Anda di halaman 1dari 78

KURIKULUM OPERASIONAL

SMK PUSPONEGORO 01 BREBES


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROGRAM KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN

YAYASAN PENDIDIKAN PUSPONEGORO KABUPATEN BREBES


SMK PUSPONEGORO 01 BREBES
Jl. Letjend Suprapto No 172 Pasarbatang Brebes Telp/Fax 0283 672992
Email : smkpusponegorobrebes@yahoo.co.id website:smkpuspobbs.sch.id
2022

1
DAFTAR ISI

Cover .....................................................................................................................

Kata Pengantar ......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 9

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 9

B. DASAR HUKUM .................................................................................................. 11

BAB II KARAKTERISTIK, VISI, MISI DAN TUJUAN SMK PUSPONEGORO 01 BREBES


.................................................................................................................................................... 14

A. KARAKTERISTIK SMK PUSPONEGORO 01 BREBES ..................................... 14

B. KARAKTERISTIK PROGRAM KEAHLIAN ....................................................... 31


1. Karakteristik Program Keahlian Desain Pemodelan & Informasi Bangunan . 35
2. Karakteristik Program Keahlian Teknik Otomotif
3. Karakteristik Program Keahlian Teknik Audio Video
4. Karakteristik Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga

C. VISI SMK SMK PUSPONEGORO 01 BREBES ......................................................... 37

D. MISI SMK SMK PUSPONEGORO 01 BREBES ........................................................ 37

E. TUJUAN SMK PUSPONEGORO 01 BREBES ..................................................... 38

BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN ............................................................ 40

A. INTRAKURIKULER ............................................................................................ 40

1. Struktur Kurikulum Program Keahlian .......................................................... 40

2. Penetapan Konsentrasi .................................................................................. 46

3. Struktur Kurikulum Konsentrasi..................................................................... 48

4. Capaian Pembelajaran .................................................................................. 50

B. PROJEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA.......... 60

C. PRAKTIK KERJA LAPANGAN ........................................................................... 66

D. EKSTRA KURIKULER ........................................................................................ 67

2
BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN.................................................................................. 69

A. PERATURAN AKADEMIK ................................................................................................................... 69

B. KALENDER PENDIDIKAN ................................................................................................................... 74

C. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN..................................................................................................... 77

BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL ......... 81

A. PENDAMPINGAN ................................................................................................................................... 81

B. EVALUASI ............................................................................................................................................... 86

C. PENGEMBANGAN PROFESIONAL ..................................................................................................... 90

LAMPIRAN ............................................................................................................................... 93

3
4
5
BERITA ACARA VERIFIKASI DAN VALIDASI KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Drs. H. Damo, M.M.Pd
NIP 196107282000031001
Jabatan Kepala SMKS PUSPONEGORO 01 BREBES
Kabupaten/Kota Kabupaten Brebes
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama Sarwidi, S.Pd, M.Pd


NIP 196603291991031007
Jabatan Pengawas SMK
Unit Ke a Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
Alamat Jl. Pemuda 134 Semarang
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA melakukan verifıkasi kepada PIHAK PERTAMA meliputi


I. Buku1
2. Silabus
• 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PIHAK KEDUA menerima berkas/dokumen seperti tersebut di atas untuk dipergunakan sebagai bahan dalam verifikasi
kurikulum SMKS PUSPONEGORO 01 BREBES Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga,Desain
Permodelan dan Informasi Bangunan,Teknik Kendaraan Ringan Otomotif,Teknik Audio Video

Kabupaten Brebes, 27 Juni2022


PERTAMA, PIHAK KEDUA,

M.M.Pd Sarwidi, S.Pd, M.Pd


1001 NIP. 196603291991031007
Dicetak menggunak zi e-KTSP / hftps://iair.pdkjateng.go.id' Dicetak tgl: 27-06-22, 08. 26:25 Halamen 1 / 1

6
IDENTITAS SEKOLAH
1. Kode Registrasi NSS: 402032917003 NPSN : 20326459

2. Nama Resmi Sekolah SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

3. SK Pendirian

a. Nomor SK SK Bupati No. 421.5/333/2005

b. Tanggal SK Tgl. 8 Agustus 2005

4. Kompetensi Keahlian 1. DESAIN PEMODELAN DAN

INFORMASI BANGUNAN

2. TEKNIK OTOMOTIF

3. TEKNIK AUDIO VIDEO

4. AKUNTANSI DAN KEUANGAN

LEMBAGA

a. Status Akreditas B

b. Nomor SK 1214/BAN-SM/SK/2018

c. Tanggal SK 31 DESEMBER 2018

5. Alamat Lengkap Sekolah

a. Jalan JL. LETJEND RT. RW.

SUPRAPTO NO

172

b. Desa/Kelurahan PASARBATANG

c. Kecamatan BREBES

7
d. Kabupaten/Kota BREBES

e. Propinsi JAWA TENGAH

f. Nomor Telepon ( 0283) 672992

g. Email smkpusponegorobrebes@yahoo.co.id

h. Website smkpuspobbs.sch.id

6. Identitas Kepala Sekolah

a. Nama Lengkap Drs. H. DARNO, M.M.Pd

b. Tempat & Tanggal Lahir Brebes, 28 Juli 1961

c. Alamat Lengkap Desa Sigambir RT. 01 RW 01 Kec Brebes


Kab. Brebes

d. Telepon Rumah / HP 087735362123

e. SK Pengangkatan Terakhir :

● Nomor SK 040/YP/VII/2011

● Tanggal 1 Juli 2011

● Pejabat Yang Ketua Yayasan Pendidikan Pusponegoro


Brebes
Mengangkat

7. Komite Sekolah

a. Jumlah Anggota 10 Orang

b. Ketua SOEROSO BONO GUSICK

c. Nomor SK Pengangkatan 421.5/1955/2018

d. Tanggal SK Pengangkatan 2 Agustus 2018

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga kerja

yang kompeten dan handal di berbagai bidang agar sebuah negara mampu

bertahan dan berperan dalam era yang penuh persaingan dan sekaligus

membuka dan memanfaatkan setiap peluang. Untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara, strategi yang dianggap efektif adalah

dengan melakukan industrialisasi. Industrialisasi, pada derajat tertentu akan

mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari labouring menjadi

manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard

technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja terampil yang

tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga

memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan pengangguran

jika pergeseran proses produksi tersebut tidak dibarengi dengan perubahan

orientasi pendidikan dari akademis menjadi vokasional. Kondisi di atas

menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja dirancang secara terintegrasi

dengan memperhatikan tujuan dan kebutuhan Dunia Kerja. Dengan demikian

perlu dirancang salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

berorientasi Dunia Kerja.

Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan merupakan

9
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk

bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional,

SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki

kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan Dunia Kerja,

serta mampu mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni.

Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik Indonesia

mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi

Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya

saing sumber daya manusia Indonesia. Instruksi Presiden tersebut

mengamanatkan perlunya dilakukan revitalisasi SMK secara komprehensif

untuk menghasilkan lulusan SMK yang berdaya saing dan siap menghadapi

tantangan dan dinamika perkembangan nasional maupun global.

Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan Pendidikan kejuruan

yang telah digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan

Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, salah satu strategi yang akan

dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada

peningkatan kualitas pendidikan SMK .

10
Secara umum, Program SMK ini diharapkan memiliki visi untuk

menggerakkan sekolah agar mampu meningkatkan kualitas hasil belajar peserta

didik, serta mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin

relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai

perkembangan Dunia Kerja, serta menjadi pendukung kearifan/keunggulan

lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan

pemerintah dengan kekhususan lainnya sehingga dapat meningkatkan jumlah

lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha.

Untuk mendukung dan menjamin tercapainya visi Program SMK ,

maka disusunlah Kurikulum Operasional SMK yang memuat seluruh rencana

proses belajar yang akan diselenggarakan dan dikembangkan sesuai dengan

dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik. Dalam penyusunan dan

pengembangan Kurikulum Operasional ini juga mengedepankan prinsip

pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten,

berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang

11
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2020

tentang Kerja Lapangan bagi Peserta Didik;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2018 Lampiran 1 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2018 Lampiran 2 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2018 Lampiran 3 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2018 Lampiran 4 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar

dan Menengah;

12
BAB II KARAKTERISTIK,

VISI, MISI

DAN TUJUAN SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

A. Karakteristik SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

Kurikulum Operasional SMK Pusponegoro 01 Brebes ini memuat seluruh rencana

proses belajar yang diselenggarakan dan dirancang sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional

ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan Dunia

Kerja. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk

proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas,

pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis teaching factory

agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di Dunia Kerja untuk

membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat

sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal

peserta didik.

Sumber daya yang dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena

tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para

guru, sumber dana yang dimiliki, jumlah peserta didik

yang mewakili minat dan kepercayaan masyarakat terhadap program yang ditawarkan SMK

Pusponegoro 01 Brebes ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum operasional sekolah.

Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki berjumlah 48 orang (Guru 34

orang dan Tenaga Kependidikan 14 orang), dan sebagian besar memiliki latar belakang

pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal.

Sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Pusponegoro 01 Brebes
13-06-2022 1/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK
V.2.1
cukup lengkap. meliputi ruang belajar teori dan ruang praktik peserta didik dengan

peralatan praktik yang memadai, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti Ruang Kepala

Sekolah, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang Praktek, dan lain-lain.

