Anda di halaman 1dari 9

Membuat Poster

Tentang Suku Madura

Nama Anggota :
1. Moh. Fahrul Zamani
2. Damar Seta Ganesha
3. Nizam Mukhtar Qudamah
4. Najhwa Delinda
5. Retno Ayu Utari

SMP NEGERI 1 KRAKSAAN


Jln Imam Bonjol no 13A, Sidomukti, Kec Kraksaan, Kab. Probolinggo Prov Jawa Timur
smpn1kraksaan.sch.id
67282
Pendahuluan

Pengertian Suku Madura


Suku Madura merupakan salah satu etnis dengan populasi besar di Indonesia,
jumlahnya sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010). Mereka berasal dari Pulau
Madura dan pulau-pulau sekitarnya (Pulau Puteran, Pulau Gili Iyang, Pulau
Sapudi, Pulau Gili Raja, Pulau Giligenting, Pulau Raas, dan lain-lain). Suku Madura
adalah suku perantau yang banyak tersebar di beberapa wilayah-wilayah
Indonesia. Selain di Indonesia, beberapa orang Madura perantauan juga dapat
ditemui di negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.

Letak Suku Madura


Seperti Gili Raja, Sapudi, dan Raas. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian
timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai
utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo, Bondowoso, sebelah
timur Probolinggo, utara Lumajang, dan utara Jember, jumlahnya paling banyak
dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga Surabaya utara, serta sebagian
Malang. ada juga yang menetap di Bawean, di negeri jiran Malaysia, Timor
Leste, Brunei Darussalam misalnya juga ada, mereka ada yang menjadi penduduk
tetap, Bahkan ada juga di negara negara Timur Tengah.

Kebiasaan:
Mata Pencaharian Suku Madura
Penduduk Suku Madura, menitikberatkan mata pencaharian mereka pada
kehidupan laut sebagai nelayan. Karenanya, orang Madura dikenal sebagai pelaut
yang tangguh. Ketika arus pelayaran/perdagangan mulai ramai di Nusantara,
pelaut-pelaut Madura menunjukkan kepiawaiannya. Mereka memiliki peranan
penting dalam arus perdagangan itu sebagai pedagang di tempat perantauan.
Pekerjaan sebagai pelaut, mengakibatkan mereka sering kali berhadapan dengan
ombak dan badai, sehingga dalam perkembangan fisiknya orang Madura
(Sumenep) memiliki otot lebih kekar dan berwatak lebih keras dalam menghadapi
hidup yang penuh dengan tantangan.

Di tanah yang subur mereka bercocok tanam dengan sistem pengairan yang
sederhana. Perkembangan mi sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan mereka dalam memilih cultivars dengan jenis tanaman budi daya. 
Pengetahuan mereka tentang musim dan iklim semakin berkembang, bahwa bila
bintang waluku muncul di langit, pada saat itulah waktu terbaik untuk mulai
bercocok tanam. Penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan juga semakin
maju. Mereka memfaatkannya untuk menentukan arah angin dalam mengarungi
lautan, baik untuk menangkap ikan atau untuk keperluan lainnya.
Pakaian Adat Suku Madura
Pesa'an adalah baju adat khas dari Madura, provinsi Jawa Timur. Baju Pesa'an
menjadi salah satu simbol utama yang menjadi wakil budaya baju adat Jawa
Timur di Nusantara. Baju Pesa'an ini bisa digunakan pada acara-acara penting
masyarakat Madura seperti acara upacara pernikahan ataupun acara penting
lainnya. Namun, di masa lalu orang-orang Madura juga bisa menggunakan
pakaian Pesa'an ini sebagai busana sehari-hari. Walaupun sering digunakan oleh
penjual sate, pakaian ini mempunyai makna tersendiri. Pakaian adat Madura ini
terdiri atas busana wanita dan pria. Bagi para pria terdiri atas celana longgar dan
kaos bergaris merah putih yang cukup sederhana. Sedangkan untuk para wanita
menggunakan kebaday dengan warna cerah yang mencolok sebagai pasangan
dari busana pria. Penggunaan warna yang cerah dan terang yang kuat pada
pakaian adat ini mencerminkan karakter masyarakat Madura dikenal akan
keberaniannya, sikap tegas, tidak kenal ragu, serta bersikap terbuka dalam
menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.
Senjata Suku Madura
Senjata tradisional khas Madura yang digunakan untuk carok ini biasanya memiliki
permukaan yang lebih halus dan putih mengkilap. Artinya, celurit tersebut sangat
tajam dan siap digunakan untuk melakukan tradisi carok. Jenis celurit yang paling
banyak diminati oleh masyarakat Madura adalah celurit Takabuan. Seperti
namanya, senjata tradisional ini berasal dari desa Takabu di wilayah Madura
Barat. Ketajaman celurit jenis ini sudah tidak diragukan lagi karena terbuat dari
baja dan besi dengan kualitas super.

