Anda di halaman 1dari 6

FABRIC

WOVEN
WOVEN
Merupakan teknik dalam membuat kain dengan cara menggabungkan
TEKNIK PEMBUATAN
Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan atau biasa disebut
benang dengan ukuran yang sama secara memanjang (benang lungsi)
pattern tenun, yaitu :

dan melintang (benang pakan).


1. Silang Dasar
Biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, kepompong ulat sutera, lilin sarang Ada tiga macam silang dasar, yaitu :

Silang Polos/Tenun Polos (Plain Weave)


lebah dan akar serai wangi.
Kain yang dihasilkan lebih kuat
Banyak digunakan untuk pembuatan pakaian sehari-hari seperti pakaian tidur,
Tidak mudah bertiras
kerja, dll.
Tidak mudah tersangkut
Sifat nyaman digunakan, menempel di badan, fleksibel dan tidak mengganggu
Contoh : Kain blacu, berkolin, muslin,
gerakan pemakainya.
mori, voile, organdi, poplin
Contoh kain woven adalah sebagai berikut :

Silang Kepar/Tenun Keper (Rib Weave)

Benang pakan melintasi 2 benang

lungsi

Kain yang dihasilkan lebih lembut

dan masih ada ruang gerak

Contoh : Kain drill, gabardin, kasur,

chino, denim, dan veterban

linen twill denim satin


Silang Satin/Tenun Satin (Sateen Weave)

Benang pakan melintasi 3 benang

lungsin ataupun sebaliknya

Menonjolkan salah satu efek pada

permukaan, efek lusi atau efek pakan

Menghasilkan permukaan yang rata,

mengkilap, dan padat


sifon korduroi tweed kanvas
Contoh : Kain satin, pique, satinet

2. Silang Dasar yang Divariasi


Bahan pewarna kain tenun ada 2 macam yaitu  :
Silang Alur ( Rib Weave)

Pewarna Alam, memakan waktu 2-3 bulan


Tulang Ikan ( Herringbone Weave )

Pewarna Buatan, memakan waktu 1 bulan


Berdasarkan kegunaan

Tenun kembar

ex. kain tetra, kain tirai, kain taplak, dll.

Tenun yang diperkuat

ex. kain wol, kain mantel, dll

Tenun renggang

ex. kain vitrase, kain tulle, etamin, dll

Tenun Sungkit

ex. kain tenun dari bali, minangkabau, palembang,dll.


PROSES PEMBUATAN DARI BENANG MENJADI KAIN
Proses  penenunan dibedakan menjadi 2, yaitu :

TRADISIONAL
Alat tenun tradisional adalah alat tenun yang sangat umum digunakan di berbagai daerah. Menenun dengan menggunakan alat tenun tradisional atau gedogan tidak hanya

menghasilkan sehelai kain tenun yang indah tetapi juga menghasilkan kain tenun yang berkualitas tinggi karena dikerjakan dengan sangat cermat dan teliti sehingga memakan

waktu yang lama. Dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk menghasilkan sehelai kain tenun yang indah. Tak heran jika kain tenun ini mempunyai nilai jual yang sangat

fantastis. Alat tenun tradisional ada 2 macam yaitu :

1. Tenun Gedog (Sepenuhnya terbuat dari kayu)

Alat Tenun Gedogan terbuat dari bambu dan kayu, yang fungsinya hanya untuk mengaitkan benang lungsi saja. Terdapat dua ujung bilah kayu dan bambu pada alat ini. Ujung

pertama dikaitkan pada tiang atau pondasi rumah, sedangkan ujung satunya diikat pada badan penenun. Pada saat menenun, posisi penenun duduk di lantai kemudian

mulailah penenun menenun dengan meletakkan benang lungsi dan pakan secara bergantian. Menenun dengan menggunakan alat tenun gedogan tidak hanya menghasilkan

kain tenun yang indah tetapi juga menghasilkan kain tenun yang berkualitas tinggi karena dikerjakan dengan sangat cermat dan teliti.

Kelebihan  : Kekurangan :

Nilai estetika yang tinggi Harganya mahal

Daya tahan yang sangat lama Proses pembuatan memakan waktu lama

Banyak peminatnya Produk yang dihasilkan sudah mulai jarang ditemukan

MODERN
Karena banyaknya permintaan pasar akan kain tenun sementara proses pengerjaan kain tenun yang sangat lama tidak memungkinkan untuk memenuhi permintaan pasar, membuat

penenun harus melakukan inovasi agar mampu memproduksi kain tenun dalam waktu yang lebih singkat. Pengerajin pun mulai beralih menenun dengan menggunakan alat tenu

mesin atau yang dikenal dengan ATM.

1. Alat Tenun Mesin ( ATM )

Alat tenun mesin (ATM) ini dilengkapi dengan motor penggerak sehingga untuk menghasilkan sehelai kain tenun, proses pengerjaanya sepenuhnya dikerjakan oleh

mesin.Dengan menggunakan teknik modern bahan bakunya juga lebih bervariasi contohnya kapan, bulu biri- biri maupun bahan sintetis (buatan).

Kelebihan  : Kekurangan :

Tidak menguras tenaga dan waktu Kualitas barang yang kurang bagus karena tekstur dan

Bisa produksi secara masal dengan waktu yang singkat kerapatan benang sama persis

Harga tenunnya lebih murah daripada tenun yang dibuat

secara tradisional
NON WOVEN
NON WOVEN
Proses Pembuatan
Kain yang diperoleh tidak dengan cara ditenun ataupun dirajut.
Pembuatan nonwoven dimulai dengan penyusunan (arrangement) serat
Merupakan pembuatan bahan seperti kain (kain rekayasa) yang terbuat
kedalam bentuk lembaran atau web. Serat dapat berupa serat staple yang
dari serat panjang atau pendek (staple) dan selalu terikat dengan
dikemas dalam bal atau filamen yang diekstrusi dari butiran polimer

kimia, mekanik, panas atau pelarut sehingga tidak terdapat pintalan, cair.Metode dasar untuk membentuk web :

tenunan, ataupun rajutan. 1. Dry-laid (bisa dibagi menjadi 2 yaitu : air-laid dan carding)

Kain non woven biasanya bersifat tahan lama, lembut, ringan dan elastis.

Kain non woven biasanya digunakan sebagai kain lapis (interlining)

Kekuatan rendah

Kestabilan dimensi tinggi

Elastisitas rendah

Air Laid Carding


Dari pembuatan kain Non Woven adalah agar jaringan gerai serat tersebut

menjadi selembar kain, dengan cara: 2.Spunmelt (dibagi menjadi 2 yaitu : spun-laid dan melt-blown)

Mekanis (seperti dalam pembuatan felt, dengan mengaitkan antar serat

dengan jarum bergerigi sehingga friksi dalam serat menghasilkan kain yang

lebih kuat)

Adhesive atau perekat

Termal yaitu dengan menggunakan binder atau zat pengikat (dalam bentuk

bubuk, pasta, atau polimer leleh) dan melelehkan binder pada web
Spun Laid Melt Blown
(lembaran serat non woven) dengan meningkatkan temperatur.

3.Wetlaid
Teknik Pembuatan Prinsip wetlaying mirip dengan pembuatan kertas. Perbedaannya terletak

Kain yang diperoleh tidak dengan cara ditenun ataupun dirajut. Non woven
pada jumlah serat sintetis yang ada dalam nonwoven wetlaid. Bubur encer air

terbuat dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau dicampurkan dengan


dan serat diendapkan pada sabuk berjalan dan ditiriskan untuk membentuk

bahan kimia, uap pemanasan atau cara mekanis sehingga tidak terdapat
web. Web dikeringkan lebih lanjut , dirapatkan dengan menekan di antara rol,

pintalan, tenunan, ataupun rajutan. Kain non woven biasanya digunakan sebagai
dan dikeringkan. Impregnasi dengan pengikat sering dimasukkan dalam tahap

kain lapis (interlining)


proses selanjutnya.

4.Air-laid paper

Air-laid paper adalah bahan tekstil yang dikategorikan sebagai kain

nonwoven yang dibuat dari bubur kayu (pulp). Berbeda dengan proses

pembuatan kertas biasa, air-laid paper tidak menggunakan air sebagai media

pembawa serat. Serat dibawa dan dibentuk ke struktur kertas melalui udara

5.Bonding

Baik kain nonwoven stapel maupun spunlaid tidak akan memiliki daya tahan

mekanis tanpa proses pengikatan (bonding).

Anda mungkin juga menyukai