Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum “MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA”

Modul M4 – Resonansi
Fadel pasha parluhutan b/22526016
Asisten: Diah Retnowati
Tanggal praktikum: 5 April 2023
Rekayasa Tekstil – Fakultas Tekhnologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Percobaan Resonansi Bunyi bertujuan untuk memahami gejala resonansi dan
gelombang bunyi, mementukan kecepatan bunyi di udara, serta memahami kerja tabung
resonansi. Peristiwa resonansi didefinisikan sebagai sebuah benda yang bergetar akibat benda lain
yang sedang bergetar dengan syarat mempunyai frekuensi yang sama. Pada praktikum kali ini
dilakukan sebanyak 3 kali percobaan dengan frekuensi yang berbeda yaitu 1000 Hz, 2000 Hz, dan
3000 Hz sehingga diperoleh hasil bahwa semakin kecil frekuensi maka semakin besar kecepatan
bunyi di udara yang dihasilkan dan begitu juga sebaliknya.

Kata kumci— Resonansi, Bunyi, Gelombang, dan Frekuensi

I. PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini memiliki tujuan untuk meneliti dan mempelajari gejala resonansi dan gelombang
bunyi, memnetukan kecepatan bunyi di udara, serta memahami kerja tabung resonansi
B. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan fenomena bunyi, misalnya kita mendengar
musik, senang memperhartikan seseorang bermain gitar, seruling terompet dan sebagainya. Peristiwa yang
berkaitan dengan music lainnya seperti halnya senang menonton konser musik. Ada kalanya kita ketakutan
terhafap bunyi, misalnya suara ledakab, petir, dan sebagainya. Kecepatan bunyi paling cepat adalah ruang
hampa karena tidak ada penghalang sehingga bunyi bebas saja lewat. Demikian pula terhadap pendengaran
bunyi akan paling bagus pada ruang hampa karena tak ada penghalang. Pada gedunng konser sering
dipasang alat peredam suara dengan tujuan suara dari penyanyi agar merdu dan nyaring. Bunyi yang
sering kita dengar karena adanya getaran dari suatu benda sehingga menghasilkan bunyi. Bunyi yang kita
dengar sangat beragam dan dapat kita bedakan dengan telinga kita. Salah satu fenomena yang terjadi pada
bunyi adalah resonansi. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda oleh benda lain yang
memiliki frekuensi yang sama atau kelipatannya. Resonansi sangat berperan sekali dalam dunia music,
terutama pada alat music yang memiliki dawai. Bila tidak ada resonansi mungkin kita tidak akan banyak
mendengar bunyi yang indah di telinga kita. Oleh karena itu, kami sangat tertarik untuk membahas
resonansi dengan lebih luas. Berdasarkan praktikum ini guna untuk meneliti dan mempelajari tentang
resonansi serta kecepatan gelombang bunyi.

C. Dasar Teori
Pemahaman mahasiswa mengenai konsep gelombang terutama gelombang bunyi yang termasuk
gelombang longitudinal masih sangat rendah dikarenakan konsep gelombang merupakan konsep yang
abstrak, namun gejala-gejala yang diakibatkannya dapat diamati. Konsep gelombang lebih mudah
dipahami mahasiswa melalui kegiatan praktikum, hal ini dikarenakan mahasiswa mendapatkan
pengalaman langsung dalam pembelajaran dan pembentukan konsep (Lutfiyah, et al., 2017).
Salah satu kegiatan praktikum gelombang bunyi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah resonansi
bunyi. Praktikum resonansi gelombang bunyi dapat dilakukan dengan menggunakan kolom resonansi
atau pipa organa. Pada praktikum gelombang bunyi menggunakan kolom resonansi, mahasiswa masih
mengalami kesulitan menentukan besaran-besaran fisis yang terlibat. Sebagai contoh sederhana
mahasiswa tidak dapat menentukan letak simpul dan perut, atau rapatan dan regangan gelombang bunyi
karena tidak dapat diamati secara langsung (Nursulistiyo, 2017).
Dua buah gelombang yang merambat dalam medium dapat dipandang sebagai resultan dari
penjumlahan kedua gelombang tersebut (superposisi gelombang). Hasil dari superposisi ini menimbulkan
berbagai fenomena yang menarik, seperti adanya gelombang diam, pelayangan, interferensi, difraksi dan
resonansi. Superposisi dari suatu gelombang datang dengan gelombang pantulnya dapat menghasilkan
suatu gelombang yang dikenal dengan gelombang diam/stasioner. Jika gelombang tersebut datang secara
terus menerus maka superposisi antara gelombang datang dan pantulan akan terus menerus terjadi dan
akhirnya terjadi resonansi.
Resonansi umumnya terjadi jika gelombang mempunyai frekuensi yang sama atau mendekati
frekuensi alamiah sehingga terjadi amplitudo maksimum. Bila garpu penala digetarkan diatas tabung
resonansi, maka getaran garpu penala ini akan menggetarkan kolom udara di dalam tabung resonansi.
Dengan mengatur panjang kolom udara di dalam tabung resonansi, maka akan terdengar dengung garpu
penala lebih keras, ini berarti terjadi resonansi. Didalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal
diam (stasioner), dengan sasarannya yaitu permukaan air sebagai simpul gelombang dan untuk mulut
tabung sebagai peut gelombang. Sebenarnya letak perut berada di sedikit di atas tabung. Jaraknya kira-
kira 0,3 kali diameter tabung. Resonansi terjadi jika frekuensi nada dasar atau nada atas dari kolom udara
sama dengan frekuensi garpu penala.
Pada keadaan resonansi itu terdapat hubungan :
(2𝑛+1)1
𝐿= = 0,1,2,3 … (1)
4𝑛

Dimana :
L = Panjang gelombang udara saat resonansi
1 = Panjang gelombang bunyi
¼ = v/f
V = kecepatan bunyi di udara
F = frekuensi sumber bunyi

Bila Panjang kolom udara dalam tabung tidak diubah, maka hanya frekuensi-frekuensi tertentu
saja yang menghasilkan resonansi. Persamaannya mirip dengan persamaan (1) diatas :
(2𝑚 + 1)1𝑚
𝐿= = 0,1,2,3 … (2)
4𝑚
Ini adalah Panjang gelombang resonansi. Resonansi nada dasar terjadi m = 0, sedangkan m =
1,2… menghasilkan resonansi nada atas pertama, kedua, dan seterusnya. Dalam hal ini resonansi yang
terjadi sama dengan resonansi pada pipa organa tertutup.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Langkah Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan praktikum

Mengukur dan mencatat suhu ruang pada saat percobaan.

Menyesuaikan permukaan air dalam tabung resonansi pada skala 2 cm dengan


menaikan/menurunkan botol

Menyalakan audio generator dengan frekuensi 1000 Hz

Menempatkan sumber suara diatas mulut tabung resonansi, kemudian


menurunkan secara perlahan botol sampai terdengar dengung keras.
Mengamati tinggi permukaan air pada saat dengung pertama [ada mistar, dan
tuliskan tinggi hasil pengamatan anda pada kolom L1

Mengamati kembali skala tinggi permukaan pada dengung yang


kedua, dan menuliskan hasil pengamatan skalanya pada kolom L2, kemudian
melanjutkan untuk dengung keras ketiga dan keempat

Mengulangi langkah ke 5-6 sebanyak empat kali untuk frekuensi yang


sama

Melakukan kegiatan 3-7 untuk frekuensi 2000 Hz dan 3000 Hz

Setelah data selesai terkumpul, mematikan audio generator dan


merapikan kembali alat dan bahan seperti kondisi semula
B. Gambar Alat

Gambar 1 Tabung Resonansi

Gambar 4 Sound Level Meter

Gambar 2 Kabel Jumper

Gambar 3 Osiloskop

Gambar 5 Function Generator


III. DATA PERCOBAAN

Data percobaan:

No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)


L1 L2 L3 L4
1 8 24,4 41,4 60
2 1000 7,2 24,4 42,4 59,4
3 7,4 25 42,4 59,4
Rata-rata 7,53 24,6 42 59,6
No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)
L1 L2 L3 L4
1 27,4 35 42,2 52
2 2000 9 19 34,8 42,8
3 9 18,2 35,2 43,2
Rata-rata 15,13 24,06 37,4 46
No Frekuensi (Hz) Panjang Kolom Udara (cm)
L1 L2 L3 L4
1 3,6 9,6 15 21,2
2 3000 3,6 9,4 15,4 21,2
3 3,6 9,6 15,2 20,8
Rata-rata 3,6 9,53 15,2 21,06∑∑

IV. ANALISIS DATA


Analisis Data :
o Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4

 Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (1000 Hz)


L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
8 0,47 0,2209
7,2 -0,33 0,1089
7,4 -0,13 0,0169
∑𝐿1 ∑|𝛿𝐿1|2

𝚺𝑳𝟏 𝟐𝟐,𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟕, 𝟓𝟑 cm = 0,753 m
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟑𝟒𝟔𝟕 = 0,4163 cm = 0,004163 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,753 m ± 0,004163 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
24,4 -0,2 0,04
24,4 -0,2 0,04
25 0,4 0,16
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟕𝟑,𝟖 = 𝟐𝟒, 𝟔 cm = 0,246 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟐𝟒 = 0, 346cm = 0,00346 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,246 m ± 0,00346 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏
L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
41,4 -0,66 0,4356
42,4 0,34 0,1156
42,4 0,34 0,1156
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟏𝟐𝟔,𝟐
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟒𝟐, 𝟎𝟔 cm = 0,4206 m
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟔𝟔𝟔𝟖 = 0,33 cm = 0,0033 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,4206 m ± 0,0033 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
60 0,4 0,16
59,4 -0,2 0,4
59,4 -0,2 0,4
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟕𝟖,𝟖 = 59,6 cm = 0,596 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟗𝟔 = 0,692 cm = 0,00692 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,596 m ±0,00692 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

 Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (2000 Hz)


L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
27,4 12,27 150,5529
9 -6,13 37,5769
9 -6,13 37,5769
Ε𝐿1 Ε|𝛿𝐿1|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟒𝟓,𝟒 = 𝟏𝟓, 𝟏𝟑 cm = 0,1513 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟐𝟐𝟓,𝟕𝟎𝟔𝟕 = 10,623 cm = 0,10623 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 0,1513 m ± 0,10626 m

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
35 10,94 119,6836
19 -5,06 25,6036
18,2 -5,86 34,3396
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

𝚺𝑳𝟏 𝟕𝟐,𝟐
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟐𝟒, 𝟎𝟔 cm = 0,2406 m
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟏𝟕𝟗,𝟔𝟐𝟔𝟖 = 89,8134 cm = 0,898134 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ =0,2406 m ± 0,898134 m
L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
42,2 4,8 23,04
34,8 -2,6 6,76
35,2 -2,2 4,84
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟏𝟏𝟐,𝟐
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟑𝟕, 𝟒 cm = 0,374 m
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟑𝟒,𝟔𝟒 = 4,161 cm = 0,04161 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ = 0,374 m ± 0,04161 m

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
52 6 36
42,8 -3,2 10,24
43,2 -2,8 7,84
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟑𝟖 = 46 cm = 0,46 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟓𝟒,𝟎𝟖 = 5,2 cm = 0,052 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,46 m ± 0,052 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

 Menghitung Ralat L1, L2, L3, L4 (3000 Hz)


L1 𝛿𝐿1 |𝛿𝐿1|2
3,6 0 0
3,6 0 0
3,6 0 0
Ε𝐿1 Ε|𝛿𝐿1|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟏𝟎,𝟖 = 𝟑, 𝟔 cm = 0,036 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √
𝚫𝑳𝟏
𝟎
=0=0m
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ =0,036 m ± 0 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L2 𝛿𝐿2 |𝛿𝐿2|2
9,6 0,07 0,0049
9,4 -0,13 0,0169
9,6 0,07 0,0049
Ε𝐿2 Ε|𝛿𝐿2|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟐𝟖,𝟔 = 𝟗, 𝟓𝟑 cm = 0,0953 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟎𝟐𝟔𝟕 = 0,115 cm = 0,00115 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ± 𝚫𝑳𝟏
𝑳𝟏 ̅̅̅̅ =0,0953 m ± 0,00115 m
L3 𝛿𝐿3 |𝛿𝐿3|2
15 -0,2 0,04
15,4 0,2 0,04
15,2 0 0
Ε𝐿3 Ε|𝛿𝐿3|2

𝚺𝑳𝟏 𝟒𝟓,𝟔
̅̅̅̅
𝑳𝟏 = = = 𝟏𝟓, 𝟐 cm = 0,152 m
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟎𝟖 = 0,2 cm = 0,002 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,152 m ± 0,002 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

L4 𝛿𝐿4 |𝛿𝐿4|2
21,2 0,14 0,0196
21,2 0,14 0,0196
20,8 -0,26 0,0676
Ε𝐿4 Ε|𝛿𝐿4|2

̅̅̅̅ = 𝚺𝑳𝟏 = 𝟔𝟑,𝟐 = 21,06 cm = 0,2106 m


𝑳𝟏
𝒏 𝟑

𝟐
̅̅̅̅ =√𝚺|𝜹 𝑳𝟏| = √𝟎,𝟏𝟎𝟔𝟖 = 0,231 cm = 0,00231 m
𝚫𝑳𝟏
𝒏−𝟏 𝟑−𝟏

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = 0,2106 m ± 0,00231 m


𝑳𝟏 ± 𝚫𝑳𝟏

oMenghitung Ralat Panjang Gelombang (𝜆)


̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆 = 2 (𝐿2 𝐿1)
 ̅̅̅ − 𝐿2
Masing-masing frekuensi di cari {𝜆 = 2 (𝐿3 ̅̅̅)
̅̅̅)
̅̅̅ − 𝐿3
𝜆 = 2 (𝐿4

Frekwensi 1000 Hz :
̅̅̅ − 𝐿1
𝜆1 = 2(𝐿2 ̅̅̅) = 2(24,60-17,07)= 15,06 cm
̅̅̅ − 𝐿2
𝜆2 = 2(𝐿3 ̅̅̅) = 2(42-24,6)= 34,8cm
̅̅̅) = 2(59,6-42)= 35,2 cm
̅̅̅ − 𝐿3
𝜆3 = 2(𝐿4

Frekwensi 2000 Hz :
̅̅̅ − 𝐿1
𝜆1 = 2(𝐿2 ̅̅̅) = 2(24,06-15,13)= 17,86 cm
̅̅̅ − 𝐿2
𝜆2 = 2(𝐿3 ̅̅̅) = 2(37,4-24,06)= 26,68 cm
̅̅̅) = 2(46-37,4)= 17,2 cm
̅̅̅ − 𝐿3
𝜆3 = 2(𝐿4

Frekwensi 3000 Hz :
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆1 = 2(𝐿2 𝐿1) = 2(9,53-3,6)= 11,86 cm
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆2 = 2(𝐿3 𝐿2) = 2(15,2-9,53)= 11,34 cm
̅̅̅ − ̅̅̅
𝜆3 = 2(𝐿4 𝐿3) = 2(21,06-15,2)= 11,72 cm
 1000 Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
15,06 -13,29 176,62
34,8 6,45 41,60
35,2 6,85 46,96
Σ = 85,06 Σ = 265,14

Σ𝜆 85,06
𝜆̅ = = = 28,35 cm = 0,28 m
𝑛 3

Σ|𝛿𝜆|2 265,14
Δ𝜆̅ = √ =√ = 11,51 cm = 0,11 m
𝑛−1 2

𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 0,28 ± 0,11

 2000 Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
17,86 -2,72 7,39
26,68 6,1 37,21
17,2 -3,38 11,42
Σ = 61,74 Σ = 56,02

Σ𝜆 61,74
𝜆̅ = = = 20,58 cm = 0,20 m
𝑛 3

Σ|𝛿𝜆|2 56,02
Δ𝜆̅ = √ = √ = 5,29 cm= 0,05 m
𝑛−1 2

Jadi 𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 0,20 ± 0,05

 3000Hz
𝜆 𝛿𝜆 |𝛿𝜆|2
11,86 0,22 0,0484
11,34 -0,3 0,09
11,72 0,08 0,0064
Σ = 34,92 Σ = 0,1448

Σ𝜆 34,92
𝜆̅ = = = 11,64 cm = 0,11 m
𝑛 3

Σ|𝛿𝜆|2 0,1448
Δ𝜆̅ = √ = √ = 0,26 cm = 0,002 m
𝑛−1 2

Jadi 𝜆̅ ± Δ𝜆̅ = 11 ± 0,002

o Menghitung kecepatan bunyi diudara

Frekwensi 1000 Hz

Vt = λ. f = 0,28 x 1000 = 280 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|1000|2 |0,11|2 = 110 m/s
Frekwensi 2000 Hz

Vt = λ. f = 0,20 x 2000 = 400 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|2000|2 |0,05|2 = 100 m/s

Frekwensi 3000 Hz

Vt = λ. f = 0,11 x 3000 = 330 m/s


2
ΔVt = √|𝑓|2 |Δ𝜆̅| = √|3000|2 |0,002|2 = 6 m/s

Frekwensi 1000 Hz

273 273
Vo = Vt√ = 280√ = 267,54 m/s
1+t 1+298

273 2 273 2
Δ𝑉𝑜 = √| | |Δ𝑉𝑡|2 = √| | |110|2 = 105,1 m/s
1+𝑡 1+299

Frekwensi 2000 Hz

273 273
Vo = Vt√ = 400√ = 382,2 m/s
1+t 1+298

273 2 273 2
Δ𝑉𝑜 = √| | |Δ𝑉𝑡|2 = √| | |100|2 = 95,55 m/s
1+𝑡 1+299

Frekwensi 3000 Hz

273 273
Vo = Vt√ = 330√ = 315,31 m/s
1+t 1+298

273 2 273 2
Δ𝑉𝑜 = √| | |Δ𝑉𝑡|2 = √| | |6|2 = 5,73 m/s
1+𝑡 1+299
 Membuat grafik Ln vs n

Frekuensi 1000 Hz
70

60

50

40
f
30

20

10

0
1000

Frekuensi 2000 Hz
50
45
40
35
30
f
25
20
15
10
5
0
2000
Frekuensi 3000 Hz
25

20

15

10

0
3000 f

V. PEMBAHASAN

Resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya benda lain karena sumber bunyi dan benda
yang digetarkan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatannya. Gelombang bunyi yang merambat
dan mengalami resonansi itu merupakan gelombang longitudinal, karena gelombang bunyi di udara
arah getarnya sejajar dengan arah perambatannya. Gelombang bunyi merupakan gelombang yang
memerlukan medium parambatan berupa udara. Sehingga bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa
udara.
Percobaan resonansi bunyi ini dilakukan untuk menghitung cepat rambat bunyi di udara.
Sebuah garpu tala dipukul kemudian didekatkan dengan tabung resonansi. Resonansi pertama dilakukan
dengan menurunkan selang aka air dalam tabung resonansi akan bergerak turun, kemudian akan
terdengar bunyi dengungan keras yang pertama kalinya sebagai resonansi bunyi yang pertama dengan
panjang kolom udara l1. Dan bunyi dengungan keras yang kedua merupakan resonansi kedua dengan
panjang kolom udara l2. Panjang l1 dan l2 diukur dari mulut tabung, dimana permukaan air sebagai
simpul gelombang dan mulut tabung sebagai perut gelombang. Letak perut gelombang berada kira-kira
0,3 kali diameter tabung di atas skala angka nol pada tabung resonansi.
Pada percobaan ini,praktikan dapat menentukan nilai kecepatan bunyi diudara dengan 3 langkah
perhitungan, yang pertama praktikan menghitung nilai rerata panjangkolom udara dan ketidakpastiannya
pada masing masing frekuensi yaitu 1000 HZ, 2000 HZ, dan 3000 HZ, dimulai dari L1 sampai L4,
suhu ruang yang digunakan adalah 28 C.
Setelah itu,praktikan menghitung nilai ralat panjang gelombang,kemudian barulah menghitung
kecepatan bunyi diudara, dan membuat grafik hubungan Ln dengan n untuk masing masing frekuensi.
Dalam perhitungan yang sudah praktikan lakukan pada analisis data,didapat nilai L1 sebesar 0,753
m,untuk L2 sebesar 0,246 m, untuk L3 sebesar 0,4206 m, dan L4 sebesar 0,596 m untuk frekuensi 1000
HZ, saat frekuensi dinaikkan menjadi 2000 HZ, didapat nilai L1 sebesar 0,1513 m, untuk L2 sebesar
0,2406 m, untuk L3 sebesar 0,374 m, dan L4 sebesar 0,46 m, kemudian frekuensi dinaikkan menjadi 3000
HZ, dan didapat nilai L1,L2,L3,dan L4 secara urut sebesar 0,036 m, 0,0953 m, 0,152 m, 0,2106 m
Kemudian praktikan menentukan nilai kecepatan bunyi diudara dengan rumus :
Vt = 𝜆. 𝑓
Dengan keterangan
Vt= kecepatan bunyi udara
𝜆 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
f = frekwensi
Pada analisis data didapat nilai kecepatan bunyi diudara pada frekwensi 1000hz, 2000hz, dan 3000hz.
Secara urut sebesar ...
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi frekwensi yang ditambahkan, maka semakin
tinggi pula panjang kolom udara mulai dari L1 sampai L4, diihat dengan grafik dapat disimpulkan
bahwa frekwensi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi resonansi.
Prinsip kerja praktikum kali ini adalah dengan mengatur frekwensi bunyi yang dikeluarkan mulai
dari 1000hz sampai 3000hz, kemudian mengatur panjang kolom udara dengan melihat angka saat
terdengar bunyi yang paling nyaring saat melakukan percobaan.
Selama melakukan percobaan sampai menghitung data, praktikan harus teliti dan
mendengarkan secara saksama agar tidak terjadi kesalahan baik dalam percobaan atau dalam
menghitung, misalnya saat mencatat , maka pada analisis data maka penghitungannya akan salah..
Kemudian alat atau bahan yang digunakan selama praktikum harus dalam keadaan baik agar tidak
terjadi kesalahan selama percobaan.

VI. KESIMPULAN

 Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain, dimana
frekuensi benda yang bergetar sama dengan sumber yang menggetarkannya
 Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat melalui berbagai medium
baik gas, cair, maupun padat.
 Semakin besar Panjang ruang pada tabung, atau semakin kecil volume air didalamnya, maka
akan semakin besar frekuensi bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya semakin kecil
Panjang ruang pada tabung, atau semakin besar volume air di dalamnya, maka frekuensi yang
dihasilkannya akan semakin kecil sehingga volume air berbanding lurus dengan frekuensi
bunyi yang dihasilkan
 Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan
pada medium

DAFTAR PUSTAKA
 Lutfiyah, A. et al., 2017. Correction factors in determining speed of sound among freshmen in
undergraduate physics laboratory. Surabaya, Seminar Nasional Fisika (SNF) 2017.
 Nursulistiyo, E., 2017. Design and development of multipurpose Kundt’s tube as physics learning
media. Yogyakarta, International Conference on Mathematics, Science and Education 2017
(ICMSE2017).
 Tim Dosen Fisika Dasar 1. 2008. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 1 Untuk Mahasiswa
Jurusan Fisika. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai