Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“EXPLORASI ETNOMATEMATIKA KESENIAN SUKU NDUGA”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Etnografi Papua

Dosen Pengajar: Alvian M. Sroyer, S.Si., M.Si.

Oleh: Kelas A Kelompok 5

1. Anggy Alfatika Riyadi (2022051074007)


2. Damianus Da Awendu (2022051074075)
3. Dinda A. Sukarno Putri (2022051074041)
4. Guruh Wahyu Siregar (2022051074019)
5. Irianto (2022051074011)
6. Muhammad Rizky (2022051074035)
7. Semuel Nussy (2022051074093)
8. Tetsuya H. C. Raharusun (2022051074119)
9. Vincentius M. Manik (2022051074027)
10. Yoshua S. Q. I. Mansi (2022051074079)

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Explorasi etnomatematika kesenian suku Nduga” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kita mendapatkan pemahaman
tentang suku Nduga.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat


dan menjadi acuan bagi pembaca untuk lebih memahami kehidupan dan budaya
Suku Nduga. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan
makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik tentang kekayaan budaya
Indonesia.

Jayapura, 9 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Etnomatematika pada suku Nduga secara umum.............................................3
B. Etnomatematika dalam seni ukir pada suku Nduga.........................................3
C. Etnomatematika dalam seni kain pada suku Nduga.........................................4
D. Etnomatematika dalam seni tari pada suka Nduga...........................................5
E. Etnomatematika dalam seni rupa pada suku Nduga.........................................6
F. Etnomatematika dalam alat musik pada suku Nduga.......................................6
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etnomatematika adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari
bagaimana matematika digunakan, dipahami, dan diasimilasikan dalam
berbagai budaya dan tradisi di seluruh dunia. Salah satu contoh penerapan
etnomatematika adalah pada suku Nduga di Papua. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan
kesenian dalam suku Nduga.
Papua merupakan provinsi di Indonesia yang kaya akan
keberagaman budaya. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh
Papua adalah keberadaan suku-suku asli yang tersebar di seluruh wilayah
Papua, termasuk Suku Nduga yang merupakan salah satu suku asli di
Papua.
Suku Nduga adalah sebuah suku yang berada di wilayah adat Mee
Pago, yang mendiami daerah pegunungan tengah Papua, yang terletak di
Kabupaten Nduga, Papua. Suku Nduga merupakan salah satu suku kecil
yang berada di bawah suku Dani. Mereka mulai dikenal setelah adanya
pemekaran kabupaten dan seiring dengan berjalannya OTSUS.
Oleh karena itu, penelitian etnografi juga dapat memberikan
wawasan yang lebih baik tentang cara hidup dan kebiasaan tradisional
suku Nduga, yang dapat membantu pelestarian dan pengembangan budaya
mereka. Makalah ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang tertarik untuk mempelajari
tentang budaya Papua dan suku Nduga khususnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaimana sistem perhitungan dalam suku Nduga?
2. Bagaimana etnomatematika pada seni ukir di suku Nduga?

1
3. Bagaimana etnomatematika pada seni kain di suku Nduga?
4. Bagaimana etnomatematika pada seni tari di suku Nduga?
5. Bagaimana etnomatematika pada seni rupa di suku Nduga?
6. Bagaimana etnomatematika alat musik pada suku Nduga?
7. Bagaimana etnomatematika pada seni teater di suku Nduga?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Etnografi Papua serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang etnomatematika suku Nduga di Papua, termasuk di antaranya
kesenian seperti seni tari, seni ukir, seni rupa, seni kain, yang ada pada
suku Nduga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etnomatematika pada suku Nduga secara umum


Suku Nduga memiliki tradisi dan sistem penghitungan yang unik,
yang melibatkan penggunaan sistem bilangan berbasis lima. Mereka
menggunakan jari-jari tangan dan kaki mereka untuk menghitung, dan
memiliki nama khusus untuk setiap jari atau kelompok jari. Misalnya, jari
telunjuk pada tangan kanan disebut "ikom", sedangkan kelompok jari
telunjuk dan jari tengah disebut "talop".

Selain itu, suku Nduga juga menggunakan pengukuran non-standar


untuk menghitung jarak, berat, dan volume. Mereka menggunakan bagian
tubuh mereka, seperti tangan, kaki, dan lengan sebagai satuan pengukuran,
serta menggunakan alat tradisional seperti bambu dan kulit kayu sebagai
alat pengukur.

