Anda di halaman 1dari 5

Nama : SAFIRA KHOIRUNNISA

Kelas : IV (Enam)

SUKU MADURA

Suku Madura adalah etnis dengan populasi jiwa terbesar di Indonesia. Etnis Madura berasal
dari Pulau Madura, serta pulau lain di sekitarnya, seperti Kangean, Raas, Sapudi, dan Gili
Raja.
Masyarakat Madura tersebar di berbagai penjuru Indonesia, terutama Pulau Jawa dan
Kalimantan.
Meskipun pernah terjadi kerusuhan antar suku karena kesenjangan sosial yang melibatkan
masyarakat Madura, sehingga sebagian orang memilih bertransmigrasi ke daerah lain.
Namun, saat ini kesenjangan tersebut dapat diatasi dan masyarakat setempat sudah hidup
rukun kembali.
o Ciri Khas Orang Madura
Suku Madura mempunyai sistem kekerabatan patrilineal (mengikuti garis keturunan
laki-laki). Oleh sebab itu, gelar pusaka akan diwarisi oleh kaum laki-laki.
Di samping itu, masyarakat Madura juga masih sangat menjunjung tinggi budaya dan
adat istiadat.
Hal tersebut dapat dilihat dari penyelenggaraan berbagai macam festival dan kesenian
tradisional yang diadakan secara konsisten.
Tidak mengherankan apabila Pulau Madura selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada
waktu-waktu tertentu. Khususnya ketika upacara adat digelar.
Di sisi lain, orang Madura dapat dengan mudah dikenali karena logat bicaranya yang
sangat kental dengan dialek bahasa tradisional.
Ini tentu saja membuat masyarakat Madura cukup menonjol ketika sedang berbicara,
meskipun yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
Dari segi makanan, masyarakat Madura sangat terkenal dengan kuliner satenya yang
sudah dikenal di berbagai penjuru Indonesia, bahkan luar negeri.
Sate Madura yang populer tersebut diperkenalkan secara luas oleh orang Madura yang
pergi merantau ke daerah lain di Nusantara.
o Bahasa Suku Madura
Bahasa Madura terdiri atas 3 tingkatan bahasa, yaitu:
1. Enja-Iya: Ngoko
2. Engghi-Enten: Madya
3. Engghi-Bhunten: Krama
Sementara itu, dialeknya terbilang cukup banyak karena setiap wilayah memiliki tutur
berbeda.
Di Pulau Madura terdapat beberapa dialek, antara lain:
 Dialek Sampang
 Dialek Bangkalan
 Dialek Pamekasan
 Dialek Kangean
 Dialek Sumenep
Dialek standar yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Madura adalah dialek
Sumenep.
Hal tersebut berdasarkan sejarah masa lalu, di mana Sumenep pernah menjadi pusat
kerajaan dan perkembangan budaya Madura.
Namun, saat ini dialek Madura sudah terpengaruh Bahasa Jawa.
o Pakaian Adat Suku Madura

Dalam berpakaian, Suku Madura juga mempunyai pakaian adat yang diwariskan turun
temurun.
Pakaian adat tersebut memiliki makna filosofis mendalam, yang merupakan cerminan
dari karakter masyarakat Madura.
Umumnya, pakaian adat dikenakan pada acara-acara adat tertentu.
Pakaian adat etnis Madura dibagi atas 3 kelompok sebagai berikut:
1. Pakaian Adat Pria (Pesa’an)
Pesa’an merupakan baju longgar berwarna hitam yang dipakai dengan kaos bermotif
belang merah dan hitam, atau merah dan putih.
Warna tersebut melambangkn ketegasan dan keberanian. Pesa’an dipadukan dengan
celana gombrong sepanjang mata kaki pria.
Pakaian tersebut akan dikenakan lengkap dengan odheng (ikat kepala). Penggunaan
ikat kepala dengan posisi tegak menjadi lambang status kedudukan pria tersebut di
masyarakat.
Sedangkan jika posisi odheng terkulai ke bawah, artinya hanya masyarakat biasa.
2. Pakaian Adat Wanita
Kaum wanita etnis Madura umumnya mengenakan pakaian adat berupa kebaya
rancongan transparan atau kutu baru, dengan dalaman bra berwarna kontras yang pas
di badan.
Pakaian tersebut memiliki makna filosofis menghargai keindahan tubuh dan
kecantikan.
Sedangkan bagian bawahan yang diaplikasikan adalah sarung batik dengan beragam
corak. Biasanya dilengkapi odhet atau stagen sepanjang 15 cm supaya pinggang
tampak ramping.
3. Aksesoris
Saat mengenakan pakaian adat, masyarakat Madura juga mengaplikasikan beberapa
aksesoris, seperti kain panjang, sapu tangan, sisir, gelang akar, jas polos, tongkat,
dan jam tangan rantai.
Biasanya aksesoris tersebut dikenakan petinggi adat dan bangsawan.
Sementara kaum wanita mengenakan cucuk dinar, leng oleng, anting emas, kalung
emas besar dengan liontin berbentuk uang logam atau bunga matahari.
Tidak hanya itu, kaum wanita juga menggunakan cincin emas, gelang emas, gelang
kaki, dan sandal tertutup.
o Nama Rumah Adat Masyarakat Madura

