Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Kualitas Reservoar Pasir Serpih Formasi Talang Akar,

Cekungan ONWJ Dengan Analisis Petrofisika


Shofiana Nadia Fairuz1
21100116120008
Nadiafairuz4@gmail.com
1
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Abstrak

Reservoar merupakan salah salah satu bagian dari petroleum system sebagai tempat terakumulasinya hidrokarbon dan air di bawah
permukaan. Pada Cekungan ONWJ, Sub-Cekungan Arjuna, Formasi Talang Akar merupakan suatu jenis reservoar berupa pasir serpihan.
Jenis litologi berperan penting dalam penentuan suatu jenis reservoar dan berpengaruh terhadap kualitasnya. Keberadaan lempung dalam
sebuah reservoar dapat menaikkan nilai Saturasi air (SW) dan menurunkan nilai resistivitasnya. Untuk itu di butuhkan analsisi lebih lanjut
untuk mengetaui karakteristik reservoar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Di dalam analisis ini, property fisika seperti porositas,
permeabilitas, RW dan saturasi serta kualitas dari reservoar dapat diidentifikasi melalui analisis petrofisika dengan memanfaatkan data log
dan analisis core untuk dapat mengetahui kualitas dari sebuah reservoar dan dapat menghitung cadangan hidrokarbon yang terkandung
dalam reservoar tersebut. Adapun data yang digunakan terdiri dari 5 sumur (IX-A1, IX-13, IX-4, IX-7 dan IX-8) dan ditemukan 8 zona
hidrokarbon, 6 diantaranya sesuai dengan data DST (drill steam test), dan metode rocktype yang cocok digunakan yaitu metode HFU
(hydraulic flow unit) karena koefisien korelasi antara porositas dan permeabilitas menunjukkan nilai >0.75, dan berdasarkan perhitungan
diperoleh 8 tipe batuan, dimana tipe 12 merupakan ipe yang paling bagus dalam mengalirkan fluida. Tipe batuan reservoar pada penelitian
ini termasuk ke dalam lithofacies Distributary channel dan sand mouth bar. Dengan mengetahui nilai properti petrofisika, maka dapat
mengetahui reservoar performa dan menentukan zona yang layak untuk diproduksi maupun tidak, dengan menggunakan kurva SMLP
(Stratigraphic Modified Lorenz Plot)

Kata kunci : Cekungan ONWJ, Batupasir serpih, Rock type, Lithofasies, Kurva SMLP

1
Pendahuluan masih baru di Sub dari suatu reservoar.
Cekungan Ardjuna. Pada Dengan mengetahui
Dari berbagai
lapangan tersebut, akan kualitas dari setiap
rangkaian kegiatan yang
didapatkan jenis-jenis reservoar, maka
dilakukan mulai eksplorasi
fasies dan bagaimana kemampuan reservoar
hingga eksploitasi minyak
persebaran reservoar pada (reservoir performance) Dimana:
atau gas bumi, maka
Formasi Talang Akar dapat digambarkan Фtotal : Total
kondisi bawah permukaan
Bagian Atas sehingga melalui kurva SMLP porositas (v/v)
di suatu wilayah
potensi reservoarnya dapat (Stratigraphic modified Ρma :
merupakan hal yang
diketahui lebih lanjut. Lorenz Plot). Dimana, Density matriks
sangat menarik untuk
Selain itu, potensi dari penggunaan kurva SMLP (gr/cc)
diteliti. Pada tahapan
reservoar juga dapat (Stratigraphic modified Ρb : bulk
eksplorasi di suatu
dijadikan acuan dalam Lorenz Plot) dapat density (gr/cc)
lapangan minyak bumi,
penentuan bagaimana membantu dalam Ρf :
hendaknya dilakukan
metode pengembangan mengetahui zona-zona Densitas fluida dari
kajian terlebih dahulu
terbaik dari lapangan reservoar yang layak log header (gr/cc)
untuk mengetahui
tersebut di masa diproduksi atau tidak PHIT : Total
bagaimana tingkat
mendatang. berdasarkan nilai properti porositas (v/v)
keekonomian suatu
