Anda di halaman 1dari 38

PENGETAHUAN UMUM

TENTANG
TEXTILE (1)

HRD
PT. LEUWIJAYA UTAMA TEXTILE
CV KENCANA HEGAR
JANUARI 2013
Perhatikan ilustrasi berikut
( secara umum )

Berasal
Berasal
dari
dari
Produk Produk Hasil Produk Produk
Produk
Textile Finishing Grey Benang

( Baju ) (Kain Finish ) ( L + P ) Serat


( Kain Grey )
Produk Serat Textile
Kapas
Kapas

• Perhatikan ilustrasi berikut:


Serat
Serat dari
dari Tumbuhan
Tumbuhan Rami
Rami

dll
dll

Serat
Serat Alami
Alami (Non
(Non Syntetis)
Syntetis)

Woll
Woll Domba
Domba

Serat
Serat dari
dari Hewan
Hewan Ulat
Ulat Sutra
Sutra
Serat
Serat

Residu
Residu Minyak
Minyak Bumi
Bumi (P.E.T)
(P.E.T)
Serat
Serat Buatan
Buatan (Syntetis)
(Syntetis) dll
dll
Poly
Poly Ethylene
Ethylene Therephalete
Therephalete

Serat
Serat Semi
Semi Syntetik
Syntetik (Rayon)
(Rayon)
a. Serat Alami ( Serat Non Syntetis)

• Serat alam berasal dari hewan dan tumbuhan.


• Panjang seratnya sangat tergantung pada hewan dan
tumbuhan tersebut.
• Hewan dan tumbuhan tersebut dipengaruhi oleh :

Iklim

Pemeliharaan
Verietas
dll.
a. Serat Alami ( Serat Non Syntetis)

• Panjang serat :

Kapas maksimal 2 inci


Woll Domba target pemotongan maksimal 3 inci

Ulat Sutra target kokon bisa mencapai 500 meter lebih


Rami target pemotongan pohonnya bisa mencapai 2 meter
Untuk produk textile dari bahan polyester
siklusnya sebagai berikut :

Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas maka sangat penting


bagi kita untuk mengetahui setiap dari produk-produk tersebut
a. Serat Buatan (Serat Syntetis)

• Serat buatan atau serat syntetis adalah serat yang diperoleh dari
pengolahan residu minyak bumi.
• Secara umum hasil pengolahan minyak bumi adalah sebagai
berikut:
Bensol Bahan bakar pesawat
terbang
Bensin Bahan bakar mobil dll
Solar Bahan bakar mobil dll

Minyak Tanah Bahan bakar rumah tangga


dll
Aspal

Residu Minyak Bahan baku benang


Syntetis
Salah satu unsur yang ada pada residu minyak bumi adalah PET

(Poly Ethylene Therephalate) untuk inilah yang kemudian di olah

dan dijadikan chips sebagai bahan baku yang akan di proses

menjadi serat syntetis.


Ilustrasi sederhana proses polimerisasi

Bahan Baku Masuk (chip)

g
t in

Cooler (Pendingin)
a
He

Oil dan tempat


Udara Benang POY digulung
accesories masuk
bertekanan
tinggi masuk

OO
O
O
OO

SPINERET

Jumlah Filament pada benang tergantung


banyaknya lubang pada spineret, biasanya
jumlah lubang spineret : 24, 30, 36 lubang, dll.
2.) Produk Benang
Sesudah proses pembuatan serat maka selanjutnya serat-
serat tersebut disatukan menjadi benang.

Definisi Benang :

Benang adalah kumpulan serat yang disatukan dengan


menggunakan teknologi tertentu.
Beberapa contoh menyatukan benang :

No Cara Menyatukan Jenis Benang Teknologi / MC

Di twist / di puntir atau TFO, Throwing, Ring


1. Benang twist
di pilir Spinning, OE

ITY, BSY, Dll,


umumnya benang MC. ITY
2. Di rotoset dengan angin filament ada dua MC. Draw Winder
jenis

3. Di cover Benang covering MC. Covering

4. Dll.
2.1 Pembagian Benang
a) Pembagian benang menurut asal seratnya ada 2
1). Benang non syntetis (benang catton, benang
wool, dll)
2). Benang syntetis (benang FOY, DTY, BSY, SDY, dll
b) Benang menurut prosesnya
1). Benang twist
2). Benang non twist
c) Menurut panjang seratnya
1). Benang spun (serat pendek)
2). Benang Filament (serta panjang)
2.2 Penomeran Benang
System penomeran benang ada 2 yaitu :
1). Penomeran langsung = Berat/Panjang
Contoh : De = Berat/9000 m
TEX = Berat/1000 m
1TEX = 9 x De
1DTEX = De / 1.11
Pada umumnya penomeran langsung dipakai untuk serat
panjang (serat filament)
2). Penomeran tidak langsung
Penomeran tidak langsung
= Panjang/ Berat = Hank/LB
Contoh = 1 Ne = 840 Yd/LB
Pada umumnya cara penomeran benang ini dipakai untuk
benang dengan serat pendek. (spun)
Konversi penting = De = 5315.625 Ne
3). Latihan soal
1). Bila punya benang BSY = 150/72 = 3.5 kg
berapa panjang benang tersebut :
Jawaban : 210.000 m
2). Bila ada benang ITY 135/72 dengan panjang 30.421
yard, berapa berat benang tersebut bila kita timbang :
Jawaban : 417.25 gr
1 yard = 0.9144 m
3). Produk benang lusi & pakan
Definisi :
1). Benang Lusi = benang yang dipakai ke arah
memanjang kain (dalam beam)
2). Benang Pakan = benang yang dipakai ke arah lebar
dari kain (dalam jumbo winder)

