Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum “Resonansi”

Modul M4 – Resonansi
Rizky Dwi Cahyo Fadillah / 22526017
Asisten: Diah Retnowati Kusuma Ningrum
Tanggal praktikum: 5 April 2023
Jurusan Rekayasa Tekstil – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Telah dilakukan pengukuran tentang resonansi menggunakan tabung resonansi, sound level meter,dan
audio frekuensi generator. Tujuan dari praktikum ini adalah memahami gejala resonansi dan gelombang bunyi,
kerja tabung resonansi, dan kecepatan bunyi di udara. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur
panjang kolom udara dengan tabung resonansi dengan frekuensi yang berbeda kemudian dicatat panjangnya, lalu
dilanjut dihitung panjang gelombang, dan kecepatan bunyi diudara. Pengolahan data dilakukan dengan
menghitung ralat L1, L2, L3, L4, ralat panjang gelombang, menghitung kecepatan bunyi di udara, dan menghitung
garfik pada frekuensi (1000, 2000, 3000) Hz. Dari data diperoleh pada semakin panjang frekuensinya maka hasil
panjang kolom udara dan semakin tinggi frekuensi maka semakin kecil kecepatan bunyi di udara.

Kata kumci— resonansi; gelombang; frekuensi.

I. PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami gejala resonansi dan gelombang bunyi,
memahami kerja
tabung resonansi, serta guna menentukan kecepatan bunyi di udara.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan fenomena bunyi. Misalnyaa saat
bermain gitar, terompet, dawai, atau saat sedang menonton konser. Bunyi bisa juga dalam bentuk yang
lain, seperti ledakkan dan petir. Bunyi berasal dari sumber bunyi yang digetarkan oleh tenaga atau energi,
kemudian getaran tersebut diantarkan oleh penghantar atau dipancarkan keluar dan barulah kita bisa
mendengarkan bunyi tersebut.[1]

Bunyi memiliki kecepatan di udara sehingga bisa sampai di telinga kita hanya dalam sepersekian detik
saja. Namun, kecepatan bunyi di udara dipengaruhi oleh beberapa factor tergantung dengan medium yang
dilewatinya. Semakin tinggi tingkat kerapatan partikel dari medium yang dilaui, maka semakin cepat bunyi
merambat didalamnya. Medium dalam bentuk cairan lebih cepat dari pada medium dalam bentuk gas,
missal bunyi lebih cepat melalui air dari pada udara. Selain itu suhu medium juga sangat mempengaruhi,
semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat, dan sebaliknya.
penjelasan diatas lah yang menjadi latar belakang dari percobaan resonansi dengan menggunakan
tabung resonansi ini.

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain, dimana
frekuensi benda yang bergetar sama dengan sumber yang menggetarkannya. Bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang dapat merambat melalui berbagai medium, baik gas, cair, maupun padat.
Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada
medium. Gangguan kerapatan pada medium berlangsung melalui interaksi molekul-molekul medium
disepanjang arah perambatan gelombang. Adapun Molekul hanya bergetar kedepan dan kebelakang
disekitar posisi kesetimbangan. Semakin besar panjang ruang pada tabung, maka akan semakin besar
frekuensi bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin kecil panjang ruang pada tabung, maka
frekuensi yang dihasilkan akan semakin kecil.[2]

Pada percobaan ini, bila sumber bunyi dirambatkan dalam tabung yang berisi udara, maka akan
menyebabkan terjadinya superposisi antara gelombang yang datang dengan gelombang yang dipantulkan
oleh dasar tabung itu sendiri, dan terjadilah resonansi gelombang. Gelombang yang terjadi adalah
gelombang longitudinal diam (stasioner), yaitu gelombang yang arah getarannya berhimpit dengan
arah rambatannya yang dimana arah rambatannya saling berlawanan dan amplitude serta memiliki
amplitude yang berubah di setiap titik yang dilalui gelombang. Resonansi terjadi bila frekuensi nada
dasar dari kolom udara dalam tabung resonansi sama dengan frekuensi sumber bunyi. Saat yang
beresonansi nada dasar maka terdapat satu simpul dan satu perut, saat yang beresonansi nada atas pertama
maka terdapat dua simpul dan dua perut, dan berlaku untuk seterusnya. Rumus yang berlaku adalah :
(2𝑛−1)
Ln + k =
λ
4
Dimana L adalah panjang kolom udara (m), n adalah
nada ke-n (n=1,2,3,4,…) dan k adalah jarak dari mulut
tabung yaitu sekitar 0,3 kali diameter tabung, serta λ adalah
panjang gelombang (m). Apabila k disubtitusikan kedalam
rumus tersebut maka diperoleh persamaan panjang
gelombang yaitu :

