Anda di halaman 1dari 38

Pengetahuan

Benang Jahit

Dosen:
• Ferly Norman, S.Si.T., M.T.
• Karlina Somantri, S.ST., MM.
• Irzal Zakir, A.T.
Pentingnya Mutu dan Pemilihan
Benang Jahit (Sewing Thread) Yang Benar

1. Kegagalan terkecil kinerja “Benang Jahit” akan menimbulkan


kerugian bagi produsen garmen, berupa:
 Klaim dari pembeli.
 Cacat bahan atau peralatan selama proses produksi.
 Boros ongkos Tenaga Kerja karena banyak perbaikan.
Sehingga penting untuk mengetahui karakteristik dan kualitas
benang yang anda pilih.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang benang jahit
(menganalisis parameter benang, prosedur pemilihan yang
tepat, dan penggunaan benang), berguna untuk mencapai
kinerja kualitas jahitan yang diinginkan.

Materi ini berfungsi sebagai pengantar untuk jenis-jenis benang,


sifat-sifat, konstruksi benang, dan faktor yang memengaruhi
kinerja benang.
Apa Itu Benang
Jahit?
Benang jahit:
Adalah jenis benang khusus yang
direkayasa dan dirancang untuk
melewati mesin jahit dengan
cepat.
Syarat Mutu Benang Jahit:
Membentuk jahitan yang efisien
tanpa merusak atau menjadi
terdistorsi selama masa manfaat
produk.
Fungsi Dasar:
Adalah untuk memberikan
estetika dan kinerja
https://coats.com/id/Products/Threads- dalam jahitan.
and-Yarns/Astra/Astra
Apa faktor-faktor yang
memengaruhi benang jahit?
Faktor-faktor yang mempengaruhi estetika:
• Warna (matching)
• Kilau
• Kehalusan / ketebalan
Estetika ini saat penting saat memilih benang untuk
keperluan dekoratif seperti sulam atau embroidery.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja:


Benang yang digunakan untuk pakaian harus cukup
tahan lama tahan terhadap:
• Abrasi dan panas jarum yang terjadi saat menjahit
• Finishing garmen
• Stretching dan recovery saat dipakai.
Performa benang dalam garmen
dapat dievaluasi dari

1. Kekuatan jahitan (Seam strength)


2. Ketahanan abrasi (Abrasion resistance)
3. Elastisitas (Elasticity)
4. Resistensi bahan kimia (Chemical resistance)
5. Sifat mudah terbakar (Flammability)
6. Tahan luntur warna (Colour fastness)
Apa itu “Sewability”?
Parameter yang menentukan kemampuan jahit
yang unggul dari benang adalah:

1. Tidak ada kerusakan pada proses menjahit


dalam kecepatan tinggi
2. Formasi jahitan yang konsisten
3. Tidak ada jahitan yang loncat (skip stitch)
4. Evenness (diameter benang relatif rata), untuk
mencegah perubahan tegangan saat menjahit.
5. Tingkat ketahanan abrasi yang tinggi
6. Kelancaran permukaan yang cukup, untuk
melewati bagian mesin dan jarum dengan
mudah.
Apa itu “Sewability”?
Tidak Terjadi Kerusakan di:

Sewability
Klasifikasi Benang Jahit

Benang jahit dapat


diklasifikasikan dengan berbagai
cara.

Beberapa klasifikasi umum


didasarkan pada:

A. Bahan dasar (Substrate)


B.Konstruksi (Construction)
C.Proses akhir (Finish)
A. Klasifikasi Berdasarkan
Substrat
■ Alami
Penggunaan benang yang terbuat dari substrat alami sekarang
sangat sedikit dalam aplikasi industri. Namun, benang alami
yang paling umum digunakan adalah benang katun.

■ Sintetis
Karena keterbatasan serat alami, pengguna benang beralih ke
benang yang terbuat dari serat sintetis karena mereka
memiliki sifat yang diinginkan dengan keuletan yang sangat
tinggi, ketahanan terhadap abrasi yang tinggi, dan ketahanan
yang baik terhadap bahan kimia. Bahan juga tidak
dipengaruhi secara signifikan oleh kelembaban, busuk, jamur,
serangga atau bakteri
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
1. Spun thread (Benang
Pintal)

• Benang pintal dibuat


menggunakan serat alami
atau sintetis.
• Polyester pintal adalah salah
satu benang yang paling
banyak digunakan.
• Lebih kuat dari benang katun
dengan ukuran yang sama,
dan tersedia dalam berbagai
ukuran dan warna.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
2. Core Spun Thread (Benang Inti
+ Benang Pintal)

Benang inti adalah kombinasi serat stapel dan


filamen.
Benang inti yang paling umum digunakan memiliki
konstruksi berlapis ganda, dengan masing-masing
lapis terdiri dari inti filamen poliester dengan kapas
atau serat poliester yang melilit inti.