Penelitian tentang etnomatematika pada suku Nduga dapat


membantu memperkaya pemahaman kita tentang cara-cara berpikir
matematis yang berbeda dan membuka potensi untuk pengembangan
pendidikan matematika yang lebih inklusif dan multikultural

B. Etnomatematika dalam seni ukir pada suku Nduga


Penerapan etnomatematika dalam seni ukir suku Nduga adalah pada
pembuatan ukiran di kayu atau tulang. Para pengrajin menggunakan pola-
pola geometris dan simetri dalam pembuatan ukiran, serta
memperhitungkan proporsi dan skala untuk menciptakan keseimbangan
visual yang estetis.

Seni ukir tradisional Suku Nduga memiliki nilai budaya yang kaya dan
beragam. Meskipun informasi spesifik mengenai penerapan

3
etnomatematika dalam seni ukir Suku Nduga mungkin terbatas, namun
kita dapat menjelajahi beberapa aspek yang mungkin relevan:

Pola dan Simetri: Seni ukir Suku Nduga sering kali menampilkan pola-
pola yang teratur dan simetri yang khas. Penggunaan pola geometris yang
terulang secara berulang dapat mencerminkan prinsip simetri dalam desain
mereka. Penggunaan garis-garis lurus atau melengkung yang sering kali
disusun secara simetris dapat menciptakan harmoni visual dalam karya
ukir.

1. Proporsi: Prinsip proporsi matematika, seperti bilangan emas atau


deret Fibonacci, mungkin juga dapat memainkan peran dalam seni ukir
Suku Nduga. Proporsi yang disesuaikan dengan prinsip matematika ini
dapat menciptakan keseimbangan visual yang estetis dalam karya ukir.

2. Geometri: Penggunaan bentuk geometris yang teratur seperti


lingkaran, segitiga, atau persegi mungkin juga terlihat dalam seni ukir
Suku Nduga. Prinsip-prinsip geometri, seperti simetri atau penggunaan
sudut-sudut tertentu, mungkin digunakan secara intuitif untuk
menciptakan karya yang seimbang dan indah secara visual.

3. Makna dan Simbolisme: Selain aspek matematika yang terlihat, seni


ukir Suku Nduga juga sering kali memuat simbol-simbol dan motif-
motif yang mengandung makna budaya dan spiritual bagi masyarakat
mereka. Penggunaan simbol-simbol ini dalam seni ukir dapat
menggambarkan sistem pemahaman kosmologi dan filosofi suku
mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa informasi terperinci mengenai


penerapan etnomatematika dalam seni ukir Suku Nduga mungkin terbatas
dan dapat berbeda dalam setiap karya dan daerah. Oleh karena itu, untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, direkomendasikan untuk

4
melakukan penelitian lebih lanjut dan berinteraksi langsung dengan
budaya Suku Nduga atau berkonsultasi dengan ahli seni dan budaya yang
memiliki pengetahuan tentang seni ukir mereka.

Penerapan etnomatematika dalam bidang kesenian pada suku Nduga


menunjukkan bahwa matematika tidak hanya terkait dengan pengukuran
dan perhitungan praktis, tetapi juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan
budaya dan seni. Studi tentang etnomatematika dalam kesenian suku
Nduga dapat membantu kita memahami dan menghargai kekayaan budaya
dan seni dari suku-suku di seluruh dunia

C. Etnomatematika dalam seni kain pada suku Nduga


Etnomatematika juga dapat diterapkan dalam seni kain suku
Nduga, khususnya dalam desain dan pemilihan motif kain. Motif yang
digunakan seringkali terinspirasi dari pola-pola geometris yang ditemukan
dalam alam, seperti bentuk daun atau bunga. Penggunaan pola-pola
geometris ini dapat menciptakan keseimbangan visual yang estetis pada
kain yang dihasilkan.

Dalam pembuatan seni kain suku Nduga, para pengrajin


menggunakan teknik yang rumit dan rinci, seperti mengikat, mewarnai,
dan menenun benang. Selama proses pembuatan, mereka akan mengatur
benang dalam pola yang teratur, yang sering kali mengikuti pola
geometris, seperti segitiga atau lingkaran. Mereka juga memperhitungkan
proporsi dan skala dari motif yang ingin dibuat, untuk menciptakan
keseimbangan visual yang harmonis pada kain yang dihasilkan.

