Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL TENTANG SAMPAH PLASTIK

Pada era sekarang ini, masalah lingkungan sudah marak terjadi khususnya di Indonesia.


Penyebab dari masalah lingkungan ini pun beragam. Mulai dari limbah, plastik, yang dibiarkan
begitu saja tanpa ada penanganan yang baik. plastik yang notabene sangat dibutuhkan oleh
masyarakat ternyata merupakan salah satu dalang pencemaran lingkungan. Plastik terbuat dari
bahan yang sulit untuk diuraikan, sehingga ketika menumpuk menjadi sampah, akan menjadi
penyebab dari pencemaran lingkungan.
Saat ini, sampah plastik menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Pasalnya, Indonesia
dinobatkan sebagai peyumbang sampah plastik terbesar nomor dua setelah Tiongkok. Sampah
plastik tersebut bermacam – macam bentuknya, beberapa diantaranya adalah kantong plastik,
botol minuman plastik, perabotan rumah tangga, hingga mainan untuk anak – anak. Plastik
memang berperan penting dalam kehidupan masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia. 
Selain bahannya yang ringan dan harganya yang murah, plastik juga mudah dibawa, tidak
membebani, dan mudah ditemui di mana saja. Karena kelebihan plastik yang ringan, tahan lama
dan mudah ditemukan, hampir semua makanan dan minuman dibungkus menggunakan plastik.
Tidak hanya makanan, bahkan perabotan rumah tangga, mainan dan barang – barang lainnya pun
juga banyak yang diproduksi menggunakan bahan plastik.
Plastik sendiri dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Penggunaan tersebut semakin
lama semakin berkembang luas, tahun 2016 ini. Tidak hanya memiliki kelebihan, Plastik pun
juga memiliki kekurangan yang hanya dilihat sebelah mata dan tidak terlalu diperhatikan oleh
masyarakat luas karena sudah terlena dengan kelebihannya. Adanya peningkatan penggunaan
plastik tidak disertai dengan kemampuan mendaur ulang membuat menumpuknya sampah plastik
yang nantinya akan berakibat fatal bagi bumi. 
Pasalnya, plastik membutuhkan waktu yang lama untuk diuraikan. Terlebih, masyarakat
Indonesia belum memiliki kemampuan yang lebih dalam mengolah limbah plastik yang semakin
lama semakin menumpuk. Adanya sampah plastik yang berlebihan baru lah menjadi pemicu
masyarakat Indonesia untuk memutar otak, mengolah sampah plastik tersebut agar menjadi
sesuatu yang berguna dan bernilai tinggi. Fenomena sampah plastik juga membuat masyarakat
Indonesia mencari – cari pengganti plastik untuk mengurangi penumpukan sampah plastik yang
menggengi sungai dan laut.
Akibat dari menumpuknya sampah plastik yang menyumbat aliran sungai menjadi salah satu
pemicu banjir, khususnya di kota – kota besar, salah satunya adalah Jakarta. Banjir di Jakarta
diperparah dengan adanya sampah dari masyarakat yang membuang sampah sembarangan
terutama di sungai. Masyarakat sebagai manusia yang seharusnya memiliki kewajiban untuk
menjaga lingkungan, kenyataanya malah mencemari hingga terlampau parah. Tidak hanya
banjir, pemenasan global dan juga pemandangan tidak sedap juga sebenanrnya mengganggu.
Pantai, gunung, dan tempat – tempat lain yang difungsikan sebagai tempat wisata juga penuh
dengan sampah terutama sampah plastik. Sulit mmemang untuk menyadarkan masyarakat
sebagai pengunjung tempat wisata untuk membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang
dibuang disembarang tempat merusak pemandangan dan kenyamanan dari pengunjung itu
sendiri. Sebenarnya di tempat – tempat wisata pun sudah dihimbau melalui tuliasn untuk
menjaga kebersihan tempaat wisata. Selain itu, tempat sampah juga sudah disediakan. Namun,
masyarakat atau pengunjung terlalu cuek akan lingkungan. Mereka ingin menikmati alam yang
bersih, namun tidak ikut ambil andil dalam menjaga dan melestarikan tempat – tempat indah
tersebut.
