2023
Disusun oleh kelompok A
Industri garmen adalah semuah industri yang begerak dibidang tekstil sandang ataupakaian
jadi.
Industri garmen dan tekstil di Indonesia kian lama kian berkembang, mulai dari pabrik-
pabrik garmen sampai dengan tingkat UKM garmen. Perkembangan industri garmen begitu
banyak menarik banyak perhatian, dengan Indonesia sendiri mencatat lebih dari 200 pabrik
garmen dengan merk-merk yang sudah ternama. Persaingan dalamberbagai industri
berlangsung dengan bagitu kuat dan cepat sejalan dengan terjadinya perubahan lingkungan
dinamis. Komeptisi yang semakin tinggi tingkatnya, perubahan selear konsumen dari waktu ke
waktu, kemajuan teknologi yang begitu cepat serta perubahan sosial ekonomi menimbulkan
berbagai kesempatan, peluang dan juga tantangan serta ancaman dalam berbagai sektor bisnis di
segala bidang.
Dalam proses produksi garmen spreading menjadi salah satu proses yang ada didalam
produksi, berikut penjelesan tentang apa itu spreading.
Spreading
Spreading adalah salah satu proses pada garmen dengan pembentangan kain yang telah
digulung dengan rol dengan arah memanjang pada meja khusus spreading (meja spreading)
sebelum melalui poses selanjutnya yaitu cutting dan sewing.
Kualitas yang harus di perhatikan pada saat proses spreading sebagai berikut:
Dalam menggelar kain diatas meja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah
satunya ialah ply alignment atau menggelar kain bedasarkan kesejajarannya, hal-hal yang
perlu diperhatikaan dalam mensejajarkan kain dalam proses spreading adalah besar kain dan
panjang kain, panjang dan lebar kain haruslah sama panjang dan diperhitungkan karena hal ini
dapat mempengaruhi pada proses selanjutnya yaitu proses making marker.
Kemudian hal-hal yang perlu diperhitungkan pula ialah ketegangan kain yang meliputi
kekusutan (slack), keregangan (strech) dan keketatan di tepi kain (tight edge), ply tension
tersebut perlulah di seragamkan krena jika ada salah satu dari tumpukan kain yang memilki
ketegangan, kekusutan dan kerapatan yang berbeda maka dalam proses cutting akan
menimbulkan masalah seperti ukuran yang tidak sama, kemudian akan menimbulkan
beberapa komponen dari kain tersebut akan rusak.
Bow atau bowing adalah cacat kain yang umum pada fabrikasi tenunan. di mana
benang pakan atau benang pengisi dipindahkan dari garis yang harus tegak lurus dengan selvage
dan terletak dalam gelombang atau busur melintasi lebar kain. Dalam artian singkatnya, bowing
adalah titik lengkung dari kain. Kondisi bowing ini sulit untuk diminimalisir, sehingga dalam
beberapa kasus, kain yang mengalami akan ditolak. Bowing harus segera diketahui (Selama
pemrosesan kain) pada kain untuk menghindari kerugian.
Bowing adalah hal penting yang perlu diketahui oleh bagian fabrci. Karena dalam industri
garment khusunya pakaian jadi. kain adalah komponen utama yang harus diperhatikan
kualitasnya. Karena merupakan komponen utama, kualitasnya harus sangat diperhatikan dan
dijaga dengan sebaik mungkin. Proses inspeksi juga harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh masing masing Buyer untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Apabila kualitas kain
sudah buruk atau di bawah grade, bagaimana bisa menghasilkan pakaian jadi yang berkualitas
bagus. Jadi pemilihan kain sangat penting bagi seorang merchandiser suatu pabrik.