Rumah adat Madura memiliki nama Tanean Lanjhang, yang artinya adalah sebuah
halaman panjang.
Tanean Lanjhang memiliki ciri khas, berupa bangunan rumah dibangun dengan posisi
berjejer memanjang, dan dalam 1 kompleks terdiri atas 2 – 10 rumah.
Di pemukiman tersebut biasanya dibangun Tonghuh (Rumah induk) yang berbentuk
seperti rumah bangsal.
Letaknya berada di sisi barat pemukiman lengkap dengan bangunan mushola dan
kandang. Dalam adat Madura, anak perempuan termuda akan dibuat rumah di sisi timur
Tonghuh.
Ada perbedaan antara rumah adat laki-laki dan perempuan. Rumah adat kaum pria
biasanya dibuat dengan bentuk seperti tanduk, dan rumah adat wanita berbentuk seperti
cangkup pada umumnya.
Apabila bangunan rumah sudah semakin penuh, maka susunan panjang akan dibuat
berhadapan.
o Budaya Unik Masyarakat Madura
Di bawah ini adalah beberapa contoh budaya Madura yang paling populer dan selalu
diburu wisatawan:
1. Karapan Sapi
Pada setiap bulan Agustus/September, masyarakat Madura akan menggelar tradisi
tahunan, yaitu Karapan Sapi.
Dalam tradisi ini, pertandingan diikuti oleh para joki dengan 2 ekor sapinya yang
mengadu kecepatan lari hingga ke garis finish.
2. Upacara Nadar
Nadar adalah tradisi mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Upacara ini
dilakukan tiga kali dalam setahun, dan biasanya berlangsung dengan sangat meriah.
Nadar dimulai pada sore hari, di mana masyarakat akan datang ke makam leluhur.
3. Upacara Rokat Tase
Tradisi yang juga dikenal dengan nama Petik Laut ini dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME.
Rokat Tase umumnya dimulai dengan pembacaan istighosah dan tahlil, kemudian
diikuti dengan menghanyutkan sesaji ke laut.
4. Ritual Ojung
Ojung adalah sejenis permainan tradisional yang melibat dua orang pemain,
khususnya laki-laki, di mana keduanya akan beradu fisik dengan membawa senjata
rotan sepanjang 1 meter sebagai alat pukul.
Ritual Ojung biasanya dilakukan dengan tujuan memohon turunnya hujan.
5. Toktok
Berbeda dengan Karapan Sapi, budaya Toktok merupakan kompetisi mengadu dua
sapi jantan. Jadi, kedua sapi akan beradu kekuatan hingga sampai salah satunya
kalah dan kabur dari arena pertandingan.
Suku Madura memiliki segudang keunikan budaya dan adat istiadat yang menjadi
ciri khasnya.
Hal tersebut pula yang membuat banyak orang tertarik untuk datang berkunjung, dan
menyaksikan sendiri sisi tradisionalitas dari etnis yang menetap di Pulau Madura.

Anda mungkin juga menyukai