TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1
PENGARUH KANJI CAMPURAN TERHADAP BERBAGAI MACAM
KAIN
Kelompok
: 5 (lima)
Nama Anggota
Dosen
: Wulan S.,S.ST,M.T.
Asisten
: Eka O.,S.ST.
Desiriana
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud :
Tujuan :
kapas, rayon, Poliester, dan Poliester kapas serta memperbaiki kenampakan, stabilitas
dimensi, kerataan dan kilau serta penambahan berat bahan
TEORI DASAR
KAPAS
Serat kapas merupakan salah satu jenis bahan tekstil yang sudah dikenal sejak
5.000 tahun sebelum masehi. Merupakan salah satu bahan tekstil yang berasal dari serat
alam, yaitu serat biji tanaman Gossypium yang tumbuh di daerah lembab dan banyak
disinari matahari. Tanaman Gossypium termasuk keluarga Malvaceae. Pertumbuhan
tanaman kapas sangat bergantung pada tempat tumbuhnya.Tanaman ini tumbuh di daerah
yang beriklim subtropis seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Utara.
Komposisi serat kapas tergantung pada jenis tanaman dan derajat kesadahannya. Sekitar
90% komposisi serat kapas terdiri dari selulosa, sedangkan sisanya adalah protein, pektin,
malam, lemak, pigmen alam, mineral, dan air. Serat kapas memegang peranan penting
dalam bidang tekstil. Dengan berkembangnya serat sintetik tidak menyebabkan serat kapas
mulai ditinggalkan, namun dengan adanya perkembangan serat buatan, meningkatkan
penggunaan serat campuran yang memiliki sifat saling melengkapi kedua sifat tersebut. Hal
ini disebabkan karena serat kapas masih memiliki beberapa keunggulan yang tidak dapat
ditiru oleh serat buatan. Keunggualan serat kapas diantaranya mempunyai daya serap yang
baik terhadap air, sehingga nyaman apabila dipakai. Serat kapas juga mempunyai beberapa
kekurangan seperti mudah kusut dan mengkeret dalam pencucian.
Bentuk morfologi penampang melintang serat kapas sangat bervariasi dari bentuk pipih
sampai bentuk bulat, tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal yang terdiri dari bagian
kutikula, dinding primer, dinding sekunder, dan lumen. Sedangkan bentuk
penampang membujur serat kapas adalah pipih seperti bentuk pita yang terpilin atau
terpuntir membentuk puntiran dengan interval tertentu. Kearah memanjang, serat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu bagian besar, bagian badan, dan bagian ujung.
Bentuk penampang melintang dan bentuk penampang membujur serat kapas disajikan pada
gambar berikut ini :
melintang
membujur
Sumber : Soeprijono, dkk, Serat-Serat Tekstil, ITT, Bandung, 1973, hlm 41. Gambar 1.2.1
Penampang Melintang dan Membujur Serat Kapas
Serat kapas mentah mengandung selulosa. Selain selulosa, pada kapas mentah
mengandung pektin, lemak/malam, pigmen alam, mineral dan air. Komposisi serat kapas
berbeda-beda tergantung dari berbagai hal, antara lain jenis tanaman kapasnya, kondisi
tanah, cuaca, kualitas air untuk irigasi, dan zat kimia yang digunakan untuk pupuk dan
pestisidanya. Komposisi serat kapas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Konstitusi
% Terhadap Berat Kering
Selulosa
94
Protein
1,3
Pektat
1,2
Lilin
0,6
Abu
1,2
Serat kapas tersusun atas selulosa yang komposisi murninya telah lama diketahui sebagai
zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-beta-glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n dengan
n adalah derajat polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul.
Selulosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n merupakan suatu rantai polimer linier yang
tersusun dari kondensat molekul-molekul glukosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen
pada posisi atom karbon nomor satu dan empat. Stuktur rantai-rantai molekul selulosa
disusun dan diikat satu dengan yang lainnya melalui ikatan Van der Waals. Struktur kimia
dari selulosa dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini
H
OH
CH2OH
H
OH
CH2OH
OH
H
H
O
H
H
O
OH
OH
H
OH
H
OH
H
OH
H
H
H
CH2OH
H
OH
CH2OH
H
OH
n-1
Sumber : P. Soepriyono,dkk, Serat-serat tekstil, ITT, Bandung, 1973, hlm 45 Gambar 2.2
Struktur Kimia Selulosa
Setiap satuan glukosa mengandung tiga gugus hidroksil (-OH). Gugus hidroksil pada atom
karbon nomor lima merupakan alkohol primer (-CH2OH), sedangkan pada posisi 2 dan 3
merupakan alkohol sekunder (HCOH). Kedua jenis alkohol tersebut mempunyai tingkat
kereaktifan yang berbeda. Gugus hidroksil alkohol primer lebih reaktif daripada gugus
hidroksil alkohol sekunder. Gugus hidroksil merupakan gugus fungsional yang sangat
menentukan sifat kimia serat kapas, sehingga serat selulosa dinotasikan sebagai sel-OH
dalam penulisan mekanisme reaksi.
Komposisi fisika serat kapas terdiri dari bagian amorf dan kristalin, dimana bagian amorf
mempunyai daya serap yang lebih besar dari pada bagian kristalin, tetapi kekuatannya lebih
kecil. Pada bagian kristalin memiliki susunan molekul yang teratur dan sejajar satu sama
lain. Sedangkan pada bagian amorf, susunan molekulnya tersusun secara tidak pararel dan
tidak teratur. Bagian kristalin dan amorf pada serat kapas disajikan pada Gambar 2.3
dibawah ini :
Sumber : Trotman, E.R., Texlile Scouring and Bleaching, Charles Griffin and
Company Limited, London 1976, hlm15.
Sifat-sifat Fisika
Warna
Warna kapas tidak betul-betul putih biasanya sedikit krem. Adanya warna ini
disebabkan oleh pigmen alam yang terkandung di dalam serat kapas. Pigmen yang
menimbulkan warna pada kapas belum diketahui dengan pasti. Warna kapas akan
Kekuatan
Kekuatan serat terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai
dan orientasinya. Dalam suasana basah, serat kapas akan memiliki kekuatan yang
lebih besar dibanding dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena pada
keadaan basah bentuk serat akan mengelembung sehingga puntiran hilang. Dengan
demikian gaya tarik yang diderita akan tersebar sepanjang serat.
Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa yang
lainnya yaitu berkisar 4-13 % bergantung pada jenis serat kapasnya dan rata-rata
mulur sebesar 7%.
Moisture Regain
Serat kapas mempunyai affinitas yang besar terhadap air. Serat kapas yang kering
bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat
kapas bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban relatif, pada kondisi standar
kandungan air serat kapas berkisar antara 7-8,5%.
Keliatan (Toughness)
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima kerja.
Serat kapas memiliki keliatan yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan serat-serat
selulosa yang diregenerasi.
Indeks Bias
Indeks bias serat kapas sejajar dengan sumbu serat adalah 1,58. Sedangkan indeks bias
melintang sumbu serat adalah 1,53.
Berat Jenis
Sifat-sifat Kimia
Pengaruh asam
Serat kapas tahan terhadap asam lemah, sedangkan asam kuat akan mengurangi kekuatan
serat kapas karena dapat memutuskan rantai molekul selulosa (hidroselulosa).
Pengaruh alkali
Alkali kuat pada suhu didih air dan pengaruh adanya oksigen dalam udara akan
menyebabkan terbentuknya oksiselulosa. Alkali pada kondisi tertentu akan
mengelembungkan serat kapas.
Pengaruh oksidator
Pengaruh mikroorganisma
Dalam keadaan lembab dan hangat, serat kapas mudah terserang jamur dan bakteri. Tetapi
pada kondisi kering, serat kapas mempunyai ketahanan yang cukup baik terhadap jamur
dan mikroorganisma.
RAYON
Serat rayon merupakan serat buatan dari ppolimer alam yang banyak diproduksi
disamping serat asetat. Serat rayon itu sendiri memiliki jenis yang beragam, dan yang
digunakan disini adalah jenis viskosa yang perkembangannya paling pesat. Dilihat dari
struktur kimianya, karena serat rayon merupakan serat selulosa yang diregenerasi, maka
struktur kimianya pun memiliki persamaan yaitu merupakan rantai selulosa yang
mengandung unit beta glukosa dengan pengecualian pada derajat polimerisasinya yang
lebih rendah akibat terjadinya degradasi rantai polimer selama pembuatan serat.
Gambar diatas merupakan skema dari strukur molekul serat selulosa. Struktur molekul
diatas tersusun dari molekul selulosa yang merupakan pengulangan dari d-anhidroglukosa.
