Maka dapat disimpulkan bahwa istilah Madura berasal dari akar kata “Madu Oro” yang
merupakan lontaran dari patih yang bijaksana dalam menyimbolkan dua bukit ditengah lautan.
Sedangkan asal usul penduduk pulau Madura merupakan anak cucu dari Raden Segoro dari
ibu Bendoro Gung.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau
ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi
industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil
dan pengekspor utama garam. Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami
industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar
kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju
ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya.
Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan
interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional. Selain itu, Suku Madura terkenal dengan
berjualan makanan khas sate yang sering disebut sate Madura. Sehingga banyak orang Madura
yang merantau ke provinsi-provinsi lain untuk mengadu nasibnya sebagai penjual sate.
7
Kepatuhan kepada bapak dan ibu (buppa’ ban babbu’) sebagai orang tua kandung
(nasabiyah) sudah jelas, tegas, dan diakui keniscayaannya. Kepatuhan orang-orang Madura
kepada figur guru berposisi pada level hierarkis. Penggunaan dan penyebutan istilah guru
menunjuk dan menekankan pada pengertian kyai (pengasuh pondok pesantren), atau sekurang-
kurangnya ustadz pada “sekolah-sekolah” bercorak keagamaan. Peran dan fungsi guru lebih
ditekankan pada konteks moralitas yang dipertalikan dengan kehidupan eskatologis terutama
dalam aspek ketenteraman dan penyelamatan diri dari beban, atau derita di alam kehidupan
akhirat (morality and sacred world). Ketaatan orang-orang Madura kepada figur guru menjadi
penanda khas budaya mereka. Kepatuhan orang Madura kepada figur rato (pemimpin
pemerintahan) menempati posisi hierarkis keempat. Figur rato dicapai oleh seseorang dari
mana pun etnik asalnya, bukan karena faktor genealogis, melainkan karena keberhasilan dalam
meraih status.
Masyarakat Madura juga terkenal dengan pengobatan tradisional, yaitu jamu. Secara
umum, minum jamu yang diracik dari tumbuh-tumbuhan telah menjadi kebiasaan keluarga dan
masyarakat Madura, khususnya yang masih berdarah biru (keturunan dan kerabat raja).
Kebiasaan minum jamu yang begitu melekat ini telah menimbulkan suatu prinsip “lebih baik
tidak makan daripada tidak minum jamu”. Ramuan Jamu Madura mengandung banyak resep
untuk keperluan menjaga kesehatan, misalnya jamu perawatan tubuh, jamu pasca melahirkan,
jamu mempertahankan stamina, dan lain-lain. Pada zaman dahulu, potensi pengetahuan akan
racikan tumbuhan obat ini didukung dengan tersedianya berbagai macam tumbuhan yang bisa
menjadi tanaman pekarangan masyarakat. Sekarang ini, tumbuh-tumbuhan tersebut
keberadaannya menjadi sangat sulit ditemukan atau menjadi liar seiring dengan keengganan
masyarakat untuk memanfaatkan dan menanamnya. Hilangnya pengetahuan pribumi
dikhawatirkan lebih cepat dibandingkan dengan menyusutnya keanekaragaman hayati tumbuh-
tumbuhannya sendiri. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, maka dikhawatirkan kepunahan
tidak hanya terjadi pada tumbuhannya saja, tetapi pengetahuan tentang tumbuhan obat pada
masayarakat Madura tersebut akan punah pula.
1. Tembang Macapat
Tembang macapat adalah tembang yang dipakai sebagai media untuk memuji Allah
sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa
kesyahduan jiwa. Selain berisi puji-pujian tembang tersebut, juga berisi ajaran, anjuran serta
ajakan untuk mencintai ilmu pengetahuan, ajaran untuk bersama-sama membenahi kerusakan
moral dan budi pekerti, mencari hakikat kebenaran, serta membentuk manusia berkepribadian
dan berbudaya. Melalui tembang ini setiap manusia diketuk hatinya untuk lebih memahami
dan mendalami makna hidup. Syair tembang macapat merupakan manivestasi hubungan
manusia dengan alam, serta ketergantungan manusia kepada Sang Penguasa Alam Semesta.
2. Duplang
Tari duplang merupakan tari yang spesifik, unik dan langka. Keunikan dari tarian ini
disebabkan karena tarian ini merupakan sebuah penggambaran kehidupan seorang wanita desa.
Wanita yang berkerja keras sebagai petani yang selama ini terlupakan. Dijalin dan dirangkai
dalam gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai.
3. Karapan Sapi
Sebuah perlombaan dengan menggunakan sapi sebagai media, akan tetapi sekarang
jarang dilakukan karena dianggap menyakiti hewan yang juga makhluk hidup.
4.Saronen
Saronen terbuat dari kayu jati berbentuk kerucut dengan panjang sekitar 40
sentimeter. Seperti suling, saronen memiliki 7 lubang, yaitu 6 lubang berderet di
bagian depan, dan 1 lubang yang berada di bagian belakang.
Saronen ini merupakan alat musik yang unik, lo. Bagian untuk meniupnya itu terbuat
dari daun aren. Di antara daun aren dan besi, terdapat sebuah sayap yang terbuat
dari tempurung kelapa. Sayap itu berbentuk kumis sehingga orang yang memainkan
saronen terlihat seperti memiliki kumis.
10
3. Pacenanan, yaitu bangunan yang pada dua ujung atap nya memiliki tonjolan seperti ular.
Ciri khas dari rumah adalah gaya tradisional yang kuat dengan bagian dalam ruangan
yang tidak memiliki dinding pemisah (sekat). Konstruksi bangunan rumah adat Madura terbuat
dari kayu dan bahan bangunan yang umumnya diambil dari alam sekitar. Rata-rata rumah adat
Madura dibangun dengan arah orientasi utara, selatan atau menghadap ke arah matahari. Posisi
pintu dalam rumah adat Madura tidak begitu diperhatikan, terkadang berada di samping atau
belakang rumah.
Sedangkan jendela umumnya tidak dipasang atau merupakan rumah tanpa jendela atau
lubang angin lainnya. Pengaruh Islam dalam rumah adat Madura terlihat dengan adanya
langgar di hampir semua rumah, sedangkan budaya Tiongkok terlihat dari ragam hiasan ular
naga laut yang diletakan di pintu masuk rumah.
11
1. Pertanian
Jawa Timur merupakan lokasi strategis untuk budidaya tanaman padi, jagung, ubi kayu dan
lain-lain. Dan mempunyai potensi prospektif untuk dikembangkan sebagai daerah sentra
produksi padi.
2. Pertambangan
Potensi bahan galian mineral (golongan A+B+C) Luas lahan 10.992,86 Ha dengan total
produksi 29.458.718 ton. Lokasi tersebar di wilayah selatan Jawa Timur.
3. Kehutanan
A. Bahan mentah (setengah jadi)
1. Getah pinus
Peluang : Industri obat-obatan, industri kimia dasar
2. Madu lebah
B. Barang jadi
1. Furniture
Peluang : pembuatan mebel
Politik
Awalnya Jawa Timur (Madura) menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sampai jaman
penjajahan. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 19 agustus 1945 oleh PPKI
dibentuklah Provinsi dan para gubernur nya.