Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum “Peneraan

Termometer”
Modul K1 – Peneraan Termometer
Aulia Muchammad Roqieba Hadna/22526002
Asisten: Karina
Tanggal praktikum: 1 Maret 2023
Rekayasa Tekstil – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda kita dapat menggunakan alat bernama termometer.
Satuan internasional untuk suhu adalah kelvin. Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat membaca termometer
dengan teliti dan mampu melakukan peneraan termometer. Termometer yang digunakan adalah termometer batang
dan termometer badan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air yang dipanaskan dan air es batu yang mencair.
Pengamatan dilakukan selama tujuh menit. Setelah percobaan dilakukan, menghitung perbedaan selisih antara hasil
dari termometer badan dan termometer batang.
Kata kumci—suhu, peneraan, termometer

I. PENDAHULUAN
Suhu adalah satuan kuantitatif terhadap panas atau dinginnya suatu benda atau sistem. Alat yang
digunakan untuk mengukurnya disebut termometer. Termometer berasal dari dua kata, yaitu thermo
yang artinya panas dan meter yang artinya untuk mengukur. Menurut Putra (2007), suhu adalah
besaran fisika yang dimiliki antara dua benda atau lebih saat di kesetimbangan termal. Pada praktikum
peneraan termometer kali ini ada dua tujuan yang dicapai, yaitu mahasiswa dapat membaca skala
termometer secara teliti dan mahasiswa dapat melakukan peneraan termometer. Tujuan dari menera
termometer adalah untuk membandingkan suhu yang terbaca dengan suhu acuan, sehinga nilai suhu
yang sebenarnya dapat diketahui. Ada banyak jenis termometer yang dapat digunakan, tetapi pada
percobaan kali ini kami menggunakan termometer batang dan termometer badan digital. Termometer
batang lebih sering kita temui di laboratorium, sedangkan termometer badan sering kita temui
dimanapun bahkan di rumah sendiri. Metode yang digunakan adalah dengan mencelupkan kedua
termometer ke dalam air panas dan air es yang mencair secara bergantian. Termometer batang yang
kami gunakan berini air raksa. Kelebihan dengan menggunakan air raksa adalah mudah dilihat,
volume berubah dengan teratur saat suhunya berubah, dan raksa tidak membuat kaca basah. Namun,
saat menggunakan termometer raksa harus hati-hati karena jika termometer pecah dan air raksa keluar
akan membahayakan praktikan dan sekitarnya.
Suhu yang tinggi menandakan bahwa suatu benda tersebut sedang dalam keadaan panas,
sedangkan suhu rendahmenandakan bahwa suatu benda tersebut dalam keadaaan dingin. Menurut
Buchori (2001) suhu yang berubah, naik atau turun, biasanya akan terjadi perubahan wujud, seperti air
menjadi es dan sebaliknya. Cara kerja termometer adalah dengan menggunakan perubahan sifat
termometrik benda saat benda tersebut menunjukkan adanya perubahan suhu. Menurut Kreith (1991),
sifat termometrik yang digunakan untuk membuat termometer harus sifat yang teratur. Maksudnya
perubahan sifat termometrik pada suhu yang berubah harus linier, sehingga saat menera skala
termometer akan menjadi mudah dan suhu yang terbaca lebih teliti.

II. METODE PRAKTIKUM

A. Langkah Percobaan
Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil dan mendidihkan air sebanyak 150 ml. Kemudian memasukan termometer
batang ke dalam gelas beker, setelah kenaikan suhunya cukup lambat, mengamati
setiap 1 menit sebanyak 8x

Mengambil es dan menunggu sampai cair

Setelah mengamati suhu air mendidih selesai, memasukkan termometer batang


kedalam gelas beker berisi air es. Bila penurunan suhunya mulai melambat, mengamati
tiap 1 menit sebanyak 7x

Memasukkan kembali termometer batang ke dalam air hangat dan menunggu sampai
suhunya 40°𝐶
Mencatat pembacaan termometer badan pada waktu termometer batang menunjukkan
40°𝐶, 39°𝐶, 38°𝐶, 37°𝐶, 36°𝐶, dan 35°𝐶

Merapikan alat dan bahan seperti kondisi semula

B. Alat dan Bahan

Gambar 1 Gelas beker Gambar 2 Stopwatch Gambar 3 Termometer batang

Sumber : http://surl.li/ffpiz Sumber: http://surl.li/ffpji Sumber : http://surl.li/ffpic

