Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI

INDIGENOUS

SUKU MADURA

PRESENTATION BY :

Duanda Purnawidya

13010664016

Dyah Novrina P.

13010664022

Riki Andrianto

13010664024

Tiara Hana K.

13010664035

Fitria Ardini

13010664037


KARAKTER
PAKAIAN
ADAT
SENJATA
TRADISIONA
L

SUKU
MADURA

MATA
PENCAHARIA
N

KEPERCAYAA
N

KEBUDAYAA
N

SUKU MADURA
Suku Madura termasuk suku yang cukup populer di
Indonesia. Sesuai namanya, Suku Madura berasal dari
Madura, sebuah pulau kecil di propinsi Jawa Timur. Sebagai
suku yang gemar merantau, keberadaannya tersebar di
hampir seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai mata
pencaharian seperti nelayan, pedagang, buruh, dan
pengepul besi tua.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi cukup
besar di Indonesia. jumlah populasinya sampai saat ini
diperkirakan lebih dari 20 juta jiwa. Sebagian besar
anggota suku ini berasal dari Pulau Madura dan pulaupulau sekitarnya. Masyarakat Suku Madura mempunyai ciri
khas dibandingkan suku lainnya. Ciri khas tersebut adalah
selalu mengutamakan sifat kekeluargaan dan saling
menghormati satu sama lain.

TOPOGRAFI MADURA ()
Geograf
Lokasi
Asia Tenggara
Koordinat
70LU 11320BT
Kepulauan Sunda
Kepulauan
Besar
Jumlah pulau
127 Pulau
Kepulauan Kangean,
Pulau besar
Kepulauan
Masalembo.
Luas
5,168 km
Bukit Geger,
Puncaktertinggi
Bukit Payudan
Negara
Indonesia
Provinsi
Jawa Timur
Demograf
Populasi
3.647.000 (per 2013)
Kepadatan
706/km

KARAKTER

Kebanyakan orang mengenal Suku Madura dengan stereotip negatif


berwatak keras dan mudah tersinggung. Tradisi carok yang sarat
dengan kekerasan pun disinyalir bersumber dari karakter ini.

Sifat keras orang madura dipengaruhi oleh sebab-akibat. Mungkin


kata ekspresif lebih tepat digunakan ketimbang keras. Ketika
merespons sesuatu terkait perlakuan orang lain terhadap dirinya,
mereka sangat ekspresif.

Jadi, sebenarnya karakter dasar orang Madura yang menghargai


keterbukaan. Terlepas dari stereotip orang Madura yang keras,
sebenarnya banyak juga karakter positif orang Madura yang patut
ditiru seperti hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal
omba asapo angen).

KEPERCAYAAN
Sebagian besar masyarakat Suku Madura menganut
kepercayaan agama islam. Masyarakat Madura terkenal
sangat taat dalam hal beragama. Selain ikatan
kekeluargaan dan kekerabatan, agama menjadi unsur
penting sebagai penanda identitas etnik suku ini.
Bagi orang Madura, agama Islam layaknya bagian dari
kehidupan yang tidak bisa terpisahkan dari jati dirinya.
Tidak heran, jika ada warga Madura yang memeluk
agama lain selain Islam, identitas sebagai suku asli
Madura pun hilang. Hal ini dikarenakan, lingkungan
sosialnya PRINSIP
(warga Madura
lain)
menolak adanya
Bahwa
kehidupan
akan
keberagaman
agama
di kehidupannya.
berjalan
dengan
baik, jika dilandasi
dengan iman Islam yang kuat.

MATA PENCAHARIAN
Orang Madura terkenal sebagai pekerja keras. Tidak heran,
jika masyarakat Madura mempunyai profesi yang beragam.
Mata pencaharian utama dari masyarakat Madura adalah
bertani.
Tanaman yang mereka produksi adalah tanaman jagung,
ubi, dan beberapa jenis sayuran lainnya. Tanaman lain yang
dimaksud adalah cengkeh dan tembakau. Cengkeh dan
tembakau menjadikan Madura sebagai produsen penting
bagi industri rokok domestik. Madura bukan hanya terkenal
dengan cengkeh dan tembakau, melainkan juga penghasil
garam.
Profesi lainnya Suku Madura adalah beternak domba,
kambing, dan sapi. Sebagian kecilnya ada juga yang
menjadi nelayan dengan menggunakan perahu cadik dan
jaring besar. Sementara, untuk wanita kebanyakan

KEBUDAYAAN
Salah satu kebudayaan yang terkenal dari Suku Madura
adalah Karapan Sapi. Karapan sapi merupakan acara yang
sangat populer dan diadakan dua kali selama Bulan
Sepetember hingga oktober.
Biasanya, acara ini dimulai pada pukul 09.00 di Bangkalan,
Sampang, dan Pamekasan, Madura. Karapan sapi bisa
dikatakan sebagai acara kebanggaan masyarakat Madura.
Untuk babak finalnya, karapan sapi diselenggarakan di
Pamekasan, Madura, sekali setahun

SENJATA
TRADISIONAL

Celurit dan carok laksana dua sisi mata uang, keduanya


tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Hal ini muncul di
kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan
Belanda. Carok merupakan simbol kesatriaan dalam
memperjuangkan kehormatan atau harga diri.

Pada zaman dahulu, carok dan celurit digunakan untuk


melawan para penjajah Belanda. Kalangan yang
melawan penjajah adalah kalangan masyarakat santri.
Setelah sekian lama penjajah Belanda meninggalkan
Pulau Madura, budaya carok dan celurit masih tetap
ada. Keduanya masih digunakan Suku Madura untuk
menghabisi lawan (musuh).

Selain itu budaya carok juga mempunyai semboyan


yang berbunyi : Katembheng pote mata, angok pote
tolang daripada pada putih mata lebih baik
putih tulang, maksudnya dari pada menanggung
malu lebih baik mati. Oleh sebab itu budaya carok tidak
bisa terlepas dari orang Madura.

BAJU ADAT MADURA


Masyarakat umum mengenal pakaian khas Madura,
yaitu berwarna hitam serba longgar dengan kaos
bergaris merah putih atau merah hitam. Ditambah
lagi dengan penutup kepala dan kain sarung.
Padahal sebenarnya, pakaian yang terdiri atas baju
pesaan dan celana gomboran ini adalah pakaian
pria untuk rakyat kebanyakan. Baik dipakai sebagai
baju keseharian maupun sebagai busana resmi.
Dalam penggunaannya, baju pesaan. Celana
gomboran, dan kaos oblong ini mempunyai
perbedaan fungsi. Perbedaan fungsi ini terlihat dari
cara memakainya. Kalangan pedagang kecil. Sering
kali menggunakan baju pesaan dan kaos oblong
warna putih, dipadukan dengan sarung motif kotakkotak..

MATTOR
SAKALANGKON
G

Anda mungkin juga menyukai