Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata Pelajaran BMR dengan judul “Kerajinan Tangan
Tenun Songket Melayu Riau”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru BMR
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Lenggadai Hulu , Januari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................................1
C. Rumus Masalah..........................................................................................................1

BAB II SEJARAH KERAJINAN TENUN SONGKET MELAYU RIAU


A. Asal Usul Tenun Songket Melayu Riau ....................................................................2
B. Perkembangan Sejarah Tenun Songket Melayu Riau................................................2
C. Motif dan Corak dalam Songket Melayu Riau...........................................................3

BAB III PROSES PEMBUATAN KERAJINAN TENUN SONGKET MELAYU RIAU


A. Bahan Baku................................................................................................................4
B. Teknik Tenun..............................................................................................................4

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kain tenun melayu Riau adalah kain hasil kerajinan tangan orang- orang Melayu yang
dilakukan proses menenun benang yang diselingi dengan tenunan benang emas atau benang
perak dengan ragam motif/corak tenunan tertentu. Kain tenunan Songket Melayu Riau ini
terdapat keunikan dan kaya akan nilai keindahan serta estetika sebagai gabungan unsur-unsur
budaya yang melambangkan motif, pandangan dan pemikiran masyarakat Melayu. Ragam
motif/corak kain tenun sangat erat hubungannya antara manusia dengan alam baik hewan
maupun tumbuhan. Dengan adanya keberagaman ini juga mencerminkan cara dan pandangan
hidup umat manusia.

B. Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai Tenun Songket Melayu Riau agar
keberadaannya lestari dan nilai luhur batik sebagai warisan bangsa Indonesia tetap terjaga dan
berkembang. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Budaya Melayu Riau.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kita dapat dari latar belakang tersebut ialah:
1. Apa itu Tenun dan bagaimana Sejarah Tenun Songket Melayu Riau?
2. Apa saja alat dan bahan pembuatan Tenun Songket Melayu Riau?
3. Bagaimana proses pembuatan Tenun Songket Melayu Riau?
4. Apa saja motif dan corak Tenun Songket Melayu Riau?

1
BAB II
SEJARAH KERAJINAN TENUN SONGKET MELAYU RIAU

A. Asal Usul Tenun Songket Melayu Riau

Orang yang pertama memperkenalkan tenun ini adalah wanita bernama Wan siti Binti
Wan Karim, seorang pengrajin yang di datangkan dari kerajaan Trengganu Malaysia pada
masa kesultanan Melayu di Riau yaitu kesultanan Siak Sri Indrapura (sekarang menjadi
kabupaten siak) yang di perintah oleh sultan Sayid Ali (1784-1810) pada masa itu. Wan Siti
adalah seorang Wanita yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan
bagaimana bertenun kain songket, bagi sultan dan kaum bangsawan Siak. Pada awalnya kain
tenun siak ini dibuat terbatas bagi kalangan bangsawan saja terutama Sultan dan para keluarga
serta para pembesar kerajaan di kalangan Istana Siak, kemudian menyebar di sekitar keraton
kesultanan Siak dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Siak. Tokoh Wanita Melayu
Riau yang sangat berperan dalam mengembangkan kerajinan kain tenun songket melayu Siak
di Riau adalah Tengku Maharatu.

B. Perkembangan Sejarah Tenun Songket Melayu Riau


Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya
Melayu, dan menurut sebagian orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India dan Arab.
Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman
dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan
orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.
Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan
Terengganu. Akan tetapi menurut penenun Terengganu, para pedagang Indialah yang
memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang yang mungkin telah berlaku
sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).

