PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Serat poliester pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953. Poliester merupakan
polimer yang diperoleh dari reaksi senyawa asam dan alkohol. Calico Printers
Association dari Inggris menyempurnakan penelitian Dr. Carothers dari Du Port dan
memperoleh hak paten untuk seluruh bagian dunia kecuali Amerika Serikat yang khusus
ditangani oleh Du Pont. Serat poliester cepat sekali memperoleh perhatian konsumen
oleh karena sifat mudah penangananya (easy of care), bersifat cuci pakai (wash and
wear), tahan kusut dan awet.
H OH CH 2 OH H OH CH 2 OH
HO H H O H O
OH H O OH H OH
H H H
H H H O H
O OH H OH
H H H
O O
CH 2 OH H OH CH 2 OH H OH
Sumber: Trotman, E.R., Dyeing and Chemical Technology of Textile Fibres, fourth
edition,A Wiley Interscience Publication, New York, 1984,halaman 36.
2.1 Sifat Fisika dan Kimia Kapas
Sifat fisika
Warna Kapas
Warna kapas pada umumnya sedikit krem. Beberapa kapas yang
seratnya panjang, warnanya lebih krem dari pada jenis kapas yang serat-
seratnya lebih pendek. Warna krem ini disebabkan oleh pengaruh cuaca
yang lama, debu atau kotoran. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum
pemetikan menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa
dihilangkan dalam pengelantangan.
Kekuatan
Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang
dikandungnya. Dalam keadaan basah serat kapas akan memiliki kekuatan
yang lebih besar dibandingkan dengan serat ketika dalam keadaan kering.
Hal ini disebabkan karena dalam keadaan basah, serat akan menggelembung
sehingga berbentuk silinder yang akan menyebabkan berkurangnya bagian-
bagian serat yang terpuntir, dalam kondisi seperti ini distribusi tegangan
akan diterima di sepanjang serat secara lebih merata. Kekuatan serat kapas
dalam keadaan kering berkisar 3,2 - 5,2 g/denier dan dalam keadaan basah
lebih tinggi lagi.
Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara serat-serat
selulosa alam yang lainnya. Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13%
tergantung dari jenis serat kapasnya dan rata-rata mulurnya adalah 7%.
Moisture Regain
Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap air, dan air
memiliki pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat
kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture Regain (MR)
serat kapas bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban relatif tertentu.
MR kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5%.
Berat Jenis
Berat jenis serat kapas adalah 1,50 sampai 1,56.
CH2OH H OH
H O H
H O OH H
O OH H H H O
H
O
H OH CH2OH
Hidrolisa
CH2OH H OH
H O
H H OH H
C OH H
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH
CH2OH H OH
H O
OH OH H
H OH H
C
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH
Pengaruh oksidator
Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi oksiselulosa,
rantai molekul selulosa terputus dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya
oksiselulosa lanjutan yang mengubah gugus aldehid menjadi gugus
karboksilat. Pada oksidasi sederhana dalam suasana asam tidak terjadi
pemutusan rantai, hanya terjadi pembukaan cincin glukosa. Pengerjaan lebih
lanjut dengan alkali akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul sehingga
kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang
lama pada suhu diatas 140˚C. Reaksi oksiselulosa dapat dilihat pada Gambar
2.4 berikut ini :
CH2OH H OH
O
H O H
H OH H
O OH H H O
H H O
H OH CH2OH
Oksidasi
CH2OH CH2OH
O OH OH
H O H
H H O
O H O
C C C C H
O H O H O H O H
CH2OH
O CH2OH
H O OH OH
H H
H O
O H
C C O H
C C
O OH O OH
O OH O OH
Sumber : Rasyid Djufri, dkk, Teknologi Pengelantangan. Pencelupan dan Pencapan, Institut
Teknologi Tekstil, Bandung, 1976, halaman 76.
2.3 Zat Warna Dispersi
Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintesis, yang
kelarutannya dalam air sedikit dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan
untuk mewarnai serat-serat sintetis atau serat tekstil yang bersifat hidrofob.
Zat warna ini mempunyai berat molekul yang kecil dan tidak mengandung gugus
pelarut. Dalam pemakaiannya diperlukan zat pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan
zat warna dan mendistribusikannya secara merata didalam larutan, yang disebut zat
pendispersi.
Zat warna dispersi dapat mewarnai serat poliester dengan baik jika memakai zat
pengemban atau dengan temperatur tekanan tinggi. Zat warna dispersi mula-mula
diperdagangkan dalam bentuk pasta, tetapi sekarang dapat diperoleh dalam bentuk bubuk.
Contoh struktur zat warna disperse:
NC
C2H5
O2N N N N
C2H5
OH O NH2
Sensitifitas
Zat warna dispersi yang berupa partikel – partikel kecil tidak mungkin berada pada
keadaan terdispersi yang stabil tanpa adanya zat pendispersi (Dispersing Agent) zat
pendispersi ini berfungsi sebagai pelindung di sekeliling zat warna sehingga adanya gaya
elektrostatis yang saling tolak menolak juga dapat membantu terjadinya stabilitas. Kestabilan
zat warna dispersi di pengaruhui oleh:
a) Jenis zat pendispersi : umumnya yang digunakan adalah jenis anionik yaitu lignin sulfonat
yang berasal dari alam tetapi ada pula yang berasal dari sintetik.
b) Kualitas dari pigmen zat warna dan ketidakmurnian pigmen zat warna
c) Bentuk kristal dari pigmen zat warna. Bentuk kristal tertentu mudah dibersihkan dan ada
yang relatif sulit .
d) Distribusi partikel ukuran zat warna
Zat warna belerang merupakan suatu zat warna yang mengandung unsur belerang
di dalam molekulnya baik sebagai chromofornya maupun gugusan lain yang berguna
dalam pencelupannya. Zat warna ini tidak larut dalam air dan dapat dipakai untuk
mencelup serat-serat selulosa. Selain itu juga dipakai untuk mencelup serat wol.
Beberapa diantaranya dapat larut dalam air dan ada juga dalam pemakaiannya seperti
cara pencelupan dengan zat warna bejana. Golongan terakhir ini sering disebut zat
warna bejana belerang.
Nama dagang zat warna belerang adalah :
- Sulphur (RRC)
- Hydrosol (Hoechst– Casella)
- Thional (I.C.I)
- Immedial (Hoechst –Casella)
- Solanen (Francolor)
- Hydron (Casella)
Serat
O O
H O C C O n OH
H2 H2
Serat Poliester
2. Ikatan Hidrofobik
Zat warna dispersi dan serat merupakan senyawa hidrofob dan
bersifat non polar. Ikatan yang terjadi pada senyawa hidrofob dan bersifat
non polar ini disebut ikatan hidrofobik. Gaya yang berperan dalam
terbentuknya ikatan hidrofobik antara serat poliester dan zat warna
dispersi adalah gaya dispersi london yang termasuk ke dalam gaya Van
Der Waals (gaya fisika). Ikatan dari gaya Van Der Waals sesungguhnya
terdiri dari dua komponen yaitu ikatan dipol dan gaya dispersi london.
Akan tetapi sifat zat warna dispersi cenderung non polar, sehingga gaya
yang berperan dalam terbentuknya ikatan antara zat warna dispersi dan
serat poliester adalah gaya dispersi london.
2. Pencelupan
Merupakan tahap pencelupan serat selulosa (kapas) dengan
senyawa garam leuko. Difusi zat warna dapat terjadi selama masih
dalam bentuk garam leuko. Ini berarti bahwa bila pembentukan
leukonya sempurna/baik, maka difusi zat warnanya akan baik dan
meningkatkan ketahanan luntur warnanya.
Bentuk zat warna yang telah tereduksi tersebut mempunyai afinitas
terhadap serat selulosa, sehingga zat warna dapat mencelup serat.
Selulosa + 2n D-S-Na Selulosa.2n D-S-Na
b) Pengaruh Suhu
Pada pencelupan cara zat pengemban, peranan suhu tidak begitu
berpengaruh. Akan tetapi pada pencelupan cara suhu tinggi peranan suhu ini
sangat jelas sekali, yaitu dapat mempercepat migrasi, menambah jumlah zat
warna yang terserap dan memperpendek waktu pencelupan.
3.1 Pencelupan Kain T/C dengan Zat Warna Dispersi – Belerang Metode Exhaust 2
Bath 2 Stage
3.1.1 Resep Pencelupan
a. Resep Pencelupan dengan Zat Warna Dispersi
Zat warna dispersi 1% owf
Zat pendispersi 1 ml/L
Carrier 1 ml/L
Asam asetat 30% 0,5 – 1 ml/L
Vlot 1 : 10
Suhu 100 oC
Waktu 45 menit
b. Pencelupan Kapas
- Zat warna belerang : sebagai zat pewarna untuk kain kapas.
- Pembasah : untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain dengan
cara menurunkan tegangan permukaan kain.
- Na2S : sebagai reduktor untuk mereduksi zat warna belerang menjadi asam leuco.
- Na2CO3 : untuk merubah asam leuco yang tidak larut menjadi garam leuco yang
larut.
- NaCl : mendorong penyerapan zat warna.
3.1.3 Skema Proses Pencelupan Kain T/C Zat Warna Dispersi – Belerang Metoda
Exhaust 2 Bath 2 Stage
zw dispersi Zw belerang
pendispersi pembasah
carrier Na2S Sabun
Na2S2O4 Na2CO3 Na2CO3
air
NaOH Air
asam asetat air
kain T/C
100 OC air Kain T
Suhu (OC)
80 OC 80 OC
O
O NaCl 60 -70 C O
C
C
30 OC
0 35 80 0 10 0 10 25 55 0 10
Waktu ( menit )
.
BAB IV
PENUTUP