Anda di halaman 1dari 6

Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 1

Studi Evaluasi Data Logging Dan Sifat Petrofisika


Untuk Menentukan Zona Hidrokarbon Pada Sumur
Walakpa-1, Lapangan Alaska
Asdi Prasetyo, Sungkono
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: asdimedes@gmail.com

Untuk mencari cadangan minyak yang cukup besar di


Abstrak—Penelitian untuk menganalisa Indonesia , maka perlu dilakukan eksplorasi secara besar-
parameter petrofisika zona reservoir pada sumur besaran serta menyiapkan sumberdaya manusia yang
Walakpa 1 lapangan Alaska dilakukan sebagai upaya berkompeten dalam hal eksplorasi. Eksplorasi mempunyai
pencarian cadangan hidrokarbon. Dalam penelitian ini peran penting dalam produksi minyak bumi. Salah satu cara
dilakukan analisa terhadap data log untuk menentukan eksplorasi minyak bumi adalah menggunakan ilmu geofisika
permeabilitas batuan, menentukan zona reservoir, yang mempelajari struktur bawah permukaan dengan
menghitung porositas efektif formasi, serta menghitung menggunakan pendekatan-pendekatan fisika. Salah satu
saturasi air sebagai informasi nilai optimis kandungan metode eksplorasi minyak bumi adalah analisa data sumur
hidrokarbon didalam lapisan reservoir. Penentuan zona bor (Well-Log). Analisa Well-Log merupakan metode
reservoir didasarkan pada kecocokan hasil analisa pencarian reservoir yang menggunakan suatu data grafik
permeabilitas batuan dengan zona cross over yang kedalaman (terkadang waktu) yang menggambarkan
ditunjukkan oleh log neutron dan log densitas. parameter-parameter fisika hasil pengukuran didalam
Perhitungan porositas efektif dilakukan untuk sebuah sumur pengeboran.
mengetahui seberapa besar pori-pori batuan penyusun Dalam menentukan zona rervoar perlu diperhatikan
reservoir serta digunakan dalam menentukan beberapa parameter petrofisika batuan seperti permeabilitas,
kandungan fluida dari perhitungan saturasi air. Dari porositas, dan saturasi air. Untuk mencari ketiganya
analisa yang telah dilakukan, didapatkan lapisan memerlukan beberapa tahap analisa data Well-Log.
reservoir berada pada kedalaman 157.5-158.5 feet. Nilai Penentuan zona permeable batuan pada sebuah formasi
rata-rata porositas efektif lapisan sebesar 0.1288. dapat dilakukan dengan melihat parameter-parameter
Saturasi air lapisan reservoir didapatkan nilai pengukuran data log dan informasi geologi daerah setempat.
persebarannya berada pada rentang 0.4-0.8 dan rata- Nilai porositas juga dapat dilihat dari data log porositas pada
ratanya sebesar 0.594768 atau sebesar 59.4768 %. Hal data log, namun untuk mencari besar porositas efektif dari
ini menunjukkan hasil optimis hidokarbon karena sebuah lapisan reservoir perlu dilakukan perhitungan dan
saturasi airnya lebih besar dari 50% yang artinya koreksi. Sedangkan untuk menentukan saturasi air (Sw) pada
saturasi hidrokarbon sebesar atau 40.5232 % didalam sebuah formasi memerlukan perhitungan lebih lanjut dari
fromasi tersebut. data-data log yang telah ada dan parameter-parameter
petrofisika yang mendukung. Perhitungan saturasi air juga
Kata Kunci— Posositas Efektif, Saturasi air, Well log. mengalami perkembangan dan modivikasi dari perumusan
dasarnya dikarenakan untuk beberapa kasus formasi batuan
tertentu, Perhitungan saturasi air membutuhkan parameter
I. PENDAHULUAN dan formula yang berbeda. Persamaan yang biasa dikenal
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk dalam perhitungan saturasi air adalah persamaan Archie,
lebih dari dua ratus juta jiwa memiliki kebutuhan yang persamaan Simandoux, persamaan Indonesia, dan persamaan
sangat besar terhadap energi untuk membantu menjalankan Rasio-Resistivitas.
kehidupannya. Bentuk energi yang umum digunakan saat ini Penentuan saturasi air menjadi sangat penting dalam
berasal dari bahan-bahan hidrokarbon yang didapatkan dari analisa sebuah formasi yang diduga reservoir. Hal ini
eksploitasi bawah permukaan bumi. Namun seiring dengan dikarenakan terakumulasinya minyak dan gas bumi dalam
bertambahnya kebutuhan tersebut, cadangan hidrokarbon di sebuah reservoir selalu diiringi dengan banyakya jumlah air
Indonesia semakin menipis yang menyebabkan produksi didalam batuan tersebut. Hal ini akan berguna untuk
hidrokarbon juga semakin berkurang. Salah satu produk mengetahui seberapa besar potensi hidrokarbon tersebut
hasil olahan hidrokarbon yang sangat dibutuhkan adalah dapat diproduksi.
minyak bumi. Menurut data Kementerian Energi dan Berdasarkan latar belakan diatas, maka perlu
Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2011, cadangan dilakukan penelitian sebagai pembelajaran untuk
minyak bumi Indonesia secara total mencapai 7,73227 menentukan zona permeable, menentukan porositas efektif
miliar barel, namun hanya sekitar 4,03957 miliar barel yang dari sebuah lapisan reservoir, menghitung saturasi air dalam
sudah terbukti. Menurut Statistical Review of World Energy lapisan reservoir tersebut, serta mengetahui potensi
2013, cadangan minyak Indonesia akan habis pada tahun hidrokarbon yang terkandung dalam reservoir. Hal ini guna
2024 jika tidak ada tambahan cadangan minyak terbukti.
Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 2

