PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan salah satu bidang studi yang
menarik untuk dipelajari. Dalam bidang studi tersebut dapat mengajarkan
suatu etika yang baik dan dapat menambah wawasan seseorang terhadap
budaya. Unsur budaya yang dapat diambil berupa adat istiadat, kebiasaan,
hukum, seni, religi maupun bahasa, sehingga seseorang dapat memahami cara
cara kehidupan lain dari sudut pandang masyarakat.
Ilmu Budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek
yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya.
Sedangkan Ilmu Sosial Budaya Dasar sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan
yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya
kepada manusia sehingga mampu mengkaji masalah sosial dan budaya secara
arif.
Dalam hal ini, Suku Madura yang merupakan salah satu suku yang
ada di Indonesia dengan kebudayaan yang unik dan sangatlah menarik untuk
dipelajari. Suku Madura adalah suku yang memiliki karakter yang sangat
kuat, baik dari sisi bahasa, kesenian, teknologi dan unsur kebudayaan lainnya.
Maka dari itu Suku Madura sangatlah tepat untuk dijadikan penyelesaikan
tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain untuk memenuhi tugas juga dapat
mengetahui atau memperdalam pengetahuan tentang budaya Suku Madura.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa bahasa yang digunakan oleh Suku Madura!
2) Apa agama yang dianut suku Madura!
3) Apa mata pencaharian suku Madura!
4) Apa sajakah rumah adat yang ada di Madura!
5) Apa dan bagaimana baju adat yang ada di Madura!
1
6) Bagaimana sistem pengetahuan Suku Madura!
7) Apa kesenian dan budaya yang ada di Madura!
8) Apa makanan khas Suku Madura!
C. TUJUAN
1) Dapat mengetahui bahasa yang digunakan oleh suku madura
2) Dapat mengetahui agama yang dianut oleh suku madura
3) Dapat mengetahui mata pencaharian suku madura
4) Dapat mengetahui apa sajakah rumah adat yang ada di madura
5) Dapat mengetahui apa dan bagaimana baju adat yang ada di madura
6) Dapat mengetahui bagaimana sistem pengetahuan yang ada di suku
madura
7) Dapat mengetahui apa saja kesenian dimadura, dan budaya apa saja yang
ada di madura
8) Dapat mengetui apa saja makanan khas yang ada di Suku Madura.
D. MANFAAT
Makalah ini disusun dengan harapan untuk memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dan untuk
menambah wawasan /pengetahuan kepada pembaca khususnya tentang
budaya-budaya yang ada di Suku Madura, dan untuk penulis juga selain
memberi/berbagi informasi tentang budaya Suku Madura tertapi penulis
juga ikut lebih dalam memahami budaya pada Suku tersebut. Pada intinya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. BAHASA
Contoh :
B. AGAMA
Agama mereka sebagian besar adalah Islam dan sebuah minoritas kecil
ada yang beragama Kristen. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya
3
yang blak-blakan serta sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi
mereka juga dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Selain itu orang
Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang
melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka
memiliki sebuah peribahasa “Lebbi Bagus Pote Tollang, atembang Pote
Mata”. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata).
Tradisi carok juga berasal dari sifat itu.
2) TERNAK SAPI
Peternakan yang utama di Madura adalah peternakan sapi. Sapi
Madura adalah sapi lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan
antara banteng atau sapi bali (Bos Sondaidicus) dan sapi Zebu (Bos
Indicus) dan sapi Brahman (Bos Taurus) serta Sapi Jawa. (Mien Rifai,
2007). Selain sebagai alat membajak sawah, sapi juga digunakan sebagai
tabungan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Hal ini membuat keberadaan
sapi bagi masyarakat Madura menjadi sangat berharga. Sapi ini secara
genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan
marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987).
Karakteristik sapi Madura sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil,
kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan, tetapi
bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih, bertanduk khas dan
jantannya bergumba. • Oleh karena itu sejak dahulu kekhasan sapi Madura
4
dijaga keasliannya, dengan melarang sapi-sapi jenis lain masuk ke
Madura. Perkembang biakan sapi ini umumnya di Pulau Sapudi,
Kabupaten Sumenep. Dari Sapudi inilah sapi dipasarkan ke seluruh
Madura melalui Sumenep daratan
3) NELAYAN
Suku Madura terkenal dengan peribahasa abhantal omba’ asapo
angen. Artinya Suku Madura mampu menjalani kehidupan yang keras,
seperti kehidupan nelayan. Menjadi nelayan merupakan mata pencaharian
terpenting orang Madura yang hidup di daerah pesisir (de Jonge 1989).