2
C. Motif dan Corak dalam Songket Melayu Riau
1. Pucuk rebung bersiku keluang Pucuk dengan variant Tampuk manggis memiliki filosofi
yaitu rebung bersiku keluang Dipakai untuk tenun dan tekat Laba beruntung muka
belakang Sampailah pinta terkabul niat
2. Pucuk rebung berpetak wajit dengan Variant Tampuk manggis memiliki filosofi Pucuk
rebung berpetak wajit Didalamnya ada kuntum bercabang Kasih bersambung nasib pun
baik Hidup sejahtera dadapun lapang
3. Pucuk rebung daun melambai Pucuk rebung daun melambai Di puncaknya mahligai putri
Tuah sekampung hidup damai Dimana tegak bertambah rezeki
4. Wajik petak tabur Hiasan wajik petaak tabur Walau bertabur serasi juga Sanggam duduk
bermanis tutur Tahu bersyukur budinya mulia
5. Pucuk Rebung berkawan memiliki filosofi Hiasan pucuk rebung berkawan Tanda hidup
mengandung iman Tanda berkaum menjaga teman Tanda sayang tak berkesudahan
6. Tampuk manggis bersilang memiliki filosofi Hiasan tampuk manggis bersilang Tidak
berisi kiri kananya Nama elok hidup terpandang Variant Tiada umpat kejinya
7. Wajit laksamana raja dengan Variant Tampuk manggis tersamar memiliki filosofi
Memakai wajit laksemana raja Besar bertuah kecilnya manja Akan menjadi seberang kerja
Akan tertegak adat lembaga
8. Kaluk paku bersela kuntum Kaluk paku memiliki filosofi bersela kuntum Tangkainya rapat
hiasan indah Niat sampai mulut tersenyum Kasih berlebih sayang bertambah
9. Mumbung nipah berpadi tabur memiliki filosofi Hiasan bernama mumbung nipah Berpadu
dengan buah padi Hidup rukun rezeki berlimpah Dunia akhirat tuah berdiri
10. Tampuk manggis berpetak wajit memiliki filosofi Tampuk manggis berpetak wajit Boleh
tunggal boleh berpadu Laku buruk orang kan jijik Hidup menyesal karena malu

3
BAB III
PROSES PEMBUATAN KERAJINAN TENUN SONGKET MELAYU RIAU

A. Bahan Baku
Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah merupakan tenun tumpu dan kemudian bertukar
ganti dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan "Kik".alat tenun Kik adalah alat tenun
yang cukup sederhana dari bahan kayu berukuran sekitar 1 x 2 meter. Seiring berkembangnya
waktu penggunaan alat tenun “Kik” yang kurang efisien kini di ganti dengan alat yang baru yang
bernama Alat tenun bukan mesin (ATBM) hingga kini. Kekurangan kekurangan pada alat tenun
“Kik” di sempurnakan oleh ATBM sehingga untuk membuat selembar sarung songket tidak
perlu di sambung dua kali. Dalam bertenun songket memerlukan bahan baku benang, untuk
benang dasar nya sendiri disebut benang lungsi/Lusi/Lungsin yang terbuat dari sutera ataupun
katun berwarna yang kemudian dipadukan dengan benang emas dan perak sebagai
ornamen/motif atau hiasan yang biasa di sebut benang pakan.

B. Teknik Tenun
1. Tahap Persiapan
Persiapan membuat motif tenunan. Umumnya motif yang di buat yaitu motif yang sudah
ada dan menjadi ciri khas dari songket Riau. Mempersiapkan bahan-bahan, seperti benang,
warna apa yang di inginkan, dan juga jumlah yang di perlukan dalam menenun nantinya.
Mempersiapkan peralatan yang di perlukan, karena keberadaan peralatan sangat menentukan
kelancaran proses pembuatan tenunan. biasanya peralatan menun (ATBM) sudah tersedia
tinggal mengecek apa ada masalah pada alat tersebut.

2. Tahap Perendaman
Benang di rendam terlebih dahulu dan di beri cairan pemutih pada benang yaitu water
glass, alkali, H2O2 diaduk satu persatu hingga merata dalam satu bak pemutih dicampur
dengan air. Lama perendaman memakan waktu 1 hari 1 malam.