Selain itu, etnomatematika juga dapat diterapkan pada pemilihan


warna kain. Para pengrajin suku Nduga seringkali menggunakan sistem
warna alami yang didapatkan dari alam, seperti daun, tanah, atau buah-
buahan. Mereka juga memperhatikan kontras dan harmoni warna yang

5
tercipta, untuk menciptakan keseimbangan visual yang estetis pada kain
yang dihasilkan.

Penerapan etnomatematika dalam seni kain suku Nduga


menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan dalam bidang seni dan
budaya, bahkan dalam pembuatan kain yang tampaknya sederhana. Studi
tentang etnomatematika dalam seni kain suku Nduga dapat membantu kita
memahami dan menghargai kekayaan budaya dan seni dari suku-suku di
seluruh dunia.

D. Etnomatematika dalam seni tari pada suka Nduga


Etnomatematika juga dapat diterapkan dalam seni tari suku Nduga,
khususnya dalam gerakan-gerakan yang digunakan dalam tarian. Seni tari
suku Nduga seringkali mengandalkan gerakan-gerakan yang terinspirasi
dari alam dan aktivitas sehari-hari, seperti gerakan burung atau gerakan
memasak. Gerakan-gerakan ini seringkali diatur dalam pola-pola dan ritme
yang teratur, yang dapat dijelaskan dengan konsep matematika seperti
fraktal atau pola geometris.

Selain itu, tarian suku Nduga juga menggunakan pola-pola dalam


formasi tari. Para penari seringkali membentuk pola yang teratur dan
simetris selama tarian, yang dapat menciptakan keseimbangan visual yang
estetis bagi penonton. Mereka juga memperhitungkan pergerakan dan
posisi setiap penari dalam pola yang dihasilkan, untuk menciptakan
harmoni visual yang indah.

Penerapan etnomatematika dalam seni tari suku Nduga


menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan dalam bidang seni dan
budaya, bahkan dalam tarian yang terlihat lebih bersifat ekspresif. Studi
tentang etnomatematika dalam seni tari suku Nduga dapat membantu kita
memahami dan menghargai kekayaan budaya dan seni dari suku-suku di

6
seluruh dunia, serta memperkaya pemahaman kita tentang hubungan
antara matematika dan seni.

E. Etnomatematika dalam seni rupa pada suku Nduga


Etnomatematika dapat diterapkan dalam seni rupa suku Nduga,
khususnya dalam desain dan bentuk karya seni yang dihasilkan. Seni rupa
suku Nduga seringkali mengandalkan motif-motif yang terinspirasi dari
alam, seperti bentuk daun atau bunga. Motif-motif ini seringkali diatur
dalam pola-pola geometris yang teratur, yang dapat dijelaskan dengan
konsep matematika seperti fraktal atau pola geometris.

Selain itu, para seniman suku Nduga juga memperhatikan proporsi


dan skala dalam karya seni yang dihasilkan, untuk menciptakan
keseimbangan visual yang estetis bagi penonton. Mereka juga
memperhitungkan pergerakan mata dan fokus pandangan dalam melihat
karya seni, untuk menciptakan arah pandang yang mengalir secara alami
dan menarik.

Penerapan etnomatematika dalam seni rupa suku Nduga


menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan dalam bidang seni dan
budaya, bahkan dalam seni rupa yang terlihat lebih bersifat ekspresif.
Studi tentang etnomatematika dalam seni rupa suku Nduga dapat
membantu kita memahami dan menghargai kekayaan budaya dan seni dari
suku-suku di seluruh dunia, serta memperkaya pemahaman kita tentang
hubungan antara matematika dan seni.

F. Etnomatematika dalam alat musik pada suku Nduga


Etnomatematika juga dapat diterapkan dalam pembuatan alat
musik suku Nduga, khususnya dalam pembuatan instrumen yang
menghasilkan suara yang harmonis dan indah. Salah satu contoh
penggunaan etnomatematika dalam pembuatan alat musik suku Nduga

7
adalah pada pembuatan busur panah yang digunakan sebagai instrumen
musik.
Suku Nduga memiliki warisan budaya yang kaya dalam seni musik
mereka. Meskipun informasi terperinci tentang penerapan etnomatematika
dalam alat musik suku Nduga mungkin terbatas, kita dapat menjelajahi
beberapa aspek yang mungkin relevan:

1. Konstruksi Alat Musik: Dalam pembuatan alat musik


tradisional, etnomatematika dapat berperan dalam menentukan
proporsi, ukuran, dan perbandingan antara bagian-bagian yang
digunakan dalam konstruksi alat musik tersebut. Misalnya,
perhitungan matematis dan pemilihan proporsi yang tepat dapat
digunakan dalam membuat instrumen musik seperti biola atau
ukulele tradisional suku Nduga.

