PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa
Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 kilometer persegi, lebih
kecil dari pada pulau Bali, dengan penduduk hampir 4 juta jiwa. Dengan
bentuknya seakan mirip badan Sapi, terdiri dari empat kabupaten, yaitu
Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu
jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti
Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak
tinggal di bagian timur Jawa Timur, biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari
paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk
Madura, harga diri adalah symbol penting yang harus dijaga. Hal itu
diperkuat dengan falsafah Madura yang berbunyi “Lebbi bagus pote tollang,
1
Ensiklopedia Wikipedia Berbahasa Indonesia Online, Madura. Artikel diakses melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura pada 12 April 2015.
1
atembang pote mata.” Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu
(putih mata).2
bahwa Suku Madura unik dan adat istiadatnya masih terjaga hingga saat ini.
Jika adat istiadat di suatu kehidupan masyarakat masih cukup kental, maka
B. RUMUSAN MASALAH
2. Adat istiadat apa sajakah yang masih terpelihara dan berlaku bagi
C. TUJUAN
contoh-contohnya.
2
Ensiklopedia Wikipedia Berbahasa Indonesia Online, Suku Madura. Artikel diakses
melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura pada 12 April 2015
2
BAB II
PEMBAHASAN
jumlahnya sekitar 20.179.356 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan
Wiraraja sebagai Adipati pertama di Madura pada abad 13. Dalam kitab
semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa sekitar tahun 1365
orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komonitas budaya yang
sama.
kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singasari, dan Majapahit. Di antara
tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung
pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan
Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu,
pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan
Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur. Sejarah mencatat Aria
3
dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di
Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung
Batuputih yang kini menjadi sebuah kecamatan yang berjarak kurang lebih 18
Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria.3
terutama pada tembang kelima belas. Di situ ditulis bahwa “Madura tidak
termasuk negeri yang asing, karena sejak semula bersatu dengan tanah Yawa.”
Kutipan itu penting karena menunjukkan bahwa orang Jawa dan orang Madura
sudah merasa sebagai anggota dari komuitas budaya yang sama. Ditulis
belakangan, Pararaton, atau “Kitab Para Raja”, mencatat peristiwa yang lebih
kuno sekali dan terutama pengalaman, disekitar tahun 1271, dari seorang
Majapahit. Ada juga yang menuliskan bahwa nama Madura berasal ketika para
penganjur agama Hindu dari India tiba di Nusantara di abad awal milenium
3
Ibid.
4
pertama, ada juga yang sampai pada sebuah pulau. Kaum Brahma yang
Kata madura dalam bahasa Sansekerta memang berarti permai, indah, molek,
cantik, jelita, manis, ramah tamah, lemah lembut. Dapatlah dimengerti jika
gunacaranurupita satyapara (watak yang sangat setia dan kaya akan sifat baik
dan berguna) serta memiliki anindyeng raras (kecantikan rupa tanpa cacat)
sebutan suatu daerah yang hampir serupa di India Selatan yang juga beriklim
banyak berkembang asal usul nama Madura yang direka- reka sebagai suatu
tanah lapang), maddhunah dara (madu darah), madara (berdarah), paddhu ara
(dari dari bahasa Jawa Kawi, yang berarti pojok tanah berair, atau tapak di pojok
Jawa), dan lemah dura (dari bahasa kawi yang berarti tanah di kejauhan). Akan
5
tetapi tidak satu pun dintara dugaan asal usul nama Madura bersumberkan
singkatan tadi yang memiliki landasan ilmiah tak terbantahkan, karena dulu
memang bukan demikian cara orang memberi nama pada suatu tempat atau
daerah. 4
Sejak kapan orang Madura mendiami pulau Madura? Sampai saat ini
belum ada data sejarah yang akurat. Salah satu legenda yang bersumber dari
Madura sekaligus awal ditemukannya pulau Madura sekitar tahun 929 Masehi.
Pada waktu itu, seorang puteri dari sebuah kerajaan di pulau Jawa bernama
kondisi puterinya demikian sang raja marah dan menyuruh seorang patihnya
itu selalu gagal sehinggga akhirnya sang puteri melahirkan seorang bayi laki-
laki yang diberi nama Raden Sagoro. Sedangkan patih Pranggulang tidak berani
legenda itu, Raden Sagoro dan ibunya kemudian dihanyutkan ke tengah laut
dengan sebuah ghitèk (rangkaian kayu kecil yang berfungsi sebagai perahu).
Akhirnya Raden Sagoro dan ibunya terdampar di sebuah daratan yang ternyata
Daratan ini disebut “madu oro” yang mempunyai arti pojok di ara-ara atau
4
Zaini Bakry, Asal Usul dan Arti Madura. Artikel diakses melalui
Http://madurauniteds.blogspot.com pada 12 April 2015.
6
pojok menuju ke arah yang luas. Dari kata “madu oro” inilah konon asal mula
kata Madura. Raden Sagoro dan ibunya disebut dalam legenda itu sebagai
Terlepas dari akurat tidaknya tentang asal usul nama sebuah pulau yaitu
Madura, yang pasti pulau tersebut punya bahasa khas tersendiri yang menjadi
Penelitian ilmiah berusaha menemukan fakta tentang asal usul nama Madura.
Sedangkan mitos, atau legenda yang beredar dimasyarakat madura itu sendiri
tidak bisa dinafikan adanya. Orang mendiami suatu pulau yang kemudian
dikenal dengan nama orang madura sudah ada di pulau tersebut sejak lama.
Tidak bisa ditentukan secara pasti sejak kapan. Namun, orang madura tersebut
kebiasaan tersendiri, karakter dan budaya dimana tidak terdapat atau dimiliki
oleh orang di luar pulau tersebut. Penamaan pulau Madura dan orang madura
mereka disebut orang Amerika atau Australia walau pada dasarnya mereka
indian tidaklah menjadi identitas kedua benua tersebut. Berbeda dengan pulau
dan orang Madura. Pulau dan orang Madura adalah pulau tersendiri dan orang
madura sendiri yang menjadi sesuatu yang disebut madura. Bila Madura juga
terwarnai oleh orang india, jawa, bugis dan mungkin suku-suku lainnya hal ini
7
dapat terjadi. Mereka hanya mewarnai dan memperkaya madura yang sudah
ada. Oleh karena madura memeiliki beberapa karakter dan perbedaan logat
sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat,
disiplin dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti
mempunyai tradisi Islam yang kuat bahkan Prof. Dr. Deliar Noer menyebutkan:
dan akar faham yang sangat kuat sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut
Jadi tidak perlu heran Jika Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, maka
kehormatan dilekati label istimewa ini. Dari kedua atribut tersebut dengan
mudah terlihat posisi dan kultur yang khas, yakni kelekatannya dengan tradisi
keislaman, bahkan menurut Rasul Junaidy suku madura memiliki tiga nilai yang
sangat menjadi acuan berpikir dan bertindak, ketiga nilai tersebut dituangkan
5
Ibid.
8
Kesopanan
pentingnya nilai kesopanan ini nampak dari ungkapan ta'tao batona langgar
pernah masuk langgar dan mengaji atau belum pernah mondok, sehingga tidak
tahu tatakrama kesopanan. Ungkapan ini untuk orang yang tidak tahu atau
ajaran tentang keharusan bersopan santun adalah : pa tao ajalan jalana jalane,
dilaksanakan sesuai dengan aturan. Harus tahu saatnya diam, harus tahu saatnya
berbicara). Hal ini bermakna bahwa orang Madura harus selalu tahu aturan, nilai
pada aturan-aturan tata krama yang ada. Orang dan masyarakat Madura selalu
menekankan bahwa mon oreng riya benni bagusse, tape tatakramana, sanajjan
bagus tapi tatakramana jube', ma' celep ka ate (yang penting bukan ketampanan
atau kecantikan, namun utama tata kramanya). Dasar utama dari nilai-nilai
9
Kehormatan
penghargaan, apalagi kepada yang lebih tua atau yang mempunyai kedudukan
tidak mau diremehkan, namun demikian penonjolan diri juga tidak dihargai.