Struktur benang ini mempengaruhi kekuatan


poliester filamen dan kemampuan menjahit dari
pembungkus serat kapas atau poliester. Benang
core spun umumnya digunakan untuk menjahit
berkecepatan tinggi dari banyak jenis garmen,
terutama yang membutuhkan kekuatan jahitan tinggi.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
3. Filament threads
Benang filamen lebih kuat daripada benang pintal
dengan serat dan ukuran yang sama.
Tiga jenis benang filamen yang umum digunakan:

a. Monofilament

• Terbuat dari serat kontinu tunggal dengan


ketebalan yang ditentukan.

• Meskipun monofilamen kuat, seragam dan tidak


mahal untuk dibuat, monofilamennya tidak
fleksibel dan terasa kaku dan terasa gatal di kulit
(dilarang dipakai di pakaian).

• Akibatnya, penggunaan biasanya dibatasi untuk


tekstil rumah-tangga; tirai, dan furnitur berlapis kain.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
b. Multifilament Thread (Smooth )

• Benang multifilamen yang halus biasanya


terbuat dari nilon atau poliester dan
digunakan di mana kekuatan tinggi adalah
persyaratan utama.

• Ini terdiri dari dua atau lebih filamen


kontinyu yang dipilin menjadi satu.

• Biasanya digunakan untuk menjahit


sepatu, pakaian kulit, dan produk industri.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
c. Multifilament Thread (Textured)

• Benang filamen bertekstur biasanya


terbuat dari poliester dan digunakan
terutama sebagai benang looper untuk
cover stitches.
• Filamen yang bertekstur memberi benang
lebih banyak penutup (cover) dan
extensibility yang tinggi, tetapi membuat
benang lebih mudah tersangkut.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
d. Basics of thread construction

Semua benang jahit konvensional memulai siklus produksi mereka


sebagai benang sederhana. Benang-benang dasar ini diproduksi oleh
memuntir bersama-sama serat yang relatif pendek atau filamen searah
halus.

Beberapa istilah yang digunakan dalam konteks konstruksi ulir adalah:

Twist - 'twist' dari sebuah benang mengacu pada jumlah putaran per
satuan panjang yang diperlukan untuk menahan serat / lapisan secara
bersamaan untuk memberikan kekuatan dan kelenturan benang /
substansi benang yang dibutuhkan.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
• Twist direction – Arah twist diidentifikasi sebagai ‘S’ untuk belokan
kiri dan ‘Z’ untuk belokan kanan. Kebanyakan single needle lock stitch
machine dan mesin lainnya dirancang untuk ulir ‘Z’. Arah twist tidak
memengaruhi kekuatan ulir, tetapi dapat merusak kinerjanya dengan
serius saat digunakan pada mesin yang tidak cocok.
B. Klasifikasi Berdasarkan
Struktur Konstruksi Benang
• Ply and Cord - Benang dengan banyak komponen dipilin bersama
untuk membentuk ply thread (benang lapis). Paling umum digunakan
adalah 2, 3 atau 4 ply. Benang di twist bersama untuk menghasilkan
benang yang dijalin menjadi tali. Paling umum digunakan adalah 4, 6
atau 9 ply.
C. Klasifikasi Berdasarkan
Thread Finish
Penyempurnaan diberikan pada
benang untuk dua tujuan:
1. Untuk meningkatkan
kemampuan jahit (sewability).
Beberapa finishes bertujuan
meningkatkan kekuatan,
ketahanan abrasi, dan pelumasan
benang.
2. Untuk mencapai persyaratan
fungsi tertentu. Beberapa finishes
termasuk anti air (water
repellent), anti-jamur (anti-
fungal), tahan api (fire retardant),
anti-statis (anti- static).
Persyaratan benang jahit
berkualitas baik
1. Kekuatan tarik (Tensile Strength) yang baik
menahan jahitan yang dijahit dengan aman selama
mencuci dan memakai.

2. Permukaan halus dan tidak adanya cacat


(seperti nep atau bagian yang membesar)
memastikan gesekan yang lebih sedikit antara
jarum dan bahan selama menjahit kecepatan tinggi.
Benang harus dilumasi dengan baik untuk
meningkatkan kemampuan menjahit dan
ketahanannya terhadap abrasi.
Persyaratan benang jahit
berkualitas baik
3. Ketebalan / diameter yang seragam menghasilkan
benang jahit yang rata, yang bergerak dengan lancar dan
cepat melalui mata jarum dan kain. Ini juga mempengaruhi
kekuatan tarik benang, ketahanan terhadap abrasi dan
konstruksi pelintirannya. Benang yang tidak rata dapat
berubah menjadi simpul pendek dan macet di mata jarum.

