Anda di halaman 1dari 17

Klasifikasi Seam and Stitch

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemilihan Mesin Garmen

oleh:

Alifian Yuniar Perdana

19430006

2G1G2

POLITEKNIK STTT BANDUNG

PRODUKSI GARMEN

2020
Seam
Jahitan (seam) dikelompokkan berdasarkan jenis/jumlah komponen kain yang digunakan.
Jenis jahitan (seam) di klasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu:

1. Kelas 1 – Superimposed seam


2. Kelas 2 – Lapped seam
3. Kelas 3 – Bound seams
4. Kelas 4 – Flat seams
5. Kelas 5 – Decorative/Ornamental stitching (setik hias)
6. Kelas 6 – Edge finishing/neatening (Penyelesaian pinggir/kerapihan)
7. Kelas 7 – Attaching of separate items (Menempel item terpisah)
8. Kelas 8 – Single ply construction (konstruksi lapisan tunggal)

Kelas 1 – Superimposed seam (SS)

Jahitan ini dibentuk oleh dua atau lebih potongan bahan yang bertumpuk satu sama lain
dan dijahit dengan satu atau lebih baris setikan (stitches) di dekat tepi kain. Superimpossed
seam sendiri juga mempunyai jenis yang bermacam-macam. Jahitan superimposed dapat
dikerjakan dengan jenis setikan (Stitch Type) 301 atau 401 untuk membuat jahitan sederhana.

Diaplikasikan dalam jahitan jeans, jahitan sisi rok, celana panjang, penyelesaian ujung
sabuk, ujung waistband pada celana jeans, kerah atau manset dan untuk memasang elastis ke
pinggang.

Kelas 2 – Lapped seam


(LS)

Dalam kelas ini, dua atau


lebih komponen disatukan (mis.,
dengan pinggiran yang saling
tumpuk, flat atau dilipat) dan
disatukan dengan sebaris atau lebih
setikan.

Salah satu yang paling


populer dari kelas ini adalah
jenis Lap felled, hanya sekali
operasi penjahitan,
jahitannya kuat pada tepian kain
yang biasanya dimanfaatkan
pada celana jeans atau sejenisnya agar tidak mudah fraying atau terurai. Mirip dengan jahitan
Prancis.

Kelas ini juga memiliki ragam yang banyak berdasarkan jumlah baris setikannya.
Jahitan lap felled umumnya dijahit dengan setikan 401 (chainstitch). Biasanya digunakan dalam
pembuatan jeans karena konstruksinya yang kuat. Jahitan Perancis umumnya digunakan untuk
jas hujan, jahitan tepi pada jaket dan gaun.

Kelas 3 – Bound seam (BS)

Seam ini dibentuk minimum oleh dua buah komponen, komponen pertama pada kedua
ujung/tepinya membungkus satu ujung/tepi komponen yang kedua (umumnya bahan utama)
dengan satu atau lebih jahitan (baris setikan).

Ini akan menghasilkan tepian yang rapi dan aman dipakai. Terdapat berbagai macam bound
seam.
Jenis setikan 

Jahitan rantai (chainstich) 401 atau lockstitch 301.

Aplikasi

Digunakan untuk menyelesaikan keliman lengan, garis leher (necklines), finishing tepi kain,
melanjutkan desain motif renda, dll.

Kelas 4 – Flat seam (FS)

Jahitan ini juga disebut jahitan butt karena ujung-ujung kain tidak saling bertumpuk,
tetapi disejajarkan. Dalam jahitan ini, dua tepi kain dalam kondisi flat/datar atau terlipat
disatukan dan dijahit. Tujuan jahitan ini adalah menghasilkan sambungan namun tidak ada
ketebalan kain tambahan yang dapat ditoleransi di jahitan, seperti pada pakaian dalam atau
pakaian ketat.  Benang bawah
(looper thread)
harus soft, namun kuat dan benang atasnya bisa dekoratif maupun kuat. Jahitan flat biasanya
dijahit dengan lockstitch zigzag, jahitan rantai atau covering stitch. Jahitan semacam ini terdiri
dari dua komponen dan dapat dilihat pada pakaian rajutan.

Kelas 5 – Decorative/Ornamental Stitching


Jahitan dekoratif atau hias  adalah serangkaian jahitan di sepanjang garis lurus atau
lengkung atau mengikuti desain hias pada lapisan kain tunggal. Jenis yang lebih kompleks
mencakup berbagai bentuk piping, menghasilkan garis yang terangkat di sepanjang permukaan
kain. Jahitan dalam satu lapis kain tunggal menghasilkan efek dekoratif pada permukaan kain
seperti pin tuck.