Diperlukan berbagai fisika batuan (porositas, PHIE :
lapangan tersebut. Target
data yang menunjang pemeabilitas, saturasi). porositas
utama yang dicari dalam
penelitian ini berupa data efektif(v/v)
penelitian bawah
core, data well log, data Tinjauan Pustaka Vsh :
permukaan merupakan
mud log, data petrofisik, Logging merupakan Volume shale (v/v)
reservoar produktif yang
dan hasil tes Repeat metode pengukuran c. Sw Dual Water
dapat menghasilkan
Formation Tester (RFT) besaran-besaran fisik Karena di
hidrokarbon. Supaya dapat
untuk analisis persebaran batuan terhadap dalam reservoar
diketahui lapisan manakah
reservoar secara vertikal. kedalaman lubang bor. fluida yang mengisi
yang merupakan reservoar
Sedangkan untuk Sesuai dengan tujuan mendapat pengaruh
produktif, maka perlu
mengetahui persebaran logging yaitu menentukan dari lempung maka
dilakukan berbagai
reservoar secara lateralnya besaran-besaran fisik efek kehadiran
analisis tertentu.
akan digunakan data batuan maka dasar dari lempung harus
Blok Laut Utara Jawa
seismik. Jadi, diperlukan logging itu sendiri adalah dihilangkan dengan
Barat atau yang dikenal
pengolahan dan integrasi sifat-sifat fisik atau menghitung nilai
dengan ONWJ (Offshore
yang baik dari semua data petrofisik dari batuan saturasi efektifnya.
North West Java)
geologi dan geofisika (Harsono, 1997).
merupakan blok yang
tersebut sehingga akan  Properti Petrofisika
cukup tua dan telah
didapatkan hasil akhir Properti batuan
memproduksi minyak dan
yang sesuai dengan topik yang dihitung pada
gas selama 40 tahun. Saat
yang telah ditentukan penelitian ini yaitu:
ini, blok konsesi migas
diawal. Salah satu a. Vsh
dengan Luas 8000 km2,
pendekatan yang di
berada pada fasa
lakukan adalah Dimana :
penurunan (decline
petrophysics yang Cwe :
phase), sehingga perlu
mengplikasikan konduktivitas air formasi
dilakukan beberapa usaha
pendekatan geologi dan sebenarnya
eksplorasi untuk .
fisika batuan. ebagai (S/m) ∅ :
menambah cadangan yang IGR : shale
reservoar pasir serpihan porositas (%)
dapat terproduksi. gamma ray Index
(shaly-sand) Formasi Swb : saturasi
Cekungan Jawa Barat GR : gamma
Talang Akar perlu water bound
Utara terdiri atas beberapa ray log respon (v/v)
dilakukan pendekatan tipe t : saturasi
sub cekungan dimana GRcn : clean
batuan (rock type), water true
masing-masing memiliki GR log (GRMin)
pendekatan ini digunakan Cw :
banyak lapangan yang (v/v)
dalam mencari hubungan konduktivitas air (S/m)
produktif menghasilkan GRsh : shale
korelasi antara porositas n :
hidrokarbon baik berupa GR log (GR Max)
dan permeabilitas serta eksponen saturasi
minyak bumi maupun gas (v/v)
ukuran pore throat radius, m :
bumi (Noble, et al., 1997). b. Porositas
sehingga dapat diprediksi eksponen sementasi
Penelitian ini sendiri Terdiri dari porositas
unit batuan pada daerah a : faktor
terbilang cukup menarik total dan porositas
penelitian dan dapat turtuosity
karena dilakukan pada efektif.
menggambarkan kualitas
suatu lapangan yang
1
Rwe : yang terletak di
resistivitas air formasi sebelah selatan tepian
(ohmmeter) lempeng benua sunda
yang terbentuk
d. Permeabilitas sebelum kretaseus
Merupakan akhir. Hal tersebut bisa
kemampuan batuan dibagi, dari barat ke
dalam mengalirkan Dimana : timur, kedalam Palung
fluida. Yang juga K : Utara Seribu,
berkiatan dengan permeability (mD) Cekungan Arjuna,
flow capacity. Dalam Ø : Graben E-15 dan
penelitian ini niai porosity (%) Cekungan Jatibarang.
Gambar 1. Peta Lokasi
diperoleh dari hasil RQI/FZI : Lapangan Penelitian Hal yang paling
propagasi reservoir qualityindex  Geologi Regional penting dari
data.Permeabilitas (RQI) Cekungan Jawab bagianbagian tersebut
memiliki satuan mD Øz : Barat Utara adalah Cekungan
(mili Darcy) atau normalized porosity (v/v) Regional daerah Arjuna, yang mengapit
Darcy (Asquith dan  Stratigraphic Modified kerja Pertamina Hulu akumulasi hidrokarbon
Krygowski, 2004) Lorenz Plot (SMLP) Energi Offshore North di area kontrak.
Dengan adanya West Java adalah Cekungan ini, yang
 Multimineral Analisis data rocktype dan bagian dari Cekungan dibagi menjadi sub-
Untuk Interpretasi hydraulic flow unit Jawa Barat Utara yang cekungan bagian utara
Shaly sand dari sebuah sumur relatif stabil, yang (sekitar kedalaman
Formasi Pasir maka dapat dilakukan merupakan bagian tepi 14000 ft ke batuan
serpihan terdiri dari 3 modifikasi performa dari Kontinen dasar) dan bagian
komponen yaitu suatu sumur dengan Sundaland dan selatan (sekitar 18000
Quartz grain (matrix), membuat grafik terbentuk akibat ft ke batuan dasar),
shale dan fluid. hubungan antara aktifitas rifting pada berisi suksesi Syn rift-
HCPV (hydrocarbon zaman Eosen. Rift fill berumur
pore volume, flowing Cekungan Jawa Barat Oligosen Bawah
 Metode Winland R35
capacity dan total Utara terdiri dari 4 sampai Atas yang pada
Dan HFU (Hydraulic
storage capacity) depocenter, yaitu Sub- umumnya terdiri dari
Flow Unit)
terhadap kedalaman Cekungan Arjuna deposit non-marine
a. R35 Winland
(Gunter dkk, 1997). Utara, Tengah, Selatan dan kemudian ditindih
Memformulasi
dan Sub-Cekungan oleh suksesi Oligosen
kan hubungan antara
Geologi Regional Jatibarang. Depocenter Atas sampai Miosen
porositas,
 Lokasi Penelitian tersebut diisi secara Bawah berupa endapan
permeabilitas, pore
Penelitian ini dominan oleh endapan paralik sampai
throat radius batuan
berada di daerah Tersier dengan sedimen marin. Saat
(R35) terhadap profil
Offshore, tepatnya di ketebalan di tempat fasa rifting, rotasi blok
tekanan kapiler (Pc)
Laut Jawa yang terdalam mencapai utama dan peristiwa
injeksi merkuri.
memiliki posisi di lebih dari 5.500 meter. trunkasi (pemotongan)
timur laut dari Provinsi Pada Penelitian kali ini menjelaskan dua fasa
DKI Jakarta. Daerah daerah pengamatan dari sedimentasi Syn-
Dimana :
penelitian terletak pada berada pada Sub- Rift (ekivalen
R35 : MICP test 35%
Cekungan ONWJ, Cekungan Arjuna. Jatibarang dan Formasi
K : Permeability (mD)
Sub-Cekungan Arjuna Talang Akar
b. Metode HFU
dengan 5 titik sumur.  Tektonik Cekungan Kontinen). Sedimen
(Hydraulic Flow Unit)
Adapun letak lapangan Jawa Barat Utara syn-rift berkisar dari
Metode HFU
penelitian terdapat Daerah Offshore fasies fluvial yang
didasarkan pada flow
pada Gambar 1. North West Java terangkut secara aksial
unit, pore throat
(ONWJ) PSC terletak dan serpih/batubara
geometry dan
di bagian lepas pantai endapan lakustrin di
parameter geologi
dari cekungan Jawa pusat-pusat cekungan,
(Amaefule dkk, 1993
Barat Utara yang mana hingga batuan klastik
dalam Shabaninejad
merupakan sebuah berbutir kasar yang
dkk, 2011).
cekungan zaman tidak matang berasal
tersier dan berbentuk dari batuan dasar pada
asimetris dengan arah tepian Rift (Rift
barat daya-timur laut margin). Aktifitas

2
vulkanisme secara pengisian sedimen dalam Geologi Regional PHE dijabarkan kembali dalam
ONWJ Versi II,2016)
jelas tercatat dalam yang berhubungan bentuk yang baru untuk
fasa pertama dari dengan rifting, pada Formasi Talang Akar mengetahui secara detail
beberapa fasa tersebut. umumnya didominasi Formasi ini pada kualitas reservoar dalam
Pada saat Oligosen oleh urutan sedimen beberapa tempat cekungan ONWJ. Dalam
paling 7 akhir, aktifitas non marin atau darat, terletak tidak selaras paper ini sudah didapatkan
rifting secara umum dan yang kedua adalah diatas formasi data sekunder melalui
telah berhenti dan pengisian pada saat Jatibarang/Banuwati. beberapa jenis metode
daerah Arjuna penurunan cekungan Formasi ini terbagi dalam pengambilannya
berkembang menjadi (post rift sag) yang menjadi dua anggota. yaitu :
suatu daratan pesisir didominasi oleh urutan Talang Akar bagian  Data Las Digital
terbentang mendatar sedimentasi marine bawah berumur Data wireline looging
yang ektensif. Juga dan marginal marine. Oligosen tengah dan dari 5 sumple sumur di
diendapkan batuan Secara stratigrafi, diendapkan pada saat area Cekungan Arjuna
sedimen delta post rift endapan Tersier di fase 2 Syn-Rift. Talang yaitu IX-13, IX-A1,
yang berupa batubara, Cekungan Jawa Barat Akar bagian bawah ini IX-4, IX-7 dan IX-8
batulempung delta Utara dapat dibagi pada umumnya  Data Mud Log
depan dan batupasir menjadi 6 formasi merupakan endapan Data oengukuran
estuarine (Talang Akar batuan utama, yaitu delta dan di dominasi laboratorium berisi
Delta) dengan asal Banuwati/Jatibarang, oleh endapan tentang analisis
pengendapan pada Talang Akar, Baturaja, batupasir, batuan hidrokarbon untuk 5
umumnya dari arah Main-Massive, serpih, juga batubara. sample sumur
Utara dan Barat. PreParigi-Parigi, dan Batupasir dari formasi  Data completion dan
Dengan menerusnya Cisubuh. Empat ini secara ekonomi well header
penurunan lendut diantaranya sudah penting karena Data completion
(flexural subsidence) terbukti sebagai ditemukan sebagai berisikan kurva log
dan muka air laut yang perangkap hidrokarbon reservoar minyak yang hasil pengukuran serta
relatif naik pada jaman yang cukup efektif, utama dibeberapa informasi mengenai
Miosen, terendapkan yaitu Formasi Talang lapangan. Dibagian formasi geologi pada
karbonat laut dangkal Akar, Baturaja, Main- dalam pada sub- sumur, sedangkan well
(Baturaja), serpih, Massive, dan Parigi. cekungan, batuan header berisi tentnag
batulanau dan Dari empat formasi serpih berkarbon koordinat dan
batupasir dekat dengan tersebut terdapat merupakan batuan informasi kedalaman
pantai (Main-Massive) kurang lebih dua puluh induk dimana logging pada sumur.
dan build up karbonat zona reservoar hidrokarbon terbentuk.  Data Analisis Core
(Parigi dan Pre parigi). penghasil hidrokarbon Anggota Talang Akar  Data Petrografi, XRD
Struktur geologi dengan kedalaman berikutnya adalah dan Sedimentologi
berdasarkan aktivitas berkisar antara 500- Talang Akar Atas yang Hasil analisis
tektonik Cekungan 2.000 meter di bawah berumur Oligosen laboratorum dalam
Jawa Barat Utara dan permukaan laut. tengah hingga Miosen analisis multimineral.
