Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM PENCELUPAN

PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA NAFTOL

Variasi Konsentrasi NaCl, Garam Diazonium, dan Jenis Zat Warna

NAMA :Bilqis Lutfiah (15020005)

Mutiah Fadhillah (15020021)

Silvy Ramadhani (15020028)

Windi Setiawati (15020030)

GRUP : 2 K-1

KELOMPOK :2

DOSEN : Muhammad Ichwan, AT

ASISTEN :YayuE. Y., S.S.T

Eka O., S.ST, MT.

TANGGAL PRAKTEK : 25 April 2017

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2017
I. Maksud Dan Tujuan
I.1 Maksud
Melakukan pencelupan kain kapas dengan menggunakan zat warna naftol
disertai dengan konsentrasi NaCl, Garam Diazonium, dan jenis zat warna yang
berbeda.

I.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan terhadap hasil pencelupan
(kerataan warna, ketuaan warna) dengan menggunakan zat warna naftol dengan jenis
zat warna yang berbeda dan konsentrasi NaCl,Garam Diazonium yang berbeda.

II. Teori Dasar

2.1 Serat kapas

Serat kapas merupakan serat alam dengan komposisi sebagai berikut:


a Selulosa
Serat yang digunakan pada pencelupan zat warna bejana ini adalah serat kapas, yang
merupakan serat selulosa.Serat selulosa bila dilihat dalam struktur secara kimia memiliki
kelarutan terhadap air karena memiliki gugusan hidroksil. Gugus OH primer pada selulosa
merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna bejana
berupa ikatan fisika (Van Der Waals).

C H 2O H H O H C H 2O H H O H

H O H H O H H
H H
H H H

O H H H O H
O H H H O H H
H H H

H O H C H 2O H H O H C H2O H

Gambar 1.1 Struktur kimia serat Selulosa

Gugus-gugus hidroksil yang dimilki oleh serat selulosa mampu menarik gugus hidroksil
dari molekul lainnya, selain itu juga mampu menarik gugus hidroksil dalam molekul air.
Sehingga serat yang memiliki banyak gugus hidroksil akan lebih mudah menyerap air. Maka
akan dengan mudahnya molekul-molekul air terserap kedalam serat dan hal tersebut akan
menyebabkan serat mudah dicelup. Namun hal tersebut hanya berlaku pada zat warna yang
larut dalam air, dan zat warna bejana larut.Zat warna yang digunakan kali ini sifatnya tidak larut
dalam air sehingga diperlukan zat pembantu yang dapat melarutkannya dengan air, zat
pembantu yang digunakan yaitu yang bersifat reduktor seperti hidrosulfit.

b Pektin
Pektin adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggidan mempunyai struktur molekul
seperti selulosa.Terutama terdiri dari susunan linier asam d-galakturonat dalam garam-garam
kalsium dan besi yang tidak larut.Selulosa pecah menjadi glukosa, tetapi pektin terurai menjadi
galaktosa, pentosa, asam poligalakturonat, dan metil alkohol.
c Zat-zat yang mengandung protein
Diperkirakan bahwa zat-zat ini merupakan sisa-sisa protoplasma yang tertinggal di dalam
lumen setelah selnya mati ketika buah membuka.
d Lilin
Lilin merupakan lapisan pelindung yang tahan air pada serat-serat kapas mentah.Lilin
seluruhnya melelh pada dinding primer.
e Abu
Abu timbul kemungkinan karena adanya bagian-bagian daun, kulit buah, dan kotoran-
kotoran yang menempel pada serat.Abu tersebut mengandung magnesium, kalsium, atau
kalium karbonat, fosfat, atau klorida, dan garam-garam karbonat yang merupakan bagian
terbesar.

Serat kapas mempunyai karakter-karakter sebagai berikut :


1 Dalam hal morfologi serat
a Penampang membujur
Bentuk membujur serat kapas adalah pipih seperti pipa terpilin atau terpuntir. Terdiri dari
bagian-bagian :
Dasar
Berbentuk kerucut yang selama masa pertumbuhan serat , tertanam di antara
sel-sel epidermis.
Badan
Merupakan bagian utama serat kapas yang mempunyai diameter sama,
berdinding tebal, dan mempunyai lumen.
Ujung
Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mengecil, dengan sedikit
konvolusi dan juga memiliki lumen.

b Penampang melintang
Kutikula
Kutikula merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin, dan protein,
yang tahan air, dan melindungi bagian dalam serat.
Dinding primer
Merupakan dinding sela yang asli yang mengandung selulosa, pektin, protein,
dan zat yang mengandung lilin.Selulosa ini berbentuk benang-benang yang sangat
halus ataau fibril yang susunannya membentuk spiral dengan sudut 65-70o
mengelilingi sumbu serat.
Lapisan antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit
berbeda dengan dinding primer maupun sekunder.

Gambar 1.2 Struktur Penampang melintang Serat Kapas


Dinding sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa yaitu fibril-fibril yang membentuk spiral
dengan sudut 20-30o mengelilingi sumbu serat.
Lumen
Merupakan ruang kosong di dalam serat yang bentuk dan ukurannya berbeda
untuk tiap serat.Lumen berisi zat-zat pada sisa protoplasma yang sudah kering
dengan komposisi terbesarnya adalah nitrogen.
2 Dalam hal dimensi serat
a Panjang
Perbandingan panjang dan diameter serat kapas pada umumnya bervariasi dari
1000:1 sampai 5000:1.
b Diameter
Diameter asli serat kapas yang masih hidup relatif konstan.Tetapi tebal dinding
sel sangat bervariasi dan hal ini menimbulkan variasi yang besar dalam hal ukuran
dan bentuk karakteristik irisan melintang.

3 Dalam hal kedewasaan serat


Kedewasaan serat dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Semakin dewasa
serat, dinding selnya semakin tebal.Serat dianggap dewasa bila tebal dinding lebih
besar dari pada lumennya.
4 Sifat fisika
a Warna
Warna serat kapas tidak betul-betul putih.Biasanya sedikit berwarna
krem.Pengaruh cuaca yang lama, debu, dan kotoran dapat menyebabkan warna
keabu-abuan.Sedangkan jamur dapt mengakibatkan warna puih kebiru-biruan yang
tidak hilang dalam pemutihan.
b Kekuatan
Kekuatan serat per bundelnya adalah 70.000 sampai 96.700 pon per inci
persegi. Dalam keadaan basah, kekuatannya akan bertambah.
c Mulur
Mulurnya sekitar 4-13% dengan rata-rata 7%.
d Keliatan ( toughness )
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk
menerima kerja.
e Kekakuan ( stiffness )
Kekakuan adalah daya tahan terhadap perubahan bentuk atau perbandingan
kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
f Moisture Regain
MR serat kapas pada kondisi standar adalah 7-8,5%.
g Berat jenis
Berat jenis serat kapas berkisar 1,50-1,56.
h Indeks bias
Indeks bias serat kapas yang sejajar sumbu serat 1,58. Sedangkan yang tegak
lurus adalah 1,53.
5 Sifat kimia
Sifat-sifat kimia serat kapas merupakan sifat-sifat kimia selulosa, yaitu :
a Tahan kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian normal.
b Rusak oleh oksidator dan penghirolisa.
c Rusak cepat oleh asam kuat pekat dan rusak perlahan oleh asam encer.
d Sedikit terpengaruh oleh alkali, kecuali larutan alkali kuat yang menyebabkan
penggelembungan serat.
e Larut dalam kuproamonium hidroksida dan kuprietilen diamin.
Mudah terserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan hangat.

2.2 Zat Warna Naftol

Zat warna naftol merupakan zat warna yang terbentuk dalam serat tekstil. Zat warna
naftol ini terdiri dari dua komponen yaitu naftol itu sendiri dan garam diazonium. Naftol
bersifat monogenetik dan ada pula poligenetik. Monogenetik berarti arah warna yang
dihasilkan dari reaksi kopling dengan garam diazonium memberikan arah warna yang
sama sesuai naftholnya, sedang poligenetik akan memberikan arah warna yang lebih
banyak sesuai garam diazoniumnya.

Zat warna naftol atau azoic adalah zat warna yang terbentuk didalam serat waktu
pencelupan dan merupakan hasil reaksi komponen senyawa naftol dengan senyawa
garam diazonium. Zat warna tersebut atau sering disebut ingrain colours karena terbentuk
dalam serat dan tak larut dalam air. Atau azoic colours karena senyawa yang terbentuk
mempunyai gugus azo. Para-red merupakan zat warna naftol yang pertama dikenal orang
dan merupakan hasil reaksi kopling senyawa beta-naftol yang telah dicelup pada bahan
tekstil kapas dengan base para-nitro anilin yang diazotasikan. Dalam reaksi diazotasi
kerapkali memerlukan es untuk memperoleh temperature yang rendah. Maka zat warna
golongan ini sering disebut zat warna es atau es colours. Proses pencelupan atau
pembentukan zat warna tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Pelarutan senyawa naftol dengan dengan kostik soda untuk memperoleh larutan
yang jernih dari senyawa narium naftolat yang terionisasi. Dalam pelarutan ini sering
diperlukan pemanasan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

OH NaCl

ZW Nafthol mono azo

N=N
NO2
OH
R

OH
N =kecil
Karena zat warna naftol penyerapannya N Cl maka perlu penambahan garam dapur

untuk mendorong penyerapan. Setelah bahan tercelup perlu direaksikan dengan garam
diazonium ONa
karena penaftolan
O2N Garammempuyai daya serap atau subtantifitas yang kecil. Untuk
diazonium
reaksi diazotasi temperatur rendah agar garam diazonium yang terbentuk tidak mengurai.
R
Naftholat
Reaksi kopling tidak lain merupakan reaksi antara beta-naftol dengan garam
diazonium yang memberikan suatu pigmen naftol yang terbentuk didalam serat. Setelah
reaksi kopling selesai bahan tekstil yang telah tercelup perlu dikerjakan proses
penyabunan dengan larutan sabun pada tempertur 60o C.

III. Percobaan

1 Alat dan Bahan


a Alat
Gelas ukur
Termometer
Pengaduk
Pipet Volume
Neraca
Kasa dan Kaki tiga dan pembakar bunsen
b. Bahan
Zat Warna Naftol AS dan AS-G
Pembasah
Kain Kapas
Garam Diazonium
CH3COOH
NaCl
Na2CO3
2 Diagram Alir

3 Skema Proses
a Penaftolan
b Proses Kopling

3.4 Resep
A. Pencelupan zat warna naftol

Resep Pencelupan Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Zat warna Naftol AS (%) 2 2 2 -

Zat warna Naftol AS-G (%) - - - 2

Pembasah ( ml/L) 1 1 1 1

Na2CO3 (g/L) 2 2 2 2

NaCl (g/L) 20 30 30 30

Vlot (1:x) 1:20 1:20 1:20 1:20

B. Pembangkitan Warna (Kopling)

Resep oksidasi Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Garam Diazonium (g/L) 10 10 20 20

CH3COOH (ml/L) 2 2 2 2

Vlot (1:x) 1:20 1:20 1:20 1:20


Suhu (oC) 30 30 30 30

Waktu (menit) 15 15 15 15

C. Pencucian

Resep Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Sabun (g/L) 1 1 1 1

Na2CO3 (g/L) 2 2 2 2

Vlot (1:x) 1:20 1:20 1:20 1:20

Suhu (oC) 80 80 80 80

Waktu (menit) 15 15 15 15

4 Perhitungan Resep
A. Pencelupan Zat Warna Naftol

Bahan Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Berat kain 4.58 gram 4.49 gram 4.54 gram 4.44 gram

Zat warna 2 100 ml 2 100 ml 2 100 ml -


naftol AS x 4.58 x =9.16 mlx 4.49 x =8.98 mlx 4.54 x =9.08 ml
100 1g 100 1g 100 1g
Zat warna - - - 2 100 ml
naftol AS- x 4.44 x =8.88 ml
100 1g
G

Vlot 4.58 x 20 = 91.6 ml 4.49 x 20 = 89.8 ml 4.54 x 20 = 90.8


4.44 x 20 = 88.8
ml ml

Pembasah 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
x 91.6 ml=0.0916 ml x 89.8 ml=0.0898 ml x 90.8 ml=0,0908ml x 88.8 ml=0,0888 ml
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml
Na2CO3 2g 2g 2g 2g
x 91.6 ml=0.1832 g x 89.8 ml=0.1796 g x 90.8 ml=0.1816 g x 88.8 ml=0.1776 g
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml

NaCl 20 g 30 g 30 g 30 g
x 91.6 ml=1.832 g x 89.8 ml=2.694 g x 90.8 ml=2.724 g x 88.8 ml=2.664 g
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml

B. Pembangkitan Warna (Hidrolisis dan Oksidasi)

Bahan Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Garam diazonium 10 g 10 g 20 g 20 g
x 91.6 ml=0.916 g x 89.8 ml=0.898 g x 90.8 ml=1.816 g x 88.8 ml=1.776 g
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml

CH3COOH 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
x 91.6 ml=0.1832ml x 89.8 ml=0.1796 ml x 90.8 ml=0.1816 ml x 88.8 ml=0.1776
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml

C. Pencucian

Bahan Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

Sabun 1 ml 1g 1 ml 1 ml
x 91.6 ml=0.0916 ml x 89.8 ml=0.0898 ml x 90.8 ml=0,0908ml x 88.8 ml=0,0888 ml
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml

Na2CO3 2g 2g 2g 2g
x 91.6 ml=0.1832ml x 89.8 ml=0.1796 ml x 90.8 ml=0.1816 ml x 88.8 ml=0.1776 ml
1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml
3.5 Data Pengamatan

Variasi naftol AS NaCl 20 gr/L ; garam diazonium


10 gr/L
%R R 2R 1-R 1-R^2 K/S
4,4 0,044 0,088 0,955 0,91374 10,3599
1 1 2 9 5 2
4,4 0,044 0,088 0,955 0,91336 10,3088
3 3 6 7 2 3
5,4 0,054 0,109 0,945 0,89340 8,15148
8 8 6 2 3 8
KERATAAN STANDAR DEVIASI 1,26055
9,60674
RATA-RATA KETUAAN (K/S) 6

Variasi naftol AS NaCl 30 gr/L; garam diazonium


10 gr/L
%R R 2R 1-R 1-R^2 K/S
3,9 0,039 0,078 0,960 0,92275 11,7100
4 4 8 6 2 6
0,91968 11,2156
4,1 0,041 0,082 0,959 1 2
4,4 0,044 0,955 10,2582
5 5 0,089 5 0,91298 1
0,73812
KERATAAN STANDAR DEVIASI 6
11,0612
RATA-RATA KETUAAN (K/S) 9

Variasi naftol AS NaCl 30 gr/L; garam diazonium


20 gr/L
%R R 2R 1-R 1-R^2 K/S
3,5 0,035 0,071 0,964 0,92987 13,0234
7 7 4 3 4 5
3,4 0,034 0,068 0,965 13,6369
2 2 4 8 0,93277 8
3,5 0,035 0,071 0,964 0,93006 13,0627
6 6 2 4 7 4
0,34344
KERATAAN STANDAR DEVIASI 2
13,2410
RATA-RATA KETUAAN (K/S) 6

Variasi naftol AS-G NaCl 30 gr/L; garam


diazonium 20 gr/L
%R R 2R 1-R 1-R^2 K/S
2,6 0,026 0,053 0,973 0,94750 17,8102
6 6 2 4 8 9
2,6 0,026 0,053 0,973 0,94731 17,7399
7 7 4 3 3 4
2,7 0,027 0,055 0,972 0,94517 16,9995
8 8 6 2 3 1
0,44917
KERATAAN STANDAR DEVIASI 6
17,5165
RATA-RATA KETUAAN (K/S) 8

ketuaa
Variasi Kerataan n
Variasi naftol AS NaCl 20 gr/L ; garam 9,6067
diazonium 10 gr/L 1,26055 46
Variasi naftol As NaCl 30 gr/L; garam 11,061
diazonium 10 gr/L 0,738126 29
Variasi naftol AS NaCl 30 gr/L; garam 13,241
diazonium 20 gr/L 0,343442 06
Variasi naftol ASG NaCl 30 gr/L; garam 17,516
diazonium 20 gr/L 0,449176 58
Grafik hubungan antara kerataan dan ketuaan warna dengan variasi konsentrasi NaCl dan garam diazonium
14

12

10

8
nilai ketuaan (K/S)
nilai kerataan (SD) 6

0
variasi naftol AS NaCl 20 gr/L ; garam diazonium 10 gr/L

Tabel antara zat warna naftol AS (polikromatik) dan AS-G (mono kromatik ) dengan nilai kerataan dan ketuaan warna
20

18

16

14

12
Nilai ketuaan (K/S) 10
Nilai kerataan (SD)
8

0
variasi naftol AS NaCl 30 gr/L; garam diazonium 20 gr/L
Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4

IV. DISKUSI
Pada praktikum kali ini digunakan zat warna naftol untuk mencelup kain kapas. Zat
warna naftol merupakan zat warna yang terbentuk didalam serat dari komponen naftol dan
garam diazonium. Zat warna naftol tidak larut dalam air maka dilakukan pelarutan untuk
mengubah naftol menjadi naftolat (naftol yang larut). Proses pelarutan dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu yang pertama menggunakan alkohol dengan proses pelarutan pada suhu
rendah/suhu kamar. dan yang kedua menggunakan NaOH dan pendispersi dengan suhu tinggi.
Pada praktikum kali ini naftol dilarutkan dengan menggunakan pendispersi TRO yang tahan
panas dan NaOH. Perbandingan antara naftol dan NaOH sebaiknya 1:1 agar proses pelarutan
sempurna. Dengan menggunakan cara pelarutan tersebut maka pendispersian akan berjalan
sempurna dan naftol larut monomolekuler.
Zat warna naftol yang dipakai dalam praktikum ini adalah zat warna naftol AS dan Naftol
AS-G. zat warna naftol AS adalah zat warna naftol polikromatik artinya dapat memberikan
bermacam-macam warna tergantung garam diazoniumnya dan zat warna naftol AS-G adalah
zat warna naftol monokromatik artinya dapat memberikan warna yang mengarah ke satu warna
saja.
Dalam pencelupan dilakukan variasi resep yaitu variasi konsentrasi NaCl, garam diazonium
dan jenis zat warna yang dipakai.
Pada variasi resep 1 dan 2 yang membedakan keduanya adalah konsentrasi NaCl. Resep
1 konsentrasi NaCl sebesar 20 g/L sedangkan resep 2 konsentrasi NaCl sebesar 30 g/L. dari
kedua resep tersebut hasil celup yang lebih tua pada resep 2 dengan nilai K/S 11.0 sedangkan
pada resep 1 nilai K/S sebesar 9.6. Hal ini didasarkan pada fungsi NaCl dimana untuk
membantu mendorong molekul zat warna agar masuk kedalam serat (proses difusi) sehingga
resep 2 memilki nilai k/s yang tinggi dibandingkan resep 1.
Pada variasi resep 2 dan 3 yang membedakan keduanya adalah konsentrasi garam
diazoniumnya. Resep 2 sebesar 10 g/l dan resep 3 sebesar 20 g/l. dari kedua resep tersebut
hasil celup yang lebih tua pada resep 3 dengan nilai K/S 13.2 sedangkan pada resep 2 sebesar
11.0. ini dikarenakan pada resep 3 penambahan garam diazonium nya lebih banyak sehingga
zat warna naftol yang dibangkitkan atau dikoplingkan akan banyak.
Pada variasi resep 3 dan 4 yang membedakan keduanya adalah jenis zat warna naftol
yang dipakai. Resep 3 menggunakan naftol AS sedangkan resep 4 menggunakan naftol AS-G.
hasil pencelupan didapatkan pada resep 3 warna yang yang dihasilkan merah mengikuti warna
garam diazoniumnya. Sedangkan pada resep 4 hasil celup berwarna kuning. Dari kedua resep
tersebut didapatkan hasil celupan yang lebih tua pada resep 4 dengan nilai K/S sebesar 17.5
sedangkan resep 3 nilai K/S sebesar 13.2. Ini dikarenakan naftol AS-G memiliki afinitas lebih
tinggi dibandingkan naftol AS. Sehingga banyak zat warna yang terserap kedalam bahan
menyebabkan hasil celupannya lebih tua.
Dan untuk kerataan dengan zat warna naftol AS didapatkan hasil dengan nilai (Standar
Deviasi) sebesar pada resep 1 (1,26055) resep 2 (0,738126) resep 3 (0,34344). Pada data
tersebut terlihat bahwa resep 1 memiliki nilai kerataan yang paling jelek. Dimana kerataan hasil
pencelupan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sepeti afinitas zat warna, proses difusi zat
warna yang masuk kedalam serat, penambahan NaCl dan suhu. Afinitas zat warna kecil maka
proses difusi zat warna akan lambat sehingga kerataan warna akan baik, selain oleh afinitas zat
warna kerataan juga dipengaruhi oleh penambahan NaCl apabila NaCl ditambahkan sekaligus
maka difusi zat warna akan cepat sehingga kerataan warna akan berkurang sama halnya
dengan suhu apabila kenaikan suhu terlalu cepat maka proses difusi zat warna akan cepat
sehingga akan mempengaruhi kerataan zat warna dimana kerataan akan berkurang. Pada
praktikum ini proses pengeringan pencelupan ini menggunakan penyetrikaan adanya panas
yang ditimbulkan oleh setrika mengakibatkan terjadinya migrasi zat warna sehingga hasil
celupan menjadi tidak rata atau belang. Oleh karena itu resep 1 memiliki kerataan yang kurang
baik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor diatas.
Dan untuk kerataan dengan zat warna naftol AS dan AS-G pada kondisi celup yang sama
didapatkan hasil dengan nilai (Standar Deviasi) sebesar pada resep 3 zat warna naftol AS
(0,34344) resep 4 zat warna naftol AS-G (0,449176) pada data terlihat bahwa naftol AS-G
kerataannya jelek hal ini karena naftol AS-G memilki afinitas yang lebih besar dibandingkan
naftol AS sehingga proses difusi berjalan lebih cepat tetapi kerataan menurun.
V. KESIMPULAN
Hasil praktikum dapat disimpulkan :

ketuaa
variasi Kerataan n
variasi naftol AS NaCl 20 gr/L ; garam 9,6067
diazonium 10 gr/L 1,26055 46
variasi naftol As NaCl 30 gr/L;garam 11,061
diazonium 10 gr/L 0,738126 29
variasi naftol AS NaCl 30 gr/L; garam 13,241
diazonium 20 gr/L 0,343442 06
variasi naftol ASG NaCl 30 gr/L; garam 17,516
diazonium 20 gr/L 0,449176 58

Semakin Penggunaan NaCl maka ketuaan

Semakin Penggunaan Garam diazonium maka ketuaan

Naftol AS memiliki kerataan dibanding Naftol AS-G

Naftol AS-G memiliki ketuaan dibanding Naftol AS


PG 1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3
9,8 9,9 11, 8,8 9,2 9,7 7,4 7,2 7,3 2,6 2,6 2,7
400 1 2 73 6 1 4 5 8 9 6 7 8
9,1 9,3 11, 8,2 8,5 9,0 6,9 6,7 6,8 2,7 2,7 2,8
420 4 0 10 6 4 7 0 7 5 8 6 6
8,6 8,7 10, 7,6 7,9 8,4 6,4 6,3 6,4 3,3 3,4 3,5
440 3 4 52 8 5 8 5 0 2 7 0 1
7,2 7,3 9,0 6,3 6,6 7,0 5,4 5,2 5,3 5,3 5,4 5,6
460 5 3 0 9 0 9 7 6 8 7 0 0
5,6 5,6 7,0 4,9 5,1 5,5 4,2 4,1 4,2 10, 10, 11,
480 1 7 5 5 0 5 8 3 6 90 99 33
4,6 4,6 5,8 4,1 4,2 4,6 3,6 3,4 3,6 19, 19, 20,
500 3 6 0 4 4 3 4 8 0 26 57 02
4,4 4,4 5,4 3,9 4,1 4,4 3,5 3,4 3,5 26, 27, 27,
520 1 3 8 7 1 5 7 2 6 86 62 79
5,2 5,2 6,5 4,8 4,9 5,3 4,2 4,0 4,2 32, 33, 32,
540 2 5 2 1 0 7 3 5 1 25 55 33
5,2 5,2 6,4 4,8 4,9 5,4 4,3 4,1 4,3 37, 30, 38,
560 3 3 8 5 3 4 5 4 3 75 38 77
10, 11, 13, 10, 10, 11, 9,3 8,9 9,2 48, 49, 50,
580 97 04 12 49 76 55 0 2 8 75 87 41
34, 35, 37, 33, 34, 35, 29, 29, 29, 58, 59, 60,
600 75 02 72 76 25 03 83 80 71 52 23 40
57, 58, 59, 57, 58, 58, 52, 52, 52, 64, 65, 66,
620 87 26 92 58 00 28 40 84 22 95 50 46
67, 68, 68, 68, 68, 68, 64, 64, 64, 69, 69, 70,
640 86 16 83 26 45 41 38 89 12 18 56 17
71, 71, 72, 72, 72, 71, 69, 69, 69, 72, 72, 72,
660 53 78 02 05 09 98 51 97 23 15 36 72
73, 73, 73, 73, 73, 73, 72, 72, 71, 74, 74, 74,
680 31 50 62 96 99 85 12 50 82 07 28 41
74, 74, 74, 75, 75, 75, 73, 74, 73, 75, 75, 75,
700 50 67 72 41 40 26 87 05 59 40 61 54
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/263496405/Pencapan-Zat-Warna-Naftol
http://borosh.blogspot.co.id/2014/02/zat-warna-naftol-smk-tekstil-texmaco.html
https://www.slideshare.net/septianraha/lap-4cap-naftol

Anda mungkin juga menyukai