Anda di halaman 1dari 8

ARS’16

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR NUSANTARA


(SUKU MADURA)

Muhammad Adhityo Nugroho


T11.16.022
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Ichsan Gorontalo.
e-mail: adhityonugroho25@gmail.com

Abstrak
Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan
stigmatik. Identitas budayanya itu dianggap sebagai deskripsi dari generalisasi jati
diri individual maupun komunal etnik Madura dalam berperilaku dan berkehidupan.
Kehidupan masyarakat Madura merupakan perwujudan tradisi dan budaya Madura
dengan karakteristiknya telah melekat sebagai wujud arsitektur walaupun alam dan
lingkungan daerah pegunungan dan bukan daerah asal mereka (pesisir pantai) tidak
menjadi penghalang untuk mereka untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangan.
PENDAHULUAN tata ruang dalam rumah tinggal juga
didasarkan pada kepercayaan yang dianut.
Permukiman dan bangunan tradisional
Madura merupakan khasanah dan warisan Masyarakat Madura membangun
budaya yang cukup menonjol di daerah Jawa rumah tinggal secara berkelompok
Timur. Meskipun induknya adalah berdasarkan hubungan kekerabatan. Salah
permukiman dan bangunan rumah tradisional satu atribut budaya yang masih tetap
Jawa namun ternyata memiliki pola tata dipertahankan antara lain tata ruang dan tata
ruang dan penampilan yang sangat berbeda. bangunan masyarakat Madura, karena tradisi
dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat
Meskipun permukiman dan bangunan tersebut telah melekat dengan kehidupan
tradisional Madura diciptakan dan didukung pribadi masyarakat Madura.
oleh masyarakat yang secara keseluruhan
dapat dikatakan memeluk agama yang sama,
yakni agama Islam, namun ternyata A. Sejarah suku Madura
masyarakat ini memiliki kiblat (orientasi)
budaya yang berbeda. Pada lapisan atas
masyarakatnya berkiblat ke arah kebudayaan
Jawa, sementara pada lapisan bawah
masyarakatnya berkiblat ke arah kebudayaan
Melayu (Wiryoprawiro, 1986).