Kelas 6 – Edge Finishing/Neatening


Jahitan Edge finishing adalah jahitan di tepi lapisan kain tunggal baik yang dilipat atau
langsung ditutup jahitan tersebut. Yang paling sederhana dari proses ini
adalah ‘Serging’ (obras), Type 6.01.01 di mana tepi potongan kain diperkuat dengan jahitan tepi
untuk mencegah pinggiran kain terurai dan juga membuat rata dan rapih.
Kelas ini mencakup jahitan di mana tepian kain perlu dirapikan atau dijahit penyelesaian.
Hanya ada satu komponen untuk jenis jahitan ini. Termasuk juga pada metode populer lainnya
dalam merapikan tepi kain seperti hemming dan blind stitch hemming.
Kelas 7 – Attaching of separate items 
Kelas jahitan ini melibatkan jahitan yang membutuhkan penambahan komponen lain
pada tepi selembar kain, misalnya, jalinan elastis ke tepi celana wanita. Jenis jahitan ini
membutuhkan dua komponen.

Kelas 8 – Single ply construction


Kelas jahitan ini terdiri dari sepotong kain yang dilipat di kedua ujungnya. Sering terlihat
dalam loop sabuk. Jenis jahitan ini hanya membutuhkan satu komponen.

Stitch
Serangkaian tusuk jahitan dengan suatu pola tertentu yang berulang disebut
tusuk/setik. Setikan dapat didefinisikan sebagai suatu lilitan benang hasil dari tusukan tunggal
atau gerakan jarum dalam menjahit.

Jenis tusukan/setikan ditunjukkan dalam angka yang berhubungan dengan karakteristik penting
dari jalinan atau kaitan benang jahit dalam suatu setikan. Ada enam jenis standar setikan yang
ditetapkan oleh ASTM D 6193-16: ‘Standar Praktis untuk Setikan dan Jahitan’.

Setikan (stitch) dapat dibentuk dengan salah satu dari tiga metode di bawah ini:

 Interlooping: terbentuk dengan melewatkan loop/kaitan/lengkungan satu benang ke


loop/kaitan/lengkungan benang jahit lainnya (benang yang berbeda).
 Intralooping: dibentuk dengan melewatkan loop/kaitan/lengkungan dari satu benang ke
loop/kaitan/lengkungan lain dari benang yang sama.
 Interlacing: Satu benang menjalin/menautkan/menyilangkan benang lainnya.
Enam kelas jahitan adalah sebagai berikut:

 Kelas 100:  Chain stitch (Tusuk rantai)


 Kelas 200:  Hand stitch (Jahitan tangan)
 Kelas 300:  Lock sitch(Jahitan terkunci)
 Kelas 400:  Multi-thread chain stitch(Tusuk rantai multi)
 Kelas 500:  Over-edge chain stitch/Overlock stitch
 Kelas 600:  Covering chain stitch
 
Kelas 100: Chain stitch (Jahitan rantai)

Jenis jahitan ini dibentuk dari satu atau beberapa benang jahit, terjadi intralooping. Satu
atau beberapa loop benang atas (needle thread) dibawa jarum jahit melewati kain dan akan
terkait secara intraloop dengan loop berikutnya. Setik ini tidak mengunci sehingga kurang
kuat dan mudah lepas.
Stitch tipe 100 memiliki lima sub-kelompok yang berbeda.

Jahitan kelas 101 adalah yang paling sederhana di kelas ini yang dihasilkan dari satu
benang jahit. Jahitan tipe 101 terbentuk dengan satu benang jahit yang melewati bahan dan
mengkait (intraloop) dengan benang yang sama di permukaan bawah material.

Kelas
200: Han d
stitch (J ahitan
Tangan)

Kelas 200
ini
dikategorikan sebagai setikan tangan. Satu benang jahit yang membentuk baris benang yang
masuk dan keluar dari kain. Hand stitch digunakan untuk produksi garmen (mahal) yang
mungkin itu satu-satunya cara untuk mencapai hasil akhir yang sempurna.
Stitch tipe 200 memiliki lima sub-kelompok yang berbeda.

Mesin jahit telah dikembangkan untuk meniru jahitan tangan (tipe jahitan 209), yang
digunakan di area tepi bagian luar pada jaket tertentu.

Jenis Stitch 201 dibentuk dengan dua benang jahit yang melewati bahan dalam lubang
yang sama dari arah yang berlawanan tanpa jalinan (interlacing) atau kaitan/simpul/interlooping.

Kelas 300: Lock stitch

Jahitan Kelas 300 dibentuk dengan menggunakan dua set atau lebih benang jahit, dan
ditandai dengan interlacing/jalinan dua atau lebih benang. Loop yang dibentuk oleh satu
kelompok benang dilewatkan melalui kain dan dipegang/dikait oleh kelompok benang kedua.
Benang atas disebut needle thread dan benang bawah dikenal sebagai bobbin thread. Jalinan
benang ini membuat jahitan lebih aman dan sulit terurai/lepas.
Lock stitch hampir bisa dipakai untuk semua kebutuhan menjahit, tergantung ketepatan
memilih benang jahitnya. Memiliki penampilan serupa di kedua sisi kain.
Setik tipe 301 dibentuk dengan dua benang, satu benang jahit atas (needle thread) dan satu
benang spul (bobbin thread). Simpul/loop dari benang jahit atas dilewatkan melalui bahan dan
terjalin dengan benang dari bobbin/spul/skoci. Benang atas ditarik kembali sehingga jalinan
berada di tengah-tengah bahan yang dijahit.
Versi jahitan zigzag (Kelas 304) umumnya digunakan untuk menyatukan hiasan seperti
renda dan elastis di mana dibutuhkan lajur setik yang lebih renggang. Kelemahan dari lock
stitch adalah penggunaan bobbin yang kecil. Ini akan cepat habis dan mengganti bobin dapat
mengurangi produktifitas.
Setik tipe 300 memiliki 16 sub-kelompok yang berbeda.
Kelas 400: Multi-Thread Chain Stitch

Kelas 400 dibuat menggunakan dua set atau lebih benang jahit, dan ditandai
dengan interlooping dua set benang; needle threads dan benang looper.
Setik tipe 401 dibentuk oleh dua benang; satu benang atas dan satu benang looper. Loop dari
benang atas dilewatkan menembus bahan, menjalin dan mengkait loop benang looper. Kaitan
ditarik dari lapisan bawah kain.
Kelebihan jahitan kelas ini adalah needle thread (benang atas) dan
benang looper dijalankan dari cone besar yang berada di atas mesin; jadi tidak perlu khawatir
benang habis seperti mesin sewing lock stitch. Ini sering digunakan pada jahitan panjang
seperti pada celana panjang.
Setik tipe 400 memiliki 11 sub-kelompok yang berbeda.

Kelas 500: Over-Edge Chain Stitch/Overlock

Setik ini dibuat menggunakan satu set atau lebih benang jahit, memiliki loop yang
dibentuk oleh setidaknya satu set benang di sekitar tepi kain. Jahitan ini umumnya disebut
‘jahitan overlocking’. Jenis jahitan yang paling sering digunakan di kelas ini memiliki satu atau
dua needle thread dan satu atau dua benang looper dan mereka membentuk kelompok garis
jahitan yang konsisten di sepanjang tepi kain dengan benang yang silang-menyilang di tepi dan
mencegah kain bertiras.
Jenis jahitan ini memiliki elastisitas tinggi, tidak mudah terurai, dan pisau potong pada mesin
memastikan pinggiran rapi sebelum menjahit.

Stitch class 503 dibentuk dengan satu jarum dan satu benang looper, terutama
digunakan untuk merapikan tepi. Setik tipe 504 dibentuk dengan tiga benang; satu benang jahit
atas, satu benang looper, dan satu benang penutup (cover thread).

Jahitan overlock dikategorikan berdasarkan beberapa cara dan cara klasifikasi yang paling


umum didasarkan pada jumlah benang jahit yang digunakan dalam satu jahitan seperti benang
1, 2, 3, 4, atau 5. Masing-masing memiliki aplikasi dan manfaat yang berbeda.
1. Jahitan overlock benang 1, digunakan untuk ‘butt-seaming’.
2. Jahitan overlock benang 2 dan 3 yang dikenal sebagai ‘merrowing‘ digunakan untuk
jahitan tepi pada pakaian tenunan dan rajutan.
3. Formasi benang 4 yang dikenal sebagai ‘mock safety stitches’ menghasilkan jahitan
yang kuat dan fleksibel.
4. Formasi benang 5, menggunakan dua needle thread, dikenal sebagai safety
stitches, membuat jahitan lebih kuat dan digunakan untuk pembuatan pakaian.
 
Kelas 600: Covering Chain Stitch

Jahitan di kelas ini dibuat dengan menggunakan tiga set benang jahit, yaitu needle
thread (A), looper (B) dan spreader (C). Loop yang dibentuk oleh needle thread dilewatkan
melalui loop dari benang spreader, yang sudah ada pada permukaan kain dan kemudian
melewati kain, mengait loop yang dibentuk oleh benang looper di sisi belakang kain.
Jahitan di kelas ini adalah yang paling rumit, bisa hingga sembilan benang termasuk
empat needle thread yang menutup sambungan, rata dan elastis.
Stitch tipe 601 dibentuk dari tiga benang; dua benang jahit atas dan satu
benang looper. Loop benang atas dilewatkan melalui bahan di mana mereka dililitkan dengan
benang looper di bagian bawah.
Stitch tipe 600 memiliki 10 subkelompok yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

https://www.fesyendesign.com/klasifikasi-setikan/#chain-stitch

https://www.fesyendesign.com/sewing-dan-finishing/

Anda mungkin juga menyukai