C. Tahap Pewarnaan dan Penjemuran


Pewarnaan benang di warnai sesuai dengan warna kain yang hendak di buat. Zaman dulu
untuk membuat pewarna kain songket masih menggunakan pewarna alami seperti dari serat
kulit pohon angsana, pohon sepang, kulit kayu tinggi, buah kesumba dan lainlain. Penjemuran
benang menggunakan bambu atau kayu sebagai pengait. Penjemuran benang tidak boleh
mengenai sinar matahari langsung. penjemuran memakan waktu 1 jam. Tujuannya agar benang
yang sudah di warnai tidak mudah rusak dan warna tidak cepat pudar.

4
D. Tahap Mengelos
Tahapan ini yaitu benang yang sebelumnya di jemur kemudian diangkat dan selanjutnya
benang di kelos menggunakan alat yang bernama kincir. Tujuan mengelos yaitu benang dapat
di jadikan bonbin.

E. Tahap Menghani
Proses penghanian benang (hani boom) merupakan proses pembuatan benang rentang
yang merupakan bahan baku utama pada proses pembuatan kain tenun songket. Pengelosan
benang ke bobin terus dipasang di rak hani supaya mudah tidak kusut dan putus, dan benang
yang ada di bobin dimasukkan ke mata gun yang jumlah nya tidak terlalu banyak, baru
dimasukkan ke sisir yang yang pendek. Kemudian benangnya ditarik tidak terlalu panjang
untuk diikat di mesin hani yang besar, lalu digulung dengan hitungan meter sesuai berapa
panjang yang hendak kita hanikan.

F. Pencucukan Benang
Benang yang sudah diani di rentangkan menjadi benang longsi, dan di tarik ke pangkal
dengan terlebih dahulu disisipkan menggunakan gun (karap), dan sisir besi. Proses awal
pembuatan yaitu menyusun benang dan menyusunya pada ujung ATBM, proses ini disebut
dengan (mengani). kemudian benang yang diani di rentangkan menjadi benang longsi, dan di
tarik ke pangkal dengan terlebih dahulu disisipkan menggunakan gun (karap), dan sisir besi.

G. Proses pembuatan kain tenun


Setelah proses pemasukan benang ke Gun dan Sisir sudah selesai, maka benang Hani
Boom yang ada diatas mesin di turunkan dan di rentangkan untuk kemudian di Stel dan diikat.
Tahap berikutnya yaitu proses menenun songket melayu Riau. pangkal gabungan tadi kemudian
di ikatkan pada paku penggulung, selanjutnya benang pakan di masukan dari sisi kiri dan kanan
melalui sebuah torak (teropong), yang di dalamnya terdapat pleting (gulungan benang). lalu,
sisir besi kemudian di hentakan kearah penenun (disebut melantak), sehingga terbentuk garis
kain baru dari hasil persilangan dua benang longsen dan benang pakan.

5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tenun Songket Melayu Riau merupakan kain tenunan tradisional melayu Riau yang di
tenun dengan tangan dengan menggunakan benang emas dan benang perak. Kain hasil
tenunan Songket Melayu memiliki banyak keunikan dan kaya dengan nilai keindahan atau
estetika sebagai bentuk gabungan dari unsur-unsur budaya yang biasanya melambangkan
corak, pandangan dan pemikiran masyarakat Melayu. Ragam dari motif/corak kain tenunan
Songket sangatlah erat hubungannya antara manusia dengan alam sekitar, baik hewan maupun
tumbuhan. Ragam tersebut sekaligus juga mencerminkan cara dan pandangan hidup umat
manusia.

B. Saran
Sebagai siswa diharapkan bisa mengapresiasi kebudayaan tradisi yang berada di
lingkungan sekitarnya, dan dapat menerapkan kemampuan kompetensi yang didapat dari materi
tersebut sebagai life skill (kecakapan hidup), untuk dipergunakan ketika siswa berada di
masyarakat setelah lulus nanti.

DAFTAR PUSTAKA
6
Boesra. A.J. (2006). Teknik Dasar tekat untuk Pemula. Jakarta: PT Kawan Pustaka. Budiyono.
(2008). Kriya Tekstil. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Darminingsih, et al. (1985). Pembuatan tepak sirih dan kipas. Depdikbud Dikdasmen.

Anda mungkin juga menyukai