Formasi bowing pada tahap Pengolahan:
Berikut adalah alasan atas pembentukan bowing pada kain selama pemrosesan kain.
a) Kain di pabrik pengolahan mengalami banyak proses seperti desizing,
bleaching,mercerizing, dyeing, sanforising dan stentering dan yang lain. Selama
kain melalui semua proses ini, kain harus melewati sekumpulan rol berkali-kali dan
setiap kali kain melewati ujung rol, ada kemungkinan terjadinya formasi bowing
jika ada variasi kecepatan di antara 2 set rol.
b) Alasan penting lainnya adalah kelalaian operator mesin selama menjahit kain. Pada
saat penjahitan kain untuk membuat batch, jika perawatan dan perhatian diberikan
oleh operator maka bowing dapat diminimalkan. Pada waktu tertentu jika gulungan
kain greige dijahit dengan gulungan greige lain pada suatu sudut maka itu
menyebabkan awal dari bowing dan ini akan meningkat dalam proses
selanjutnya.
c) Mesin stenter adalah mesin utama dalam pemrosesan kain dan berperan penting
dalam bowing pada kain. Jika kain tidak perhatikan dengan benar di mesin stenter
maka kemungkinan terjadinya bowing kain akan ada.
Untuk mengetahui keakuratan adanya bowing pada kain dapat melalui beberapa
pengujian dan test. Teknik manualnya adalah dengan merobek sebagian kain, dari hasil
robekan akan terlihat adanya bowing pada kain tersebut atau tidak, dilihat dari seratnya.
Karena fabric terdiri dari serat, maka ketika dirobek akan kelihatan.
Jika robekan kain mengikuti serat berarti tidak ada bowing dan jika robekan fabric tidak
mengikuti serat (ada lengkungan atau kemiringan) berarti fabric tersebut memiliki issue
bowing. Akan tetapi teknik ini tidak menjamin keakuratan tentang issue tersebut, hanya
berdasarkan feel dan tingkat pengalaman inspektor.
Untuk pengujian yang lebih lanjut adalah saat kain diinspect pada mesin inspect. Dalam
mesin tersebut sudah tersetting dan tersedia untuk mengecek issue tersebut. Pada mesin
inspeksi akan terlihat apakah kain tersebut terdapat bowing atau tidak. Jika nanti
ditemukan issue tersebut saat diinspeksi, maka operator tersebut harus menginformasikan
kepada pihak lab test untuk mengecek kebenaran issue tersebut. Setelah hasilnya diketahui,
informasikan issue tersebut kepada semua pihak yang bersangkutan. Beberapa Brand /
Buyer memiliki aturan tersendiri mengenai batasan maksimal dari nilai presentase bowing
Roll fabric yang memiliki nilai presentase bowing dan skewing lebih dari nilai
tersebut dianggap reject / failed, akan tetapi pada umumnya diminta untuk membuat mock
up terlebih dahulu sehingga bisa melihat secara real setelah jadi garmen. Pembuatan mock
up bertujuan untuk merepresentasikan bagian tertentu dalam garmen tersebut.
Khusus untuk garmen washing, mock up juga harus diwashing terlebih dahulu sesuai
instruksi di care label, kemudian baru direview. Ketika mock up tersebut masih dalam
kategori allowance, maka fabric bisa dipotong. Adapun prosedur pengecekannya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk fabric yang terindikasi adanya Bowing maka pada saat proses penggelaran
fabric (spreading), fabric terlebih dahulu harus selesai di relaksasi dan tidak boleh
ditarik,
2. Marker placement (penanda) dibuat special marker dimana komponen Back Body dan
Front body dalam satu size searah / one way (lihat gambar di atas)
3. Pada saat spreading (penggelaran), bagian fabric yang menggelembung (karena efek
bowing dan skewing) di kumpulkan dalam satu area yang diarsir seperti gambar di atas,
dan bagian front dan back body hanya untuk area fabric yang flat (tidak
menggelembung),
5. Selain komponen dan panel tersebut, gelembung diratakan terlebih dahulu secara
balance (dibagi rata ke kedua arah berlawanan) kemudian baru dipotong sesuai marker
Saat menyambung kain, garis penyambungan harus dipilih, pastikan tidak ada pola pada
spidol yang dipotong tidak lengkap. Jadi posisi penyambungan sangat penting, dan itu
tergantung pada kualitas kain dan spidol. Tanda Sambungan digunakan (sebagai titik yang
ditandai) pada penanda di mana kain dapat dipotong dan potongan berikutnya dapat
ditumpuk untuk mempertahankan penyebaran yang terus menerus. Untuk menjaga agar
sambungan tetap akurat, penandaan di kedua sisi marker harus dilakukan.