Gambar 4 Termometer badan Gambar 5 Air Gambar 6 Es batu

Sumber : http://surl.li/ffplg Sumber : http://surl.li/ffpkx Sumber : http://surl.li/ffpiw

III. DATA PERCOBAAN

Tabel 1. Laporan Sementara

Termometer badan
Suhu es Suhu air mendidih Termometer batang
1 2 3
4° 96° 35° 36,2° 36° 35,8°
3° 97° 36° 36,7° 36,4° 36,3°
2° 98° 37° 37,4° 37,2° 37°
2° 99° 38° 38,4° 37,9° 37,6°
2° 100° 39° 39° 38,8° 38,7°
2° 101° 40° 39,8° 39,3° 38,8°
2° 102° 41° 41,7° 40,8° 40,3°
Suhu kamar : 23°
IV. ANALISIS DATA

1. Menghitung Ralat Titik Beku (𝛂 ± ∆𝛂 ̅)


Table 2. Data Pengukuran Suhu Es (𝛂)( °𝑪)

α𝑛 𝛿α(α𝑛 − α̅) |𝛿α(α𝑛 − α̅)|2


4° 1,6° 2,56°
3° 0,6° 0,36°
2° -0,4° 0,16°
2° -0,4° 0,16°
2° -0,4° 0,16°
2° -0,4° 0,16°
2° -0,4° 0,16°
Σ = 17 Σ = 3,72
17
̅==
α = 2,4°𝐶
7
3,72
̅=√
Δα 6
= √0,62 = 0,78°
Jadi α ̅ = (2,40 ± 0,78)°𝐶
̅ ± ∆α

2. ̅ ± ∆𝒃
Menghitung Ralat Titik Didih (𝒃 ̅)
Tabel 3. Data Pengukuran Suhu Air Mendidih (b) (°𝑪)

b𝑛 𝛿b(b𝑛 − b̅) |𝛿b(b𝑛 − b̅)|


2

96° 0° 0°
96° 0° 0°
96° 0° 0°
96° 0° 0°
96° 0° 0°
96° 0° 0°
96° 0° 0°
Σ = 672 Σ=0
672
b̅ = = 96°𝐶
7
0
Δb̅ = √6 = 0°
Jadi 𝑏̅ ± ∆𝑏̅ = (96 ± 0)°𝐶

3. Menghitung Ralat Suhu Termometer Badan (𝒕𝒏 ± ∆𝒕̅)


Pada suhu 35°C
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
36,2° 0,2° 0,04°
36,0° 0° 0°
35,8° -0,2° 0,4°
Σ = 108,0 Σ = 0,08
108
t̅ = = 36°𝐶
3
0,08
Δt̅ = √ = √0,04 = 0,2°
2
jadi (𝑡 ± ∆𝑡̅) = (36 ± 0,2) °𝐶
Pada suhu 36°𝑪
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
36,7° 0,3° 0,09°
36,4° 0° 0°
36,3° -0,1° 0,01°
Σ = 109,4 Σ = 0,10
109,4
t̅ = = 36,4°𝐶
3
0,10
Δt̅ = √ 2 = √0,05 = 0,2°

Jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) =(36,4±0,2) °𝐶

Pada suhu 37°𝑪


t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
37,4° 0,2° 0,04°
37,2° 0° 0°
37,0° -0,2° 0,04°
Σ =111,6 0,08°
111,6
t̅ = = 37,2°𝐶
3
0,08
Δt̅ = √ = √0,04 = 0,2°
2
jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (37,2 ± 0,2) °𝐶
Pada suhu 38°𝑪
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
38,4° 0,4° 0,16°
37,9° 0,1° 0,01°
37,8° 0,2° 0,04°
Σ = 114,1 Σ = 0,21
114,1
t̅ = = 38,0°𝐶
3
0,21
Δt̅ = √ 2 = √0,105 = 0,3°
jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (38,0 ± 0,3) °𝐶
Pada suhu 39°𝑪
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
39,0 1,3 1,69
38,8 0,5 0,25
38,7 0,4 0,16
Σ = 116,5 Σ = 2,1
116,1
t̅ = = 38,3°𝐶
3
2,1
Δt̅ = √ = √1,05 = 1,0
2
jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (38,3 ± 1,0) °𝐶
Pada suhu 40°𝑪
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
39,8 0,5 0,25
39,3 0 0
8,8 -0,5 0,25
Σ = 117,9 Σ = 0,50
117,9
t̅ = = 39,3°𝐶
3
0,50
Δt̅ = √ = √0,25 = 0,5
2
jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (39,3 ± 0,5) °𝐶
Pada suhu 41°𝑪
t𝑛 𝛿t(t 𝑛 − t̅) |𝛿t(t 𝑛 − t̅)|2
41,7 0 8 0,64
40,8 -0,1 0,01
40,3 -0,6 0,36
Σ = 122,8 Σ =1,01
122,8
t̅ = = 40,9°𝐶
3
1,01
Δt̅ = √ = √0,505 = 0,7
2
jadi (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (40,9 ± 0,7) °𝐶
4. Menentukan Tekanan Barometer Terkoreksi (h) dan Titik Didih (T) Melalui Tabel
h=ℎ𝑡 (1 − 0,000163)978/981
= 760(1 − 0,000163)978/981
= 760 x 0,996262
= 757,15
T = 99,835°𝐶
5. Menentukan Suhu Terkoreksi
Pada suhu 35°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(36 − 2,4) (96−2,4)] = 35,8