2. Harmoni dan Skala Musik: Etnomatematika juga terkait dengan


prinsip-prinsip harmoni dan skala musik. Beberapa suku
menggunakan sistem musik dengan skala yang berbeda dari
sistem musik Barat yang lebih umum. Skala musik tradisional
suku Nduga dapat melibatkan perbandingan matematis antara
interval musik, penentuan nada dasar, atau pembagian oktaf.

3. Ritme: Ritme adalah bagian penting dalam musik suku Nduga.


Etnomatematika dapat mempengaruhi pembagian waktu dan
pola ritmis dalam musik mereka. Pola ritmis dapat
mengandung perhitungan matematis, seperti pengulangan pola
dalam hitungan waktu yang teratur.

4. Pola dan Perulangan: Pola musik yang terulang secara ritmis


atau melodis juga dapat mencerminkan prinsip perulangan dan
simetri matematis. Penggunaan pola dan perulangan yang

8
teratur dalam alat musik suku Nduga dapat menciptakan
struktur musik yang khas dan mengandung keindahan simetris.

5. Penggunaan Algoritma: Dalam pembuatan alat musik atau


dalam komposisi musik, pemilihan dan pengaturan notasi
musik dapat melibatkan pemikiran berbasis algoritma. Proses
ini dapat melibatkan perhitungan matematis dan urutan
langkah-langkah tertentu untuk mencapai suara yang
diinginkan atau menciptakan komposisi yang harmonis.

Penting untuk dicatat bahwa informasi yang spesifik tentang


penerapan etnomatematika dalam alat musik suku Nduga mungkin
terbatas. Oleh karena itu, untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam, direkomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
berinteraksi langsung dengan masyarakat suku Nduga, atau berkonsultasi
dengan ahli musik etnomusikologi yang memiliki pengetahuan tentang alat
musik dan musik suku Nduga.

G. Etnomatematika pada seni teater di suku nduga


Suku Nduga adalah salah satu suku yang tinggal di Provinsi Papua,
Indonesia. Mereka memiliki tradisi seni teater yang unik, yang disebut
dengan nama "nambas." Dalam seni teater ini, etnomatematika dapat
terlihat dalam beberapa aspek, seperti:

1. Pola Gerak: Dalam pertunjukan teater suku Nduga, pola gerak yang
kompleks sering digunakan. Gerakan-gerakan ini sering kali
melibatkan penghitungan waktu, ruang, dan irama yang matematis.
Misalnya, para penari atau aktor mungkin menghitung langkah-
langkah mereka secara matematis atau menyesuaikan gerakan mereka
dengan ritme musik yang sedang dimainkan.
2. Penggunaan Geometri: Elemen geometri sering digunakan dalam seni
teater suku Nduga. Misalnya, formasi kelompok penari atau aktor

9
mungkin membentuk pola geometris yang simetris atau teratur.
Mereka juga mungkin menggunakan properti geometris seperti garis,
sudut, atau bentuk-bentuk geometris lainnya dalam pergerakan
mereka.
3. Penggunaan Hitungan: Matematika juga dapat ditemukan dalam
penghitungan dan penomoran yang digunakan dalam seni teater suku
Nduga. Misalnya, ada kemungkinan penggunaan sistem penomoran
atau penghitungan yang khas dalam mengatur urutan pertunjukan,
membagi tugas di antara anggota grup, atau mengatur durasi masing-
masing adegan.
4. Pola-Pola Musikal: Musik memiliki dimensi matematis, dan dalam
seni teater suku Nduga, pola-pola musikal sering terjadi. Pola ritmis,
perulangan melodi, dan harmoni musik yang digunakan dalam
pertunjukan teater suku Nduga mungkin mengandung prinsip-prinsip
matematika, seperti perhitungan hitungan ketukan, perbandingan
panjang nada, atau pola melodi yang teratur.