Evaluasi kinerja pelayanan pendidikan SMK Pusponegoro 01 Brebes bersandar

pada hasil raport mutu terakhir yaitu tahun 2021, terlihat bahwa Nilai Raport Mutu 56,24

dengan Predikat Kurang baik

13-06-2022 2/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Resume raport mutu SMK Pusponegoro 01 Brebes,

NILAI RAPOR MUTU SEKOLAH


Nama Sekolah Nilai Rapor Mutu Predikat Kategori

SMKS PUSPONEGORO 01 BREBES 74.24 Cukup Baik

NILAI RAPOR MUTU SEKOLAH PER KOMPONEN


No Komponen Nilai Predikat Kategori

1 Input 73.08 C ukup Baik

2 Proses 74.20 Cukup Baik

3 Output 74.00 Cukup Baik

4 Outcome 73.33 Cukup Baik

5 Impact 73.00 Cukup Baik

DETIL NILAI RAPOR MUTU SEKOLAH


Komponen / Aspek / Indikator Nilai Predikat Kategori

1 Input 74.08 Kurang Baik

1.1 Siswa 60.00 Kurang Baik

Sekolah melaksanakan penjurusan siswa


berdasarkan prestasi akademis meliputi mata
1.1.1 2 Tidak Baik
pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
matematika, dan IPA.

Sekolah melaksanakan penjurusan siswa


1.1.2 5 Sangat Baik
berdasarkan minat dan bakat.

1.2 SDM 68.57 Cukup Baik

Guru per kompetensi kejuruan melaksanakan


1.2.1 1 Tidak Baik
magang di DUDIKA.

Kepala Sekolah memahami dan


1.2.2 mengimplementasikan kompetensi supervisi 4 Baik
pembelajaran

Sekolah memiliki peta kompetensi SDM dan program


1.2.3 4 Baik
pengembangannya

Guru memiliki kompetensi kejuruan berstandar


1.2.4 2 Kurang Baik
industri/sertifikasi teknis.

Guru kejuruan memiliki etos/budaya kerja DUDIKA


1.2.5 berdasarkan tampilan fisik, sikap harian, dan sikap saat 4 Baik
melaksanakan pembelajaran.

Kepala Sekolah menguasai variabel 1). Tindakan


inovatif 2). Bekerja keras 3). Motivasi yang kuat 4).
1.2.6 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik 5). 4 Baik
Memiliki naluri kewirausahaan dalam kompetensi
kewirausahaan

Kepala laboratorium/bengkel bersertifikat teknis dan


1.2.7 5 Sangat Baik
memiliki kualifikasi pendidikan minimal D3.

1.3 Kurikulum 70.00 Cukup Baik

1.3.1 Sekolah memiliki kurikulum berstandar industri 3 Cukup Baik

13-06-2022 3/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Komponen / Aspek / Indikator Nilai Predikat Kategori

Sekolah memiliki kurikulum yang mengacu pada


1.3.2 4 Baik
Skema KKNI/SKKNI

1.4 Sarana Prasarana 73.33 Cukup Baik

Sekolah memiliki alat dan ruang praktik berstandar


1.4.1 3 Cukup Baik
industri sesuai kompetensi keahlian

Sekolah memiliki rasio alat praktik yang sesuai dengan


1.4.2 4 Baik
ketentuan

Sekolah memiliki ruang praktik yang sesuai dengan


1.4.3 4 Baik
ketentuan

1.5 Finansial 20.00 Tidak Baik

1.5.1 Sekolah memiliki dukungan finansial dari DUDIKA. 1 Tidak Baik

1.6 Organisasi pengelola 40.00 Tidak Baik

Sekolah memiliki dukungan peran dari Komite Sekolah


1.6.1 terkait peluang kerjasama dengan DUDIKA, finansial, 2 Kurang Baik
dan ide pengelolaan sekolah.

Sekolah memiliki dukungan dari dinas terkait meliputi


1). bantuan penyerapan lulusan 2). fasilitasi kemitraan
1.6.2 2 Kurang Baik
dengan DUDIKA 3). peningkatan kompetensi siswa 4).
kemudahan ijin.

1.7 DUDIKA 40.00 Tidak Baik

Sekolah memiliki bentuk kerjasama dan dukungan


DUDIKA yang meliputi 1). Penyelarasan kurikulum dan
1.7.1 2 Kurang Baik
pelaksanaannya 2). perekrutan lulusan 3). magang guru
dan 4). sertifikasi kompetensi.

2 Proses 64.20 Cukup Baik

2.1 Penyesuaian KK/ Kurikulum 60.00 Kurang Baik

Sekolah mengembangkan, menyelaraskan,


mengimplementasikan dan mengevaluasi
2.1.1 3 Cukup Baik
pelaksanaan kurikulum secara sistematis dan
prosedural.

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran 80.00 Baik

Sekolah Melaksanakan pembelajaran di luar kelas


seperti kunjungan DUDIKA, yang meliputi: 1)
perencanaan kujungan DUDIKA 2). Pemetaan
2.2.1 DUDIKA yang relevan dengan kompetensi keahlian 3). 3 Cukup Baik
Pelaksanaan kunjungan DUDIKA 4) Laporan
kunjungan DUDIKA dan 5). Evaluasi kujungan
DUDIKA

Proses pembelajaran berlangsung secara efektif dengan


melibatkan seluruh siswa sehingga terjadi proses
pembelajaran secara aktif serta mengembangkan
2.2.2 5 Sangat Baik
keterampilan berpikir tingkat tinggi, sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis project

Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah


2.2.3 dimanfaatkan dengan optimal dalam proses pembelajaran 4 Baik
sesuai dengan kebutuhan DUDIKA.

Penilaian proses maupun hasil belajar digunakan


2.2.4 sebagai dasar untuk perbaikan dan dilaksanakan 4 Baik
secara sistemik.

13-06-2022 4/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Komponen / Aspek / Indikator Nilai Predikat Kategori

2.3 Penyelenggaraan TEFA/UP 60.00 Kurang Baik

Sekolah melaksanakan pembelajaran dengan


mendasarkan pada pekerjaan nyata, autentik, dan
penanaman budaya kerja melalui pembelajaran industri
2.3.1 4 Baik
(teaching factory) untuk mendapatkan pembiasaan
berpikir dan bekerja dengan kualitas seperti di tempat
kerja/usaha

Sekolah menyelenggarakan unit produksi atau business


center dengan 6 (enam) kriteria kegiatan yang meliputi
1) melibatkan siswa, 2) memiliki POS/SOP, 3) adanya
2.3.2 3 Cukup Baik
pengurus dan uraian tugasnya,
4) omset dan keuntungan, 5) cakupan layanan, dan
6) unit produksi bagian dari pembelajaran.

Sekolah menyelenggarakan kelas industri atau kelas


2.3.3 3 Cukup Baik
kewirausahaan

Sekolah memiliki produk/jasa sebagai hasil dari


pembelajaran teaching factory/unit produksi yang meliputi
2.3.4 tahapan 1). Design/perancangan produk 2). 2 Kurang Baik
Proses produksi 3). Pengemasan 4). Pengiriman 5).
Kepuasan pelanggan 6). Keberlanjutan

2.4 Pengembangan SDM Sekolah 66.67 Cukup Baik

Sekolah melaksanakan program pengembangan SDM


guru yang meliputi 1). Pengembangan kemampuan guru
menyusun RPP 2). Kemampuan melakukan evaluasi diri
refleksi dan perbaikan kinerja berkelanjutan 3).
2.4.1 3 Cukup Baik
Kemampuan melaksanakan penilaian hasil pembelajaran
4). Kemampuan melaksanakan usaha inovatif dan
kreatif dalam kegiatan pembelajaran

Sekolah melaksanakan program peningkatan kompetensi


profesional guru melalui 1). Kunjungan DUDIKA 2).
2.4.2 4 Baik
Magang DUDIKA 3). Pendidikan dan pelatihan 4).
Seminar dan workshop

Sekolah melaksanakan program peningkatan kompetensi


tenaga kependidikan melalui 1). Kunjungan DUDIKA
2.4.3 3 Cukup Baik
2). Magang DUDIKA 3). Pendidikan dan pelatihan 4).
Bimbingan Teknis

2.5 Pemberdayaan kemitraan DUDIKA 53.33 Kurang Baik

Sekolah Menyusun jadwal guru tamu dengan


2.5.1 DUDIKA yang relevan dan melaksanakan 3 Cukup Baik
pembelajaran dengan guru tamu

Sekolah membuat produk sesuai dengan pesanan dari


2.5.2 DUDIKA, dan produk yang dihasilkan sesuai dengan 2 Kurang Baik
standar DUDIKA

Sekolah melaksanakan PKL dengan memenuhi 4 tahapan


yaitu: 1). Perencanaan dalam bentuk melakukan
sinkronisasi kompetensi dilakukan bersama DUDIKA 2).
Pelaksanaan PKL dengan pembimbingan langsung oleh
2.5.3 Pembimbing dunia kerja 3). Penilaian yang dilakukan 4 Baik
oleh DUDIKA yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan 4).
Laporan evaluasi PKL untuk bahan perbaikan
kurikulum ke depan.

13-06-2022 5/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Komponen / Aspek / Indikator Nilai Predikat Kategori

Sekolah Bersama dengan DUDIKA melaksanakan


program magang guru di DUDIKA yang meliputi: 1).
Perencaan program magang guru di DUDIKA; 2).
2.5.4 Pelaksanaan program magang guru di DUDIKA, 3). 1 Tidak Baik
Laporan magang guru di DUDIKA; 4). Sertifikat
magang guru di DUDIKA; 5). Laporan evaluasi magang
guru di DUDIKA.

Sekolah telah Menyusun jadwal instruktur dari DUDIKA


2.5.5 yang relevan untuk melaksanakan pembimbingan siswa di 3 Cukup Baik
sekolah

Sekolah bekerjasama dengan DUDIKA dalam pemenuhan


2.5.6 sarana praktik di sekolah sesuai dengan tuntutan pekerjaan 3 Cukup Baik
industri

2.6 Penerapan Budaya Kerja 60.00 Kurang Baik

Sekolah telah melaksanakan budaya kerja di setiap


kompetensi keahlian yang dimiliki, meliputi: 1).
2.6.1 Program kerja penerapan budaya kerja; 2). Laporan 3 Cukup Baik
pelaksanaan budaya kerja di bengkel; 3). Evaluasi
pelaksanaan budaya kerja di bengkel.

