Dasar Teknologi Menjahit merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu
yang berkenaan dengan menjahit. Dalam dunia fashion, dasar teknologi menjahit sebagai
dasar ilmu yang perlu dipelajari dan dipahami karena untuk menghasilkan suatu produk
busana yang berkualitas harus menerapkan dasar-dasar ilmu menjahit baik untuk busana
custom made (butik) maupun busana industri (garmen).
Pada busana custom made, teknik menjahit yang banyak digunakan adalah penyelesaian
dengan tangan atau jahitan halus, sedangkan busana produksi atau garmen penerapan teknik
menjahit banyak menggunakan mesin karena memproduksi secara masal.
Sebelum melakukan kegiatan menjahit sebaiknya perlu mengetahui perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan dan teknik menjahit. Perlengkapan mesin dan peralatan menjahit
tersebut meliputi: mesin jahit manual dan industri beserta alat bantu penunjangnya. Teknik
menjahit berkenaan dengan teknik penyambungan, teknik pemasangan, dan teknik
pembuatan.
Mesin Jahit
Mesin jahit merupakan peralatan utama yang penting untuk dipersiapkan. Mesin jahit
digunakan untuk menjahit berbagai macam busana dan lenan rumah tangga. Pekerjaan
menjahit bisa diselesaikan dengan tangan dan menggunakan mesin jahit untuk mendapatkan
hasil yang rapi, halus dan cepat selesai. Berbagai jenis mesin jahit yang beredar di pasaran,
mulai dari yang sederhana sampai yang lengkap dengan macam-macam tusuk, maupun mesin
industri.
17
1. Mesin jahit manual
Terdapat berbagai macam merek mesin jahit manual, yaitu singer, standar, butterfly.
Pada dasarnya penggunaan mesin jahit manual sama, hanya merek saja yang membedakan.
Mesin jahit manual mempunyai kelebihan dan kelemahan jika dilihat dari hasiljahitannya.
Kelebihannya adalah hasil jahitan yang rapat, rapi, dan kecil akan menbuat bahan kain yang
dijahit terlihat lebih bagus dan berkualitas tinggi. Namun kelemahan dari hasil jahitan mesin
jahit manual ini adalah tusuk jahitan pada kain akan mudah lepas.
18
a. Mesin High speed, SingleNedle (mesin jahit jarum 1)
Mesin High speedberfungsi untuk menghasilkan setikan lurus dengan satu lajur. Mesin
high speed ini tidak digunakan untuk menjahit kain yang mulur (stretch), seperti kaos, tetapi
digunakan untuk menjahit semua jenis pakaian dengan jenis kain tipis, sedang, dan tebal.
Mesin ini banyak digunakan di industri garmen.
19
Gambar 1.5. Mesin Jahit Jarum Dua
d. Mesin Jahit Lockstitch dengan Pemotong Benang Otomatis dan Pendeteksi Tepi
Kain (Lockstitch Machine with Automatic Thread Trimmer and Cloth
EdgeDetector)
Mesin ini digunakan untuk menjahit komponen yang memerlukan ketelitian tinggi,
seperti pada pasang kantong, jahit kerah, manset, dan lain sebagainya.
e. Mesin Jahit Pasang Ban Pinggang (Lockstitch Waistband Sewing Machine with
ClothPuller)
Mesin ini digunakan untuk memasang ban pinggang pada celana, seperti jeans,
celana santai, dan lain sebagainya. Mesin ini memiliki jumlah jarum yaitu 2 dan 4
jarum.
20
Gambar 1. 7. Mesin Jahit Pasang Ban Pinggang
f. Mesin Bordir (Embroidery SewingMachine)
Mesin ini digunakan jahitan bordir untuk label atau emblem atau ornamen pada sebuah
pakaian.
Mesin Penyelesaian
21
a. Mesin Obras (Overlock Machine)
Mesin ini digunakan untuk jahitan pengaman bahan dan mesin ini menggunakan jumlah
jarum sebanyak 1, 2, 3, dan disesuaikan dengan keperluan.Mesin ini memiliki kecepatan
kurang lebih 7000 rpm.
Gambar 1.11. Mesin obras industri Gambar 1.12. Mesin obras manual
b. Mesin overdeck
Mesin jahit overdeck adalah salah satu mesin penunjang industri yang berfungsi untuk
merapikan jahitan dengan menutup sempurna jahitan di atas permukaan kain. Mesin overdeck
biasa digunakan untuk menjahit kaos dan kelim kemeja. Mesin overdeck menggunakan
benang lima untuk menghasilkan jahitan yang sempurna.
22
Gambar1.14. Pelubang rumah kancing
23
Gambar 1.16. Jenis attachment mesin jahit manual dan industri
Sumber: Sri Prihati (2013:138)
Pada saat akan menjahit, ketegangan dan kekuatan benang dapat diketahui dengan cara
mencoba menjahit di atas kain untuk melihat hasilnya dan akan didapatkan hasil seperti
berikut. Ada tiga kemungkinan hasil jahitan pada kain, dilihat dari hasil jahitan benang atas
dan benang bawah yaitu : (1) Tegangan benang atas sama dengan benang bawah(Correct
tension).
Hasil jahitan benang atas dan benang bawah rata, hal ini merupakan hasil jahitan yang benar.
(2) Tegangan benang atas lemah dari benang bawah artinya hasil jahitan benang atas longgar
dan benang bawah merentang(Loose uppertension). (3) Tegangan benang atas lebih kuat dari
benang bawah artinya hasil jahitan benang atas merentang dan benang bawah longgar(Tight
uppertension).
24
1. Mesin macet dan bersuara.
Faktor penyebab mesin macet karena mesin jarang diberi minyak pelumas, selain itu
juga terjadi gumpalan benang yang menumpuk pada bagian bawah. Sebaiknya mesin sering
dibersihkan secara berkala atau setiap minggu dengan memberi minyak pelumas mesin dan
disikat untuk membersihkan sisa-sisa kain, benang dan debu.
2. Hasil Jahitan Loncat-loncat
Gangguan yang terjadi pada waktu menjahit jika jahitan loncat disebabkan karena
pemilihan jarum yaitu jenis jarum tidak sesuai dengan tipe mesin, nomor jarum, jarum dalam
kondisi baik (runcing)
3. Benang jahitan atas sering putus.
Gangguan yang terjadi jika benang atas sering putus disebabkan karena kualitas benang
yang tidak baik, pemasangan jarum yang tidak benar dan tegangan benang atas terlalu kuat.
Sebelum menjahit sebaiknya memperhatikan kualitas benang, pemasangan jarum dan
pengaturan tegangan benang.
Perbaikan pada gangguan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1)mengganti jarum
dengan jenis yang baik, 2) menyesuaikan nomor benang dengan nomor jarum yang akan
digunakan, 3) setel kembali rumah sekoci dan kendurkan tegangan dengan memperhatikan
keseimbangan dengan benang jahit bawah, 4) tarik kain ke arah belakang mesin jahit.
Gangguan yang terjadi jika benang bagian bawah sering putus disebabkan karena
penggulungan benang pada spul kurang rata, pemasangan spul pada sekoci kurang tepat,
tegangan baut sekoci terlalu kencang. Untuk mengatasi hal tersebut keluarkan spul dari
sekoci dan diperiksa posisi arah benang kemudian spul dipasang kembali pada sekoci
dengan benar. Sebaiknya arah benang diperhatikan.
25
6. Tegangan benang mengerut
Penyebab gangguan yang terjadi jika benang mengerut yaitu tegangan benang terlalu
kuat, pemasangan benang tidak sesuai alur, jarum terlalu besar untuk jenis kain yang
digunakan dan pengaturan setikan terlalu panjang. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah
memasang benang sesuai alur, memperhatikan pemilihan jarum dan pengaturan setikan
disesuaikan dengan jenis bahan.
Penyebab gangguan yang terjadi jika tegangan benang kendur yaitu tegangan benang
atas terlalu kendur, pegas pengatur tegangan pada rumah sekoci terlalu besar, dan ukuran
jarum tidak sesuai dengan jenis bahan. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah
mengendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahitan
bawah, menyesuaikan tegangan benang atas dengan benang bawah, pemilihan benang
disesuaikan dengan menyesuaikan jarum dan bahan yang akan digunakan.
Teknik Pressing
Pressing yaitu melakukan proses penekanan agar bahan lebih rapi dan berkualitas tinggi,
adapun cara kerjanya:
1. Memeriksa busana yang akan dipres agar jelas yang akandilakukan
2. Mempres bagian atas dan bawah
3. Mempres setikan kelim bawah
4. Mempres ban pinggang, saku atau bagian-bagian busana lainnya.
Pengaturan suhu sewaktu pengepresan disesuai-kan dengan bahan yang akan di press.
Adapun penggunaanya adalah sebagai berikut:
1. Pengepresan dengan strika press
Pada alat tersebut sudah ada tombol pengatur suhu. Suhu maksimal 1100 watt. Tombol
yang nomor 6 dengan panas maksimal 1100 watt. Tombol nomor 1, 2 dan 3 pressnya sama
dengan memakai strika biasa tanpa uap air. Untuk tombol 4, 5 dan 6 dapat mempress dengan
uap air. Untuk pakaian sintetis dan silk panas maksimal sampai nomor 4, tapi harus
memakaiuap air. Dan untuk katun dan lenan bisa lebih.