Rumah Adat Suku Madura


Taneyan Lanjhang adalah permukiman tradisional masyarakat Madura yang
berupa kumpulan rumah yang terdiri atas beberapa keluarga dan masih terikat
dalam satu hubungan darah. Pada umumnya Taneyan Lanjhang berbentuk persegi
panjang. Hal ini dikarenakan mengikuti bentuk lahan yang dimiliki pada umumnya
berbentuk persegi atau persegi panjang.
Makanan Khas Suku Madura:
1. Nasi Bebek Sinjay
Daftar tempat makan Bebek Sinjay Surabaya dan resep Bebek Sinjay Surabaya
sederhana. Bagi para pecinta bebek goreng, ketika kamu ada di Surabaya boleh
nih mampir ke salah satu cabang Bebek Sinjay.
Coba cicipi nasi bebek sinjay asli Bangkalan Madura yang memang legendaris.
Terdiri dari nasi hangat dan bebek goreng kering yang dimasak sempurna dengan
tekstur lembut, anti alot, dan bagian luarnya crispy.
Bebek sinjay ditaburi serundeng khas Madura yang enak. Ditemani sambal
mangga muda yang menggugah selera beserta lalapan segar. Hmm.. makanan
khas Madura ini memadukan rasa pedas, gurih, dan segar di mulut. Nasi bebek
sinjay setelah habis dilahap, tutup dengan es kelapa muda yang menyegarkan.
Perfect!

2. Kaldu Kokot
Bayangkan Anda menyantap makanan khas Madura dengan kacang hijau yang
dimasak dengan kaldu daging dan sumsum atau kikil sapi beserta tulangnya. Dari
tampilannya, Anda bisa merasakan gurihnya kaldu kokot dengan kuah berlemak
ini. Berisi daging yang tebal dan lembut. DIjamin Anda pasti suka!

3. Bebek Songkem
Olahan khas Sampang, Madura ini sepintas mirip dengan bebek yang dipepes.
Bebek berkualitas baik dibumbui dengan bumbu rempah khas dan dibungkus
dengan daun pisang. Bebek rendah kalori ini menawarkan aroma yang sedap lagi
nikmat. Menyesapi daging yang lembut, Anda akan merasakan cita rasa gurih
yang maknyuss!

4. Nasi Jagung
Mungkin makanan satu ini pernah Anda dengar atau bahkan pernah disantap di
luar Madura. Namun tak ada salahnya Anda mencoba nasi jagung sebagai
makanan khas Madura ini. Nasi jagung dijamin mengenyangkan karena berasal
dari campuran beras dan jagung yang dimasak pulen dan disajikan dengan
berbagai lauk pilihan. Mulai dari urap atau gudangan, pepes ikan atau ayam,
penyet ikan, teri, dan lalapan lainnya. Rasanya pedas, enak, gurih, dan pasti
mengenyangkan! Nasi jagung bisa dijumpai di berbagai pasar tradisional di
Madura.

5. Sate Laler
Dari namanya sate laler memang unik, yang artinya laler adalah lalat. Makanan
khas Madura tepatnya dari Pamekasan ini menyajikan sate daging sapi yang
dipotong kecil-kecil. Ukurannya yang kecil digambarkan sebagai lalat, sehingga
dinamakan sate laler. Soal kualitas rasanya sama dengan sate khas Madura
lainnya.
6. Soto mata sapi
Soto mata sapi bukan menu telur mata sapi, namun dimasak dengan mata sapi
sungguhan. Mata sapi dan tulang sapi disiram dengan bumbu soto khas Madura
yang segar dan sedap. Sajian segar ini cocok disantap saat cuaca dingin. Harga
seporsi soto mata sapi sangatlah terjangkau!

Budaya yang dimiliki Suku Madura:


Clurit
Suku Madura memiliki senjata tradisional khas yang disebut clurit. Bentuk Clurit
mirip dengan arit di suku Jawa yang biasa digunakan untuk bertani dan berkebun.
Bedanya, clurit dari Madura lebih ramping dengan lingkar lengkung yang lebih
tipis. Ujung clurit juga lebih lancip. Gagang clurit terbuat dari besi atau kayu.