2.7 Sertifikasi Siswa 60.00 Kurang Baik

Sekolah melaksanakan uji kompetensi dengan


2.7.1 3 Cukup Baik
DUDIKA yang relevan atau dengan LSP P1

3 Output 50.00 Kurang Baik

3.1 Kualitas Lulusan Sesuai SKL dan Kebutuhan DUDIKA 80.00 Baik

Siswa memiliki kemampuan teknis standar DUDIKA


melalui kegiatan: 1) Praktik Sekolah (Teaching Factory);
2) Praktik Kerja Lapangan; 3) Uji Kompetensi PKL oleh
3.1.1 4 Baik
DUDIKA; 4) Sertifikasi Kompetensi Teknis oleh
DUDIKA; 5) Kunjungan Industri

3.2 Sertifikat Lulusan Sesuai Jenjang KKNI (II/III) 20.00 Tidak Baik

Siswa/lulusan memiliki sertifikat kompetensi


3.2.1 1 Tidak Baik
berbasis LSP/BNSP

4 Outcome 53.33 Kurang Baik

4.1 Keterserapan dan Kemandirian Lulusan (BMW) 80.00 Baik

Persentase siswa/lulusan sekolah mendapatkan pekerjaan


4.1.1 4 Baik
atau berwirausaha

Siswa lulusan sekolah mendapatkan gaji minimum


4.1.2 4 Baik
standar UMR

Meningkatnya Kemampuan Lulusan dalam Mengembangkan


4.2 33.33 Tidak Baik
Diri

Persentase siswa/lulusan yang mendapatkan karir sesuai


4.2.1 2 Kurang Baik
dengan bidangnya

Persentase lulusan dalam satu tahun yang melanjutkan


4.2.2 pendidikan ke tingkat lebih tinggi (diploma atau sarjana) 1 Tidak Baik
yang linear

13-06-2022 6/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Komponen / Aspek / Indikator Nilai Predikat Kategori

Siswa/lulusan sekolah yang memiliki minat berwirausaha


mendapatkan program tindaklanjut pembinaan
4.2.3 pengembangan bisnis/business coaching atau inkubator 2 Kurang Baik
bisnis yang difasilitasi sekolah atau pihak lain.

Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM


4.3 46.67 Kurang Baik
Sekolah, Perolehan Dukungan)

Persentase produk TEFA (Teaching Factory) yang


4.3.1 1 Tidak Baik
dimanfaatkan oleh pelanggan

Persentase kompetensi keahlian di sekolah yang


4.3.2 menyelenggarakan model pembelajaran TEFA (Teaching 1 Tidak Baik
Factory)

Profil sukses alumni/lulusan sekolah telah sukses dibidang


karir kerja professional/berwirausaha Dan Sudah
4.3.3 5 Sangat Baik
Dipublikasikan Oleh Sekolah Melalui Beragam Media
Termasuk Sosial Media Milik Sekolah

Sekolah memiliki daftar prestasi akademik dan non


4.3.4 akademik yang diikuti oleh siswa, guru, atau lembaga 2 Kurang Baik
di berbagai bidang

Persentase SMK yang SDM nya DIBERDAYAKAN


4.3.5 oleh stakeholders dalam konteks kerjasama 2 Kurang Baik
professional

Jumlah kemitraan sekolah dengan pihak eksternal


4.3.6 3 Cukup Baik
diberbagai bidang

5 Impact 30.00 Cukup Baik

5.1 Meningkatnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap SMK 30.00 Cukup Baik

Jumlah pendaftar (calon peserta didik) pada kegiatan


5.1.1 PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di tahun terakhir 74.00 Cukup Baik

Jumlah partisipasi dan dukungan sekolah terhadap


5.1.2 2 Cukup Baik
masyarakat sesuai dengan kompetensi keahlian

5.2 Terwujudnya Kemandirian Sekolah 40.00 Kurang Baik

Peran Unit Usaha Sekolah terhadap pemenuhan


5.2.1 3 Cukup Baik
pembiayaan sekolah

Sekolah menerapkan pengelolaan keuangan berbasis


BLUD yang meliputi kegiatan: 1) Menyusun dokumen
tata kelola BLUD; 2) Membuat Rencana Strategis Bisnis
BLUD; 3) Menyusun SPM (Standar Pelayanan Minimal)
5.2.2 2 Cukup Baik
terhadap Produk/Jasa; 4) Menyusun Laporan
Keuangan/Proyeksi Keuangan; 5) Membuat laporan
audit terakhir atau pernyataan bersedia di audit.

Dari beberapa data diatas, Bidang Kurikulum menyusun analisis diri

baik internal maupun eksternal agar Kurikulum Sekolah ini semakin terasa

kebermanfaatannya ketika dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah.

13-06-2022 7/5
Kekuatan dan Peluang yang dimiliki antara lain: Dicetak dari Aplikasi APM SMK
V.2.1
1. Kompetensi dasar seluruh mata pelajaran kejuruan telah mengadopsi

kebutuhan kompetensi yang ada di Dunia Kerja,

2. Naskah kerjasama yang meliputi pelaksanaan PKL, guru tamu, rekrutmen

tenaga kerja sudah terwujud dengan hampir seluruh institusi

pasangan/Dunia Kerja yang dimiliki,

3. Pelaksanaan job matching sekaligus rekrutmen yang dilakukan secara

berkala oleh BKK menggambarkan betapa kepercayaan Dunia Kerja cukup

besar, terbukti sering dilaksanakannya rekruitmen di SMK Pusponegoro

01 Brebes,

4. Program penulusuran tamatan yang dilaksanakan oleh BKK cukup optimal,

5. Dukungan penuh dari sekolah dan pemerintah kepada peserta didik dan

alumni yang ingin berwirausaha dengan cara memberikan pelatihan

berwirausaha dan dukungan modal.

Namun demikian ada Kelemahan dan Ancaman yang dimiliki, antara lain :

1. Adanya kebijakan Dunia Kerja yang membatasi tenaga kerja berdasar

strata pendidikan dan jender,

2. Alumni yang memiliki minat rendah untuk bekerja di luar daerahnya

karena tidak memperoleh dukungan dari orang tua,

3. Adanya lulusan yang memiliki karakter yang belum sesuai tuntutan dunia

usaha/industri,

4. Ketidakpercayaan beberapa Dunia Kerja tentang kemampuan adaptasi

lulusan SMK untuk langsung terjun di Dunia Kerja.

13-06-2022 8/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
SMK Psponegoro 01 Brebes memiliki empat (4) Bidang Keahlian

yaitu Bidang Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Bidang Keahlian

Akuntansi Keuangan Lembaga, Teknik Audio Video, dan Desain Pemodelan

dan Informasi Bangunan.

Seluruh Penyusunan kurikulumnya dirumuskan bersama dengan

Dunia Kerja secara kolaboratif, bermakna, mendalam, dan memperhatikan

perkembangan teknologi terkini, karena nantinya akan menjadi rujukan semua

guru, guru tamu dari industri, dan top manajemen dalam penyelenggaraan

proses pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK Pusponegoro 01

Brebes adalah pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang

membangun performa peserta didik mencakup penguasaan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.

Pendekatan pembelajaran ini menganut pembelajaran tuntas (mastery

learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge)

dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta

didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai

berikut :

1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik,

kontekstual yang memberikan pengalaman belajar bermakna),

dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis projek, pembelajaran

berbasis produksi, pembelajaran berbasis penyelesaian masalah,

pembelajaran berbasis kerja, dan lain-lain yang sesuai diterapkan di SMK;

13-06-2022 9/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan

keunikan setiap individu dan dilaksanakan dengan sistem modular.

3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan

kemampuan bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi diri

bertanggung jawab dengan tugas-tugas dan memahami posisi dan

fungsinya dalam tim. Pembelajaran kejuruan tidak cukup belajar

menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu belajar dalam

kelompok.

Dari hasil analis konteks maka penyempurnaan kurikulum operasional

ini diarahkan pada peningkatan hal-hal sebagai berikut :

1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang

bersifat kolaboratif;

2. Penguatan karakter peserta didik dengan menjadikan nilai-nilai pada

Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama dasar pengembangan;

3. Penguatan sarana dan prasarana untuk meningkatan pelayanan dalam

proses pembelajaran;

4. Penguatan kerjasama dengan Dunia Kerja melalui sharing sumberdaya;

5. Pengelolaan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus

memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki

kompetensi yang sama;

6. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-

masyarakat/komunitas-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa

13-06-2022 10/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui

internet);

8. Pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin

diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

9. Pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki

setiap peserta didik agar berkembang sesuai potensinya, dan

10. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline) agar peserta didik

luwes dalam menerapkan kompetensi yang dimiliki di tengah masyarakat.

SMK Pusponegoro 01 Brebes selalu terbuka terhadap masukan dari

berbagai pihak sejauh itu menguntungkan dan meningkatkan kualitas lulusan.