Nelayan Madura merupakan nelayan etnik yang paling dominan
memanfaatkan potensisumber daya ikan di selat Madura. Karena memang
selat Madura berada di antara pulau Madura dan daerah Tapal Kuda
seperti Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo. Sedangkan para melayan di
wilayah Tapal Kuda tersebutsebagian besar adalah pendatang yang berasal
dari Madura. • Selain melaut dengan perahu mayang, piranti standar
nelayan Madura yang dipakai untuk berangkat ke laut adalah alat
menangkap ikan seperti jala, jaring, ember dan sarung. Ember digunakan
untuk menampung pasir laut yang bisa dimanfaatkan untuk material rumah
maupun dijual kembali. Ataupun sebagai tempat jala dan berbagai
kebutuhan pribadi misalnya rokok dan sarung. Sarung biasanya digunakan
untuk shalat dan sebagai perlindungan dari dinginnya angin malam.
4) BERDAGANG
Berdagang merupakan mata pencaharian terpenting bagi etnis
Madura di perantauan. Sebagai pedagang mereka terkenal ulet. Mereka
mau berdagang apa saja, mulai dari besi tua sampai sate. Di kota-kota
besar seperti Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta, sering kita jumpai
pedagang sate Madura ataupun soto Madura. Bahkan dikota kecil seperti
Jepara, banyak orang Madura menetap di sana dan menjadi pedagang
bubur kacang hijau.
5
5) PRODUKSI GARAM
Memproduksi garam juga merupakan salah satu mata pencaharian
orang Madura. Semua kabupaten diMaduramemiliki lahan tambak garam
yang luas. Di Madura ujung timur tepatnya di Kalianget, Sumenep.
Merupakan lahan tambak terbesar, hal ini dibuktikan dengan adanya
bangunan PT.GARAM yang sampaisaat ini masih dijaga dan dilestarikan.
Bangunabangunan tua dikota tua Kalianget merupakan bangunan yang
dibangun oleh VOC yang menguasai Sumenep pada tahun 1705 dan
mendirikan benteng, pelabuhan, serta beragam gedung termasuk
PT.GARAM.
6
adat Madura terlihat dengan adanya musholla di hampir semua
rumah.
KEBAYA/MARLENA
Kebaya khas Madura biasanya menggunakan warna hijau, biru
ataupun merah yang pas dengan bentuk tubuh. Hal ini menandakan bahwa
wanita-wanita Madura sangat menghargai keindahan bentuk tubuh dan
kecantikan. Padanan kebaya yang berwarna kontrasitu dipadukan dengan
sarung batik bermotif lasem, storjan ataupun tabiruan. Tak lupa wanita
Madura juga menggunakan stagen ( Odhet ) yang diikatkan di perut.
Ditambah dengan aksesoris seperti hiasan rambut yang terbuat dari emas
biasanya di sebut “cucuk sisir/ cucuk dinar”, Kalung emas yang berbentuk
rentengan biji jagung atau yang biasa disebut “kalung brondong”, giwang
emas yang dipakai di kuping.
7
pemimpin formal, seperti kepala desa, camat, bupati, atau pejabat-pejabat
pemerintahan lainnya. Karena mayoritas agama yang dianut suku Madura
adalah agama islam. Secara hierarkis, masyarakat Madura memiliki empat
figur, yaitu buppa`, babbu, guru, ban rato (bapak, ibu, guru, dan pemimpin
pemerintahan). Figur-figur utama itulah kepatuhan hierarkis orang-orang
Madura menampakkan wujudnya dalam kehidupan sosial budaya mereka.
Masyarakat Madura juga terkenal dengan pengobatan tradisional, yaitu jamu.
Secara umum, minum jamu yang diracik dari tumbuh-tumbuhan telah
menjadi kebiasaan keluarga dan masyarakat Madura, khususnya yang masih
berdarah biru (keturunan dan kerabat raja). Kebiasaan minum jamu yang
begitu melekat ini telah menimbulkan suatu prinsip “lebih baik tidak makan
daripada tidak minum jamu”. Ramuan Jamu Madura mengandung banyak
resep untuk keperluan menjaga kesehatan, misalnya jamu perawatan tubuh,
jamu pasca melahirkan, jamu mempertahankan stamina, dan lain-lain.
2. MUANG SANGKAL
8
Tari ini pertama kali ada pada tahun 1972 di Sumenep yang
diciptakan oleh Bapak Taufikurrachman. Tarian ini difungsikan sebagai
tarian pengusir malapetaka atau membuang sial. Secara harfiah Muang
Sangkal merupakan gabungan dua kata dalam Bahasa Madura, Muang
berarti “membuang” sedangkan Sangkal dimaknai sebagai “kesialan”.