∆𝑋
99,835 2 99,835 99,835(36 − 2,4) 2 99,835(36 − 2,4) 2 2
= √| | |0,2|2 + |− + | |0,78|2 + |− | |0|
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2 (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 0,57
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 35,8 ± 0,57°𝐶
Pada suhu 36°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(36,4 − 2,4) (96−2,4)] = 36,2

∆𝑋
2 2
99,835 2 99,835 99,835(36,4 − 2,4) 99,835(36,4 − 2,4)
= √| | |0,2|2 + |− + | |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2 (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 0,57
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 36,2 ± 0,57°𝐶
Pada suhu 37°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ]
𝑏̅ − 𝑎̅
99,893
= [(37,2 − 2,4) (96−2,4)] = 37,1
∆𝑋
2 2
99,835 2 99,835 99,835(37,2 − 2,4) 99,835(37,2 − 2,4)
= √| | |0,2|2 + |− + | |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2 (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 0,56
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 37,1 ± 0,56°𝐶
Pada suhu 38°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(38 − 2,4) (96−2,4)] = 37,9

∆𝑋
2 2
99,835 2 99,835 99,835(38 − 2,4) 99,835(38 − 2,4)
= √| | |0,3|2 + |− + | |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2 (96 − 2,4)2

∆𝑋 =0,60
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 37,9 ± 0,60°𝐶
Pada suhu 39°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(38,3 − 2,4) (96−2,4)] = 38,3

∆𝑋
2 2
99,835 2 2 99,835 99,835(38,3 − 2,4) 99,835(38,3 − 2,4)
= √| | |1| + |− + 2
| |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 1,18
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 38,3 ± 1,18°𝐶
Pada suhu 40°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(39,3 − 2,4) (96−2,4)] = 39,3

∆𝑋
2 2
99,835 2 99,835 99,835(39,3 − 2,4) 99,835(39,3 − 2,4)
= √| | |0,5|2 + |− + 2
| |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 0,73
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 39,3 ± 0,73°𝐶
Pada suhu 41°𝑪
𝑇
𝜒 = [(𝑡̅ − 𝑎̅) ̅ ]
𝑏 − 𝑎̅
99,893
= [(40,9 − 2,4) (96−2,4)] = 41,0

∆𝑋
2 2
99,835 2 99,835 99,835(40,9 − 2,4) 99,835(40,9 − 2,4)
= √| | |0,7|2 + |− + | |0,78|2 + |− | |0|2
(96 − 2,4) (96 − 2,4) (96 − 2,4)2 (96 − 2,4)2