Contoh saja, objek wisata pantai di Gunungkidul yang dulunya bersih karena memang jarang
dikunjungi, kini mulai banyak sampah – sampah berserakan di sepanjang pinggiran pantai, mulai
dari kantong plastik, hingga botol – botol minuman plastik. Hal tersebut tentu saja membuat
kenyamanan pengunjung terganggu. Sudah banyak masyarakat yang beraksi mengumpulkan
sampah plastik di sepanjang pantai. Namun, usaha tersebut tidak dapat mengubah kebiasaan
masyarakat khuusnya yang suka membuang sampah sembarangan dan acuh terhadap lingkungan.
Selain pantai, ada pula objek wisata pegunungan yang berserakan sampah plastik bungkus
makanan dan minuman yang ditinggalkan begitu saja. Gunung sebagai tempat wisata untuk
menghilangkan penat harus dipenuhi dengan sampah – sampah terutama sampah plastik dari
pendaki yang sengaja meninggalkannya. Pupus sudah harapan para pendaki lain yang cinta
lingkungan, melihat keadaan yang semakin lama semakin buruk ini. Di sini seakan – akan objek
wisata seperti peribahasa habis manis sepah dibuang. Mereka hanya butuh menikmati
pemandangannya saja, tanpa menyadari pentingnya kebersihan terutama di alam. Jika diteruskan
begitu, alam akan menjadi tercemar dan manusia pun tidak bisa menikmati keindahannya lagi.
Himbauan berupa kata – kata yang ada di pantai dan gunung rupanya hanya dianggap sebagai
angin lalu. Cueknya masyarakat yang mengakibatkan pencemaran lingkungan membuat
masyarakat lain mengeluh. Banyak keluhan dari masyarakat mengenai banyaknya sampah di
sungai, dan tempat – tempat wisata. Pemerintah lagi – lagi yang disalahkan. Pemerintah dinilai
tidak ikut andil dan melepas tanggungjawab untuk kebersihan lingkungan. Kesalahan dalam
masalah ini terdapat pada masyarakat sebagai pegunjung tempat – tempat wisata. Kesadaran kita
sebagai masyarakat Indonesia sangat diperlukan, terutama pada masalah sampah.
Adanya masalah sampah plastik ini justru membuat binatang gajah ikut ambil andil dalam
membantu warga membersihkan sampah plastik di sepanjang pantai Bali. Gajah sebagai binatang
yang tidak punya pikiran seperti manusia ketika diajarkan hal baik, mereka cenderung akan
nurut. Kita sebagai manusia yang bisa membaca mengapa tidak bisa mematuhi peraturan
khususnya untuk membuang sampah pada tempatnya? Hal tersebut yang seharusnya perlu
dipertanyakan. Budaya. Budaya di Indonesia tidak membentuk masyarakatnya menjadi
masyarakat yang patuh. Kita tidak dididik sejak dini untuk melakukan hal – hal baik yang
dianggap simpel, seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak ada sanksi khusus yang
diberikan untuk para pembuang sampah sembarangan. Tidak adanya sanksi membuat masyarakat
Indonesia terlena akan kebebasan yang diberikan.
Maraknya pembuangan sampah sembarangan khususnya plastik ini membuat para pecinta yang
alam dan masyarakat yang peduli lingkungan yang terbentuk dalam komunitas Teach For
Indonesia mengadakan aksi berupa kampanye yang menghimbau masyarakat agar membuang
sampah pada tempatnya. Gerakan tersebut hadir ketika melihat realita bahwa kurangnya
kesadaran masyarakat Indonesia akan membuang sampah pada tempatnya. Kurangnya kesadaran
tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. 
Jakarta menjadi salah satu pedoman mereka untuk melakukan aksi kampanye ini. Jakarta yang
semakin kumuh dan banyak sampah membuat kelompok kampanye ini merasa prihatin terhadap
keadaan tersebut. Mereka ingin membuat perubahan untuk Indonesia. Hal itulah yang menjadi
dasar komunitas tersebut melakukan kampanye membuang sampah pada tempatnya. Kampanye
ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakart, Koramil Kebon Jeruk,
Polisi Sektor Kebon Jeruk, Kelurahan Kemanggisan dan Komunits Binusian (Mahasiswa, Dosen,
Staf, Wirasandi dari Universitas Bina Nusantara), serta melibatkan peran serta aktif dari warga
Kemanggisan.
Kampanye ini dirasa belum efektif, apalagi jika hanya dilakukan satu dua kali. Kampanye saja
juga dinilai tidak cukup karena tidak ada sanksi yang mengikat. Harus ada peran pemerintah dan
hukum untuk menangani maraknya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah
plastik. Pembuang sampah sembarangan merupakan penjahat yang merusak lingkungan. Peran
security dianggap perlu untuk menghimbau dan mengingatkan masyarakat agar menjadi warga
Indonesia yang baik dengan tertib dan melaksanakan aturan untuk membuang sampah pada
tempatnya.
Adanya fenomena sampah plastik ini memunculkan adanya kantong plastik berbayar di dunia,
termasuk di Indonesia yang diberlakukan di toko – toko besar, seperti Indomaret. Meskipun
hanya dihargai 200 rupiah, namun cara ini dinggap efektif untuk meminimalisir penggunaan
kantong plastik. Masyarakat sendiri juga telah dihimbau agar menggunakan kantong belanja kain
untuk menggantikan plastik untuk membawa barang belanjaannya. Harga kantong kain ini
memang terbilang lebih mahal dari pada kantong plastik. Namun, kantong kain ini lebih aman
digunakan dari pada kantong plastik.
Pemanasan global yang dihadapi sekarang ini membutuhkan perubahan. Pertama dari kesadaran
masyarakat untuk mencintai dan memiliki tanggungjawab untuk memelihara, merawat, menjaga,
dan melindungi alam ini dengan sebaik mungkin. Dimulai dari diri sendiri, lama kelamaan akan
menjadi kebiasaan yang nantinya akan membawa dampak besar bagi perubahan Indonesia agar
menjadi negara yang semakin maju, khususnya dari segi pemikiran.
Pemikiran seperti itu yang nantinya akan membuat negara ini maju. Mencontoh yang baik dari
negara lain, seperti mengadan sanksi bagi pembuang sampah sembarngan. Ketika ada sanksi atas
perbuatannya, otomatis orang tersebut akan jera. Cara tersebut dianggap efektif untuk membuat
masyarakat tertib dan mematuhi aturan yang ada. Security di tempat – tempat umum juga harus
ditambah dan diperketat untuk mengawasi tindakan masyarakat dalam membuang sampah
sembarangan.
Untuk menguarangi penggunaan kantong plastik, kita dapat mencoba membuatnya sendiri di
rumah dengan menggunakan kaos bekas yang sudah tidak dipakai. Selain menghemat biaya, hal
tersebut juga dirasa efektif dalam mengurangi tingkat pembuangan sampah plastik di Indonesia.
Meskipun masih banyak orang yang memilih kehilangan uang 200 rupiahnya untuk membeli
kantong plastik berbayar, namun apa salahnya jika kita memulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
Menjaga bumi tidak perlu memulai dengan hal besar. Cukup dengan hal kecil seperti membuang
sampah pada tempatnya sudah cukup membantu bumi agar tetap asri. Kesadaran diri juga
diperlukan. Mencintai dan melindungi alam sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia.
Bumi diserahkan kepada manusia untuk dilindungi, bukan dirusaki. Semakin sering kita sadar,
minimal membuang sampah pada tempatnya, semakin bumi ini akan bersahabat. Cara yang
efektif untuk menjaga bumi adalah sekali lagi ditekankan pada kesadaran diri dari setiap
individu. Plastik masih boleh digunakan, namun hanya sewajarnya saja, tidak perlu berlebihan.
Tinggal bagaimana individu tersebut menyikapi hal ini.
Selain itu, harga kantong plastik berbayar seharusnya dinaikkan. Ketika harga kantong plastik
hanya dihargai murah, maka banyak orang akan meremehkan hal tersebut dengan memilih
membeli dari pada harus membeli kantong kain yang harganya jauh lebih mahal. Dengan
dinaikkannya harga orang akan cenderung berpikir dua kali untuk membeli kantong plastik. Cara
tersebut juga efektif untuk mengurangi jumlah penggunaan kantong plastik. Pengurangan
penggunaan kantong plastik sama dengan pengurangan sampah plastik yang menjadi momok
bagi masyarakat Indonesia. Dengan begitu, alam akan menjadi lebih baik, lebih nyaman, dan
lebih bersahabat dengan manusia sebagai orang yang bertanggungjawab atas alam itu sendiri.
daftar pustaka
http://www.teachforindonesia.org/gerakan-yuk-buang-sampah-pada-tempatnya/
https://jakupsinusinga.wordpress.com/2014/12/11/kampanye-mencintai-indonesia-dengan-
membuang-sampah-pada-tempatnya/
http://regional.kompas.com/read/2016/02/23/12440911/Dua.Gajah.Betina.Bersihkan.Sampah.Pla
stik.di.Pantai.Bali

Anda mungkin juga menyukai