Anda di halaman 1dari 3

Tercemarnya Lingkungan Sungai Akibat Sampah Plastik

Indonesia merupakan salah satu negara terpadat dan salah satu penghasil sampah
terbanyak di dunia. Semua warga menghasilkan sampah sebagai sampah sisa dalam
menjalani kehidupannya. Sampah sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Sampah
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah
kimia. Sejak dini kita diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan hidup bersih,
namun banyak orang yang mengabaikannya. Sejauh ini, sampah masih menjadi isu
kontroversial di Indonesia dan penyelesaian permasalahan ini sulit dilakukan. Contoh
permasalahan tersebut antara lain banyaknya sampah plastik yang masuk ke sungai, limbah
industri, dan banyak kasus sampah plastik dibuang ke laut dan mencemari kehidupan akuatik.

Beberapa riset menunjukkan bahwa penduduk Indonesia membuang 10 kg sampah


perbulannya. Dan jumlah penduduk Indonesia saat ini berjumlah 273,5 juta,jika dikalikan
dengan 10 kg Indonesia bisa menghasilkan lebih dari 2 miliar sampah per bulan. Jika sampah
tersebut dibuang dengan sembarangan Akibatnya sungai mudah tersumbat sehingga meluap
dan dapat menimbulkan banjir. Belum lagi permasalahan yang mengancam biota laut karena
hadirnya sampah di ekosistem tersebut. Indonesia adalah pemasok sampah plastik terbesar
kedua di dunia, dengan 187,2 ton sampah berakhir di laut. Mirisnya, banyak hewan laut yang
mati akibat rusaknya ekosistem. Bahaya yang ditimbulkan dari membuang sampah ke laut
adalah rusaknya biota laut. Dan karena manusia juga memakan makanan laut, racun dari
sampah yang tertelan biota laut dapat meracuni manusia itu sendiri. Hal ini perlu diubah jika
kita ingin menjaga ekosistem di sekitar kita tetap lestari.

Pengolahan sampah dapat dilakukan berdasarkan prinsip 3R yaitu Reduce,


Reuce, dan Recyle. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik di sekitar kita.
“Reduce” artinya mengurangi sampah plastik dengan menggunakan tas belanja yang dapat
digunakan berkali kali, dan “reduce” artinya menggunakan kembali contohnya seperti
menggunakan cangkir bekas untuk pot tanaman, dan “recycle” artinya mengurangi jumlah
sampah plastik dengan didaur ulang contohnya mengolah plastik menjadi kerajinan tangan.
Kebiasaan semacam ini perlu kita tanamkan sejak dini, dimulai dari lingkungan sekitar.
Untuk menghindari bencana, perlu dilakukan perlindungan lingkungan. Praktik membuang
sampah di tempatnya, memilah sampah organik dan memanfaatkannya sebagai kompos
adalah Langkah awal untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kita harus melakukan kebiasaan baik sejak dini untuk menjaga
lingkungan demi kelestarian alam disekitar kita.

Nama : I Wayan Wawan Permana Putra


No : 18
Kelas : XII MIPA 7

Anda mungkin juga menyukai