4. Elastisitas yang baik memungkinkan benang untuk


memulihkan panjang aslinya segera setelah ketegangan
dilepaskan. Elastisitas benang jahit memengaruhi kekuatan
dan kualitas akhir jahitan yang dijahit.
Persyaratan benang jahit
berkualitas baik
5. Penyusutan rendah (Shrinkage) dari benang
yang digunakan pada bahan kain dengan
penyusutan yang lebih tinggi mengurangi
kemungkinan kerutan jahitan.

6. Tahan luntur warna (Color Fastness) yang


baik akan mempertahankan warna asli benang
tidak pudar saat terkena pencucian dan paparan
cahaya.
Persyaratan benang jahit
berkualitas baik
6. Tahan luntur warna (Color Fastness)

• Tahan luntur warna dapat diukur terhadap:


• Salinated water (air mengandung garam)
• Chlorinated water (air mengandung pemutih, kolam
renang)
• Perspiration (air keringat)
• Cold water staining (air dengan suhu kamar)
• Dry cleaning (cuci kering)
• Crocking - wet and dry (gosokan dalam keadaan basah
atau kering)
• Bleaching (zat pemutih)
Persyaratan benang jahit
berkualitas baik
7. Resistensi yang baik terhadap kimia (Chemical)
Ketahanan yang baik terhadap zat kimia adalah sifat yang
diinginkan untuk benang yang digunakan untuk pakaian,
yang mungkin mengalami pencucian, pemutihan atau
pembersihan kering (dry clean).

8. Ketahanan abrasi (Abrasion Resistance) yang baik


memastikan kinerja jahit yang baik dan membuat benang
lebih tahan lama (tidak berbulu atau tidak mudah putus).
Bagaimana Cara Memilih
Benang Jahit
• Benang jahit terdiri dari beragam bahan, berat, dan
warna, sehingga bisa jadi pilihan yang luar biasa.
• Mempertimbangkan proyek Anda dapat membantu
karena benang tertentu bekerja lebih baik daripada
yang lain dalam situasi tertentu, seperti benang sutra
untuk menjahit lubang kancing pada baju kemeja
atau benang katun tugas berat untuk menjahit jahitan
pada celana denim.
• Anda juga dapat mempersempit pilihan Anda
berdasarkan faktor lain, seperti rekomendasi pola
Anda, warna yang diinginkan, dan ukuran jarum.
1. Sesuaikan Dengan Kain
Cocokkan bahan benang dengan jenis kain bila memungkinkan.
Misalnya, jika Anda menjahit item wol, gunakan benang wol. Jika
Anda menjahit kapas, gunakan benang kapas. Jika Anda
menjahit sutera, gunakan benang sutera.

Pilihlah poliester atau nilon untuk benang yang tahan lama dan
elastis. Benang poliester dan nilon dilapisi dengan lilin atau
silikon sehingga lebih mudah meluncur melalui kain saat
menjahit.
[1] Anda mungkin ingin menghindari benang poliester atau nilon
jika barang jadi Anda akan membutuhkan pressing panas tinggi.
Jenis benang ini akan meleleh di bawah suhu rendah.
[2] Poliester atau nilon paling cocok untuk pakaian rajut karena
sifat kain yang elastis.
2. Pilih Benang Katun Jika
• Pilih katun jika akan menggunakan kain yang ringan
atau tidak melar. Benang ini paling cocok untuk kain
katun, tipis, dan linen.
• Jangan gunakan jenis katun untuk kain elastis karena
benang katun tidak melar.
• Benang katun juga merupakan pilihan yang baik untuk
barang-barang yang perlu sering dicuci karena sifat anti
luntur yang lebih baik.
• Sebagai jahitan dekorasi, benang katun yang besar
cocok untuk “quilting”, sedangkan benang katun ringan
sangat ideal untuk menyulam halus.
3. Pilih Cotton Wrapped Polyester

Gunakan poliester yang dibungkus


katun untuk menjahit kain yang elastis
dari bahan dasar kapas.