Contohnya di Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan,

Dunia Kerja menyampaikan agar kompetensi peserta didik ditambah dengan

penguasaan ilmu tentang Budaya Kerja di IDUKA

B. KARAKTERISTIK PROGRAM KEAHLIAN

1. Karakteristik Program Keahlian Teknik Desain Pemodelan dan

Informasi Bangunan

Program Keahlian Teknik Desain Pemodelan dan Informasi

Bangunan termasuk program keahlian yang sangat diminati oleh

masyarakat,

1) Visi, Misi, dan Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Desain

Pemodelan dan Informasi Bangunan

a. Visi

13-06-2022 11/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Menghasilkan sumber daya manusia berakhlak mulia, Trampil,

Profesional dan berjiwa wirausaha di Bidang Teknologi dan

Rekayasa khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan

perbaikan taat kota/lahan yang mampu bersaing di era global.

b. Misi

1) Menumbuhkembangkan kehidupan beragama dan 5S (Senyum,

Salam, Sapa, Sopan dan Santun);

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan pengembangan

diri secara efektif dan efisien;

3) Melengkapi, mengembangkan dan memberdayakan sarana

prasarana sesuai kebutuhan dan perkembangan Iptek;

4) Melengkapi, mengembangkan, memberdayakan sarana

prasarana dan meningkatkan profesionalisme pendidik, tenaga

kependidikan serta memberdayakan lingkungan sekolah

khususnya Teknik Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

sesuai kebutuhan dan perkembangan Iptek;

5) Mengelola dan meningkatkan kerjasama dengan dunia

usaha/dunia industri, instansi terkait, alumni dan masyarakat;

6) Menciptakan lingkungan pendidikan dan suasana kerja yang

kondusif;

7) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di bidang Perencanaan,

Pelaksanaan dan Perbaikan bangunan.

c. Tujuan

13-06-2022 12/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
Tujuan Paket Keahlian Teknik Desain Pemodelan dan Informasi

Bangunan secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem

Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan

Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan

bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu. Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknik

Desain Pemodelan dan Informasi Banguna adalah membekali

peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

kompeten:

1) Melakukan pekerjaan sebagai tenaga perencana, pelaksana dan

perbaikan bangunan secara mandiri atau kelompok;

2) Mengembangkan pelayanan sebagai tenaga perencana,

pelaksana dan perbaikan bangunan yang ada di dunia usaha dan

dunia industri;

3) Melakukan pekerjaan sebagai teknisi yang profesional dalam

bidang tenaga perencana, pelaksana dan perbaikan bangunan;

4) Melakukan pekerjaan sebagai teknisi yang profesional dalam

bidang tenaga perencana, pelaksana dan perbaikan bangunan.

2) Strategi Untuk Mencapai Tujuan

Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan SMK

Pusponegoro 01 Brebes menyusun beberapa rencana strategi

13-06-2022 13/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
pelaksanaan. Adapun strategi-strategi tersebut adalah :

1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum

2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan

sekolah.

3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan

melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan

DUDI (Dunia usaha dan dunia industri) dan komite sekolah.

4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan

intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana

prasarana, kegiatan pendukun, dan lain-lain) untuk mendukung

pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang sudah

disusun.

5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)

berdasar analisis kebutuhan program.

6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan

Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga

kependidikan, pelajar, orang tua dan komite sekolah).

7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan

8. Evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.

9. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1

semester dan 1 tahun.

10. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil

evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat,

13-06-2022 14/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
pakar, perwakilan DUDI (Dunia usaha dan dunia industri) dan

komite sekolah.

C. VISI SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

Visi yang dimiliki SMK Pusponegoro 01 Brebes diturunkan dari

tujuan nasional pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003. Adapun visi SMK Pusponegoro 01 Brebes

adalah sebagai berikut:

”Menjadi sekolah unggulan dengan mutu prima, beraklak mulia,

Professional, dan berjiwa Wirausaha”.

D. MISI SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

Misi SMK Pusponegoro 01 Brebes ditetapkan sebagai representasi

dari elemen visi Trimurti dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi

Trimurti tersebut yaitu susila, cakap dan bertanggung jawab. Tujuh misi SMK

SMK Pusponegoro 01 Brebes adalah sebagai berikut:

1. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama dan 5S

2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan efesien;

3. Memeberikan pelayanan prima terhadap pelanggan dengan standar

pelayanan yang di kelola menggunakan sistem manajemen mutu;

4. Melengkapi. mengembangkan, memberdayakan sarana prasarana dan

meningkatkan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan serta

memberdayakan lingkungan sekolah sesuai kebutuhan dan perkembangan

Iptek;

5. Mengelola dan meningkatkan kerjaama dengan dunia usaha/dunia industri,

instansi terkait, alumni dan masyarakat;


13-06-2022 15/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK
6. Menciptakan lingkungan pendidikan dan suasana kerja yang kondusif;
V.2.1
7. Menumbuhkan jiwa wirausaha lewat kegiatan kegiatan usaha secara

langsung.

E. TUJUAN SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

1. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah Meningkatkan

Kecerdasan, Pengetahuan, Kepribadian dan Akhlak Mulia serta

Meningkatkan keterampilan untuk hidup mandiri, dan Mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya.

2. Tujuan SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

a. Tujuan Umum

1) Menyiapkan tamatan yang siap kerja dan profesional;

2) Mensejahterakan warga sekolah;

3) Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan berkualitas;

4) Menyediakan fasilitas belajar mengajar yang memadai untuk

mencapai kualitas standar Nasional/International;

5) Membantu masyarakat di wilayah Kecamatan dan sekitanya

dengan biaya sekolah kejuruan yang terjangkau;

6) Membantu pemerintah mengembangkan pendidikan kejuruan di

wilayah pedesaan.

b. Tujuan Khusus

1) Menumbuhkembangkan pribadi yang berakhlak mulia dan

berkarakter pada peserta didik di lingkungan sekolah dan

masyarakat;

2) Menjadi sekolah unggulan dengan mutu prima;


13-06-2022 16/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK
3) Memperlancar dan meningkatkan mutu Proses
V.2.1 Belajar
Mengajar, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi

Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui

pelatihan, workshop/ IHT serta program magang;

4) Mencetak lulusan yang kompeten, profesional, dan memiliki

jiwa wirausaha sesuai dengan bidang keahliannya;

5) Melengkapi fasilitas praktik dengan peralatan yang menunjang

peningkatan kompetensi lulusan;

6) Meningkatkan kerja sama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri

dalam peningkatan penyelenggaran pendidikan pelatihan serta

penempatan lulusan.

13-06-2022 17/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. INTRAKURIKULER

1. Struktur Kurikulum Program Keahlian

Struktur Kurikulum Program Keahlian Teknik Desain Pemodelan

dan Informasi Bangunan

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti*) 270
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
5. Sejarah Indonesia 144
6. Seni 72
Jumlah 1.152
B KEJURUAN
1. Matematika 306
2. Bahasa Inggris 234
3. Informatika 144
4. Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial**) 216
5. Kejuruan 1.062
a. Dasar-dasar Program Keahlian
b. Aplikasi Perangkat Lunak dan
Perancangan Interior Gedung
c. Konstruksi dan Utilitas Gedung

13-06-2022 18/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU

d. Estimasi Biaya Konstruksi

e. Konstruksi Jalan dan Jembatan


6. Projek Kreatif dan Kewirausahaan 270
7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
a. Bahasa Arab

9. Mulok 180
a. Bahasa Jawa
b. Ilmu Ukur Tanah
Jumlah B 3.456
Total A+B 4.608
Projek Penguatan Pelajar Pancasila dan Budaya
C 504
Kerja ****)

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 3 4 5 6
A UMUM
Pendidikan Agama dan Budi
1. 3 3 3 3 3 -
Pekerti*)
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 -
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4. 3 3 2 2 - -
dan Kesehatan
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 - -
6. Seni 2 2 - - - -

13-06-2022 19/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 3 4 5 6
Jumlah 16 16 12 12 8 -
B KEJURUAN
1. Matematika 4 4 3 3 3 -
2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
3. Informatika 4 4 - - - -
Proyek Ilmu Pengetahuan Alam
4. 6 6 - - - -
dan Sosial**)
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Program
6 6 - - - -
Keahlian
b. Aplikasi Perangkat Lunak
dan Perancangan Interior - - 5 5 7 -
Gedung
c. Konstruksi dan Utilitas
Gedung - - 5 5 7 -

d. Estimasi Biaya Konstruksi


- - 3 3 3 -

e. Konstruksi Jalan dan


Jembatan 2 2 2 -
Projek Kreatif dan
6. - - 5 5 5 -
Kewirausahaan
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
Mata Pelajaran Pilihan Bahasa
8.
Jepang
a. Bahasa Arab - - 2 2 3 -

9. Mulok
a. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 -
b. Ilmu Ukur Tanah 2 2 -
Jumlah B

13-06-2022 20/5 Dicetak dari Aplikasi APM SMK


V.2.1
- 21 -

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1
(satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per
tahun.
**** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu
Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.

2.Penetapan Konsentrasi

SMK Pusponegoro 01 Brebes akan mencoba memfasilitasi

memfasilitasi guru dan peserta didik agar memiliki kebebasan untuk

berinovasi dan belajar dengan mandiri dan kreatif, diantaranya adalah

dengan cara mendorong peserta didik pada program keahlian untuk belajar

sesuai dengan minatnya. Seperti diketahui bersama sebelum ini seluruh

Program Keahlian Peserta didik wajib mengikuti semua mata pelajaran

yang ditawarkan, baik itu mata pelajaran kelompok umum maupun

Kejuruan Padahal keduanya merupakan 2 (dua) hal yang berbeda, dan

peserta didik pada umumnya hanya memiliki minat pada salah satu

kelompok mata pelajaran. Karena memang masing-masing kelompok mata

pelajaran tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah

program keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi

mempelajari kompetensi yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan

Dunia Kerja atau peluang usaha yang akan ditempat oleh lulusan.

Berdasarkan hal tersebut peserta didik pada Program Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan Otomotif, Akuntansi dan keuangan Lembaga Teknik


jdih.kemdikbud.go.id
Audio Video dan Teknik Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
- 22 -

diizinkan mengambil satu konsentrasi, karena konsentrasi dimaksudkan

agar peserta didik benar-benar fokus dan kompeten, sehingga siap

memasuki Dunia Kerja atau bewirausaha.

Untuk itu pada tahun ajaran baru ini akan ditawarkan program

intrakurikuler kepada peserta didik agar memilih 1 (satu) diantara 4

(empat) konsentrasi keahlian yang berbeda, yaitu konsentrasi teknik

kendaraan Ringan otomotif, Konsentrasi Akuntansi dan Keuangan

Lembaga, Teknik Audio Video dan Teknik Desain Pemodelan dan

Informasi Bangunan.

Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion

peserta didik, setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X),

sehingga peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara

mendalam ruang lingkup Program Keahlian Teknik Kendaraan ringan

Otomotif, Akuntansi, Keuangan Lembaga, Teknik Audio Video dan

Teknik Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan antara lain profesi

kerja setelah lulus, jabatan dalam pekerjaan, peluang usaha, jenis

kompetensi, fasilitas yang digunakan, dan lain-lain. Pihak sekolah dapat

memberikan saran kepada peserta didik atas pilihannya, berdasarkan dari

pengamatan terhadap hasil kerja dan karya peserta didik selama mengikuti

pembelajaran pada fase E (kelas X). Sekolah juga dapat berkolaborasi

dengan psikolog untuk mengetahui bakat, minat, dan passion peserta didik.

Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

tersebut cara pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian

Pembelajaran (CP) yang disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan

ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran dengan menggunakan berbagai model

dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan masing-masing

karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa portofolio hasil

pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk

pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai

instrumen pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk

rapor.

SISTIM PEMBELAJARAN BLOK

Pelaksanaan sistem block yang dimaksud adalah pelaksanaan

pembelajaran terjadi pada alokasi waktu dan bulan tertentu, dengan tetap

memenuhi alokasi waktu pembelajaran per tahun.

Berikut ini contoh penggunaan jam pembelajaran untuk

pembelajaran Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Fase E

kelas X:

a. Tema Kewirausahaan

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

b. Tema Perubahan Iklim Global

c. Tema Bhineka Tunggal Ika

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

SISTEM PEMBELAJARAN KOLABORASI DAN REGULER

Konsentrasi : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa

Bidang Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti

Program Keahlian : Teknik Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

1. Struktur Kurikulum Konsentrasi

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

3. Capaian Pembelajaran

CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Teknologi Konstruksi dan Properti


Program Keahlian : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan
Waktu : 216 Jam Pelajaran

A. Rasional
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah program keahlian
yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan
bangunan mulai dari pengukuran lahan, pra rencana bangunan,
perhitungan konstruksi hingga tersaji desain akhir dengan
didampingi hasil perhitungan rencana anggaran biaya, rencana kerja,
dan syarat (RKS) pelaksanaan kerja. Desain Pemodelan dan
Informatika Bangunan mempunyai peran dalam kontribusi pada
penataan lahan kota/kabupaten, karena informasi dari rencana tata
kota/kabupaten membantu dalam berkesinambungan pada
perencanaan bangunan untuk mengurangi ketidakpastian desain,
menemukan masalah dan penyelesaiannya, meningkatkan
keselamatan, dan simulasi proses pembangunan serta menganalisis
dampak masalah potensial yang mungkin timbul.

Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah mata


pelajaran yang mendasari penguasaan bidang keahlian Desain
Pemodelan dan Informasi Bangunan dengan berbagai elemen mulai
dari gambar teknik dasar, statika bangunan, pekerjaan dasar
konstruksi bangunan, dan pekerjaan pengukuran tanah. Mata
Pelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
menjadi unit kompetensi yang membekali peserta didik untuk
mempunyai pilihan karir antara lain menduduki jabatan kerja sebagai
jdih.kemdikbud.go.id
perencana, pelaksana dan/ atau pengawas pada konsultan maupun
- 27 -

kontraktor bangunan, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih


tinggi, atau menjadi entrepreneur dalam bidang properti.

Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan membekali


peserta didik tentang penggunaan alat gambar Teknik, pengenalan
Building Information Modelling (BIM), perhitungan statika bangunan,
pengetahuan bahan dan konstruksi bangunan, pengoperasian alat
ukur tanah, dengan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
lingkungan hidup (K3LH) serta budaya kerja industri melalui
beberapa model pembelajaran sehingga peserta didik mampu
mengaplikasikan pembelajaran di bidang teknik bangunan berbasis
kehidupan dengan keterampilan berpikir kreatif (creative thinking),
berpikir kritis, dan pemecahan masalah (critical thinking and problem
solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi
(collaboration). Selain itu, sebagai landasan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkan kompetensi desain pemodelan
dan informasi bangunan pada konsentrasi pembelajaran di kelas XI
dan XII.

Mata pelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi


Bangunan berkontribusi dalam memampukan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki kemampuan sebagai juru gambar desain
model dengan memegang teguh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, bernalar, kritis, kreatif, mandiri,
bergotong royong dan adaptif terhadap lingkungan hidup.

B. Tujuan
Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan bertujuan untuk membekali peserta didik dengan dasar-
dasar soft skills dan hard skills sebagai berikut:
1. Memahami proses bisnis menyeluruh pada bidang desain
pemodelan dan informasi bangunan;
2. Memahami perkembangan teknologi dan isu-isu global pada desain
pemodelan dan informasi bangunan;
jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -

3. Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profil dan


technopreneur), serta peluang usaha dan pekerjaan/profesi di
bidang desain pemodelan dan informasi bangunan;
4. Memahami kegiatan praktik yang terkait dengan pekerjaan desain
pemodelan dan informasi bangunan, antara lain peralatan
gambar, peralatan ukur, analisis hasil pekerjaan pengukuran,
teknik desain pemodelan dan informasi bangunan, serta standar
dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait dengan bangunan;
5. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup (K3LH), dan budaya kerja industri.
6. Menggambar teknik dasar pada bidang bangunan;
7. Memahami Building Information Modelling;
8. Memahami ilmu statika bangunan untuk mendasari perhitungan
kekuatan konstruksi bangunan;
9. Memahami spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan berbasis
green material dan pekerjaan konstruksi;

C. Karakteristik
Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan membekali peserta didik dengan pemahamanan dasar
konstruksi dalam perhitungan dan penggambaran gaya struktur
dalam kekuatan konstruksi, memahami karakteristik objek
sebenarnya dengan mengaktualisasi rancangan konstruksi pada
gambar manual maupun aplikasi perangkat lunak menjadi alat
komunikasi antara perencana dengan pelaksana dalam
merealisasikan rancangan konstruksi.

Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada pentingnya


desain dan informasi bangunan, lapangan kerja, jabatan kerja setelah
lulus dari program keahlian, dan konsentrasi yang dapat dipelajari
pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (motivasi), vision
(visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di bengkel/laboratorium;
jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -

3. Kegiatan berbasis projek sederhana dengan praktik dasar


pekerjaan desain pemodelan dan informasi bangunan;
4. Interaksi dengan alumnus atau praktisi industri dan guru tamu;
5. Berkunjung ke industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap internalisasi wawasan serta soft skills ini membutuhkan porsi
dominan (sekitar 75%) dari waktu yang tersedia pada kelas X,
sebelum mempelajari aspek hard skills yang lebih spesifik.

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai


dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran
berbasis projek (project-based learning), discovery learning,
pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), atau inquiry
learning serta metode antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi,
observasi, peragaan atau demonstrasi yang dipilih berdasarkan
karakteristik materi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan melalui
tes dan non-tes, sikap melalui observasi, catatan kejadian menonjol
(anecdotal record), penilaian antar- teman, dan penilaian diri serta
keterampilan melalui penilaian proses, produk, portofolio dan studi
kasus. Pembelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan secara sistem blok disesuaikan dengan karakteristik
elemen materi yang dipelajari.

Mata pelajaran Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi


Bangunan terdiri atas elemen-elemen berikut ini.

Elemen Deskripsi
Proses bisnis menyeluruh pada Meliputi proses bisnis pekerjaan pemodelan
bidang desain pemodelan dan dan informasi bangunan mulai dari
informasi bangunan; perencanaan, teknik pemodelan, gambar
rumah sederhana dan bertingkat, dan sistem
informasi bangunan, termasuk di dalamnya
adalah penerapan budaya mutu, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH), dan manajemen proyek.
Perkembangan teknologi dan Meliputi perkembangan teknologi dan isu-isu
isu-isu global pada desain global terkait green building dan sustainable
pemodelan dan informasi building yang dijadikan dasar dalam
jdih.kemdikbud.go.id
bangunan; penggambaran konstruksi bangunan.
- 30 -

Profesi dan kewirausahaan Meliputi lingkup profesi dan peluang usaha


(technopreneur) serta peluang sebagai wirausahawan (technopreneur) dan
usaha di bidang desain atau konsultan pada bidang perencanaan,
pemodelan dan informasi pelaksanaan, pengawasan bangunan. Dan
bangunan juga dapat melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
Teknik dasar pada pekerjaan Meliputi pengenalan dan praktik dasar yang
desain pemodelan dan terkait dengan pekerjaan desain pemodelan
informasi bangunan dan informasi bangunan, antara lain
peralatan gambar, peralatan ukur,
pengoperasian dan perawatan alat ukur,
analisis hasil pekerjaan pengukuran, teknik
desain pemodelan dan informasi bangunan,
serta standar dan peraturan-peraturan yang
berlaku terkait dengan bangunan;
Gambar teknik Meliputi teknik dan prinsip penggunaan alat
gambar, standar gambar teknik, dasar gambar
proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial
(3D) baik secara manual maupun
menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang
dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan
informasi bangunan.
Building Information Modelling Meliputi pengertian, fungsi dan contoh
Building Information Modelling (BIM) sehingga
peserta didik dapat membayangkan
konstruksi virtual sebelum konstruksi fisik
dibangun, untuk mengurangi ketidakpastian,
meningkatkan keselamatan, menyelesaikan
masalah, dan mensimulasikan serta
menganalisis dampak potensial yang mungkin
timbul.

Perhitungan Statika Bangunan Meliputi elemen-elemen struktur bangunan,


perhitungan keseimbangan gaya pada struktur
bangunan, dan perhitungan gaya batang pada
konstruksi rangka sederhana sebagai dasar
perhitungan pekerjaan konstruksi bangunan
Spesifikasi dan karakteristik Meliputi spesifikasi dan karakteristik bahan
bahan bangunan berbasis bangunan dengan berbasis green material dan
green material dan pekerjaan berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang
konstruksi mendasari gambar konstruksi gedung, dengan
mengangkat isu-isu global terkait green
building dan sustainable building yang
dijadikan dasar dalam penggambaran
konstruksi, serta pengenalan, pengoperasian
dan perawatan alat ukur tanah sederhana
maupun professional (manual/digital), serta
menuangkan data hasil analisis dalam bentuk
gambar dengan cara manual atau aplikasi
perangkat lunak dengan kegiatan
mengevaluasi hasil pekerjaan pengukuran.

jdih.kemdikbud.go.id
D. Capaian Pembelajaran
- 31 -

Pada akhir fase E (kelas X SMK) peserta didik akan mendapatkan


gambaran mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga
mampu menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase ini peserta
didik mampu menggambar Teknik Dasar, memahami Building
Information Modelling, melaksanakan pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan dan Ilmu Ukur Tanah, dengan menerapkan prosedur
proses Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH).

Elemen Capaian Pembelajaran


Proses bisnis menyeluruh Pada akhir fase E, peserta didik mampu
pada bidang desain pemodelan memahami proses bisnis pekerjaan pemodelan
dan informasi bangunan; dan informasi bangunan mulai dari
perencanaan, teknik pemodelan, gambar
rumah sederhana dan bertingkat, dan sistem
informasi bangunan, termasuk di dalamnya
adalah penerapan budaya mutu, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH), dan manajemen proyek.
Perkembangan teknologi dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
isu-isu global pada desain memahami perkembangan teknologi dan isu-
pemodelan dan informasi isu global terkait green building dan
bangunan; sustainable building yang dijadikan dasar
dalam penggambaran konstruksi bangunan.
Profesi dan kewirausahaan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
(job-profil dan memahami profesi dan kewirausahaan (job-
technopreneurship) serta profil dan technopreneurship) serta peluang
peluang usaha di bidang usaha di bidang desain pemodelan dan
desain pemodelan dan informasi bangunan, untuk membangun
informasi bangunan. vision dan passion, dengan melaksanakan
pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai
simulasi proyek kewirausahaan.
Teknik dasar pada pekerjaan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
desain pemodelan dan memahami teknik dasar pekerjaan desain
informasi bangunan pemodelan dan informasi bangunan melalui
pengenalan dan praktik dasar yang terkait
dengan pekerjaan desain pemodelan dan
informasi bangunan, antara lain peralatan
gambar, peralatan ukur, pengoperasian dan
perawatan alat ukur, analisis hasil pekerjaan
pengukuran, teknik desain pemodelan dan
informasi bangunan, serta standar dan
peraturan-peraturan yang berlaku terkait
dengan bangunan;

jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -

Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik mampu


menggambar teknik dasar antara lain
penggunaan alat gambar, standar gambar
teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal (2D)
dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual
maupun menggunakan aplikasi perangkat
lunak, yang dijadikan dasar dalam desain
pemodelan dan informasi bangunan.
Building Information Modelling Pada akhir fase E, peserta didik mampu
memahami pengertian, fungsi dan contoh
Building Information Modelling (BIM) sehingga
peserta didik dapat membayangkan konstruksi
virtual sebelum konstruksi fisik dibangun,
untuk mengurangi ketidakpastian,
meningkatkan keselamatan, menyelesaikan
masalah, dan mensimulasikan serta
menganalisis dampak potensial yang mungkin
timbul.
Perhitungan Statika Bangunan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
memahami elemen-elemen struktur bangunan,
perhitungan keseimbangan gaya pada struktur
bangunan, dan perhitungan gaya batang pada
rangka sederhana sebagai dasar perhitungan
pekerjaan konstruksi bangunan
Spesifikasi dan karakteristik Pada akhir fase E, peserta didik mampu
bahan bangunan berbasis memahami spesifikasi dan karakteristik bahan
green material dan pekerjaan bangunan dengan berbasis green material dan
konstruksi berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang
mendasari gambar konstruksi gedung, dengan
mengangkat isu-isu global terkait green
building dan sustainable building yang
dijadikan dasar dalam penggambaran
konstruksi, serta pengenalan, pengoperasian
dan perawatan alat ukur tanah sederhana
maupun professional (manual/digital), serta
menuangkan data hasil analisis dalam bentuk
gambar dengan cara manual atau aplikasi
perangkat lunak dengan kegiatan
mengevaluasi hasil pekerjaan pengukuran.

E. Referensi
1. SKKNI Nomor KEP 327/MEN/IX/2009 Tentang penetapan standar
kompetensi kerja Nasional Indonesia Sektor Konstruksi Bidang
Konstruksi Gedung dan Bangunan Sipil Sub Bidang Transportasi
Jabatan Kerja Juru Gambar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.
2. NOMOR KEP.06/MEN/1/2011 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Konstruksi untuk
Jabatan Kerja Quantity Surveyor menjadi SKKNI dan Standar
jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -

Kompetensi Nasional Bidang Teknik Gambar Bangunan Tahun


2003.
B. PROJEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA

Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta

didik yang berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk

menjawab tantangan tersebut Kemendikbud meluncurkan program pendidikan

karakter yang berlandaskan Pancasila dan diberi nama profil pelajara

Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah pelajar Indonesia merupakan pelajar

sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuainilai-

nilai Pancasila. Dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam individu

setiap peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler,

projek penguatan, dan ekstra kurikuler.

Dimesi dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila

No Profil Pelajar Pancasila Sub Elemen

1 Beriman, Bertakwa kepada a) Ahlak beragama

Tuhan YME, dan Berakhlak b) Ahlak pribadi

Mulia c) Ahlak kepada manusia

d) Ahlak kepada alam

e) Ahlak bernegara

2 Berkebhinekaan global a) Mengenal dan menghargai

budaya

b) Kemampuan komunikasi

Interkultural dalam berinteraksi

dengan sesama.

c) Refleksi dan tanggung jawab

terhadap pengalaman

jdih.kemdikbud.go.id
Kebinekaan
- 34 -

3 Gotong royong a) Kolaborasi

b) Kepedulian

c) Berbagi

4 Mandiri Kesadaran akan diri dan situasi yang

dihadapi serta regulasi diri

5 Bernalar kritis a) Memperoleh dan memproses

informasi dan gagasan

b) Menganalisis dan mengevaluasi

Penalaran

c) Merefleksi pemikiran dan

proses berfikir

d) Mengambil keputusan

6 Kreatif a) Menghasilkan gagasan yang

original

b) Menghasilkan karya dan

tindakan yang orisial

Sekolah memfasilitasi program tersebut yang diberi nama projek

penguatan pelajar Pancasila. Strategi pelaksanaannya dibagi dalam 4 (empat)

tahap :

a. Menjadikan peserta didik lebih sadar dan peka terhadap lingkungan

dan keadaan sekitar

b. Membantu peserta didik untuk memahami konsep program yang

disampaikan

c. Memotivasi peserta didik untuk mulai masuk kepada projek yang

ditawarkan
jdih.kemdikbud.go.id
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mau melakukan dengan cara
- 35 -

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

PROJEK ini akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu berbasis

kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat dan dilaksanakan

melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -

PROJEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA

Profil
Berbasis Budaya Berbasis
No Pelajar Berbasis Kelas
Sekolah Masyarakat
Pancasila

1 Beriman, Mewajibkan Mengadakan Mewajibkan setiap

Bertakwa seluruh peserta lomba membuat kelas mengikuti

kepada didik konten medsos kegiatan sosial

Tuhan melaksanakan tentang profil kemasyarakatan

YME, dan ibadah sholat di teman yang yang dilaporkan

Berakhlak awal waktu saat di dikagumi dalam dalam bentuk video

Mulia sekolah. kegiatan dan diupload di

keagamaan sehari- medsos.

hari.

Mewajibkan Mengadakan Tema dan kegiatan

seluruh peserta lomba kelas bersih yang diikuti

didik untuk berbasis cinta disesuaikan

bertingkah laku lingkungan dan kemudian.

sopan dan alam sekitar

menggunakan

bahasa yang

santun.

jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -

2 Berkebhin Setiap kelas Mewajibkan Mengikuti kegiatan

ekaan diwajibkan peserta didik webinar/seminar

global merancang sebuah berpakaian daerah yang bertemakan

kegiatan yang pada hardiknas, menghormati

memiliki nilai hari Kartini dan keberagaman dan

menghormati hari Sumpah rasa toleransi

keberagaman dan Pemuda terhadap perbedaan.

memiliki rasa

toleransi terhadap

perbedaan.

Hasilnya akan Hasilnya

dipresentasikan dipresentasikan di

pada pelajaran depan kelas

PPKn

3 Gotong Masing-masing Memperhatikan Mewajibkan

royong kelas membuat teman yang seluruh peserta

sebuah sistem yang membutuhkan didik mengikuti

menjadikan kelas bantuan baik moril kegiatan gotong

senantiasa bersih, maupun materil royong dalam

nyaman dan aman. dan merancang bentuk apa saja di

sebuah kegiatan lingkungan

yang bisa masing-masing.

jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -

mengurangi beban

teman tersebut.

4 Mandiri Tugas individu dari Seluruh peserta Mengikutkan

masing-masing didik mengikuti peserta didik pada

guru tentang apa kemah yang kegiatan

saja yang terkait diselenggarakan pengembangan

dengan mapel ekskul Pramuka di diri di masyarakat

masing-masing awal tahun yang hasilnyaakan

pelajaran meningkatkan

kemandirian

5 Bernalar Menyusun kisah Setiap kelas Setiap peserta didik

kritis inspiratif tentang melakukan analisis membuat video

berita hoaks yang terhadap berita- pendek tentang

beredar di berita yang viral cara mengetahui

masyarakat dan dan menghasilkan kebenaran sebuah

akibat yang cara menarik berita, lalu

ditimbulkannya kesimpulan yang mengunggahnya di

praktis dalam media sosial milik

menentukan masing-masing.

kebenaran suatu

berita.

jdih.kemdikbud.go.id
- 39 -

Hasilnya dimuat di

mading/buletin

sekolah

6 Kreatif Menyusun cerita Mengadakan Mengikuti lomba

Inspiratif tentang lomba tentang kreatifitas

kegiatan Idul Fitri, memperingati hari di masyarakat.

idul Adha, Natal, lahir Pancasila

Nyepi, dll. (membuat komik,

puisi, lagu,

Hasilnya animasi, video

diserahkan edukasi tiktok,

kepada guru dll.)