Attern precision merupakan bentuk atau distorsi perimeter pola saat dipotong. Apakah itu
under cut atau over cut disebabkan oleh kontrol manual yang buruk dari mesin pemotong
dan garis yang buruk pada marker. Untuk memastikan ketepatan dalam suatu pola, periksa
penanda sebelum memotong, gunakan sebaran tanpa tegangan, atau biarkan kain menjadi
rileks. Setelah dipotong, periksa lapisan atas, bawah, dan tengah dengan pola
1) Untuk mengakomodasi cacat kain, mencegah potongan akhir dari bagian kain yang
rusak.
2) Penyambungan juga digunakan jika gulungan kain yang dioleskan berakhir di tengah
marker, dan panjang bit ujung cukup untuk memotong satu potong pakaian lengkap.
3) Digunakan bila ada perubahan ukuran, yaitu potongan pola dari setiap ukuran belum
tercampur di dalam maker (misalnya pada langkah maker).
Jarak antara garis splicing mempengaruhi jumlah limbah kain. Kerugian penyambungan
dapat bervariasi hingga 5% dari total penggunaan kain. Penyambungan diperlukan saat
satu gulungan kain selesai dan gulungan baru mulai digunakan. Juga selama proses
spreading, yang memungkinkan adanya beberapa kesalahan yang terjadi pada kain, yang
perlu dihilangkan dengan memotong lapisan pada titik yang salah.
Pada proses splicing dapat terjadi pemborosan kain.
Point penting yang wajib diperhatikan pada saat spreading atau penggelaran kain.
Sebelum proses penggelaran kain beberapa hal penting yang harus diperhatikan baik
dengan metode manual maupun dengan menggunakan mesin spreading.Di bawah ini
adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk proses spreading yang halus dan
benar pada proses produksi garmen di pabrik garmen :
Selama menggelar kain, panjang dan lebar harus sama dengan panjang dan
lebar marker. Pengukuran ini harus seragam sebelum pemotongan kain. Jika
tidak,dapat meningkatkan jumlah limbah kain atau dapat mengakibatkan
komponen garmen banyak yang rusak.
2) Ketegangan Kain
Ketegangan pada kain harus seragam. Jika tegangan lebih tinggi dari ukuran
sebenarnya ukuran kecil. Sebaliknya, kurangnya kerapatan kain dapat menimbulkan
masalah selama pemotongan kain dan membuat ukuran komponen yang di hasilkan
lebih besar dari pada ukuran sebenarnya yang di perlukan.
3) Penyambungan Kain
4) Listrik Statis
Arah lapisan kain harus dikoreksi. Arah lapisan kain tergantung pada jenis kain,
Bentuk pola dan konstruksi kain. Oleh karena itu, arah ply harus diperiksa sebelum
meletakkan ply di atas meja potong. Jika tidak, mereka dapat menimbulkan masalah
selama bagian menjahit pada garmen.
6) Nomor Ply
Nomor lapis adalah faktor penting lainnya untuk penggelaran kain. Jumlah
lapisan harus dihitung selama penggelaran kain. Jumlah lapisan yang lebih tinggi
dapat meningkatkan getaran antara pisau pemotong dan lapisan kain dan jumlah
lapisan yang rendah dapat mengurangi produktivitas penggelaran kain.
Semua strip harus disesuaikan dengan setiap lapisan kain. Oleh karena itu
pencocokan stripe and check harus dilakukan dengan sangat hati-hati selama proses
penggelaran kain. Jika tidak, itu akan menjadi masalah selama pada bagian seeing
pabrik garmen.
Ada berbagai jenis kesalahan kain yang ditemukan di bagian inspeksi kain.