Benang Pakan

Keterangan :
Untuk membuat benang lusi dan pakan
pada industri weaving biasanya dikerjakan Benang Lusi
di bagian PERSIAPAN (Preparation)
3.1. Mesin Pirn Winder (PW) Klik Mc. Pirn Winder
Mesin Pirn Winder (PW)
a). Fungsi PW : Menggulung bahan baku benang sesuai berat yang
diinginkan dan kapasitas TFO yang tersedia.
Biasanya berat hasil PW : 750 gr, 1000 gr, 1500 gr, dll

b). Ketentuan Qualitas


■ Tension penggulungan rata-rata : 0.1 – 0.125 gr/de
■ Hardness rata-rata : 70 – 85O (derajat kekerasan)

■ Hasil produksi tidak boleh cacat (brodol, benjol, kotor, dll) berat hasil
produksi sebaiknya di timbang secara random diakurkan dengan
setting yang diinginkan (hati-hati saat doffing)
catatan : untuk semua ketentuan kualitas perhatikan standar produksi
yang diberikan oleh atasan masing-masing.

c). Perhitungan Produksi

Prod/Mc/hari (kg) = Ys x 60 x 24 x De x eff x Jml Spindle

d). Latihan Soal :


1). Hitunglah berat (kg) produksi dalam 1 shift dari mc PW
sebanyak 3 mc apabila memproses benang BSY 130/60
dengan yard speed (ys) = 550 m/menit dan effisiensi 60%.
Apabila 1 mc PW mempunyai 256 spindle (spl).

Jawaban : = 1.757.18kg

2). Diketahui benang 150/72 mau dijalankan di mc PW dengan yarn


speed (ys) 550 m/menit, apabila berat yang dikehendaki 750 gr,
berapa lama proses harus di setting di mc PW ? (berapa waktu
yang di perlukan untuk mengerjakan benang tersebut).
Jawaban :
3.2 Mesin Two For One ( TFO )

Skema Kerja TFO


Cylinder
Take Up Tension (TT)
(0,1 gr/d – 0,125 Gg/d) Winding Drum

Ballon Tension (BT) Guide


(0,30 gr/d – 0,4 gr/d)

Ring Tension

Ball Tension

BBK Benang

Belt
a. Fungsi TFO :
Fungsi TFO memberikan puntiran / twist / gintiran
pada benang sesuai setting yang di tentukan

Gambar mesin TFO


b. Twist Per Meter (TPM)

Pada jenis TFO gear, banyak sedikitnya TPM (Twist Per Meter)

ditentukan oleh komposisi gear twist yang dipasang.


Gambar Gear Twist
Gambar gear twist
Perhitungan Twist yang diinginkan, dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :

Hasil perhitungan ini kemudian di masukan di dalam tabel


berikut : ( Tabel Number of Twist )
Pada saat dilakukan penggintiran/twist ada

keterbatasan penggintiran sehubungan dengan

Diameter benang. Pada Dinier yang semakin besar

jumlah penggintiran menjadi lebih rendah. Keterbatasan

penggintiran benang karena pengaruh Diameter

benang atau Dinier benang disebut TC (Twist

Contraction).

Tabel TC sebagai berikut:


C. Ketentuan kualitas TFO
Take up Tension = 0,1 gr/d ~ 0,125 gr/d

Balloning Tension = 0,3 gr/d ~ 0,4 gr/d

Hasil Produksi secara visual tidak boleh cacat (Brodol,

Benjol, Kotor dll)

Ambil dua cylinder coba buka twistnya

Harness = 650 ~ 750 (Derajat kekerasan)


Hasil produksi sebaiknya ditimbang secara random untuk

melakukan pengecekan

Grade B harus diberi solasi dan di pisahkan dari grade A


•d. Produksi TFO

Prod/Mc/hari (kg) =

Keterangan : = Yard speed benang


Effisiensi Rata-rata = 75% ~ 80%

Jumlah Spindle Rata-rata = 256

TC = Twist Contraction = Lihat Tabel


e. Latihan Soal TFO
1. Berapa kg kah produksi dari 2 TFO dalam satu hari jika

memproses benang TIFFICO 75D/72F dengan twist

2500 TPM jika jumlah spindle TFO = 256/mc, Effisiensi

80% dengan RPM 9000 putaran/menit ?

2. Berapa jam waktu yang diperlukan di TFO untuk

mengerjakan benang INDORAMA 50D/24F apabila

berat bahan baku dari pirn cylindernya 750 gram dan

twistnya 3000 TPM dengan RPM 11.000 putaran/mnt ?


Jawaban :

= 20,83 kg
Prod/Mc/hari (kg) =
Jadi produksi 2 mc = 2 x 20,83 = 41,66 kg
Jawaban :
Yard speed = 11.000 x 2 = 7,33 M/menit
3000
Panjang benang 50D (750 gr) = 50 x 750
9000 X
X = 750 x 9000
50
X = 135.000 Meter
Apabila di Twist panjangnya menjadi berkurang sesuai dengan TC
nya = 135.000 m x (100% - 16.8%)
= 135.000 m x 0,832 = 112.320 m
Maka waktu yang diperlukan = 112.320
7,33
= 15.323,329 menit
= 255,38 jam
Catatan :

Anda mungkin juga menyukai