Serat diatas memiliki gugus hidroksil (-OH) yang memberikan sifat kelarutan didalam air.
Meskipun demikian, selulosa yang banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat tidak
larut didalam air. Hal tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa yang sangat
besar, juga karena terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa yang mempersukar
kelarutan selulosa didalam air. Beberapa sifat pada serat rayon ini memiliki kemiripan yang
hampir sama dengan serat kapas yang merupakan serat selulosa. Rayon memiliki sifat
elastisitas yang rendah, hal ini membuat benang yang mengalami tarikan secara mendadak
pada saat ditenun, kemungkinan benangnya tetap mulur dan tidak mudah kembali lagi, yang
mengakibatkan saat diberi warna akan memberikan hasil yang tidak rata pada beberapa
bagian dan terlihat beberapa garis yang lebih berkilau. Dalam ketahanan terhadap panas
saat penyetrikaan, serat rayon ini memiliki sifat yang cukup baik, akan tetapi pemanasan
dalam waktu yang lama akan membuat warna rayon menjadi lebih kuning.
POLIESTER
Poliester pertama kali mulai dikembangkan oleh J.R. Whinfield dan J.T. Dickson, yaitu para
ahli dari perusahaan Inggris Calico Printers Association Ltd. Pembuatan serat poliester yang
pertama kali dilakukan pada tahun 1944, kemudian pada tahun 1952 perusahaan ICI
(Imperial Chemical Industries, Ltd) di Inggris mulai memproduksi serat poliester secara
komersial. Oleh Imperial chemical Industries, Ltd 9ICI), hasil penelitian J.R
Whinfield dan J.T Dickson ini diberi nama Terylene. Menyusul kemudian pada tahun 1953,
E.I Du pont de Numours di Amerika Serikat memberi nama Dacron. Kedua poliester
tersebut memiliki senyawa kimia pembentuk yang sama yaitu etilena tereftalat.
Proses polimerisasi asam tereftalat dan etilena glikol dilakukan dalam kondisi suhu tinggi
dan ruang hampa.
Serat poliester dibuat dengan cara pemintalan leleh. Serpihan-serpihan poliester dilelehkan
dan dilewatkan melalui lubang spineret yang mempunyai bentuk dan diameter tertentu.
Filamen yang terjadi ditarik dalam keadaan panas sampai lima kali panjang semula,
sedangkan untuk filamen yang kasar ditarik dalam keadaan dingin. Untuk memperoleh
benang stapel, dapat dilakukan dengan mengeritingkan filamen dan dipotong-potong
dengan panjang tertentu.
Tahan terhadap zat-zat oksidator, alkohol, keton dan sabun dan zat zat pencucian kering.
Tahan terhadap asam lemah, meskipun pada suhu didih dan tahan terhadap asam kuat
dalam keadaan dingin.
Tahan terhadap alkali lemah, tetapi kurang tahan terhadap alkali kuat.
Mempunyai kritalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung gugus gugus
aktif sehingga sukar untuk dicelup.
Sifat fisika merupakan sifat yang berhubungan dengan kukuatan, sifat fisika poliester
meliputi :
Serat poliester mempunyai kekuatan dan mulur yang tinggi, yang dalam keadaan
kering dan basah tidak mengalami perubahan. Kekuatan serat poliester sebesar 4,0
6,9 g/d dan mulur poliester sebesar 11 20%.
Elastisitas
Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehingga kain poliester bersifat tahan
kusut. Jika benang pliester ditarik kemudian dilepaskan pemulihan yang terjadi dalam
1 menit adalah :
Moisture regain
Moisture regain poliester pada kondisi standar (27oC dan RH 65%) sebesar 0,4%.
Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6 0,8%.
Berat jenis
Titik leleh
Poliester tidak akan menguning pada suhu tinggi. Poliester mulai meleleh pada suhu
250 - 290oC dan terbakar, namun tidak meneruskan nyala api.
Ketahanan sinar
7. Mengkeret
Serat poliester jika direndam dalam air mendidih akan mengkeret sampai 7%.
Beberapa zat organik seperti aseton, kloroform, trikloretilen pada titik didihnya akan
mengakibatkan serat poliester mengkeret.
8. Morfologi
9. Pembakaran
Poliester meskipun dapat dibakar tetapi nyala api tidak dapat menjalar karena serat
yang terbakar akan meleleh sehingga tidak meneruskan pembakaran.
POLIESTER/RAYON
Keburukan dari serat poliester merupakan kebaikan pada serat rayon viskosa, demikian pula
sebaliknya.
Sifat-sifat yang didapat dari pencampuran kedua macam serat tersebut adalah :
KANJI
Zat kanji/pati (starch) atau bahasa lainnya amilum, yang berarti tepung halus, adalah
suatu substansi glukosida yang terdapat banyak sekali pada spesies tanaman. Zat kanji
tersebut terdiri dari butiran-butiran sferik yang kecil sekali dengan ukuran dan bentuk
beragam bergantung pada jenis tanamannya.
Tanaman memproduksi zat kanji dengan cara pengasimilasian CO2 dan ditimbun pada biji
atau pada umbinya dalam bentuk karbohidrat. Secara komersial zat kanji diperoleh dengan
merendam parutan ubi atau tepung biji tanaman yang mengandung banyak zat kanjinya
dalam air dingin.
Konstitusi kimia zat kanji sangat beragam, bila diberi air panas kemudian didinginkan maka
zat-zat kanji tersebut akan membentuk pasta atau gel, yang terjadi oleh adanya hibridasi,
Penggembungan dan akhirnya perekahan butir zat kanji tersebut. Zat kanji merupakan
campuran dua polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang berasal dari penambahan
molekul-molekul glukosa. Air panas dapat menyebabkan zat kanji terpisah menjadi dua
bagian, yaitu yang bersifat tidak larut (amilopektin) dan yang larut dalam air (amilosa). Zat
kanji dengan kandungan amilopektin tinggi dapat menimbulkan masalah pada proses
penghilangan kanjinya, bahkan dengan enzim amylase sekalipun.
Kanji/Pati
Poliakrilat (PAC)
Galaktomanan (GM)
Pareafin, silicon, pelembut, fungisida dan lainnya. Komposisi dasar kimia zat-zat kanji tersebut di
atas adalah :
Komposisi kimia
Unsur
Kanji Pati
CMC
PVA
PAC
Karbon
44,4
42,4
54,4
40,5
Hidrogen
6,2
5,5
9,1
7,9
Oksigen
49,4
48,0
36,4
36,0
Nitrogen
15,4
Suatu suspensi kanji akan menggembung pada suhu 65-70 oC dan menjadi suatu larutan
kanji yang kental. Baik amilosa maupun amilopektin dapat diidentifikasi dengan iodium. Zat
kanji dapat mengandung kelembaban hingga 20 %. Pada medium asam kedua substansi
akan terhidrolisa sebagian menjadi glukosa dan dekstrin.
Kanji Tapioka
Larutan tapioka berbentuk gel yang transparan dan memberikan hasil finish yang tipis, halus
dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur kanji-kanji yang lain untuk
mendapatkan modifikasi sifat-sifat yang diinginkan.
0,68 hingga 0,85 yang akan membedakan kelarutan dan viskositasnya. CMC dibuat dari
reaksi alkali selulosa dengan asam monokloroasetat.
CMC banyak digunakan dalam industri tekstil karena mudah dihilangkan dari bahan dengan
proses penghilangan kanji. Keunggulan sifat CMC terutama terletak pada pembentukan film
dan daya penganjiannya lapisan film yang terbentuk tidak seperti kulit dan tidak
terpengaruh oleh kelembaban udara yang rendah. Pada penggunannya kekurangannya
bersifat korosif bila tercampur dengan garam. Larutannya mudah menimbulkan endapan,
pada kelembaban udara yang tinggi dapat mencair dan menjadi lengket, dan
menggembung kembali dalam larutan penghilang kanji.
Polivinil alcohol atau PVA tidak dibuat dari monomer tetapi dari polimerisasi monomer vinil
asetat. Bila Reaksi hidrolisanya dikendalikan maka akan diperoleh PVA yang terhidrolisa
penuh. PVA yang terhidrolisa sebagian misalnya PVA 88% lebih mudah larut dalam air.
Makin panjang rantai makro molekulnya, makin tinggi viskositasnya.
PVA banyak digunakan dalam industri tekstil karena sifat fleksibilitas dan ketahanan
terhadap abrasinya berkat gugus-gugus OH-nya yang membentuk dwikutub. PVA tidak
dapat di-biodegradasi tetapi dapat di daur ulang dengan ultrafiltrasi. Sifat lain yang kurang
menguntungkan adalah sangat peka terhadap elektrolit dan pH alkali. Oleh karena itu sangat
riskan bila melakukan pengelantangan dan pemasakan bahan yang dikanji dengan PVA.
Zat-zat pembantu
Larutan finish kanji selain mengadung kanji juga mengandung zat-zat lainnya yang berfungsi
untuk memperbaiki sifat-sifat atau untuk mendapatkan hasil finis dengan sifatsifat tertentu.
Zat- zat tersebut dapat berupa zat anti septic, zat pelemas dan zat pengikat atau pemberat..
Kain yang difinis kanji mudah diserang oleh jamur apabila disimpan di tempat yang lembab.
Demikian juga larutan kanji yang disimpan, mudah rusak karena pengaruh jamur. Untuk
menghalangi tumbuhnya jamur perlu penambahan-penambahan zat anti septic ke dalam
larutan kanji. Zat- zat anti septic yang umum digunakan dalam industri tekstil adalah
magnesium klorida, seng klorida, seng sulfat, barium klorida, fenol,asam kresilat, asam
salisilat, formaldehida dan salisil anilida.
Zat pelemas
Pelemas perlu ditambahkan untuk mendapatkan hasil finis yang mempunyai pegangan
halus. Zat- zat pelemas yang digunakan antaralain gliserin, TRO, minyak- minyak, gajih,
Textile Finishing Oil.
Zat pengisi
Dalam beberapa hal, zat pengisi ditambahkan untuk mendapatkan hasil finis yang cukup
berat. Kaolin adalah zat pengisi yang banyak digunakan dalam industri tekstil.
elektrolit. Suatu dwi kutub listrik terdiri dari dua pusat dengan muatan sama tetapi
berlawanan.
Membentuk film
Sebagai pelindung, sehingga bahan tidak berbulu. Film dapat menutupi serat-serat yang
menonjol keluar dari permukaan yang menyebabkan bahan menjadi berbulu.
Menaikkan kekuatan
Fleksibel
Adesi
Adesi antara kanji dengan bahan tergantung pada gaya tarik menarik antara film kanji
dengan bahan. Gaya tarik menarik ini pada umumnya terdiri dari ikatan hidrogen dan gaya
van der walls. Dimana, gaya tarik menarik dari ikatan hidrogen jauh lebih besar dari gaya
van der walls. Pada umunya adesi yang baik terjadi karena terbentuknya ikatan hidrogen
antara serta dengan kanji.
Penetrasi
Penetrasi yang sempurna dapat menimbulkan kekakuan bahan, oleh karena itu hal ini perlu
diperhatikan.
Kekenyalan
Lemas
kanji harus tahan jamur, sehingga dalam penyimpanan tidak akan timbul jamur dan bakteri
yang dapat merusak bahan.
Benang terdiri dari kumpulan serat-serat yang disatukan dengan jalan memberikan puntiran
dan penarikan sehingga terbentuk suatu untaian benang yang panjang. Diantara serat-serat
tersebut, akan terdapat suatu rongga-rongga yang halus sehingga pada benang tersebut
dimasukkan ke dalam larutan kanji, maka rongga-rongga kosong yang halus tersebut akan
terisi oleh larutan kanji. Oleh karena kanji mempunyai daya rekat, maka serat satu dengan
yang lainnya akan terikat, sehingga benang akan tampak lebih padat. Larutan kanji selain
masuk kedalam rongga-rongga serat, juga melapisi bagian luar dari benang/bahan dan
mengikat serat-serat yang tersembul keluar.
Ikatan yang terjadi antara serat selulosa dengan kanji adalah ikatan hidrogen dan gaya-gaya
van der walls. Ikatan hidrogen terjadi karena pada molekul kanji terdapat gugus-gugus ROH, begitu juga dengan serat selulosa. Disamping itu, atom
. Oleh karena itu terjadilah ikatan molekul kanji dengan molekul serat.
R1
R1
OH---OH---OH---OH
R2
R2
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9804462/PRAKTIKUM_PENGANJIAN
DAFTAR PUSTAKA
Yunara Heri, 1997. Pengaruh NaOH pada proses kostisasi kain Poliester-Rayon yang
dicelup dengan zat warna dispersi terhadap hasil celup serat rayon