Gerakannya pun begitu halus sebagai isyarat para putri sedang berjalan ke
Mandiyoso yang merupakan koridor Keraton Dalem menuju Pendopo
Agung Keraton Sumenep. keunikan dari tarian ini dapat dilihat dari jumlah
penari yang ganjil dengan memakai kostum pengantin Legha khas
Sumenep berwarna merah dan kuning. Warna kostum pun tidak terlepas
dari pemaknaan tersendiri yakni ”kapodhang nyocco’ sare” yang
maksudnya ”Rato prapa’na bunga” (raja sedang bahagia). Sedangkan
untuk paduan warna kostum merah dan hijau atau kuning dan hijau
mengandung folosofi ”kapodang nyocco’ daun” yang maksudnya ”Rato
prapa’na bendhu” (Raja sedang marah). Selain itu para penari Moang
Sangkal tidak diperkenankan jika dalam keadaan sedang datang bulan.
3. SARONEN
Musik Saronen adalah musik rakyat yang tumbuh berkembang di
masyarakat Sumenep Madura. Irama dan harmonisasi musik yang dinamis,
rancak, dan bertema keriangan dari bunyi yang dihasilkannya, merupakan
cerminan karakteristik dan identitas masyarakat Sumenep Madura yang
tegas, polos, dan sangat terbuka. Asal kata musik Saronen berasal dari
bahasa Madura " Sennenan " atau hari Senin. Penciptanya Kyai Khatib
Sendang asal Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, Sumenep. Kyai Khatib
adalah cicit Sunan Kudus ini mencipta Sennenan atau musik Saronen ini
sebagai alat dahwah Islamiyah yang biasanya digelar pada setiap hari
Senin yang bertepatan hari pasaran. Ciri khas musik Saronen terdiri dari
instrumen atau pemain alat musiknya yang berjumlah 9 alat musik, (1
saronen, 1 gong besar, 1 kempul, 1 satu kenong besar, 1 kenong tengahan,
1 kenong kecil, 1 korca, 1 gendang besar, 1 gendang dikgudik/gendang
9
kecil) dan 9 orang juga pemainnya. Ini katanya merupakan filosofi dari
bacaan "Bismillahirrahmanirrahiem" yang kalau dilafalkan terdiri 9
ucapan. Kelompok musik ini biasanya selalu tampil dalam berbagai event
tradisional di desa-desa. Diantaranya di acara khitanan, penganten adat,
dan pengantar pertunangan dan gelar budaya selamat desa ( rokat desa )
dan acara selamatan laut ( rokat tase’) serta di event pertunjukan khusus di
desa-desa. Belakangan ini musik Saronen selalu menjadi pengirim
kegiatan Kerapan Sapi dan Sapi Sonok.
4. KERAPAN SAPI
a. Pengertian Kerapan Sapi
Kata Kerapan berasal dari kata ”Kerap” atau ”Kirap” yang artinya
berangkat dan dilepas bersama-sama atau berbondong-bondong. Ada
pula anggapan lain yang menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari
bahasa Arab “kirabah” yang berarti persahabatan. Secara umum
kerapan adalah suatu atraksi lomba kecepatan sapi yang dikendarai oleh
joki dengan menggunakan kaleles.
10
10
jadilah daerah yang subur makmur. Setelah masa panen tiba, sebagai
ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran
Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk
mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen
dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi
gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang
dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan
“Kerapan Sapi”. Orang Madura memberi perbedaan antara “kerapan
sapi” dan “sapi kerap”. Kerapan sapi adalah sapi yang sedang adu pacu,
dalam kaedaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedang sapi kerap adalah
sapi untuk kerapan baik satu maupun lebih. Ini untuk membedakan
dengan sapi biasa. Ada beberapa kerapan yaitu “kerrap kei” (kerapan
kecil), “kerrap raja’’ (kerapan besar), ‘kerrap onjangan” (kerapan
undangan), “kerrap jar-ajaran” (kerapan latihan). Kaleles adalah alat
untuk kerapan yang dinaiki tokang tongko dari waktu ke waktu
mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Kaleles yang
dipakai dipilih yang ringan (agar sapi bisa berlari semaksimal
mungkin), tetapi kuat untuk dinaiki tokang tongko (joki).
11
Minggu. Ukuran lapangan 120 meter. Pesertanya adalah juara-juara
kecamatan.