∆𝑋 = 0,89
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑋 ± ∆𝑋 = 41,0 ± 0,89°𝐶
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk dapat membaca termometer secara teliti dan mampu
melakukan peneraan termometer. Termometer yang digunakan adalah termometer badan digital dan
termometer batang. Suhu merupakan satuan kuantitatif terhadap panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Saat suhunya tinggi menandakan suatu benda atau sistem tersebut sedang dalam keadaan panas,
sedangkan semakin rendah suhunya maka suatu benda atau sistem tersebut dalam keadaan dingin.
Satuan suhu ada 4 yaitu celcius (C), Fahrenheit (F), Reamur (R), dan kelvin.
Tujuan dari menera termometer ini untuk membandingkan suhu yang terbaca dengan suhu acuan,
sehinga nilai suhu yang sebenarnya dapat diketahui. Skala yang dimiliki oleh termometer batang adalah -
10°C − 110°C, sedangkan termometer badan digital me,miliki skala 35°C − 42°C.
Setelah melakukan analisis data, didapatkan hasil ralat titik beku yaitu α ̅ = (2,40 ± 0,78)°𝐶.
̅ ± ∆α
Untuk ralat titik didih didapat hasil yaitu 𝑏̅ ± ∆𝑏̅ = (96 ± 0)°𝐶. Untuk analisis data ralat termometer
badan didapat hasil sebagai berikut, pada suhu 35°𝐶 didapat hasil (𝑡 ± ∆𝑡̅) = (36 ± 0,2) °𝐶, pada suhu
36°𝐶 didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) =(36,4±0,2) °𝐶, pada suhu 37°𝐶 didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (37,2 ± 0,2)°𝐶,
pada suhu 38°𝐶 didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (38,0 ± 0,3) °𝐶, pada suhu 39°𝐶 didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) =
(38,3 ± 1,0) °𝐶, pada suhu 40°𝐶 didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (39,3 ± 0,5) °𝐶, dan pada suhu 41°𝐶
didapat hasil (𝑡𝑛 ± ∆𝑡̅) = (40,9 ± 0,7)°𝐶. Untuk perhitungan tekanan barometer terkoreksi dan titik
didih kami menggunakan bantuan tabel dan didapat hasil yaitu 99,835°𝐶.
Untuk perhitungan suhu terkoreksi (X) didapat hasil sebagai berikut, pada 35°𝐶 didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋
= 35,8 ± 0,57°𝐶, pada suhu 36°𝐶 didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋 = 36,2 ± 0,57°𝐶, pada suhu 37°𝐶 didapat hasil
𝑋 ± ∆𝑋 = 37,1 ± 0,56°𝐶, pada suhu 38°𝐶 didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋 = 37,9 ± 0,60°𝐶, pada suhu 39°𝐶
didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋 = 38,3 ± 1,18°𝐶, pada suhu 40°𝐶 didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋 = 39,3 ± 0,73°𝐶, dan pada
suhu 41°𝐶 didapat hasil 𝑋 ± ∆𝑋 = 41,0 ± 0,89°𝐶.
Dari hasil percobaan tersebut diketahui bahwa suhu air mendidih akan semakin naik, sedangkan pada
air es suhunya akan semakin turun. Derajat termometer yang semakin naik ataupun turun disebabkan
oleh pengaruh suhu pada air.
Dalam melakukan percobaan ada beberapa kendala yang kami alami, seperti pada saat melakukan
pengamatan pada suhu 39°𝐶 kami harus melewatinya terlebih dahulu karena suhu air turun dengan
cepat, sedangkan termometer digital perlu waktu agar suhunya terbaca. Selain itu penyebabnya adalah
suhu ruangan yang dingin juga menjadi pengaruh cepatnya suhu air tersebut turun. Oleh sebab inilah
mengapa suhu terkoreksi pada suhu 39°𝐶 sangat tinggi, bahkan sampai menyentuh angka satu.
Kelebihan dari praktikum kali ini adalah praktikumnya mudah dilakukan dan alat-alat yang digunakan
pun sederhana dan mudah ditemukan.
Ketelitian pada praktikum kali ini tidak dapat mencapai 100% karena pengaruh suhu yang berubah-
ubah. Untuk menentukan suhu yang benar-benar tepat diperlukan ketelitian yang tinggi

VI. KESIMPULAN

 Termometer badan digital lebih akurat dibanding termometer batang.


 Pada saat pengamatan suhu air dari 41°-35° harus dilakukan dengan cepat karena penurunan
suhu sangat cepat
 Suhu ruangan dapat mempengaruhi suhu bahan praktikum
 Perlu ketelitian yang tinggi untuk mengetahui suhu yang benar-benar tepat

DAFTAR PUSTAKA

Sari, D. N., & Octaviana, K. (2013). PENERAAN TERMOMETER. Artikel Seminar Fisika
Dasar I, hal. 1-2.

Supu, I., Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016, April). PENGARUH SUHU TERHADAP
PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Jurnal Dinamika,
Vol. 07. No. 1Vol. 07. No. 1, hal. 61-64.

Wahyuni, P. S., Khairunnisa, S., & Azhari, W. (2013). PENERAAN TERMOMETER.


MAKALAH SEMINAR FISIKA DASAR 1, hal. 2-6.

Anda mungkin juga menyukai