Serat kapas merupakan serat alam dengan komposisi selulosa, pektin, zat-
zat yang mengandung protein, lilin dan abu.Selulosa merupakan polimer linier
yang tersusun dari kondensasi molekul-molekul glukosa.
Warna serat kapas tidak betul-betul putih. Biasanya sedikit berwarna krem.
Kekuatan serat / bundelnya adalah 70.000 sampai 96.700 pon / inci persegi.
Dalam keadaan basah, kekuatannya akan bertambah.
Mulurnya sekitar 4-13% dengan rata-rata 7%.
Keliatan (toughness) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu
benda untuk menerima kerja.
Kekakuan (stiffness) adalah daya tahan terhadap perubahan bentuk atau
perbandingan kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
Moisture Regain serat kapas pada kondisi standar adalah 7-8,5%.
Berat jenis serat kapas berkisar 1,50-1,56.
Indeks bias serat kapas yang sejajar sumbu serat 1,58. Sedangkan yang tegak
lurus adalah 1,53.
permukaan zat padat maka air tersebut dapat membasahi permukaan atau tetap
terbentuk tetesan yang menutupi sebagian kecil permukaan.
Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil
penyempurnaan tolak air yang baik adalah persiapan penyempurnaan yang baik,
mengingat banyaknya zat-zat pembantu tekstil yang dapat mempengaruhi efek
tolak air. Zat-zat tersebut antara lain adalah surfaktan dan deterjen yang banyak
digunakan dalam proses persiapan penyempurnaan dan pencelupan. Sejumlah
kecil surfaktan (0,005%) yang tertinggal pada bahan sudah dapat mengurangi
efek tolak air secara nyata. Ini menunjukkan betapa penting sesungguhnya
penghilangan zat-zat tersebut secara tuntas dan sempurna dari bahan yang akan
dikerjakan penyempurnaan tolak air. Campuran deterjen anionik dan non-ionik
telah terbukti ampuh menghilangkan sisa-sisa zat-zat hidrofilik yang tidak dapat
dihilangkan dari bahan dengan pembilasan biasa.Tergantung pada tujuan akhir
pemakaiannya maka pengujian tolak air dapat dilakukan dengan cara uji siram
atau Bundesmann. Uji siram tidak dapat memberikan hasil secara eksak akan
tetapi memungkinkan dilakukannya evaluasi kemampuan tolak air kain secara
sederhana dan cepat. Cara uji ini hanya sesuai untuk produk dengan daya tolak air
cukup hingga sedang, karena cara ini tidak lagi mampu membedakan antara yang
sedang dan baik.
Untuk produk dengan spesifikasi tolak air tinggi cara uji yang digunakan
biasanya adalah Bundesman, dan suatu produk dikatakan memiliki daya tolak air
tinggi bila rating-nya mendekati lima, misalnya untuk jas hujan, yang artinya
setelah 10 menit uji hujan Bundesmann (suatu kondisi yang ekivalen dengan
hujan lebat selama 2 jam atau hujan biasa selama 24 jam terus-menerus) tidak ada
tanda basah yang tampak pada kain.
III.1.2 Bahan
1. Resin Elasguard DK-610
2. Air
3. Kain kapas putih
Pengeringan
Evaluasi
- Uji siram (Spray Test)
III.3 SKEMA PROSES
WPU 70%
Drying
III.4 RESEP
1. Resin Elasguard DK-610 = 10 g/l dan 30 g/l
2. Kebutuhan larutan = 100 mL
3. WPU = 70%
4. Suhu drying = 100°C, 2 menit
III.6 PENGUJIAN
1. PENGUJIAN UJI SIRAM (SPRAY TEST)
A. Tujuan
Untuk menghasilkan pola kebasahan pada permukaan kain dengan
kondisi tertentu.
B. Prinsip
Kain yang sudah dilakukan proses penyempurnaan tolak air dilakukan
uji siram agar mengahasilkan kain yang dapat menolak air. Dalam uji
siram dipakai siraman air yang berasal dari corong dengan lubang
penyiraman. Air disiramkan diatas contoh uji yang dipasang pada
lingkaran penyulam dan dipasang pada kedudukan miring 45 o dengan
bidang horizontal.
C. Alat dan Bahan
D. Cara Kerja
E. Evaluasi
Penilaian terhadap uji daya tolak air dilakukan dengan menggunakan
standar penilaian uji siram. Setelah kelebihan air selesai dibuang,
permukaan kain diamati secara visual dengan membandingkan peta air
yang tinggal pada permukaan kain dengan peta pada standar penilaian uji
siram.
Nilai 100 : Tidak ada air yang menempel atau membasahi permukaan
kain.
1. KAIN 1 KAPAS
(Elasguard DK-610 10
g/l)
2. KAIN 2 KAPAS
(Elasguard DK-610 30
g/l)
V. PEMBAHASAN
Prinsip tolak air adalah melapisi permukaan bahan dengan suatu lapisan film
yang tegangan permukaannya lebih rendah. Cara lain adalah dengan menempelkan
secara tegak lurus molekul-molekul pendek yang salah satu ujungnya memiliki gugus
penolak air pada permukaan bahan membentuk semacam bulu-bulu molekuler bersifat
hidrofobik.
Pada pengujian tolak air yang telah dilakukan, digunakan perbandingan variasi
konsentrasi penggunaan Elasguard DK-610 sebesar 10 g/l dan 30 g/l. Tolak air adalah
sifat serat, benang atau kain yang menolak pembasahan air. Kain bersifat tolak air
dapat ditembus udara dan uap air dan masih mungkin ditembus air dengan tekanan.
Hasil yang didapat dari perbandingan tersebut yaitu:
Hasil pengujian daya tolak air (water repellent) dengan uji siram pada kain
kapas di dapat bahwa ada pengaruh dari jumlah pemakaian konsentrasi Elasguard
DK-610 yang lebih tinggi, dimana menyebabkan permukaaan bahan tekstil tersebut
menjadi lebih besar, menyebabkan permukaan bahan lebih memiliki sifat tolak air
yang lebih baik.
Pada kadar 10 g/l sedikit menimbulkan sifat tolak air pada bahan, hal ini
mungkin disebabkan terlalu sedikitnya kadar zat yang digunakan, sehingga zat sedikit
berikatan dengan kain dan hasilnya kurang sempurna. Sedangkan pada konsentrasi 30
g/l memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada penggunaan konsentrasi 10 g/l. Hal ini
diketahui bahwa adanya proses kimia yang diberikan yaitu penambahan Elasguard
akan membentuk lapisan film pada permukaan bahan sehingga menyebabkan kain
dapat menolak air.
Selain itu pada permukaan kain dengan penambahan Elasguard DK-610 yang
lebih tinggi membentuk lapisan film pada saat proses pemanas awetan sehingga akan
bersifat lebih rapat, dimana lapisan film ini akan memiliki energi permukaan yang
sangat rendah, akibatnya penurunan tegangan permukaan kritis kain menjadi lebih
besar, sehingga sifat tolak air kapas tersebut meningkat.
Sehingga dari hasil pengujian tolak air dengan uji siram, pada konsentrasi
Elasguard DK-610 10 g/l nilai uji siram sebesar 80 yang berarti terjadi pembasahan
pada permukaan bahan, sedangkan pada konsentrasi 30 g/l nilai uji siram sebesar 90
yang berarti terjadi sedikit pembasahan pada permukaan bahan.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan data percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi resin tolak air (Elasguard DK-610) maka semakin tinggi
pula daya tolak air pada bahan tekstil dan semakin tinggi pula nilai uji siram.
DAFTAR PUSTAKA
S. Hendro Dyantopo., MMBAK, dkk., Teknologi Penyempurnaan. Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil. Bandung. 1998.
Wibowo Moerdoko, dkk., Evaluasi Tekstil bagian Fisika. Institut Teknologi Teksti. Bandung.
1973.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1
PENYEMPURNAAN TOLAK AIR
Disusun oleh :
KELOMPOK : 1 (SATU)
GRUP : 2K2
2017 / 2018