Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI

TRADISI YANG ADA DIDALAM MASYARAKAT

Guru Bidang Studi:


Sovianti.S.Pd

Disusun oleh:
Terang Puja Damanik
M. Farel Permana
Dian Fanuel Lumbantoruan
Mhd. Ridwansyah
Adinda Rennatania Syam
Syifa Lestari

SMA NEGERI 5 KARIMUN

T.A 2023/2024
DAFTAR ISI

MAKALAH SOSIOLOGI : TRADISI YANG ADA DIDALAM MASYARAKAT


KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------
BAB I : PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------
1.1 LOMPAT BATU – NIAS, SUMATRA UTARA----------------------------------
1.2 TRADISI ADU BETIS – SULAWESI SELATAN--------------------------------
1.3 RITUAL TIWAH – KALIMANTAN TENGAH----------------------------------
1.4 TABUIK – SUMATRA BARAT-----------------------------------------------------
1.5 DUGDERAN – SEMARANG--------------------------------------------------------
1.6 KEBO-KEBOAN BANYUWANGI-------------------------------------------------
1.7 BAU NYALE – LOMBOK-----------------------------------------------------------
1.8 BAKAR TONGKANG – RIAU -----------------------------------------------------
1.9 GIGI RUNCING – KALIMANTAN------------------------------------------------
1.10 MEKARE KARE – BALI-----------------------------------------------------------
BAB II PENUTUP--------------------------------------------------------------------------
2.1 KESIMPULAN-------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSAKA------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan rahmatnya
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baikdan tepat pada waktunya. Isi
makalah ini adalah tentang “Tradisi Yang Ada Dalam Masyarakat Indonesia”. Akhirnya
pemakalah mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dengan
baik. Dan juga makalah ini masih jaugh dari kesempurnaan, apabla ada kekurangan atrau
kesalahan dalam penulisan, pemakalah mohon maaf yang sebesar-besarnya dan bersedia
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi memperbaiki

Tanjung Balai Karimun, 12 Febuari 2024

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LOMPAT BATU – NIAS, SUMATRA UTARA

Sebuah tradisi yang hanya dilakukan oleh laki-laki suku Nias. Tradisi Lompat Batu biasanya
dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk
menunjukkan bahwa mereka sudah pantas untuk dianggap dewasa secara fis
1.2 TRADISI ADU BETIS – SUMATRA SELATAN

Di Indonesia yang sebagian besar masyrakatnya adalah petani mempunyai banyak tradisi
untuk mensyukuri musim panen. Salah satunya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo,
Bone, Sulawesi Selatan yang melakukan tradisi adu betis. Unik bukan? Tradisi ini dilakukan
lewat permainan Malanca. Intinya para pemuda harus mengeluarkan kekuatannya agar bisa
mengikuti tradisi adu betis ini.

1.3 RITUAL TIWAH – KALIMANTAN TENGAH

Di Kalimantan Tengah terdapat tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama
meninggal. Upacara Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang
orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan
untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga. Selain itu ritual unik ini
juga bertujuan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang sudah ditinggalkan.

1.4 TABUIK – SUMATRA BARAT


Tabuik adalah bahasa Arab yang memiliki arti kata tabut atau mengarak. Tradisi ini
dilakukan oleh masyarakat di Pantai Barat, Sumatera Barat yang diselenggarakan secara
turun menurun. Upacara tabuik ini digelar setiap hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10
Muharram. Upacara tradisi ini menjadi simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam
dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhdapat cucu Nabi Muhammad SAW.

1.5 DUGDERAN - SEMARANG

Menjelang bulan puasa kota Semarang akan ramai dengan acara dugderan. Tradisi yang
sudah ada sejak dahulu ini adalah penanda bahwa bulan puasa telah datang. Salah satu ciri
khas dari acara ini adalah arak – arak warak ngendok. Warak ngendok ini adalah
bintangrekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga serta memiliki kulit sisik emas.

1.6 KEBO-KEBOAN – BANYUWANGI

Ritual yang diadakan setahun sekali ini selalu diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10
Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi. Upacara ini mengharuskan beberapa
laki – laki berdandan menjadi kerbau dan berkorban untuk membajak sawah. Setelah
membajak sawah kebo – keboan ini diarak mengelilingi desa disertai karnaval kesenian
rakyat. Ritual kebo – keboan ini bertujuan untuk meminta hujan ketika musim kemarau.
1.7 BAU NYALE – LOMBOK

Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi masyarakat Sasak Lombok di mana masyarakat sekitar
berupaya menangkap Nyale atau cacing laut warna-warni di pantai selatan Lombok. Tradisi
tahunan ini diselenggarakan setiap tanggal 20 pada bulan ke 10 berdasarkan penanggalan
masyarakat Sasak. Masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale yang mereka cari merupakan
jelmaan Putri Mandalika, seorang putri berparas cantik yang berkaitan erat dengan legenda
Lombok Tengah.

1.8 BAKAR TONGKANG – RIAU

Etnis Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi, Riau selalu mengadakan ritual bakar
tongkang yang dilaksanakan setiap bulan Juli. Menurut kepercayaan ritual ini sudah
dilakukan oleh leluhur mereka dengan tujuan bertekad untuk tidak kembali ke tempat asal.
Makna lainnya adalah upacara peringatan dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang
digambarkan sebagai dewa dua sisi.
1.9 GIGI RUNCING – KALIMANTAN

Bagi suku Mentawai wanita yang cantik harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, telinganya
yang panjang. Kedua, tubuhnya dihiasi titi atau tato. Ketiga, giginya yang runcing. Tradisi
untuk meruncingkan gigi ini diyakini akan menambah kecantikan sang wanita

1.10 MEKARE – KARE - BALI

Pulau Bali juga menyimpan sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh para lelaki di Desa
Tenganan Pegringsingan sebagai sebuah persembahan bagi Dewa Indra. Dalam tradisi ini,
pria-pria dari desa tersebut akan melakukan pertunjukan perang dengan menggunakan daun
pandan berduri sebagai senjata serta perisai rotan untuk menangkis serangan lawan. Setelah
melakukan ritual ini, semua peserta Mekare-kare akan duduk dan menyantap makanan
bersama-sama sambil diobati luka-lukanya.
2.1 KESIMPULAN

Sudah seharusnya kita bangga dengan tradisi-tradisi budaya yang tersebar di berbagai
wilayah nusantara. Tradisi-tradisi tersebut merupakan sebuah bentuk peninggalan dari budaya
serta sejarah yang dijalani oleh nenek moyang kita, sehingga penting bagi kita untuk
mempelajari nilai-nilai sekaligus makna yang terkandung di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://travel.wego.com/berita/12-tradisi-unik-yang-hanya-bisa-ditemukan-di-indonesia/

https://www.sonora.id/amp/423884658/18-contoh-tradisi-di-indonesia-lengkap-dengan-asal-
daerahnya

Anda mungkin juga menyukai