menunjang pembelajaran mahasiswa dalam melakukan Sandstone), Kingak Formation, Sag River Sandstone,
analisa yang tepat dari sebuah data log sumur pengeboran. Shublik Formation.

II. GEOLOGI REGIONAL


Data log sumur yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sumur Walakpa 1 pada daerah penelitian
NPRA (National Petroleum Reserve Alaska). Daerah ini
berada pada daerah barat Alaska bagian utara (North Slope
Alaska). Area penelitian ini mencakup luasan wilayah
sebesar 93.240 km2 seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

Tabel 1. Data lapisan stratigrafi penyusun daerah pengeboran


sumur Walakpa 1

III. METODE
Pengolahan data Well log pada penelitian ini
menggunakan software Ms. Excel, Interactive Petrophysics
3.5, dan Matlab. Data yang digunakan data WALAKPA 1
denga format file *.LAS yang dapat diakses dari alamat
www.energy.cr.usgs.gov. Dari data tersebut akan dilakukan
Gambar 1. Peta letak daerah penelitian National Petroleum
analisa parameter petrofisika untuk menentukan lapisan
Reserve Alaska
reservoir dan prospeknya untuk eksploitasi minyak dan gas
Sumur Walakpa nomor 1 terletak pada jarak 15 mil bumi. Beberapa tahapan diantaranya adalah identifikasi awal
sebelah selatan Barrow, Alaska. Posisi sumur Walakpa 1 lapisan reservoir dengan menentukan zona permeable dan
ditunjukkan pada gambar 2. Sumur ini tergolong cukup tua tidak permeable serta analisa zona cross over pada data log
karena berdasarkan data geological report sumur tersebut, porositas. Selanjutnya dilakukan perhitungan porositas
proses pengeboran mulai dilakukan pada tanggal 25 efektif dan perhitungan saturasi air dari lapisan reservoir
Desember 1979. Setelah pengeboran selesai pada tanggal 23 yang telah ditentukan. Persamaan untuk menentukan
Januari 1980, kedalaman total yang diperoleh dari sumur ini saturasi air yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 3.666 feet. menggunakan persamaan Archie.