B. Indonesia.

C. PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk

diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan

(PKL). Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat

(Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik,

sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi Dunia Kerja (Dunia Kerja)

terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK Pusponegoro 01 Brebes

jdih.kemdikbud.go.id
- 40 -

D. EKSTRA KURIKULER

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana

dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui

kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi

peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang

lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat,

dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.

Ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan setiap peserta

didik hanya boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar

kegiatan ekstrakurikuler tidak mengganggu kegiatan intrakurikuler. Berikut ini

adalah kegiatan ekstrakurikuler yang difasilitasi oleh sekolah dan disajikan

dalam bentuk tabel,

Kelompok Nama
Profil Pelajar Pancasila
Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler
1. Bergotong royong
Olahraga Bola Voli
2. Mandiri

jdih.kemdikbud.go.id
- 41 -

Kelompok Nama
Profil Pelajar Pancasila
Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler
1. Bergotong royong
Sepak Takraw
2. Mandiri
1. Bergotong royong
Basket
2. Mandiri
1. Bergotong royong
Seni Rebana 2. Mandiri
3. Kreatif
1. Bergotong royong
Angklung 2. Mandiri
3. Kreatif
1. Bergotong royong
Akademik PMR 2. Mandiri
3. Kreatif

jdih.kemdikbud.go.id
- 42 -

BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN

A. Peraturan Akademik

Kurikulum Operasional SMK PUSPONEGORO 01 BREBES memuat

peraturan akademik tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen,

kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan.

1. Pemilihan konsentrasi

Peserta didik dapat memilih salah satu konsentrasi di antaranya

dengan persyaratan sebagai berikut.

a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar Kompetensi Keahlian;

b. Minat dan Bakat;

c. Rekomendasi Wali Kelas; dan

d. Rekomendasi orang tua peserta didik.

2. Asesmen

Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh

pendidik dan sekolah sebagai berikut:

a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut.

1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu

kepada Capaian Pembelajaran.

2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan

metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat

pendidik mata pelajaran yang sama.

jdih.kemdikbud.go.id
- 43 -

3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan

strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.

4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta

didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit

kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh pendidik

untuk membantu memastikan kesesuaiannya.

5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian kompetensi

dan/atau ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan

pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.

6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran

remedial, pengayaan, dan peningkatan mutu pembelajaran dan

kualitas lulusan.

7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik

dan profil kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.

b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut.

1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan

dilakukan mengacu kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.

2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan

metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang

ditunjuk oleh satuan pendidikan.

3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan

strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.

jdih.kemdikbud.go.id
- 44 -

4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi

pembelajaran pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.

5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan

pendidikan.

6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang

berupa angka dan/atau deskripsi.

c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen,

pelaksanaan kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi.

Prosedur pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi

Profesi SMK Pusponegoro 01 Brebes. Secara umum prosedur

pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Perencanaan metode dan teknik asesmen kepada skema sertifikasi.

2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi

dilanjutkan dengan asesmen mandiri.

3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi

kemasan okupasi atau kemasan kualifikasi dengan memerhatikan

perencanaan metode dan teknik asesmen.

4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk.

5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi

yang akan diujikan.

6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi

7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses

jdih.kemdikbud.go.id
- 45 -

pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi

Keahlian (UKK).

8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi,

bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi

kompetensi.

9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP SMK untuk dirapatkan oleh

tim yang ditunjuk.

10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan

kompeten.

11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan

untuk pemetaan mutu program, dan perumusan kebijakan satuan

pendidikan.

3. Kriteria Kenaikan Kelas

Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang

menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan

ke kelas selanjutnya.

Pernyataan kompeten ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja

pesertadidik yang meliputi aspek sebagai berikut:

a. Akademik

1) Memperoleh Capaian Pembelajaran Tuntas

2) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester

pada tahun pembelajaran yang diikuti

jdih.kemdikbud.go.id
- 46 -

3) Tidak terdapat lebih dari 2 mata pelajaran pada kompetensi

pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum

tuntas/belum baik pada semester kedua.

b. Non akademik:

1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran

selama satu tahun minimal 90% diperhitungkan dari tatap muka

tanpa memperhatikan ketidakhadiran karena sakit atau alasan

tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku,

2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap

kearah lebih baik terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan) serta tidak terlibat

narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak

melawan tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau

non fisik dan tidak terlibat tindak kriminal

3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-

kurangnya BAIK. Kriteria lain yang ditentukan terkait dengan

kenaikan kelas antara lain:

4. Kriteria Kelulusan

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan

pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan kriteria sebagai berikut:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

jdih.kemdikbud.go.id
- 47 -

2) Mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan

kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan

kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan

KKM yang telah ditetapkan;

3) Lulus ujian sekolah

B. Kalender Pendidikan

1. Pengertian Kalender Pendidikan

Kalender Pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu Tahun Pelajaran yang mencakup

permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran

efektif, dan hari libur. Yang disusun dan diatur pada tiap awal tahun

pelajaran dengan menyesuaikan serta memperhatikan hari efektif, hari

libur keagamaan dan hari libur khusus yang diatur secara khusus oleh

Pemerintah. Selain dari pada itu kalender pendidikan diatur dengan

memperhatikan kebutuhan muatan kurikulum yang berlaku di sekolah serta

kegiatan lain seperti penilaian akhir kompetensi, praktik industri, ulangan

semester, uji kompetensi, ujian sekolah, ujian nasional dan lain-lain sesuai

kebutuhan. Untuk mengatasi kemungkinan kejenuhan siswa dalam

memperoleh pengajaran dan guna penyegaran suasana di sekolah, pada

tiap tengah semester diprogramkan kegiatan rehat. Kegiatan rehat ini

diaplikasikan dalam bentuk kegiatan tengah semester yang biasanya diisi

dengan kegiatan olah raga bersama, out bond, dan atau perkemahan

jdih.kemdikbud.go.id
- 48 -

bersama. Kegiatan ini diharapkan dapat mengembalikan kondisi kejenuhan

menjadi kebugaran sehingga mengembalikan semangat untuk

meningkatkan prestasi kerja. Selain dari itu kegiatan tengah semester dapat

menambah kerja sama dan kekeluargaan seluruh unsur di sekolah.

2. Dasar Hukum Kalender Pendidikan

Dasar hukum kalender akademik untuk Tahun Pelajaran 2022/2023

adalah Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor

: 420/09748 tanggal 31 Mei 2022 tentang Pedoman Penyusunan Kalender

Pendidikan Tahun Pelajaran 2022/2023.

3. Alokasi Waktu Untuk Setiap Kegiatan

Alokasi waktu minggu efektif, waktu libur, dan kegiatan lain

sebagai berikut:

Alokasi
No. Kegiatan Keterangan
Waktu
1. Minggu efektif 34 minggu Digunakan untuk kegiatan
belajar pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan.

2. Jeda tengah semester 2 hari Satu minggu setiap


semester.
3. Jeda antar semester 1 minggu Antara semester I dan II.

jdih.kemdikbud.go.id
- 49 -

Alokasi
No. Kegiatan Keterangan
Waktu
4. Libur akhir tahun 1 minggu Digunakan untuk penyiapan
pelajaran kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun
pelajaran.

5. Hari libur 3 minggu Daerah khusus yang


keagamaan memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
6. Hari libur 2 minggu Disesuaikan dengan
umum/nasional Peraturan Pemerintah.

7. Hari libur khusus 1 minggu Untuk satuan pendidikan


sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing.

8. Kegiatan khusus 2 minggu Digunakan untuk kegiatan


sekolah/madrasah yang diprogramkan secara
khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

jdih.kemdikbud.go.id
- 50 -

C. Pengelolaan Pembelajaran

1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran

a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis kedalaman

dan keluasaan capaian pembelajaran (CP) yang harus kuasai oleh

peserta didik, meliputi soft skills, hard skills, dan karakter dalam

bidang kecantikan;

b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase

pembelajaran aspek soft skills dan hard skills. Untuk kelas X, semester

1, muatan soft skills 80% dan hard skills 20%, sedangkan semester 2,

muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.

c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan

belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;

d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi kalender

pendidikan yang telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi dengan

kegiatan belajar peserta didik;

e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pelajaran

sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik dan kalender pendidikan;

f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan

menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di

kelas, ruangan praktik, industri; (2) belajar kelompok dan individu; (3)

luring dan daring;

g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir sumber-

sumber belajar, antara lain sumber belajar berupa cetak, audio, dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 51 -

audio visual untuk mendukung ketercapaian pembelajaran;

h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh

guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib

mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

2. Pengelolaan Peserta Didik

a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter belajar

peserta didik;

b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta

didik berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task

planning groups, teaching groups, seating groups, joint learning

groups, collaborative-groups;

c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa

melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan

hasil kajiannya kepada instruktur industri.

3. Pengolaan Pengajar

a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan

menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh guru dan

instruktur industri;

b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal

pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;

c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa

jdih.kemdikbud.go.id
- 52 -

melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan

hasil kajiannya kepada instruktur industri.

4. Pengelolaan Sumber Belajar

a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-sumber

belajar yang akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;

b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal

pembuatan sumber- sumber belajar;

c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru

tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib

mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

5. Pengelolaan link and match

a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUNIA KERJA.

Penguatan aspek soft skills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi

aspek hard skills yang sesuai kebutuhan DUNIA KERJA;

b. Pembelajaran berbasis riil dari DUNIA KERJA (PjBL) sejak awal.

Memastikan hard skills akan disertai soft skills dan karakter kesiapan

kerja yang kuat;

c. Jumlah dan peran guru/ahli dari DUNIA KERJA ditingkatkan secara

signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian;

d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;

e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUNIA

jdih.kemdikbud.go.id
- 53 -

KERJA, baik bagi lulusan maupun guru;

f. Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari

DUNIA KERJA untuk proses belajar mengajar;

g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUNIA

KERJA dan masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching

factory, berkolaborasi dengan DUNIA KERJA dan stakeholders;

h. Komitmen serapan lulusan oleh DUNIA KERJA.

jdih.kemdikbud.go.id
- 54 -

BAB V

PENDAMPINGAN, EVALUASI

DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pendampingan

Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui

supervisi akademik dan klinis.

1. Supervisi Akademis

Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan

oleh seseorang (biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan

untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di

sekolah, dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk meningkatkan

kualitas proses belajar peserta didik

Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan

bahwa guru melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa

menerima layanan pembelajaran yang terbaik. Melalui supervisi akademik,

guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan

kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan

profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan

dari kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuannya mengelola

proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

54
- 55 -

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil

terhadap semua guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis

kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam

mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi

akademik tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan dan

keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada pembaharuan komitmen

(commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru.

Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan

berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam

peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1) Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan

kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik,

pengelolaan kelas, keterampilan proses pembelajaran, dan dapat

menggunakan semua kemampuannya ini untuk memberikan

pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.

2) Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses

pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang

ditetapkan. Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan melalui

kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan

pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.

3) Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan

55
- 56 -

kompetensinya, melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik

dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilannya, dan memiliki

perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan

tanggung jawabnya sebagai guru.

Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran

berkualitas, karena proses pembelajaran yang berkualitas memerlukan

guru yang profesional, dan guru profesional dapat dibentuk melalui

supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam

proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui

supervisi akademik sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk

kerja guru dapat dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses

pembelajaran dapat diidentifikasi, informasi mengenai kemampuan guru

dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat diketahui, dan program

tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat disusun.

Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses

pengembangan keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu

menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi peserta didik.

2. Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan

model pendekatan berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis

56
- 57 -

berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara kepala

sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.

Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi

permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara

teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang

ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan guru sebagai

hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis

dilakukan secara bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk

kepala sekolah/pengawas dan guru. kepala sekolah/guru senior yang

ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar

permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses

pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala

sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada semangat

tolong menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis

meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.

a. Tahap Pertemuan Awal

Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang

ditunjuk kepala sekola/pengawas dan guru bersama-sama

mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang akan

dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP,

dan kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas

sebagai supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan waktu dan

tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan

menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara

mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan


57
- 58 -

(contract) kerja antara supervisor dan guru.

b. Tahap Observasi Pembelajaran

Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati

proses pembelajaran secara sistematis dan objektif, dimana supervisor

mengamati guru mengajar sebagaimana digariskan dalam ATP.

Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi

antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.

c. Tahap Pertemuan Balikan

Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik

dilakukan segera setelah melaksanakan observasi proses

pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah

dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah

bersama-sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar

yang dilakukan oleh sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan

balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis persamaan dan

perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik yang diharapkan

dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat

keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya

diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.

B. Evaluasi

Evaluasi di SMK PUSPONEGORO 01 BREBES dikategorikan menjadi 2(dua),

yaitu evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum.

1. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana

pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat asesmen


58
- 59 -

(judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasil

pembelajaran peserta didik.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1)

meningkatkan hasil belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta

didik; (2) menunjukkan kekuatan dari program belajar sebagai

implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan terkini

dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar

yang perlu diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat

program yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik

pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan

belajar peserta didik.

Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara

lain: (1) alur pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang akan disasar; (3) sumber materi ajar,

perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan

perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5)

persepsi DUNIA KERJA dalam melihat perkembangan penguasaan

kompetensi; dan (6) persepsi orang tua peserta didik dalam melihat

perkembangan peserta didik.

Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi

pembelajaran antara lain sebagai berikut.

a. Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.

b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai

aspek, jujur, dan berdasarkan bukti.

c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang

ditelaah secara seksama.


59
- 60 -

d. Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam

mengambil kesimpulan maupun keputusan.

e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.

Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar

hasilnya objektif dan mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara

lain: guru mata pelajaran umum dan kejuruan, wakasek bidang kurikulum,

kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik, dan duni industry,

dunia usaha, dan Dunia Kerja.

Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan

pemberian umpan balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam

keseharian belajar mengajar. Guru diwajibkan untuk melakukan refleksi

mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (Capaian

Pembelajaran, ATP, profil Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan yang

dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain

data apa yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?; Bagaimana

program/pembelajaran dijalankan?; Faktor apa saja yang memengaruhi

keberhasilan program/pembelajaran?; Faktor apa saja yang menjadi

tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?; Apa saja hal-hal yang

dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?; Bagaimana

pemimpin satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional

guru?; Apa saja yang sudah dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan

pembelajaran?; Faktor apa saja yang mempengaruhinya?; dan Apa yang

perlu diperbaiki ke depannya? Guru dapat mengembangkan pertanyaan-

pertanyaan lainnya yang dirasa dapat mengumpulkan data yang lebih

akurat dan mendalam.

60
- 61 -

2. Evaluasi Kurikulum

Kurikulum operasional SMK PUSPONEGORO 01 BREBES

dievaluasi secara periodik, untuk mendapatkan perbaikan sesegera

mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari membuat catatan

anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,

bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon

proses kegiatan belajar, bagaimana persepsi Dunia Kerja. Setelah

melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, guru dan/atau

instruktur industri mereview proses belajar dan tercapainya tujuan dan

melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar untuk

setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur industri

dan tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun

pembelajaran, dan/atau instruktur industri dan tim melakukan evaluasi

terhadap pencapaian satu tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi

dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah. Sumber-sumber

informasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum

antara lain data asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit; projek

peserta didik; survey lulusan; refleksi proses belajar oleh dan/atau

instruktur industri; observasi Kepala Sekolah; karya yang dihasilkan

peserta didik; portofolio peserta didik, dan pameran karya hasil belajar

peserta didik.

Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional

sekolah dilakukan dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri;

melakukan asesmen berupa refleksi mandiri secara individual terhadap

kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian

pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group discussion dan


61
- 62 -

dialog data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk

melihat hubungan antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil

belajar peserta didik, serta refleksi dalam self-study, untuk menganalisa

masalah dan menarik kesimpulan, persepsi Dunia Kerja, serta mengambil

keputusan untuk melakukan perbaikan; kuesioner peserta didik;

mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses, materi/bahan ajar,

serta bagaimana peserta didik memaknai hasil belajarnya; kuesioner orang

tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta didik terhadap

perkembangan belajar peserta didik.

C. Pengembangan Profesional

SMK PUSONEGORO 01 BREBES dalam meningkat profesionalguru

dilakukan dengan berbagai program, antara lain sebagai berikut.

1. Sertifikasi guru

SMK PUSPONEGORO 01 BREBES memiliki 12 orang guru telah

disertifikasi, sedangkan selebihnya masih dalam proses penilaian dan

pengajuan. Pengajuan sertifikasi guru berdasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sertifikasi

adalah sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru, sehingga

diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang

tinggi.

2. Magang industri

Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)

dilakukan dengan magang industri. Setiap tahun sekolah merancang

program magang bagi PTK. Selain itu setiap PTK juga diberi kesempatan

untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang diutamakan bagi guru


62
- 63 -

kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.

Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan

kompetensi guru, selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan

kemampuan pendanaan sekolah dan kemitraan dengan DUNIA KERJA.

Beberapa Dunia Kerja mitra sekolah memiliki program magang secara

periodik bagi guru kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar

kemitraan dilakukan dalam dua strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya

penuh dari Dunia Kerja; dan (2) magang dengan sharing pendanaan antara

sekolah dan Dunia Kerja.

3. Pelatihan kompetensi pedagogik dan profesional

Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga

pelatihan seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan

Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata.

4. Studi Banding

SMK PUSPONEGORO 01 BREBES secara berkala memberi kesempatan

kepada PTK untuk studi di industri dan dunia usaha terkait sebagai

penambahan wawasan, khususnya untuk melihat tren karya kecantikan

masa kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan yang ada di industri,

manajemen bisnis, pemasaran produk, kemitraan/kolaborasi dalam

berbisnis, kewirausahaan, penerapan teknologi 4.0, serta isu-isu penting

lainnya yang berkaitan dengan industri kecantikan.

5. Kewirausahaan

Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan

kemampuan dalam bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha

mandiri yang telah dilakukan secara individu atau mendorong guru untuk

63
- 64 -

menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan Dunia Kerja.

Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan

dan menjadi sosok inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat

membimbing peserta didik secara optimal dalam berwirausaha. Jika guru

telah memiliki kemampuan nyata dalam berwirausaha niscaya tidak akan

lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.

6. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP

SMK PUSPONEGORO 01 BREBES juga memberi kesempatan kepada

guru kejuruan mengikuti seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP,

uji kompetensi, dan lain-lain secara periodik di sekolah atau di luar

sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan

pada guru untuk meningkatkan kompetensi, sehingga diharapkan guru

secara terus menerus meningkatkan kemampuannya.

7. Studi lanjut

Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara

individu, sekolah hanya memberikan regulasi untuk memermudah proses

studinya. Sekolah juga berupaya untuk mencarikan peluang-peluang

beasiswa dari pemerintah, lembaga-lembaga swasta, dan Dunia Kerja.

64
- 65 -

LAMPIRAN

1. Contoh Alur Tujuan Pembelajaran

2. Contoh Modul Ajar

65

Anda mungkin juga menyukai