pembagian Sub- awal. Talang Akar 11  Data Marker Geologi
Cekungan dapat dilihat bagian atas ini Untuk mengetahui
pada Gambar 2. diendapkan pada akhir batas formasi sesuai
Syn-rift hingga awal dengan kedalaman
proses Post-Rift Sag. sumur
Talang Akar Marin  Data DST (Drill steam
didominasi oleh test)
marine-shale yang Berisikan informasi
disisipi oleh lapisan mengenai produksi dan
tipis batu gamping. zona interval perforasi
yang digunakan dalam
Gambar 2. Peta Struktur Metodologi validasi keberadaan
Cekungan ONWJ (Noble zona hidrokarbon
dkk,1997) Penyusunaan paper ini
berdasarkan oil rate
menggunakan studi
dan gas rate.
 Tatanan Stratigrafi pustaka data sekunder
Sedimentasi yang berasal dari artikel,
Pembahasan
Tersier dari Cekungan paper dan jurnal yang
Gambar 3. Kolom
Jawa Barat Utara dapat stratigrafi Cekungan Jawa sudah ada sebelumnya, Formasi Talang Akar
dipisahkan dalam dua Barat Utara (Herbudiyanto kemudian data-data merupakan satuan batuan
kelompok utama, yaitu tersebut dirangkum dan
3
tertua (oligosen), bagian hidrokarbon ada di  Litofasies jenis pori berupa
bawahnya merupakan anggota formasi ini. Umur Berdasarkan dari intergranular
batuan induk yang dari sekuen ini berkisar hasil deskrpsi dengan porositas
menghasilkan minyak di antara Oligosen hingga petrografi dan 22-28%. Masuk
cekungan ONWJ awal mioses yang sedimentologi pada kedalam kategori
(Offshore North West Java didominasi oleh sedimen sumur diddapatkan 4 channel sandstone
Basin). Bagian atas non marine dan endapan jenis lithofasies yang masuk
formasi merupakan sekuen interbeded dari batupasir berdasarkan parameter kedalam good
genang laut yang hadir serpih, shale dan batubara. sifat fisik btuan, reservoir. Pada
sebagai batuan reservoar Pada sub cekungan tekstur, struktur fasies ini cocok
paling produktif di Arjuna, batubara, komposisi dn digunakan sebagai
cekungan tersebut. batugamping dan genesanya. reservoar karena
Diketahui bahwa indikasi batupasir serpih pada A. Lithofasies memiliki
hidrokarbon muncul pada lapisan ini merupakan Batubara, kemammpuan
semua litologi batuan batuan induk yang sudah Batulempung, dalam
dasar yang cenderung terbukti sebagi penghasil Batu serpih dan mengalirkan
terletak pada tinggian hidrokarbon di Cekungan Btulanau (Non fluida yang baik.
batuan dasar yang dekat Jawa Barat. Reservoar F1) C. Lithofasies
dengan struktur geologi Reservoar Memiliki Batupasir sedang-
dan mnghadap ke arah batupasir serpih pada karakteristik kasar klastika
cekungan. Formasi Formasi talang Akar berwarna hitam, batulempung dan
talangakar yang berada di menghasilkan minyak dan abu-abu sampai coal (F3)
atas batuan dasar gas pada jebakan di cokelat muda, Struktur
berpotensi berperan onshore dan offshore pada memiliki sedimen
sebagai batuan induk Cekungan Arjuna. kandungan berkembang
karena kaya akan material Batupasir serpih dan material organik dengan baik
organik berupa endapan batugamping reef pada shale yang tinggi. dengan sedikit
batubara, sedangkan formasi Batu Raja Pada klastika
bidang ketidakselarasan di terbentuk pada fase post- batulempung- batulempung
atas batuan dasar sebagai rift sebagai akibat lanau sering sideritik dan
perangkap vertikalnya transgresi lat. Migrasi dijumpai material batubara
Secara geologi, hidrokarbon terjadi secara karbon yang berukuran kerikil
sedimen dan stratigrafi vertikal maupun lateral. menunjukan dengan derajat
daerah penelitian masuk Jalur migrasi vertikal lingkungan kebundaran yang
dalam bagian stratigrafi utama adalah patahan pengendapan cukup baik
ONWJ, Darman H & Sidi yang memungkinkan dengan energi (subrounded-well
H (2000) menyebutkan migrasi dari batuan induk rendah-sedang, air rounded).
jika stratigrafi dan ke batuan reservoar di payau dan substrat Komposisi
sedimentasi Cekungan atasnya (Noble and others, yang berbutir penyusun dari
Jawa Barat dapat dibagi 1997). Migrasi lateral halus-medium. facies ini
menjadi 2 kelompok besar, terjadi sepanjang Pada fasies ini didominasi oleh
yaitu endapan yang terjadi permukaan basemen dan bukan termasuk kuarsa dan
pada fasa rifting yang bidang ketidakselarasan reservoar dimana mineral kaolinite.
didominasi oleh endapan atau melalui lapisan jenis litologi yang Visible porosity
non-marine dan fasa berpori. Channel klastik membentuk berada pada
setelah rifting yang dari Formasi Talang Akar, termasuk jenis kisaran 15-20%
didominasi oleh endapan yang mengarah utara litologi dan kategori
laut. Pada litologi pasir selatan, dipercaya menjadi impermeable, batuan pasir
serpih masuk ke dalam jalur migrasi yang penting dimana litologi ini berbutir sedang
fasa Syn-Rift dimana pada daerah ini (Noble sukar dalam dengan selingan
beberapa jenis endapan and others, 1997). mengalirkan batubara
pada fase ini terendapkan Channel ini fluida. porositasnya
secara tidak selaras diatas menghubungkan beberapa B. Lithofasies sebesar 6-14%
endapan fasa awal rifting. cekungan yang Btupasir berbutir masuk kedalam
Sedimen yang mengisi mengandung batuan induk sangat halus (F2) poor dan moderate
endapan ini berasal dari yang telah matang pada Memiliki porosity.
Formasi Talangakar. Pada onshore ke reservoar yang ukuran butir halus D. Lithofasies Batuan
fasa ini lower maember berada pada up dip di dan sortasi baik, Karbonat
dianggap memiliki nilai offshore bagian utara didominasi oleh Argillaceous
ekonomis, sebab reservoar (Noble and others, 1997). mineral kuarsa,

4
Lithofacies ini microporous dan A1 Zona Fn-60,
memiliki sortasi rocktype 14 memiliki sedangkan zona tight
yang baik, sifat aliran yang baik reservoar terdapat pada
berwarna cokelat dengan tipe Sumur IX-8 Zona Fn-
terang memiliki porositasnya 62C.
tekstur macroporous.
wackestone/packst
Tabel 2. Persamaan
one terdapat pada porositas dan permeabilitas
beberapa sampel dari metode HFU
di diendapkan
pada kondisi
shallow marine.
 Zona Hidrokarbon
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
Berdasarkan hasil
analisis petrofisika
studi simulasi reservoar
batuan yang dilakukan
untuk optimalisasi
di 5 sumur tersebut
pengembangan yang
dapat memodelkan
sudah dilakukan terhadap
porositas,
lapangan tersebut, maka
permeabilitas dan
Gambar 4. Reservoar dapat diperoleh
saturasi air. Material
Distribution chart kesimpulan sebagai
microporous
Berdasarkan data berikut :
merupakan jenis
yang sudah di  Berdasarkan data 5
material yang memiliki
dapatkan, maka zona sumur yang sudah
ukuran pori 0.2-0.5
hidrokarbon dari ke-5 dilakukan pengujian,
mikron, sedangkan jika
sumur dapat diurutkan terdpat 8 zona
macroporous memilki
dan di klasifikasikan hidrokarbon dimana 6
ukuran pori 2.5 – 10
berdasarkan tingkat diantaranya prospek
mikron. Untuk jenis
kualitasnya dari yang oil rate/gas
macroporous memiliki
terbaik hingga Gambar 5. Distribusi Tipe  Metode tipe batuan
luas permukaan yang
terburuk yang Batuan berdasarkan metode (rock type) yang
lebih besar sehingga HFU
didasarkan pada dipakai pada analisis
baik digunakan dalam
parameter tipe batuan ini adalah metode HFU
tempat penyimpanan
dan kapasitas alira (Hydraullic Flow Unit)
dan penyerapan dalam
dalam sebuah chart. dimana hasilnya lebih
mengalirkan fluida.
Performa dari sebuah akurat dan bagus
Tabel 1. Tipe Pori Batuan
reservoar juga dapat dengan besar nilai
(Martin 1997) diidentifikasi koefisien korelasi
menggunakan kurva antara porositas dan
SMLP dengan permeabilitasnya
menganalisis nilai >0.75
properti porositas dan Gambar 6. Grafik SMLP  Kualitas yang paing
permeabilitas, dengan sumur IX-13 baik digunakan
menggunakan kurva sebagai reservoar
ini maka dapat adalah rock type 14
Dari 5 sumur ditetukan juga zona- dimana semakin besar
penelitian didapatkan 8 zona yang layak untuk laju aliran fluida dalam
zona hidrokarbon, 6 diproduksi maupun suatu hidrokarbon
diantaranya merupakan tidak. Kurva ini akan maka semakin bagus
data oil rate/gas rate. menunjukkan respon juga kualitas
Berdasarkan analsisi yang signifikan apabila resrvoanya. Dalam
petrofifik melalui dalam sebuah kurva SMLP
pendekatan tipe batuan reservoar terdapat
Gambar 7. menggambrakan
(rocktype) metode kontak air dan adanya Grafik SMLP sumur kondisi reservoar
HFU di dapatkan 8 indikasi tight IX-A1 dalam penentuan zona
jenis rocktype, dimana reservoar. Dari ke-8 Tabel 3. Reservoar
perforasi dan zona
rocktype 7 memiliki reservoar yang performance rank
produksi sehingga
sifat aliran yang paling ditemukan adanya memudahkan dalam
buruk dengan tipe kontak air pada sumur melakukan kualifikasi
porositansya IX-13 dan sumur IX-
5
mengenai kualitas dari
sebuah reservoar.

Referensi

Archie, G.E., 1941, The


electrical resistivity log as
determining some
characteristics,
Transactions of the
American Institute of
Mining, Metallurgical and
Petroleum Engineers 146,
54-62.
Amaefule, J.O., Altunbay, M.,
Tiab, D., dan Keelan,
D.K.,1993, Enchanced
Reservoir Description:
Using Core and Log Data
to Identify Hydraulic
(Flow) Unit and Predict
Permeability in Uncored
Interval/well, SPE 26436,
Proceeding SPE Annual
Technical and Exhibition
in Houston, Texas.
Darling, T. 2005. Well Logging
and Formation Evaluation.
Burlington. USA
Gordon, T.L., 1985. Talang Akar
Coals – Arjuna Subbasin
Oil Source. 14th Annual
Convention Proceedings
(Volume 2), P. 91-120
Hamilton, W. 1979. Tectonics of
the Indonesian region.
United States Geological
Survey Professional Paper,
p. 1078
Herbudiyanto. S., 2016, Geologi
Regional Pertamina Versi
2, PT. PHE ONWJ,
Jakarta.
Laporan Internal dan PPT PT.
PHE ONWJ (2009-2016).
Noble, R. A., 1997,
Differentation of oils from
the NW Java Basin into
three oil types basedon
biomarker composition,
Proceedings of an
International Conference
on Petroleum Systems of
SE Asia & Australia:
Indonesian Petroleum
Association, p. 585-600.

Anda mungkin juga menyukai