3.1 Identifikasi Awal Lapisan Reservoir


Sebagai identifikasi awal dalam penelitian ini,
dilakukan dua tahap yaitu menentukan zona permeable dan
tidak permeable kemudian melakukan analisa zona cross
over pada data log porositas. Dari dua identifikasi tersebut
aka didapatkan lapisan yang diduga sebagai reservoir yang
digunakan untuk menentukan parameter petrofisika
selanjutnya.

3.1.1 Penentuan zona permeabel dan tidak permeabel


Pada tahapan ini digunakan data log Gamma Ray, log
Caliper, log SP, dan log Bitsize. Untuk interpretasi kualitatif
lapisan permeable maupun tidak permeable, dapat dilakukan
dengan meencocokkan keempat data log tersebut terhadap
sifatnya masing-masing yang memberikan penafsiran
terhadap permeabilitas batuan.
Sedangkan untuk interpretasi kuantitatif penentuan
zona permeable dan tidak permeable dilakukan perhitungan
Volume Shale yang menggunakan log GR dan log SP. Dari
Gamba 2. Peta index area penelitian di NPRA. Gambar lingkaran data litologi suatu lapangan dapat dihitung berapa volume
nomor 3 menunjukkan posisi sumur Walakpa 1 shale yang ada pada formasi tersebut. Pada penentuan
Formasi penyusun daerah pengeboran Walakpa 1 Vshale menggunakan data CGR, karena pada lapangan
dari data stratigrafi yang ada menunjukkan formasinya karbonat kandungan Uranium sangat tinggi maka untuk
terdiri dari Torok Formation, Pebble Shale (Walakpa pemilihan data gamma ray lebih baik menggunakan data
CGR. Data CGR sudah dikoreksi dengan kandungan
Uranium. Hasil perhitungan Volume Shale (Vsh) digunakan
Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 3

 −
untuk menghitung porositas efektif. Perhitungan Vshale oleh 𝐷 =  𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠− 𝑏𝑢𝑙𝑘 ………………………………….(2.5)
log gamma ray diberikan oleh persamaan: 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
Keterangan:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 −𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 : densitas matriks (digunakan
V shale = ………………………….……..(2.1)
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥 −𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛 pada sands = 2.65 g/cc)
Selain menggunakan log gamma ray bisa juga dilakuka 𝑏𝑢𝑙𝑘 : densitas pengukuran
perhitungan menggunakan log SP sebagai berikut: 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 : densitas fluida (digunakan
𝑆𝑃𝑙𝑜𝑔 untuk air = 1 g/cc)
𝑉𝑠ℎ 𝑆𝑃 = 1 − ……………………………………..(2.2)
𝑆𝑆𝑃
Dengan: b) menghitung V shale dapat dilakukan dengan
GRlog :pembacaan gamma ray pada tiap interval
menggunakan persamaan 2.1 menggunakan data log
kedalaman
GRmin : pembacaan gamma ray pada lapisan non shale gamma ray.
GRmax : pembacaan gamma ray pada lapisan shale c) menghitung porositas shale dapat dilakukan melalui
SP log : pembacaan kurva SP pada formasi yang dimaksud tahap-tahap berikut:
SSP : harga pembacaan pada kurva SP maksimal  Dengan menggunakan software IP 3.5, dilakukan
analisa lapisan yang mengandung shale dengan
3.1.2 Identifikasi Zona Cross Over melihat defleksi log GR dan log SP. Dari analisa
Setelah dilakuka interpretasi kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan didapatkan kedalaman lapisan
dari lapisan permeable dan tidak permeable. Maka hasil
shale berada pada kedalaman 1700-1730 feet.
tersebut digunakan sebagai acuan untuk tahap selanjutnya
dalam mengidentifikasi lapisan reservoir.  Pindahkan data log WALAKPA 1 pada
Pada tahap ini dilakukan identifikasi zona cross over kedalaman 1700-1730 feet kedalam Ms. Excel
dari data log densitas dan log neutron. Tampilan log densitas untuk dilakukan perhitungan porositas shale.
dari kiri ke kanan satuannya semakin besar. Sedangkan log  Sebelum meghitung porositas shale, perlu
neutron dari kiri ke kanan satuan porositasnya semakin ditentukan terlebih dahulu porositas densitas
kecil. Log densitas akan cenderung defleksi ke kiri dan log
neutron cenderung defleksi ke kanan. Sedangkan untuk (𝐷 ) pada lapisan shale ini dengan menggunakan
lapisan yang mengandung air, kurva kedua log tersebut akan persamaan 2.4.
membentuk separasi positif.  Dengan menggunakan hasil perhitungan porositas
Dari interpretasi dari zona cross over, selanjutnya densitas, maka selanjutnya menghitung porositas
dilakukan pencocokan dengan hasil identifikasi zona total (𝑡𝑜𝑡 ) pada lapisan shale dengan
permeable dan tidak permeable. Hal ini dilakukan agar menggunakan persamaan 2.3.
penentuan lapisan reservoir lebih akurat.
 Porositas shale (𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 ) didapatkan dari rata-rata
3.2 Menghitung Porositas Effektif porositas total (𝑡𝑜𝑡 ) pada lapisan shale.
Setelah didapatkan nilai porositas total (𝑡𝑜𝑡 ), volume shale
(Vshale), dan porositas shale (𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 ) maka sudah dapat
Setelah didapatkan lapisan reservoir maka
selanjutnya adalah menghitung porositas efektif batuan dihitung porositas efektif (𝑒𝑓𝑓 ) dari formasi reservoir.
(𝑒𝑓𝑓 ) yang dapat ditentukan menggunakan persamaan
berikut: 3.3 Menghitung Saturasi Air Pengisi Lapisan Hidrokarbon
𝑒𝑓𝑓 =𝑡𝑜𝑡 − (𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 . 𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 )………………….………(2.3)
Perhitungan saturasi air pada penelitian ini
Keterangan menggunakan persamaan Archie sebagai berikut:
𝑡𝑜𝑡 : porositas total batuan
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 : Volume Shale
𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 : Porositas rata-rata lapisan shale pada 𝑛
𝑆𝑤 = √ 𝑚 ×
𝑎 𝑅𝑤
……………………………………….(2.6)
𝜙 𝑅𝑡
sumur
Untuk menghitung tiga parameter tersebut akan dijelaskan Keterangan:
sebagai berikut:
Sw : Saturasi air pada zona tak terinvasi
a : Faktor tortuositas
a) Menghitung porositas total batuan dapat menggunakan
m : Eksponen sementasi
persamaan : n : Eksponen saturasi (1.8 – 2.5, umum
digunakan 2)
𝑛 2 −𝐷 2 Φ : Porositas
𝑡𝑜𝑡 = √ 2
…………………….…..…………(2.4) Rw : Resistivitas air formasi
Keterangan : Rt : Resistivitas formasi yang sebenarnya
𝑛 : Porositas Neutron
𝐷 : Porositas Densitas Faktor tortuosity pada praktikum ini digunakan
Besar porositas densitas batuan dapat dihitung sebagai sebesar 0.81, sedangkan nilai sementasi (m) dan eksponen
berikut: saturasi (n) yang digunakan masing-masing adalah 2.
Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 4