Contohnya ungkapan madu ben dara (madu dan darah), yang berarti bila orang
manusia dan menjaga untuk tidak saling menyakiti. Hal ini sangat nampak dari
ajaran ja' nobi' oreng mon aba'na e tobi' sake' (janganlah menyakiti orang lain,
Harga diri atau martabat adalah nilai yang sangat mendasar dalam
diremehkan orang lain. Dasar utama dari harga diri adalah rasa malu (rasa malo
atau todus). Orang Madura selalu menekankan bahwa tambana todus mate'
(obatnya malu adalah mati). Lebbi bagos apote tolang etembang apote mata
(lebih baik mati daripada malu tidak dapat mempertahankan harga diri). Nilai-
nilai harga diri bagi masyarakat Madura selain berkaitan dengan ego, wanita
dan agama juga berkait erat dengan masalah tanah dan air
10
Agama
menyebabkan lapisan atas pada stratifikasi sosial ditempati oleh para kiai.
Mereka bukan hanya sebagai pemuka agama namun juga sebagai pemimpin
Ponggaba
Penggoba adalah mereka yang bekerja di kantoran atau sebagai abdi negara,
6
Dimitriev Indraena, Adat Istiadat dan Stratifikasi Social Suku Madura. Artikel diakses
melalui http://bangkalanmemory.blogspot.com pada 12 April 2015.
11
Parjaji
Parjaji, merupakan golonga orang yang berada di lapisan paling atas. Parjaji
1. Orang-orang yang masih keturunan raja di Madura pada saat itu. Biasanya
tingkatan Gelar Ke Bangsawanan nya seperti raden mas, raden ayu, raden
roro.
Keyae
Keyae adalah seseorang yang dikenal sebagai pemuka Agama (Ulama) karena
ummat juga sebagai penerus / pengajar ajaran para nabi pada santri-santrinya.
Bindarah
cukup banyak tetapi belum setara dengan pengetahuan Keyae. Ada pula
Bindarah yang sudah banyak didatangi orang untuk nyabis terutama di desa dan
12
Santre
Banne Santre
Banne Santre, sebutan bagi mereka yang tidak pernah Mondok/tidak pernah
peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat
hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
tinggal ataupun atas dasar keturunan.8 Indonesia mengakui hukum adat dalam
disebut di Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: “Negara mengakui
7
Ibid
8
Portal Ensiklopedia Wikipedia Berbahasa Indonesia Online, Hukum Adat. Diakses
melalui http://id.wikipedia.org pada 13 April 2015.
13
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang.” 9
Bagi Suku Madura, beberapa hukum adat yang dikenal masih berlaku
Carok
Pepatah etambang pote mata lebih bagus pote tolangi yang berarti dari
pada hidup menanggung malu, mending mati berkalang tanah, adalah pepatah
yang paling dikenal masyarakat Madura. Karena pepatah ini erat kaitannya
orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta, dan, wanita. Intinya adalah
demi kehormatan. Semua kasus Carok diawali oleh konflik, meskipun konflik
dendam), semuanya mengacu pada akar yang sama, yaitu perasaan malo (malu)
karena pelecehan harga diri (martabat). Untuk memulihkan harga diri yang
dari lingkungan sosial. Apapun cara carok yang dilakukan, semua pelaku carok
9
Ilman Hadi, S.H., Kekuatan Hukum Putusan Adat. Diakses melalui
http://www.hukumonline.com pada 13 April 2015. Lihat juga Hadin Muhjad, Peran dan Fungsi
Hukum Adat Dalam Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Penguatan Dan Pelestarian Nilai-Nilai
Istiadat Di Daerah. Diakses melalui portal Pemerintah Kabupaten Gunung Mas.
http://www.gunungmaskab.go.id/ pada 13 April 2015.
