Anda di halaman 1dari 11

Arsitektur Vernakular

Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang


dirancang berdasarkan kebutuhan lokal,
ketersediaan bahan bangunan, dan mencerminkan
tradisi lokal. Definisi luas dari arsitektur
vernakular adalah teori arsitektur yang mempelajari
struktur yang dibuat oleh masyarakat lokal tanpa
intervensi dari arsitek profesional. Arsitektur
vernakular bergantung pada kemampuan desain dan
tradisi pembangunan lokal. Namun, sejak akhir
abad ke-19 telah banyak arsitek profesional yang
membuat karya dalam versi gaya arsitektur vernakular ini.

Istilah vernakular berasal dari kata vernaculus di Bahasa Latin, yang berarti "domestik, asli, pribumi", dan
dari Verna,yang berarti "budak pribumi" atau "budak rumah-lahir". Dalam linguistik, vernakular mengacu
pada penggunakan bahasa tertentu pada suatu tempat, waktu, atau kelompok. Dalam arsitektur, vernakular
mengacu pada jenis arsitektur yang asli pada waktu atau tempat tertentu (tidak diimpor atau disalin dari
tempat lain). Arsitektur vernakular ini paling sering digunakan untuk bangunan tempat tinggal.

Arsitektur vernakular memiliki konsep


yang sangat terbuka dan komprehensif.
Arsitektur vernakular merupakan istilah
yang juga merepresentasikan arsitektur
primitif atau asli, arsitektur adat,
arsitektur leluhur atau tradisional,
arsitektur pedesaan, arsitektur etnis,
arsitektur informal, atau arsitektur tanpa
arsitek. Arsitektur vernakular tidak
dapat disamakan dengan arsitektur
tradisional, meskipun ada hubungan di antara keduanya.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Teori mengenai arsitektur vernakular telah ada
sejak tahun 1800-an, yang berarti bahwa konsep
arsitektur vernakular bukanlah sebuah konsep
baru, tetapi sudah ada sejak zaman dahulu. Ide
mengenai vernakularisme pada bangunan telah
muncul dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1600-
an, sedangkan istilah arsitektur vernakular telah
secara eksplisit digunakan sejak tahun 1818.

Arsitek mulai tertarik menggunakan vernakular


dalam teori arsitektur pada awal abad ke-20. Pada tahun 1964, sebuah pameran foto mengenai arsitektur
vernakular bernama Architecture Without Architects yang digelar di New York Museum of Modern
Art (MOMA) menjadi momen penting dari masuknya arsitektur vernakular ke dalam high architecture.
Pameran ini diselenggarakan oleh Bernard Rudofsky yang memiliki tujuan untuk mengangkat arsitektur
vernakular ke dalam kategori beaux-arts.

Arsitektur yang didesain oleh arsitektur


profesional biasanya tidak dapat dianggap
sebagai vernakular. Frank Lloyd Wright
menggambarkan arsitektur vernakular
sebagai “bangunan masyarakat yang
muncul untuk menanggapi kebutuhan yang
ada, sesuai dengan lingkungan, dan
dibangun oleh orang-orang yang
mengetahui secara jelas kebutuhan yang
diinginkan”.

Arsitektur vernakular dipengaruhi oleh berbagai aspek berbeda, mulai dari perilaku manusia hingga kondisi
lingkungan, yang membuat bentuk bangunan menjadi berbeda-beda tergantung fungsinya.

Iklim

Salah satu pengaruh paling besar pada arsitektur vernakular adalah ikim dari daerah tempat bangunan tersebut
dibuat. Bangunan di iklim dingin biasanya lebih tertutup dengan jendela yang berukuran kecil atau sama
sekali tidak ada. Sebaliknya bangunan di iklim hangat cenderung dibangun dengan material yang ringan dan
ukuran ventilasi yang besar.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Bangunan juga memiliki bentuk berbeda tergantung pada tingkat curah hujan di wilayah tersebut. Contohnya
seperti rumah panggung yang dibangun pada daerah sering banjir. Demikian pula untuk daerah dengan angin
kencang, pasti bangunan dibuat khusus untuk melindungi mereka dari angin dan melawan arah angin.

Pengaruh iklim pada arsitektur


vernakular bisa membuat struktur
bangunan menjadi sangat kompleks.
Struktur bangunan vernakular di
wilayah Timur Tengah contohnya,
sering kali memiliki halaman di bagian
tengah rumah dengan air mancur atau
kolam untuk mendinginkan udara. Hal-
hal seperti ini tidak didesain khusus
oleh seseorang apalagi arsitek, tetapi
muncul akibat trial and error yang
telah dirasakan oleh berbagai generasi, jauh sebelum adanya teori yang dapat menjelaskan bagaimana cara
membuat bangunan.

Budaya

Cara hidup dari penggunanya, serta bagaimana mereka menggunakan bangu nan, memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap bentuk bangunan. Banyaknya anggota keluarga, bagaimana mereka membagi ruangan
untuk tiap anggota keluarga, bagaimana makanan disiapkan dan dimakan, bagaimana mereka berinteraksi,
dan masih banyak pertimbangan budaya lainnya yang akan mempengaruhi tata letak dan ukuran tempat
tinggal.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Di Afrika Timur yang memiliki masyarakat
poligami, terdapat tempat tinggal terpisah untuk
istri yang berbeda, atau tempat tinggal terpisah
untuk anak laki-laki yang sudah dewasa agar
tidak satu rumah dengan anak perempuan.
Struktur pemisah ini mengatur interaksi sosial
dan juga privasi dari tiap anggota keluarga.
Sebaliknya, di Eropa Barat, struktur pemisah
seperti ini dilakukan di dalam satu rumah,
dengan membagi bangunan menjadi beberapa
kamar terpisah.

Budaya juga memberikan pengaruh besar pada


tampilan bangunan vernakular. Penghuni atau masyarakat setempat biasanya sering menghiasi bangunan
sesuai dengan adat dan kepercayaan lokal.

Lingkungan dan material bangunan

Suasana lingkungan setempat dan bahan konstruksi bangunan dapat memberikan aspek tersendiri pada
arsitektur vernakular. Daerah dengan banyak pohon biasanya menggunakan kayu sebagai bahan bangunan,
sementara daerah tanpa kayu biasanya menggunakan lumpur atau batu sebagai material bangunan. Di negara
Timur biasanya mereka menggunakan bambu untuk membuat bangunan karena di sana bambu sangat
berlimpah dan serbaguna. Namun, harus diingat pula bahwa arsitektur vernakular sangat ramah lingkungan
dan tidak memakai bahan-bahan alami dari alam secara berlebihan

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Arsitektur Tradisional

Kelompok etnis di Indonesia sering dikaitkan dengan bentuk khas mereka sendiri. Rumah-rumah adat merupakan
pusat aktifitas, hubungan sosial, hukum adat, tabu, mitos dan agama yang mengikat penduduk desa bersama-sama.
Arsitektur tradisional tempat aktivitas manusia yang berhubungan dengan bangunan atau wadah aktivitas dan
lingkungan yang diwarnai oleh budaya dan adat istiadat setempat. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai jenis
arsitektur tradisional yang berbeda. Rumah tradisional Indonesia tidak didesain oleh arsiktek. Orang desa membuat
rumahnya sendiri, atau desanya menyatukan sumber untuk membangun struktur dibawah bimbingan pemimpin
tukang kayu.

Arsitektur tradisional di Indonesia berasal dari dua sumber; dari tradisi Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India
melalui Jawa dan arsitektur pribumi asli. Rumah-rumah tradisional/vernakular yang kebanyakan ditemukan di
daerah pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap ilalang, bambu, anyaman bambu,
kayu kelapa, dan batu. Bangunan adalah penyesuain sepenuhnya selaras dengan lingkungan sekitar. Rumah-rumah
di pedalaman di Indonesia masih banyak yang menggunakan bambu, namun dengan seiring dengan proses
modernisasi, bangunan-bangunan bambu ini sedikit demi sedikit diganti dengan bangunan dinding bata.

Rumah-rumah tradisional Indonesia memiliki sejumlah karakteristik dengan rumah-rumah dari daerah Austronesia
lainnya. Struktur Austronesia awal adalah rumah panjang komunal kayu panggung, dengan kemiringan atap yang
cukup curam, seperti yang terlihat dalam rumah adat, misalnya, Rumah adat Batak, Toraja, Nias. Prinsip rumah
panjang komunal ditemukan di antara orang-orang Dayak dari Kalimantan, serta masyarakat Mentawai.