Resistivitas formasi sebenarnya dapat dilihat dari log dilakukan analisa data log lain yakni log SP sebagai
resistivitas (ILD). Porositas penunjang interpretasi dari log GR. Pada log SP terdapat
Namun untuk menghitung nilai saturasi air formasi pola kemenerusan pada kurva, dan ini dibuat sebuah garis
masih belum dapat dilakukan karena belum mengetahui yang dinamakan shale base line. Dimana garis ini
besar resistivitas air formasi (Rw). merupakan acuan untuk menginterpretasikan permeabilitias
Untuk menentukan resistivitas air formasi, terdapat batuan berdasarkan data log SP, jika kurva log SP
beberapa metode namun dalam praktikum inidigunakan menunjukkan defleksi maka menunjukkan lapisan tersebut
metode picket plot. Dimana metode ini dilakukan dengan bersifat permeable. Semakin tinggi defleksinya maka
membuat crossplot antara data Rt dan porositas efektif semakin besar pula permeabilitas batuan. Kemudian
(𝑒𝑓𝑓 ). Persamaan regresi untuk clean sand diberikan oleh: dilakukan analisa tervadap kurva log Caliper yang
dikorelasikan dengan data log Bistsize. Log bitsize
1 menunjukkan besar kesilnya sumur pengeboran. Ketika
Log () = - log(𝑅𝑡 ) − 𝑛 log(𝑆𝑤 ) + log(𝑎 . 𝑅𝑤 )…..(2.7)
𝑚 garis log bitsize mengalami pembelokan disebuah titik,
maka pada titik tersebut lubang pada sumur mengalami
Dari persamaan regresi linier tersebut maka perlu perubahan bentuk semakin mengecil. Sedangkan log
dicari nilai Rw, karena harga intercept merupakan log (a . Caliper, menunjukkan adanya runtuhan ataupun adanya
Rw) ketika saturasi airnya 100%. Dan slopenya merupakan mud cake pada sebuah lapisan. Volume shale yang telah
1
− . untuk menentukan nilai Rw formasi dihitung menggunakan data log GR dan log SP akan
𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖
membantu interpretasi kuantitatif lapisan permeable dan
dapat dijelaskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
impermeable. Hasil interpretasi lapisan permeable dan
impermeable seperti ditunjukkan pada gambar 3. Daerah
 Menentukan Rw berdasarkan persamaan berikut ini: yang dilingkari warna merah merupakan zona permeable
𝑅𝑡 .𝜙𝑚 yang diidentifikasi sebagai reservoir yang akan dicocokkan
𝑅𝑤 = …………………………………….(2.8) dengan zona cross over log porositas.
𝑎

Dikarenakan jumlah Rw harus 1, maka Rt pada zona Identifikasi yang kedua untuk menentukan lapisan
reservoir adalah dengan melakukan analisa log porositas
reservoir dan porositas efektifnya harus dirata-rata yang terdiri dari log neutron dan log densitas. Tampilan log
terlebih dahulu. densitas dari kiri ke kanan satuannya semakin besar.
Sedangkan log neutron dari kiri ke kanan satuan
 Memasukkan parameter-parameter pada persamaan porositasnya semakin kecil. Log densitas akan cenderung
regresi 2.6. defleksi ke kiri dan log neutron cenderung defleksi ke
kanan. Sedangkan untuk lapisan yang mengandung air,
 Ploting Rt pada sumbu x dan porositas pada sumbu y kurva kedua log tersebut akan membentuk separasi positif.
Jika antara kurva log densitas dan log neutron terjadi
pada kertas log.
penyilangan (cross over) maka daerah inilah yang
 Ploting garis regresi dari persamaan diatas. diidentifikasi sebagai reservoir. Setelah ditampilkan data log
neutron dan log densitas, dicari zona cross over apakah
#misal: nilai Rt regresi = 0.01 sampai 1000 dan
cocok dengan hasil interpretasi lapisan permeable dan
merupakan hasil dari persamaan diatas. Untuk impermeable.
Setelah dilakukan analisa, didapatkan lapisan
plotingnya, nilai  di invers log-kan terlebih dahulu.
reservoir pada kedalaman 157.5-158.5 feet. Hal ketika
 Nilai Rt pada saat  =1 merupakan Rw. dilakukan perbandingan dari analisa zona cross over
terhadap interpretasi lapisan permeable dan impermeable
ternyata terdapat kecocokan. Zona cross over pada log
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN porositas ditunjukkan oleh gambar 4.