26
2. Pengepressan dengan mesin press
Harus disesuaikan dengan tanda-tanda suhu mesin. Nomor 1untuk nilon, nomor 2 untuk
silk, nomor 3 untuk wool, nomor 4 untuk katun dan nomor 5 untuk linen. Untuk nomor 1
tanpa uap air, untuk silk, wool, katun dan linen sudah memakai uap air.
3. Memakai sterika biasa
Bila memakai seterika biasa panasnya juga disesuaikan dengan bahan yang akan dipress,
kemudian dapat dipakai bahan katun.
Setrika uap
Digunakan untuk pengepresan dengan
kekuatan lebih tinggi
Steamer
Digunakan untuk menghaluskan
pakaian yang digantung (tidak bisa
dihaluskan dengan setrika, misalnya
ballgown)
Setrika biasa
Untuk mengepres dengan kekuatan
sedang
Seam roll
Untuk menbantu pengepresan pada
kampuh
Point presser/clapper
Untuk menyetrika terbuka suatu jahitan
dan ujung jahitan yang runcing
27
TUSUK DASAR MENJAHIT
1. Tusuk Jelujur
Tusuk jelujur adalah tusuk yang biasa digunakan pada awal pembuatan pakian Pakaian
sebelum dijahit dengan mesin disatukan dengan tusuk jelujur agar garis radernya tepat
Tusuk renggang digunakan untuk mengutip satu garis atau satu titik pada dua helai kain
sehingga dua helai kain dapat dipisahkan dan garis jelujurdiantara kain dapat digunting
28
Gambar 1.20. Tusuk Tikam Jejak
4. Tusuk Feston
Tusuk feston adalah tusuk yang dipakai untuk menyelesaikan tiras-tiras, supaya serat-
serat tidak dapat keluardari tepi guntingan. Dikerjakan dari kiri ke kanan. Menyambug
benang, benang baru selalu keluar pada sengkelit yang terakhir.
29
Gambar 1.23. Tusuk Piquer
7. Tusuk Balut
Tusuk balut adalah tusuk yang berfungsi untuk menyelesaikan tiras kampuh, sebagai
pengganti tusuk feston dan berguna untuk menghubungkan dua tepi yang dilipat dengan
tusuk-tusuk kerap sekali.
Setikan
Setikan mesin yang kita kehendaki bisa diatur panjang pendeknya. Penentuan panjang
setikan disesuaikan dengan jenis bahan yang akan dijahit. Setikan untuk bahan yang tipis
ringan dan tebal, jumlah setikannya berbeda. Sehingga karakteristik bahan sangat
menentukan setikan. Setikan mesin jahit dihitung setiap incinya. Pada tombol pengatur
setikan terdapat angka yang bisa distel atau diubah sesuai dengan panjang setikan yang
diinginkan.
Tabel 1.1.Jenis bahan dan jumlah setikan
No Bahan Jarak Setikan
1 Tipis dan melangsai : Georgette, lace,chifon, organdi, 15-20 tusuk / inci
tricot halus, sutra
2 Ringan : jersey, tafeta, voile, sutra, crepe, woll, poplin 12-15 tusuk / inci
halus, dan katun
3 Agak tebal : linen, poplin, satin, corduroy, velvet, tricot, 12-15 tusuk / inci
Nylon, brokat dan katun
6 Kulit atau bahan khusus : kulit imitasi, , sweede 12-18 tusuk / inci
30
Sumber: Job Sheet 5 Piranti Menjahit (Cucu Ruhidawati) dalam Rizky Wulandari 2014
Rangkuman
Dasar teknologi menjahit sebagai dasar ilmu yang perlu dipelajari dan
dipahami karena untuk menghasilkan suatu produk busana yang
berkualitas harus
menerapkan dasar
-dasar ilmu menjahit baik untuk
busana custom made (butik) maupun busana industri.(garmen)
Mesin
yang dipegunakan adalah mesin manual, mesin portable, mesin industri
dan juga terdapat mesin penunjang. Pada waktu menjahit sering terjadi
gangguan dan kerusakan mesin
31
DAFTAR PUSTAKA
Dwijanti. 2013. Dasar Teknologi Menjahit II. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Emy Budiastuti. 2015. Dasar Teknologi Busana. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Esin Sintawati. 2003. Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana. Malang:UNM
Rambe, Armaini. 2017. Dasar Teknologi Menjahit. Jakarta ; Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Rizky Wulandari. 2014. Penerapan Hasil Belajar Krusus Menjahit Level1 Pada
Pelaksanaan Operator Jahit Di Konfeksi. Skripsi.Universitas Pendidikan Indonesia
Sri Prihati. 2013. Dasar Teknologi Menjahit I. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
www.jahittku.com
https://www.tokotigamesinjahit.com
http://www.allbrands.com http://www.juki.co.jp
32
33