Distribusi penduduk Madura di Jawa


Timur tidak hanya terdapat di kota-kota atau
desa-desa pantai, tetapi juga di kota-kota, Seperti yang tercatat dalam sejarah,
seperti Malang, Puger, Lumajang, dan perpindahan bangsa-bangsa secara besar-
lainnya (Sutjipto, F.A. 1983;310). besaran dari Asia tenggara terjadi pada kurun
Uniknya, masyarakat ini tidak waktu yang panjang (antara 4000 – 2000
berdomisili di daerah pantai atau dataran sebelum Masehi). Kejadian ini antara lain
rendah sebagaimana masyarakat Madura berasal-muasal dari bertambah pesat kerajaan
pada umumnya. –kerajaan Cina. Karena kepesatan
perkembangan kebudayaannya mereka lalu
Mereka justru berdomisili di daerah meluaskan pengaruh kekuasaannya ke arah
pegunungan dengan ketinggian 631 m dari selatan. Kawasan yang langsung terkena
muka air laut. Tradisi dan budaya yang dampaknya adalah wilayah Tibet (yang
dimiliki oleh masyarakat Madura ini, kiranya merupakan tanah leluhur bangsa Burma) dan
telah melekat dengan kehidupan pribadi daerah Yunan (yang semula dihuni orang
masyarakatnya. Thai dan Vietnam). Akibat dari mengalirnya
kedatangan bangsa Cina tersebut, maka
Sebagai komunitas yang menerapkan bangsa-bangsa Burma, Thai dan Vietnam
Islam dalam semua aspek kehidupan, maka terpaksa menyingkir lebih ke selatan.
wajar jika dalam membangun dan mengatur
Proses perpindahan melintasi lautan. di laut Jawa. Mereka bermukim dalam
Kebanyakan dari mereka berangkat secara kelompok-kelompok yang besarnya di
bergelombang kelompok demi kelompok tentukan oleh kesuburan tanah atau daya
dalam kurun waktu kurang lebih 2000 tahun. dukung ekologi setempat. Beberapa
Karena tidak bersamaan meninggalkan tanah kelompok ini jumlahnya sampai ratusan
asalnya itu maka kelompok-kelompok orang sehingga kemudian membentuk
tersebut tiba di tempat yang berlainan pulau satuan-satuan tersendiri namun masih terikat
di Nusantara. satu sama lain oleh kesamaan bahasa.
Dan lama-kelamaan memunculkan
Walau pada mulanya mereka serumpun dialek setempat yang terhadap perbedaannya
bangsa dan bahasanya, lama-kelamaan dari barat (Bangkalan), tengah (Sampang dan
pemisahan Pamekasan), timur (Sumenep) dan timur
Geografis menyebabkan terjadinya sekali (Kangean).
perbedaan yang makin membesar.
Pembauran dengan kelompok-kelompok
berbeda (bangsa Deotero Melayu) yang B. BANGUNAN SUKU MADURA
datang belakangan ternyata mempertajam
perbedaan karena pemisahan itu. Sesudah Masyarakat Madura di kenal sebagai
beberapa abad berlaku maka terjadilah suku- masyarakat yang menjunjung tinggi tali
suku bangsa yang pluralis seperti yang kekerabatan. Simbol-simbol yang mendukung
terlihat sekarang di kepulauan Indonesia ini. hal ini, bisa di lihat dari rumah adat yang
sebagian besar masih terpelihara dengan rapi
Salah satu kelompok bangsa yang di berbagai pelosok di Madura. Halaman
pindah mengarungi laut itu terdampar ke panjang atau yang terkenal dengan sebutan
suatu pulau kecil yang terletak di utara, ujung Tanean Lanjang adalah bukti kekerabatan
timur pulau Jawa. Para pendatang ini lalu masyarakat Madura
menetap di sana untuk kemudian menjadi .
nenek moyang bangsa Madura. Seperti
bangsa Piah, Campa dan Jai.
Berbeda dengan bangsa-bangsa
lainnya. Bahasa mereka mengenal konsonan
rangkap seperti bassa, cacca, daddi, kerrong
dan pennai. Kalau dibandingkan dengan
bangsa-bangsa yang mendiami pulau-pulau
di sekitarnya, leluhur orang Madura ini
umumnya memiliki tengkorak yang celah
matanya lebar mendatar dengan tulang pipi
lebih menonjol. Raut muka mereka tidak
begitu halus dan warna kulitnya lebih gelap. Tanean Lanjang terbentuk karena
Setelah ratusan tahun di Madura maka sejumlah rumah di tata berjejeran dengan
para pendatang baru itu menjadi beranak- rumah induk yang berada di tengah-tengah.
pinak dan terpencar-pencar ke seluruh pulau. Letaknya sangat berdekatan dengan lahan
Bahkan pulau-pulau kecil di sekitar Madura garapan, mata air atau sungai. Antara
dihuninya juga, seperti pulau Sepudi dan permukiman dengan lahan garapan hanya
Kangean di timur, pulau Mandangil di selat dibatasi tanaman hidup atau peninggian tanah
Madura dan pulau Masalembu serta Bawean yang disebut galengan atau tabun, sehingga
masing-masing kelompok menjadi terpisah
oleh lahan garapannya. Satu kelompok
rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah, atau
dihuni sepuluh keluarga yaitu keluarga batih
yang terdiri dari orang tua, anak, cucu, cicit
dan seterusnya. Jadi hubungan keluarga
kandung merupakan ciri khas dari kelompok
ini.
3. Pacenan, yaitu bangunan yang pada dua
Walaupun masih termasuk dalam ujung atapnya memiliki tonjolan seperti
provinsi Jawa Timur, suku bangsa Madura ekor naga/tanduk.
memiliki rumah adat yang tidak termasuk
dalam rumah adat serontong, limasan atau
joglo. Rumah adat suku Madura dibedakan
berdasarkan jenis bangunan dan bentuk atap
bangunan.
Berdasarkan jenis bangunan dikenal rumah
adat:
1. Slodoran atau Malang Are, disebut
demikian karena memiliki bentuk Ciri khas dari rumah adalah gaya
memanjang dan tidak memiliki kamar tradisional yang kuat dengan bagian dalam
2. Sedana, yang memiliki jenis bangunan ruangan yang tidak memiliki dinding
berkamar – kamar. pemisah (sekat). Konstruksi bangunan rumah
adat Madura terbuat dari kayu dan bahan
bangunan yang umumnya diambil dari alam
sekitar.