Yaitu seperti lubang, ujung hilang, ujung putus, ujung tebal, kain reedy, pola putus,
double pick, slub, snarl, tempat tebal dan tipis, bekas pelipis dll. Sebelum menggelar
kain kesalahan tersebut harus diidentifikasi dan juga dilepas dari kain.
(F/O/W/N/O/W)
Pada mode ini setiap lapis kain digelar menghadap sisi luar di atas dan digelar
satu arah saja dari ujung meja ke ujung di depannya. Hal ini memungkinkan
spreader untuk melihat semua permukaan kain untuk mengidentifikasi cacat
dalam kain. Mode ini merupakan mode penggelaran kain terbaik yang
menghasilkan tingkat kualitas tertinggi.
(F/O/W/N/U/D)
Dalam mode ini, kain ini digelar dari awal meja hingga ke ujung meja. Kain
dipotong arah lebar kain, selanjutnya gulungan kain diputar 1800 kain digelar
lagi dari awal kembali ke ujung meja di mana kain akan dipotong dan diputar
lagi. Proses ini diulang sampai semua lapisan kain yang diperlukan tersebar
Mode ini memiliki kualitas terbaik kedua dan hanya digunakan pada kain yang
simetris.
Pada mode ini lapis kain digelar bagian sisi luar kain saling berhadapan, bagian
sisi dalam kain juga saling berhadapan. Kain digelar dari ujung meja potong ke
ujung berikutnya, kemudian kain dipotong, diputar sehingga bagian kain sisi
luar saling berhadapan dan selanjutnya kain ditarik ke ujung awal menuju ujung
berikutnya. Begitu seterusnya bergantian bagian sisi dalam kain berhadapan
dan diulang sampai gulungan kain tergelar semua.
(F/F/N/U/D)
Mode ini merupakan mode penggelaran kain paling cepat, penggelaran dimulai dari
ujung meja, ke ujung meja lainnya dengan llapisan kain bagian sisi luar kain
saling berhadapan dan bagian sisi dalam juga saling berhadapan (lipatan kain seperti
kipas). Mode ini tidak memerlukan biaya mahal, karena penggelaran tidak
memerlukan waktu lama. Namun tidak semua lapisan kain dapat teridentifikasi
cacatnya.
2) Perhatikan gelaran kain lembar demi lembar secara teliti dan cermat
3) Pastikan antara gelaran pertama sampai gelaran terakhir tepi kain harus sama
baik memanjang maupun melebar
5) Pastikan tidak ada kain yang melipat, kendor, menggelembung, renggang satu
sama lain, dan kain harus rata
6) Tinggi tumpukan kain atau jumlah lembar kain harus lebih rendah,
dibandingkan dengan tinggi efektif pisau potong
7) Kerapatan atau kepadatan kain dibagian atas, tengah, bawah, harus sama
8) Pasang kertas marker yang sudah di cek, dan siap untuk di pasang pada gelaran
kain
10) Siapkan mesin potong sesuai dengan spesifikasi tumpukan kain dan gunakan
pisau potong yang tajam
1 Automatic Turntable
2 Rolling Rack
3 Automatic Rolling
4 Meja Spreading
5 Turntable Spreader
6 Tubular Knit
Kesimpulan
[3]V Nemes , I., 2018. Industrial cutting of textile materials. Woodhead Publishing.
[4] Fitinline, 2022. Tujuan Atau Persyaratan Dalam Proses Spreading Kain di Industri Kain,
https://fitinline.com/article/read/tujuan-atau-persyaratan-dalam-proses-spreading-kain-di-industri-garmen/
diakses pada 1 maret 2023 pukul 20.21
[5] Roma, H.P., 2015. UPAYA PERBAIKAN METODA SPREADING (GELAR-SUSUN) UNTUK
MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI PEMOTONGAN KEMEJA STYLE 20F9948A3.
[6] Khan, R, 2015. Types of Fabric Lay In Spreading, Dept. of Apparel Manufacturing, Atish Dipankar
University of Science and Technology, https://textilelearner.net/types-of-fabric-lay-in-spreading/ diakses
pada 1 maret 2023 pukul 21.06