mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi kesibukannya sendiri
n. Mengawali dan menghakhiri pembelajaran tepat waktu
o. Memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi dalam proses
pembelajaran
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK SMK PK MANGGALAdilakukan secara
periodic setiap tahunnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya perbaikan
sesegera mungkin untuk menjawab kebutuhan industri. Pertanyaan pokok
yang selalu keluar saat evaluasi kurikulum adalah “Apakah yang saat ini
paling dibutuhkan industri?”
Setiap akhir semester tim evaluasi kurikulum melakukan evaluasi
terhadap pencapaia pembelajaran. Sumber-sumber informasi yang dapat
digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum antara lain data asesmen:
hasil asesmen peserta didik per semester, portfolio peserta didik, survey
lulusan, refleksi proses belajar oleh dunia Industri.

C. Pengembangan Profesional
Peningkatan profesional guru dilakukan dengan berbagai program berikut.
1. Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru,
sehingga diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja
yang tinggi. Terdapat 6 guru telah disertifikasi oleh GTK, sedangkan
selebihnya masih dalam proses penilaian dan pengajuan.
2. Magang industri dan sertifikasi keahlian
Peningkatan profesionalitas penddik dilakukan dengan magang industri.
Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi pendidik. Selain itu
setiap pendidik juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara
mandiri. Magang diutamakan bagi guru kejuruan untuk meningkatkan
kompetensinya.
3. Kewirausahaan
Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang
kewirausahaan. Sekolah bahkan mendorong guru dapat dapat melakukan
suatu usaha baik secara individu atau berkelompok.
4. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP
Guru diberikan kesempatan kepada guru-guru kejuruan mengikuti
seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP, uji kompetensi, dan lain-lain
secara periodik di sekolah atau di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam
rangka memberikan kesempatan pada guru untuk meningkatkan kompetensi,
sehingga diharapkan guru secara terus menerus meningkatkan kemampuannya.
5. Studi lanjut
Sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara
individu, sekolah hanya memberikan regulasi untuk memermudah proses
studinya. Sekolah juga berupaya untuk mencarikan peluang-peluang
beasiswa dari pemerintah, lembaga-lembaga swasta, dan Dunia Industri.
6. Studi Banding
Studi Banding merupakan kegiatan yang dilakukan untuk tujuan menambah
wawasan yang diterapkan untuk kedepannya yg lebih baik. Studi Banding
dilakukan di perguruan tinggi, industri, dan beberapa tempat wirausaha.
LAMPIRAN

CAPAIANPEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN

Bidang keahlian : Pariwisata


Program Keahlian : Perhotelan
Mata Pelajaran : Binatu/Laundry
Waktu : 198 Jam

A. Rasional
Mata pelajaran Binatu/laundry adalah pelajaran yang berisi kompetensi-
kompetensi yang mendasari penguasaan tentang dasar-dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang laundry attendant yaitu
keseluruhan kompetensi yang meliputi salah satu atau keseluruhan rangkaian
kegiatan operasional laundry hotel dan menjadi landasan bagi peserta didik
untuk mendalami industri perhotelan, perkembangan penerapan teknologi dan
isu-isu global terkait dunia pariwisata dan perhotelan khususnya laundry, dasar
penerapan layanan prima (excellent service) pada layanan laundry, profil
entrepreneur, peluang usaha dan pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan,
tahapan operasional laundry secara menyeluruh dengan layanan prima
(excellent service).
Fungsi mata pelajaran Binatu/Laundry untuk membekali dan menumbuh
kembangkan kebanggaan pada peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang berkualitas, profesional dan memiliki daya saing,
kreativitas dan diberikan contoh akan pencapaian dari pengetahuan dasar
tersebut untuk memotivasi diri sendiri agar peserta didik mampu menghadapi
tantangan global dan perubahan zaman sebagai seorang hotelier yang memiliki
kemampuan berwirausaha dan problem solving. Topik pembelajaran atau kasus
yang ditentukan lebih menekankan pada kegiatan sehari- hari dan diintegrasikan
pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang mengacu pada standar kurikulum
ASEAN yaitu Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) serta Matematika,
sehingga peserta didik dapat mengekspresikan kemampuan berpikirnya secara
terstruktur dan memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang komunikatif dan
membentuk kebiasaan berpikir logis dalam Matematika. Selain itu, sebagai
landasan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi
Binatu/Laundry dan konsentrasi pembelajaran di kelas XI dan XII.
Lingkup mata pelajaran Binatu/Laundry mengacu pada kurikulum standar
ASEAN yaitu Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) meliputi Industri
perhotelan, perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia
pariwisata dan perhotelan khususnya laundry, dasar penerapan layanan prima
(excellent service) pada layanan laundry, profil entrepreneur, peluang usaha dan
pekerjaan/profesi pelayanan jasa perhotelan, tahapan operasional laundry
secara menyeluruh dengan layanan prima (excellent service).
Mata pelajaran Binatu/Laundry berkontribusi dalam memampukan peserta
didik menguasai keahlian perhotelan bidang laundry, dengan memegang teguh
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap
manusia dan alam, bernalar kritis, mandiri, kreatif, komunikatif dan adaptif
terhadap lingkungan.

B. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Binatu/Laundry adalah untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (soft skills dan hard skills):
1. Peserta didik dapat memahami, menerapkan, menganalisis, mengolah,
menalar, dan mempraktikkan cara kerja laundry yang tepat dan sesuai
standar kompetensi yang berlaku
2. Memahami proses bisnis industri perhotelan
3. Memahami profil entrepreneur, job profile, peluang usaha dan
pekerjaan/profesi pelayanan jasa Luandry
4. Memahami dasar penerapan layanan prima (excellent service) pada
industri perhotelan.
5. Memahami tahapan operasional Laundry.

C. Karakteristik
Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja,
jabatan kerja yang dapat dimasuki setelah lulus, dan konsentrasikonsentrasi
keahlian yang dapat dipelajari pada tingkat XI dan XII yang harus dikuasai oleh
peserta didik sebagai seorang karyawan hotel untuk menumbuhkan passion
(renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas/pengembangan melalui:
1. Pembelajaran di kelas
2. Pembelajaran di laboratorium Binatu/Laundry, hotel
3. Kegiatan berbasis projek sederhana
4. Pembelajaran di teaching factory
5. Interaksi dengan alumni, guest lecture dari industry
6. Berkunjung ke industri yang relevan (hotel besar/kecil dan skala nasional
maupun internasional);
7. Pencarian informasi melalui media digital

Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75% dari waktu yang
tersedia di kelas XI,&XII) pada pembentukan soft skills yang meliputi
pembelajaran tentang keramahtamahan, kebersihan, penampilan dan kerapian
(well grooming) serta integritas (Hospitality mindset) sebelum mempelajari aspek
hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan
pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran pembelajaran berbasis
proyek (project-based learning), discovery learning, pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning), atau inquiry learning serta metode antara lain
ceramah, tanya jawab, diskusi, observasi, peragaan atau demonstrasi yang
dipilih berdasarkan karakteristik materi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan
(tes dan non tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses, produk dan
portofolio) yang mengacu pada MRA-CATC tentang sertifikasi standar ASEAN
minimal level 2. Pembelajaran Binatu/Laundry dapat dilakukan secara sistem
reguler disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata Pelajaran Binatu/Laundry terdiri atas 5 elemen berikut ini:

Elemen Deskripsi
Identify the role of an on- Meliputi pemahaman tentang pengetahuan Peralatan
premise laundry yang ditemukan di Binatu/Laundry, bahan pembersih
kimia yang digunakan, dokumen-dokumen yang di
pakai pada saat monitor, control, barang yang akan di
cuci, memisahkan jenis kotoran yang ada di pakaian
tamu pada saat mencuci, bagian-bagian jobdesk para
staff di Laundry, biaya yang terkait dengan
operasional
pencucian, serta jenis layanan yang ada di Laundry.
Collect laundry for laundering Meliputi pemahaman tentang penerapan
standar operasional prosedur pada saat
mengambil pakaian
tamu dari kamar, dan mengambil pakaian seragam dari
staff perusahaan.
Perform laundering functions Meliputi pemahaman tentang penerapan barang yang
akan di cuci, item-item barang yang diajukan untuk
pencucian, menilai noda pada item barang yang
dicuci, pembersihan noda dengan sesuai kebutuhan,
melakukan
metode pembersihan yang tepat pada item barang
yang akan di cuci, menjalankan peralatan laundry
untuk
mencapai yang diinginkan hasil pembersihan., efek
perbaikan pada barang cucian sesuai dengan
kebutuhan.
Process laundered items Meliputi pemahaman tentang penerapan
pengetahuan
proses catatan internal penagihan, dan laporan
binatu internal yang diperlukan.
Return laundered items Meliputi pemahaman tentang penerapan prosedur
pengembalian pakaian bersih kepada tamu sesuai
dengan kebutuhannya, dan prosedur pengembalian
barang cucian bersih kepada In-House/ ke
department- departement hotel.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase), peserta didik akan mendapatkan gambaran mengenai program
keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase f pada
aspek hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen kompetensi pada
mata pelajaran Binatu/Laundry:

Elemen Deskripsi
Identify the role of an Pada akhir fase F, peserta didik mampu menjelaskan,
on- premise laundry tentang Peralatan yang ditemukan di Binatu/Laundry,
bahan pembersih kimia yang digunakan, dokumen-
dokumen yang di pakai pada saat monitor, control,
barang yang akan di cuci, memisahkan jenis kotoran
yang ada di pakaian tamu pada saat mencuci, bagian-
bagian jobdesk para staff di Laundry, biaya yang terkait
dengan operasional pencucian, serta jenis layanan
yang ada di
Laundry.
Collect laundry for Pada akhir fase F, peserta didik mampu menjelaskan
laundering tentang, penerapan standar operasional prosedur pada
saat mengambil pakaian tamu dari kamar, dan
mengambil
pakaian seragam dari staff perusahaan.
Perform Pada akhir fase F, peserta didik mampu menjelaskan
tentang penerapan barang yang akan di cuci, item-item
laundering functions barang yang diajukan untuk pencucian, menilai noda
pada item barang yang dicuci, pembersihan noda
dengan sesuai kebutuhan, melakukan metode
pembersihan yang tepat pada item barang yang akan di
cuci, menjalankan peralatan laundry untuk mencapai
yang diinginkan hasil
pembersihan., efek perbaikan pada barang cucian
sesuai dengan kebutuhan.
Process laundered items Pada akhir fase F, peserta didik mampu menjelaskan
tentang penerapan pengetahuan proses catatan
internal penagihan, dan laporan binatu internal yang
diperlukan.
Return laundered items Pada akhir fase F, peserta didik mampu menjelaskan
tentang, penerapan prosedur pengembalian pakaian
bersih kepada tamu sesuai dengan kebutuhannya, dan
prosedur pengembalian barang cucian bersih kepada
In- House/ ke department-departement hotel.

E. Referensi
1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 tahun 2014 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2014 Nomor 1792).
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 tahun 2016 tentang Tata Cara
Penetapan SKKNI (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2016 Nomor 258
3. Kemenaker Nomor 145 tahun 2018 tentang Penetapan SKKNI Kategori
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Golongan Pokok
Penyediaan Akomodasi Bidang Hotel dan Restoran.
CAPAIAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN

Bidang Keahlian : Pariwisata


Program Keahlian : Desain Komunikasi Visual
Mata Pelajaran : Pemrograman
Waktu : 522 jam Pelajaran

A. Rasional
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengolahan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya.
Mata pelajaran Pemrograman memberi fondasi penguasaan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam menerjemahkan konsep dan produksi UI/UX
design, pemrograman WEB dan Mobile sesuai dengan perkembangan teknologi
yang mengacu pada kebutuhan dunia industri saat ini. Mata pelajaran
Pemrograman berfungsi untuk menumbuhkan kreatifitas, meningkatkan
keterampilan dalam pembuatan aplikasi. Peserta didik mengamati perkembngan
zaman dari tahun-ketahun mengalami peningkatan yang signifikan, dimana para
pengguna sudah menggunakan komputer ataupun mobile untuk dapat
berkomunikasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain secara real time.
Dengan teknologi web dan mobile membuat peserta didik dapat mengeksplore
kemampuan pemrograman dan membuat suatu gagasan dan ide untuk masa
depan yang akan datang.
Mata pelajaran ini dilakukan dengan menerapkan pembuatan pemrograman
berdasarkan project di kelas dalam bentuk pembelajaran Project Based
Learning. Metode pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai hasil bentuk belajar. Project base
learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan investigasi yang mendalam
terhadap suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang berbobot.
Mata pelajaran pemrograman berfungsi untuk membekali peserta didik
dalam memahami pembuatan UI/UX design, web dan mobile agar memiliki
kepekaan estetika dalam penciptaan produk aplikasi. Pemrograman meliputi
pemahaman tentang pembuatan program HTML (Hypertext Markup Language),
CSS (Cassading Style Sheet), Javascript, PHP , PHP OOP, dan juga framework
Bootstrap, Code Ignither, Laravel.
Masing-masing materi memuat soft skills, antara lain berpikir kritis dan
pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, kolaborasi, keterampilan
komunikasi, serta sadar mutu produk; hard skills, yaitu penguasaan kompetensi
spesifik sesuai dengan pekerjaan di dunia kerja; dan integritas, yaitu jujur,
pekerja tekun, menginspirasi, sehat, akhlak mulia, bertanggungjawab, cinta
Indonesia, keterampilan untuk hidup mandiri, sebagai bagian dari Profil Pelajar
Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap
lingkungan.

B. Tujuan
Mata pelajaran Pemrograman bertujuan membekali peserta didik dengan
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skills dan soft skills)
sebagai persiapan memasuki ekosistem desain komunikasi visual secara global
dan nasional. Dasar yang harus dikuasai yaitu:
1. Memahami proses pembuatan kode HTML untuk menampilkan teks dalam
format tertentu pada halaman web
2. Dapat melakukan proses pembuatan kode html untuk menampilkan style
(CSS) tertentu pada halaman web
3. Memahami proses pembuatan halaman web interaktif menggunakan client
side scripting (javascrip)
4. Dapat melakukan proses pembuatan kode program pada server side scripting
(PHP) dan penerapan struktur kendali

C. Karakteristik
Mata Pelajaran Pemrograman merupakan fondasi untuk pengembangan
kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pemrograman merupakan
mata pelajaran yang akan didapat peserta didik di kelas XI dan kelas XII dimana
peserta didik akan belajar bagaimana cara membuat sebuah aplikasi berbasis
web yang didalamnya terdapat pembelajaran HTML,CSS, JavaScript. Dan untuk
pengolahan database menggunakan PHP adapun framework untuk
mempermudah pengerjaan pembuatan aplikasi berbasis web.
Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja,
jabatan kerja setelah lulus dari program keahlian di Satuan Pendidikan, dan
konsentrasi yang dapat dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan
passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di studio/bengkel/lab;
3. Projek sederhana;
4. Berinteraksi dengan alumni atau praktisi industri;
5. Berkunjung pada industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.

Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75%) untukpengembangan


soft skills pada pembelajaran sebelum mempelajari aspek hard skills
sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.
Mata Pelajaran Pemrograman untuk yang akan diperoleh terdiri atas 4
elemen yang dapat dijelaskan sebagai berikut
Elemen Deskripsi
Proses pembuatan kode HTML Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta
untuk menampilkan teks didik tentang struktur dasar pemrograman web dengan
dalam html,
format tertentu pada tatacara penulisan script html dengan berbagai
halaman web editor, parameter-parameter dalam html, tag-tag
dalam html
Proses pembuatan kode Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta didik
html untuk menampilkan tentang kode layout dalam halaman web, jenis-jenis layout
style (CSS) tertentu pada dalam halaman web (frameset, table, div), konsep dan
halaman web penulisan script stylesheet, penysipan stylesheet dalam
script html, file css.
Proses pembuatan halaman Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman peserta
web interaktif didik tentang konsep client side programming, macam-
menggunakan client side macam aplikasi client side programming (javascript,
scripting (javascrip) vbscript), struktur program client side, perintah-perintah
dasar dalam aplikasi client side programming, program
“hello
world!” dengan javascript/vbscript.
Proses pembuatan kode Lingkup pembelajaran meliputi Pengetahuan tentang
program pada server side konsep server side programming, macam-macam
scripting (PHP) dan aplikasi server side programming (asp, php, cold fusion,
penerapan struktur jsp), struktur dasar server side programming,
kendali penggabungan
dengan html, perintah-perintah dasar dan syntax dalam
server side programming, membuat program
sederhana. Perintah if, else, else if, switch, membuat
program dengan menerapkan struktur kendali.
Prosedur
subprogram dan fungsi dalam pemrograman, dan
fungsi dalam program server side.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik akan mendapatkan pengalaman dalam
pembuatan aplikasi berbasis web dari sisi client side hingga server side
programming, mengembangkan kemampuan dalam memprogram, menciptakan
ide dan gagasan, meningkatkan motorik dalam membuat sesuatu.
Elemen Deskripsi
Proses pembuatan kode Pada akhir fase E, peserta didik mampu merancang,
HTML untuk menampilkan membuat, dan menguji hasil program tampilan format
teks dalam format tertentu text, formattable, format multimedia (gambar, audio dan
pada halaman web video), format kaitan, dan format formulir dalam
halaman
web.
Proses pembuatan kode Pada akhir fase E, peserta didik mampu
html untuk menampilkan menerapkan, merancang, membuat dan menguji
style (CSS) tertentu pada style dalam program tampilan halaman web.
halaman
web
Proses pembuatan halaman Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
web interaktif konsep client side programming, struktur penulisan,
menggunakan prosedur penyisipan program client side kedalam
client side scripting html.
(javascrip)
Proses pembuatan kode Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan
program pada server side konsep server side programming, macam-macam
scripting (PHP) dan aplikasi server side programming (asp, php, cold fusion,
penerapan struktur jsp), struktur dasar server side programming,
kendali penggabungan dengan html, perintah-perintah dasar
dan syntax dalam server side programming, membuat
program sederhana. Perintah if, else, else if, switch,
membuat program dengan menerapkan struktur kendali.
Prosedur subprogram dan fungsi dalam pemrograman,
dan fungsi dalam program
server side.

E. Referensi

1. Sihombing, Danton. (2015). Tipografi dalam Desain Grafis.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Suranto (2019) Komputer Grafis dasar dan aplikasi desain. Surakarta:
Penerbit Kekata Publisher.

3. Kepmenaker Nomor 115 Nomor 2019 tentang SKKNI Kategori Kesenian, Hiburan
dan Rekreasi Golongan Pokok Aktivitas Hiburan, Kesenian dan Kreativitas Bidang Seni
Rupa.
4. Kepmenaker Nomor 301 Nomor 2016 tentang SKKNI Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah,
dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang
Desain Grafis dan Desain Komunikasi Visual.
5. Kepmenaker Nomor 355 Nomor 2014 tentang SKKNI Kategori Aktivitas Profesional,
Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya
Bidang Fotografi.
6. Kepmenaker Nomor 275 tahun 2020 tentang SKKNI Kategori Industri Pengolahan
Golongan Pokok Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman Bidang Desain
Grafika dan Produksi Grafika.
LAMPIRAN

Contoh ATP

Contoh RPP/Modul Ajar

Contoh Modul Proyek

Anda mungkin juga menyukai