Melalui studi etnomatematika, peneliti dapat mempelajari dan menghargai


bagaimana suku Nduga menggunakan konsep-konsep matematika dalam
seni teater mereka. Ini membantu memahami pentingnya matematika
dalam budaya mereka dan bagaimana matematika dapat menjadi bagian
integral dari ekspresi seni dan identitas budaya suku Nduga.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suku Nduga adalah kelompok etnis asli Papua yang tinggal di
wilayah adat Mee Pago, di Pegunungan Tengah Papua. Mereka
menggunakan bahasa asli Papua, yaitu Bahasa Nduga, dan memiliki
sistem teknologi yang serupa dengan suku tetangga seperti Lani dan Dani.
Penelitian tentang etnomatematika pada suku Nduga dapat membantu
memperkaya pemahaman kita tentang cara-cara berpikir matematis yang
berbeda dan membuka potensi untuk pengembangan pendidikan
matematika yang lebih inklusif dan multicultural, adapun beberapa
Etnomatematika pada suku Nduga yang termasuk Seni ukir, Seni tari, Seni
rupa dan Alat musik suku Nduga, sangat beragam etnomatematika pada
suku Nduga. Studi tentang etnomatematika Kesenian suku Nduga dapat
membantu kita memahami dan menghargai kekayaan budaya dan seni dari
suku-suku di seluruh dunia, serta memperkaya pemahaman kita tentang
hubungan antara matematika dan seni.

B. Saran
Adapun saran yang disampaikan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk pemerintah Kabupaten Nduga agar lebih memperhatikan suku
Nduga dalam etnomatematikanya terlebih lagi dalam perhitungan.
Meskipun Mereka menggunakan jari-jari tangan dan kaki mereka
untuk menghitung, dan memiliki nama khusus untuk setiap jari - jari,
tetapi mereka juga membutuhkan alat hitung yang lebih layak agar
perhitungan mereka bias lebih mudah dan dapat menambah wawasan
mereka.

11
2. Banyak suku-suku di Papua yang memiliki beragam Budaya serta
tradisi yang berbeda-beda, meskipun berbeda-beda sebagai
masyarakat suku Nduga tetap harus mempertahankan Budaya serta
berpegang teguh pada adat-istiadat suku Nduga. Disini kita diajak
untuk melihat etnomatematika pada suku Nduga yang kami ambil
dengan judul etnomatematika kesenian pada suku Nduga, kesenian
pada suku nduga sangat beragam diantara nya yaitu Seni ukir, Seni
tari, Seni rupa dan Alat musik suku Nduga.
Saran untuk pemerintah suku Nduga agar etnomatematika suku
Nduga dapat dikembangkan lagi dan dikenalkan ke public agar
diketahui banyak orang dan kesenian tersebut tidak hanya dikenal
oleh suku nduga saja tetapi seluruh dunia bisa tau keberagaman
Kesenian yang ada pada suku Nduga.
3. Selain itu, suku Nduga juga menggunakan pengukuran non-standar
untuk menghitung jarak, berat, dan volume. Mereka menggunakan
bagian tubuh mereka, seperti tangan, kaki, dan lengan sebagai
satuan pengukuran, serta menggunakan alat tradisional seperti
bambu dan kulit kayu sebagai alat pengukur. Sebaiknya
pemerintah harus lebih memperhatikan suku nduga dalam
perhitungan jarak, berat, dan volume, memang sangat unik jika kita
lihat bahwa suku Nduga menggunakan pengukuran non-standar
menggunakan tubuh mereka dan alat-alat tradisional seperti
bambu dan kulit kayu. Tetapi alangkah baiknya mereka
mendapatkan alat yang lebih canggih untuk pengukuran jarak,
berat dan volume, dengan alat yang lebih memadai mereka dapat
belajar serta memperluas wawasan mereka dan lebih memudahkan
mereka dalam menghitung jarak, berat dan volume tanpa
menggunakan bagian tubuh dan alat-alat lainya.
4.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Humas dan PDE Setda Kabupaten Nduga. (n.d.). Retrieved from Portal
Resmi Kabupaten Nduga Provinsi Papua:
https://ndugakab.go.id/profil/demografi/

Gwijangge, Y. (2006, Oktober 8). Retrieved from


https://enggianusunue.wordpress.com/sejarah-kabnduga/

Rumansara, E. H. (2015). Memahami Kebudayaan Lokal Papua : Suatu


Pendekatan Pembangunan Yang Manusiawi Di Tanah Papua. Jurnal
Ekologi Birokrasi, 1(1), 47-58.

Somantri, L. (2008). Mengenal Suku Bangsa Di Pegunungan Tengah Papua.


Jurusan Pendidikan Geografi. FPIPS UPI.

13

Anda mungkin juga menyukai