Carok
Budaya suku Madura berikutnya yakni tradisi carok. Carok adalah duel sampai
mati dengan menggunakan senjata tajam yakni celurit. Orang Madura memiliki
watak keras dan mengedepankan harga diri. Karena itu, masalah diselesaikan
dengan cara kekerasan.
Carok biasanya terjadi menyangkut masalah-masalah terkait kehormatan atau
harga diri bagi orang Madura, seperti perselingkuhan dan harkat martabat atau
kehormatan keluarga. Meski mayoritas suku Madura beragama Islam namun
secara individual banyak yang masih memegang tradisi carok.

Haji Tujuan Akhir


Budaya Suku Madura lainnya yakni haji sebagai tujuan akhir. Suku Madura dikenal
hemat dan ulet dalam berusaha, bekerja, atau berdagang. Meski gajinya kecil
namun mereka menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji.
Predikat haji di Madura masih menjadi kebanggaan tersendiri. Bahkan mereka
lebih mengutamakan Lebaran Haji dibanding Lebaran Idul Fitri. Suku Madura tidak
akan pulang kampung pada Lebaran Idul Fitri. Mereka akan pulang kampung pada
Lebaran Haji.

Mondok
Mayoritas suku Madura beragama Islam. Madura memiliki ratusan pondok
pesantren Islam. Sudah menjadi kebiasaan suku Madura untuk menyekolahkan
anak-anaknya ke pondok pesantren. Suku Madura beranggapan ilmu agama lebih
penting daripada ilmu dunia. Mereka menyebutnya dengan istilah mondok
daripada menyekolahkan anak-anak ke sekolah-sekolah umum.
Bahkan suku Madura terbiasa melepas anak-anak untuk mondok sejak usia kecil.
Anak-anak mondok tidak hanya di sekitaran pulau Madura tetapi hingga ke
wilayah-wilayah Jawa Timur berbasis pondok pesantren Islam.

Patuh pada Kiai


Kebudayaan suku Madura lainnya yakni patuh pada kiai. Kebiasaan mondok dan
keteguhan pada ajaran Islam membuat suku Madura tunduk dan patuh pada kiai.
Kiai merupakan sosok yang sangat dihormati oleh orang suku Madura. Bahkan
ada pepatah, sejahat-jahatnya orang Madura, mereka akan tetap patuh dan tidak
berani melawan kiai dan guru.

Keunikan Suku Madura:


Toktok (Aduan Sapi)
Tradisi Toktok merupakan sebuah kompetisi aduan sapi suku Madura yang
mana terjadi saling seruduk antara dua sapi yang berhadapan. Sapi yang
diadu biasanya adalah sapi jantan. Kedua sapi akan beradu kekuatan hingga
salah satu sapi kalah, menyerah, dan bahkan lari dari lawannya.
Aduan Toktok khas Madura ini harus didampingi oleh orang yang ahli. Tidak
boleh sembarang orang bisa menjadi wasit Toktok, jika bukan ahlinya, dapat
menambah resiko dan membahayakan orang di sekitar bahkan berakibat fatal
oleh amukan sapi yang tidak bisa dikendalikan.
Karapan Sapi
Karapan Sapi adalah tradisi masyarakat suku Madura yang biasanya digelar
setiap tahun pada bulan Agustus atau September, dan akan dilombakan lagi
pada final di akhir bulan September atau Oktober. Dalam tradisi Karapan Sapi
khas Madura terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang beradu kecepatan
berlari untuk sampai ke garis finis.
Joki tersebut berdiri di atas kereta kayu dan mengendalikan arah lari sapi.
Panjang lintasan karapan sapi ini kurang lebih 100 meter dan berlangsung
dalam waktu 10 detik sampai 1 menit.
Tradisi Rokat
Di Masyarakat Madura, upacara Rokat atau petik laut juga sering disebut
dengan Rokat Tase. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia
serta nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini
juga dipercaya dapat memberikan keselamatan serta kelancaran rezeki.
Tradisi Rokat, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighosah dan tahlil
bersama masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Setelah
itu, masyarakat Madura menghanyutkan sesaji ke laut sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan
yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya.
Ritual Ojung
Ritual Ojung adalah sejenis permainan yang melibatkan dua orang laki-laki
untuk beradu fisik dengan dilengkapi media rotan yang panjangnya sekitar 1
meter sebagai alat memukul. Ritual ini biasanya diselenggarakan oleh orang
Madura untuk memohon hujan dan agar terhindar dari malapetaka akibat
kekeringan musim kemarau.
Ritual Ojung khas Madura ini biasanya diiringi dengan musik yang terdiri dari
3 buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga
bunyinya seperti bas, dan kerca. Iringan musik ini jarang dijumpai di daerah
lain.
Upacara Nadar
Tradisi adat Nadar alias Nyadar merupakan upacara adat yang digelar tiga kali
dalam setiap tahun oleh warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget,
Madura. Tradisi ini berlangsung meriah dan menyimpan banyak cerita leluhur
warga setempat.
Upacara ini biasanya dilaksanakan pada pukul 4 sore. Masyarakat Madura
setempat datang berduyun-duyun menuju makam di mana leluhurnya
dikuburkan dengan membawa perlengkapan upacara. Upacara ini diisi dengan
berbagai kegiatan mulai dari upacara tabur bunga di makam leluhur hingga
pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka adat.
Pada malam harinya, peserta upacara diwajibkan untuk menginap di sekitar
makam baik dengan mendirikan tenda-tenda maupun menginap di rumah
warga Madura yang berada di sekitar makam. Peserta akan memasak
berbagai jenis makanan yang dibutuhkan untuk upacara selamatan esok
harinya.
Makanan yang dimasak biasanya berupa nasi, lauk ayam, telur, dan bandeng.
Setelah upacara selesai, sisa makanan dapat dibawa pulang dan dibagikan
kepada kerabat yang tidak mampu atau tidak bisa hadir saat upacara.

Rangkuman tentang Suku Madura


Suku Madura mendiami wilayah Jawa Timur, terutama kawasan Pulau
Madura (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan kawasan Tapal Kuda. Selain itu,
orang Madura juga banyak yang merantau ke wilayah lain terutama
ke Kalimantan, Jabodetabek, Bali, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi
Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi
kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan
sosial, tetapi sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan
penduduk setempat sudah rukun kembali.

Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang
tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan
wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura
umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang
asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang
menjadi tokoh nasional seperti:
 Mahfud MD (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi)
 Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada
tahun 1993 hingga tahun 1998 di bawah pemerintahan Presiden
Soeharto dalam Kabinet Pembangunan VI)
 Rachmat Saleh (Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1973 hingga
tahun 1983 dan Menteri Perdagangan Indonesia tahun 1983 hingga
tahun 1988)
 R. Hartono (mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat
yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai Kepala
Staf TNI Angkatan Darat). Dia merupakan satu-satunya perwira tinggi dari
korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat)
juga ( Mantan Mentri Penerangan )
 M.A. Rachman (Jaksa Agung Republik Indonesia untuk
periode 2001 sampai 2004)
 Hadi Purnomo (Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK )
 Nurmahmudi Ismail (Mantan Mentri Kehutanandan Presiden PKS )
 Soedjono C. Atmonegoro (Jaksa Agung Republik Indonesia pada Kabinet
Pembangunan VII)
 Herman Widyananda (Mantan Wakil Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan periode 2009–2011)
 Banurusman Astrosemitro (Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia periode 1993–1996)
 Hanafie Asnan (Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara)
 Muhamad Arifin ( Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 1989–1993)
 Roesmanhadi (Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ).
 D. Zawawi Imron (Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal
dengan julukan Clurit Emas. Dia merupakan tokoh budayawan
kelahiran Sumenep.
 Mien Achmad Rifai (Prof. Mien Achmad Rifai, M.Sc.,Ph.D.) yang akrab
dipanggil Pak Mien lahir di Desa Gapura Tengah, Sumenep, Beliau Sebagai Ahli
Botani Indonesia
 Achsanul Qosasi (Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia 2014–2019, Presiden Klub Madura United FC, Mantan Manajer
Persepam Madura United,)
Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak
menjadi Pahlawan nasional Indonesia Seperti:
 Trunojoyo, yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda
(VOC tahun 1677).
 Halim Perdana Kusuma salah satu pahlawan Nasional kelahiran Sampang yang
tewas di semenanjung Malaya
 Kyai Taman, adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda
pada tahun 1919
 Kyai Djauhari, membuka cabang Hizbullah di Prenduan. Didirikan pada
tahun 1944, Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin
Indonesia (Masjumi), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
 KH. Abdullah Sajjad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah salah
satu pahlawan dari Kabupaten Sumenep.
 KH. Mawardi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anyar salah satu
pahlawan dari Pamekasan.
Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti:
 Syaikhona Kholil Bangkalan
 KH Bahaudin Mudhary
 K.Abdul Majid Bata-bata
 K.Moh.Ilyas Guluk-guluk
 K. Abdul Hamid Baqir Banyuanyar
 KH.M.Tidjani Djauhari
 KH. M. Idris Djauhari
 K.Jufri Marzuqi Sumber Batu (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh PBNU)

Anda mungkin juga menyukai