Rumah adat (Omo Hada) Nias, Omo Sebua


Rumah adat Tana Toraja

Rumah adat Batak Toba

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Norma merupakan pedoman dalam membangun rumah
adat, balok dan palang merupakan sistem struktural yang
mengambil beban langsung ke tanah dengan dinding kayu
atau bambu bahan yang baik tidak dan mempunyai beban
ringan. Secara tradisional, pondasi ompak dan pasak kayu
dan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, jerami dan
serat biasanya digunakan pada rumah-rumah tradisional.

Tempat tinggal tradisional telah dikembangkan untuk


menanggapi iklim musim panas dan basah di Indonesia. Seperti umumnya di seluruh Asia Tenggara dan Pasifik
Barat, sebagian Rumah adat yang dibangun di atas panggung, dengan pengecualian Jawa dan Bali membangun
rumah di atas tanah langsung yang menyesuaikan dengan suhu tropis yang panas. Rumah adat yang dibangunan
dengan bentuk panggung, tentunya mempunyai tujuan, seperti menghindari dari bahaya hewan buas, para musuh,
dan menghindari kelembaban barang, makanan, mengurangi resiko bahan bangunan cepat rusak dan rayap. Bentuk
atap dengan kemiringan yang cukup tajam memungkinkan air hujan cepat turun, dan atap menjorok keluar untuk
melindungi dinding rumah dari air hujan serta memberikan keteduhan dalam panas. Di daerah pesisir dataran rendah
yang panas dan lembab, rumah memiliki banyak jendela untuk sirkulasi udara, sedangkan di daerah pedalaman
pegunungan dingin, rumah sering memiliki atap yang luas dan beberapa jendela.

Rumah adat suku Dayak, Kalimantan


Rumah adat Nusa Tenggara Barat

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Rumah adat Lampung

Rumah Adat Bugis, Sulawesi Selatan

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


 Arsitektur Klasik

Predikat kata ‘klasik’ diberikan pada suatu karya


arsitektur yang memiliki nilai keabadian di
samping ketinggian mutu dan nilainya. Arsitektur
klasik mengacu pada masa awal berkembangnya
aliran kajian sejarah dan budaya Yunani dan
Romawi, yang nantinya menjadi pengaruh zaman-
zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik,
karyanya terpusat pada karya seni pahat dalam
bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi
dari agama, kitab suci, dan kepercayaan lainnya,
bahkan sebagai sarana ritual keagamaan.

Yunani memiliki tipologi wilayah berbukit yang


memisahkan beberapa suku yang kemudian
setelah suku tersebut mulai terorganisir
terbentuklah polis (negara kota) dan menjalankan
pemerintahan dengan cara demokrasi. Tipologi
berbukit inilah yang menjadikan Yunani kaya
akan batu, sehingga banyak material
bangunan yang menggunakan batu.

Arsitektur klasik merupakan ungkapan dan


gambaran perjalanan sejarah arsitektur Eropa
yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan first class. Disebut
demikian karena karya-karya ini mempunyai aturan atau pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati -hati
sebagai landasan berpikir dalam menciptakan karya tersebut.

The Elysee Palace di Paris (Sumber: pico-sa.com)

Arsitektur klasik memberikan kesan yang anggun dan mewah. Ciri khas arsitektur klasik yaitu pemakaian
pilar-pilar, ornamen, dan profil-profil yang muncul pada saat kerajaan Romawi atau Yunani kuno. Bangunan
gaya klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya dan memiliki komposisi bangunan yang
simetris dengan tata letak jendela yang teratur.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Saat kita berpikir mengenai arsitektur klasik,
umumnya kita akan berpikir mengenai sebuah
bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam
beberapa contoh bangunan, hal tersebut memang
benar. Namun, arsitektur klasik juga banyak
memiliki nafas modern dan desain gedung yang
rumit, misalnya pada atap, tiang, bahkan struktur
batu atau marmer yang dibuat dengan detail yang
sempurna.

Arsitektur klasik dibangun dengan tiga tujuan,


pertama sebagai rumah tinggal, kedua sebagai
wadah penyembahan bagi Tuhan atau rumah
peribadatan, dan yang ketiga sebagai tempat
berkumpul seperti balai kota. Untuk alasan
kedua dan ketiga inilah, bangunan dengan gaya
klasik dibuat sedetail dan seindah mungkin
dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang
rumit.

Secara umum, ciri dari arsitektur klasik adalah sebagai berikut:

 Memiliki banyak sekali ornamen atau hiasan hampir di setiap


sudut bangunan.
 Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen
utama.
 Biasanya berupa bangunan yang besar dan megah dengan
waktu pengerjaan yang cukup lama.
 Memanfaatkan efek distorsi mata untuk menciptakan
kemegahan dan keindahan bangunan-bangunan utamanya.
 Bahan utama menggunakan bahan yang langsung diambil dari
alam.
 Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian
integral dari keseluruhan struktur yang ada sehingga peninggalannya (walau tidak sempurna) dapat
direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Salah satu bangunan bergaya klasik yang
paling terkenal adalah Parthenon. Parthenon
adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di
puncak bukit tertinggi di kota Athena, yaitu di
Akropolis (Kota Tinggi). Setelah Zaman
Kegelapan (Dark Ages), kota Athena tidak lagi
dipimpin oleh raja. Sebagai gantinya mereka
menerapkan sistem oligarki. Dengan demikian,
Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman
raja, tetapi menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena membangun kuil untuk sang dewi di
sana. Dewan kota Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang pemahat

terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Keseluruhan bangunan dibuat dari marmer serta
menampilkan gaya arsitektur terbaru dengan ukuran yang lebih besar.

Para arsitek Parthenon ingin membangun kuil terbaik di Yunani. Ketika sebagian besar kuil Yunani memiliki
enam tiang di bagian depannya, Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi
oleh friz (bongkahan batu panjang berhias pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu individual
berhias) saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope.

Contoh bangunan klasik Yunani lainnya adalah kuil


Athena Nike. Kuil Nike, merupakan kuil terkecil di
Akropolis. Tapi bagi warga Athena, Nike dianggap
sebagai pembawa keberuntungan bagi kota Athena.
Kuil Athena Nike memiliki tetrastyle(empat kolom)
dengan serambi colonnaded pada kedua fasad depan
dan belakang (amphiprostyle) yang dirancang oleh
arsitek Kallikrates. Gedung ini dibangun di atas sisa-
sisa sebuah kuil Athena sebelumnya pada abad ke enam yang hancur oleh Persia pada tahun 480 SM. Kuil ini
dibangun dari marmer pentelic putih. Di dalam kuil ini terdapat patung Nike, yang artinya adalah
kemenangan. Pembuatnya menghilangkan sayap Nike yang seharusnya ada agar kemenangan tidak pergi dari
Yunani. Hal tersebutlah yang menyebabkan patung ini lebih dikenal dengan nama Nike Apteros.

Di Indonesia, bentuk dari arsitektur klasik masih kerap digunakan pada saat ini dan diadaptasi oleh bangunan -
bangunan rumah mewah. Hal ini mungkin dapat diakibatkan oleh mahalnya anggaran yang dibutuhkan untuk
membuat desain bergaya klasik. Membuat bangunan bergaya klasik juga membutuhkan keahlian khusus untuk
membuat ornamen-ornamennya yang mewah.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik


Kesimpulan
Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang dirancang berdasarkan kebutuhan
lokal, ketersediaan bahan bangunan, dan mencerminkan tradisi lokal. Definisi luas dari
arsitektur vernakular adalah teori arsitektur yang mempelajari struktur yang dibuat oleh
masyarakat lokal tanpa intervensi dari arsitek profesional. Arsitektur vernakular pada
cara –cara mendesain dan mendirikan bangunan dilakukan dengan efektif dan efisien
ditemukan melalui sistem trial and error (coba dan salah) artinya Coba-dan-salah
merujuk kepada upaya atau metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui berbagai
macam cara. Upaya ini yang dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali hingga akhirnya
mendapatkan cara yang paling sesuai. Kesalahan atau kekiliruan dicatat untuk dievaluasi
dan sebagai bahan pembelajaran
Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat dengan cara yang sama secara turun
temurun dengan sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada
bangunan tersebut degan ciri ciri tertentu dan tetap mempertahankan norma dat dan
budaya.
Arsitektur klasik mengacu pada masa awal berkembangnya aliran kajian sejarah dan
budaya Yunani dan Romawi, yang nantinya menjadi pengaruh zaman-zaman berikutnya.

Batasan Arsitektur Vernacular, Arsitektur Tradisional Dan Arsitektur Klasik

Anda mungkin juga menyukai