Rata – rata rumah adat Madura


dibangun dengan arah orientasi utara, selatan
atau menghadap ke arah matahari. Posisi
Sedangkan berdasarkan bentuk atap dikenal pintu dalam rumah adat Madura tidak begitu
rumah adat : diperhatikan, terkadang berada di samping
1. Gandrim, yaitu bangunan memiliki atau belakang rumah.
bubungan dua.
Sedangkan jendela umumnya tidak
dipasang atau merupakan rumah tanpa
jendela atau lubang angin lainnya. Pengaruh
Islam dalam rumah adat Madura terlihat
dengan adanya langgar di hampir semua
rumah, sedangkan budaya Tiongkok terlihat
dari ragam hiasan ular naga laut yang
diletakan di bagian atap rumah.
2.Trompesan.
C. SUSUNAN POLA TANEAN
LANJANG
Susunan rumah disusun berdasarkan kematian, yang pasti di jalani oleh setiap
kedudukan dalam keluarga. Barat-timur mahluk hidup.
adalah arah yang menunjukan urutan tua-
muda. Sistem yang demikian mengakibatkan Di bagian dalam rumah, berdiri 4 buah
ikatan kekeluargaan menjadi sangat erat. pilar penyanggah yang tampak kokoh. Pilar-
pilar ini, terhubung satu dengan lainnya,
Sedangkan hubungan antar kelompok sehingga membentuk sebuah bujur sangkar.
sangat renggang karena letak permukiman Pilar-pilar ini, kemudian di sebut dengan
yang menyebar dan terpisah. Ketergantungan pilar pasarean. Setiap rumah adat, di lengkapi
keluarga tertentu pada lahan masing masing. dengan sebuah surau. Surau ini, disamping
berfungsi sebagai tempat sholat, juga
Di ujung paling barat terletak menjadi tempat bagi Kepala Somah, untuk
langgar/surau. Bagian utara merupakan memantau orang-orang yang keluar masuk
kelompok rumah yang tersusun sesuai hirarki halamannya. Orang Madura menyebut surau
keluarga. Susunan barat-timur terletak rumah ini dengan langgar. Atap surau,
orang tua, anak-anak, cucu, dan cicit-cicit menggunakan daun ilalang yang
dari keturunan perempuan. membentang memayungi penghuninya dari
air hujan dan sengatan matahari.
Kelompok keluarga yang demikian
yang disebut koren atau rumpun bambu.
Istilah ini sangat cocok karena satu koren
berarti satu keluarga inti.

Rumah induk pada tanean lanjang, di


tandai dengan jengger ayam di atapnya.
Rumah induk, ditempati orang tertua pada
keluarga tersebut. Orang tertua ini kemudian
di sebut kepala somah. Ibarat raja kecil,
kepala somahlah yang menguasai semua D. Ruang Tinggal Pada Tanean Lanjang.
kebijakan keluarga, terutama menyangkut
masalah perkawinan. Ruang tinggal atau rumah adalah ruang
utama, memiliki satu pintu utama dan hanya
Rumah adat Madura, hanya memiliki terdiri atas satu ruang tidur yang dilengkapi
satu pintu di depan. Hal ini dimaksudkan, serambi. Ruang bagian belakang atau bagian
agar pemilik rumah, dapat mengontrol dalam sifatnya tertutup dan gelap.
aktifitas keluar masuk keluarga.
Pembukaan hanya didapati pada bagian
Di samping kanan dan kiri rumah depan saja, baik berupa pintu maupun
induk, di bangun rumah untuk anak-anaknya. jendela, bahkan rumah yang sederhana tidak
Anak tertua, menempati rumah sebelah memiliki jendela. Ruang dalam ini adalah
kanan. Sedangkan yang lain, menempati tunggal, artinya ruang ini terdiri atas satu
rumah sebelah kiri. Biasanya, rumah induk, ruang dan tanpa sekat sama sekali. Fungsi
di tandai dengan hiasan 2 cengger ayam yang utama ruang tersebut adalah untuk mewadahi
ada di atas atap, dengan posisi berhadapan, aktifitas tidur bagi perempuan atau anak-
mirip batu nisan sebuah makam. Hiasan ini anak.
mengingatkan penghuni rumah pada
Serambi memiliki dinding setengah pada langgar di ujung atau akhiran sumbu
terbuka, pembukaan hanya ada di bagian barat-timur.
depan. Fungsi utama ruang ini Tinjauan terhadap kepercayaan awal
adalah sebagai ruang tamu bagi perempuan. atau primordialnya, masyarakat Madura
adalah struktur masyarakatnya secara garis
Bangunan rumah berdiri di atas tanah, besar adalah masyarakat primordial ladang.
dengan peninggian kurang lebih 40 cm
dengan tujuan untuk menghindarkan rumah Pada skema ruang di samping terlihat
dari rembesan air hujan yang akan masuk ke pembedaan dualisme primordial ladang,
dalam serambi rumah. pertentangan utara-selatan, barat-timur, laki
laki-perempuan, tua-muda, kanan-kiri, gelap-
Bahan lantai sangat bervariasi mulai terang, atas-bawah.
dari tanah yang dikeraskan sampai dengan
pemakaian bahan lain seperti plesteran dan
terakota. Pemakaian bahan tergantung
kepada kemampuan ekonomi
masing- masing keluarga yang menempati.
Bahan untuk dinding dan struktur terdiri dari
kayu, bambu, tabing atau bidik dan tembok.

