Anda di halaman 1dari 31

FABRIC

SPREADING
AND
CUTTING
Nama : Ahmad Syarif
NIM : 8423322001
Prodi : TKT
Pengertian spreading

Spreading adalah proses penggelaran kain sebelum dipotong sesuai


pola.
Spreading merupakan kegiatan pengkondisian, pembukaan,
penggelaran kain pada meja potong dengan panjang dan jumlah
tumpukan tertentu untuk melakukan proses pemotongan bahan
Jumlah lapisan bergantung pada :

1. Kapasitas mesin pemotong,


2. Volume produksi,
3. Jenis kain (kasar atau licin) dan
4. Ketebalan kain.
Fabric spreading
• Tujuan utama dari proses spreading adalah untuk meletakkan
beberapa lapisan kain yang penting untuk proses produksi sesuai
panjang marker tanpa ada ketegangan pada kain. Ketinggian
peletakan tergantung pada ukuran pesanan, karakteristik kain,
kapasitas penyebar, metode pemotongan dan peralatan yang
digunakan
Jenis Spread
Spread dapat dikategorikan menjadi dua tipe dasar, yaitu :
• Spread datar (scrambled spread). Kain biasanya tersebar di
kelipatan rasio penanda. Dalam jenis spread semua lapisan
memiliki panjang yang sama
• Spread bertahap (spread bagian) ; dibentuk seperti tangga kecil
dan semua kain memiliki tangga yang sama panjangnya.
Digunakan ketika terjadi ketidak seimbangan antara jumlah
yang akan dipotong dengan pesanan.
Spread bertahap

Spread datar
PERSYARATAN PROSES SPREAD KAIN:
1. Shade sorting dari gulungan kain
satu penyebaran membutuhkan lebih dari satu gulungan kain & beberapa gulungan
diperlukan untuk menghasilkan kuantitas pesanan yang diperlukan, bisa dilakukan untuk
variasi bayangan roll-to-roll.
2. Arah Ply dan stabilitas lay
Arah Ply dan stabilitas lay, dipengaruhi oleh jenis kain, bentuk pola dan peralatan
penyebaran, kain bisa menyebar wajah atau tatap muka juga untuk pola simetris, kain bisa
menyebar hanya dengan wajah menghadap ke atas atau menghadap ke bawah untuk pola
asimetris.
3. Alignment of plies
ply dari spread harus memiliki panjang dan lebar sesuai marker dan juga kemungkinan
tambahan minimum di luar variasi lebar antar gulungan kain serta dalam gulungan ke
tingkat lebih rendah
PERSYARATAN PROSES SPREAD KAIN:
4. Ketegangan ply yang benar:
Penyebarkan kain dengan ketegangan yang cukup selama penyebaran.
5. Eliminasi kesalahan kain:
kain dipotong melintasi kain ply dan melapisi ply untuk memungkinkan panel
garmen yang lebih lengkap untuk dipotong.
6. Eliminasi listrik statis, fusi dan selvedge yang ketat di pemotongan:
Listrik statis dapat menumpuk di dalam kotak peti dan serat sintetis akan kering.
Proses penyebaran akan lebih sulit, Memotong serat tepi kain termoplastik bisa
menyatu selama pemotongan karena adanya pembentukan panas di pisau
potong.
PERSYARATAN PROSES SPREAD KAIN:
7. Kontrol kain selama penyebaran:
Bowing adalah cacat kain yang umum dalam fabrikasi tenunan di mana benang pakan
atau benang pengisi dipindahkan dari garis yang harus tegak lurus dengan tepi tenunan yg
dianyam dan terletak dalam gelombang atau busur melintasi lebar kain.
Pembengkokan dapat disebut sebagai cacat tetapi dalam kasus beberapa pola tenunan
(2/2 Twill), proses bowing dilakukan (Selama pemrosesan kain) pada kain untuk menghindari
sisa bowing pada kain akhir.
Pick dimasukkan pada sudut 90℃ selama aksi pemukulan sehingga Warp dan Weft harus
selalu berada pada sudut tegak lurus. Tapi itu tidak pernah terjadi. Pasca pemukulan
(jatuhnya kain), kain mengalami banyak proses dan terjadilah pembentukan busur.
Skewing adalah cacat kain yang umum terjadi pada fabrikasi tenunan dimana benang
pakan atau benang pengisi terdistorsi yang berarti pola pada satu sisi kain berada di depan
atau di belakang pola pada sisi yang berlawanan
PERSYARATAN PROSES SPREAD KAIN:
8. Menghindari distorsi dalam penyebaran:
Penyebaran sangat penting untuk meletakkan kain tanpa ketegangan (panel garmen
tidak menyusut setelah adanya pemotongan). kertas berglasir dengan sisi mengkilap
yang disimpan diletakkan di bagian atas sebaran meja sebelum penyebaran untuk
menghindari gangguan lapisan bawah kain sementara pelat dasar alat pemotong
pisau lurus lewat di bawahnya.
Tujuan proses spreading
Untuk menyesuaikan jumlah lapisan kain
dengan panjang marker

Untuk membuat setiap lapisan kain menjadi halus


dan rata

Untuk melakukan proses pemotongan kain dalam


jumlah besar secara bersamaan.

Untuk menghemat waktu pemotongan kain


pada proses produksi garmen massal

Memotong kain, sebaiknya menggunakan marker


multi garmen secara bersamaan
PEMOTONG
Pemotongan merupakan proses pemisahan spread menjadi
komponen-komponen garmen sebagai replika potongan pola
pada marker. Proses pemotongan sering dilakukan dalam dua
tahap: pemotongan kasar dan pemotongan ahir yang akurat
Persyaratan Pemotongan
• Presisi pemotongan ; Pemotongan harus akurat sesuai dengan pola yang
telah digambar pada marker agar pada waktu perakitanya dapat
menghasilkan pakaian dengan bentuk yang telah direncanakan
• Hasil potongan harus bersih ; Pinggiran hasil potongan tidak boleh kelihatan
banyak benang kain yang tercabut akibat pisau potong yang kurang tajam
• Pinggiran kain hasil pemotongan tidak saling menempel ; Gerakan pisau
potong yang bergesekan dengan kain menyebabkan kenaikan temperatur
pisau potong, apabila temperaturnya mencapai titik leleh dari serat yang
membentuk kainnya, maka pinggiran kain bekas potongan akan saling
melekat.
• Pemotongan yang kosisten ; Cara pemotongan harus sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kesalahan karena operator atau alat potongnya
JENIS MESIN PEMOTONG KAIN
• Band Knife
Pemotong bahan kain jenis band knife didesain dengan
mata pisau yang berbentuk pipih dan saling menyambung
di kedua ujungnya. Mata pisau pada mesin pemotong
digerakkan oleh beberapa roda penggerak yang juga
memiliki fungsi untuk menjaga ketegangan lembaran pisau
potong.

Saat memotong bahan kain, mata pisau akan melingkar


searah sehingga mata pisaunya akan bergerak statis.
Untuk memotong tumpukan kain mata pisau harus diputar
sesuai bentuk pola yang telah dibuat pada bahan.
JENIS MESIN PEMOTONG KAIN
• Rotary Cutter
Rotary cutter adalah alat pemotong bahan dengan mata
pisau berbentuk piringan berdiameter 2,5 - 10 inchi. Proses
pemotongan dimulai saat mata pisau digerakkan memutar
dan memotong berbagai jenis bahan tekstil. Potongan yang
dihasilkan jauh lebih akurat dibandingkan dengan
penggunaan mesin straight cutter.
JENIS MESIN PEMOTONG KAIN
• Straight Cutter
Mesin straight cutter merupakan jenis mesin pemotong
bahan kain yang dilengkapi dengan mata pisau
berbentuk lembaran plat baja lurus yang berukuran 5 -
14 inchi. Mata pisau pada mesin akan bergerak naik-
turun secara otomatis. Gerakan naik turun akan
memotong susunan kain sesuai dengan kapasitas mesin
potong.
JENIS MESIN PEMOTONG KAIN
• Die Cutting Press
Mesin die cutting press didesain dengan mata pisau
berbentuk pola yang akan dipotong dan digerakkan
dengan hidrolik. Desain mesin dibuat secara khusus
untuk memotong bagian-bagian pakaian tertentu
yang membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup
tinggi. Diantara bagian-bagian pakaian yang
dipotong menggunakan mesin die cutting press yaitu
bagian kerah, kantong, klep, dan manset.
JENIS MESIN PEMOTONG KAIN
• Laser Knife
Laser knife adalah mesin pemotong otomatis
terbaru yang dilengkapi dengan sistem dan cara
kerja yang cukup canggih. Mesin akan
mengeluarkan sinar laser dengan besaran 0.1 mm
sehingga akan menghasilkan potongan kain yang
jauh lebih akurat, sesuai dengan bentuk dan ukuran
pola pakaian.
PROSES PEMOTONGAN
Proses pemotongan di industry garment meliputi beberapa proses,
antara lain :
• Marker
• Fabric spreading
• Fabric cutting
Marker
Marker adalah lembar kertas yang berisi susunan gambar
pola-pola komponen pakaian yang disusun secara efisien
untuk meminimalisir sisa bahan yang terbuang.
Didalam Marker terdapat dua cara :
• Relation to the Relative Symmetry of Garment
• Mode
Relation to the Relative Symmetry of Garment
• Mixed marker : marker yang diciptakan untuk mencapai efisiensi yang lebih
tinggi, digunakan saat memproses asimetris pakaian atau saat kain
dibentangkan dalam mode menghadap ke atas.
• Open marker : marker yang dibuat dengan pengolahan pakaian asimetris
dengan tujuan agar penyebarannya lebih baik dan kualitas pemotongan
juga lebih baik.
• Closed marker : umumnya hanya setengah dari rangkaian pola yang
digunakan untuk pakaian simetris dan kain dilipat memanjang di atas meja
setelah disebar pada mode tatap muka
• Closed-on-open marker : Batasan utama dalam penanda jenis Closed-on-
open marker adalah pakaian satu potong panel seperti korset belakang tidak
dapat disiapkan proses peletakan ulang.
Mode
• Nap/One/Way marker : dihasilkan dengan setiap
pola yang ditempatkan pada arah 'bawah' dari
pola dengan arah yang sama. Mode
Nap/One/Way marker diperlukan untuk kain
asimetris.
• Nap/Either/Way marker : Ketika tidak ada
batasan orientasi penempatan pola, Pola dapat
ditempatkan dalam arah 'atas' atau 'bawah'
sejajar dengan butiran kain
• Nap/Up/and Down marker :, ukuran pola
bergantian berorientasi berlawanan petunjuk
arah
UJI BOWING DAN SKEWNESS PADA

PERMUKAAN KAIN
Study Case Uji Bowing dan Skewness
I. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Melakukan pengujian bowing dan skewness pada kain.


2. Untuk mengetahui presentase nilai cacat kain bowing dan skewness ada
kain.

II. TEORI DASAR

Bowing dan Skewing tentunya sudah mendapat perhatian khusus dalam inspeksi
fabric. Bowing adalah nilai presentase dari ukuran (A) tertinggi dari lengkungan fabric dibagi
lebar fabric tersebut. Dalam artian singkatnya, bowing adalah titik lengkung dari fabric.

Gambar 1. Contoh Bowing


Tabel 1. Presentase maksimal Bowing dan Skewness

Sementara pengertian skewing adalah nilai presentase dari ukuran (B) tertinggi dari
Jenis Fabric Maximum % dari Lebar
lebar fabric dibagi lebar fabric. Artinya, skewing adalah titik k emiringan dari fabric. Fabric
Pengukuran bowing dan skewing menggunakan satuan presentase (%).

Woven Jersey

Solid Color / Print 3% 5%

Stripe / Checks (Kotak) 2% 4%

Gambar 2. Contoh Skewing


Tabel 2. Perhitungan Toleransi

Study Case Uji Bowing dan Skewness

I. ALAT DAN BAHAN


• Meja datar
• Penggaris
• Kain contoh uji

II. CARA KERJA

Langkah kerja pengujian Bowing dan Skewness adalah sebagai berikut :


1) Contoh uji dibentangkan lurus kearah lusi atau wale diatas meja datar.
2) Nilai lengkungan atau kemiringan diukur berdasarkan jarak puncak tertinggi, kemudian
dilakukan perbandingan dengan lebar kain dan dinyatakan dalam persen.
Study Case Uji Bowing dan Skewness
I. DATA PERCOBAAN

Tabel 2. Data Percobaan

Kedalaman
No. Motif Kain Lebar kain Jenis cacat
Lengkungan

1. Polos 5 cm 142 x 100 cm Bowing

2. Kotak - kotak 0.7 cm 142 x 100 cm Bowing

Perhitungan

𝐷 5 𝑐𝑚
1. % Bowing pada kain polos = × 100 % = × 100 % = 3.5 %
𝐿𝐷 142 𝑐𝑚
𝐷 0.7 𝑐𝑚
2. % Bowing pada kain motif kotak – kotak = 𝐿𝐷 × 100 % = 142 𝑐𝑚 × 100 %

= 0.49 %
KESIMPULAN Study Case Uji Bowing dan Skewness

Setelah melakukan pengujian Bowing dan skewness pada contoh uji


kain polos dan motif kotak – kotak, didapatkan hasil presentase sebagai
berikut :

1.% Bowing pada kain polos = 0.49 %


2.% Bowing pada kain motif kotak – kotak = 3.5 %

Sumber : Laporan Evaluasi Tekstil


Politeknik STTT Bandung

(Nadila : 2019)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai