DISUSUN OLEH :
NO : 12
SD NEGERI 01 RANDUMUKTIWAREN
KORWIL BOJONG
KABUPATEN PEKALONGAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................1
1
KEBUDAYAAN SULAWESI BARAT
2
3. Lagu Daerah: Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk.
5. Alat Musik Tradisional: Kecapi, cara memainkannya dengan dipetik pada bagian senarnya.
3
RUMAH ADAT DAN BUDAYA SULAWESI BARAT
Rumah adat Mandar, yakni rumah panggung yang memiliki bentuk yang hampir sama dengan
rumah adat suku Bugis dan Makassar. Perbedaanya pada bagian teras (lego) lebih besar dan
atapnya seperti ember miring ke depan. Bentuk rumah panggung yang berdiri diatas tiang-
tiangnya dimaksudkan untuk menghindari banjir dan binatang buas. Dan apabila semakin tinggi
tingkat kolong rumah menandakan semakin tinggi pula tingkat status sosial pemiliknya. Atap
rumah umumnya terbuat dari sirap kayu besi, bambu, daun nipah, rumbia, ijuk atau ilalang.
Tangga terbuat dari kayu (odeneng) atau bambu (sapana) dengan jumlah anak tangganya ganjil.
Tingkat dinding berbentuk segitiga yang bersusun sebagai atap juga menunjukan kedudukan
sosial pemilik rumah.
4
2. Pakaian Tradisional
Di Sulawesi Barat mempunyai keragaman baju tradisionalnya. Pakaian tradisional Sulawesi
Barat biasanya dikenakan dalam pertunjukan tari, acara pernikahan dll yang memiliki
keragaman dalam busananya.
Pakaian adat pada pria mengenakan jas yang tertutup dan berlengan panjang, dipadukan celana
panjang sebagai pakaian bawahnya. Terdapat kain sarung yang dililitkan pada pinggangnya
sampai kelutut. Sedangkan pakaian adat pada wanita Sulawesi Barat mengenakan baju Bodo
dengan dihiasi kalung, gelang serta giwang. pada bagian kepala dikenakan sanggul dan beberapa
hiasannya. Pakaian bawah dikenakan sarung yang dikenakan seperti rok.
3. Tari Daerah
Tari Bamba Manurung, ditujukan sewaktu acara pesta Adat Mamuju yang dihadiri oleh para
penghulu adat beserta para tokok adat. Pakaian tari ini disebut baju Badu, dan di hiasi oleh
bunga melati beserta kipas sebagai perlengkapan tarinya.
Tari Bulu Londong, ditujukan pada acara Rambutuka sebagai rasa syukur penduduknya.Pakaian
tari ini mengenakan baju adat Mamasa yang berbahan bulu burung. Perlengkapan tari yang
dipakai adalah terompet, pedang atau tombak, sengo, kepala manusia dll.
Tari patuddu ditujukan dalam acara untuk menyambut para tetamu dari luar maupun dalam
negeri. Tarian ini merupakan tarian suku Mandar yang tinggal di Sulawesi Barat.
Tari Patuddu
5
4. Senjata Tradisional: Badik
Badik atau badek bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar.
Badik
6
KEUNIKAN ADAT SULAWESI BARAT
Pesta Adat Sayyang Pattudu diadakan dalam rangka untuk mensyukuri anak-anak yang khatam
(tamat) Al-Qurâan. Bagi warga suku Mandar, tamatnya anak-anak mereka membaca 30 juz Al-Quran
merupakan sesuatu yang sangat istimewa, sehingga perlu disyukuri secara khusus dengan
mengadakan pesta adat Sayyang Pattudu. Pesta ini biasanya digelar sekali dalam setahun,
bertepatan dengan bulan Maulid Awwal (kalender Hijriyah). Pesta tersebut menampilkan atraksi
kuda berhias yang menari sembari ditunggangi anak-anak yang mengikuti acara tersebut.
Bagi masyarakat Mandar, khatam Al-Qurâan dan acara adat Sayyang Pattudu memiliki pertalian
erat antara satu dengan lainnya. Acara ini tetap mereka lestarikan dengan baik, bahkan masyarakat
suku Mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat dengan sukarela akan kembali ke kampung
halamannya demi mengikuti acara tersebut. Penyelenggaran pesta adat ini sudah berlangsung
cukup lama, tetapi tidak ada yang tahu pasti kapan pertama kali dilaksanakan. Jejak sejarah yang
menunjukkan awal pelaksanaan kegiatan sampai sekarang juga belum terdeteksi oleh para
sejarawan dan tokoh masyarakat.
Puncak acara khatam Al-Qurâan dengan menggelar pesta adat Sayyang Pattudu memiliki daya
tarik tersendiri. Acara ini diramaikan dengan arak-arakan kuda mengelilingi desa yang dikendarai
oleh anak-anak yang telah menyelesaikan khatam Al Quran. Setiap anak mengendarai kuda yang
sudah dihias sedemikian rupa. Kuda-kuda tersebut juga sudah terlatih untuk mengikuti irama pesta
dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik, tabuhan rebana, dan untaian pantun
khas Mandar yang mengiringi arak-arakan tersebut.