Penutup atap menggunakan genteng


dan sebagian menggunakan bahan dari belli
(daun nipah), atau ata’ alang
(ilalang). Bentuk bangunan yang digunakan
dapat dibedakan melalui bentuk denah, letak
tiang utama dan bentuk atap.

E. Makna Ruang Pada Tanean Lanjang


Susunan ruang yang berjajar dengan
ruang pengikat ditengahnya menunjukkan
bahwa tanean adalah pusat aktivitas
sekaligus sebagai pengikat ruang yang sangat
penting. Tata tetak Tanean
Lanjang memberikan gambaran tentang
zoning ruang sesuai dengan fungsinya. Utara sebagai tempat tinggal
perempuan, dengan ruang yang tertutup,
Rumah tinggal, dapur dan kandang di gelap, tanpa bukaan kecuali di bagian depan,
bagian timur, di bagian ujung barat posisi ruang yang lebih tinggi atau bagian
adalah langgar. Langgar sebagai akhiran atas, merupakan daerah khusus perempuan.
semakin memberikan arti penting dan utama
dari komposisi ruangnya. Rumah hanya digunakan untuk tempat
tingal perempuan dan bagian luar atau
Peninggian lantai bangunan juga serambi dipakai untuk menerima tamu
memberikan satu nilai hirarki ruang yang perempuan juga. Arti nya tempat perempuan
semakin jelas. Akhiran peninggian berakhir yang bermakna surgawi atau rohani, dunia
atas yaitu yang abadi, gelap, terbatasi,
tertutup, basah.
VERNAKULAR ATAU
Sebaliknya di bagian selatan adalah TRADISIONAL? (IKHSAN)
daerah yang terbuka, terang, kiri, bawah,
tanpa peninggian lantai adalah daerah laki 4. KENAPA ATAP TANEAN LANJANG
laki yang bermakna duniawi, dunia bawah MEMILIKI 2 BUBUNGAN? (ALDI
yang sekarang terang, terbuka, kering dan ISMAIL)
bebas.

Barat terletak langgar, kematian, tua.


Timur berarti awal kehidupan, generasi baru, G. JAWABAN
muda (tampak dari susunan rumahnya yang
berurut dari barat ke timur adalah tua ke 2. YA, BANGUNAN TERSEBUT
muda). MERUPAKAN PENINGGALAN DARI
SUKU MADURA. DAN POLA
Denah ruang di bawah memperlihatkan PEMUKIMAN YANG DITERAPKAN
pembedaan berdasar konsep dualisme, ruang PADA MASA SEBELUMNYA MASIH
laki laki adalah kebalikan dari ruang BERLAKU HINGGA SEKARANG.
perempuan, laki laki yang serba terbuka,
terang dan bebas. 3. BANGUNAN TERSEBUT TERMASUK
KE DALAM BANGUNAN
VERNAKULAR. KARENA
BANGUNAN INI HANYA DAPAT DI
BANGUN DI DAERAH SETEMPAT
SAJA YAITU DI MADURA.

H. KESIMPULAN

Rumah induk merupakan bangunan


paling awal pembangunan, terletak disebelah
F. PERTANYAAN Barat Pada sebelah Timur rumah induk
terdapat rumah anak tertua yang telah
1. APAKAH HUBUNGAN ANTARA menikah disusul anak berikutnya sampai
WARNA PAKAIAN SUKU MADURA batas tanah yang dimiliki. Barat mengandung
YANG BERWARNA MERAH DAN strata lebih tua semakin ke Timur merupakan
PUTIH DENGAN BANGUNAN SUKU strata lebih muda. Jika kearah Timur lahan
MADURA? (YUSUF) tidak cukup, maka rumah tinggal generasi
anak dan cucu dapat berpindah di Selatan
2. APAKAH BANGUNAN TERSEBUT menghadap rumah induk diawali anak atau
MERUPAKAN PENINGGALAN DARI cucu tertua dan selanjutnya kearah Timur
SUKU MADURA? (SRI FAHRIANI) yang lebih muda. Orientasi kearah Selatan
merupakan orientasi yang paling kuat karena
3. APAKAH BANGUNAN INI mengandung nilai kepercayaan yang dianut.
TERMASUK KE DALAM BANGUNAN
I. DAFTAR PUSTAKA

1. JURNAL KONSEP SPASIAL PERMUKIMAN SUKU MADURA.

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanean_Lanjhang.

3. www.lontarmadura.com/makna-ruang-tanean-lanjang/

4. JURNAL IDENTITAS BUDAYA SUKU MADURA.

5. www.Plat-m.com/Budaya

Anda mungkin juga menyukai