3) Kerap Onjhangan (Kerapan Undangan) Kerapan undangan adalah
pacuan khusus yang diikuti oleh peserta yang diundang baik dari
dalam kabupaten maupun luar kabupaten. Kerapan ini diadakan
menurut waktu keperluan atau dalam acara peringatan hari-hari
tertentu.
4) Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan) Kerapan ini
adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat
kabupaten di Madura. Kerap karesdenan diadakan di kota
Pamekasan pada hari Minggu, merupakan acara puncak untuk
mengakhiri musim kerapan.
5) Kerrap Jhar-Ajharan (Kerapan Latihan) Jenis Karapan Sapi yang
dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi kerap sebelum turun ke
wahana pertandingan yang sebenarnya. Sebelum bertanding, sapi-
sapi akan dilatih untuk berlari sekencang mungkin agar menjadi
pemenang dalam karapan. Karapan Sapi memerlukan sapi-sapi
kerrap yang benarbenar masuk kategori super, dan tidak
sembarangan dalam pemilihannya. Pemilahan sapi kerrap yang
cocok untuk karapan biasanya dibedakan sejak sapi berumur 3-4
bulan. Setelah itu, sejak umur 10 bulan sapi mulai dilatih setiap
satu minggu sekali dan tidak lupa diberi jamu kurang lebih 50 butir
telur dan 3 botol vitamin tiap malam, tidak lupa juga dipijat dan
dimandikan dua kali sehari.
12
Untuk memperkencang laju Sapi ketika berlaga, maka dipergunakan
pelepah daun pisang (pakkopak), dibentuk semacam mainan dan
menimbulkan suara keras ketika dipukulkan ke punggung sapi.
Binatang tersebut benar-benar diperlakukan secara manusiawi. Berbeda
dengan era sekarang, seorang joki yang menggunakan alat pemancu dan
dilengkapi dengan benda-benda yang tajam. Ketika abaaba dimulai, joki
kemudian menusukkan benda tajam itu ke pantatsapi. Tentu saja sapi-
sapi akan lebih memperkencang laju larinya, karena merasa kesakitan.
Belum lagi bentuk penyiksaan yang lain, sebelum sapi di lepas untuk
berlaga di arena, seluruh bagian badan terutama bagian kepala sapi
disiram air cabe atau dibaluri reumason.
13
sampai finis .walaupun sepasang Sapi Kerapan telah sampai ke
garis finis, tetapi tanpa joki (sebab jatuh di tengah arena), akan
dinyatakan kalah.
3) Setiap joki diberi selempang dengan warna berbeda( Merah, Hijau
dan Kuning) yang bertujuan agar pemenangnya tidak tertukar.
4) Untuk mendapatkan pemenang, diadakan babak penyisihan. Yang
menang dimasukkan dalam satu pool pemenang, demikian pula
yang kalah. Untuk babak berikutnya, pemenang akan diadu dengan
pemenang, yang kalah diadu dengan yang kalah. Sehingga setelah
acara perlombaan usai, maka akan di dapat pemenang sebanyak 6
pasang, yaitu juara I, II dan III dari golongan pemenang dan juara I,
II dan III dari golongan kalah.
5) Perlombaan dimulai apabila petugas pemegang bendera di garis
start melambaikan bendera dari arah bawah keatas.kelompok
“papan bawah”.
g. Amanat
Dibalik kemeriahan dalam arena Kerapan Sapi, ada satu makna
filosofi yang sangat mendalam. Yaitu untuk mencapai sebuah tujuan
atau cita-cita perlu adanya satu kekompakan dan kebersamaan. Suatu
tujuan atau cita-cita akan tercapai apabila berada dalam satu komando.
Joki merupakan gambaran sang komando dengan mengendarai sapi
tunggangan sebagai alat dalam mencapai tujuan. Dengan melintasi garis
lurus (sapi berlari lurus), dipandu oleh Joki. Diumpamakan, garis lurus
tersebut adalah posisi agar manusia senantiasa berada dalam lintasan
yang lurus. Dalam arti yang lebih lugas, suatu tujuan akan tercapai dan
sukses apabila ada kerjasama, kebersamaan dan kekompakan yang
dipandu oleh seorang komando (pemimpin), yang memiliki, merangkul
juga melindungi komponen yan dipimpinnya. Sang komando dalam
menjalankan kepemimpinannya senantiasa melintasi jalan yang lurus
selalu berada dalam rel kebenaran dan jujur.
14
5. SENJATA MADURA CELURIT
Celurit merupakan alat tradisional yang berasal dari Madura. Karena
bentuknya seperti bulan sabit, maka tidak heran masyarakat banyak
menyebutnya dengan sabit. Senjata ini umumnya digunakan untuk
memotong rumput dan bela diri. Namun, saat ini senjata tradisional khas
Madura ini sering di salah gunakan oleh anak muda dan berbagai pelaku
kriminal lainnya, seperti carok.