λ = 2(Ln − Lx)
Dimana Lx = n – 1. Sehingga dapat diperoleh rumus
kecepatan bunyi di udara adalah :

Vt = λ. F
Dimana F adalah frekuensi sumber bunyi dan Vt
adalah kecepatan bunyi di udara pada suhu percobaan.
Sedangkan pada suhu 0°C dapat menggunakan rumus :

273
Vo = Vt√
1+𝑡
Dimana t sama dengan suhu ruang pada saat
percobaan.

Alasan percobaan ini cukup penting untuk dijadikan jurnal adalah karena pada kehidupan sehari-
hari kita sering mendengar bunyi, namun banyak pertanyaan seputar bunyi yang membuat kita penasaran
seperti bentuknya, bagaimana proses terjadinya, kenapa bisa ada bunyi, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, percobaan ini bermanfaat untuk menambah wawasan praktikan tentang resonansi bunyi dan
menjawab berbagai pertanyaan yang bersangkutan. Selain itu, praktikan lebih mudah memahami
tentang percobaan ini karena bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari. Manfaat lain dari percobaan
ini adalah guna menjadi referensi dan landasan teori dalam percobaan lain.

II. METODE PRAKTIKUM


A. Langkah Percobaan

Mengukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer

Memastikan semua alat pada tempatnya lalu hidupkan AFG dan pastikan
AFG terhubung dengan tabung resonansi

Hidupkan sound level meter dan aturlah frekuensi dari AFG setelah itu
Menarik piston, perhatikan simpangangan jarum pada sound level meter

Simpangan maksimum jarum sound level meter yang pertama


menandakan terjadinya resonansi yang pertama

Catatlah data bila terjadi resonansi

Mengulangi langkah yang sama dengan frekuensi yang berbeda


B. Gambar Alat

Gambar 1 tabung resonansi.


Sumber: http://atera-indo.blogspot.com/2017/11/alat-peraga-kimia-tabung-resonansi-dan.html

Gambar 2 mistar
Sumber: http://iptekindonesiaef.blogspot.com/2018/08/pengertian-fungsi-jangka-sorong-mistar.html

Gambar 3 AFG
Sumber: https://s2.bukalapak.com/img/2413417471/w-1000/generator_frekuensi_audio_d_1_.jpg

Gambar 4 GW Instek GDS


Sumber : https://www.tokopedia.com/kmtinstruments/gw-instek-gds-1052u-50-mhz-digital-storage-
oscilloscope?utm_source=google&utm_medium=organic&utm_campaign=pdp-seo

Gambar Function Generator


Sumber : https://kamuharustahu.com/pengertian-function-generator/
Gambar
Sumber : https://m.bukalapak.com/p/elektronik/komponen-elektronik/bmqw8i-jual-esr-analog

III. DATA PERCOBAAN

Data percobaan:

No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)


L1 L2 L3 L4
1 8 24,4 41,4 60
2 1000 7,2 24,4 42,4 59,4
3 7,4 25 42,2 59,4
Rata-rata 17,6 24,6 42 59,6
No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)
L1 L2 L3 L4
1 27,4 25 42,2 52
2 2000 9 19 34,8 42,8
3 9 18,2 35,2 43,2
Rata-rata 15,13 24,06 37,4 46
No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)
L1 L2 L3 L4
1 3,6 9,6 15 21,2
2 3000 3,6 9,4 15,4 21,2
3 3,6 9,6 15,2 20,8
Rata-rata 3,6 9,5 15,2 21,06

e
IV. ANALISIS DATA
Analisis Data :
o Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4

➢ Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (1000 Hz)


L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
8 0,47 0,2209
7,2 -0,33 0,1089
7,4 -0,13 0,0169
Ε𝐿1 Ε|𝛿𝐿1|2

𝚺𝑳𝟏 𝟐𝟐,𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = 𝒏 = 𝟑 = 𝟕, 𝟓𝟑 cm

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟑𝟒𝟔𝟕 = 0,41 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 7,35 cm ± 0,41 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
24,4 -0,2 0,04
24,4 -0,2 0,04
25 0,4 0,16
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟕𝟑,𝟖 = 𝟐𝟒, 𝟔 cm


𝑳𝟏 𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟐𝟒 = 0,34 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 24,60 cm ± 0,34 cm

L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
41,4 -0,6 0,04
42,4 0,4 0,04
42,2 0,2 0,16
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟏𝟐𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = 𝒏 = 𝟑 = 𝟒𝟐 cm