14
bangga. Pengertian harga diri (martabat) dalam kaitannya dengan perasaan
malo yang ditimbulkannya ketika terjadi pelecehan, kedua hal ini merupakan
faktor pemicu utama orang Madura melakukan carok, selain faktor lainnya.10
setempat. Kedua pihak bertanding dengan dilihat orang banyak dalam sebuah
arena. Sekarang ini, carok justru dinilai sebagai suatu tindakan keji dan
bertentangan dengan ajaran agama meski suku Madura sendiri kental dengan
agama Islam. 11 Carok yang jika dipadankan dengan bahasa Indonesia berarti
Pernikahan
budaya nikah muda. Pada dasarnya, tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun
10
Virgiana Rystanti, Hukum Adat Carok . Artikel diakses melalui
http://rystanti.blogspot.com pada 13 April 2015.
11
Henry Arianto, Krishna, Tradisi Carok Pada Masyarakat Adat Madura. Artikel diakses
melalui http://www.esaunggul.ac.id pada 13 April 2015.
12
A. Sulaiman Sadik, Harga Diri dalam Keluarga Madura Tradisional. Diakses melalui
https://jawatimuran.wordpress.com pada 13 April 2015.
15
tradisi perjodohan dalam masyarakat Madura dapat menentukan ke arah
pernikahan. Oleh karena itu, konstruksi yang terjadi dalam pembentukan tradisi
ekonomi. 13
sejarahnya kekerasan dan tindak kejahatan masih sering terjadi pada masyarakat
Madura. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak percaya terhadap satu sama lain.
Lantas, muncul sikap ketakutan dalam diri masyarakat Madura terhadap oreng
terhadap keluarga lain yang menjadi calon jodoh putra putri mereka. Kedua,
Hingga pada akhirnya lahirlah pola pemukiman taneyan lanjhang yang pada
sejarahnya memang sering dipakai oleh keluarga yang memiliki banyak anak
13
Sofia Sari, Tradisi Pernikahan Muda di Pulau Madura. Diakses melalui
http://sosbud.kompasiana.com pada 13 April 2015.
14
Rifi Hamdani, Tradisi Perjodohan Dalam Masyarakat Madura Migran di Kecamatan
Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi diakses melalui http://digilib.uin-suka.ac.id
pada 13 April 2015.
16
E. STUDI KASUS
berlaku bagi masyarakat Madura, dapat ditelaah dari contoh kasus berikut :
mendengar ibu tirinya ditiduri oleh Ismail. Karena merasa malu atas
peristiwa yang dia dengar itu, Ismail pulang dan langsung mencari Ismail.
dahulu menyiram muka Ismail dengan air keras di Jalan Raya Desa
Negeri (PN) Pamekasan. Pada Rabu, 30 April 2014, Sinur dijatuhi vonis
bersalah dengan hukuman penjara 12 tahun atau 5 tahun lebih tinggi dari
tuntutan jaksa. Vonis tersebut diberikan oleh majelis hakim yang terdiri dari
Cakraningrat pada abad ke-12 Masehi, carok belum dikenal. Saat Joko Tole
17
memerintah pada abad ke-14 Masehi, carok juga belum dikenal. Bahkan
Kudur, istilah ini juga belum dikenal. Munculnya budaya carok mulai
dikenal pada zaman penjajahan Belanda, sekitar abad ke-18 Masehi. Pada
masa itu, orang Madura yang merasa malu karena kehormatan istrinya
mata" atau lebih baik mati daripada menanggung malu karena istri adalah
Pada masa lalu, hukum adat Madura yang luhur menggariskan jika
membunuh, pelaku tidak kabur tetapi celurit yang masih menempel darah
15
Andi Syaputra, Tepat! Adili Kasus Carok Pakai Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum
Nasional. Diakses dari portal berita detiknews http://news.detik.com pada 13 April 2015. Lihat juga
Bui Sinur 12 Tahun, Majelis Hakim Sebut Carok Dilarang dalam Islam, diakses melalui
http://demo.analisadaily.com pada 13 April 2015. Dan lihat juga Ini Dia Sejarah Carok, Lapor
Aparat dan Tanding Satu Lawan Satu, Forum Tribun. Diakses melalui http://forum.tribunnews.com
pada 13 April 2015.
18
Analisa :
amarah dan rasa malu sebagai akibat aib yang ditimbulkan akibat
carok, dimana carok dinilai sebagai hukum adat yang dalam Pasal 18B
menghormatinya.
c. Hukum adat bagi suku Madura juga mengacu pada hukum Islam.
atau mengambil nyawa orang lain.” Selain itu juga disebutkan dalam
patut dihormati dan dijunjung tinggi. Oleh karena itu, Sinur dijatuhi
19
2. Kasus Carok Massal
Akibat carok masal yang terjadi di Kampung Nomeh, Desa Bujur Tengah,
didamaikan saja, saya tidak mau cari masalah.” Tidak beberapa lama
20
Beberapa hari setelah kejadian, tepatnya 17 Juli 2006, H. Beidewi
2006, Polisi telah menangkap 18 orang pelaku carok massal, salah satunya
Kerok alias Agus (45) yang ditembak mati di Jember. Beberapa tersangka
1 Mei 2007. Para pelaku dijerat dengan pasal berlapis yakni 338 dan 340
KUHP. Dalam sidang dan vonisnya, pelaku dan penuntut umum sama-sama
Analisa :
carok sebagai peristiwa adat tidak disinggung. Itu berarti, peristiwa yang
disebut carok massal bukan lah carok seperti yang dikenal dalam adat
istiadat Madura.
b. Pangkal masalahnya adalah tanah kas desa (percotan) yang pada saat
16
Sindo/Ahmad Baidowi, Inilah Kasus Carok Massal Terheboh di Pamekasan Madura.
Artikel diakses melalui http://news.okezone.com pada 13 April 2015. Dan salinan putusan
Mahkamah Agung No. 2311 K/Pid/2007 diakses melalui http://putusan.mahkamahagung.go.id
pada 13 April 2015.
21
hukum adat dan hukum agama yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
Pada tahun 2006, SR, seorang perempuan berusia 13 tahun dan HR,
SR dan HR langsung hidup serumah dan pada November 2008 lalu, mereka
karena sudah tardisi dan jadi tuntutan, pernikahan itu harus dia jalani.
"Mungkin itu adalah jalan yang terbaik. Saya hanya bisa memberontak
untuk menjadi ibu rumah tangga. Selain usia belia, dia belum punya bekal
sama sekali. "Tapi, saya jalani saja hingga semua menjadi hal yang biasa,"
katanya.
saudara perempuannya itu terjadi karena sudah kesepakatan dari orang tua
kedua pasangan. Menurut dia, orang tua mereka menganggap lebih cepat
22
kecil. "Maklum, para orang tua di daerah ini tidak menginginkan hubungan
menganggap pernikahan di usia dini hal yang wajar. Dalihnya, orang zaman
dahulu, tak pernah memedulikan umur. Yang penting, jika kedua pasangan
pula, pernikahan usia muda terjadi pada pasangan yang masih punya
Analisa :
17
Zaiturrahiem, Nikah Usia Dini di Desa Leggung Barat. Feature dari Surat Kabar Harian
Jawa Pos yang terbit Senin, 3 November 2008 dan diakses melalui
http://kabarmadura07.blogspot.com pada 13 April 2015.
23
b. Nikah muda terjadi karena perjodohan, meskipun pasangan sama-sama
c. Pernikahan muda tidak dapat ditolak oleh remaja di desa tersebut karena
Islam.
Aisyah yang kala itu baru berusia sekitar 10 tahun. Namun hal tersebut
atas dasar perjodohan, belum pernah ada yang sampai di bawa ke meja
18
Nurjaman, Analisis Dispensasi Nikah Anak Dibawah Umur Menurut UU 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak Pada Kasus Penetapan Nomor 0066/PDT.P/2010/PA.JS. Diakses
melalui http://lppm.stih-painan.ac.id/ pada 13 April 2015.
19
Amiruddin Thamrin, Nikah Muda dalam Kacamata Fikih Islam. Diakses melalui
http://www.nu.or.id pada 13 April 2015.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
berikut :
terdapat beberapa versi. Tidak ada kepastian tentang makna dan sejarah
2. Di antara adat istiadat yang menjadi hukum bagi orang Madura yang
masih berlaku hingga saat ini adalah carok dan nikah muda.
3. Carok dan nikah muda yang menjadi adat istiadat warga Madura
penganiayaan/pembunuhan.
B. SARAN
25