Bahan sate yang digunakan cukup beragam, ada yang terbuat dari
daging ayam, daging sapi atau daging kambing. Sedangkan untuk bumbu sate
tersebut, terbuat dari bahan kacang, kecap, yang ditambah dengan beberapa
jenis bumbu lainnya. Daging yang telah dipotong kecil-kecil akan ditusuk
menggunakan bambu berukuran kecil, kemudian dipanggang di atas bara
api,setelah setengah matang, kemudian diolesi bumbu kemudian dipanggang
kembali. Setelah matang angkat, dan tuangkan bumbu di atas sate tersebut.
2. Soto Madura
Soto madura cukup khas dengan kuahnya yang menggunakan bahan
kemiri, sehingga warna kuah menjadi kuning keruh, dengan aroma yang
cukup khas. Orang madura biasanya menikmati soto dengan tambahan ulekan
kacang dan kecap yang ditaburi diatas sotonya itu.
3. Lorjuk
Lorjuk adalah salah satu jenis kerang, yang memiliki cangkang seperti
bambu. Lorjuk dapat dijadikan berbagai macam camilan, mulai dari
rangginang lorjuk, tumis lorjuk, lorjuk goreng, dan lain sebagainya. Untuk
menemukan kerang yang satu ini, masyarakat Madura, biasanya
memanfaatkan laut yang sedang surut. Ketika sedang surut kerang tersebut
15
biasanya terjebak di dalam sedimen laut. Dengan menggunakan perlengkapan
yang sederhana seperti karung plastik, binatang yang satu ini dapat ditangkap.
Untuk masalah rasa, kerang yang satu ini memiliki cita rasa yang gurih,
dengan sedikit rasa amis.
4. Rujak Cingur
Makanan khas madura ini sudah dikenal banyak orang. Hal ini
disebabkan karena makanan rujak cingur tidak hanya dijual didaerah madura
saja akan tetapi juga dijual diluar daerah madura. Cingur diambil dari bahasa
daerah madura yang mempunyai arti “hidung sapi”. Rujak cingur biasanya
ditambahakan pada rujak kacang maupun rujak dulit.
5. Bebek Songkem
Bahan dasar untuk membuat makanan ini adalah bebek. Bebek yang
telah dibersihkan, kemudian diberi bumbu, lalu ditelungkupkan, dan dikukus
dengan dibungkus daun pisang selama kurang lebih tiga jam. Sehingga
bumbu rempahnya meresap hingga ketulang tulang.
16
BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Madura memiliki beragam budaya-budaya yang harus dilestarikan,
meskipun sebagian orang yang beranggapan bahwa orang-orang Suku
Madura memiliki karakter yang kasar/keras dan tegas bahkan ada yang
berfikir suka membunuh. Tetapi Suku Madura tidaklah seperti yang
dianggapkan, orang-orang Suku Madura sangat kental dengan ajaran
agamanya. Selain itu Suku Madura adalah yang penduduknya memiliki jiwa
pekerja keras. Budaya nya pun masih begitu kental sehingga harus tetap
dijaga dan dilestarikan. Dari kebudayan yang cukup menarik ini kami dapat
pula lebih mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan, lalu dapat
mengetahui dan mempelajari budaya yang ada.
B. SARAN
Setelah mengetahui budaya di Suku Madura tersebut bahwa budaya yang
masih kental tersebut harus selalu tetap dijaga dan dilestarikan, tidak hanya
budaya di suku tersebut tetapi juga semua budaya yang ada. Dapat ikut
mengambil sisi baiknya dari karakter penduduk tersebut yang pekerja keras
untuk di terapkan dalam diri masing masing.
17
DAFTAR PUSTAKA
➢ ahdi-popos.blogspot.com
➢ https://www.pulaumadura.com
➢ https://belajar.komdikbud.go.id
➢ https://www.slideshare.net
➢ aldikrisnad.blogspot.com
➢ adattradisonal.blogspot.com
➢ https://blogkulo.com
➢ https://surabaya.tribunnews.com
➢ https://www.romadecade.orghttps://tempatwisataindonesia.id/makanan-
khasmadura/
➢ https://www.gotravelly.com/blog/makanan-
khasmadura/http://dwirestibudiyanti.blogspot.com/2015/11/sistem-
matapencaharian-suku-madura.html
➢ http://indonesiabaik.id/infografis/pulau-madura-pulau-garam-indonesiA
18