Benang ini dikenal sebagai benang


serbaguna dan berfungsi sangat baik
untuk sebagian besar bahan.
Benang ini tahan dengan panas tinggi
tidak seperti poliester.
4. Benang Untuk Kain Sangat Halus

• Benang sutera cocok dan terbaik untuk


hiasan dan menjahit bahan-bahan yang
halus.
• Benang sutera juga merupakan pilihan
yang baik untuk bagian yang lebih halus,
seperti pakaian dalam.
• Hindari menggunakan benang sutra untuk
kain elastis dan yang membutuhkan benang
yang kuat dan tahan lama.
5. Benang Untuk Kain Tebal
• Pilih benang “Heavy Duty” untuk menjahit kain denim dan
pelapis seperti bantal sofa atau sarung kursi, benang “Heavy
Duty” adalah pilihan terbaik.

• Benang jenis ini terbuat dari katun, poliester yang


dibungkus katun dan lainnya.

• Pilih bahan yang paling sesuai dengan kebutuhan


pekerjaan, misalnya:
a. Memilih benang poliester berbalut kapas untuk menjahit
jahitan pada celana jeans.
b. Sementara benang katun atau sutra mungkin memberikan
hasil akhir yang paling menarik untuk bantal sofa.
6. Benang Untuk Dekorasi

• Gunakan benang rayon, poliester, atau wol untuk


menyulam. Sulaman dan appliques paling cocok
dengan benang rayon, poliester, atau wol, yang
beragam .
• Pilih benang yang akan memberikan tampilan akhir
yang diinginkan. Seperti rayon atau benang
poliester yang halus untuk proyek bordir halus, atau
benang rayon, poliester, atau wol tebal untuk
dekorasi yang lebih timbul.
• Benang rayon dan poliester diproduksi dalam
berbagai warna dan proses akhir, seperti matte (tidak
mengkilap), shiny (mengkilap), atau logam.
7. Benang Untuk Perbaikan

• Jika harus memperbaiki jahitan yang


sobek pada suatu garmen, maka cobalah
untuk memilih benang yang cocok
dengan benang yang digunakan untuk
menjahit barang tersebut, bandingkan
warna dan tekstur benang semaksimal
mungkin.
• Anda juga bisa mencoba mencocokkan
warna kain jika harus mengganti bagian
yang cacat pada suatu garmen.
8.Pilih Warna Benang Yang Cocok
• Memilih warna benang agar sesuai dengan warna bahan bisa
menjadi sulit:
1. Tidak semua kain memiliki warna yang cocok dengan
benang yang tersedia di pasaran.
2. Juga jika Anda memiliki kain bermotif, Anda perlu
memikirkan benang mana yang paling menarik.
• Jangan pernah menebak warna benang, potong sedikit kain
dan bawa ke toko.
• Lihatlah benang dan warna kain di siang hari untuk
memastikan mereka benar-benar cocok.
• Cahaya lampu dapat mempengaruhi warna, mungkin cocok
saat di bawah cahaya buatan. Tetapi terlihat sangat berbeda
di cahaya alami.
8. Pilih Warna Benang Yang Cocok
• Jika memiliki dua pilihan benang berbeda yang sangat dekat
dengan warna kain, selalu gunakan benang yang lebih gelap.
Benang yang lebih terang akan lebih terlihat sedangkan benang
yang lebih gelap akan cenderung menyatu dengan jahitan.

• Kain bermotif, saran terbaik adalah pergi dengan warna latar


belakang kain, kecuali jika ingin jahitannya terlihat mencolok. Tes
beberapa warna berbeda jika Anda tidak yakin atau tidak ada warna
latar belakang tertentu atau dominan.

• Saat memilih benang untuk jahitan atas jangan merasa Anda


HARUS menggunakan warna yang sama dengan kain. Anda bisa
mengubah jahitan bagian atas agar menonjol dalam warna yang
saling melengkapi atau kontras. Misalkan warna oranye pada denim.

• Jika ada konstruksi garmen dimana warna kain bagian atas dan
lapisan bawah berbeda, maka warna benang harus disesuaikan.
SPI (Stitch per Inch)
• Jahitan per inci (SPI) termasuk kedalam salah satu dimensi mutu
jahitan yang penting untuk ditentukan.
• SPI merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kekuatan jahitan pada kain, penampilan jahitan dan elastisitas
jahitan pada kain strech.
• Umumnya, makin besar SPI, makin besar kekuatan jahitannya.
• TETAPI makin besar SPI, dapat mengurangi kecepatan mesin
yang mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi per satuan
waktu.
• Pada beberapa jenis kain, terlalu banyak jahitan dapat
menyebabkan kerusakan pada kain.
• Ada juga banyak merek yang lebih memilih estetika yang lebih
klasik dan menggunakan jumlah jahitan yang lebih rendah yang
mengingatkan pada cara jeans vintage dibuat yang menampilkan
SPI antara 5-7.
SPI
Standar SPI (Woven)
Standar SPI (Knitted)

Anda mungkin juga menyukai