4.1 Identifikasi Zona Reseroir


Identifikasi lapisan reservoir yang pertama adalah
menentukan zona permeable dan tidak permeable. Analisa
ini dilakukan untuk mengetahui lapisa mana yang memiliki
permeabilitas tinggi. Hal ini dikarena reservoir adalah zona
yang dimana hidokarbon menempati ruang didalam formasi
batuan serta terdapat ruang untuk mengalir. Maka jika
sebuah formasi memiliki permeabilitas yang tinggi,
kemungkinan terisinya zat lain selain batuan seperti fluida,
gas, dan minyak akan semakin besar.
Interpretasi lapisan permeable dilakukan dengan
analisa log GR, log Caliper, log Bitsize, serta log SP.
Pembacaan log gamma ray jika semakin kecil kurvanya
maka menunjukkan lapisan semain bersifat permeable.
Sebaliknya jika log GR menunjukkan kurva yang tinggi
maka semakin tidak permeable. Pada banyak kasus, kita
belum bisa menyatakan sebuah lapisan bersifat permeable Gambar 3. Interpretasi kualitatif dan kuantitatif lapisan permeable
dan tidak permeable pada data Walakpa 1.
atau impermeable hanya berdasarkan data log GR. Sehingga
Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 5

Porositas Efektif Series1


1590.0
1585.0

Depth
Reservoir pada kedalaman
1580.0
1574.5-1586.5 feet
1575.0
1570.0
0 0.1 0.2

Grafik 1. Kurva persebaran porositas efektif pada lapisan reservoir


pada kedalaman 157.5-158.5 feet sumur Walakpa 1.

4.3 Saturasi Air Lapisan Hidrokarbon


Dari hasil perhitungan porositas efektif pada lapisan
reservoir, selanjutnya dilakukan perhitungan saturasi air
berdasarkan persamaan Archie. Penggunaan persamaan ini
dikarenakan pada laporan geologi sumur Walakpa 1, lapisan
Gambar 4. Zona cross over pada kedalaman 2073-2088 feet sumur reservoirnya terdiri dari lapisan batu pasir. Dari persamaan
Walakpa 1. Archie 2.6, terdapat beberapa parameter selain porositas
efektif yang harus dicari nilainya yakni resistivitas air
4.2 Porositas Efektif lapisan Reserfoir formasi. Untuk menentukan resistivitas air formasi
Sebelum mengetahui hasil perhitungan porositas menggunakan metode picket plot dikarenakan pada data
efektif menggunakan persamaan 2.3, terlebih dahulu dicarai Walakpa 1 tidak diketahui temperatur formasinya.
besarnya porositas total batuan, volume shale, dan porositas Parameter petrofisika yang dihitung antara lain porositas,
shale. saturasi air, dan permeabilitas. Berdasarkan metode Pickett
Untuk menentukan porositas total batuan sebelumnya plot, nilai resistivitas air formasi pada reservoir Walakpa 1
dicari terlebih dahulu porositas densitas menggunakan sebesar 0.4759 Ωm.
persamaan 2.5 dimana 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 yang digunakan untuk kasus Setelah parameter-parameter yang digunakan untuk
ini menggunakan densitas pada pasir yaitu sebesar 2,65 g/cc. perhitungan saturasi air dengan persamaan Archie, maka
𝑏𝑢𝑙𝑘 dapat dilihat langsung dari data log densitas (RHOB) perhitungan dapat dilakukan. Berikut ini disajikan kurva
pada data WALAKPA 1. Sedangkan nilai 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 persebaran nilai saturasi air lapisan reservoir pada
menggunakan densitas air yakni sebesar 1 g/cc. Sehingga kedalaman 157.5-158.5 feet.
dari perhitungan yang dilakukan didapatkan rata-rata
persebaran nilai porositas densitas pada lapisan reservoir
sebesar 0.170039. Dari hasil perhitungan porositas densitas 1590.0 Sw
diatas, maka dapat digunakan untuk menghitung porositas
total dengan menggunakan nilai pada log neutron. Setelah 1585.0
dilakukan perhitungan didapatkan persebaran nilai porositas
Depth

total dengan rata-rata 0.175628.


Kemudian untuk menghitung porositas shale, 1580.0
ditentukan terlebih dahulu lapisan pada sumur WALAKPA
1 yang diduga banyak mengandung shale. Dari hasil analisa 1575.0
yang telah dilakukan menggunakan software IP 3.5
didapakan lapisan shale terbanyak berada pada kedalaman 1570.0
1700-1730 feet. Dikedalaman inilah yang dihitung porositas 0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series1 1
shale nya sesuai dengan langkah-langkah yang telah Sw
dijelaskan pada bab metodologi percobaan. Dan didapatkan Grafik 2. Kurva persebaran nilai saturasi air lapisan reservoir pada
hasil bahwa bersar porositas shale sebesar 0.265728. kedalaman 157.5-158.5 feet sumur Walakpa 1.
Setelah seluruh parameter yang digunakan untuk
menghitung porositas efektif diketahui, maka dilakukan Dari perhitungan saturasi air lapisan reservoir
perhitungan menggunakan persamaan 2.3 dan didapatkan didapatkan nilai persebaran saturasi airnya berada pada
rata-rata nilai porositas efektif lapisan reservoir sebesar rentang 0.4-0.8 dan rata-ratanya sebesar 0.594768 atau
0.128825. Kurva persebaran porositas efektif pada lapisan sebesar 59.4768 %. Persebaran saturasi air menunjukkan
reservoir sebagai berikut: hasil yang optimis menemukan hidokarbon karena nilai
saturasi air lebih besar dari 50%. Dari nilai saturasi air
tersebut memberikan gambaran bahwa saturasi hidrokarbon
pada lapisan reservoir yang digunakan adalah 0.405232 atau
40.5232 % didalam formasi reservoir pada kedalaman
1574.5-1586.5 feet sumur WALAKPA 1.
Laporan Akhir Analisa Sumur Bor 6

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan


bberapa kesimpulan sebagai berikut:

I. Lapisan reservoir didapatkan pada kedalaman


157.5-158.5 feet berdasarkan kecocokan zona cross
over dari log porositas terhadap interprestasi
lapisan permeable dan impermeable.
II. nilai porositas efektif lapisan reservoir yang
didapatkan dari perhitungkan didapatkan rata-rata
sebesar 0.128825.
III. dari perhitungan saturasi air lapisan reservoir
didapatkan nilai persebaran saturasi airnya berada
pada rentang 0.4-0.8 dan rata-ratanya sebesar
0.594768 atau sebesar 59.4768 %
IV. Persebaran saturasi air menunjukkan hasil yang
optimis menemukan hidokarbon karena nilai
saturasi air lebih besar dari 50%. Dari nilai saturasi
air tersebut memberikan gambaran bahwa saturasi
hidrokarbon pada lapisan reservoir yang digunakan
adalah 0.405232 atau 40.5232 % didalam formasi
reservoir pada kedalaman 1574.5-1586.5 feet sumur
WALAKPA 1.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan
asisten pengampu matakuliah Well Log dan semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Departmen of Natural Resources. 2008. “Regional Geologi of the
North Slope of Alaska”. USA.
[2] Harsono, Adi. 1997. “Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”.
Schlumberger Oil Services: Jakarta.
[3] Herbas, Javier. 2009.“Identification of Potential Reservoir sands
within the Torok Formation in a northern portion of the National
Petroleum Reserve – Alaska”. McGill University : Canada.
[4] Irawan, Deni dan Utama, Widya. 2009. “Analisis Data Well Log
(Porositas, Saturasi Air, dan Permeabilitas) untuk menentukan Zona
Hidrokarbon, Studi Kasus: Lapangan ”ITS” Daerah Cekungan Jawa
Barat Utara”. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol. 5, No. 1.
[5] Rider, M. 1996. “The Geological Interpretation of Well Logs 2nd
Edition”. Interprint Ltd, Malta.
[6] Serra, O. and Lorenzo Serra. 2004. “Well Logging Data Acquisition
and Applications”. Serralog: France.

Anda mungkin juga menyukai