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟓𝟔 = 0,52 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 42,00 cm ± 0,52 cm

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
60 0,4 0,16
59,4 -0,2 0,04
59,4 -0,2 0,04
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟕𝟖,𝟖 = 59,6 cm


𝑳𝟏 𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟐𝟒 = 0,34 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 59,60 cm ±0,34 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏
➢ Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (2000 Hz)
L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
27,4 12,2 148,84
9 -6,13 37,57
9 -6,13 37,57
Ε𝐿1 Ε|𝛿𝐿1|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟒𝟓,𝟒 = 𝟏𝟓, 𝟏𝟑 cm


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟐𝟐𝟑,𝟗𝟗 = 10,58 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 15,13 cm ± 10,58 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
35 10,94 119,68
19 -5,06 25,60
18,2 -5,86 34,33
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

𝚺𝑳𝟏 𝟕𝟐,𝟐
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟐𝟒, 𝟔𝟗 cm
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟏𝟕𝟗,𝟔𝟏 = 9,47 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 24,06 cm ± 9,47 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
42,2 4,8 23,04
34,8 -2,6 6,76
35,2 -2,2 4,84
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟏𝟏𝟐,𝟐
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = 𝒏 = 𝟑 = 𝟑𝟕, 𝟒 cm

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟑𝟒,𝟔𝟒 = 4,16 cm
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 37,4 cm ± 4,16 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
52 6 36
42,8 -3,2 10,24
43,2 -2,8 7,84
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟑𝟖 = 46 cm


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟑𝟒,𝟔𝟒 = 5,2 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 46,0 cm ± 5,2 cm
➢ Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (3000 Hz)
L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
3,6 0 0
3,6 0 0
3,6 0 0
Ε𝐿1 Ε|𝛿𝐿1|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟎,𝟖 = 𝟑, 𝟔 cm


𝑳𝟏 𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √
𝚫𝑳𝟏
𝟎
= 0 cm
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 3,6 cm ± 0 cm

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
9,6 0,07 0,0049
9,4 -0,13 0,0169
9,6 0,07 0,0049
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

𝚺𝑳𝟏 𝟐𝟖,𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = 𝒏 = 𝟑 = 𝟖𝟗, 𝟓𝟑 cm

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟎𝟐𝟔𝟕 = 0,11 cm
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 9,53 cm ± 0,11 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
15 0,07 0,04
15,4 0,2 0,04
15,2 0 0
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟒𝟓,𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = 𝒏 = 𝟑 = 𝟏𝟓, 𝟐 cm

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟎𝟖 = 0,2 cm
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 15,2 cm ± 0,2 cm


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
21,2 0,14 0,0196
21,2 0,14 0,0196
20,8 -0,26 0,0676
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟔𝟑,𝟐 = 21,06 cm


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟏𝟎𝟔𝟖 = 0,23 cm
𝚫𝑳𝟏 𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 21,06 cm ± 0,23 cm
o
Menghitung Ralat Panjang Gelombang (𝜆)
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆 = 2 (𝐿2 𝐿1)
➢ ̅̅̅ − 𝐿2
Masing-masing frekuensi di cari {𝜆 = 2 (𝐿3 ̅̅̅)
̅̅̅ − 𝐿3
𝜆 = 2 (𝐿4 ̅̅̅)

Frekwensi 1000 Hz :
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆1 = 2(𝐿2 𝐿1) = 2(24,60-17,07)= 15,06 cm
̅̅̅ − 𝐿2
𝜆2 = 2(𝐿3 ̅̅̅) = 2(42-24,6)= 34,8 cm
̅̅̅ − 𝐿3
𝜆3 = 2(𝐿4 ̅̅̅) = 2(59,6-24)= 35,2 cm

Frekwensi 2000 Hz :
̅̅̅ − 𝐿1
𝜆1 = 2(𝐿2 ̅̅̅) = 2(24,06-15,13)= 17,86 cm
̅̅̅ − 𝐿2
𝜆2 = 2(𝐿3 ̅̅̅) = 2(37,4-24,06)= 26,68 cm
𝜆3 = 2(𝐿4 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝐿3) = 2(46-37,4)= 17,2 cm

Frekwensi 3000 Hz :
̅̅̅ − 𝐿1
𝜆1 = 2(𝐿2 ̅̅̅) = 2(9,53-3,6)= 11,86 cm
𝜆2 = 2(𝐿3 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝐿2) = 2(15,2-9,53)= 11,34 cm
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆3 = 2(𝐿4 𝐿3) = 2(21,06-15,2)= 11,72 cm

➢ 1000 Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
15,06 -13,29 176,62
34,8 6,45 41,60
35,2 6,85 46,92
Σ = 85,06 Σ = 265,14

Σ𝜆 85,06
𝜆̅ = 𝑛
= 3
= 28,35 cm

Σ|𝛿𝜆| 2
265,14
Δ𝜆̅ = √ 𝑛−1 = √ 2 = 11.51 cm

𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 0,28 𝑚 ± 0,11 m

➢ 2000 Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
17,86 -2,72 7,39
26,68 6,1 37,21
17,2 -3,38 11,42
Σ = 61,74 Σ = 56,02

Σ𝜆 61,74
𝜆̅ = 𝑛
= 3
= 20,58 cm = 0,20 m

Σ|𝛿𝜆| 2
56,02
Δ𝜆̅ = √ 𝑛−1 = √ 2 = 5,29 cm =0,05 m

Jadi 𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 0,20 𝑚 ± 0,05 𝑚

➢ 3000Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
11,86 0,22 0,0484
11,34 -0,3 0,09
11,72 0,08 0,0064
Σ = 34,92 Σ = 0,1448

Σ𝜆 34,92
𝜆̅ = 𝑛
= 3
= 11,64 cm = 0.11 m

Σ|𝛿𝜆| 0,1448 2
Δ𝜆̅ = √ 𝑛−1 = √ 2 = 0,26 cm = 0,002 m

Jadi 𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 0,110 𝑚 ± 0,002 𝑚

o Menghitung kecepatan bunyi diudara

Frekwensi 1000 Hz

Vt = λ. f = 0,28 x 1000 = 280 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|1000|2 |0,11|2 = 110 m/s

Frekwensi 2000 Hz

Vt = λ. f = 0,28 x 2000 = 400 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|2000|2 |0,05|2 = 105,1 m/s

Frekwensi 3000 Hz

Vt = λ. f = 0,11 x 3000 = 330 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|3000|2 |0,002|2 = 6 m/s

➢ Membuat grafik Ln vs n

Chart Title
L1 L2 L3 L4

120 89,53
100
Axis Title

80 59,6
42 46
37,4
60
40 24,6 24,69 21,06
7,53 15,13 15,2
20 3,6
0
1000Hz 2000Hz 3000Hz
L1 7,53 15,13 3,6
L2 24,6 24,69 89,53
L3 42 37,4 15,2
L4 59,6 46 21,06
Axis Title
V. PEMBAHASAN
Resonansi bunyi merupakan suatu peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada nya
benda lain yang bergetar dan mempunyai frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi tersebut. Pada praktikum kali ini kami melakukan resonansi bunyi dengan frekuensi 1000Hz,
2000Hz dan 3000Hz yang mana tiap frekuensi dilakukan sebanyak 4x pengulangan tiap L1,L2,L3
dan L4.
Pada praktikum kali ini mengenai resonansi bunyi. Berdasarkan teori pengertian bunyi
merupakan salah satu bentuk energy, bunyi yang kita dengar berasal dari sumber bunyi. Sedangkan,
resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena benda lain yang bergetar pada
frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi merupakan suatu
fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar dengan amplitude yang maksimum akibat adanya
implus gaya yang berubah –ubah yang bekerja pada implus tersebut.

Pertama yang harus di siapkan pada Praktikum Fisika dasar materi Resonansi bunyi adalah
alat-alat dan bahan seperti tabung resonansi untuk mencari dengungan (resonansi) bunyi, audio
generator pembuat frekuensi tertentu ( f : 1000, 2000, 3000 Hz ), alat pengukur untuk mengukur
panjang L1 L2 dan L3. Thermometer untuk mengukur suhu rungan. Pada percobaan pertama,
praktikan diminta untuk menghitung ralat L1, L2, L3, L4 dengan Frekuensi 1000 Hz. Table pertama
mencakup data L1, 1 dan │∂L1│² Dari data L1 yang diperoleh, kita dapat menghitung
sehingga diperoleh hasil 7,53 cm. Setelah mendapatkan data tersebut dilanjutkan dengan mengurangi
masing masing data untuk mengisi data pada kolom kedua data ∂L1.dan selanjutnya untuk
memperoleh table │∂L1│² yaitu dengan cara mengkuadratkan masing masing data yang terdapat di
data ∂L1. Sehingga mendapatkan ∆│∂L1│² yaitu 0,4. Untuk perhitungan Jadi L1 ± ∆L1 7,35 cm ±
0,41 cm
Table kedua mencakup data L2, 1 dan │∂L2│² Dari data L2 yang diperoleh, kita dapat
menghitung sehingga diperoleh hasil 24,6 cm. Dilanjutkan untuk menghitung 2. Data
perhitungan untuk memperoleh masin g masing ∂L2 adalah dengan cara pengurangan masing
masing data L2 dengan mengurangi masing masing data pada kolom satu. Selanjutnya untuk
mengisi table │∂L2│² dilakukan dengan cara m eng kuadratkan masing masing data ∂L1. Hasil
penjumlah an dari data │∂L2│² adalah 0,3. Untuk perhitungan Jadi L2 ± ∆L2 24,60 cm ± 0,34 cm

Table ketiga mencakup data L3, 1 dan │∂L3│² Dari data L3 yang diperoleh, kita dapat
menghitung sehingga diperoleh hasil 42 cm. Dilanjutkan untuk menghitung 3. Data perhitungan
untuk memperoleh masing masing ∂L3 adalah dengan cara pengurangan masing masing data L3
dengan mengurangi masing masing data pada kolom satu. Selanjutny a untuk mengisi table │∂L3│²
dilakukan dengan cara mengkuadratkan masing masing data ∂L3. Hasil penjumlahan dari data
│∂L2│² adalah 0,5. Untuk perhitungan Jadi L3 ± ∆L3 42,00 cm ± 0,52 cm

Table keempat mencakup data L4, 4 dan │∂L4│² Dari data L4 yang diperoleh, kita dapat
menghitung sehingga diperoleh hasil 59,6 cm. Dilanjutkan untuk menghitung 4. Data perhitungan
untuk memperoleh masing masing ∂L4 adalah dengan cara pengurangan masing masing data L4
dengan mengurangi masing masing data pada kolom satu. Selanjutny a untuk mengisi table │∂L4│²
dilakukan dengan cara mengkuadratkan masing masing data ∂L4. Hasil p enjumlahan dar i data │∂L4│²
adalah 0,3. Untuk perhitungan Jadi L4 ± ∆L4 59,60 cm ±0,34 cm

Untuk medapatkan frekuensi 2000 dan 3000 Lakukan cara yang sama untuk memperoleh
masing masing data yang dapat di peroleh dengan cara yang sama dengan frekuensi yang berbeda.

Resonansi sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.


Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
bunyi. Bagian telinga yang paling penting ialah selaput gendang pendengaran. Bagian ini
merupakan selaput tipis dan mudah beresonansi untuk tiap macam getaran.
Contoh lainnya alat musik akustik seperti seruling, biola, drum, dan gitar memanfaatkan
resonansi agar diperoleh bunyi yang merdu. Alat musik tradisional seperti gamelan juga memanfaatkan
peristiwa resonansi. Adanya ruang resonansi pada gitar, biola,saron, kolintang dan kentongan
dapat memperkeras bunyi alat alat tersebut.

Berikut beberapa factor kesalahan yang dapat terjadi:

• Pada saat melakukan percobaan kurang berhati hati dalam. penarikan piston sehingga data
dapat berubah.
• kurang fokus saat memberhentikan piston ketika jarum pada sound level telah menyimpang.
• Kurang teliti melihat angka yang ada di tabung.
• Praktikan tidak menjalani percobaan sesuai prosedur yang sudah di tetapkan.
VI. KESIMPULAN

• Praktikum resonansi kali ini dapat disimpulkan bahwa gejala dari resonansi adalah ketik
suatu benda ikut bergetar akibat dari getaran benda yang mempunyai frekuensi sama.
Prinsip kerja dari tabung resonansi adalah ketika terjadi dengungan pada kolom udara, hal
itu menandakan bahwa pada bagian tabung yang tertutup terbentuk simpul. Maka dari
situlah kita dapat menentukan panjang gelombang.

• Hasil dari kecepatan bunyi di udara pada

- frekuensi 1000
∆𝑣𝑡 = 110 𝑚/𝑠

- frekuensi 2000
∆𝑣𝑡 = 105,1 𝑚/𝑠

- frekuensi 3000
∆𝑣𝑡 = 6 𝑚/𝑠
DAFTAR PUSTAKA

[1] Alonso, M. Dan Finn, E.D., Fundamental University Physics. New York: Addinson-Wesley
Longman, 1980.

[2] Soeripto, M. Hygiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FK Universitas Indonesia, 2008.

[3] Suma’mur, Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV Sagung Seto, 2009.

[4] A.L. Ilham, Tinjauan Umum Konsep Fisika Dasar, Yogakarta:Penerbit Deepublish, 2019.

[5] Anizar, Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graham Ilmu,
2009.

Anda mungkin juga menyukai